BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Rusell dan Taylor (2011:7) Manajemen operasi merupakan mendesain, mengoperasikan dan meningkatkan sistem produksi-----sistem untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Sebagai contoh, makanan yang kita makan, film yang kita tonton, toko tempat kita belanja, dan buku yang kita baca disediakan untuk kamu oleh orang dalam sistem operasional. Manajemen operasional adalah fungsi atau sistem yang mengubah input ke output untuk hasil yang lebih baik. Manajemen operasi dapat ditemukan di bank, rumah sakit, toko, dan pemerintahan. Manajemen operasi mendesain sistem, memastikan kualitas, menghasilkan produk, dan menyediakan servis. Manajemen operasi bekerja dengan pelanggan dan supplier, teknologi terbaru, dan partner global. Manajemen operasi menyelesaikan masalah, merekayasa ulang proses, melakukan invoasi dan mengintegrasikannya. Manajemen operasi bukan sekedar merencanakan dan mengontrol, tapi memastikan apakah kualitas produk, bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar, dan harga yang murah tentunya. Manajemen operasi yang baik merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu perusahaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh Prasetya dan Lukiastuti (2011:35) dimana dijelaskan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi, baik perusahaan manufaktur maupun jasa. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi tersebut, yaitu: 1. Kontinu, berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen bukan merupakan tindakan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan (kontinu). 2. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaikbaiknya, serta mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. 7 8 3. Fungsi manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi memerlukan pengetahuan yang luas, mencakup planning, organizing, actuating dan controlling. Dalam pelaksanaannya, berbagai sumber daya diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa. 4. Efisien, berarti manajer produksi dan operasi dituntut untuk mempunyai kemampuan kerja secara efisien agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah. 5. Tujuan, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi harus mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produk sesuai yang direncanakan Dari definisi diatas, jadi dapat disimpulkan manajemen operasional adalah seluruh kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan guna menciptakan sebuah nilai produk atau jasa. 2.1.1 Strategi Manajemen Operasional Jay Heizer dan Barry Render (2010:51) mengungkapkan bahwa perusahaanperusahaan mencapai misi mereka melalui tiga cara: (1) diferensiasi, (2) kepemimpinan biaya, dan (3) respons yang cepat. Hal ini berarti manajer operasi diminta untuk menciptakan barang dan jasa yang lebih baik, atau paling tidak berbeda dari yang lain, lebih murah dan lebih cepat tanggap. Penjabaran ketiga strategi diatas yaitu: 1. Bersaing dalam Diferensiasi Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Peluang sebuah perusahaan untuk menciptakan keunikan dapat dilakukan pada semua aktivitas perusahaan. Diferensiasi harus diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu mengenai produk atau jasa yang memengaruhi nilai di mana konsumen dapatkan darinya. 2. Bersaing dalam Biaya Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh keputusan manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi nilai harapan pelanggan. Strategi biaya-rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendah. 9 3. Bersaing dalam Respons Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan , dan kinerja yang fleksibel. Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan memenuhi perubahaan yang terjadi di pasar di mana terjadi pembaruan rancangan dan fluktuasi volume. 2.1.2 Keputusan Manajemen Operasional Keputusan efektif dalam sepuluh wilayah manajemen operasional digunakan untuk membentuk diferensiasi, biaya rendah dan respons yang cepat. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan operasi (operations decisions). Heizer dan Render (2010:56-57). Selanjutnya, berikut sepuluh keputusan manajemen operasional yang mendukung misi dan menerapkan strategi: 1. Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. 2. Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut. 3. Perancangan proses dan kapasitas. Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan. 4. Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. 5. Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. 6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah yang harus ditentukan dengan jelas. 10 7. Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. 8. Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya manusia dipertimbangkan. 9. Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. 10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan. 2.1.3 Produk cacat menurut perusahaan Perusahaan yang berbentuk CV (Comanditaire Venotschap) atau Persekutuan Komanditer pasti memiliki permasalahan pada produk atau jasa yang dihasilkan. Terdapat beberapa masalah yang terjadi di perusahaan CV. Wadah Lautan Makmur diantaranya adalah produk cacat (defect product). Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan CV. Wadah Lautan Makmur adalah ikan fillet yellow tail dimana menurut perusahaan, produk cacat adalah produk yang diretur atau dikembalikan oleh konsumen/distributor karena produk tidak sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen/distributor. Dan jika konsumen/distributor mengeluhkan tentang produk cacat, maka akan dilakukan pengembalian barang oleh konsumen/distributor dan juga perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi permintaan. 2.1.4 Produk cacat menurut para ahli Dalam proses produksi, produk cacat ini dapat diakibatkan oleh dua hal, yaitu disebabkan oleh spesifikasi pemesanan (abnormal) dan disebabkan oleh faktor internal (normal). Permasalahan yang muncul atas produk cacat ini adalah perlakuan terhadap pengerjaan kembali (rework). Produk cacat jika abnormal maka akan dibebankan pada biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Sedangkan jika produk cacat normal, maka biaya pengerjaan kembali diperlakukan dengan biaya overhead (keseluruhan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) pada pabrik. Menurut Kholmi dan Yuningsih (2011;136) mendefinisikan bahwa produk cacat adalah barang yang dihasilkan tidak dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan tetapi masih bisa diperbaiki. 