pengaruh implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa sd

advertisement
PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH
PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ARIF ROHMANUDIN
NIM: 125 07 032
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH
PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ARIF ROHMANUDIN
NIM: 125 07 032
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
KEMENTRIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama
: ARIF ROHMANUDIN
NIM
: 125 07 032
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul
: PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH
PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Maret 2010
Pembimbing
Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd
NIP: 19681104 199803 1 002
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara: ARIF ROHMANUDIN dengan Nomor Induk Mahasiswa: 125
07
032
yang
berjudul
“PENGARUH
IMPLEMENTASI
HADIAH
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH
PLUS
KOTA
SALATIGA
TAHUN
AJARAN
2009/2010”
telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 20 Maret 2010 dan telah
diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S. Pd. I.).
Salatiga, 20 Maret 2010
4 Robi’ul Akhir 1431
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag.
NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag.
NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Drs. Abdul Syukur, M. Si.
NIP. 19670307 199403 1 002
Dra. Maryatin
NIP. 19690402 199803 2 001
Pembimbing
Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd.
NIP. 19681104 199803 1 002
MOTTO
Dadi wong ojo rumongso iso, tapi nek iso rumongsoo
(Almarhum Mbah Muhammad Hasan bin Abdul Basor al-banjari)
PERSEMBAHAN
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:
IBU, (ALM.) BAPAK DAN MAS-MASKU(MAS EKO DAN MAS DANI)
SERTA SEMUA ORANG YANG TELAH BERJASA MENJADIKANKU
SEPERTI SEKARANG INI.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin saya ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat
Allah SWT, karena dengan pertolongan-Nyalah penulis dapat mendapatkan
kekuatan dan bantuan untuk bisa menyelesaikan tugas pembuatan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW sang agent of change sejati. Karena beliaulah sang utusan yang membawa
perubahan dari zaman jahiliah menuju manusia yang makarimal akhlak.
Sehubungan dengan tugas penulis dalam rangka menyelesaikan syaratsyarat dalam rangka untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam bidang
Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga dengan
penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS
KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010”. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga (STAIN) Salatiga.
2. Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah membantu
mengoreksi dan memberikan saran terhadap skripsi penulis.
3. KH. Mahfud Ridwan, Lc selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro dan
keluarga. Karena dengan bimbingan beliau, penulis belajar tentang banyak hal
mengenai kehidupan.
4. Sutjipto, S. Pd selaku Kepala Sekolah dan semua civitas akademika SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang telah memberikan izin dan data-data
yang dibutuhkan selama proses penelitian.
5. Teman-teman senasib dan sepenanggungan di Pondok Pesantren Edi
Mancoro. Karena dengan bantuan teman-teman, penulis dapat belajar dan
diskusi tentang banyak hal.
6. Semua fihak yang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak
diebutkan satu persatu.
Selanjutnya penulis hanya bisa berdo’a semoga amal beliau semua
mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin………………………… Penulis berharap,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua dan terkhusus bagi
penulis sendiri. Atas segala kekurangan, penulis mengharap kritik dan saran dari
para pembaca.
Salatiga,
Penulis
Maret 2010
ABSTRAK
Rohmanudin, Arif. 2010. Pengaruh Implementasi Hadiah terhadap Motivasi
Belajar Siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd.
Kata kunci: implementasi hadiah dan motivasi siswa
Penelitian ini merupakan pembuktian dari salah satu metode yang bisa
digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan agar berhasil dengan efektif dan
efisien. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)
bagaimanakah implementasi hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
tahun ajaran 2009/2010?, (2) bagaimanakah motivasi belajar siswa SD
Muhammadiyah plus kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010?, (3) adakah pengaruh
antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah
plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif
dengan metode penelitian lapangan.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapat beberapa temuan
yaitu: (1) implementasi hadiah di SD Muhammdiyah plus Kota Salatiga tahun
ajaran 2009/2010 masuk kategori sedang dengan nilai 43,59 terdapat pada interval
(42-47), (2) Motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun
ajaran 2009/2010 juga masuk dalam kategori sedang dengan nilai 47,33 yang
masuk dalam interval (42-47), (3) ada pengaruh yang positif antara implementasi
hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
tahun ajaran 2009/2010 dibuktikan dengan hasil penghitungan yaitu 0,4318 yang
berada di atas koefisien table baik taraf 5% yaitu 0,316 maupun taraf 1% yaitu 0,
408.
Berdasarkan penelitian ini dihasilkan rekomendasi bagi sekolah untuk
lebih meningkatkan upaya penerapan hadiah di lingkungan sekolah karena
terbukti metode ini cukup efektif dalam mempengaruhi motivasi siswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAKSI .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
F. Definisi Operasional ................................................................... 6
G. Metode Penelitian ....................................................................... 7
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ................................... 7
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 9
3. Populasi dan Sampel ............................................................. 9
4. Metode Pengumpulan Data ................................................... 10
5. Analisis Data ........................................................................ 12
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 13
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 15
A. Implementasi Hadiah .................................................................. 15
1. Pengertian Implementasi Hadiah ........................................... 15
2. Dasar dan Tujuan Implementasi Hadiah ................................ 18
a. Dasar Implementasi Hadiah ............................................. 18
b. Tujuan Implementasi Hadiah............................................ 19
3. Metode Implementasi Hadiah ............................................... 21
B. Motivasi Belajar Siswa ............................................................... 25
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa ........................................ 26
2. Macam-macam Motivasi Belajar Siswa ................................ 29
3. Fungsi Motivasi Belajar Siswa .............................................. 32
4. Teori dan Bentuk Motivasi Belajar Siswa ............................. 34
C. Korelasi Implementasi Hadiah terhadap Motivasi Belajar Siswa . 37
BAB III: HASIL PENELITIAN ................................................................. 40
A. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga .......... 40
1. Sejarah Berdirinya ................................................................ 40
2. Letak Geografis .................................................................... 45
3. Visi dan Misi ........................................................................ 46
4. Sarana dan Prasarana ............................................................ 36
5. Struktur Organisasi ............................................................... 48
6. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan .................................... 51
B. Penyajian Data ............................................................................ 53
1. Daftar Nama Responden ....................................................... 53
2. Hasil Data Mentah ................................................................ 54
BAB IV: ANALISIS DATA ........................................................................ 58
A. Analisis Pendahuluan .................................................................. 59
B. Analisis Lanjutan ......................................................................... 70
C. Analisis Hipotesis ........................................................................ 72
BAB V: PENUTUP ..................................................................................... 74
A. Kesimpulan ................................................................................ 74
B. Saran .......................................................................................... 75
C. Penutup ...................................................................................... 76
DAFTAR TABEL
TABEL I Data perlengkapan SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga........... 47
TABEL II Data ruang menurut jenis dan luas .............................................. 47
TABEL III Data Guru dan Karyawan berdasarkan jenjang pendidikan ......... 52
TABEL IV Data Guru dan Karyawan berdasarkan jenis kelamin ................. 52
TABEL V Pembagian siswa berdasarkan kelas ............................................ 53
TABEL VI Daftar nama responden .............................................................. 53
TABEL VII Jawaban angket implementasi hadiah ....................................... 55
TABEL VIII Jawaban angket motivasi belajar siswa .................................... 56
TABEL IX Data distribusi implementasi hadiah .......................................... 59
TABEL X Prosentase implementasi hadiah ................................................... 62
TABEL XI Distribusi frekuensi implementasi hadiah................................... 63
TABEL XII Data distribusi motivasi belajar siswa ....................................... 64
TABEL XIII Prosentase motivasi belajar siswa ............................................. 68
TABEL XIV Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa............................... 68
TABEL XV Koefisien korelasi antara implementasi hadiah terhadap motivasi
belajar siswa ............................................................................ 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses dan merupakan unsur yang paling vital
dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini ukuran berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar
yang dialami oleh siswa, baik ketika siswa berada di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah (keluarga dan masyarakat). Oleh karenanya,
pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan
manifestasi-nya mutlak diperlukan oleh para pendidik, khususnya Guru.
Kekeliruan dan ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang
bermutunya hasil pelajaran (proses mempelajari materi) yang dicapai peserta
didik (Syah, 1995: 88).
Dalam proses pendidikan minat menjadi unsur yang sangat vital,
karena minat menjadi syarat mutlak dalam proses belajar. Di sekolah sering
terjadi kasus siswa malas mengikuti pelajaran di kelas, tidak memperhatikan
pelajaran, suka membolos dan lain sebagainya. Dalam hal ini peran guru
dalam membangkitkan dan menjaga motivasi siswa agar mau belajar menjadi
kurang berhasil. Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak
diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang
tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang
semula tidak terduga (Purwanto, 1987: 70).
Menurut Muhibbin Syah (1995: 91), “minat (interest) berarti
kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu”. Jadi, suatu minat dapat diapresiasikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada lainnya. Minat
belajar dalam diri seseorang cenderung tidak tetap, kadang kuat kadang lemah,
bahkan dapat hilang sama sekali. Oleh karena itu, pemberian motivasi dari
pendidik (guru) sangat diperlukan agar tujuan dari proses belajar dapat dicapai
dan berhasil.
Diakui atau tidak, bahwa seorang pendidik dalam melaksanakan
proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menggunakan metode
pembelajaran yang benar, sehingga akan tercipta anak didik yang memiliki
landasan keimanan dan baik tingkah lakunya, seperti hadis Nabi Muhammad
SAW:
“Aku mendengar Anas bin Malik diberi tahu oleh Rosululloh SAW.
Bersabda: Hormatilah anak-anakmu sekalian dan perbaiki pendidikan
mereka”(Abdullah, 1992: 391).
Berkaitan dengan hal tersebut, Susiana Aliyananta (2003: 3)
menyatakan bahwa seorang pendidik mempunyai hak dan kewajiban untuk
menggunakan kekuasaannya dalam rangka untuk mengatur, mengarahkan dan
membina siswanya.
Sebagaimana pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 2). Dalam hal ini, pendidik
membina, mengarahkan dan mengatur tingkah laku belajar siswa melalui
hadiah (reward) sebagai bentuk penguatan stimulus dalam mendidik siswa.
Istilah hadiah (reward) digunakan oleh pendidik untuk menjadikan
anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi
yang telah dapat dicapainya (Purwanto, 2007: 182). Tentunya hadiah diberikan
setelah siswa tersebut selesai dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan
berhasil. Pemberian hadiah dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, materi
ataupun sesuatu yang dapat menyenangkan anak.
Hadiah sebenarnya dapat dijadikan sebagai alat pendidikan yang
efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan tidak menutup
kemungkinan pula, bisa menjadi alat yang efektif untuk menurunkan psikologi
siswa. Pemberian hadiah yang berlebihan akan mengakibatkan rasa tertekan
pada anak dan frustasi, contoh: apabila siswa sering mendapatkan hadiah,
maka siswa tersebut akan merasa terbebani dengan predikatnya sebagai siswa
yang sering mendapat hadiah. Pada akhirnya persaingan antar siswa menjadi
tidak sehat.
Berawal dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI
HADIAH
TERHADAP
MOTIVASI
BELAJAR
SISWA
SD
MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN
2009/2010”
B. Rumusan Masalah
Dari sekilas abstraksi pemikiran tersebut di muka, maka ada
permasalahan yang akan dikaji secara mendasar dalam penelitian ini. Adapun
permasalahan-permasalahan tersebut adalah:
1. Bagaimana implementasi hadiah di SD Muhammadiyah Plus Kota
Salatiga tahun ajaran 2009/2010 ?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga
tahun ajaran 2009/2010 ?
3. Adakah pengaruh antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar
siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi
penulis, yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan penulis teliti.
Sehingga, akan memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari datadata yang diperlukan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui implementasi hadiah di SD Muhammadiyah Plus Kota
Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota
Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara implementasi hadiah terhadap
motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun
ajaran 2009/2010.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat
teoritis (Sukardi, 2008: 41), yang mana perlu diuji kebenarannya. Hipotesis
akan ditolak jika hipotesis itu salah dan akan diterima jika fakta-fakta yang
ditemukan itu membenarkan.
Setelah penulis mengadakan penelaahan terhadap berbagai sumber
tentang pemberian hadiah serta hasil dari penelitian pendahuluan yang telah
dilakukan selama beberapa hari di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga,
maka
penulis
mengajukan
hipotesis
“Ada
pengaruh
positif
antara
implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa”. Artinya ada pengaruh
yang signifikan antara implementasi hadiah dengan motivasi belajar siswa
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada 2 kegunaan, yaitu:
1. Untuk menambah wacana teoritik dalam dunia pendidikan, sehingga
menjadi tambahan pilihan dalam memilih metode dalam proses
pembelajaran.
2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dalam metode ini, sehingga
nantinya dapat sebagai sarana penunjang dalam mencapai tujuan
pendidikan.
