PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016
B19
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI
PENGAJUAN PERKARA GUGATAN TINGKAT PERTAMA
BERBASIS WEB DENGAN FITUR MOBILE
(Studi Kasus :BAGIAN KEPANITERAAN MUDA PERKARA
PTUN PADANG)
1,2)
Husnil Kamil1), Hadiyatul Husna2)
Prodi Sistem Informasi FTI Universitas Andalas
Kampus UNAND, Limau Manis, Padang
Email: [email protected])[email protected])
ABSTRACT
1. Pendahuluan
Litigation administrative information system is an
information system that manages the administration of
litigation at the Deputy Registrar Case in the
Administrative Lower Court (Administrative Court)
Padang. Currently the filling process of a case in the
Administrative Lower Court Padang requires the ligitant
to come directly to the court. It can be difficult for
ligitant that not a Padang City resident. Therefore, it
needs a information system that enable the
administration of litigation is done by doing online. This
system developed by using Rational Unified Process. The
stages of development system are business process
modeling, description of requirements, analysis and
design, implementation phase, the testing phase.
Modeling of bussiness process is done by using Business
Process Modeling Notation. Functional requirements
description is taken from bussiness modelling and
outlined in a form of a table. Analysis and design is done
by using use case diagrams, use case scenarios,
sequence diagrams. The implementation phase is done
by making the design of Entity Relationship Diagram
(ERD) and Class Diagram and interface design. At the
implementation stage, there is activity of coding the
system by using PHP programming language for web
application and Java for mobile application. The result
of this stage is as system that had been tested by using
the black box method. The test results indicate that the
ligitation administrative information system is built
according to the functional requirement that had been
set from previous step.
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) merupakan
salah satu lembaga peradilan di Indonesia di bawah
kekuasaan Mahkamah Agung, yang mengurus sengketa
yang terjadi pada pelaksanaan administrasi negara atau
tata usaha negara. Sama seperti beberapa lembaga
peradilan lainnya, PTUN saat ini sudah mulai
menerapkan sistem informasi dalam pelaksanaan
aktifitas instansinya. Salah satu dari sistem informasi
yang telah diterapkan di PTUN adalah Sistem Informasi
Administrasi Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara
(SIAD-PTUN). Aplikasi SIAD-PTUN merupakan
aplikasi yang dapat membantu pengguna dalam
mengolah data administrasi perkara.
Walaupun telah menggunakan sistem informasi
dalam pengolahan data perkara, PTUN Padang masih
mengandalkan sistem manual dalam aktifitas penerimaan
perkara. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
dalam proses penerimaan perkara tersebut, penggugat
harus datang langsung ke PTUN Padang untuk
mengajukan gugatan yang dimilikinya. Pengajuan
gugatan secara langsung memiliki kekurangan. Pihak
penggugat yang berdomisili di luar kota Padang harus
mengalokasikan biaya dan waktu untuk mengurus proses
administrasi.
Dengan kemajuan teknologi saat ini harusnya
pengajuan perkara dapat dilakukan dimana saja. Salah
satu kemajuan teknologi saat ini adalah berkembangnya
aplikasi web yang dapat diakses kapan saja dan dimana
saja serta meningkatnya penggunaan perangkat mobile.
Menurut data dari eMarketer saat ini pengguna
smartphone di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 38.2
juta pengguna[1]. Tahun 2018 Indonesia diprediksikan
akan menjadi negara dengan pengguna smartphone
terbesar ke-4 di dunia dengan perkiraan jumlah
pengguna 103 juta pengguna.Perangkat mobile ini dapat
dimanfaatkan sebagai perangkat dalam mengakses
sistem informasi yang diperlukan. Salah satu kelebihan
perangkat mobile adalah portabilitasnya sehingga dapat
Keywords
Information
System,
Ligitation
administrative,
Administrative Lower Court, Rational Unified Process
109
B19
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016
dibawa kemana saja. Dengan menggunakan perangkat
mobile, pengguna bisa mendapatkan informasi kapan
saja dan dimana saja.
