Dana Asing Keluar Seiring Minim Sentimen Positif

advertisement
MedanBisnis
Penanggung Ja
wab RRubrik
ubrik :Hisar Ha
sibuan
Jaw
Hasibuan
5
KEUANGAN & BURSA
Senin, 10 Juli 2017
BI Sudah Kirim
Spesimen Uang Baru
REALISASI
NILAI
INVESTASI
KEK
MedanBisnis – Jakarta
Usai menerbitkan uang baru, setiap bank sentral di dunia saling
mengirimkan contoh atau spesimen uang yang baru diterbitkan.
Hal ini dilakukan, sebagai langkah sosialisasi mata uang sebuah
negara ke negara lain, agar setiap mata uang bisa dikenal di
masing-masing negara.
"Bank Indonesia (BI) mengirim spesimen uang barunya ke
bank sentral lain untuk informasi, begitupun sebaliknya bank
sentral lain mengirimkan ke BI," kata Direktur Eksekutif
Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi, pekan lalu.
Suhaedi mengatakan, hal ini juga dilakukan saat BI menerbitkan
uang emisi baru pada 19 Desember 2016 lalu. Saat itu BI
menerbitkan 11 uang rupiah baru tahun emisi 2016 yang terdiri
dari tujuh jenis uang kertas dan empat jenis uang logam. Uang
emisi baru ini menjadikan 12 pahlawan nasional sebagai gambar
desainnya.
BI menerbitkan uang kertas baru dengan nominal Rp 100.000,
Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 2.000, Rp 1.000.
Kemudian untuk uang logam pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200
dan Rp 100. Semua jenis uang baru tersebut, menurut Suhaedi
spesimennya sudah dikirimkan ke bank sentral di seluruh dunia.
"Sebagai sarana informasi kalau kami sudah menerbitkan mata
uang baru, tapi rupiah itu tetap harus digunakan di dalam negeri,"
tambah Suhaedi.
Suhaedi menyebutkan, bagi warga negara Indonesia (WNI)
yang ingin bepergian ke luar negeri, diimbau utuk menukarkan
mata uang di money changer resmi di Tanah Air. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah transaksi pembayaran ketika sampai di
negara tujuan.
dtf
SEBUAH truk
kontainer
melintas disekitar
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) di
Palu, Sulawesi
Tengah, Sabtu (8/
7). Dewan
Nasional Kawasan
Ekonomi Khusus
(KEK) mencatat
realisasi nilai
investasi di 11
KEK mencapai
Rp221 triliun per
30 Juni 2017 .
Gerbang Pembayaran
Nasional Bisa Hemat Devisa
antara foto/mohamad hamzah/pd/17
MedanBisnis – Jakarta
Bank Indonesia (BI) menilai adanya national payment gateway
(NPG) atau gerbang pembayaran nasional bisa menghemat devisa.
Hal ini karena pemrosesan transaksi dilakukan di dalam negeri.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan NPG akan
menciptakan efisiensi yang besar di sistem pembayaran Indonesia. "Secara umum karena transaksi penyelesaiannya akan banyak
di dalam negeri, kami harap akan ada penghematan devisa dan
efisiensi," kata Agus di Jakarta, pekan lalu.
Agus menambahkan dengan infrastruktur yang saling
terhubung maka efisiensi dan penghematan akan besar sekali.
"Jadi nanti yang harus diyakinkan adalah bank harus mencerminkan nilai transaksi yang wajar, karena tarif akan dievaluasi
dan akan ditetapkan oleh BI," imbuh Agus.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja
Setiaatmadja mengatakan NPG bukan hanya masalah biaya.
"Tetap akan ada biaya untuk proses namun jadi menghemat
devisa karena tidak perlu bayar fee ke Visa dan MasterCard dan
kita semua punya platform transaksi yang sama," kata Jahja.