F. Definisi Operasional
Untuk mencegah timbulnya kesalahpahaman dan kesamaan makna
terhadap istilah yang terdapat di dalam judul skripsi ini, kiranya penulis perlu
menjelaskan
segala
sesuatu
yang
terdapat
dalam
judul
“Pengaruh
implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah
Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010” diantaranya sebagai berikut:
1. Implementasi hadiah
Implementasi adalah pelaksanaan. Sedangkan hadiah adalah
pemberian pemberian, ganjaran atau penghormatan (Purwadarminto,
2006: 396). Menurut Purwanto (2007: 182) hadiah diberikan kepada
siswa supaya siswa dapat merasa senang karena perbuatan atau
pekerjaannya mendapat penghargaan. Dalam hal ini, pendidik juga harus
berhati-hati, jika hadiah sudah dijadikan sebagai tujuan pembelajaran.
Maka, yang terjadi adalah siswa yang sering mendapat hadiah akan
merasa lebih pintar dari teman-temannya.
2. Motivasi belajar siswa
Motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia
ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Syah, 2000:
136). Dalam hal ini tidak ada paksaan dari pendidik untuk melakukan
sesuatu. Sedangkan pengertian belajar sendiri menurut Sardiman (1994:
22-23) adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan
sebagian
kegiatan
menuju
terbentuknya
kepribadian
seutuhnya.
Jadi, motivasi belajar siswa yang dimaksud adalah keinginan yang
timbul dari diri siswa untuk menguasai materi dalam rangka menuju
kepribadian yang utuh. Dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi
baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi pula,
seorang peserta didik akan lebih bisa mengembangkan aktifitas, inisiatif
serta dapat mengarahkan dalam memelihara ketekunan belajar.
G. Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses
penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data,
diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan (Asih, 2006: 6).
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan survei studi
deskriptif kuantitatif dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel,
kemudian dianalisis untuk menemukan peranan antar variabel penelitian.
Prof. Drs. Sutrisno Hadi (1973: 72) mendefinisikan variabel sebagai
gejala yang bervariasi. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti:
a. Variabel bebas
Biasa disebut sebagai variabel penyebab yaitu variabel yang
mempengaruhi (Tanzeh, 2009: 37), yang menjadi variabel ini adalah
implementasi hadiah sebagai variabel X dengan indikator:
1) Memberikan kata-kata sanjungan
2) Membenarkan jawaban siswa
3) Memberikan acungan jempol kepada siswa
4) Memberikan tepuk tangan kepada siswa
5) Memajang hasil karya siswa di dinding kelas
6) Memberikan tambahan nilai kepada siswa
7) Memberikan hadiah berupa barang kepada siswa berprestasi
b. Variabel terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang menjadi akibat (Tanzeh,
2009: 37), dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
motivasi belajar siswa sebagai variabel Y dengan indikator:
1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
2) Keaktifan siswa membaca materi pelajaran
3) Keaktifan siswa meminjam buku di perpustakaan
4) Memperhatikan pelajaran dengan baik
5) Mengerjakan tugas PR dengan baik
6) Antusias dalam keinginan untuk menguasai pelajaran
7) Aktif dalam bertanya tentang materi pelajaran yang sulit.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi
penelitian
yang
dipilih
oleh
peneliti
adalah
SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga dengan dasar penelitian pendahuluan
yang telah dilakukan pada tanggal
18 Januari 2010. Bahwa di SD
Muhammadiyah plus kota Salatiga terdapat sesuatu yang menurut peneliti
menarik untuk diteliti yaitu tentang implementasi hadiah dan hukuman
dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa.
Waktu penelitian adalah waktu secara umum yang digunakan oleh
peneliti selama penelitian. Dalam kesempatan ini peneliti melaksanakan
penelitian pada tahun ajaran 2009/2010.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998:
115). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SD
Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. Sempel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti (Hadi, 1981: 70).
Menurut sutrisno Hadi (1976: 73) bahwa” tidak ada suatu ketetapan
yang mutlak berapa persen suatu sempel harus diambil dari populasi,
ketiadaan ketetapan yang mutlak itu tidak menimbulkan keraguan pada
peneliti”.
Suharsimi Arikunto (1998: 120) menegaskan bahwa “untuk sekedar
ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semua,
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih”. Hasil dari penelitian pendahuluan penulis dapat
diketahui bahwa jumlah siswa di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
pada tahun ajaran 2009/2010 adalah 389 siwa. Demi efisiensi penelitian,
maka penulis mengambil 10% dari jumlah populasi. Hasilnya adalah 39
siswa.
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian adalah hal yang sangat
penting karena ini berhubungan isi penelitian tersebut agar sesuai dengan
data di lapangan. Dengan berbagai pertimbangan terutama subyek
penelitian dan indikator dari dua variabel yang akan diteliti, maka metode
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Angket atau kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 140).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
implementasi hadiah dan hukuman juga data tentang motivasi belajar
siswa di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran
2009/2010.
b. Interview
Metode ini sering disebut dengan wawancara. Wawancara
adalah suatu proses Tanya jawab secara lisan, dimana dua orang atau
lebih berhadap-hadapan secara fisik (Hadi, 1976: 73). Metode ini
digunakan untuk mendukung validitas angket, serta digunakan untuk
mengetahui hal-hal lain yang diperlukan dalam penelitian ini.
c. Observasi
Metode observasi adalah metode-metode untuk mengumpulkan
keterangan yang diinginkan dengan cara mengadakan pengamatan
secara langsung (Ahmadi, 1979: 18).
Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi
penelitian untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi dan
berkaitan dengan tujuan penelitian di SD Muhammadiyah plus Kota
Salatiga.
d. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Dalam pelaksanaanya, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti: buku, majalah, catatan, dan lain sebagainya
(Arikunto, 1998: 149).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data keadaan umum
situasi dan kondisi SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang
meliputi: letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa,
serta berbagai hal yang diperlukan oleh peneliti.
5. Analisis Data
Setelah penulis memperoleh data, penulis akan melakukan rekap dan
kemudian mengadakan analisis data. Dalam proses analisisnya di bagi
menjadi dua tahapan. Analisis pendahuluan dengan menggunakan tabel
distribusi sederhana untuk setiap variabel. Dengan menggunakan kriteria:
a.
Untuk jawaban alternative A dengan nilai 5
b.
Untuk jawaban alternative B dengan nilai 4
c.
Untuk jawaban alternative C dengan nilai 3
d.
Untuk jawaban alternative D dengan nilai 2
e.
Untuk jawaban alternative E dengan nilai 1
Langkah selanjutnya menentukan kualifikasi dari internal nilai
dengan menentukan:
P
F
x 100 %
N
Keterangan :
P
: Angka prosentase
F
: Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N
: Jumlah responden
100%
: Bilangan konstanta
Sedangkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan,
akan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar karena
sampel dan jumlah respondennya sama, sehingga teknik penghitungannya
berdasar skor aslinya, adapun rumusnya sebagai berikut:
(X )(Y )
N
2
 2 ( X )  2 ( Y ) 2 
X 
Y 

N 
N 

XY 
rxy 
Keterangan:
rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
X
: Variabel bebas, Yaitu implementasi hadiah
Y
: Variabel terkait, Yaitu motivasi belajar siswa
X2
: Product dari X
Y2
: Product dari Y
N
: Jumlah responden (Arikunto, 1998: 258).
H. Sistematika Penulisan
Dari uraian di atas dapatlah kami gambarkan penelitian yang akan
dilakukan dalam sistematika berikut ini:
BAB I
: Merupakan pendahuluan dari penulisan ini yang berisikan
tentang latar masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian, dasar, tujuan,
dan metode implementasi hadiah. Di samping itu juga akan
dibahas mengenai pengertian, macam, fungsi, teori dan bentuk
dari motivasi belajar siswa.
BAB III
: Bab ini merupakan penggambaran dari obyek penelitian yang
meliputi: letak geografis, sarana dan prasarana, keadaan guru,
keadaan karyawan, keadaan siswa, tujuan dan struktur organisasi
dari SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga serta penyajian data
penelitian.
BAB IV
: Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data dan juga
analisis dari hipotesis
BAB V
: Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi. Dalam
bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran bagi
pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi Hadiah
1. Pengertian Implementasi Hadiah
Dalam dunia pendidikan istilah hadiah (ganjaran) sebagai salah
satu metode pembelajaran, telah banyak mengundang perhatian di
berbagai kalangan ilmuwan modern dengan pemunculan pemikiranpemikiran dan pandangan-pandangan tentang ganjaran.
Istilah ganjaran tidaklah asing bagi para praktisi pendidikan.
Karena, metode tersebut seringkali dipakai dalam proses belajar mengajar
dengan maksud agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan sempurna.
Untuk mengetahui, apakah metode yang telah dilakukan dari zaman
dahulu sampai sekarang sudah sesuai dengan prosedur yang telah dibuat
oleh pencetus ide tersebut?. Untuk keperluan tersebut penulis akan
membahasnya.
Implementasi adalah pelaksanaan (Purwadarminta, 2006: 441).
Dalam hal ini Implementasi yang dimaksud adalah sesuatu yang telah
membudaya di suatu tempat. Jadi, peneliti tidak membawa sesuatu yang
baru, akan tetapi hanya meneliti yang sudah berlaku.
Hadiah adalah pemberian, ganjaran (Purwadarminta, 2006: 396).
Ganjaran dalam bahasa Arab adalah tsawab (Sunarto, 2007: 75). Hadiah
dalam al-Qur’an sebagai sesuatu yang diterima seseoarang karena
perbuatan dalam kehidupan ini atau di akhirat nanti karena amal
perbuatan yang baik (Saleh, 1994: 221). Firman Allah SWT dalam surat
Ali Imron : 148
            
           
 ١٤٨  
“Maka Allah berikan ganjaran kepada mereka di dunia dan di
akhirat dengan ganjaran yang baik. Dan Allah cinta kepada orangorang yang berbuat baik “ (Ali Imron: 148).
Dalam pandangan Islam hadiah bisa diberikan pada dimensi yang
berbeda yaitu dunia (sekarang) dan akhirat (kehidupan setelah mati).
Kelebihan ganjaran di akhirat adalah karena berasal dari sumber yang
unggul. Hal ini di ilustrasikan mengapa Nabi Muhammad SAW hanya
mengharap balasan dari Allah semata. Di dalam al-Qur’an disebutkan
juga perlunya pemberian ganjaran di dunia kepada yang berhak baik
melalui ekspresi verbal (Saleh, 1994: 221-222). Maupun tindakan yang
nyata, contoh pemberian pujian, acungan jempol.
Hadiah atau ganjaran mempunyai maksud untuk mengasosiasikan
perbuatan siswa dengan perasaan senang dan disertai tujuan agar anak
mampu berkompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Disamping itu
perlu juga kiranya untuk diperhartikan bahwa hadiah (ganjaran) bukan
tanpa akibat sampingan yang negatif. Seorang pelajar yang mendapat
hadiah atau ganjaran secara berlebihan akan memunculkan sifat sombong
dan merasa dirinya lebih tinggi dari pada teman-temannya. Oleh sebab
itu pemberian hadiah atau ganjaran jangan sampai berlebihan agar hadiah
atau ganjaran dapat merangsang siswa agar tetap belajar dengan tekun.
Berikut akan dijelaskan beberapa pengertian hadiah sebagai salah
satu alat pendidikan yang berfungsi sebagai pendorong belajar siswa
sebagaimana berikut :
M. Cholim dan kawan-kawan mendefinisikan hadiah adalah
sesuatu yang berfungsi sebagai insentif (dorongan), suatu yang penting
bagi anak dan memperbesar kemungkinan terulangnya perilaku yang
diinginkan (Colim, 1992: 21).
Sedangkan Suharsimi Arikunto menjelaskan hadiah adalah
sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku
sesuai dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan
tata tertib yang sudah ditentukan (Arikunto, 1990: 182).
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidaklah
selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan
menarik bagi orang yang tidak senang dengan pekerjaan tersebut
(Sardiman, 1990: 92).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil satu kesimpulan
bahwa pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan
dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru untuk siswa sebagai
suatu pendorong, penyemangat agar siswa lebih meningkatkan prestasi
hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dalam pemberian
hadiah tersebut muncul keingian dari anak untuk lebih membangkitkan
minat belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa sendiri.
2. Dasar dan Tujuan Implementasi Hadiah
a. Dasar Implementasi Hadiah
Pemberian
hadiah dan
hukuman akan efektif apabila
disesuaikan dengan kebutuhan dari siswa sendiri. Karena, apabila
pemberiannya salah maka akan timbul berbagai akibat negatif yang
tidak kita inginkan dari siswa. Dan itu malah akan menjauhkan kita
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Di bawah ini akan dipaparkan mengenai dasar implementasi
hadiah dalam pendidikan islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
As-sunah (hadist nabi).
Seperti dalam surat Al-Mujadalah: 11
          .......
(١١:
)   
……….. niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadalah: 11).