Pengajuan perkara dengan penerapan sistem
informasi bukan merupakan hal yang baru. Sudah ada
beberapa penelitian yang membahas tentang sistem
informasi pengajuan perkara. Salah satunya Laporan
Akhir oleh Octari Ameliya Kirti dengan judul Sistem
Informasi Pendaftaran Perkara Online Pada Pengadilan
Agama Palembang Kelas 1A. Selain itu, beberapa
pengadilan di Indonesia juga sudah menerapkan sistem
informasi pada aktifitas tersebut, sebagian lainnya masih
merencanakan sistem tersebut sebagai inovasi baru.
Salah satu pengadilan yang telah menerapkan sistem
seperti ini yaitu, Pengadilan Agama Ponorogo. Hal
tersebut tertera dalam tulisan Inovasi Pelayanan Publik
Peradilan 2015 Sistem Informasi Pendaftaran Perkara
(SIDaRa) dengan penanggung jawab Drs. Abdullah
Shofwandi, yang menjelaskan mengenai sistem
informasi pendaftaran perkara yang diterapkan di
lingkungan Pengadilan Agama Ponorogo.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu
dilakukan penelitan untuk membangun sistem informasi
administrasi pengajuan perkara gugatan tingkat pertama
dengan studi kasus PTUN Padang. Sistem informasi
yang dibangun dilengkapi dengan aplikasi mobile untuk
mempermudah penggugat mendapatkan informasi
gugatannya.
2.
3.
4.
5.
Memberi nomor register pada setiap perkara
yang diterima Kepaniteraan.
Mencatatn setiap perkara yang diterima ke
dalam buku daftar disertai catatan singkat
tentang isinya.
Membantu Hakim dengan mengikuti jalannya
siding pengadilan selaku Panitera Pengganti.
Mencatat jadwal siding sesuai laporan dari
Panitera/Panitera Pengganti.
2.2 Rational Unified Process
Metode yang digunakan dalam pengembangan
sistem adalah metode RUP (Rational Unified Process).
RUP menggunakan konsep object oriented, dengan
aktifitas yang berfokus pada pengembagnan model
dengan menggunakan Unified Model Language (UML)
[3]. RUP adalah tahapan pengembangan sistem secara
iteratif khusus pemrograman berorientasi objek[4].
Arsitektur RUP memiliki dua dimensi yaitu dimensi
horizontal yang menyatakan fase dari pengembangan
perangkat lunak dan dimensi vertikal yang menyatakan
langkah-langkah atau workflow dari pengembangan
perangkat lunak.
Pada penelitian ini tahapan pengembangan sistem
informasi dilakukan hanya pada tahapan Core Process
Workflow. Terdapat 5 tahap yang dilakukan dari 6 tahap
yang ada yaitu:
1. Bussiness Modelling Workflow
2. Requirement Workflow
3. Analysis and Design Workflow
4. Implementation Workflow
5. Test Workflow
Dalam penelitian ini tidak dilakukan tahapan
deployment workflow yang merupakan tahapan terakhir
dalam pengembangan sistem. Tahap deployment tidak
dilakukan karena sistem yang dibangun belum
diimplementasikan di PTUN Padang karena keputusan
pemakaian sistem informasi di luar cakupan penelitian
ini, namun tergantung dari PTUN itu sendiri.
2. Landasan Teori
2.1 Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan proses mengadili
perkara administrasi negara dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan. Dalam pasal 5 ayat 1 UU PTUN
tahun 1986 dijelaskan bahwa kekuasaan kehakiman di
lingkunganPeradilan Tata Usaha Negara dilaksanakan
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan
Tinggi Usaha Negara, Selanjutnya dielaskan pada Pasal
8 UU PTUN 1986 bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara
merupakan pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara merupakan pengadilan tingkat
banding.
Dalam Pengadilan Tata Usaha Negara terdapat satu
baigan yang mengurus urusan administrasi keperkaraan
aktif. Bagian ini disebut dengan Kepaniteraan Muda
Perkara. Kepaniteraan Muda Perkara dipimpin oleh
seorang Panitera Muda Perkara. Dalam menjalankan
tugasnya, Panitera Muda Perkara dibantu oleh petugas
Meja I, Meja II dan Meja III. Tugas pokok Kepaniteraan
Muda Perkara pada gugatan tahap pertama adalah
sebagai berikut[2]:
1. Melakukan administrasi perkara, mempersiapkan
persidangan perkara, menyimpan berkas perkara
yang masih berjalan dan urusan lain yang
berhubungan dengan masalah Tata Usaha Negara.