Saat ini pemrosesan transaksi pembayaran domestik masih
dilakukan di luar negeri. Indonesia masih harus membayar fee
ke penyelenggara sistem pembayaran asing contohnya Visa dan
MasterCard. Dengan NPG, pemrosesan atau routing transaksi
pembayaran akan dilakukan di dalam negeri. Hal ini dinilai lebih
efisien dan lebih aman.
dtf
Saham MDRN Belum
Layak Dibekukan
MedanBisnis – Jakarta
Semenjak menutup seluruh gerai 7-Eleven, saham sang induk
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) tidur di level terendah
Rp 50 alias gocap. Hingga kini saham MDRN masih tak bergerak.
Meski begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku regulator
pasar modal belum akan menjatuhkan suspensi kepada saham
MDRN. Sebab MDRN masih memiliki entitas usaha yang
menghasilkan, seperti PT Modern Data Solusi dan PT Modern
Photo Industry.
Meskipun PT Modern Sevel Indonesia (MSI) menyumbang
porsi pendapatan paling besar, PT Fresh Food Indonesia juga
otomatis terguncang, sebab entitas ini yang menyuplai produk
untuk Sevel.
"Mereka masih punya bisnis yang lain masih hidup dan masih
punya penghasilan. Jadi belum masuk kriteria untuk bisa
disuspen," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul
Hidayat di Gedung BEI, Jakarta, pekan lalu.
Samsul juga memandang MDRN masih memenuhi
persyaratan good corporate governance (GCG) di mata BEI. Sebab
MDRN masih mengumumkan terkait penutupan seluruh gerai
Sevel per 30 Juni 2017 melalui keterbukaan informasi.
"GCG kan sebenarnya dari sisi kita hanya akan mereka
melaporkan kejadian ini dan ini lebih pada dari risiko bisnis dan
bisa terjadi. Karena kan GCG hanya pengawasan perencanaan
perusahaan jadi ini risiko bisnislah ya," imbuhnya.
Meskipun begitu, pihak MDRN sudah menginformasikan
kepada BEI terkait penyebab keputusan perusahaan menutup
Sevel. Salah satunya beban operasi yang terlalu besar, termasuk
imbas dari kebijakan pemerintah yang melarang penjualan
minuman beralkohol di tempat-tempat tertentu.
"Mereka cerita (terkait pelarangan penjualan minuman
beralkohol), hanya itu berdampak minor saja. Ya memang
(kinerjanya) langsung anjlok, tapi mereka menyebutkan itu cuma
berpengaruh, enggak terlalu besar," tandasnya.
dtf
Aset Bank Umum Kaltim
Capai Rp 94,57 Triliun
MedanBisnis – Samarinda
Aset bank umum yang beroperasi di Provinsi Kalimantan
Timur hingga periode Mei 2017 mencapai Rp 94,57 triliun,
sehingga kondisi ini menggambarkan bahwa perkembangan
perbankan masih tumbuh lebih tinggi ketimbang tahun
sebelumnya.
"Sepanjang tahun 2016, aset bank umum di Kaltim Rp 93,28
triliun, berarti terjadi kenaikan di Mei 2017 yang menggambarkan
salah satu indikasi adanya kepercayaan positif terhadap
perkembangan bank," ujar Kepala Bank Indonesia Provinsi
Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, akhir pekan lalu.
Namun demikian, lanjutnya, jika dibandingkan dengan
beberapa tahun sebelumnya, terjadi sedikit penurunan aset.
Misalnya, di tahun 2013, asetnya senilai Rp 101,47 triliun karena
saat itu ekonomi Kaltim memang tumbuh tinggi.
Sedangkan jika dibandingkan dengan 2014 yang nilai aset bank
umum sebesar Rp 94,19 triliun, kemudian dibandingkan dengan
tahun 2015, tentu perkembangannya jauh lebih baik, apalagi data
ini baru Mei, sehingga diyakini akan lebih meningkat lagi hingga
akhir 2017.
Aset bank umum Kaltim yang sebesar Rp 94,57 triliun hingga
Mei 2017 itu tersebar di sembilan kabupaten/kota di Kaltim
(Kabupaten Mahakam Ulu belum tercatat) dengan aset tertinggi
pada bank umum di Kota Samarinda dengan nilai Rp 43,51 triliun.