Dalam firman Allah SWT tersebut memberikan gambaran
tentang pemberian hadiah bagi orang yang berprestasi baik dalam hal
keimanan maupun dalam ilmu pengetahuan.
Dalam suatu hadis juga dijelaskan dengan terang pentingnya
memberikan hadiah.
..........................
“Di ceritakan dari Malik, Rasullullah SAW bersabda:
...............................dan saling memberi hadiah agar kamu
saling mencintai dan bisa menghilangkan dendam” (Imam
Malik,1979: 607).
Nabi Muhammad juga menganjurkan pemberian hadiah
dengan menjadikannya sebagai salah satu alat untuk menumbuhkan
kecintaan yang tulus diantara manusia.
b. Tujuan Implementasi Hadiah
Pendidik dan orang tua sangat bertanggung jawab terhadap
perkembangan
siswa.
Terutama
dalam
hal
mendidik
yaitu
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik potensi
psikomotorik, kognitif, maupun afektif (Tafsir, 2001: 74). Dalam hal
ini juga meliputi aspek fisik dan juga psikis dari siswa tersebut. Oleh
sebab itu pelaksanaan metode hadiah sangat berarti sebagai alat
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pemberian
hadiah
terhadap
siswa,
selain
sebagai
reinforcement (penguatan) dalam hal yang positif untuk terus
memacu minat siswa dalam belajar, disamping itu pemberian hadiah
dapat diartikan sebagai penghargaan atas prestasi yang sudah diraih
oleh siswa tersebut. Dalam hal ini penghargaan berperan untuk
membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat, bukan tujuan,
hendaknya diperhatikan jangan sampai penghargaan ini menjadi
tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa
setelah seorang menerima penghargaan karena telah melakukan
kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan
belajarnya sendiri di luar kelas (Hamalik, 2000: 184).
Hadiah merupakan bentuk pendidikan dan pembinaan perilaku
yang paling menonjol. Hadiah dalam pendidikan tidak bisa
dipisahkan dari konsep tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam
pandangan islam, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi-potensi baik jasmani maupun rohani, emosional maupun
intelektual, serta keterampilan agar manusia mampu mengatasi
problematika hidup secara mandiri serta sadar untuk dapat hidup
menjadi manusia-manusia yang berfikir bebas. Sehingga dapat
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat serta dapat
mempertanggung jawabkan amal perbuatannya (Thoha, tanpa tahun:
101).
Manusia yang bertaqwa selalu menjadi salah satu mata kunci
dalam rumusan tujuan pendidikan dalam Islam. Ini dikarenakan
pendidikan pada dasarnya adalah proses menuju kesempurnaan
individu. Maka, memasukkan kata kamil sesungguhnya juga tidak
kalah penting. Muhammad sebagai insan kamil
sekaligus sebagai
model pendidikan telah disepakati dalam dunia pendidikan islam.
Dengan demikian sikap-sikap Nabi dan cara-cara Nabi dalam
mendidik umat Islam merupakan rujukan penting dalam model
pendidikan Islam. Beliau tidak hanya mengajar, mendidik, tetapi juga
menunjukan jalan hidupnya dan memberikan inspirasi sehingga
manusia tidak hanya mendapatkan ilmu dan kesadaran darinya, tetapi
lebih jauh manusia mentransfer nilai-nilai luhur hingga menjadi sosok
manusia baru (Aliyananta, 2003: 40).
Metode memberikan hadiah merupakan suatu hubungan yang
tidak bisa dipisahkan dalam proses pengajaran, metode tersebut
adalah reaksi dari pendidik (guru) atas perbuatan yang telah
dilakukan oleh siswa.
Tujuan dari hadiah (ganjaran) adalah sebagai alat untuk
mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang. Karena
perbuatan atau pekerjaannya mendapat pengharagaan (Purwanto,
2007: 231). Dengan metode hadiah ini diharapkan anak menjadi lebih
giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi
dari pada yang telah dicapainya. Anak akan menjadi lebih keras
kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi.
3. Metode Implementasi Hadiah
Dalam pendidikan Islam, tujuan dari pendidikan dan juga materi
yang harus diajarkan sudah ditetapkan di dalam Al-qur’an. Unsur
tersebut berperan sangat penting bagi tercapainya tujuan pendidikan yang
ideal. Persoalan yang vital tersebut terletak di dalam metode, dimana
tujuan pendidikan itu akan tercapai secara efektif dan efisien manakala
jalan yang ditempuh benar-benar tepat.
Peranan metode pembelajaran berasal dari kenyataan yang
menunjukan bahwa materi kurikulum pendidikan islam tidak mungkin
akan tepat diajarkan, melainkan diberikan secara khusus. Ketidaktepatan
dalam penerapan metode ini kiranya akan menghambat proses belajar
mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga yang relatif
banyak.
Dalam pembahasan ini akan dipusatkan pada metode yang
berkenaan dengan tugas seorang guru, yang sepenuhnya sadar akan
kewajibannya sebagai seorang pendidik, yaitu metode hadiah (Purwanto,
1998: 69).
Metode ini merupakan motivasi penting. Motivasi merupakan
syarat mutlak untuk belajar, karena motivasi adalah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu atau
pernyataan yang komplek di dalam suatu organisasi yang mengarahkan
tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan.
Sangat jelas kiranya bahwa tiap motif itu bertalian erat dengan
suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang
bersangkutan maka, makin kuat pula motifnya. Jadi, motif itu sangat
berguna bagi tindakan/ perbuatan seseorang.
Guna dari motif-motif itu adalah :
a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif ini
berfugsi sebagai pengerak atau sebagai motor yang memberikan
energi kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah suatu
perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi
mencegah
penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan
yang harus ditempuh.
c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatanperbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai
tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan itu (Purwanto, 1988: 81-82).
Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 165-166), ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan hadiah kepada
siswa yaitu :
a. Hadiah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan sifat dari aspek
yang menunjukkan keistimewaan prestasi
b. Hadiah harus diberikan langsung sesudah perilaku yang dikehendaki
dilaksanakan.
c. Hadiah harus diberikan sesuai dengan kondisi seseorang yang
menerimanya.
d. Hadiah yang harus diterima anak hendaknya diberikan.
e. Hadiah harus benar-benar berhubungan dengan prestasi yang dicapai
oleh anak.
f. Hadiah harus diganti (bervariasi)
g. Hadiah hendaknya mudah dicapai.
h. Hadiah harus bersifat pribadi.
i. Hadiah sosial harus segera diberikan.
j. Jangan memberikan hadiah sebelum siswa berbuat.
k. Pada waktu menyerahkan hadiah hendaknya disertai penjelasan rinci
tentang alasan dan sebab mengapa yang bersangkutan menerima
hadiah tersebut.
Dalam memberikan hadiah oleh pendidik selamanya tidak bersifat
baik, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pemberian hadiah
merupakan suatu hal yang bersifat positif. Armai Arif berpendapat pada
implikasi pemberian hadiah yang bersifat negatif apabila pelaksanaan
pemberian hadiah dipakai sebagai berikut :
a. Menganggap kemampuannya lebih tinggi dari teman-temannya atau
temannya dianggap lebih rendah.
b. Dengan pemberian hadiah membutuhkan alat tertentu serta
membutuhkan biaya.
Selain itu diungkapkan juga pemberian hadiah yang bersifat
positif apabila pelaksanaan hadiah dipakai sebagai berikut:
a. Siswa akan berusaha mempertinggi prestasinya.
b. Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik
untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersifat progresif.
c. Dapat menjadi pendorong bagi anak didik lainnya untuk mengikuti
anak yang memperoleh hadiah dari gurunya, baik dalam tingkah
laku, sopan santun, semangat dan motivasinya dalam berbuat yang
lebih baik (Arif, 2002: 128-129).
Pemakaian dari alat pendidikan yang berupa hadiah (ganjaran)
akan lebih tepat guna bila dalam pelaksanaannya selalu menyesuaikan
kondisi, dimana memang pemberian hadiah itu harus dilakukan oleh
seorang guru sebagai motivator belajar anak didik.
B. Motivasi Belajar Siswa
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, seringkali pengajar harus
berhadapan dengan siswa-siswa yang prestasi akademisnya tidak sesuai
dengan harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan
kognitif siswa cukup baik, pengajar cenderung untuk mengatakan bahwa
siswa tidak bermotivasi dan menganggap hal ini sebagai kondisi yang
menetap.
Mengingat demikian penting minat bagi siswa dalam belajar. Maka
guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya.
Dalam usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan. Menciptakan kondisikondisi tersebut dapat membangkitkan motivasi belajar (Slameto, 1991:
176).
Motivasi maupun minat adalah hal yang mendorong seeorang untuk
melakukan suatu perbuatan. Bagi seorang muslim pendorong suatu
perbuatan ialah keinginan untuk mencari keridlaan Allah. Barang siapa yang
dalam melakukan sesuatu didorong oleh keinginan untuk mencari keridlaan
Allah, yang bersangkutan akan memperoleh rahmat dari Allah. Begitu juga
bila seseorang menuntut ilmu demi mencari keridlaan Allah. Berikut akan
diuraikan lebih lanjut berbagai hal mengenai minat anak dalam belajar,
sebagai berikut.
1. Pengertian Motivasi Belajar
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan
istilah “motivasi” untuk menunjuk mengapa orang tersebut melakukan
sesuatu. Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung
dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya
tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Sebagaimana
gambaran mengenai batasan motivasi, akan penulis kutip dari beberapa
pendapat, yaitu :
Motivasi berasal dari bahasa melayu yaitu motive. Menurut
Purwanto (1988: 69) motif adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dengan kata lain, bila ada
seorang mahasiswa yang membaca buku di bawah pohon beringin dan
suasana sangat panas itu adalah contoh motivasi.
Menurut mc. Donald dalam buku interaksi dan motivasi belajar
mengajar (Sardiman, 1994: 73-74). Motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian
diatas ada tiga unsur yang terkandung di dalamnya, yaitu:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system neurophysiological yang
ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi
manusia, maka penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik
manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoaalan-persoalan kejiwaan, afeksi
dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Dalam hal ini
motivasi muncul karena adanya respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi
memang
muncul
dari
dalam
diri
manusia,
tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Sedangkan menurut Eysenck yang disadur oleh Slameto (1991:
172) motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan,
intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Jadi,
dari beberapa
definisi
motivasi dapat
ditarik
kesimpulan
yang
berhubungan dengan aktifitas belajar bahwa motivasi adalah keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dari subyek belajar itu dapat
tercapai (Sardiman, 1994: 75).
Sedangkan mengenai pengertian belajar ini sangat komplek sekali,
sehingga bila kita ingin mencari jawaban tentang apakah belajar itu,
maka akan ditemukan beberapa definisi yang berbeda-beda yang
dirumuskan oleh banyak ahli. Dalam rangka pemahaman mengenai
makna belajar, akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai definisi
belajar, sebagai berikut:
a. Menurut Sardiman (1994: 22), belajar diartikan sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga atau psikofisik untuk mengubah tingkah laku
menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti
menyangkut unsur rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
b. Menurut Nana Sudjana (1989: 5) mengatakan bahwa belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan hasil pada diri
seseorang perubahan tersebut dapat ditujukan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan pemahaman, sikap tingkah laku,
keterampilan, kecakapan dan kemampuan serta perubahan aspek
lainnya yang ada pada individu yang belajar.
c. Sedangkan menurut Slameto (1991: 2) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Demikianlah beberapa definisi tentang belajar
yang telah
dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Kalau kita memperhatikan
beberapa definisi belajar di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan
bahwa, walaupun beberapa ahli pendidikan memberikan definisi belajar
yang berbeda-beda, namun pada hakikatnya di dalam definisi itu
terdapat kesepakatan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, ada berbagai macam
motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli psikologi, diantaranya:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir. Jadi, motivasi ini ada tanpa dipelajari atau motif yang
disyaratkan secara biologis, misal: dorongan untuk makan dan
istirahat.
2) Motif-motif yang dipelajari
Yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari, contoh:
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan
untuk mengajar sesuatu di masyarakat. Dalam kegiatan belajar
mengajar, hal ini membantu dalam mencapai prestasi. Karena
dalam motif ini dikembangkan sikap ramah, kooperatif dan
membina hubungan baik dengan sesama, terutama orang tua dan
guru.
Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif ini:
1) Cognitife motives
Motif ini menunjukan pada gejala intrinsic, yang menyangkut
kepuasan individual. Kepuasan ini berada dalam diri manusia
biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif ini
sangat primer dalam kegiatan pembelajaran di sekolah terutama
dalam pengembangan intelektual.
2) Self expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang
terpenting kebutuhan individu tidak sekedar tahu mengapa dan
bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu
kejadian. Untuk itu maka dibutuhkan kreativitas yang penuh
imajinasi. Jadi, dalam hal ini ada keinginan untuk aktualisasi diri.
