PENGARUH DAYA TARIK IKLAN, ENDORSER DAN FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI Agus Dwi Antoro1 [email protected] Rr. Endang Sutrasmawati2 Universitas Negeri Semarang Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis adanya pengaruh daya tarik iklan, endorser dan frekuensi iklan mie Sedaap terhadap efektivitas iklan secara parsial dan simultan.Jumlah sampel sebanyak 115 responden dengan Purposive judgement sampling melalui kuesioner skala likert. Analisis data menggunakan deskriptif persentase dan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penayangan iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan. Simpulan dari penelitian ini adalah terbukti bahwa ada pengaruh daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penayangan iklan terhadap efektivitas iklan Keywords: Daya Tarik Iklan, Endorser, Frekuensi Penayangan Iklan dan Efektivitas Iklan Abstract The purpose of this study was to analyze the influence of advertising appeal , endorser and frequency of advertising noodle Sedaap against advertising effectiveness and simultan partial sample are 115 respondents with a purposive judgment sampling through Likert scale questionnaire . Analysis using descriptive percentages and multiple linear regression . The results showed that the attractiveness of advertising , endorser and frequency of ads affect the effectiveness of ads . Conclusions from this research is evident that there is the influence of advertising appeal , endorser and frequency of ads on the effectiveness of advertising . dua sisi mata uang selain memunculkan peluang baru, adanya persaingan ini juga menimbulkan tantangan baru didunia bisnis. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana menjaga agar bisa mempertahankan perusahaanya dalam ketatnya persaingan dunia bisnis. untuk itu 1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, adanya persaingan ini akan menimbulkan banyak bermunculan peluang baru dalam dunia bisnis. Akan tetapi seperti Seminar and call for paper 2015 727 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 perusahaan berlomba-lomba menciptakan sebuah produk, yang di harapkan bisa menarik konsumen sebanyak mungkin. Konsumen saat ini juga semakin pintar dalam memilih sebuah produk, tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan akan suatu produk saja, tetapi konsumen saat ini juga mempertimbangkan kualitas, harga, kesesuaian produk, selera dan daya beli mereka. Dengan demikian, setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2001). proses pemenuhan informasi. Proses ini dimulai dari kondisi ketidaksadaran (unaware) atau kondisi tidak mengetahui adanya merek tersebut, lalu berlanjut pada kondisi aware atau kondisi mengetahui keberadaan merek yaitu setelah mendapatkan informasi tentang merek tersebut. Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya mampu menyampaikan informasi dengan jelas, hal ini diharapkan dapat menarik perhatian konsumen agar berlanjut pada kondisi selanjutnya yaitu pada kondisi minat. Pada kondisi minat konsumen akan mencari tahu lebih lanjut mengenai merek tersebut dan timbul upaya untuk mencoba merek (Riyanto, 2008). Salah satu bentuk persaingan dalam dunia bisnis ini dapat kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu persaingan iklan produk di berbagai media iklan seperti media elektronik, media cetak dan media online yang baru-baru ini berkembang pesat. Iklan merupakan bagian dari promosi yang dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan informasi dan ampuh menarik konsumen. Dengan banyaknya produk yang beredar saat ini, tentunya juga memunculkan banyak merek juga. Iklan yang memiliki daya tarik membutuhkan para pekerja yang profesional yang memiliki daya tarik dalam memproses iklan, mulai dari perencanaan pesan, perencanaan media hingga bagaimana menyampaikan (expose) pesannya. Menurut Shimp (2003:416) iklan yang memiliki daya tarik yakni iklan yang berbeda diantara sebagian besar iklan, iklan yang serupa tidak akan mampu membuat audience tertarik tetapi akan membuatnya bosan. Iklan tidak terlapas dari sebuah pesan yang dibawa oleh endorser , endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan, endorser berpengaruh terharap proses penyampaian pesan (Hermawan, 2013:45). Hal ini tentunya juga akan memberikan banyak pilihan merek yang ada dipasaran, oleh karena itu produsen harus mampu memberikan tawaran menarik dan berbeda agar konsumen lebih tertarik. Sebelum konsumen menentukan pilihan untuk menggunakan suatu produk, ada serangkaian Seminar and call for paper 2015 728 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Faktor terpenting dalam efektivitas iklan adalah frekuensi penayangan iklan tersebut. Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (2008) frekuensi iklan adalah ukuran jumlah waktu rata-rata orang di pasar sasaran terpapar iklan. Pembelajaran pesan akan bertumbuh dengan tambahan pemaparan, walaupun dangan kecepatan yang berkurang yaitu tiap pemaparan yang berikut menambah lebih sedikit dibandingkan yang sebelumnya Engel et al (dalam Edris, 2008:02). Meskipun beberapa penelitian menyatakan daya tarik iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan, akan tetapi West et al (2008:36) menyatakan bahwa iklan bisa sangat aman dan efektif tanpa adanya daya tarik. Dari penelitian terdahulu mengatakan bahwa endorser berpengaruh secara positif terhadap efektivitas iklan Setiawan & Dirgantara (2011:22) dan menurut Ohanian & Roobina (1990:49) menyatakan bahwa endorser (bintang iklan) dapat digunakan sebagai acuan masyarakat untuk membeli produkproduk tertentu. Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa endorser dalam sebuah iklan akan dapat meningkatkan penerimaan pesan, akan tetapi penggunaan endorser yang tidak sesuai dengan iklan akan menurunkan tingkat penerimaan pesan dan akan membawa dampak negatif terhadap produk (Hunt, 1993:6) Studi tentang efektivitas iklan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dikaji dalam penelitian. Pertama yaitu daya tarik iklan, beberapa penelitian terdahulu pernah mengupas hubungan antara daya tarik iklan berpengaruh secara positif terhadap efektivitas iklan dan sikap terhadap merek (Shapiro & Krishnan (2001:12), hal serupa juga dinyatakan oleh Indriani & Hendiarti (2009:97) menyatakan bahwa daya tarik iklan dapat meningkatkan efektivitas iklan. Meskipun beberapa penelitian menyatakan daya tarik iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan, akan tetapi West et al (2008:36) menyatakan bahwa iklan bisa sangat aman dan efektif tanpa adanya daya tarik. Penelitian (Sufa & Munas, 2012:5) menunjukkan bahwa frekuensi iklan berpengaruh secara positif terhadap efektivitas iklan ,dan iklan akan lebih efektif jika penayanganya pada waktu yang tepat sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pengulangan pesan iklan cukup berpengaruh dalam menarik perhatian, menimbulkan rasa tertarik, keinginan dan mendorong konsumen untuk melakukan tindakan pembelian (Edris, 2008:10). Akan tetapi dalam penelitian Prasad & Asa (2013:4) menyatakan bahwa penayangan iklan yang berlebihan juga menimbulkan efek yang merugikan, iklan yang memiliki frekuensi Beberapa penelitian terdahulu pernah mengupas hubungan antara daya tarik iklan berpengaruh secara positif terhadap efektivitas iklan dan sikap terhadap merek (Shapiro & Krishnan (2001:12), hal serupa juga dinyatakan oleh Indriani & Hendiarti (2009:97) menyatakan bahwa daya tarik iklan dapat meningkatkan efektivitas iklan. Seminar and call for paper 2015 729 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 penayangan yang sering akan menimbulkan kebosanan. penghargaan Top Brand Index, Mie Sedaap mampu menduduki peringkat kedua. Di era yang serba cepat ini sebagian besar orang memilih untuk mengkonsumsi makanan instan, yang dianggap lebih mudah diperoleh dan lebih praktis. Situasi ini mendorong berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan instan untuk berinovasi menciptakan produk yang berkualitas untuk dapat menarik konsumen. Di indonesia banyak produk makanan instan salah satunya adalah produk mie instan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Swa (di kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Semarang) tahun 2014, pada tabel 1.4 menunjukkan bahwa merek Mie Sedaap memperoleh penilaian Top of mind (TOM) advertising sebesar 17,5 dan TOM brand sebesar 16,6 Angka ini menunjukkan adanya masalah efektivitas dalam periklanan yang dilakukan Mie Sedaap, karena ternyata banyak orang yang lebih ingat iklannya dari pada ingat mereknya, sedangkan tujuan beriklan adalah agar khalayak lebih mengenal dan mengingat mereknya. Mie instan adalah salah satu jenis makanan instan yang sangat cepat perkembanganya, di Indonesia ada banyak merek mie instan yang bersaing dalam pasar makanan instan ini. Salah satunya adalah merek Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT. Wingsfood, sebuah perusahaan yang sudah lama bergelut dalam bidang makanan di Indonesia. Di pasar mie instan indonesia, Mie Sedaap merupakan merek yang cukup diperhitungkan, terbukti semenjak di luncurkan pada tahun 2003 hingga sekarang. Mie Sedaap mampu menjadi pesaing utama Indomie yang lebih dulu meguasai pasar mie instan Indonesia. Top Of Mind, adalah nama suatu merek atau brand yang disebutkan pertama kali oleh seseorang, berada pada posisi yang istimewa. Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain Aaker (dalam Rosandini 2012:37). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penayangan iklan berpengaruh secara simultan terhadap efektivitas iklan Mie Sedaap. Merek Indomie telah melekat di benak konsumen dan menjadi Top Of Mind merek mie instan di Indonesia. Akan tetapi hal tersebut tidak menurunkan optimisme Mie Sedaap untuk meraih pangsa pasar mie instan yang banyak dikuasai oleh Indomie. Sejak peluncuran awal Mie Sedaap hingga sekarang, produk merek Mie Sedaap mampu mengurangi dominasi merek mie instan Indomie dibuktikan dengan adanya Seminar and call for paper 2015 Berdasarkan uraian di atas dapat disusun hipotesis dan model penelitian sebagai berikut : H1 : Ada pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan mie Sedaap H2 :Ada pengaruh endorser efektivitas iklan mie Sedaap 730 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 terhadap H3 :Ada pengaruh frekuensi Penanyangan iklan terhadap efektivitas iklan mie Sedaap Sertakan keterangan untuk setiap simbol rumus. H4 :Ada pengaruh daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penanyangan iklan terhadap efektivitas iklan mie Sedaap Y = C + I + G + (X - M) Keterangan : Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pikir teoritis yang dikembangkan dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 Y = Pendapatan Nasional C = konsumsi masyarakat . I = investasi G = pengeluaran pemerintah X = ekspor M = impor 4. Hasil dan Pembahasan Teorema 1. Penulisan teorema, contoh, preposisi, catatan, gambar, dan tabel harus ditulis berurutan berdasarkan mana yang lebih dahulu dituliskan dalam artikel. 2. Landasan Teori Judul bab yang lebih dari satu baris sebaiknya dituliskan menggunakan rata kiri Tabel 1. Tabel atau gambar yang besar sebaiknya ditampilkan secara jelas 2.1 Sub-Bab Sub bab ditulis tebal (bold) dengan huruf kapital setiap awal kata (capitalize each word). Judul Sub-bab ini ditulis rata kiri. No 2.1.1 Sub-Bab Item 1 Item 2 Item 3 1-1 1-2 2-1 2-2 3-1 3-2 Sebaiknya hindari adanya sub-sub-sub bab. 1 A B C D E F 3. Metodologi Penelitian 2 G H I J K L Rumus/ formula tidak perlu diberi nomor urut. Format penulisan rumus adalah parenthesis Berikut contoh penulisan rumus. Seminar and call for paper 2015 Sumber: data yang diolah (2013) Setiap gambar diberi judul gambar tepat di bawah gambar dan diletakkan center (di 731 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 tengah teks). Sementara judul tabel dituliskan tepat di atas tabel. Judul gambar dan tabel dituliskan dalam format lower case kecuali huruf pertama pada kata pertama judul. Setiap tabel dan gambar diberi keterangan sumber. Berikut contoh Saran dituliskan secara komprehensif dengan bahasa yang mengalir dan mencakup saran teoritis dan saran implikasi praktis. Acknowledgement Paragraph ini adalah paragraph optional (bisa ada jika diperlukan atau dihilangkan sesuai kebutuhan) yang berisi pengakuan penghargaan terhadap individu, lembaga, atau pihak-pihak yang berkontribusi terhadap penelitian ini. Gambar 1. Model Penelitian 5. Simpulan REFERENSI < Contoh > Referensi ditulis penulis pertamanya saja diikuti dengan et al. jika lebih dari satu penulis, sebagai contoh Fairfield et al. (2003) atau (Fairfield et al, 2003). Daftar sebaiknya ditulis berdasarkan urutan abjad dari nama penulis, lalu tahun publikasi. Cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis – tahun publikasi – judul artikel – nama jurnal/ nama proceeding/ judul buku ditulis italic dan setiap kata pertama ditulis kapital – volume jurnal – ISSN/ISBN – penerbit – kota – halaman jurnal atau halaman buku yang disadur. Disarankan untuk menghindari penggunaan referensi dari website yang keberadaannya tidak dikenal. Jika menggunakan referensi website sertakan juga tanggal diunduhnya. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 6. Saran Scott, S. G., & Bruce, R. A. 1994. Determinants of Innovative Behavior: a Path Model of Individual Seminar and call for paper 2015 Hui, C., Wong, A., & Tjosvold, D. 2007. Turnover Intention and Performance in China: The Role of Positive Affectivity, Chinese Values, Perceived Organizational Support and Constructive Controversy. Journal of Occupational and Organizational Psychology, Vol. 80, pp: 735-751 Jones, G. R. 2001. Organizational Theory Text and Cases 3rd. New Jersey: Prentice-Hall, Inc 732 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Innovation in the Workplace. Academy of Management Journal, Vol. 37, No. 3, pp: 580-607 Seminar and call for paper 2015 733 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Seminar and call for paper 2015 734 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015