3. Pemodelan Proses Bisnis dan Analisa
Kebutuhan
Tahapan pertama dari rangkaian RUP adalah
Bussiness Modelling Workflow dan Requirement
Workflow. Bussiness Modelling dilakukan dengan
menggunakan kakas BPMN (Bussiness Process
Modelling Notaion). Pengajuan gugatan perkara di
PTUN memiliki beberapa proses, yaitu:
a. Pengajuan perkara
b. Pembayaran gugatan
c. Prosedur pengesahan gugatan
d. Penetapan gugatan
e. Pengesahan penetapan
f. Penyerahan dokumen
110
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016
B19
Setiap proses dimodelkan dengan BPMN. Gambar 1
merupakan BPMN dari salah satu proses dari sistem
yang sedang berjalan yaitu proses pengajuan perkara.
Gambar 1. BPMN Pengajuan perkara
Berdasarkan analisis dan pembuatan BPMN, maka
dapat disusun kebutuhan dari sistem informasi
administrasi pengajuan perkara. Daftar kebutuhan sistem
tersebut dapat dijabarkan dalam Tabel 1.
Gambar 2. Use case diagram
Setiap use case yang berhasil diidentifikasi perlu
dianalisa untuk menentukan perilaku sistem dan
komponen-komponen yang terlibat untuk masing-masing
use case. Untuk itu perlu dilakukan analisa lebih lanjut
dengan menggunakan use case scenario dan sequence
diagram. Use case scenario memodelkan informasi aksi
yang dilakukan oleh aktor terhadap sistem dan reaksi
yang diberikan oleh sistem terhadap suatu
aksi.Sequencediagram
menunjukkan
komponenkomponen sistem yang terlibat dalam sebuah use case
berikut dengan urutan aksi dan reaksinya. Tabel
2menunjukkan salah satu use case scenario dari use case
mengajukan gugatan.
Tabel 1 Kebutuhan fungsional sistem.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kebutuhan sistem
Daftar akun
Mengajukan gugatan
Tambah tergugat manual
Upload pembayaran
Memberikan penetapan
Mengelola data majelis
Print Data Gugatan Terdaftar
Memberikan
penetapan
panitera
pengganti
Menghapus tergugat tidak terpakai
Menonaktifkan gugatan
Menerima pembayaran
Lihat gugatan
Print Laporan Periodik
Tabel 2 Skenario use case mengajukan gugatan
Aktor
Kondisi awal
Kondisi akhir
Penggugat
Aktor telah login
Aktor berada di halaman lihat data
gugatan
Aksi
Reaksi
1. Aktor memilih menu
pengajuan perkara
2. Sistem
menampilkan
halaman pengajuan perkara
3. Aktor
mengisi
data
perkara dan memilih
tombol ajukan
4. Sistem menyimpan data
yang dimasukkan
5. Sistem
menampilkan
halaman tambah tergugat
6. Pengguna memilih tombol
tambah
7. Sistem menyimpan data
tergugat yang dipilih pada
suatu gugatan
8. Sistem menampilkan
halaman lihat list gugatan
4. Analisisdan Desain
Kebutuhan fungsional yang telah berhasil di
identifikasi dimodelkan dengan menggunakan use case.
Berikut merupakan analisis use case dari aplikasi yang
dibangun.Use case sistem yang dibangun dapat dilihat
pada Gambar 2.
111
:
:
:
B19
Sequence
menggambarkan
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016
diagram
kelakuan
pengajuan
gugatan
objek-objek
pada
usecasemengajukan perkara. Penggambaran sequence
diagram pengajuan perkara dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Sequence diagram pengajuan perkara
Pada tahapan ini juga dilakukan proses perancangan
sistem. Perancangan yang dilakukan perancangan basis
data, kelas diagram dan rancangan antarmuka sistem.
Untuk aplikasi mobile dilakukan rancangan state aplikasi
dengan menggunakan statechart diagram.
Perancangan basis data yang dilakukan adalah
perancangan ERD (Entity Relationship Diagram).
Rancangan ERD yang dibuat menghasilkan 14 buah
tabel dengan tabel gugatan sebagai tabel utamanya. ERD
hasil rancangan sistem dapat dilihat pada
Gambar 4.