3) Self enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan
diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam
belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak
didik untuk mencapai suatu prestasi (Sardiman, 1994: 86-87).
b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth
Menurut Woodwort, motivasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Motif Organis yakni motif-motif yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh (kebutuhan
organis), seperti: haus, lapar, istirahat, dan lain-lain.
2) Motif Emergency adalah motif yang timbul jika situasi menuntut
timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat. Jadi, dalam
motif ini timbul karena ada rangsangan dari luar. Contoh: Motif
berkelahi, berikhtiar.
3) Motif Obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu
obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena
adanya dorongan dari dalam diri kita. Contoh: motif menyelidiki
(Purwanto, 1988: 74).
c. Motivasi jika dilihat dari nilai yang terkandung di dalam obyeknya
Motivasi dalam kelompok ini di bedakan menjadi dua, yaitu:
1) Motivasi Intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif tanpa
perlu rangsangan dari luar, karena dari dalam diri sendiri sudah
ada dorongan untuk melakukannya. Misal: seorang siswa mau
belajar karena murni ingin memperoleh pengetahuan atau
mengubah tingkah lakunya secara konstruktif tidak karena yang
lain.
2) Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena
adanya rangsangan dari luar. Misal, seorang siswa mau belajar
karena besok ada ujian. Bisa dikatakan pula bahwa aktifitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar
(Sardiman, 1994: 89-90).
3. Fungsi Motivasi Belajar
Kegiatan yang dilakukan oleh semua manusia membutuhkan
motivasi. Begitu juga untuk belajar juga dibutuhkan motivasi.
“Motivasion is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan
menjadi optimal kalau ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan berperan
penting dalam menentukan intensitas usaha belajar siswa.
Sehubungan dengan hal ini, Sardiman (1994: 85) membagi fungsi
motivasi menjadi tiga fungsi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor penggerak yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b. Menetukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Dalam pelaksanaan di lapangan, proses ini tidak bisa dilepaskan
dari adanya peran pendidik (guru). Guru sebagai pihak yang memelihara
dan meningkatkan motivasi. De Cecco dan Grawford mengajukan 4
fungsi pengajar berkaitan dengan motivasi:
a. Mengairahkan siswa
Dalam pembelajaran guru harus menghindari hal-hal yang monoton.
Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan
memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke
lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Untuk dapat meningkatkan
kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai disposisi awal siswa-siswinya.
b. Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan
bisa memodifikasi harapan yang kurang/tidak realistis. Untuk itu,
guru perlu pengetahuan yang cukup mengenai riwayat akademis
siswa di masa lalu. Dengan tujuan agar guru bisa membedakan siswa
yang membutuhkan motivasi banyak dan sedikit.
c. Memberikan insentif
Guru diharapkan selalu memberikan hadiah kepada siswa yang
mengalami keberhasilan, sehingga siswa akan terus terdorong untuk
melakukan usaha lebih lanjut guna mancapai tujuan pembelajaran.
d. Mengarahkan
Guru harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara
menunjukan kepada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar
dan meminta mereka untuk memperbaikinya (Slameto, 1991: 177178).
Di samping itu, motivasi dapat digunakan sebagai pendorong
usaha dan pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi (Sardiman, 1994: 85). Adanya motivasi yang baik dan
terpelihara akan menghasilkan prestasi yang baik pula.
4. Teori dan Bentuk Motivasi Belajar
Kebutuhan manusia bersifat dinamis yaitu bisa berubah sesuai
dengan waktu. Begitu pula dengan motif yang berkaitan dengan
kebutuhan juga akan mengalami perubahan sesuai dengan keinginan dan
perhatian manusia.
Teori tentang motivasi lahir di kalangan para psikolog. Menurut
ahli jiwa, bahwa dalam motivasi ada hierarki (tingkatan) dari atas ke
bawah (Sardiman, 1994: 80). Dalam hal ini ada beberapa teori tentang
motivasi, akan tetapi teori yang paling terkenal adalah yang
dikembangkan oleh Maslow (1943-1970) yang berkaitan dengan
kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis
Dalam kebutuhan ini meliputi kebutuhan yang paling dasar dari
manusia, yang meliputi: makanan, pakaian, tempat berlindung, dll.
b. Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan ini meliputi kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat
diramalkan. Ketidakpastian dan ketidakadilan akan menimbulkan
kecemasan dan ketakutan pada individu.
c. Kebutuhan Rasa Cinta
Ini merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain.
d. Kebutuhan Akan Penghargaan
Ini merupakan kebutuhan akan perhatian, ketenaran, status, martabat,
dan lain sebagainya.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri
sepenuhnya.
f. Kebutuhan ingin Mengetahui dan mengerti
Kebutuhan ini didasarkan pemuasan rasa ingin tahu untuk
mendapatkan pengetahuan dan untuk mengerti sesuatu (Slameto,
1988: 173-174).
Sedangkan menurut Sardiman (1994, 82) teori tentang motivasi
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Teori Intrinsik
Dalam teori ini dikatakan bahwa tingkah laku manusia berkaitan
dengan pembawaannya dalam memberikan respon terhadap adanya
kebutuhan yang seolah-olah tanpa disadari.
b. Teori Fisiologis
Teori ini disebut juga “Behaviour theories”, menurut teori ini semua
tindakan manusia itu berakar pada usaha untuk memenuhi kepuasan
dan kebutuhan organic atau untuk memenuhi kebutuhan fisik.
Sehingga muncullah perjuangan hidup.
c. Teori Psikoanalitik
Teori ini mengatakan bahwa semua tindakan manusia ada karena
adanya unsur id dan ego.
Dari teori di atas dapat dikenali ciri-ciri orang yang mempunyai
motivasi kuat, diantaranya:
a. Tekun menghadapi tugas dalam waktu yang lama.
b. Ulet menghadapi kesulitan.
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja sendiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah (Sardiman, 1994: 83).
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat vital
sekali. Motivasi dapat membangkitkan inisiatif dan mengembangkan
aktifitas siswa. Untuk keperluan tersebut, maka seorang pendidik harus
mengetahui bentuk-bentuk motivasi, hal ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaanya dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Menurut Gage dan Berliner yang dikutip oleh Slameto (1988: 179180) menyarankan sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi:
a. Menggunakan pujian verbal
b. Menggunakan tes dan nilai secara bijaksana
c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk mengadakan eksplorasi
d. Untuk tetap mendapatkan perhatian
e. Merangsang hasrat siswa dengan membocorkan hadiah yang akan
diterima
f. Mengajar dengan menggunakan contoh yang sudah dikenal
g. Menerapkan prinsip-prinsip mengajar yang luar biasa
h. Meminta siswa untuk mempraktekkan hal-hal yang sudah dipelajari
i.
Menggunakan metode simulasi dan permainan
j.
Memperkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.
C. Korelasi Implementasi Hadiah terhadap Motivasi Belajar Siswa
Sebagai metode dalam pembelajaran pemberian ganjaran dimaksudkan
sebagai respon seseorang karena perbuatannya.
Pemberian ganjaran
merupakan respon yang positif memiliki tujuan yang sama yaitu ingin
mengubah tingkah laku seseorang. sTujuan pemberian penghargaan dalam
belajar mempunyai arti bahwa siswa menerima penghargaan karena telah
melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, ia akan terus
melakukan
kegiatan pembelajarannya sendiri di luar kelas.
Banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak memperoleh
motivasi yang tepat, jika seseorang memperoleh motivasi yang tepat, maka
paduan tenaga yang luar biasa akan dapat mencapai hal-hal yang semula tidak
terduga (Purwanto, 1990: 60). Dengan kata lain dengan memberikan motivasi
yang tepat kepada siswa, maka bakat anak yang semula terpendam akan
muncul karena apa yang dilakukannya merasa dihargai oleh gurunya.
Disadari atau tidak, perkembangan teknologi di dunia ini semakin
berkembang pesat. Keberadaan teknologi bukan merupakan satu-satunya alat
yang dapat mendorong keberhasilan belajar siswa. Namun yang tidak kalah
pentingnya
adalah
bagaimana
upaya
seorang
guru
untuk
dapat
membangkitkan motivasi para siswanya agar merasa nyaman dan senang
dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi akan dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar, motivasi yang kurang akan berakibat pada pencapaian hasil
belajar yang tidak dapat maksimal.
Salah satu cara membangkitkan motivasi siswa adalah dengan
mengimplementasikan hadiah. Teori ini merupakan salah satu teori dalam
dunia pendidikan yang sampai saat ini masih layak dan cocok diterapkan
dalam proses belajar mengajar. Jadi, antara implementasi hadiah mempunyai
hubungan yang erat keberadaanya dalam rangka menumbuhkan motivasi
belajar siswa sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Jadi,
dalam
penelitian
ini
akan
diketahui
hubungan
antara
implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa melalui angket yang diisi
oleh siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010,
sedangkan angket dibuat berdasarkan indikator yang telah ditulis oleh penulis
dalam bab I. Indikator merupakan turunan dari landasan teori tentang
bagaimana implementasi hadiah yang tepat.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga
1.
Sejarah Berdirinya
Pada tahun 1926 didirikanlah Hollandsch Inlandsche Shool (HIS)
Muhammadiyah Salatiga yang merupakan lembaga pendidikan Islam
formal pertama kali di Salatiga. Pendirian sekolah tersebut sebagai wujud
nyata kepedulian dari warga Muhammadiyah dalam rangka ikut
berpartisipasi dalam mencerdaskan bangsa (pribumi). Pada masa itu
lembaga pendidikan ini berhasil menghantarkan putra-putri islam yang
mandiri dan memiliki komitmen terhadap Islam dan kebangsaan.
Sekolah HIS Muhammadiyah didirikan di atas tanah wakaf dari
bapak alm. Tjitrohusodo yang merupakan kakak dari H. Asrori Arif.
Beliau adalah tokoh Muhammadiyah Salatiga yang sekarang tinggal di
Pekalongan. Berkat kerjasama semua warga Muhammadiyah dan
partisipasi para simpatisan, akhirnya dapat dibangun sekolahan yang
bercirikan Islam modern sebagai alternatif bagi masyarakat muslim di
Salatiga. Kepala sekolah HIS Muhamadiyah yang pertama kali adalah
bapak R. Muh. Djamil.
Pasca kemerdekaan Indonesia, HIS Muhammadiyah berubah nama
menjadi Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah kalicacing Salatiga. Sejak
saat itu gedung SD Muhammadiyah yang kondisi bangunannya masih
sederhana secara bersamaan digunakan juga sebagai sekolah Pendidikan
Guru Agama (PGA). Setelah PGA ditutup, mulai tahun 1970-an gedung
sekolah
tersebut
dimanfaatkan
pula
untuk
pendidikan
SMP
Muhammadiyah. Setelah SMP dapat menempati gedung sendiri yang
beralamat
di
Muhammadiyah
jalan
cempaka
(PDM)
Salatiga.
Salatiga
Maka,
Pimpinan
memprakarsai
pendirian
Daerah
IKIP
Muhammadiyah. Sebagai tempat kuliahnya berada di gedung SD
Muhammadiyah
kalicacing
kemudian
pindah
ke
gedung
SMP
Muhammadiyah. Usia IKIP tersebut tidak berlangsung lama, karena
dilikuidasi ke IKIP Muhammadiyah Surakarta (sekarang UMS).
Nampaknya pada tahun 1970-an semangat dari PDM Salatiga
meningkat untuk mengembangkan bidang pendidikan. Hal itu terbukti
pada saat likuidasi IKIP Muhammadiyah Salatiga Ke Surakarta. Setelah
itu, PDM Muhammadiyah Salatiga mendirikan SMA Muhammadiyah
dengan gedung sekolah menempati gedung SD Muhammadiyah. Setelah
PDM Salatiga dapat membangun gedung Sekolah bagi SMA di daerah
Soka Sidorejo dengan luas 5.000 m2, maka aktifitas belajar mengajar SMA
Muhammadiyah berpindah ke daerah baru tersebut. Sedangkan gedung SD
tersebut tetap berfungsi sebagai SD Muhammadiyah Kalicacing Salatiga.
Dalam lima tahun terakhir, keberadaan SD Muhammadiyah
Kalicacing Salatiga memperlihatkan grafik menurun pada jumlah
pendaftar. Tampilan dan prestasinya tidak diminati oleh masyarakat
termasuk tamatan Bustanul Atfal Aisiyah sulit untuk dimobilisasi agar
masuk SD Muhamadiyah kalicacing Salatiga. Kompleksitas problem yang
melilit kondisi SD
belum pernah terselesaikan secara komprehensif,
sehingga perbaikan yang dilakukan tidak dapat mengangkat pamor SD
Muhammadiyah ke posisi sejajar dengan kompetitor pendidikan lainnya.
Lantaran saran dan kritik untuk membenahi SD Muhammadiyah sudah
sering dikumandangkan, tetapi belum ada langkah tegas pemilik otoritas
untuk mengambil alternatif. Pada sisi lain warga Muhammadiyah yang
menginginkan SD berkualitas mengundang concern para pemerhati
pendidikan untuk mengkaji ualng keberadaan SD Muhammadiyah
kalicacing dari sudut pandang kelebihan dan kekurangannya.