Aset bank umum di Samarinda ini berfluktuasi jika dilihat
perkembangannya dari tahun ke tahun, misalnya pada 2013
senilai Rp 49,16 triliun, tahun 2014 turun menjadi Rp 43,61 dan
tahun 2015 sedikit naik menjadi Rp 43,92 triliun.
Berada di posisi terbanyak ke-2 pada Mei 2017, lanjutnya,
adalah bank umum di Kota Balikpapan dengan nilai aset Rp 27,93
triliun, diikuti bank umum di Kota Bontang yang senilai Rp 8,56
triliun. Kemudian posisi ke-4 adalah aset bank umum di
Kabupaten Berau dengan nilai Rp 3,54 triliun, diikuti aset bank
di Kabupaten Kutai Timur dengan Nilai Rp 3,46 triliun.
"Selanjutnya di posisi ke-6 adalah aset di Kabupaten Kutai
Kartanegara senilai Rp 2,94 triliun, di Kabupaten Paser Rp2,46
triliun, di Kabupaten Kutai Barat Rp 1,71 triliun, dan ke-9 aset
bank umum di Kabupaten Penajam Paser Utara senilai Rp 323
miliar," ujar Nur.
ant
Dana Asing Keluar Seiring
Minim Sentimen Positif
MedanBisnis – Jakarta
Analis pasar modal Lucky Bayu Puronomo menilai dana investor
asing yang cenderung keluar dari pasar saham dalam beberapa hari
terakhir ini seiring dengan minimnya sentimen positif yang beredar,
baik dari eksternal maupun domestik.
"Bank sentral AS (The Fed) yang belum
memberikan sinyal waktu kenaikan suku
bunga acuannya serta proyeksi ekonomi
domestik yang melambat dijadikan alasan
investor untuk melakukan aksi jual," kata
Lucky Bayu Purnomo yang juga analis
dari Danareksa Sekuritas di Jakarta,
pekan lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indone-
sia, tercatat investor asing di pasar saham
domestik membukukan jual bersih atau
foreign net sell sebesar Rp 1,828 triliun
selama sepekan atau pada periode 3 Juli
hingga 7 Juli 2017.
Investor asing yang mencatatkan jual
bersih itu, menurut Lucky Bayu Purnomo,
menjadi salah satu faktor yang menahan
laju indeks harga saham gabungan (IH-
SG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang pekan lalu. "Dalam sepekan, IHSG
mengalami pelemahan sekitar 0,25%,"
katanya.
Ia mengemukakan bahwa notula Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada
tanggal 13-14 Juni 2017 yang dirilis pada
pekan pertama Juli ini menghasilkan
kebijakan yang bervariasi. Dengan demikian, sinyal kepastian waktu kenaikan
suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate)
tidak terbaca investor.
"Situasi itu membuat spekulasi di pasar
saham, dan investor cenderung memilih
untuk keluar," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, proyeksi
Bank Indonesia terhadap ekonomi
kuartal II-2017 (April-Juni) yang akan
lebih rendah daripada perkiraan
sebelumnya menambah sentimen negatif
bagi pasar saham.
Sementara itu, Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya
mengatakan bahwa fundamental
ekonomi nasional yang relatif masih
kondusif akan menarik kembali dana investor asing yang keluar.
"Ekonomi kita masih kondusif, kondisi
itu tentu akan membuat kinerja emiten
positif sehingga memicu investor mengakumulasi saham," katanya.
ant
UNSP Bukukan Penjualan Rp 414 Miliar
MedanBisnis – Jakarta
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
(UNSP) membukukan peningkatan penjualan 24% menjadi Rp 414 miliar dan
laba kotor naik 355% menjadi Rp 210
miliar sepanjang kuartal pertama 2017
dibandingkan periode sama 2016.
Direktur dan Investor Relations UNSP
Andi W Setianto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, pekan lalu.
mengatakan kinerja positif tersebut
ditopang penjualan sawit dan karet.