Diagram kelas menggambarkan hubungan antar
kelas. Dalam hal ini kelas yang dimaksud merupakan
kelas yang terhubung dengan sistem basis data. Dalam
perancangan class diagram, telah berhasil diidentifikasi
sebanyak 16 class diagram yang dibutuhkan untuk
membangun aplikasi. Sebagian diagram kelas yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 5.Gambar 5
menunjukkan class diagram yang terlibat dalam proses
pengajuan perkara.
Statechart diagram, atau yang biasa juga disebut
state diagram digunakan untuk mendokumentasikan
beragam kondisi/keadaan yang bisa terjadi terhadap
sebuah class dan kegiatan apa saja yang dapat merubah
kondisi/keadaan tersebut[5]. Pada penelitian proses
perancangan, statechart diagram digunakan untuk
memodelkan state aplikasi mobile. Statechart diagram
aplikasi mobile dapat dilihat padaGambar 6.
Rancanganberikutnya yang dilakukan adalah
rancangan antarmuka sistem. Gambar 7 merupakan
rancangan antarmuka halaman web pengajuan perkara.
Sedangkan Gambar 8 merupakan tampilan rancangan
antarmuka aplikasi mobile untuk halaman detail perkara.
Gambar 4. Entity Relationship Diagram
112
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016
B19
5. Implementasi
Implementasi
sistem
informasi
administrasi
pengajuan perkara dilakukan dengan mempertimbangkan
beberapa batasan. Batasan-batasan tersebut meliputi:
a. Aplikasi sistem informasi administrasi pengajuan
perkara
diimplementasikan
dengan
mengesampingkan
pertimbangan-pertimbangan
yang berkaitan dengan hukum acara dalam setiap
aktifitasnya.
b. Aplikasi sistem informasi administrasi pengajuan
perkara ini tidak menyertakan fungsional
pembayaran secara lengkap.
Sistem Informasipelayanan administrasigugatan
perkaratingkat
pertama
pada
PTUN
padang
diimplementasikan dengan spesifikasi perangkat lunak
sebagai berikut:
 Database: PosgreSQL
 Web Server: Apache 2
 Bahasa Pemrograman: PHP
Sedangkan untuk pengembangan aplikasi mobile
dilakukan dengan menggunakan kakas Eclipse Juno
dengan Android SDK v 24.
Gambar 9merupakan implementasi dari antarmuka
sistem yang telah dibuat. Gambar tersebut merupakan
antarmuka dari halaman pengajuan perkara.
Gambar 5. Class Diagram
Gambar 6 Statechart aplikasi mobile
Gambar 9. Antarmuka pengguna halaman pengajuan perkara
Gambar 7. Rancangan antarmuka halaman web pengajuan perkara
Gambar 10. Antarmuka pengguna halaman detail gugatan pada aplikasi
mobile
Gambar 8. Rancangan Antarmuka aplikasi mobil untuk halaman detail
perkara
113
B19
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016
Pengujian terhadap sistem menunjukkan bahwa
seluruh fitur yang ditentukan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Pengujian ini tidak dilakukan
dengan menggunakan stakeholder dari PTUN. Namun
pengujian ini dilakukan oleh pengguna umum dengan
berpatokan dari kebutuhan fungsional yang didapatkan
dari PTUN.
6. Pengujian
Pengujian terhadap sistem menggunakan data uji
yang sesuai dengan proses tata laksana sistem. Fokus
pengujian tersebut dijabarkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Fokus pengujian
No
1.
Item Uji
Mengajukan
perkara
2.
Menambahkan
tergugat
manual
Pembayaran
3.
4.
Melihat daftar
gugatan
5.
Melihat detail
data gugatan
Login (mobile)
Melihat
List
Gugatan
(mobile)
6.
7.