Keadaan yang memprihatinkan terjadi pada puncaknya yaitu 3
tahun sebelum dirubah menjadi SD Muhammadiyah plus, yaitu jumlah
siswa dari kelas I-VI hanya 43 (tahun ajaran 2000/2001), 42 (tahun ajaran
2001/2002) dan 55 (tahun ajaran 2002/2003). Setelah melewati beberapa
pertemuan yang intensif, PDM Salatiga akhirnya memutuskan untuk
melaksanakan pembenahan total dari aspek manajemen kepemimpinan,
administrasi maupun model pembelajaran dengan mengacu pada orientasi
kualitas, unggulan dan masa depan. Untuk mewujudkan rencana tersebut,
maka dibentuklah “Tim Pengembang Sekolah Dasar Muhammadiyah plus
Kota Salatiga” pada tahun 2003. Adapun susunan pengurusnya, sebagai
berikut:
Ketua
: Dr. H. Achmadi
Wakil Ketua
: Drs. M. Zulfa Mahasin, M. Ag
Sekretaris
: Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Anggota
: Drs. Badwan, M.Ag
Drs. Ali Muhson, M. H
Drs. Mahfudz, A. N.
Drs. H. Usman Haryono
Sutjipto, S. Pd
M. Thoha AR., B. A
Tugas utama dari tim tersebut adalah menyiapkan perangkat keras
dengan merenovasi dan membangun gedung baru sebanyak 8 kelas dua
lantai dan menyediakan fasilitas pendidikan lainnya, serta menyiapkan
perangkat lunak berupa kurikulum dan strategi pembelajaran yang relevan.
Selain itu juga menyiapkan tenaga guru yang berkualitas. Setelah
persiapan dianggap cukup, maka mulai tahun ajaran 2003/2004 lebih
tepatnya pada 1 Juni 2003 SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
menerima siswa baru kelas I sebanyak satu kelas. Dengan adanya sistem
seleksi penerimaan siswa baru ini menjadi tonggak sejarah dan sekaligus
sebagai pondasi berdirinya SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga.
Untuk muatan plus dari SD Muhammadiyah plus Salatiga adalah:
Sesanti (slogan) “AKU ANAK CERDAS
a.
BERAKHLAK MULIA”, kata AKU dimaksudkan sebagai penyadaran
akan potensi diri dan motivasi diri sendiri; ANAK CERDAS adalah
modal
kreatifitas
dan
kemampuan
memecahkan
masalah;
BERAKHLAK MULIA adalah kunci sukses dan hidup bermakna.
b.
Untuk
mewujudkan
sesanti
tersebut,
disajikan kurikulum paripurna.
c.
Pendekatan
dalam
pembelajaran
menggunakan Quantum Learning (belajar cepat dan menyenangkan).
d.
berpendidikan
S2
Guru
penanggung
kependidikan,
minimal
jawab
S1,
dibantu
kelas
guru
pendamping sesuai bidang studi.
Sistem sekolah sepanjang hari (All days
e.
school).
f.
Sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
yang kondusif dan mendukung efektifitas pembelajaran.
Dibangun silaturahmi yang intens antara
g.
orang tua dan sekolah, karena keterpaduan sikap dan pandangan antara
keduanya merupakan kunci keberhasilan pendidikan.
Dengan muatan Plus tersebut diharapkan SD Muhammadiyah plus
Kota Salatiga dapat mengantarkan peserta didik kompetitif secara
intelektual dan moral dalam memasuki era global yang substansinya
adalah kompetensi dalam berbagai bidang kehidupan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, ada beberapa bentuk hadiah
yang diberlakukan oleh SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun
ajaran 2009/2010, yaitu hadiah berupa:
a.
Kata-kata sanjungan, misal: Bagus, betul,
dll.
b.
Isyarat, misal: Tepuk tangan, acungan
jempol, dll.
c.
Pemajangan karya terbaik siswa di dinding
kelas.
d.
2.
Pemberian materi, misal: Buku.
Letak Geografis
SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga terletak di dua daerah yang
agak berjauhan. Sekolah ini juga dikelilingi oleh SD negeri dan swasta
yang letaknya sangat berdekatan, sehingga harus tetap menjaga kualitas
agar bisa mendapatkan siswa yang ideal. Untuk kampus I terletak di jalan
Adi Sucipto no. 13 Salatiga yang digunakan untuk kelas 1, 2 dan 6 yang
mana letaknya sangat strategis, yaitu:
Sebelah barat
: berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah utara
: berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah timur
: berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah selatan
: berbatasan dengan jalan raya menuju dan dari alunalun pancasila.
Sedangkan untuk kampus 2 terletak di jalan Suropati no. 14
Togaten Salatiga yang di gunakan untuk kelas 3, 4 dan 5 yang berbatasan
dengan:
Sebelah barat
: berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah utara
: berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah timur
: berbatasan dengan rumah penduduk.
Sebelah selatan
: berbatasan dengan rumah penduduk.
3.
Visi dan Misi
Visi dari SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga adalah:
a.
Menjadi
Excellence)
bagi
Pusat
pengembangan
Unggulan
potensi
dasar
(Center
anak
of
dalam
mengoptimalkan bakat, minat, dan ketrampilan hidup yang membawa
kemaslahatan memenuhi tugas-tugas perkembangan anak dalam
kehidupan masyarakat.
b.
Mewujudkan
lingkingan
belajar
yang
kondusif untuk penanaman nilai-nilai dasar keislaman bagi anak didik.
Sedangkan untuk misinya adalah:
a. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu baik secara
keilmuan maupun secara moral dan sosial, sehingga mampu
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ.
b. Memberikan bekal dasar “Baca, Tulis, Hitung” pengetahuan dan
ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.
c. Memberikan bekal dasar tentang pengetahuan agama Islam dan
pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan serta menyiapkan
siswa untuk mengikuti pendidikan di jenjang selanjutnya.
4.
Sarana dan Prasarana
Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana adalah segala sesuatu
yang dapat membantu atau menunjang pelaksanaan pendidikan dalam
mencapai tujuan. Dimana untuk menunjang proses belajar mengajar serta
penyelenggaraan administrasi pendidikan di SD Muhammadiyah plus
Salatiga, maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk
sarana dan prasarana akan penulis uraikan sebagai berikut:
a.
Perlengkapan sekolah
Tabel I
Data perlengkapan
SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Alat
Komputer
Mesin Ketik
Mesin Hitung
Mesin Foto
Filling Cabinet
Almari
Rak Buku
Meja Guru
kursi Guru
Meja Siswa
Jumlah
20
2
2
2
1
6
12
27
27
390
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
11
b.
Kursi Siswa
390
Baik
Ruang menurut jenis dan luas
Tabel II
Data Ruang Menurut Jenis dan Luas
SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
No.
1
2
No.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
5.
Jenis Ruang
Ruang Teori/Kelas
Laboratorium IPA
Jenis Ruang
Laboratorium Komputer
Ruang Perpustakaan
Ruang UKS
Ruang Praktek Kerja
Ruang BP/BK
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang TU
Kamar Mandi/WC Guru
Kamar Mandi/WC Siswa
Gudang
Ruang Ibadah
Rumah Penjaga Sekolah
Dapur
Jumlah
13
Jumlah
2
1
1
1
1
1
1
2
1
12
1
1
1
1
Luas (m2) Keterangan
Ada
Ada
2
Luas (m ) Keterangan
Ada
49
Ada
18
Ada
Ada
10
Ada
14
Ada
49
Ada
18
Ada
3
Ada
3
Ada
18
Ada
Ada
Ada
16
Ada
Struktur Organisasi Sekolah
Adapun untuk struktur organisasinya sudah diubah semenjak
menjadi SD Muhammadiyah plus. Sekarang Kepala sekolah dibantu oleh
empat wakil kepala sekolah yang meliputi wakabid kesiswaan, wakabid
kurikulum, wakabid sarpras, dan wakabid tata usaha. Dari bidang-bidang
tersebut membawahi beberapa biro yang sesuai dengan bidang tersebut.
Sedangkan untuk wali kelas langsung bertanggung jawab kepada kepala
sekolah.
Dalam menjalankan organisasinya kepala sekolah bertanggung
jawab kepada pembina dari SD Muhammadiyah plus kota Salatiga yang
dalam hal ini adalah Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota
Salatiga. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah berkoordinasi dengan
komite sekolah. Untuk lebih jelasnya, akan ditampilkan dalam bentuk
struktur organisasi berikut:
Adapun keterangan dari struktur organisasi SD Muhammadiyah plus
Kota Salatiga sebagai berikut:
Pembina
: Pengurus Daerah Muhammadiyah
(PDM) Salatiga
Penyelenggara
: Tim Pengembang
Litbang
: Mahfudz
Kepala Sekolah
: Sutjipto, S. Pd
Komite Sekolah
: Badwan, M. Ag
WAKABID Kesiswaan
: Ainul Huri
WAKABID Kurikulum
: Agus W. Amin
WAKABID Sarpras
: Sutomo
KA. TU
: Sukaeni
Bidang Extra Kurikuler
: Ainul Huri
Bidang Lomba-lomba
: Marijo
Bidang BK dan UKS
: Nora
Bidang Lab. TIK
: Endra G. H.
Bidang Lab. MIPA
: Buhtari
Bidang Keagamaan
: Trijono
Bidang Olahraga
: Rifa Asqowi
Bidang Elektronik
: Fikri Gunawan
Bidang MEUBELAIR
: Suharwono
Bidang Perpustakaan
: Mutaqin
Bidang Keuangan Administrasi
: Naniek Handayani
Bidang Humas
: Wiwin Tri H.
Kebersihan dan Keamanan
: Sumarna
Wali Kelas I
: Sri Haryuningsih
Siti Zulaiqoh
Ahmad Zaini Miftah
Wali Kelas II
: Sutomo
Ainul Huri
Wali Kelas III
: Wiwik
Triyono
Wali Kelas IV
: S. W. Hasthanti
Agus W. Amin
Wali Kelas V
: Suharwono
Rifa Asqowi
Wali Kelas VI
: Buhtari
Setyorini
6.
Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
a.
Keadaan Guru dan Karyawan
Seiring dengan perkembangan SD Muhammadiyah plus Kota
Salatiga yang pesat dari segi jumlah siswanya yang bertambah setiap
tahun. Maka, jumlah tenaga pengajar dan karyawan juga bertamabah.
Pada tahun 2010 jumlah guru sebanyak 27 orang, tenaga kependidikan
4 orang dan karyawan 6 orang. Untuk lebih detailnya akan
digambarkan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel III
Data Guru dan Karyawan
SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
NO
JENIS
PEKERJAAN
JENJANG PENDIDIKAN
SD SMP SMA D3
S1
S2
1
Guru
-
-
-
-
26
1
2
Karyawan
2
1
5
1
1
-
Tabel IV
Data Guru dan Karyawan
SD Muhammadiyah Kota Salatiga
Berdasarkan Jenis Kelamin
1
JENIS
PEKERJAAN
Guru
2
Karyawan
NO
b.
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
12
15
9
1
Keadaan Siswa
Ketika penulis mengadakan penelitian, jumlah siswa SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga pada tahun ajaran 2009/2010
berjumlah 389 siswa yang terbagi dalam enam kelas, dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel V
Pembagian siswa berdasarkan kelas
NO.
1
2
3
4
5
6
B.
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
JUMLAH KELAS
3 Kelas
2 Kelas
2 Kelas
2 Kelas
2 Kelas
2 Kelas
13 Kelas
JUMLAH SISWA
93 Siswa
58 Siswa
63 Siswa
60 Siswa
65 Siswa
50 Siswa
389 Siswa
Penyajian Data
1.
Daftar Nama Responden
Pada tanggal 24 Februari 2010 Peneliti melakukan penelitian di SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang beralamat di jalan Suropati no.
14 Togaten Salatiga, tepatnya pada kelas V. Adapun nama responden
adalah sebagai berikut:
Tabel VI
Daftar Nama-nama Responden
NO
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
NAMA
Adellah Balqis Sakinah
Adzani Bilian Suwardi
Afiq Bahy
Dea Evani Amalia
Muchammad Faisal Asykari
Annisa Al-Fainna
Divina Aziza
Irfan Nur Agustian
Nawang Ajeng Haksoro
Oryza Muhammad Rizky
Luthfina Wahyu Istiqomah
Aldo Airestantio
Sarah Ayu Meilinda
Icha Prisca Celia Dena Putri
KELAS
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Amin Rais
NO
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
2.
NAMA
Isnaeni Zidni Rohmah
Andara Pratama Ramadhani
Dyani Drieska Aulia
Kinanti Rina Maryam Rizalli P.
Pandu Satrio Nugroho
Lanaa Emriana Nurrohmah
Arinda Aulia Fasha
Shabrina Ghina Alifa
Kresna Anelka Syahputra
Dhafa Dwi Setiawan
Indra Anugrah Pratama
Dwi Puspitasari
Fauzia Rahmawati Dewi
Herminda Pitaloka Anden H.
Maya Nur Ulfa
Armina Hikmawati
Anhar Hanif Fahrizal
Fahril Ahsan
Tahfidz Wilda Asy-Syifa
Ramadika Aditya Putra Asyifa
Muhammad Baskoro Solaksono
Dela Putri Larasati
Fanna Putra Oktananda
Fala Nabila
Fahmi Syakuri Febriansyah
KELAS
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Amin Rais
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Ahmad Dahlan
V Amin Rais
V Amin Rais
V Amin Rais
V Amin Rais
V Amin Rais
Hasil Data Mentah
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai
hubungan implementasi hadiah dan hukuman dengan minat belajar siswa
SD Muhammadiyah plus Salatiga. Untuk itu penelitian mendistribusikan
angket yang berisi 30 item soal tentang kedua variabel tersebut kepada
responden. 15 item soal berisi pertanyaan implementasi hadiah dan
hukuman sedangkan 15 sisanya adalah pertanyaan tentang motivasi
belajar.
Untuk mengetahui implementasi hadiah dan hukuman juga
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa, maka akan penulis sajikan
data berdasarkan hasil angket yaitu angket tentang implementasi hadiah
dan hukuman juga pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa pada tabel
VII dan VIII.
Tabel VII
Jawaban Implementasi Hadiah
NO
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1
D
D
D
D
D
D
A
A
D
D
B
D
B
D
C
B
C
B
D
D
D
D
D
A
D
D
A
2
D
A
A
E
D
A
A
B
E
C
C
E
E
A
B
A
A
A
A
A
B
B
A
A
E
A
A
3
D
E
D
D
D
E
D
B
D
A
B
D
D
E
D
B
D
C
D
D
D
D
B
D
D
D
D
4
C
B
A
D
D
C
E
A
D
B
C
D
A
C
B
C
D
D
B
D
C
B
B
A
C
A
A
5
D
A
A
D
D
C
E
B
D
A
B
E
D
D
B
C
D
D
C
A
C
B
D
A
D
D
A
6
C
B
D
A
C
E
C
C
D
B
A
A
B
A
A
A
A
C
E
D
A
A
B
A
D
B
A
ITEM SOAL
7
8
9
A A E
D B A
D B A
D D D
C D D
C B D
D B E
B B B
D D D
B A A
B A E
D D D
D D B
C A B
C D E
A A B
A D B
B D E
D A D
D D D
C A B
B A E
A D E
A A E
D D C
C A E
A D E
10
E
B
A
D
C
B
D
E
D
E
E
D
C
B
E
C
E
E
E
E
B
E
E
E
D
E
E
11
C
B
D
A
D
D
D
C
D
C
C
B
D
C
E
E
A
A
E
E
D
E
A
A
B
E
A
12
D
A
C
D
A
B
B
C
D
E
D
B
D
B
D
C
B
E
E
E
B
E
E
E
B
E
E
13
E
B
D
A
B
B
D
D
D
D
E
A
B
D
E
D
B
E
D
D
B
E
B
E
A
D
E
14
E
A
E
D
B
E
E
E
E
C
E
B
D
E
E
E
E
D
D
E
E
D
D
E
D
E
E
15
D
B
D
A
C
B
D
A
A
D
C
D
A
B
D
C
D
A
C
A
A
A
A
A
B
C
A
NO
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
1
D
D
B
B
D
D
D
B
D
B
D
C
2
A
A
A
A
C
A
A
A
B
C
D
B
3
D
E
A
D
D
D
D
D
D
E
D
D
4
D
D
C
C
B
A
C
C
C
B
C
B
5
D
D
B
C
C
C
B
A
D
B
A
C
6
D
A
C
A
E
A
C
B
A
A
D
B
ITEM SOAL
7
8
9
A D E
A A E
B A C
D D E
D A B
B A E
D C E
B C C
A D E
C A E
C D E
D D A
10
E
E
C
C
E
E
E
C
E
B
E
A
11
A
A
C
D
E
E
C
D
C
A
E
A
12
E
E
E
C
E
E
C
A
E
B
E
A
13
D
A
C
D
A
D
B
D
E
A
D
D
14
D
D
E
E
E
E
E
D
E
A
E
D
15
A
A
A
C
D
B
D
C
A
A
D
D
11
A
A
C
B
E
A
D
A
D
D
A
C
B
C
B
C
A
C
C
D
A
12
B
B
C
E
B
D
B
A
C
C
C
A
B
A
C
B
C
C
C
D
B
13
A
A
A
D
D
A
E
A
C
C
A
D
E
B
A
C
A
A
A
A
A
14
D
B
B
E
D
C
D
C
D
B
D
E
E
A
D
D
E
D
D
D
B
15
B
A
A
A
D
B
C
B
D
A
A
B
D
C
A
C
B
A
A
A
A
Tabel VIII
Jawaban Motivasi Belajar Siswa
NO
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
A
B
A
D
D
B
C
D
A
B
C
D
B
A
D
C
A
C
C
C
A
2
E
D
E
A
B
E
A
D
D
C
E
C
C
E
E
A
E
E
E
E
E
3
D
D
D
A
D
A
D
D
E
D
D
D
D
E
D
D
D
D
D
E
D
4
A
B
A
A
A
D
B
C
E
B
C
B
A
B
D
C
A
D
C
C
B
5
B
B
D
B
C
D
D
D
B
E
C
A
C
A
B
B
D
D
C
D
A
6
A
A
A
C
A
C
A
C
A
A
A
C
C
C
A
C
A
C
A
A
A
ITEM SOAL
7
8
9
D B E
A D B
D D C
B A E
A A E
D D B
C C B
D D C
B B B
A B A
D D C
A A B
B B B
D E A
D C D
A A A
D E C
D D B
D E C
E E D
D D C
10
B
B
D
E
C
A
D
E
E
A
D
B
E
A
C
B
A
D
E
D
D
NO
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
1
C
B
A
D
A
B
D
D
D
B
B
A
A
B
A
D
D
B
2
E
B
B
B
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
D
E
E
3
D
B
D
A
D
D
D
E
D
D
B
D
D
B
D
E
E
A
4
A
B
D
C
B
B
D
A
A
B
A
C
C
B
A
D
C
C
5
D
D
B
E
A
B
D
D
D
D
C
A
D
B
D
D
D
A
6
C
B
A
A
A
A
A
A
A
B
C
A
A
B
A
D
D
B
ITEM SOAL
7
8
9
D D B
D B B
B D A
C B C
E E D
C C B
D D D
D E D
A E A
E E A
C D B
E E C
D E C
C D B
D E D
D D D
D D D
D D C
10
D
B
D
A
D
B
D
D
A
A
C
D
D
B
A
D
D
A
11
C
A
A
D
A
B
D
A
A
A
C
A
C
A
A
A
D
B
12
C
C
C
A
D
D
D
A
A
A
B
D
D
B
C
D
D
C
13
C
B
B
D
B
A
A
B
A
C
A
A
A
B
A
E
D
B
14
C
D
A
E
D
B
D
E
A
A
E
D
D
C
D
D
D
A
15
B
B
B
B
A
B
D
A
D
C
B
A
A
C
C
D
C
C
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan diuraikan data tentang implementasi hadiah terhadap
motivasi belajar siswa. Data ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rumus
product moment. Analisis data ini digunakan untuk mencari koefisien pengaruh
antar variabel X yaitu implementasi hadiah dan variabel Y tentang motivasi
belajar siswa.
Setelah data terkurnpul serta adanya teori yang mendukung, maka langkah
selanjutnya adalah membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh positif antara
implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus
Kota Salatiga melalui analisis data.
Digunakannya analisis data, karena data yang bersumber dari data teoritik
dan data dari lapangan tersebut belum cukup atau belum mampu membuktikan
sendiri kebenaran teori atau kebenaran hipotesis yang telah peneliti ajukan dalam
bab I.
Dalam analisis ini akan dideskripsikan tentang pengaruh antara
implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Kota
Salatiga, melalui data yang diperoleh dari responden melalui daftar angket.
Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui
tingkat
hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini.
langkahnya adalah sebagai berikut :
A. Analisis Pendahuluan
Adapun
Untuk memperoleh data kuantitatif, langkah yang penulis tempuh
adalah dengan memberi nilai tetap tiap item jawaban yang harus dipilih
responden dengan penilaian :
a. Untuk jawaban alternatif A dengan nilai 5
b. Untuk jawaban alternatif B dengan nilai 4
c. Untuk jawaban alternatif C dengan nilai 3
d. Untuk jawaban alternatif D dengan nilai 2
e. Untuk jawaban alternatif E dengan nilai 1
Sehingga akan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel IX
Data Distribusi Implementasi Hadiah
di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010
No
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
No
A
2
5
5
4
1
1
2
3
1
4
2
2
2
3
1
4
4
A
Frekuensi
B
C
D
0
3
6
7
0
2
1
1
7
0
0
10
2
4
8
5
3
3
2
1
8
6
3
1
0
0
12
3
3
3
4
4
1
3
0
8
4
1
7
4
3
3
3
2
4
3
5
1
3
1
5
Frekuensi
B
C
D
E
4
1
1
1
0
3
2
2
2
2
4
2
1
2
5
2
2
A
10
25
25
20
5
5
10
15
5
20
10
10
10
15
5
20
20
E
A
Skor
C
9
0
3
0
12
9
3
9
0
9
12
0
3
9
6
15
3
Skor
B
C
B
0
28
4
0
8
20
8
24
0
12
16
12
16
16
12
12
12
D
12
4
14
20
16
6
16
2
24
6
2
16
14
6
8
2
10
E
4
1
1
1
0
3
2
2
2
2
4
2
1
2
5
2
2
D
E
Jumlah
35
58
47
41
41
43
39
52
31
49
44
40
44
48
36
51
47
Jumlah
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
3
2
3
3
3
4
9
1
3
8
4
7
4
2
2
4
1
3
3
6
1
4
2
1
0
5
4
4
0
3
1
0
0
0
3
1
2
2
2
3
1
5
0
3
2
2
0
3
0
0
0
2
2
0
0
0
6
5
2
1
5
5
2
2
2
2
4
6
8
3
3
4
1
8
4
2
8
4
0
5
4
3
4
4
4
0
7
6
4
4
4
1
5
3
5
1
5
5
3
4
2
2
5
5
3
0
5
2
5
0
15
10
15
15
15
20
45
5
15
40
20
35
20
10
10
20
5
15
15
30
5
20
8
4
0
20
16
16
0
12
4
0
0
0
12
4
8
8
8
12
4
20
0
12
6
6
0
9
0
0
0
6
6
0
0
0
18
15
6
3
15
15
6
6
6
6
8
12
16
6
6
8
2
16
8
4
16
8
0
10
8
6
8
8
8
0
14
12
4
4
4
1
5
3
5
1
5
5
3
4
2
2
5
5
3
0
5
2
5
0
41
36
35
51
42
47
52
40
38
49
39
47
52
41
37
42
39
50
38
58
30
50
Dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah yaitu 58
dan 30, kemudian dicari intervalnya dengan rumus :
i:
R
K
R = Range
K = Banyak kelas
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R=H- L+1
H = Skor tertinggi = 58
L = Skor terendah = 30
R=H–L+1
= 58 – 30 + 1
= 29
Maka, i = 29
5
= 5,8
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 5,8 dan dibulatkan menjadi 6.
Sehingga interval yang diambil adalah kelipatan 6, sehingga untuk
mengategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
1. Kategori A antara skor 54 – 59
2. Kategori B antara skor 48 – 53
3. Kategori C antara skor 42 – 47
4. Kategori D antara skor 36 – 41
5. Kategori E antara skor 30 – 35
Untuk mengetahui tingkat implementasi hadiah di SD Muhammadiyah
plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010, maka penulis akan menyajikan
data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam Tabel prosentase
frekuensi untuk dihitung nilai rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul
melalui angket yang terdiri dari 15 item soal, yaitu:
1. Untuk tingkat sangat baik antara skor 54 – 59 adalah 2 responden
P
2
x 100 %
39
P  5,13%
2.
Untuk tingkat baik antara skor 48 – 52 adalah 10 responden
P
10
x 100 %
39
P  25,64%
3. Untuk tingkat cukup antara skor 42 – 47 adalah 9 responden
P
9
x 100 %
39
P  23,07%
4. Untuk tingkat rendah antara skor 36 – 41 adalah 14 responden
P
14
x 100 %
39
P  35,90%
5. Untuk tingkat sangat rendah antara skor 30 – 35 adalah 4 responden
P
4
x 100 %
39
P 10,26%
Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan dalam bentuk tabel nilai interval
implementasi hadiah.
Tabel X
Prosentase Implementasi Hadiah
di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010
No
1.
2.
3.
4.
Implementasi hadiah
Sangat Baik ( A )
Baik ( B)
Cukup(C)
Rendah ( D )
No
Implementasi hadiah
5. Sangat Rendah (E)
Jumlah
Interval
Frekuensi
Prosentase
54 – 59
48 – 53
42 – 47
36 – 41
2
10
9
14
Interval
30 – 35
Frekuensi
4
5,13 %
25,64 %
23,07 %
35,90 %
Prosentase
10,26 %
39
100 %
Kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), maka digunakan
rumus :
X =
 fX
N
Untuk mengetahui jumlah fx maka digunakan distribusi frekuensi
sebagai berikut :
Tabel XI
Distribusi Frekuensi Implementasi Hadiah
Di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010
Skor (X)
Frekuensi (f)
f.X
30
1
30
31
1
31
35
2
70
36
2
72
37
1
37
38
2
76
39
3
117
40
2
80
41
4
164
42
2
84
43
1
43
44
2
88
47
4
188
48
1
48
Skor (X)
Frekuensi (f)
49
2
98
50
2
100
f.X
51
2
102
52
3
156
58
2
116
Jumlah
39
1700
Kemudian dihitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut:
 fX
MX =
=
N
1700
39
= 43,59
Berdasarkan data yang ada, dapat dikatakan bahwa implementasi
hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga dapat dikategorikan cukup,
dengan nilai rata-rata 43,59 dan terdapat pada interval (42 – 47).
Table XII
Data Distribusi Motivasi Belajar Siswa
SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010
No
01
02
03
04
05
06
07
08
No
09
10
A
5
5
5
5
4
4
2
3
A
2
5
Frekuensi
B
C
D
5
1
3
7
0
3
1
3
5
3
1
2
2
2
5
3
2
5
3
4
5
1
4
6
Frekuensi
B
C
D
4
2
4
4
3
2
E
1
0
1
4
2
1
1
1
A
25
25
25
25
20
20
10
15
E
3
1
A
10
25
Skor
C
3
0
9
3
6
6
12
12
Skor
B
C
16
6
12
9
B
20
28
4
12
8
12
12
4
D
6
6
10
4
10
10
10
12
E
1
0
1
4
2
1
1
1
D
8
4
E
3
1
Jumlah
55
59
49
48
46
49
45
44
Jumlah
43
51
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
4
4
1
6
3
4
6
2
3
3
6
1
1
5
4
5
2
2
5
9
5
2
6
4
1
6
1
0
4
0
4
6
2
2
3
1
1
0
0
3
2
10
5
3
2
9
0
1
0
3
5
0
0
9
0
0
0
4
5
3
3
3
3
6
2
4
7
2
1
6
1
1
3
0
2
0
0
0
2
5
2
3
3
2
0
2
4
5
3
2
1
6
2
3
7
3
6
4
5
3
4
3
5
1
12
5
4
2
1
4
6
1
5
12
11
2
1
1
3
3
1
0
3
1
2
4
1
1
0
0
2
3
1
1
4
2
3
2
3
2
1
2
2
2
1
20
20
5
30
15
20
30
10
15
15
30
5
5
25
20
25
10
10
25
45
25
10
30
20
5
30
5
0
20
0
16
24
8
8
12
4
4
0
0
12
8
40
20
12
8
36
0
4
0
12
20
0
0
36
0
0
0
16
15
9
9
9
9
18
6
12
21
6
3
18
3
3
9
0
6
0
0
0
6
15
6
9
9
6
0
6
12
10
6
4
2
12
4
6
14
6
12
8
10
6
8
6
10
2
24
10
8
4
2
8
12
2
10
24
22
4
1
1
3
3
1
0
3
1
2
4
1
1
0
0
2
3
1
1
4
2
3
2
3
2
1
2
2
2
1
46
52
45
52
45
54
49
41
44
37
54
42
54
56
49
46
55
35
43
55
50
49
47
43
53
48
31
30
52
Dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah yaitu 59
dan 30, kemudian dicari intervalnya dengan rumus :
i:
R
K
R = Range
K = Banyak kelas
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R=H- L+1
H = Skor tertinggi = 59
L = Skor terendah = 30
R=H–L+1
= 59 – 30 + 1
= 30
Maka, i = 30
5
=6
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 5 sehingga interval yang
diambil adalah kelipatan 5 sehingga untuk mengategorikannya dapat diperoleh
interval sebagai berikut :
1. Kategori A antara skor 54 – 59
2. Kategori B antara skor 48 – 53
3. Kategori C antara skor 42 – 47
4. Kategori D antara skor 36 – 41
5. Kategori E antara skor 30 – 35
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah
plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010, maka peneliti akan menyajikan
data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam Tabel prosentase
frekuensi untuk dihitung nilai rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul
melalui angket yang terdiri dari 15 item soal, yaitu:
1. Untuk tingkat sangat baik antara skor 54 – 59 adalah 8 responden
P
8
x 100 %
39
P  20,52
2. Untuk tingkat baik antara skor 48 – 53 adalah 13 responden
P
13
x 100 %
39
P  33,33%
3. Untuk tingkat cukup antara skor 42 – 47adalah 13 responden
P
13
x 100 %
39
P  33,33%
4. Untuk tingkat rendah antara skor 36 – 41adalah 2 responden
P
2
x 100 %
39
P  5,13 %
5. Untuk tingkat rendah sekali antara skor 30 – 35 adalah 3 responden
P
3
x 100 %
39
P  7,69 %
Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan dalam bentuk tabel nilai interval
motivasi belajar siswa.
Tabel XIII
Prosentase Motivasi Belajar Siswa
SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010
No
1.
2.
3.
4.
5.
Motivasi Belajar Siswa
Sangat Baik ( A )
Baik ( B)
Cukup(C)
Rendah ( D )
Sangat Rendah (E)
Interval
54 – 59
48 – 53
42 – 47
36 – 41
30 – 35
Jumlah
Frekuensi Prosentase
8
20,52 %
33,33 %
13
33,33 %
13
5,13 %
2
7,69 %
3
100 %
39
Kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), maka
digunakan rumus :
X =
 fX
N
Untuk mengetahui jumlah fx maka digunakan distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel XIV
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010
Skor (X)
Frekuensi (f)
f.X
30
1
30
31
1
31
35
1
35
37
1
37
Skor (X)
Frekuensi (f)
41
1
41
42
1
42
43
3
129
f.X
44
2
88
45
3
135
46
3
138
47
1
47
48
2
96
49
5
245
50
1
50
51
1
51
52
3
156
53
1
53
54
3
55
3
162
165
56
1
56
59
1
59
Jumlah
39
1846
Kemudian dihitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut:
MX =
=
 fX
N
1846
39
= 47,33
Berdasarkan dengan data yang ada, dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga dapat dikategorikan
cukup, dengan nilai rata-rata 47,33 dan karena batas atas interval adalah 47,5
maka rata-rata ini masuk pada interval (42 – 47).
B. Analisis Lanjutan
Analisis dalam tahap ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh
implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus
Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
Adapun analisis yang digunakan adalah analisis product moment,
yaitu dengan mengorelasikan antara variabel X (implementasi hadiah) dengan
variabel Y (motivasi belajar siswa) yang disajikan melalui tabel koefisisen
korelasi sebagai berikut:
Tabel XV
Koefisien Korelasi antara Implementasi Hadiah
Terhadap Motivasi Belajar Siswa
NO.
RESPONDEN
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
NO.
RESPONDEN
15
16
17
18
19
X
Y
X2
Y2
X.Y
35
58
47
41
41
43
39
52
31
49
44
40
44
48
55
59
49
48
46
49
45
44
43
51
46
52
45
52
1225
3364
2209
1681
1681
1849
1521
2704
961
2401
1936
1600
1936
2304
3025
3481
2401
2304
2116
2401
2025
1936
1849
2601
2116
2704
2025
2704
1925
3422
2303
1968
1886
2107
1755
2288
1333
2499
2024
2080
1980
2496
X
Y
X2
Y2
X.Y
36
51
47
41
36
45
54
49
41
44
1296
2601
2209
1681
1296
2025
2916
2401
1681
1936
1620
2754
2303
1681
1584
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Jumlah
35
51
42
47
52
40
38
49
39
47
52
41
37
42
39
50
38
58
30
50
1700
37
54
42
54
56
49
46
55
35
43
55
50
49
47
43
53
48
31
30
52
1846
1225
2601
1764
2209
2704
1600
1444
2401
1521
2209
2704
1681
1369
1764
1521
2500
1444
3364
900
2500
75880
1369
2916
1764
2916
3136
2401
2116
3025
1225
1849
3025
2500
2401
2209
1849
2809
2304
961
900
2704
89026
1295
2754
1764
2538
2912
1960
1748
2695
1365
2021
2860
2050
1813
1974
1677
2650
1824
1798
900
2600
81206
Berdasarkan table XVI dapat diketahui:
N = 39
∑X2
= 75880
∑X= 1700
∑Y2
= 89026
∑Y = 1846
∑X.Y = 81206
Untuk langkah selanjutnya akan dihitung melalui rumus korelasi
product moment:
(X )(Y )
N
2
 2 ( X )  2 ( Y ) 2 
X 
Y 

N 
N 

XY 
rxy 
rxy 
(1700)(1846)
39
2

(1700) 
(1846) 2 
75880

89026




39 
39 

rxy 
3138200
39
2890000 
3407716 

75880 
89026 

39 
39


81206 
81206 
rxy 
rxy 
rxy 
81206  80466,67
75880  74102,56489026  87377,33
739,33
1777,4361648,67
739,33
1711,843
rxy  0,4318
C. Analisis Hipotesis
Berdasarkan penghitungan di atas, dimana harga koefisien korelasi
product moment XY (rxy) adalah 0,4318 dan untuk langkah selanjutnya
dikonsultasikan dengan table nilai r product moment pada N = 39 dengan taraf
signifikansi 1% dan taraf signifikansi 5% sebagai berikut:
1. Taraf signifikansi 1% sebesar 0,408
2. Taraf signifikansi 5% sebesar 0,316
Oleh karena harga rxy hitung lebih besar dari harga rxy tabel pada taraf
signifikansi 1% dan 5%, maka hipotesis nihil ditolak.
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara implementasi hadiah terhadap motivasi
belajar siswa yaitu semakin baik implementasi hadiah maka akan semakin
tinggi pula motivasi belajar siswa.
Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh positif
antara
implementasi
hadiah
terhadap
motivasi
belajar
siswa
SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010” dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk rumusan masalah yang pertama tentang implementasi hadiah di SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 secara umum
masuk pada kategori cukup (sedang) dengan nilai rata-rata 43,59 dan
masuk pada interval (42 - 47). Hal ini dapat dibuktikan dengan melalui
angket yang diisi oleh 39 siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
tahun ajaran 2009/2010. Dari 39 responden tersebut diperoleh hasil pada
tingkat sangat baik sebanyak 2 responden atau 5,13%, tingkat baik
sebanyak 10 responden atau 25,64%, tingkat cukup sebanyak 9 resonden
atau 23,08%, tingkat rendah sebanyak 14 responden atau 35,90% dan
tingkat rendah sekali sebanyak 4 responden atau 10,26%.
2. Untuk rumusan masalah yang kedua tentang motivasi belajar siswa SD
Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 masuk pada
kategori cukup (sedang) dengan nilai rata-rata 47,33 dan masuk pada
interval (42 - 47). Hal ini terbukti dari 39 responden yang diteliti diperoleh
hasil untuk tingkat sangat baik sebanyak 8 responden atau 20,52%, tingkat
baik sebanyak 13 responden atau 33,33%, tingkat cukup sebanyak 13
responden atau 33,33%, tingkat rendah sebanyak 2 responden atau 5,13%
dan tingkat sangat rendah sebanyak 3 responden atau 7,69%.
3. Untuk rumusan masalah yang ketiga yang berkaitan dengan uji statistik
menggunakan koefisien product moment (rxy) untuk menguji hipotesis
yang berbunyi: “Ada pengaruh positif antara implementasi hadiah
terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga
tahun ajaran 2009/2010” diperoleh hasil 0,4318. Setelah dikonsultasikan
dengan tabel nilai r product moment diperoleh hasil bahwa ro>rt, baik pada
taraf signifikansi 5% yaitu 0,316 maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu
0,408. Dengan demikian hipotesis di atas bisa diterima yang berarti ada
pengaruh positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar
siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
B. Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh implementasi hadiah dan hukuman terhadap motivasi siswa, maka
penulis dapat mengajukan saran yang berkaitan dengan hal di atas:
1. Bagi guru dalam mengimplementasikan hadiah diharapkan bisa konsisten
dan terus menerus walaupun hanya sebatas ucapan atau isyarat. Karena
berdasarkan hasil penelitian pemberian hadiah juga berperan besar dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2. Untuk siswa agar bisa menaati aturan yang sudah dibuat oleh sekolah,
karena hal tersebut nantinya berkaitan dengan implementasi hadiah dan
hukuman juga sebagai ukuran kedisiplinan siswa.
C. Penutup
Alhamdulillahirobbil ‘alamin penulis ucapkan kepada Allah SWT seiring
dengan selesainya penyusunan skripsi ini, karena hanya dengan pertolonganNyalah penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Walaupun demikian penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1994. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AlQur’an, Terj. M. Arifin dan Zainuddin. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Achmadi. 1984. Ilmu Pendidikan. Salatiga: CV. Saudara
Al-Abrasy, M. Athiyah. 1970. Dasar-dasar pokok pendidikan Islam. Terj.
Bustami A. Gani dan Djohan Bahri. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Aliyannanta, Susana. 2003. Hadiah dan Hukuman dalam Pendidikan Islam.
Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah
AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman bagi
guru dan calon guru). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
An-Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Prinsip-prinsip dan metode pendidikan Islam.
Terj. Herry Noer Aly. Bandung: CV. Diponegoro
Arif, Armai. 2002. Ilmu dan metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat press
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Asih, Untari. 2006. Pengaruh Sikap Optimisme terhadap Motivasi belajar siswa
di SD Muhammadiyah 8 Semarang tahun ajaran 2005/2006. Skripsi
tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah
Collins, Malary dan H. Fontenelle.1992. Mengubah Perilaku Siswa Pendekatan
Positif. Terj. Kathelen Sri Wardhani. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia
DEPAG RI. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: As-syifa
Hamalik, Umar. 2000. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Muhammad, Ali Abdullah bin yazid Aqowi. 1992. Sunnah Ibnu Majah Juz II,
Dar Al-Fikr
Malik bin Anas. 1988. Al-Muwatto. Beirut: Darul Fikr
Purwanto, Ngalim. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung : CV. Remaja Rosdya
Karya
. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT.
Remaja Rosdya Karya
Purwodarminto, WJS. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Quthb, Muhammad. 1993. Sistem pendidikan Islam. Terj. Salman Harun.
Bandung: PT. Al-Ma’arif
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Rajawali
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Jakarta ; PT. Bumi Aksara
Sunarto, Ahmad. 2007. Kamus Al-Fikr (Indonesia- Arab-Ingris). Jawa Timur:
Halim Jaya
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : PT. Remaja Rosdya Karya
Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdya Karya
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit
TERAS
ANGKET
I. IDENTITAS
NAMA
: ……………………..
KELAS
:……………………….
II. PETUNJUK
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban
yang anda anggap paling benar dengan memberi tanda silang ( X ).
2. Jawablah dengan jujur karena ini tidak berpengaruh terhadap nilai anda.
III. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A. Implementasi Hadiah
1. Apakah Bapak/Ibu guru pernah memberikan kata bagus kepada siswa yang
dapat menjawab soal dengan benar ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
2. Apakah Bapak/Ibu guru pernah memberikan kata bagus kepada tulisan
siswa yang menjawab soal di papan tulis?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
3. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan nasehat/arahan agar anak-anak rajin
belajar?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
4. Apakah Bapak/Ibu Guru memberikan buku kepada anak-anak yang
berprestasi ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
5. Apakah Bapak/Ibu guru pernah menyuruh untuk bertepuk tangan waktu
ada teman anda yang menjawab soal dengan benar ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
6. Apakah Bapak/Ibu guru pernah memberikan acungan jempol sebagai
tanda sanjungan kepada anak-anak yang telah menjawab pertanyaan
dengan benar ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
7. Apakah anak-anak selalu diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
Bapak/Ibu Guru setelah selesai pembelajaran ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
8. Apakah Bapak/Ibu Guru memajang hasil karya siswa?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
9. Apakah Bapak/Ibu Guru memajang nilai yang paling bagus di kelas dari
hasil tugas atau tes?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
10. Apakah anak-anak di beri nilai tambahan apabila bisa mengerjakan tugas
dengan baik oleh Bapak/Ibu Guru?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
11. Apakah anak-anak dimarahi Bapak/Ibu Guru ketika salah dalam
mengerjakan soal ulangan ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
12. Apakah siswa pernah diberi pensil oleh bapak/ibu guru apabila mendapat
nilai tugas bagus?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah memberikan kata sanjungan kepada siswa
yang berani mengeluarkan pendapat?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
14. Apakah anak-anak pernah dijabat tangan oleh Bapak/Ibu Guru ketika
mendapat nilai bagus ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
15. Pernahkan anak-anak diberi tambahan waktu istirahat ketika berhasil
menyelesaikan tugas lebih cepat?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Apakah anak-anak selalu mengikuti pelajaran dengan rasa senang ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
2. Apakah anak-anak pernah tidak mengikuti pelajaran karena tidak suka
pada guru tertentu ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
3. Apakah anak-anak pernah tidak masuk sekolah ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
4. Apakah anak-anak selalu membaca buku pelajaran ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
5. Apakah anak-anak selalu ke perpustakaan untuk meminjam atau membaca
buku ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
6. Apakah
anak-anak
selalu
memperhatikan
Bapak/Ibu
guru
saat
menerangkan pelajaran ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
7. Apakah anak-anak gaduh saat pembelajaran dilaksanakan ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
8. Apakah anak-anak merasa malas ketika mengikuti pelajaran ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
9. Apakah anak-anak selalu mengerjakan PR dengan tepat waktu ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
10. Apakah anak-anak merasa senang apabila diberi PR oleh Bapak/Ibu Guru?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
11. Apakah anak-anak selalu bertanya kepada guru tentang pelajaran yang
sulit?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
12. Dalam setiap pelajaran, apakah anak-anak selalu mengajukan berbagai
pertanyaan ?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
13. Apakah anak-anak mempunyai keinginan untuk menguasai semua mata
pelajaran?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
14. Apakah anak-anak selau belajar kelompok agar dapat menguasai
pelajaran?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
15. Apakah anak-anak selalu mengerjakan tugas yang diberikan Bapak/Ibu
Guru?
a. Selalu
b. Sering sekali
c. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
Struktur Organisasi SD Muhammadiyah plus Salatiga
PEMBINA
LITBANG
PENYELENGGARA
KEPALA SEKOLAH
WAKABID KESISWAAN
EXTRA
KURIKULER
LOMBALOMBA
WALI KELAS 1
WAKABID KURIKULUM
BK DAN
UKS
LAB.
TIK
WALI KELAS 2
LAB.
MIPA
KOMITE SEKOLAH
WAKABID SARPRAS
KEAGAM
AAN
OLAH
RAGA
WALI KELAS 3
ELEKT
RONIK
WALI KELAS 4
DEWAN GURU
MEUBE
LAIR
KA. TATA USAHA
PERPUST
AKAAN
WALI KELAS 5
KEUANG
AN DAN
ADMINIS
TRASI
HUMAS
WALI KELAS 6
KEBERSI
HAN DAN
KEAMAN
AN
DAFTAR SKK
NAMA
NIM
: ARIF ROHMANUDIN
: 125 07 032
NO JENIS KEGIATAN
1
OPSPEK 2005 STAIN
SALATIGA
2
Pelatihan Asatidz TBB
Edi Mancoro
3
Pendidikan dan Pelatihan
Calon Pramuka Pandega
(PLCPP) ke - XV
4
Gladi Wira BRIGSUS
(GWB) ke - XII
5
Pembrivetan dan
Pelantikan (VETTIK) ke
- XII
6
Musyawarah Santri
(MUSTRI) WSEM
7
Tim Kerja Solidaritas
Bencana Alam Klaten
dan DIY
8
Seminar Pendidikan dan
Dialog Interaktif FMPD
II
9
Asramanisasi Ramadhan
WSEM Tahun 1427 H
10 Pendidikan dan Pelatihan
Calon Pramuka Pandega
(PLCPP) ke - XVI
11 Seminar sehari
“Penangulangan
HIV/AIDS dan
penularan penyakit lewat
tranfusi darah”
12 Seminar Nasional
“Politik Pendidikan”
13 Dialog Interaktif FMPD
II “Prospek kelulusan
Mahasiswa DII dan
Evaluasi KKL”
14 Workshop
Kepemimpinan STAIN
Salatiga “Become The
Great Leader”
JURUSAN
PROGDI
: TARBIYAH
: PGMI
PELAKSANAAN
24-27 Agustus 2005
STATUS
Peserta
NILAI
3
18 September 2005
Peserta
2
10-13 September 2005
Peserta
2
21-24 Januari 2006
Peserta
2
4-5 Februari 2006
Peserta
2
25-26 Maret 2006
Peserta
2
3-10 Juni 2006
Relawan
4
15 Juni 2006
Peserta
2
24 September - 18
Oktober 2006
21-24 November 2006
Panitia
3
Panitia
3
15 Januari 2007
Peserta
2
5 April 2007
Peserta
6
16 April 2007
Panitia
3
18 – 20 April 2007
Peserta
2
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tarbiyah Expres TBB
Edi Mancoro
Asramanisasi Ramadhan
PPEM Tahun 1428 H
Workshop Pelatihan
Karya Ilmiah Mahasiswa
Bedah Buku Adonis
“Arkeolog Sejarah
Pemikiran Arab - Islam”
Workshop
Kepemimpinan PPEM
“Menumbuhkan Jiwa
Kepemimpinan Santri
dan Implementasinya di
Masyarakat”
Mengajar di TBB Edi
Mancoro
Pengurus Pondok
Pesantren Edi Mancoro
(PPEM) 2007/2008
Pendidikan Dasar
Perkoprasian (PDP)
KOPMA FATAWA
Bedah Buku LDK DA
STAIN Salatiga
“Buktikan Cintamu”
Seminar Nasional BEM
STAIN Salatiga “
Kepemimpinan
Demokrasi dan Politik
Pendidikan Untuk
Kesejahteraan Rakyat”
Seminar Sehari
“Menciptakan Sekolah
Para Juara”
Pendidikan Lanjut
Perkoprasian (PLP)
KOPMA FATAWA
Workshop Multimedia
STAIN Salatiga
Musyawarah Santri
(MUSTRI) PPEM 2008
OPSPEK STAIN
Salatiga 2008
Asramanisasi Ramadhan
PPEM Tahun 1429 H
13-27 September 2007
Fasilitator
3
12 September- 5
Oktober 2007
27-28 November 2007
Peserta
2
Peserta
2
5 Desember 2007
Peserta
2
25 Desember 2007
Panitia
3
2006 - 2007
Ustadz
4
2007 - 2008
Sekretaris
Umum
6
21-22 Januari 2008
Peserta
2
22 Maret 2008
Peserta
2
23 April 2008
Peserta
6
10 Mei 2008
Peserta
2
29 Juni 2008
Peserta
2
7-10 Juli 2008
Peserta
2
19-20 Juli 2008
Panitia
3
25-27 Agustus 2008
Panitia
3
1-23 September 2008
Panitia
3
31
32
33
34
35
36
37
38
Seminar Nasional KSEI
STAIN Salatiga
“Memberdayakan
Ekonomi Syariah di Jawa
Tengah”
Training For Trainer
(TFT) KOPMA UNNES
Pengurus PPEM
2008/2009
Pelatihan Life Skill
PPEM
Sosialisasi Program
Ecopesantren Cluster
Jawa Tengah
Pendidikan, Pelatihan
dan Bimbingan Manasik
Haji KBIH Al-Qiro’
Pelatihan Asatidz TBB
Edi Mancoro
“Mengembangkan
Profesionalisme Asatidz
Yang Berkompeten”
Seminar dan Lokakarya
Nasional “Pendidikan
Multikultural”
Jumlah
17 Oktober 2008
Peserta
6
24-26 Oktober 2008
Peserta
2
2008 - 2009
8
8 Maret 2009
Ketua
Umum
Panitia
23 April 2009
Peserta
2
4 April – 6 Juni 2009
Panitia
3
14 Juni 2009
Peserta
2
31 Oktober 2009
Panitia
6
3
117
Salatiga, 6 Maret 2010
Mengetahui,
Pembantu Ketua III
Bidang Kemahasiswaan
Drs. Miftahuddin, M. Ag.
NIP: 197009221994031002
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Arif Rohmanudin adalah anak ke - 3 dari pasangan alm. Bapak Dullah
Yusri dan ibu Sarniyah. Lahir di Banjarnegara, pada tanggal 18 Maret 1987.
Alamat sekarang adalah Adipasir Rt 04/I kecamatan Rakit kabupaten
Banjarnegara. Untuk jenjang pendidikan, yaitu: MI Cokroaminoto Adipasir lulus
pada tahun 1999, SMP 4 Bawang lulus pada tahun 2002, SMA 1 Bawang lulus
pada tahun 2005. Semua ditempuh oleh penulis di kota kelahiran yaitu
Banjarnegara.
Untuk jenjang perguruan tinggi di tempuh di STAIN Salatiga sambil ikut
mengaji di Pondok Pesantren Edi Mancoro di bawah bimbingan KH. Mahfud
Ridwan, Lc. Yang beralamat di dusun Bandungan, desa Gedangan Rt 02/I
kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Selama di Salatiga penulis aktif di
kegiatan pondok pesantren.
Download