"Manajemen optimistis, kinerja perseroan akan terus membaik pada tahun
ini. Apalagi, berdasarkan siklus, produksi
sawit biasanya mulai meningkat pada
kuartal kedua dan mencapai puncaknya
di semester kedua setiap tahun. Tahun ini
kami optimistis tumbuh jika dibanding
tahun 2016," katanya.
Dikatakan, dalam kuartal pertama 2017
penjualan sawit sebesar Rp 253 miliar dan
komoditas karet Rp 161 miliar. Perseroan
terus melakukan serangkaian program
revitalisasi perkebunan dan fasilitas
produksi untuk menjaga produktivitas
kebun inti sawit dan karet, di tengah
fluktuasi harga komoditas CPO (crude
palm oil ) dan karet dunia di kuartal
pertama 2017 serta diskon harga jual CPO
domestik akibat kebijakan CPO Fund
Pemerintah memungut US$ 50 per ton
CPO untuk subsidi program biodiesel
nasional.
Menurut Andi, harga komoditas sawit
utama yaitu CPO fluktuatif dari level
bulanan US$ 720 per ton per ton FOB
Malaysia di Januari hingga ke level US$
660 per ton di Maret 2017.
"Perseroan mengikuti protokol RSPO
(Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan
ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil)
yang menjunjung tinggi prinsip ramah
lingkungan dan keberlanjutan, di antaranya kebijakan tanpa membakar dalam
melakukan kegiatan perkebunan," katanya.
KOLOM
Perseroan juga telah melakukan inovasi
melalui pengembangan bibit unggul yang
menghasilkan produksi buah sawit lebih
banyak dengan luasan lahan kebun yang
sama.
Saat ini dengan luas pertanaman sawit
nasional kurang lebih 10 juta hektare, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO
per tahun, dengan bibit unggul maka
potensi produktivitas bisa meningkat
menjadi 80 juta ton CPO per tahun
setelah program peremajaan pohon sawit.
Produktivitas bibit unggul perseroan
bisa menghasilkan 35 ton buah sawit per
hektar dan ekstraksi CPO nya 23%, atau
sekitar delapan ton CPO per hektar per
tahun, sesuai hasil lapangan bibit unggul
perseroan yang sudah disertifikasi.
Dengan bibit unggul, luas lahan kebun
tidak perlu bertambah dan menghasilkan
produksi CPO berlipat ganda serta meningkatkan lagi produksi biodiesel untuk
ketahanan energi nasional.
Perseroan melihat bibit unggul dan
pendampingan petani pemilik lahan
pertanaman sawit nasional kurang lebih
empat juta hektar adalah kunci produktivitas berkelanjutan sawit sebagai komoditas strategis nasional.
Direktur Utama UNSP M Iqbal
Zainuddin menambahkan, strategi
peningkatan produktivitas berkelanjutan
yang sedang dilakukan akan lebih banyak
lagi dirasakan dampak positifnya dalam
jangka menengah dan panjang.
"Melanjuti fokus peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami akan
lanjutkan dengan langkah konkrit
peningkatan produktivitas aset lainnya
dan perbaikan struktur permodalan.
Kami optimistis, dalam jangka menengah
dan panjang nanti perusahaan ini akan
kembali bangkit menemukan momentum
yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," katanya.
ant
GUNAWAN
Jalan Panjang Menciptakan Stabilitas Ekonomi
HAMPIR BISA dipastikan
bahwa terjadi aliran investasi
yang cukup besar di pasar keuangan domestik. Aliran investasi
tersebut setidaknya menjadi
amunisi bagi kinerja indeks
harga saham gabungan (IHSG)
di tengah ketidakstabilan perekonomian dunia saat ini. Indonesia masih memiliki daya tarik
dari kenaikan peringkat tersebut.
IHSG diyakini akan menembus
level 6.000 dalam waktu dekat, atau
setidaknya hingga akhir tahun ini.
Hal inilah yang menjadi catatan
penting bagi kita untuk mengukur
seberapa besar pelaku pasar tertarik
dengan pasar keuangan domestik.
Dan saya tetap berkeyakinan bahwa
Indonesia masih cukup menarik
dari segi apapun di tengah perlambatan yang terjadi di belahan
negara di dunia.
Namun konteksnya adalah
bukan sepenuhnya dikarenakan
oleh membaiknya kinerja ekonomi nasional. Akan tetapi, Indonesia juga diuntungkan oleh
kondisi negara lain yang kinerja
perekonomiannya terus memburuk. Nah, momentum ini akan
dimanfaatkan oleh investor dengan memberikan banyak investasi di pasar keuangan domestik.
Hanya saja, saat ini kita dikhawatirkan oleh memburuknya
kemampuan belanja pemerintah
untuk mendorong perekonomian khususnya infrastruktur.
Sejauh ini, defisit anggaran yang
ditetapkan memang memberikan ruang bagi terciptanya pembiayaan infrastruktur. Namun,
kita membutuhkan lebih dari
sekadar APBN. Keterlibatan
pihak swasta baik domestik maupun asing dibutuhkan sinerginya
untuk dijadikan motor pembangunan.
Aliran modal dari pengampunan pajak sejauh ini dinilai
masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Harapannya adalah kemitraan dalam mengakselerasi pembangunan nasional.
Kemitraan tersebut dapat menyelesaikan sebagian permasalahan pembangunan yang tersendat dari sisi pendanaan. Nah
dibutuhkan upaya untuk meyakinkan investor tersebut agar
masalah pendanaan ini tidak
mengakar dan menjadi kendala
yang
rumit
untuk
mengakselerasi pembangunan.
Selanjutnya pemerintah juga
perlu menjaga stabilitas nasional
di semua bidang, salah satunya
adalah politik. Karena kestabilan
politik ini turut menjadi rujukan
bagi investor sebelum membenamkan investasinya disini.
Meskipun investor juga tidak
melulu mengacu kepada perkembangan politik dalam keputusan investasinya, selama dinamika politik itu tidak merusak
fundamental perekonomian itu
sendiri.
Setelah kenaikan peringkat
oleh S&P, pemerintah sebenarnya juga mendapatkan berkah
dari membaiknya outlook yang
tentunya imbas dari kenaikan
peringkat tersebut. Bahkan sejumlah lembaga pemeringkat
lainnya seperti Moody’s dan
Fitch juga sudah bersiap-siap
untuk menaikkan peringkat satu
level di atas layak investasi.
Sejumlah lembaga pemeringkat internasional termasuk yang
ada di Jepang umumnya lebih
cepat dalam memberikan outlook terkait dengan perekonomian nasional. Sejumlah analis
pun langsung memberikan paparan risetnya terkait dengan
membaiknya imbal hasil surat
utang
kita.
Semuanya
memprediksi turun besaran
imbal hasil tersebut. Setidaknya
ada potensi penurunan sebesar
50 basis poin.
Nah, penurunan imbal hasil
ini nantinya akan mengurangi
beban pemerintah dalam menerbitkan utang. Dan tentunya diharapkan mampu menjadi motor penggerak kemampuan pemerintah dalam menghimpun
dana pembangunan. Upayaupaya yang dilakukan saat ini
seperti perbaikan infrastruktur
memang sedikit banyak memberikan gambaran positif terkait
dengan upaya untuk memper-
baiki kondisi fundamental perekonomian nasional.
Namun, bukan berarti ini pekerjaan yang mudah. Semuanya
butuh eksekusi secara berkelanjutan. Untuk menciptakan
iklim investasi yang baik bukan
semata-mata kita hanya berbicara
tentang perekonomian saja. Lebih
dari itu, ada aspek-aspek lain yang
memengaruhi sehingga stabilitas
dibutuhkan di banyak titik yang
memiliki korelasi kuat terhadap
kebijakan investasi.
Guna
wan Benj
amin, pengaGunawan
Benjamin,
ma
onomi, alumnus UGM
matt ek
ekonomi,
Yog
yakar
ta, bek
er
ogyakar
yakarta,
beker
erjj a sebagai
dosen dan analis di salah sa
tu
satu
perusahaan sekuritas di Kota
Medan.
Download