Detail Pengujian
- Penambahan gugatan
- Input data gugatan dengan lengkap
- Input data gugatan tidak lengkap
- Penambahan tergugat
- Input data tergugat dengan lengkap
- Input data tergugat tidak lengkap
- Konfirmasi penolakan pembayaran
- Input alasan penolakan dan password
- Alasan
penolakan
tidak diinputkan
password tidak diinputkan
- Alasan penolakan diinputkan password
tidak diinputkan
- Alasan
penolakan
tidak diinputkan
password diinputkan
- Alasan penolakan diinputkan dan password
diinputkan dan tapi tidak sesuai
- Konfirmasi penerimaan pembayaran
- Input catatan penerimaan dan password
user
- Catatan penerimaan tidak diinputkan, input
hanya password user
- Catatan penerimaan tidak diinputkan,
password tidak diinputkan
- Lihat daftar gugatan penggugat
- Halaman yang dipilih penggugat (seluruh
gugatan)
- Lihat detail gugatan penggugat
- Gugatan yang dipilih oleh penggugat
- Input username dan password
- Memilih tombol acara biasa atau acara
cepat
7. Kesimpulan
Sistem informasi pengajuan perkara gugatan tingkat
pertama telah dilakukan. Sistem ini dibangun untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses
pendaftaran perkara gugatan tingkat pertama PTUN.
Terdapat 6 proses yang diidentifikasi dan 13 kebutuhan
fungsional sistem. Aplikasi yang dibangun merupakan
aplikasi berbasiskan web beserta aplikasi mobilenya.
Aplikasi mobile digunakan bagi penggugat untuk
mendapatkan informasi terkait gugatan yang diajukan.
Sistem ini telah diuji dengan menggunakan metode
black-box tesing dan telah sesuai dengan kebutuhan
fungsional yang diharapkan.
Aplikasi sistem informasi administrasi pengajuan
perkara masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut
baik itu pada aplikasi web maupun aplikasi mobile,
untuk dapat memenuhi kebutuhan sistem. Beberap hal
yang dapat jadi pertimbangan dalam pengembangan
leselanjutnya adalah fasilitas bagi penggugat untuk
mengirim pesan kepada Panitera Muda Perkara sebagai
bentuk konsultasi dan notifikasi yang bersifat realtime.
REFERENSI
[1] EMarketer, "2 Billion Consumers Worldwide to Get
Smartphones by 2016," eMarketer, 2014. [Online].
Available: http://www.emarketer.com/Article/2-BillionConsumers-Worldwide-Smartphones-by-2016/1011694.
[Accessed 10 03 2016].
[2] Peradilan Tata Usaha Negara, Buku Pedoman
Pelaksanaan Administrasi Kepaniteraan Peradilan Tata
Usaha Negara, Jakarta: Direktur Jendral Badan Peradilan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara Mahkamah
Agung RI, 2012.
[3] Y. Siswantoro, Rancang Bangun Aplikasi Pemesanan dan
Penjualan Kue Berbasis Mobile Android (Studi Kasus
Cherie Cake's - Halim Perdana Kusuma), Bandung:
Unikom, 2013.
[4] A. R. &. Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak,
Bandung: Penerbit Modula, 2011
[5] R. Wirawan, "Statechart Diagram," 2010. [Online].
Available:
http://rio_wirawan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files
/29031/Materi+7.ppt. [Accessed 06 2016].
[6] A. Rouf, Pengujian Perangkat Lunak dengan
Menggunakan Metode White Box dan Black Box,
Semarang: STMIK HIMSYA, 2012
Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan
metode black-box testing. Black Box merupakan
pengujian untuk mengetahui apakah semua fungsi
perangkat lunak telah berjalan semestinya sesuai dengan
kebutuhan fungsional yang telah didefinsikan[6]. Salah
satu bentuk pengujian item dapat dijabarkan seperti pada
Tabel 4. Tabel tersebut menggambarkan pengujian
dengan item uji web mengajukan perkara. Perilaku yang
diberikan ketika pengujian ini yaitu ketika data yang
dimasukkan lengkap.
Tabel 4. Pengujian Item Uji Mengajukan Perkara
Pengujian Item Uji Web Mengajukan Perkara (Data masukan:
lengkap)
Input
Ekspektasi
Hasil
Kesimpulan
Input data Sistem
Berhasil
[ v ] Diterima
gugatan
diharapkan
menyimpan
[ ] Ditolak
dengan
dapat
data
dan
lengkap
menyimpan
mengarahkan
data
dan pengguna untuk
masuk
ke masuk
ke
halaman
halaman
pengajuan
pengajuan
lanjut
lanjut
114
Download