KORUPSI SEKTOR HUKUM Menggapai Integritas melalui jalan yang Integral PUSTAPAKO SUPANTO L P P M UNS 1 SURAKARTA, 25 September 2010 MAKSUD & TUJUAN ++untuk mencari hasil penelitian dan kajian antikorupsi yang berkualitas. ++terbangun suatu bentuk jaringan. ++menguatkan jaringan antikorupsi antara KPK dng kel. cendekia. KORUPSI HUKUM PENEGAKAN HUKUM METODA ASPEK POKOK ILMU ilmu PENGETAHUAN pengetahuan sebagai proses (aktivitas ilmiah, kegiatan penelitian), ilmu pengetahuan sebagai prosedur (metode ilmiah, tatalangkah yang tetap), dan ilmu pengetahuan sebagai produk (pengetahuan sistematis). S U B T A N S I A L HUKUM LAW MAKING LAW ENFORCEMENT Ilmu Ekonomi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sejarah Sosiologi Antropologi INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN Psikologi Ilmu Politik Ilmu Hukum 1. Politik Hukum DISIPLIN HUKUM (Teori Hk dlm arti luas) 2. Filsafat Hukum 3. Ilmu Hukum (Teori Hk. dlm arti sempit): == Ilmu ttg Norma - Ilmu ttg Pengertian Hukum - Ilmu ttg Kenyataan Hukum: a. Sejarah Hukum; b. Sosiologi Hukum; c. Psikologi Hukum; d. Perbandingan Hukum; e. Antropologi Hukum. Ilmu ttg norma dan Ilmu ttg pengertian hukum disebut Ilmu ttg Dogmatik Hukum dengan ciri2: teoretis rasional dengan menggunakan logika deduktif. Ciri Ilmu ttg kenyataan hukum adalah teoretis empiris dengan menggunakan logika induktif. HUKUM--SISTEM HUKUM -- KUMPULAN NORMA=KAIDAH HUKUM -- PROSES -KELEMBAGAAN PROSES = PENERAPAN HUKUM PEMBUATAN HUKUM KELEMBAGAAN = BADAN PEMBUAT HUKUM BADAN PELAKSANA HKUM --- PENDIDIKAN HUKUM KORUPSI perilaku tidak mematuhi prinsip, artinya dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi, baik dilakukan oleh perorangan di sektor swasta maupun pejabat publik, menyimpang dari aturan yang berlaku. ”An Abuse Of Public Power For Private Gains”, =penyalahgunaan kewenangan / kekuasaan untuk kepentingan pribadi. PENGINGAKARAN AMANAH KEKUASAN---KHIANAT PENGHANCURAN INTEGRITAS EXTRA ORDINARY CRIME BERKARAKTER KRIMONOGEN & VIKTIMOGEN TYPE: --- EPIDEMIC CORRUPTION --- ENDEMIC CORRUPTION --- TRANSNATIONAL CORRUPTION C=M+D-A CITA-CITA Mei 1998 Ketetapan IDE REFORMASI MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. YURIDIS FORMAL UU No. 28 Tahun 1999 : Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN UU No. 31 Tahun 1999 : Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah dirubah UU No.20 Tahun 2001 UU No. 30 Tahun 2002 : Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004: Percepatan Pemberantasan Korupsi Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2005: Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Penguasa Militer No. Prt/PM06/1957 tentang Pemberantasan Korupsi, UU No. 24 Prp 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 3 Tahun 197, dan kini UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001. Bahkan sejak berlakunya KUHP (sejak Pemerintah Kolonial Belanda Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch, S 1915 No. 732, mulai berlaku 1 Januari 1918) 12 UMUM --UNSUR2 TIPIKOR : ➢ SETIAP ORANG ➢ SECARA MELAWAN HUKUM ➢ MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI ➢ DPT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA 5 SALAH KAPRAH MELAWAN HUKUM (PASAL 2) Subyek delik: setiap orang unsur melawan hukum: === formiel === materiel PENYALAHGUNAAN WEWENANG (PASAL 3) Subyeknya: PNS/pejabat publik Wewenang: 1) Wewenang terikat 2) Wewenang bebas 30 JENIS DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI (UU 31/1999 JO UU 20/2001) Delik yg terkait dg kerugian keuangan negara Pasal 2(1); 3 Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2); Delik pemberian sesuatu/janji Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b; kpd Peg Neg/PN (Penyuapan) Ps 6(2); Ps 12 c,d Delik penggelapan dalam Pasal 8; 9; 10 a,b,c jabatan Delik perbuatan pemerasan Delik perbuatan curang Pasal 12 huruf e,f,g Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d; Delik benturan kepentingan Ps 7 (2); Ps 12 huruf h Pasal 12 huruf i dalam pengadaan Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C Merupakan delik-delik yg diadopsi dari KUHP (berasal dari pasal 1 ayat 1 sub c UU no. 3/71) Dari 30 jenis di atas, yang cukup sering dijumpai di dunia usaha : Pemerasan dlm jabatan; penyuapan; benturan kepentingan & gratifikasi. PEMERASAN DALAM JABATAN PASAL 12 UU NO. 31/99 JO. UU NO. 20/2001 Pejabat Pengusaha/ Masyarakat Penyuapan Pasal 5,6, & 11 UU No. 31/99 jo. UU No. 20/2001 Pengusaha/ Masyarakat Pejabat Gratifikasi Pasal 12B,12C & 13 UU No. 31/99 jo. UU No. 20/2001 Pejabat Pengusaha/ Masyarakat TINDAK PIDANA KORUPSI: 1) Kerugian keuangan negara, 2) Suap-menyuap, 3) Penggelapan dalam jabatan, 4) Pemerasan, 5) Perbuatan curang, 6) Benturan kepentingan dalam pengadaaan, 7) Gratifikasi. 17 METODA BARU CARA BARU BERANTAS KORUPSI ANAK KANDUNG REFORMASI Penegakan hukum memberantas tindak pidana korupsi --secara konvensional – TERHAMBAT. ** diperlukan metode penegakan hukum secara luar biasa melalui pembentukan suatu badan khusus yg mempunyai kewenangan luas, independen serta bebas dari kekuasaan manapun dlm upaya pemberantasan TP korupsi, yang pelaksanaannya dilakukan secara optimal, intensif, efektif, profesional serta berkesinambungan. PENEGAKAN HUKUM KORUPSI MEKANISME SISTEM PERADILAN PIDANA KEPOLISIAN KEJAKSAAN PERADILAN ADVOKAT PETUGAS LP NORMA HUKUM REALITAS SOSIAL BIROKRASI MANAGEMENT HUKUM: IDE - KONSEP:ABSTRAK (KEADILAN, KEPASTIAN, KEMANFAATAN SOSIAL) TUJUAN SPP PROSES USAHA UTK MEWUJUDKAN IDE-IDE MENJADI KENYATAAN PENEGAKAN HUKUM MANAJEMEN/BIROKRASI SDM, SDF, KEUANGAN, INFORMASI, UU, BUDAYA, KEKUAAN SOSEKPOL PENEGAK HUKUM MELAKSANAKAN ---TENTUKAN TUGAS DAN WEWENANGNYA, DILENGKAPI KEKUASAAN, PERLENGKAPAN TERTENTU BEDASARKAN HUKUM penyalahgunaan (abuse of power, abuse of discretion), kebrutalan aparat, mafia peradilan. unlawful acts & corruption in the criminal justice. khusus membicarakan ‘combating corruption’ di antaranya mengenai corruption in public administration and the criminal justice system RAME-RAME KORUPSI PROSES KRIMINAL PENYELIDIKAN PENYDIDIKAN PENUNTUTAN PERSIDANGAN PELAKSNAAN LAPAS PIDANA : UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN CRIMINAL POLICY PENAL POLICY KORUPSI NON PENAL POLICY SOCIAL WELFARE POLICY SOCIAL POLICY MASALAH DASAR HUKUM PIDANA Perbuatan Tindak pidana Orang Kesalahan sanksi pidana OBYEK STUDI KRIMINOLOGI KEJAHATAN PELAKU ATAU PENJAHAT REAKSI MASYARAKAT TERHADAP KEJAHATAN, PELAKU DAN KORBAN KEJAHATAN akan kemewahan, ketidakpatuhan thd agama dan prinsip-prinsip Kejahatan -- produk moral, dari ketidak kemiskinan. harmonisan kekuatan-kekuatan sikap moral, KORUPSI: sikap hidup, sosial, lembaga budaya sosial, sosial QUINNEY hasrat tuntutan ekonomi, struktur dan budaya politik, peluang dalam mekanisme pembangunan, kelemahan birokrasi, Motif individialisme, Memeperkaya diri Agresif Kepekaan sosial --luntur JAMAN EDAN KRISIS MULTIDIMENSI 1)penurunan moralitas, 2)ketimpangan sosial -- si kaya dan si miskin, 3)ketimpangan pendidikan, 4)sifat homo homini lupus: Suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala tertentu, dengan jalan menganalisanya. Yang diadakan pemeriksaan secara mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan pemecahan atas permasalahanpermasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. Hukum ? Berdasar Berdasar Sifatnya Sifatnya Penelitian Eksplortif Penelitian Deskriptif Penelitian Eksplanatoris Penelitian Hukum Normatif Berdasar Berdasar Fokus Sifatnya kajiannya Penelitian Hukum NormatifEmpiris (terapan) Penelitian Hukum Empiris PENELITIAN HUKUM: DOKTRINAL:SOETANDYO a. b. 1) 2) 3) 4) Pen. Normatif ke arah pembenaran Ius konstituendum Doktrinal dan hukum positif (Ius Constitutum) Inventarisasi Hk.Positif Pencarian asas/doktrin Pencarian hk. In Concreto Yurimetri NORMATIF: SOERYONO a. Asas2 Hukum b. Sistematika Hukum c. Sinkronisasi Hukum b. Sistematika Hukum e. Perbandingan Hukum SOETANDYO W : NON DOKTRINAL/SOSIAL: a. STUDI MAKRO peran hukum. dalam masya (Kuantitatif)) b. STUDI MIKRO perilaku dalam kehidupan hukum (Kualitatif) SOERJONO SOEKANTO 1. EMPIRIS/SOSIOLOGIS: a. Identifikasi Hukum b. Efektifitas Hukum Penelitian hukum doktrinal, penelitian hukum teoritis. = penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan materi, konsistensi, penjelasan umum dan pasal demi pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu UU, serta bahasa hukum yang digunakan, tetapi tidak mengkaji aspek terapan atau implementasinya. Empirical law research, yaitu penelitian hukum positif tidak tertulis mengenai perilaku anggota masyarakat dalam hubungan hidup bermasyarakat. Penelitian hukum empiris mengungkapkan hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian terhadap Identifikasi hukum Penelitian terhadap Efektifitas hukum Tahap penelitian Metode pendeka tan Penelitian Hukum Normatif Normatif/juridis, dogmatis (hukum diidentifikasikan sebagai norma peraturan, UU). Penelitian Hukum Empiris Empiris/sosiologis/pe rilaku (hukum diidentifikasikan sebagai perilaku yang mempola). Kerangka Teori-teori intern teori tentang hukum. Ex: UU, Peraturan. Teori sosial mengenai hukum, teori hukum sosiologis. Data Sumber data primer Sumber data sekunder Tahap penelitian Analisis data Penelitian Hukum Normatif Kualitatif/logika/pe nalaran yang kemudian diungkapkan dengan bahasa atau kalimat. Langkah- Penetapan kriteria langkah identifikasi, seleksi penelitian dan pengumpulan norma-norma, pengorganisasian norma-norma yang dikumpulkan (Sylogisme: premis mayor___premis minor. Penelitian Hukum Empiris Kualitatif/kuantitatif dengan matematik. Permasalahan--teori---metodologi--data---analisis--kesimpulan. TIPOLOGI PENELITIAN HUKUM (SUTANDYO WIGNJOSOEBROTO) Konsep Hukum Tipe Kajian Metode Penelitian Peneliti Orientas i Hukum = asas2 kebenaran daan keadilan yang bersifat universak Filsafat hukum Logika deduksi, ber- pangkal dari premis normatif yang diyakini bersifat self evident Pemikir Filsafati Hukum = norma2 positiff di dalam sistem Per-UU-an Hukum nasional Ajaran hukum murni yg mengkaji Law as it is written in the books Doktrinal, bersaranakan termutama logika deduksi untuk membangun sistem hukum positif Para yuris Kontinental Positivistis Konsep Hukum Tipe Kajian Metode Penelitian Peneliti Hukum =apa yg diputuskan hakim in concreto dan tersistematisasi sbg judges through judicial processes American Sociological jurisprudence yg mengkaji by judge, dg mengkaji court behaviour law as it decided Doktrinal spt di American muka , tapi juga non Lawyer doktrinal bersaraanakan logika induksi untuk mengkaji court behaviour Behavioral sociologic Judge made law Hukum= pola operilaku sosial yg terlembagakan , eksis sbg variabel social yang empirik Sosiologi hukum , pengkaji Law as it is in society Sosial/ non doktrinal dng pendekat an struktural/ makro dan umumnya ter kuantitfikasi Struktural Sosiolog Orientasi