11 Pendapat serupa juga dikemukakan Bustami dan Nurlela (2010;136) dimana produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang diterapkan, tetapi masih bisa diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, tetapi biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual setelah produk tersebut diperbaiki. Sedangkan menurut Mulyadi (2007:302) adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah diterapkan, secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. 2.2 Manajemen Kualitas Bagi manajer operasi, salah satu pekerjaan terpenting adalah memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan. Karena kurangnya proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak hanya mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi, tetapi juga dapat menimbulkan kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan pemerintah. (Heizer dan Render, 2010:304) Pada dasarnya kegiatan pengelolaan merupakan kegiatan sistemik. Saling ketergantungan juga sekaligus sinergitas antar fungsi-fungsi manajemen. Pengelolaan fungsi-fungsi manajemen fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Pelanggan menginginkan produk, baik barang maupun jasa yang bermutu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang bermutu atau manajemen mutu sebagai keseluruhan cara untuk mencapai mutu. Manajemen mutu mencakup tiga proses trilogi mutu), yakni: Perencanaan Mutu, Pengendalian Mutu dan Peningkatan Mutu. (Sobana, 2012:9) Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kualitas adalah sebuah pengaturan yang dilakukan untuk menjaga mutu dari sebuah produk atau jasa agar pelanggan dapat merasa puas dengan apa yang diberikan oleh perusahaan. 2.2.1 Metode Dalam Manajemen Kualitas Dalam Talib et, al (2013:108) ada 7 metode dalam manajemen kualitas, yaitu Flow Chart, Check Sheet, Historgram, Scatter Diagram, Pareto Diagram, Statistic Control, Fish Bone Analysis 12 2.2.1.1Flow Chart Flow chart menunjukkan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini merupakan alat yang cukup sederhana untuk menjelaskan proses atau langkah-langkah (Fouad et, al 2010:694) Gambar 2.1 flow chart Sumber: Fouad et, al (2010:694) 2.2.1.2 Check Sheet Check sheet merupakan pencatatan keadaan mesin dan peralatan di dalam operasi yang dituangkan di dalam rekaman data (Tally/Check sheet) sehingga aspekaspek yang menyangkut mutu berdasarkan informasi dari pelanggan dapat diantisipasi (Manahan P. Tampubolon 2014:102), sebagai contoh; hasil rekaman data menggambarkan terjadinya complain dari pelanggan atas kerusakan suatu barang sebagai akibat kurang baiknya packing pengamanan barang, menunjukan penanganan barang jadi kurang teliti memperhitungkan kekuatan packing dengan goncangan barang ketika di deliver. 2.2.1.3 Histogram Histogram adalah diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagibagi menjadi kelas-kelas. Pada histogram frekuensi, sumbu x menunjukkan nilai 13 pengamatan dari tiap kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rataratanya (Fouad et, al, 2010:695) Gambar 2.2 Histogram Sumber: Fouad et, al (2010:696) 2.2.1.4 Scatter Diagram Scatter diagram adalah diagram yang paling sederhana dari tujuh alat dan salah satu alat yang paling berguna yang berfungsi untuk menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara variabel (Fouad et, al 2010:696) Gambar 2.3 Scatter Diagram Sumber: Fouad et, al (2010:696) 14 2.2.1.5 Pareto Diagram Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi Diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil (Fouad et, al 2010:694). Gambar 2.4 Contoh Grafik Pareto Chart Sumber: Fouad et, al (2010:695) 2.2.1.6 Statistical Process Control Peta kendali (Statistical process control) adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi, seperti siklus, waktu, suhu, biaya atau pendapatan. (Fouad et, al 2010:697). Manfaat dari petakendali adalah: 1. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada di dalam batas-batas kendali kualitas atau tidak terkendali. 2. Memantau proses produksi secara terus menerus agar tetap stabil. 15 3. Menentukan kemampuan proses (capability process). 4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan proses produksi. 5. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk sebelum dipasarkan. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali : 1. Upper Control Limit / batas kendali atas (UCL), merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan. 2. Central Line / garis pusat atau tengah (CL), merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel. 3. Lower Control Limit / batas kendali bawah (LCL), merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel. Gambar 2.5 Control Chart Sumber: Fouad et, al (2010:697) 16 2.2.1.7 Cause and Effect Diagram(Fish Bone Analysis) Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat pada pnahpanah yang berbentuk tulang ikan. (Fouad et, al, 2010:698) Ille dan Ciocoiu (2010) mendefisikan diagram fishbone sebagai alat (tool) yang menggambarkan sebuah cara yang sistematis dalam memandang berbagai dampak atau akibat dan penyebab yang membuat atau berkontribusi dalam berbagai dampak disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas. Pada fish bone analysis terdapat 6 kategori yang mempengaruhi terjadinya cacat produksi yang terjadi yaitu 1. Man, Semua yang terlibat dalam proses produksi 2. Methods, Bagaimana proses dilakukan, Kegiatan spesifik dari proses itu, seperti prosedur, peraturan dll. 3. Material, Semua bahan baku yang diperlukan untuk menjalankan proses 4. Machine, Mesin yang digunakan untuk dalam menghasilkan produk atau jasa 5. Measurement, Pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan kualitas produksi 6. Environment, Kondisi di sekitar perusahaan/pabrik seperti suhu udara, tingkat kebisingan, kelembaban udara. 17 Gambar 2.6 Cause and Effect Diagram Sumber: Fouad et, al, (2010:699) 2.3 Kerangka Pemikiran CV Wadah Lautan Makmur Produk Cacat Flow Chart Check Sheet Histogram Seven Tools Scatter Diagram Pareto Diagram Solusi Permasalahan Statistic Control Fish Bone Analysis Simpulan dan Saran 18 Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran