PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: ARIF ROHMANUDIN NIM: 125 07 032 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: ARIF ROHMANUDIN NIM: 125 07 032 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : ARIF ROHMANUDIN NIM : 125 07 032 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul : PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, Maret 2010 Pembimbing Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd NIP: 19681104 199803 1 002 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara: ARIF ROHMANUDIN dengan Nomor Induk Mahasiswa: 125 07 032 yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 20 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.). Salatiga, 20 Maret 2010 4 Robi’ul Akhir 1431 Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002 Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag. NIP. 19660215 199103 1 001 Penguji I Penguji II Drs. Abdul Syukur, M. Si. NIP. 19670307 199403 1 002 Dra. Maryatin NIP. 19690402 199803 2 001 Pembimbing Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd. NIP. 19681104 199803 1 002 MOTTO Dadi wong ojo rumongso iso, tapi nek iso rumongsoo (Almarhum Mbah Muhammad Hasan bin Abdul Basor al-banjari) PERSEMBAHAN KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA: IBU, (ALM.) BAPAK DAN MAS-MASKU(MAS EKO DAN MAS DANI) SERTA SEMUA ORANG YANG TELAH BERJASA MENJADIKANKU SEPERTI SEKARANG INI. KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil ‘alamin saya ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan pertolongan-Nyalah penulis dapat mendapatkan kekuatan dan bantuan untuk bisa menyelesaikan tugas pembuatan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sang agent of change sejati. Karena beliaulah sang utusan yang membawa perubahan dari zaman jahiliah menuju manusia yang makarimal akhlak. Sehubungan dengan tugas penulis dalam rangka menyelesaikan syaratsyarat dalam rangka untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga dengan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) Salatiga. 2. Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah membantu mengoreksi dan memberikan saran terhadap skripsi penulis. 3. KH. Mahfud Ridwan, Lc selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro dan keluarga. Karena dengan bimbingan beliau, penulis belajar tentang banyak hal mengenai kehidupan. 4. Sutjipto, S. Pd selaku Kepala Sekolah dan semua civitas akademika SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang telah memberikan izin dan data-data yang dibutuhkan selama proses penelitian. 5. Teman-teman senasib dan sepenanggungan di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Karena dengan bantuan teman-teman, penulis dapat belajar dan diskusi tentang banyak hal. 6. Semua fihak yang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak diebutkan satu persatu. Selanjutnya penulis hanya bisa berdo’a semoga amal beliau semua mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin………………………… Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua dan terkhusus bagi penulis sendiri. Atas segala kekurangan, penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca. Salatiga, Penulis Maret 2010 ABSTRAK Rohmanudin, Arif. 2010. Pengaruh Implementasi Hadiah terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd. Kata kunci: implementasi hadiah dan motivasi siswa Penelitian ini merupakan pembuktian dari salah satu metode yang bisa digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan agar berhasil dengan efektif dan efisien. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah implementasi hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010?, (2) bagaimanakah motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010?, (3) adakah pengaruh antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian lapangan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapat beberapa temuan yaitu: (1) implementasi hadiah di SD Muhammdiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 masuk kategori sedang dengan nilai 43,59 terdapat pada interval (42-47), (2) Motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 juga masuk dalam kategori sedang dengan nilai 47,33 yang masuk dalam interval (42-47), (3) ada pengaruh yang positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 dibuktikan dengan hasil penghitungan yaitu 0,4318 yang berada di atas koefisien table baik taraf 5% yaitu 0,316 maupun taraf 1% yaitu 0, 408. Berdasarkan penelitian ini dihasilkan rekomendasi bagi sekolah untuk lebih meningkatkan upaya penerapan hadiah di lingkungan sekolah karena terbukti metode ini cukup efektif dalam mempengaruhi motivasi siswa. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii ABSTRAKSI .............................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 F. Definisi Operasional ................................................................... 6 G. Metode Penelitian ....................................................................... 7 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ................................... 7 2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 9 3. Populasi dan Sampel ............................................................. 9 4. Metode Pengumpulan Data ................................................... 10 5. Analisis Data ........................................................................ 12 H. Sistematika Penulisan ................................................................. 13 BAB II: KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 15 A. Implementasi Hadiah .................................................................. 15 1. Pengertian Implementasi Hadiah ........................................... 15 2. Dasar dan Tujuan Implementasi Hadiah ................................ 18 a. Dasar Implementasi Hadiah ............................................. 18 b. Tujuan Implementasi Hadiah............................................ 19 3. Metode Implementasi Hadiah ............................................... 21 B. Motivasi Belajar Siswa ............................................................... 25 1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa ........................................ 26 2. Macam-macam Motivasi Belajar Siswa ................................ 29 3. Fungsi Motivasi Belajar Siswa .............................................. 32 4. Teori dan Bentuk Motivasi Belajar Siswa ............................. 34 C. Korelasi Implementasi Hadiah terhadap Motivasi Belajar Siswa . 37 BAB III: HASIL PENELITIAN ................................................................. 40 A. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga .......... 40 1. Sejarah Berdirinya ................................................................ 40 2. Letak Geografis .................................................................... 45 3. Visi dan Misi ........................................................................ 46 4. Sarana dan Prasarana ............................................................ 36 5. Struktur Organisasi ............................................................... 48 6. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan .................................... 51 B. Penyajian Data ............................................................................ 53 1. Daftar Nama Responden ....................................................... 53 2. Hasil Data Mentah ................................................................ 54 BAB IV: ANALISIS DATA ........................................................................ 58 A. Analisis Pendahuluan .................................................................. 59 B. Analisis Lanjutan ......................................................................... 70 C. Analisis Hipotesis ........................................................................ 72 BAB V: PENUTUP ..................................................................................... 74 A. Kesimpulan ................................................................................ 74 B. Saran .......................................................................................... 75 C. Penutup ...................................................................................... 76 DAFTAR TABEL TABEL I Data perlengkapan SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga........... 47 TABEL II Data ruang menurut jenis dan luas .............................................. 47 TABEL III Data Guru dan Karyawan berdasarkan jenjang pendidikan ......... 52 TABEL IV Data Guru dan Karyawan berdasarkan jenis kelamin ................. 52 TABEL V Pembagian siswa berdasarkan kelas ............................................ 53 TABEL VI Daftar nama responden .............................................................. 53 TABEL VII Jawaban angket implementasi hadiah ....................................... 55 TABEL VIII Jawaban angket motivasi belajar siswa .................................... 56 TABEL IX Data distribusi implementasi hadiah .......................................... 59 TABEL X Prosentase implementasi hadiah ................................................... 62 TABEL XI Distribusi frekuensi implementasi hadiah................................... 63 TABEL XII Data distribusi motivasi belajar siswa ....................................... 64 TABEL XIII Prosentase motivasi belajar siswa ............................................. 68 TABEL XIV Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa............................... 68 TABEL XV Koefisien korelasi antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa ............................................................................ 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses dan merupakan unsur yang paling vital dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika siswa berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah (keluarga dan masyarakat). Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasi-nya mutlak diperlukan oleh para pendidik, khususnya Guru. Kekeliruan dan ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pelajaran (proses mempelajari materi) yang dicapai peserta didik (Syah, 1995: 88). Dalam proses pendidikan minat menjadi unsur yang sangat vital, karena minat menjadi syarat mutlak dalam proses belajar. Di sekolah sering terjadi kasus siswa malas mengikuti pelajaran di kelas, tidak memperhatikan pelajaran, suka membolos dan lain sebagainya. Dalam hal ini peran guru dalam membangkitkan dan menjaga motivasi siswa agar mau belajar menjadi kurang berhasil. Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga (Purwanto, 1987: 70). Menurut Muhibbin Syah (1995: 91), “minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Jadi, suatu minat dapat diapresiasikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada lainnya. Minat belajar dalam diri seseorang cenderung tidak tetap, kadang kuat kadang lemah, bahkan dapat hilang sama sekali. Oleh karena itu, pemberian motivasi dari pendidik (guru) sangat diperlukan agar tujuan dari proses belajar dapat dicapai dan berhasil. Diakui atau tidak, bahwa seorang pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menggunakan metode pembelajaran yang benar, sehingga akan tercipta anak didik yang memiliki landasan keimanan dan baik tingkah lakunya, seperti hadis Nabi Muhammad SAW: “Aku mendengar Anas bin Malik diberi tahu oleh Rosululloh SAW. Bersabda: Hormatilah anak-anakmu sekalian dan perbaiki pendidikan mereka”(Abdullah, 1992: 391). Berkaitan dengan hal tersebut, Susiana Aliyananta (2003: 3) menyatakan bahwa seorang pendidik mempunyai hak dan kewajiban untuk menggunakan kekuasaannya dalam rangka untuk mengatur, mengarahkan dan membina siswanya. Sebagaimana pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 2). Dalam hal ini, pendidik membina, mengarahkan dan mengatur tingkah laku belajar siswa melalui hadiah (reward) sebagai bentuk penguatan stimulus dalam mendidik siswa. Istilah hadiah (reward) digunakan oleh pendidik untuk menjadikan anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya (Purwanto, 2007: 182). Tentunya hadiah diberikan setelah siswa tersebut selesai dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan berhasil. Pemberian hadiah dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, materi ataupun sesuatu yang dapat menyenangkan anak. Hadiah sebenarnya dapat dijadikan sebagai alat pendidikan yang efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan tidak menutup kemungkinan pula, bisa menjadi alat yang efektif untuk menurunkan psikologi siswa. Pemberian hadiah yang berlebihan akan mengakibatkan rasa tertekan pada anak dan frustasi, contoh: apabila siswa sering mendapatkan hadiah, maka siswa tersebut akan merasa terbebani dengan predikatnya sebagai siswa yang sering mendapat hadiah. Pada akhirnya persaingan antar siswa menjadi tidak sehat. Berawal dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI HADIAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010” B. Rumusan Masalah Dari sekilas abstraksi pemikiran tersebut di muka, maka ada permasalahan yang akan dikaji secara mendasar dalam penelitian ini. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut adalah: 1. Bagaimana implementasi hadiah di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 ? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 ? 3. Adakah pengaruh antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis, yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan penulis teliti. Sehingga, akan memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari datadata yang diperlukan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi hadiah di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis (Sukardi, 2008: 41), yang mana perlu diuji kebenarannya. Hipotesis akan ditolak jika hipotesis itu salah dan akan diterima jika fakta-fakta yang ditemukan itu membenarkan. Setelah penulis mengadakan penelaahan terhadap berbagai sumber tentang pemberian hadiah serta hasil dari penelitian pendahuluan yang telah dilakukan selama beberapa hari di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga, maka penulis mengajukan hipotesis “Ada pengaruh positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa”. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara implementasi hadiah dengan motivasi belajar siswa E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 kegunaan, yaitu: 1. Untuk menambah wacana teoritik dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi tambahan pilihan dalam memilih metode dalam proses pembelajaran. 2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dalam metode ini, sehingga nantinya dapat sebagai sarana penunjang dalam mencapai tujuan pendidikan. F. Definisi Operasional Untuk mencegah timbulnya kesalahpahaman dan kesamaan makna terhadap istilah yang terdapat di dalam judul skripsi ini, kiranya penulis perlu menjelaskan segala sesuatu yang terdapat dalam judul “Pengaruh implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010” diantaranya sebagai berikut: 1. Implementasi hadiah Implementasi adalah pelaksanaan. Sedangkan hadiah adalah pemberian pemberian, ganjaran atau penghormatan (Purwadarminto, 2006: 396). Menurut Purwanto (2007: 182) hadiah diberikan kepada siswa supaya siswa dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Dalam hal ini, pendidik juga harus berhati-hati, jika hadiah sudah dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Maka, yang terjadi adalah siswa yang sering mendapat hadiah akan merasa lebih pintar dari teman-temannya. 2. Motivasi belajar siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Syah, 2000: 136). Dalam hal ini tidak ada paksaan dari pendidik untuk melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian belajar sendiri menurut Sardiman (1994: 22-23) adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Jadi, motivasi belajar siswa yang dimaksud adalah keinginan yang timbul dari diri siswa untuk menguasai materi dalam rangka menuju kepribadian yang utuh. Dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi pula, seorang peserta didik akan lebih bisa mengembangkan aktifitas, inisiatif serta dapat mengarahkan dalam memelihara ketekunan belajar. G. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data, diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan (Asih, 2006: 6). 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan survei studi deskriptif kuantitatif dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis untuk menemukan peranan antar variabel penelitian. Prof. Drs. Sutrisno Hadi (1973: 72) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti: a. Variabel bebas Biasa disebut sebagai variabel penyebab yaitu variabel yang mempengaruhi (Tanzeh, 2009: 37), yang menjadi variabel ini adalah implementasi hadiah sebagai variabel X dengan indikator: 1) Memberikan kata-kata sanjungan 2) Membenarkan jawaban siswa 3) Memberikan acungan jempol kepada siswa 4) Memberikan tepuk tangan kepada siswa 5) Memajang hasil karya siswa di dinding kelas 6) Memberikan tambahan nilai kepada siswa 7) Memberikan hadiah berupa barang kepada siswa berprestasi b. Variabel terikat Variabel terikat yaitu variabel yang menjadi akibat (Tanzeh, 2009: 37), dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar siswa sebagai variabel Y dengan indikator: 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah 2) Keaktifan siswa membaca materi pelajaran 3) Keaktifan siswa meminjam buku di perpustakaan 4) Memperhatikan pelajaran dengan baik 5) Mengerjakan tugas PR dengan baik 6) Antusias dalam keinginan untuk menguasai pelajaran 7) Aktif dalam bertanya tentang materi pelajaran yang sulit. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga dengan dasar penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 18 Januari 2010. Bahwa di SD Muhammadiyah plus kota Salatiga terdapat sesuatu yang menurut peneliti menarik untuk diteliti yaitu tentang implementasi hadiah dan hukuman dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Waktu penelitian adalah waktu secara umum yang digunakan oleh peneliti selama penelitian. Dalam kesempatan ini peneliti melaksanakan penelitian pada tahun ajaran 2009/2010. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998: 115). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. Sempel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Hadi, 1981: 70). Menurut sutrisno Hadi (1976: 73) bahwa” tidak ada suatu ketetapan yang mutlak berapa persen suatu sempel harus diambil dari populasi, ketiadaan ketetapan yang mutlak itu tidak menimbulkan keraguan pada peneliti”. Suharsimi Arikunto (1998: 120) menegaskan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Hasil dari penelitian pendahuluan penulis dapat diketahui bahwa jumlah siswa di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga pada tahun ajaran 2009/2010 adalah 389 siwa. Demi efisiensi penelitian, maka penulis mengambil 10% dari jumlah populasi. Hasilnya adalah 39 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian adalah hal yang sangat penting karena ini berhubungan isi penelitian tersebut agar sesuai dengan data di lapangan. Dengan berbagai pertimbangan terutama subyek penelitian dan indikator dari dua variabel yang akan diteliti, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Angket atau kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 140). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang implementasi hadiah dan hukuman juga data tentang motivasi belajar siswa di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. b. Interview Metode ini sering disebut dengan wawancara. Wawancara adalah suatu proses Tanya jawab secara lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Hadi, 1976: 73). Metode ini digunakan untuk mendukung validitas angket, serta digunakan untuk mengetahui hal-hal lain yang diperlukan dalam penelitian ini. c. Observasi Metode observasi adalah metode-metode untuk mengumpulkan keterangan yang diinginkan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung (Ahmadi, 1979: 18). Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan tujuan penelitian di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga. d. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Dalam pelaksanaanya, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti: buku, majalah, catatan, dan lain sebagainya (Arikunto, 1998: 149). Metode ini digunakan untuk memperoleh data keadaan umum situasi dan kondisi SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang meliputi: letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, serta berbagai hal yang diperlukan oleh peneliti. 5. Analisis Data Setelah penulis memperoleh data, penulis akan melakukan rekap dan kemudian mengadakan analisis data. Dalam proses analisisnya di bagi menjadi dua tahapan. Analisis pendahuluan dengan menggunakan tabel distribusi sederhana untuk setiap variabel. Dengan menggunakan kriteria: a. Untuk jawaban alternative A dengan nilai 5 b. Untuk jawaban alternative B dengan nilai 4 c. Untuk jawaban alternative C dengan nilai 3 d. Untuk jawaban alternative D dengan nilai 2 e. Untuk jawaban alternative E dengan nilai 1 Langkah selanjutnya menentukan kualifikasi dari internal nilai dengan menentukan: P F x 100 % N Keterangan : P : Angka prosentase F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N : Jumlah responden 100% : Bilangan konstanta Sedangkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan, akan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar karena sampel dan jumlah respondennya sama, sehingga teknik penghitungannya berdasar skor aslinya, adapun rumusnya sebagai berikut: (X )(Y ) N 2 2 ( X ) 2 ( Y ) 2 X Y N N XY rxy Keterangan: rxy : Koefisien korelasi antara x dan y X : Variabel bebas, Yaitu implementasi hadiah Y : Variabel terkait, Yaitu motivasi belajar siswa X2 : Product dari X Y2 : Product dari Y N : Jumlah responden (Arikunto, 1998: 258). H. Sistematika Penulisan Dari uraian di atas dapatlah kami gambarkan penelitian yang akan dilakukan dalam sistematika berikut ini: BAB I : Merupakan pendahuluan dari penulisan ini yang berisikan tentang latar masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian, dasar, tujuan, dan metode implementasi hadiah. Di samping itu juga akan dibahas mengenai pengertian, macam, fungsi, teori dan bentuk dari motivasi belajar siswa. BAB III : Bab ini merupakan penggambaran dari obyek penelitian yang meliputi: letak geografis, sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa, tujuan dan struktur organisasi dari SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga serta penyajian data penelitian. BAB IV : Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data dan juga analisis dari hipotesis BAB V : Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Hadiah 1. Pengertian Implementasi Hadiah Dalam dunia pendidikan istilah hadiah (ganjaran) sebagai salah satu metode pembelajaran, telah banyak mengundang perhatian di berbagai kalangan ilmuwan modern dengan pemunculan pemikiranpemikiran dan pandangan-pandangan tentang ganjaran. Istilah ganjaran tidaklah asing bagi para praktisi pendidikan. Karena, metode tersebut seringkali dipakai dalam proses belajar mengajar dengan maksud agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan sempurna. Untuk mengetahui, apakah metode yang telah dilakukan dari zaman dahulu sampai sekarang sudah sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh pencetus ide tersebut?. Untuk keperluan tersebut penulis akan membahasnya. Implementasi adalah pelaksanaan (Purwadarminta, 2006: 441). Dalam hal ini Implementasi yang dimaksud adalah sesuatu yang telah membudaya di suatu tempat. Jadi, peneliti tidak membawa sesuatu yang baru, akan tetapi hanya meneliti yang sudah berlaku. Hadiah adalah pemberian, ganjaran (Purwadarminta, 2006: 396). Ganjaran dalam bahasa Arab adalah tsawab (Sunarto, 2007: 75). Hadiah dalam al-Qur’an sebagai sesuatu yang diterima seseoarang karena perbuatan dalam kehidupan ini atau di akhirat nanti karena amal perbuatan yang baik (Saleh, 1994: 221). Firman Allah SWT dalam surat Ali Imron : 148 ١٤٨ “Maka Allah berikan ganjaran kepada mereka di dunia dan di akhirat dengan ganjaran yang baik. Dan Allah cinta kepada orangorang yang berbuat baik “ (Ali Imron: 148). Dalam pandangan Islam hadiah bisa diberikan pada dimensi yang berbeda yaitu dunia (sekarang) dan akhirat (kehidupan setelah mati). Kelebihan ganjaran di akhirat adalah karena berasal dari sumber yang unggul. Hal ini di ilustrasikan mengapa Nabi Muhammad SAW hanya mengharap balasan dari Allah semata. Di dalam al-Qur’an disebutkan juga perlunya pemberian ganjaran di dunia kepada yang berhak baik melalui ekspresi verbal (Saleh, 1994: 221-222). Maupun tindakan yang nyata, contoh pemberian pujian, acungan jempol. Hadiah atau ganjaran mempunyai maksud untuk mengasosiasikan perbuatan siswa dengan perasaan senang dan disertai tujuan agar anak mampu berkompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Disamping itu perlu juga kiranya untuk diperhartikan bahwa hadiah (ganjaran) bukan tanpa akibat sampingan yang negatif. Seorang pelajar yang mendapat hadiah atau ganjaran secara berlebihan akan memunculkan sifat sombong dan merasa dirinya lebih tinggi dari pada teman-temannya. Oleh sebab itu pemberian hadiah atau ganjaran jangan sampai berlebihan agar hadiah atau ganjaran dapat merangsang siswa agar tetap belajar dengan tekun. Berikut akan dijelaskan beberapa pengertian hadiah sebagai salah satu alat pendidikan yang berfungsi sebagai pendorong belajar siswa sebagaimana berikut : M. Cholim dan kawan-kawan mendefinisikan hadiah adalah sesuatu yang berfungsi sebagai insentif (dorongan), suatu yang penting bagi anak dan memperbesar kemungkinan terulangnya perilaku yang diinginkan (Colim, 1992: 21). Sedangkan Suharsimi Arikunto menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan (Arikunto, 1990: 182). Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi orang yang tidak senang dengan pekerjaan tersebut (Sardiman, 1990: 92). Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil satu kesimpulan bahwa pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru untuk siswa sebagai suatu pendorong, penyemangat agar siswa lebih meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dalam pemberian hadiah tersebut muncul keingian dari anak untuk lebih membangkitkan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa sendiri. 2. Dasar dan Tujuan Implementasi Hadiah a. Dasar Implementasi Hadiah Pemberian hadiah dan hukuman akan efektif apabila disesuaikan dengan kebutuhan dari siswa sendiri. Karena, apabila pemberiannya salah maka akan timbul berbagai akibat negatif yang tidak kita inginkan dari siswa. Dan itu malah akan menjauhkan kita dalam mencapai tujuan pendidikan. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai dasar implementasi hadiah dalam pendidikan islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunah (hadist nabi). Seperti dalam surat Al-Mujadalah: 11 ....... (١١: ) ……….. niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadalah: 11). Dalam firman Allah SWT tersebut memberikan gambaran tentang pemberian hadiah bagi orang yang berprestasi baik dalam hal keimanan maupun dalam ilmu pengetahuan. Dalam suatu hadis juga dijelaskan dengan terang pentingnya memberikan hadiah. .......................... “Di ceritakan dari Malik, Rasullullah SAW bersabda: ...............................dan saling memberi hadiah agar kamu saling mencintai dan bisa menghilangkan dendam” (Imam Malik,1979: 607). Nabi Muhammad juga menganjurkan pemberian hadiah dengan menjadikannya sebagai salah satu alat untuk menumbuhkan kecintaan yang tulus diantara manusia. b. Tujuan Implementasi Hadiah Pendidik dan orang tua sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa. Terutama dalam hal mendidik yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun afektif (Tafsir, 2001: 74). Dalam hal ini juga meliputi aspek fisik dan juga psikis dari siswa tersebut. Oleh sebab itu pelaksanaan metode hadiah sangat berarti sebagai alat pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pemberian hadiah terhadap siswa, selain sebagai reinforcement (penguatan) dalam hal yang positif untuk terus memacu minat siswa dalam belajar, disamping itu pemberian hadiah dapat diartikan sebagai penghargaan atas prestasi yang sudah diraih oleh siswa tersebut. Dalam hal ini penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat, bukan tujuan, hendaknya diperhatikan jangan sampai penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas (Hamalik, 2000: 184). Hadiah merupakan bentuk pendidikan dan pembinaan perilaku yang paling menonjol. Hadiah dalam pendidikan tidak bisa dipisahkan dari konsep tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam pandangan islam, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi baik jasmani maupun rohani, emosional maupun intelektual, serta keterampilan agar manusia mampu mengatasi problematika hidup secara mandiri serta sadar untuk dapat hidup menjadi manusia-manusia yang berfikir bebas. Sehingga dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat serta dapat mempertanggung jawabkan amal perbuatannya (Thoha, tanpa tahun: 101). Manusia yang bertaqwa selalu menjadi salah satu mata kunci dalam rumusan tujuan pendidikan dalam Islam. Ini dikarenakan pendidikan pada dasarnya adalah proses menuju kesempurnaan individu. Maka, memasukkan kata kamil sesungguhnya juga tidak kalah penting. Muhammad sebagai insan kamil sekaligus sebagai model pendidikan telah disepakati dalam dunia pendidikan islam. Dengan demikian sikap-sikap Nabi dan cara-cara Nabi dalam mendidik umat Islam merupakan rujukan penting dalam model pendidikan Islam. Beliau tidak hanya mengajar, mendidik, tetapi juga menunjukan jalan hidupnya dan memberikan inspirasi sehingga manusia tidak hanya mendapatkan ilmu dan kesadaran darinya, tetapi lebih jauh manusia mentransfer nilai-nilai luhur hingga menjadi sosok manusia baru (Aliyananta, 2003: 40). Metode memberikan hadiah merupakan suatu hubungan yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pengajaran, metode tersebut adalah reaksi dari pendidik (guru) atas perbuatan yang telah dilakukan oleh siswa. Tujuan dari hadiah (ganjaran) adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang. Karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat pengharagaan (Purwanto, 2007: 231). Dengan metode hadiah ini diharapkan anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi dari pada yang telah dicapainya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi. 3. Metode Implementasi Hadiah Dalam pendidikan Islam, tujuan dari pendidikan dan juga materi yang harus diajarkan sudah ditetapkan di dalam Al-qur’an. Unsur tersebut berperan sangat penting bagi tercapainya tujuan pendidikan yang ideal. Persoalan yang vital tersebut terletak di dalam metode, dimana tujuan pendidikan itu akan tercapai secara efektif dan efisien manakala jalan yang ditempuh benar-benar tepat. Peranan metode pembelajaran berasal dari kenyataan yang menunjukan bahwa materi kurikulum pendidikan islam tidak mungkin akan tepat diajarkan, melainkan diberikan secara khusus. Ketidaktepatan dalam penerapan metode ini kiranya akan menghambat proses belajar mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga yang relatif banyak. Dalam pembahasan ini akan dipusatkan pada metode yang berkenaan dengan tugas seorang guru, yang sepenuhnya sadar akan kewajibannya sebagai seorang pendidik, yaitu metode hadiah (Purwanto, 1998: 69). Metode ini merupakan motivasi penting. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar, karena motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu atau pernyataan yang komplek di dalam suatu organisasi yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan. Sangat jelas kiranya bahwa tiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan maka, makin kuat pula motifnya. Jadi, motif itu sangat berguna bagi tindakan/ perbuatan seseorang. Guna dari motif-motif itu adalah : a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif ini berfugsi sebagai pengerak atau sebagai motor yang memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah suatu perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatanperbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu (Purwanto, 1988: 81-82). Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 165-166), ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan hadiah kepada siswa yaitu : a. Hadiah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan sifat dari aspek yang menunjukkan keistimewaan prestasi b. Hadiah harus diberikan langsung sesudah perilaku yang dikehendaki dilaksanakan. c. Hadiah harus diberikan sesuai dengan kondisi seseorang yang menerimanya. d. Hadiah yang harus diterima anak hendaknya diberikan. e. Hadiah harus benar-benar berhubungan dengan prestasi yang dicapai oleh anak. f. Hadiah harus diganti (bervariasi) g. Hadiah hendaknya mudah dicapai. h. Hadiah harus bersifat pribadi. i. Hadiah sosial harus segera diberikan. j. Jangan memberikan hadiah sebelum siswa berbuat. k. Pada waktu menyerahkan hadiah hendaknya disertai penjelasan rinci tentang alasan dan sebab mengapa yang bersangkutan menerima hadiah tersebut. Dalam memberikan hadiah oleh pendidik selamanya tidak bersifat baik, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pemberian hadiah merupakan suatu hal yang bersifat positif. Armai Arif berpendapat pada implikasi pemberian hadiah yang bersifat negatif apabila pelaksanaan pemberian hadiah dipakai sebagai berikut : a. Menganggap kemampuannya lebih tinggi dari teman-temannya atau temannya dianggap lebih rendah. b. Dengan pemberian hadiah membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya. Selain itu diungkapkan juga pemberian hadiah yang bersifat positif apabila pelaksanaan hadiah dipakai sebagai berikut: a. Siswa akan berusaha mempertinggi prestasinya. b. Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersifat progresif. c. Dapat menjadi pendorong bagi anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang memperoleh hadiah dari gurunya, baik dalam tingkah laku, sopan santun, semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik (Arif, 2002: 128-129). Pemakaian dari alat pendidikan yang berupa hadiah (ganjaran) akan lebih tepat guna bila dalam pelaksanaannya selalu menyesuaikan kondisi, dimana memang pemberian hadiah itu harus dilakukan oleh seorang guru sebagai motivator belajar anak didik. B. Motivasi Belajar Siswa Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, seringkali pengajar harus berhadapan dengan siswa-siswa yang prestasi akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup baik, pengajar cenderung untuk mengatakan bahwa siswa tidak bermotivasi dan menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap. Mengingat demikian penting minat bagi siswa dalam belajar. Maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan. Menciptakan kondisikondisi tersebut dapat membangkitkan motivasi belajar (Slameto, 1991: 176). Motivasi maupun minat adalah hal yang mendorong seeorang untuk melakukan suatu perbuatan. Bagi seorang muslim pendorong suatu perbuatan ialah keinginan untuk mencari keridlaan Allah. Barang siapa yang dalam melakukan sesuatu didorong oleh keinginan untuk mencari keridlaan Allah, yang bersangkutan akan memperoleh rahmat dari Allah. Begitu juga bila seseorang menuntut ilmu demi mencari keridlaan Allah. Berikut akan diuraikan lebih lanjut berbagai hal mengenai minat anak dalam belajar, sebagai berikut. 1. Pengertian Motivasi Belajar Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan istilah “motivasi” untuk menunjuk mengapa orang tersebut melakukan sesuatu. Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Sebagaimana gambaran mengenai batasan motivasi, akan penulis kutip dari beberapa pendapat, yaitu : Motivasi berasal dari bahasa melayu yaitu motive. Menurut Purwanto (1988: 69) motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dengan kata lain, bila ada seorang mahasiswa yang membaca buku di bawah pohon beringin dan suasana sangat panas itu adalah contoh motivasi. Menurut mc. Donald dalam buku interaksi dan motivasi belajar mengajar (Sardiman, 1994: 73-74). Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian diatas ada tiga unsur yang terkandung di dalamnya, yaitu: a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, maka penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoaalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Dalam hal ini motivasi muncul karena adanya respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Sedangkan menurut Eysenck yang disadur oleh Slameto (1991: 172) motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Jadi, dari beberapa definisi motivasi dapat ditarik kesimpulan yang berhubungan dengan aktifitas belajar bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dari subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1994: 75). Sedangkan mengenai pengertian belajar ini sangat komplek sekali, sehingga bila kita ingin mencari jawaban tentang apakah belajar itu, maka akan ditemukan beberapa definisi yang berbeda-beda yang dirumuskan oleh banyak ahli. Dalam rangka pemahaman mengenai makna belajar, akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai definisi belajar, sebagai berikut: a. Menurut Sardiman (1994: 22), belajar diartikan sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga atau psikofisik untuk mengubah tingkah laku menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Menurut Nana Sudjana (1989: 5) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan hasil pada diri seseorang perubahan tersebut dapat ditujukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan pemahaman, sikap tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan serta perubahan aspek lainnya yang ada pada individu yang belajar. c. Sedangkan menurut Slameto (1991: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Demikianlah beberapa definisi tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Kalau kita memperhatikan beberapa definisi belajar di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa, walaupun beberapa ahli pendidikan memberikan definisi belajar yang berbeda-beda, namun pada hakikatnya di dalam definisi itu terdapat kesepakatan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang. 2. Macam-macam Motivasi Belajar Dilihat dari berbagai sudut pandang, ada berbagai macam motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli psikologi, diantaranya: a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif bawaan Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Jadi, motivasi ini ada tanpa dipelajari atau motif yang disyaratkan secara biologis, misal: dorongan untuk makan dan istirahat. 2) Motif-motif yang dipelajari Yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat. Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini membantu dalam mencapai prestasi. Karena dalam motif ini dikembangkan sikap ramah, kooperatif dan membina hubungan baik dengan sesama, terutama orang tua dan guru. Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif ini: 1) Cognitife motives Motif ini menunjukan pada gejala intrinsic, yang menyangkut kepuasan individual. Kepuasan ini berada dalam diri manusia biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif ini sangat primer dalam kegiatan pembelajaran di sekolah terutama dalam pengembangan intelektual. 2) Self expression Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang terpenting kebutuhan individu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk itu maka dibutuhkan kreativitas yang penuh imajinasi. Jadi, dalam hal ini ada keinginan untuk aktualisasi diri. 3) Self enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi (Sardiman, 1994: 86-87). b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth Menurut Woodwort, motivasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Motif Organis yakni motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh (kebutuhan organis), seperti: haus, lapar, istirahat, dan lain-lain. 2) Motif Emergency adalah motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat. Jadi, dalam motif ini timbul karena ada rangsangan dari luar. Contoh: Motif berkelahi, berikhtiar. 3) Motif Obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita. Contoh: motif menyelidiki (Purwanto, 1988: 74). c. Motivasi jika dilihat dari nilai yang terkandung di dalam obyeknya Motivasi dalam kelompok ini di bedakan menjadi dua, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif tanpa perlu rangsangan dari luar, karena dari dalam diri sendiri sudah ada dorongan untuk melakukannya. Misal: seorang siswa mau belajar karena murni ingin memperoleh pengetahuan atau mengubah tingkah lakunya secara konstruktif tidak karena yang lain. 2) Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Misal, seorang siswa mau belajar karena besok ada ujian. Bisa dikatakan pula bahwa aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar (Sardiman, 1994: 89-90). 3. Fungsi Motivasi Belajar Kegiatan yang dilakukan oleh semua manusia membutuhkan motivasi. Begitu juga untuk belajar juga dibutuhkan motivasi. “Motivasion is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan berperan penting dalam menentukan intensitas usaha belajar siswa. Sehubungan dengan hal ini, Sardiman (1994: 85) membagi fungsi motivasi menjadi tiga fungsi: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor penggerak yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menetukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dalam pelaksanaan di lapangan, proses ini tidak bisa dilepaskan dari adanya peran pendidik (guru). Guru sebagai pihak yang memelihara dan meningkatkan motivasi. De Cecco dan Grawford mengajukan 4 fungsi pengajar berkaitan dengan motivasi: a. Mengairahkan siswa Dalam pembelajaran guru harus menghindari hal-hal yang monoton. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal siswa-siswinya. b. Memberikan harapan realistis Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan bisa memodifikasi harapan yang kurang/tidak realistis. Untuk itu, guru perlu pengetahuan yang cukup mengenai riwayat akademis siswa di masa lalu. Dengan tujuan agar guru bisa membedakan siswa yang membutuhkan motivasi banyak dan sedikit. c. Memberikan insentif Guru diharapkan selalu memberikan hadiah kepada siswa yang mengalami keberhasilan, sehingga siswa akan terus terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mancapai tujuan pembelajaran. d. Mengarahkan Guru harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukan kepada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta mereka untuk memperbaikinya (Slameto, 1991: 177178). Di samping itu, motivasi dapat digunakan sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi (Sardiman, 1994: 85). Adanya motivasi yang baik dan terpelihara akan menghasilkan prestasi yang baik pula. 4. Teori dan Bentuk Motivasi Belajar Kebutuhan manusia bersifat dinamis yaitu bisa berubah sesuai dengan waktu. Begitu pula dengan motif yang berkaitan dengan kebutuhan juga akan mengalami perubahan sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia. Teori tentang motivasi lahir di kalangan para psikolog. Menurut ahli jiwa, bahwa dalam motivasi ada hierarki (tingkatan) dari atas ke bawah (Sardiman, 1994: 80). Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi, akan tetapi teori yang paling terkenal adalah yang dikembangkan oleh Maslow (1943-1970) yang berkaitan dengan kebutuhan, yaitu: a. Kebutuhan Fisiologis Dalam kebutuhan ini meliputi kebutuhan yang paling dasar dari manusia, yang meliputi: makanan, pakaian, tempat berlindung, dll. b. Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan ini meliputi kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan. Ketidakpastian dan ketidakadilan akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada individu. c. Kebutuhan Rasa Cinta Ini merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain. d. Kebutuhan Akan Penghargaan Ini merupakan kebutuhan akan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan lain sebagainya. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya. f. Kebutuhan ingin Mengetahui dan mengerti Kebutuhan ini didasarkan pemuasan rasa ingin tahu untuk mendapatkan pengetahuan dan untuk mengerti sesuatu (Slameto, 1988: 173-174). Sedangkan menurut Sardiman (1994, 82) teori tentang motivasi dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Teori Intrinsik Dalam teori ini dikatakan bahwa tingkah laku manusia berkaitan dengan pembawaannya dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan yang seolah-olah tanpa disadari. b. Teori Fisiologis Teori ini disebut juga “Behaviour theories”, menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan organic atau untuk memenuhi kebutuhan fisik. Sehingga muncullah perjuangan hidup. c. Teori Psikoanalitik Teori ini mengatakan bahwa semua tindakan manusia ada karena adanya unsur id dan ego. Dari teori di atas dapat dikenali ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi kuat, diantaranya: a. Tekun menghadapi tugas dalam waktu yang lama. b. Ulet menghadapi kesulitan. c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. d. Lebih senang bekerja sendiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya. g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. h. Senang mencari dan memecahkan masalah (Sardiman, 1994: 83). Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat vital sekali. Motivasi dapat membangkitkan inisiatif dan mengembangkan aktifitas siswa. Untuk keperluan tersebut, maka seorang pendidik harus mengetahui bentuk-bentuk motivasi, hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaanya dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Menurut Gage dan Berliner yang dikutip oleh Slameto (1988: 179180) menyarankan sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi: a. Menggunakan pujian verbal b. Menggunakan tes dan nilai secara bijaksana c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk mengadakan eksplorasi d. Untuk tetap mendapatkan perhatian e. Merangsang hasrat siswa dengan membocorkan hadiah yang akan diterima f. Mengajar dengan menggunakan contoh yang sudah dikenal g. Menerapkan prinsip-prinsip mengajar yang luar biasa h. Meminta siswa untuk mempraktekkan hal-hal yang sudah dipelajari i. Menggunakan metode simulasi dan permainan j. Memperkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan. C. Korelasi Implementasi Hadiah terhadap Motivasi Belajar Siswa Sebagai metode dalam pembelajaran pemberian ganjaran dimaksudkan sebagai respon seseorang karena perbuatannya. Pemberian ganjaran merupakan respon yang positif memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mengubah tingkah laku seseorang. sTujuan pemberian penghargaan dalam belajar mempunyai arti bahwa siswa menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan pembelajarannya sendiri di luar kelas. Banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak memperoleh motivasi yang tepat, jika seseorang memperoleh motivasi yang tepat, maka paduan tenaga yang luar biasa akan dapat mencapai hal-hal yang semula tidak terduga (Purwanto, 1990: 60). Dengan kata lain dengan memberikan motivasi yang tepat kepada siswa, maka bakat anak yang semula terpendam akan muncul karena apa yang dilakukannya merasa dihargai oleh gurunya. Disadari atau tidak, perkembangan teknologi di dunia ini semakin berkembang pesat. Keberadaan teknologi bukan merupakan satu-satunya alat yang dapat mendorong keberhasilan belajar siswa. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana upaya seorang guru untuk dapat membangkitkan motivasi para siswanya agar merasa nyaman dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi akan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, motivasi yang kurang akan berakibat pada pencapaian hasil belajar yang tidak dapat maksimal. Salah satu cara membangkitkan motivasi siswa adalah dengan mengimplementasikan hadiah. Teori ini merupakan salah satu teori dalam dunia pendidikan yang sampai saat ini masih layak dan cocok diterapkan dalam proses belajar mengajar. Jadi, antara implementasi hadiah mempunyai hubungan yang erat keberadaanya dalam rangka menumbuhkan motivasi belajar siswa sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Jadi, dalam penelitian ini akan diketahui hubungan antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa melalui angket yang diisi oleh siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010, sedangkan angket dibuat berdasarkan indikator yang telah ditulis oleh penulis dalam bab I. Indikator merupakan turunan dari landasan teori tentang bagaimana implementasi hadiah yang tepat. BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga 1. Sejarah Berdirinya Pada tahun 1926 didirikanlah Hollandsch Inlandsche Shool (HIS) Muhammadiyah Salatiga yang merupakan lembaga pendidikan Islam formal pertama kali di Salatiga. Pendirian sekolah tersebut sebagai wujud nyata kepedulian dari warga Muhammadiyah dalam rangka ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan bangsa (pribumi). Pada masa itu lembaga pendidikan ini berhasil menghantarkan putra-putri islam yang mandiri dan memiliki komitmen terhadap Islam dan kebangsaan. Sekolah HIS Muhammadiyah didirikan di atas tanah wakaf dari bapak alm. Tjitrohusodo yang merupakan kakak dari H. Asrori Arif. Beliau adalah tokoh Muhammadiyah Salatiga yang sekarang tinggal di Pekalongan. Berkat kerjasama semua warga Muhammadiyah dan partisipasi para simpatisan, akhirnya dapat dibangun sekolahan yang bercirikan Islam modern sebagai alternatif bagi masyarakat muslim di Salatiga. Kepala sekolah HIS Muhamadiyah yang pertama kali adalah bapak R. Muh. Djamil. Pasca kemerdekaan Indonesia, HIS Muhammadiyah berubah nama menjadi Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah kalicacing Salatiga. Sejak saat itu gedung SD Muhammadiyah yang kondisi bangunannya masih sederhana secara bersamaan digunakan juga sebagai sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA). Setelah PGA ditutup, mulai tahun 1970-an gedung sekolah tersebut dimanfaatkan pula untuk pendidikan SMP Muhammadiyah. Setelah SMP dapat menempati gedung sendiri yang beralamat di Muhammadiyah jalan cempaka (PDM) Salatiga. Salatiga Maka, Pimpinan memprakarsai pendirian Daerah IKIP Muhammadiyah. Sebagai tempat kuliahnya berada di gedung SD Muhammadiyah kalicacing kemudian pindah ke gedung SMP Muhammadiyah. Usia IKIP tersebut tidak berlangsung lama, karena dilikuidasi ke IKIP Muhammadiyah Surakarta (sekarang UMS). Nampaknya pada tahun 1970-an semangat dari PDM Salatiga meningkat untuk mengembangkan bidang pendidikan. Hal itu terbukti pada saat likuidasi IKIP Muhammadiyah Salatiga Ke Surakarta. Setelah itu, PDM Muhammadiyah Salatiga mendirikan SMA Muhammadiyah dengan gedung sekolah menempati gedung SD Muhammadiyah. Setelah PDM Salatiga dapat membangun gedung Sekolah bagi SMA di daerah Soka Sidorejo dengan luas 5.000 m2, maka aktifitas belajar mengajar SMA Muhammadiyah berpindah ke daerah baru tersebut. Sedangkan gedung SD tersebut tetap berfungsi sebagai SD Muhammadiyah Kalicacing Salatiga. Dalam lima tahun terakhir, keberadaan SD Muhammadiyah Kalicacing Salatiga memperlihatkan grafik menurun pada jumlah pendaftar. Tampilan dan prestasinya tidak diminati oleh masyarakat termasuk tamatan Bustanul Atfal Aisiyah sulit untuk dimobilisasi agar masuk SD Muhamadiyah kalicacing Salatiga. Kompleksitas problem yang melilit kondisi SD belum pernah terselesaikan secara komprehensif, sehingga perbaikan yang dilakukan tidak dapat mengangkat pamor SD Muhammadiyah ke posisi sejajar dengan kompetitor pendidikan lainnya. Lantaran saran dan kritik untuk membenahi SD Muhammadiyah sudah sering dikumandangkan, tetapi belum ada langkah tegas pemilik otoritas untuk mengambil alternatif. Pada sisi lain warga Muhammadiyah yang menginginkan SD berkualitas mengundang concern para pemerhati pendidikan untuk mengkaji ualng keberadaan SD Muhammadiyah kalicacing dari sudut pandang kelebihan dan kekurangannya. Keadaan yang memprihatinkan terjadi pada puncaknya yaitu 3 tahun sebelum dirubah menjadi SD Muhammadiyah plus, yaitu jumlah siswa dari kelas I-VI hanya 43 (tahun ajaran 2000/2001), 42 (tahun ajaran 2001/2002) dan 55 (tahun ajaran 2002/2003). Setelah melewati beberapa pertemuan yang intensif, PDM Salatiga akhirnya memutuskan untuk melaksanakan pembenahan total dari aspek manajemen kepemimpinan, administrasi maupun model pembelajaran dengan mengacu pada orientasi kualitas, unggulan dan masa depan. Untuk mewujudkan rencana tersebut, maka dibentuklah “Tim Pengembang Sekolah Dasar Muhammadiyah plus Kota Salatiga” pada tahun 2003. Adapun susunan pengurusnya, sebagai berikut: Ketua : Dr. H. Achmadi Wakil Ketua : Drs. M. Zulfa Mahasin, M. Ag Sekretaris : Dr. Imam Sutomo, M. Ag Anggota : Drs. Badwan, M.Ag Drs. Ali Muhson, M. H Drs. Mahfudz, A. N. Drs. H. Usman Haryono Sutjipto, S. Pd M. Thoha AR., B. A Tugas utama dari tim tersebut adalah menyiapkan perangkat keras dengan merenovasi dan membangun gedung baru sebanyak 8 kelas dua lantai dan menyediakan fasilitas pendidikan lainnya, serta menyiapkan perangkat lunak berupa kurikulum dan strategi pembelajaran yang relevan. Selain itu juga menyiapkan tenaga guru yang berkualitas. Setelah persiapan dianggap cukup, maka mulai tahun ajaran 2003/2004 lebih tepatnya pada 1 Juni 2003 SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga menerima siswa baru kelas I sebanyak satu kelas. Dengan adanya sistem seleksi penerimaan siswa baru ini menjadi tonggak sejarah dan sekaligus sebagai pondasi berdirinya SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga. Untuk muatan plus dari SD Muhammadiyah plus Salatiga adalah: Sesanti (slogan) “AKU ANAK CERDAS a. BERAKHLAK MULIA”, kata AKU dimaksudkan sebagai penyadaran akan potensi diri dan motivasi diri sendiri; ANAK CERDAS adalah modal kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah; BERAKHLAK MULIA adalah kunci sukses dan hidup bermakna. b. Untuk mewujudkan sesanti tersebut, disajikan kurikulum paripurna. c. Pendekatan dalam pembelajaran menggunakan Quantum Learning (belajar cepat dan menyenangkan). d. berpendidikan S2 Guru penanggung kependidikan, minimal jawab S1, dibantu kelas guru pendamping sesuai bidang studi. Sistem sekolah sepanjang hari (All days e. school). f. Sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan yang kondusif dan mendukung efektifitas pembelajaran. Dibangun silaturahmi yang intens antara g. orang tua dan sekolah, karena keterpaduan sikap dan pandangan antara keduanya merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Dengan muatan Plus tersebut diharapkan SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga dapat mengantarkan peserta didik kompetitif secara intelektual dan moral dalam memasuki era global yang substansinya adalah kompetensi dalam berbagai bidang kehidupan. Berdasarkan hasil penelitian penulis, ada beberapa bentuk hadiah yang diberlakukan oleh SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010, yaitu hadiah berupa: a. Kata-kata sanjungan, misal: Bagus, betul, dll. b. Isyarat, misal: Tepuk tangan, acungan jempol, dll. c. Pemajangan karya terbaik siswa di dinding kelas. d. 2. Pemberian materi, misal: Buku. Letak Geografis SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga terletak di dua daerah yang agak berjauhan. Sekolah ini juga dikelilingi oleh SD negeri dan swasta yang letaknya sangat berdekatan, sehingga harus tetap menjaga kualitas agar bisa mendapatkan siswa yang ideal. Untuk kampus I terletak di jalan Adi Sucipto no. 13 Salatiga yang digunakan untuk kelas 1, 2 dan 6 yang mana letaknya sangat strategis, yaitu: Sebelah barat : berbatasan dengan rumah penduduk. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah penduduk. Sebelah selatan : berbatasan dengan jalan raya menuju dan dari alunalun pancasila. Sedangkan untuk kampus 2 terletak di jalan Suropati no. 14 Togaten Salatiga yang di gunakan untuk kelas 3, 4 dan 5 yang berbatasan dengan: Sebelah barat : berbatasan dengan rumah penduduk. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah penduduk. Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah penduduk. 3. Visi dan Misi Visi dari SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga adalah: a. Menjadi Excellence) bagi Pusat pengembangan Unggulan potensi dasar (Center anak of dalam mengoptimalkan bakat, minat, dan ketrampilan hidup yang membawa kemaslahatan memenuhi tugas-tugas perkembangan anak dalam kehidupan masyarakat. b. Mewujudkan lingkingan belajar yang kondusif untuk penanaman nilai-nilai dasar keislaman bagi anak didik. Sedangkan untuk misinya adalah: a. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu baik secara keilmuan maupun secara moral dan sosial, sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ. b. Memberikan bekal dasar “Baca, Tulis, Hitung” pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa. c. Memberikan bekal dasar tentang pengetahuan agama Islam dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan serta menyiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di jenjang selanjutnya. 4. Sarana dan Prasarana Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat membantu atau menunjang pelaksanaan pendidikan dalam mencapai tujuan. Dimana untuk menunjang proses belajar mengajar serta penyelenggaraan administrasi pendidikan di SD Muhammadiyah plus Salatiga, maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk sarana dan prasarana akan penulis uraikan sebagai berikut: a. Perlengkapan sekolah Tabel I Data perlengkapan SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Alat Komputer Mesin Ketik Mesin Hitung Mesin Foto Filling Cabinet Almari Rak Buku Meja Guru kursi Guru Meja Siswa Jumlah 20 2 2 2 1 6 12 27 27 390 Keterangan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 11 b. Kursi Siswa 390 Baik Ruang menurut jenis dan luas Tabel II Data Ruang Menurut Jenis dan Luas SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga No. 1 2 No. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 5. Jenis Ruang Ruang Teori/Kelas Laboratorium IPA Jenis Ruang Laboratorium Komputer Ruang Perpustakaan Ruang UKS Ruang Praktek Kerja Ruang BP/BK Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang TU Kamar Mandi/WC Guru Kamar Mandi/WC Siswa Gudang Ruang Ibadah Rumah Penjaga Sekolah Dapur Jumlah 13 Jumlah 2 1 1 1 1 1 1 2 1 12 1 1 1 1 Luas (m2) Keterangan Ada Ada 2 Luas (m ) Keterangan Ada 49 Ada 18 Ada Ada 10 Ada 14 Ada 49 Ada 18 Ada 3 Ada 3 Ada 18 Ada Ada Ada 16 Ada Struktur Organisasi Sekolah Adapun untuk struktur organisasinya sudah diubah semenjak menjadi SD Muhammadiyah plus. Sekarang Kepala sekolah dibantu oleh empat wakil kepala sekolah yang meliputi wakabid kesiswaan, wakabid kurikulum, wakabid sarpras, dan wakabid tata usaha. Dari bidang-bidang tersebut membawahi beberapa biro yang sesuai dengan bidang tersebut. Sedangkan untuk wali kelas langsung bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Dalam menjalankan organisasinya kepala sekolah bertanggung jawab kepada pembina dari SD Muhammadiyah plus kota Salatiga yang dalam hal ini adalah Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Salatiga. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah berkoordinasi dengan komite sekolah. Untuk lebih jelasnya, akan ditampilkan dalam bentuk struktur organisasi berikut: Adapun keterangan dari struktur organisasi SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga sebagai berikut: Pembina : Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Salatiga Penyelenggara : Tim Pengembang Litbang : Mahfudz Kepala Sekolah : Sutjipto, S. Pd Komite Sekolah : Badwan, M. Ag WAKABID Kesiswaan : Ainul Huri WAKABID Kurikulum : Agus W. Amin WAKABID Sarpras : Sutomo KA. TU : Sukaeni Bidang Extra Kurikuler : Ainul Huri Bidang Lomba-lomba : Marijo Bidang BK dan UKS : Nora Bidang Lab. TIK : Endra G. H. Bidang Lab. MIPA : Buhtari Bidang Keagamaan : Trijono Bidang Olahraga : Rifa Asqowi Bidang Elektronik : Fikri Gunawan Bidang MEUBELAIR : Suharwono Bidang Perpustakaan : Mutaqin Bidang Keuangan Administrasi : Naniek Handayani Bidang Humas : Wiwin Tri H. Kebersihan dan Keamanan : Sumarna Wali Kelas I : Sri Haryuningsih Siti Zulaiqoh Ahmad Zaini Miftah Wali Kelas II : Sutomo Ainul Huri Wali Kelas III : Wiwik Triyono Wali Kelas IV : S. W. Hasthanti Agus W. Amin Wali Kelas V : Suharwono Rifa Asqowi Wali Kelas VI : Buhtari Setyorini 6. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan a. Keadaan Guru dan Karyawan Seiring dengan perkembangan SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang pesat dari segi jumlah siswanya yang bertambah setiap tahun. Maka, jumlah tenaga pengajar dan karyawan juga bertamabah. Pada tahun 2010 jumlah guru sebanyak 27 orang, tenaga kependidikan 4 orang dan karyawan 6 orang. Untuk lebih detailnya akan digambarkan dengan tabel sebagai berikut: Tabel III Data Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga Berdasarkan Jenjang Pendidikan NO JENIS PEKERJAAN JENJANG PENDIDIKAN SD SMP SMA D3 S1 S2 1 Guru - - - - 26 1 2 Karyawan 2 1 5 1 1 - Tabel IV Data Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah Kota Salatiga Berdasarkan Jenis Kelamin 1 JENIS PEKERJAAN Guru 2 Karyawan NO b. JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN 12 15 9 1 Keadaan Siswa Ketika penulis mengadakan penelitian, jumlah siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga pada tahun ajaran 2009/2010 berjumlah 389 siswa yang terbagi dalam enam kelas, dengan perincian sebagai berikut: Tabel V Pembagian siswa berdasarkan kelas NO. 1 2 3 4 5 6 B. KELAS I II III IV V VI Jumlah JUMLAH KELAS 3 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 13 Kelas JUMLAH SISWA 93 Siswa 58 Siswa 63 Siswa 60 Siswa 65 Siswa 50 Siswa 389 Siswa Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden Pada tanggal 24 Februari 2010 Peneliti melakukan penelitian di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga yang beralamat di jalan Suropati no. 14 Togaten Salatiga, tepatnya pada kelas V. Adapun nama responden adalah sebagai berikut: Tabel VI Daftar Nama-nama Responden NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 NAMA Adellah Balqis Sakinah Adzani Bilian Suwardi Afiq Bahy Dea Evani Amalia Muchammad Faisal Asykari Annisa Al-Fainna Divina Aziza Irfan Nur Agustian Nawang Ajeng Haksoro Oryza Muhammad Rizky Luthfina Wahyu Istiqomah Aldo Airestantio Sarah Ayu Meilinda Icha Prisca Celia Dena Putri KELAS V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Amin Rais NO 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 2. NAMA Isnaeni Zidni Rohmah Andara Pratama Ramadhani Dyani Drieska Aulia Kinanti Rina Maryam Rizalli P. Pandu Satrio Nugroho Lanaa Emriana Nurrohmah Arinda Aulia Fasha Shabrina Ghina Alifa Kresna Anelka Syahputra Dhafa Dwi Setiawan Indra Anugrah Pratama Dwi Puspitasari Fauzia Rahmawati Dewi Herminda Pitaloka Anden H. Maya Nur Ulfa Armina Hikmawati Anhar Hanif Fahrizal Fahril Ahsan Tahfidz Wilda Asy-Syifa Ramadika Aditya Putra Asyifa Muhammad Baskoro Solaksono Dela Putri Larasati Fanna Putra Oktananda Fala Nabila Fahmi Syakuri Febriansyah KELAS V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Amin Rais V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Ahmad Dahlan V Amin Rais V Amin Rais V Amin Rais V Amin Rais V Amin Rais Hasil Data Mentah Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hubungan implementasi hadiah dan hukuman dengan minat belajar siswa SD Muhammadiyah plus Salatiga. Untuk itu penelitian mendistribusikan angket yang berisi 30 item soal tentang kedua variabel tersebut kepada responden. 15 item soal berisi pertanyaan implementasi hadiah dan hukuman sedangkan 15 sisanya adalah pertanyaan tentang motivasi belajar. Untuk mengetahui implementasi hadiah dan hukuman juga pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa, maka akan penulis sajikan data berdasarkan hasil angket yaitu angket tentang implementasi hadiah dan hukuman juga pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa pada tabel VII dan VIII. Tabel VII Jawaban Implementasi Hadiah NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 D D D D D D A A D D B D B D C B C B D D D D D A D D A 2 D A A E D A A B E C C E E A B A A A A A B B A A E A A 3 D E D D D E D B D A B D D E D B D C D D D D B D D D D 4 C B A D D C E A D B C D A C B C D D B D C B B A C A A 5 D A A D D C E B D A B E D D B C D D C A C B D A D D A 6 C B D A C E C C D B A A B A A A A C E D A A B A D B A ITEM SOAL 7 8 9 A A E D B A D B A D D D C D D C B D D B E B B B D D D B A A B A E D D D D D B C A B C D E A A B A D B B D E D A D D D D C A B B A E A D E A A E D D C C A E A D E 10 E B A D C B D E D E E D C B E C E E E E B E E E D E E 11 C B D A D D D C D C C B D C E E A A E E D E A A B E A 12 D A C D A B B C D E D B D B D C B E E E B E E E B E E 13 E B D A B B D D D D E A B D E D B E D D B E B E A D E 14 E A E D B E E E E C E B D E E E E D D E E D D E D E E 15 D B D A C B D A A D C D A B D C D A C A A A A A B C A NO 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 1 D D B B D D D B D B D C 2 A A A A C A A A B C D B 3 D E A D D D D D D E D D 4 D D C C B A C C C B C B 5 D D B C C C B A D B A C 6 D A C A E A C B A A D B ITEM SOAL 7 8 9 A D E A A E B A C D D E D A B B A E D C E B C C A D E C A E C D E D D A 10 E E C C E E E C E B E A 11 A A C D E E C D C A E A 12 E E E C E E C A E B E A 13 D A C D A D B D E A D D 14 D D E E E E E D E A E D 15 A A A C D B D C A A D D 11 A A C B E A D A D D A C B C B C A C C D A 12 B B C E B D B A C C C A B A C B C C C D B 13 A A A D D A E A C C A D E B A C A A A A A 14 D B B E D C D C D B D E E A D D E D D D B 15 B A A A D B C B D A A B D C A C B A A A A Tabel VIII Jawaban Motivasi Belajar Siswa NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 A B A D D B C D A B C D B A D C A C C C A 2 E D E A B E A D D C E C C E E A E E E E E 3 D D D A D A D D E D D D D E D D D D D E D 4 A B A A A D B C E B C B A B D C A D C C B 5 B B D B C D D D B E C A C A B B D D C D A 6 A A A C A C A C A A A C C C A C A C A A A ITEM SOAL 7 8 9 D B E A D B D D C B A E A A E D D B C C B D D C B B B A B A D D C A A B B B B D E A D C D A A A D E C D D B D E C E E D D D C 10 B B D E C A D E E A D B E A C B A D E D D NO 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 1 C B A D A B D D D B B A A B A D D B 2 E B B B E E E E E E E E E E E D E E 3 D B D A D D D E D D B D D B D E E A 4 A B D C B B D A A B A C C B A D C C 5 D D B E A B D D D D C A D B D D D A 6 C B A A A A A A A B C A A B A D D B ITEM SOAL 7 8 9 D D B D B B B D A C B C E E D C C B D D D D E D A E A E E A C D B E E C D E C C D B D E D D D D D D D D D C 10 D B D A D B D D A A C D D B A D D A 11 C A A D A B D A A A C A C A A A D B 12 C C C A D D D A A A B D D B C D D C 13 C B B D B A A B A C A A A B A E D B 14 C D A E D B D E A A E D D C D D D A 15 B B B B A B D A D C B A A C C D C C BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan diuraikan data tentang implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa. Data ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rumus product moment. Analisis data ini digunakan untuk mencari koefisien pengaruh antar variabel X yaitu implementasi hadiah dan variabel Y tentang motivasi belajar siswa. Setelah data terkurnpul serta adanya teori yang mendukung, maka langkah selanjutnya adalah membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga melalui analisis data. Digunakannya analisis data, karena data yang bersumber dari data teoritik dan data dari lapangan tersebut belum cukup atau belum mampu membuktikan sendiri kebenaran teori atau kebenaran hipotesis yang telah peneliti ajukan dalam bab I. Dalam analisis ini akan dideskripsikan tentang pengaruh antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Kota Salatiga, melalui data yang diperoleh dari responden melalui daftar angket. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. langkahnya adalah sebagai berikut : A. Analisis Pendahuluan Adapun Untuk memperoleh data kuantitatif, langkah yang penulis tempuh adalah dengan memberi nilai tetap tiap item jawaban yang harus dipilih responden dengan penilaian : a. Untuk jawaban alternatif A dengan nilai 5 b. Untuk jawaban alternatif B dengan nilai 4 c. Untuk jawaban alternatif C dengan nilai 3 d. Untuk jawaban alternatif D dengan nilai 2 e. Untuk jawaban alternatif E dengan nilai 1 Sehingga akan diperoleh data sebagai berikut: Tabel IX Data Distribusi Implementasi Hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 No A 2 5 5 4 1 1 2 3 1 4 2 2 2 3 1 4 4 A Frekuensi B C D 0 3 6 7 0 2 1 1 7 0 0 10 2 4 8 5 3 3 2 1 8 6 3 1 0 0 12 3 3 3 4 4 1 3 0 8 4 1 7 4 3 3 3 2 4 3 5 1 3 1 5 Frekuensi B C D E 4 1 1 1 0 3 2 2 2 2 4 2 1 2 5 2 2 A 10 25 25 20 5 5 10 15 5 20 10 10 10 15 5 20 20 E A Skor C 9 0 3 0 12 9 3 9 0 9 12 0 3 9 6 15 3 Skor B C B 0 28 4 0 8 20 8 24 0 12 16 12 16 16 12 12 12 D 12 4 14 20 16 6 16 2 24 6 2 16 14 6 8 2 10 E 4 1 1 1 0 3 2 2 2 2 4 2 1 2 5 2 2 D E Jumlah 35 58 47 41 41 43 39 52 31 49 44 40 44 48 36 51 47 Jumlah 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 3 2 3 3 3 4 9 1 3 8 4 7 4 2 2 4 1 3 3 6 1 4 2 1 0 5 4 4 0 3 1 0 0 0 3 1 2 2 2 3 1 5 0 3 2 2 0 3 0 0 0 2 2 0 0 0 6 5 2 1 5 5 2 2 2 2 4 6 8 3 3 4 1 8 4 2 8 4 0 5 4 3 4 4 4 0 7 6 4 4 4 1 5 3 5 1 5 5 3 4 2 2 5 5 3 0 5 2 5 0 15 10 15 15 15 20 45 5 15 40 20 35 20 10 10 20 5 15 15 30 5 20 8 4 0 20 16 16 0 12 4 0 0 0 12 4 8 8 8 12 4 20 0 12 6 6 0 9 0 0 0 6 6 0 0 0 18 15 6 3 15 15 6 6 6 6 8 12 16 6 6 8 2 16 8 4 16 8 0 10 8 6 8 8 8 0 14 12 4 4 4 1 5 3 5 1 5 5 3 4 2 2 5 5 3 0 5 2 5 0 41 36 35 51 42 47 52 40 38 49 39 47 52 41 37 42 39 50 38 58 30 50 Dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah yaitu 58 dan 30, kemudian dicari intervalnya dengan rumus : i: R K R = Range K = Banyak kelas Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R=H- L+1 H = Skor tertinggi = 58 L = Skor terendah = 30 R=H–L+1 = 58 – 30 + 1 = 29 Maka, i = 29 5 = 5,8 Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 5,8 dan dibulatkan menjadi 6. Sehingga interval yang diambil adalah kelipatan 6, sehingga untuk mengategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : 1. Kategori A antara skor 54 – 59 2. Kategori B antara skor 48 – 53 3. Kategori C antara skor 42 – 47 4. Kategori D antara skor 36 – 41 5. Kategori E antara skor 30 – 35 Untuk mengetahui tingkat implementasi hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010, maka penulis akan menyajikan data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam Tabel prosentase frekuensi untuk dihitung nilai rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 15 item soal, yaitu: 1. Untuk tingkat sangat baik antara skor 54 – 59 adalah 2 responden P 2 x 100 % 39 P 5,13% 2. Untuk tingkat baik antara skor 48 – 52 adalah 10 responden P 10 x 100 % 39 P 25,64% 3. Untuk tingkat cukup antara skor 42 – 47 adalah 9 responden P 9 x 100 % 39 P 23,07% 4. Untuk tingkat rendah antara skor 36 – 41 adalah 14 responden P 14 x 100 % 39 P 35,90% 5. Untuk tingkat sangat rendah antara skor 30 – 35 adalah 4 responden P 4 x 100 % 39 P 10,26% Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan dalam bentuk tabel nilai interval implementasi hadiah. Tabel X Prosentase Implementasi Hadiah di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010 No 1. 2. 3. 4. Implementasi hadiah Sangat Baik ( A ) Baik ( B) Cukup(C) Rendah ( D ) No Implementasi hadiah 5. Sangat Rendah (E) Jumlah Interval Frekuensi Prosentase 54 – 59 48 – 53 42 – 47 36 – 41 2 10 9 14 Interval 30 – 35 Frekuensi 4 5,13 % 25,64 % 23,07 % 35,90 % Prosentase 10,26 % 39 100 % Kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), maka digunakan rumus : X = fX N Untuk mengetahui jumlah fx maka digunakan distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel XI Distribusi Frekuensi Implementasi Hadiah Di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 Skor (X) Frekuensi (f) f.X 30 1 30 31 1 31 35 2 70 36 2 72 37 1 37 38 2 76 39 3 117 40 2 80 41 4 164 42 2 84 43 1 43 44 2 88 47 4 188 48 1 48 Skor (X) Frekuensi (f) 49 2 98 50 2 100 f.X 51 2 102 52 3 156 58 2 116 Jumlah 39 1700 Kemudian dihitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut: fX MX = = N 1700 39 = 43,59 Berdasarkan data yang ada, dapat dikatakan bahwa implementasi hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga dapat dikategorikan cukup, dengan nilai rata-rata 43,59 dan terdapat pada interval (42 – 47). Table XII Data Distribusi Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010 No 01 02 03 04 05 06 07 08 No 09 10 A 5 5 5 5 4 4 2 3 A 2 5 Frekuensi B C D 5 1 3 7 0 3 1 3 5 3 1 2 2 2 5 3 2 5 3 4 5 1 4 6 Frekuensi B C D 4 2 4 4 3 2 E 1 0 1 4 2 1 1 1 A 25 25 25 25 20 20 10 15 E 3 1 A 10 25 Skor C 3 0 9 3 6 6 12 12 Skor B C 16 6 12 9 B 20 28 4 12 8 12 12 4 D 6 6 10 4 10 10 10 12 E 1 0 1 4 2 1 1 1 D 8 4 E 3 1 Jumlah 55 59 49 48 46 49 45 44 Jumlah 43 51 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 4 4 1 6 3 4 6 2 3 3 6 1 1 5 4 5 2 2 5 9 5 2 6 4 1 6 1 0 4 0 4 6 2 2 3 1 1 0 0 3 2 10 5 3 2 9 0 1 0 3 5 0 0 9 0 0 0 4 5 3 3 3 3 6 2 4 7 2 1 6 1 1 3 0 2 0 0 0 2 5 2 3 3 2 0 2 4 5 3 2 1 6 2 3 7 3 6 4 5 3 4 3 5 1 12 5 4 2 1 4 6 1 5 12 11 2 1 1 3 3 1 0 3 1 2 4 1 1 0 0 2 3 1 1 4 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 20 20 5 30 15 20 30 10 15 15 30 5 5 25 20 25 10 10 25 45 25 10 30 20 5 30 5 0 20 0 16 24 8 8 12 4 4 0 0 12 8 40 20 12 8 36 0 4 0 12 20 0 0 36 0 0 0 16 15 9 9 9 9 18 6 12 21 6 3 18 3 3 9 0 6 0 0 0 6 15 6 9 9 6 0 6 12 10 6 4 2 12 4 6 14 6 12 8 10 6 8 6 10 2 24 10 8 4 2 8 12 2 10 24 22 4 1 1 3 3 1 0 3 1 2 4 1 1 0 0 2 3 1 1 4 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 46 52 45 52 45 54 49 41 44 37 54 42 54 56 49 46 55 35 43 55 50 49 47 43 53 48 31 30 52 Dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah yaitu 59 dan 30, kemudian dicari intervalnya dengan rumus : i: R K R = Range K = Banyak kelas Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R=H- L+1 H = Skor tertinggi = 59 L = Skor terendah = 30 R=H–L+1 = 59 – 30 + 1 = 30 Maka, i = 30 5 =6 Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 5 sehingga interval yang diambil adalah kelipatan 5 sehingga untuk mengategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : 1. Kategori A antara skor 54 – 59 2. Kategori B antara skor 48 – 53 3. Kategori C antara skor 42 – 47 4. Kategori D antara skor 36 – 41 5. Kategori E antara skor 30 – 35 Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010, maka peneliti akan menyajikan data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam Tabel prosentase frekuensi untuk dihitung nilai rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 15 item soal, yaitu: 1. Untuk tingkat sangat baik antara skor 54 – 59 adalah 8 responden P 8 x 100 % 39 P 20,52 2. Untuk tingkat baik antara skor 48 – 53 adalah 13 responden P 13 x 100 % 39 P 33,33% 3. Untuk tingkat cukup antara skor 42 – 47adalah 13 responden P 13 x 100 % 39 P 33,33% 4. Untuk tingkat rendah antara skor 36 – 41adalah 2 responden P 2 x 100 % 39 P 5,13 % 5. Untuk tingkat rendah sekali antara skor 30 – 35 adalah 3 responden P 3 x 100 % 39 P 7,69 % Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan dalam bentuk tabel nilai interval motivasi belajar siswa. Tabel XIII Prosentase Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010 No 1. 2. 3. 4. 5. Motivasi Belajar Siswa Sangat Baik ( A ) Baik ( B) Cukup(C) Rendah ( D ) Sangat Rendah (E) Interval 54 – 59 48 – 53 42 – 47 36 – 41 30 – 35 Jumlah Frekuensi Prosentase 8 20,52 % 33,33 % 13 33,33 % 13 5,13 % 2 7,69 % 3 100 % 39 Kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), maka digunakan rumus : X = fX N Untuk mengetahui jumlah fx maka digunakan distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel XIV Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010 Skor (X) Frekuensi (f) f.X 30 1 30 31 1 31 35 1 35 37 1 37 Skor (X) Frekuensi (f) 41 1 41 42 1 42 43 3 129 f.X 44 2 88 45 3 135 46 3 138 47 1 47 48 2 96 49 5 245 50 1 50 51 1 51 52 3 156 53 1 53 54 3 55 3 162 165 56 1 56 59 1 59 Jumlah 39 1846 Kemudian dihitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut: MX = = fX N 1846 39 = 47,33 Berdasarkan dengan data yang ada, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga dapat dikategorikan cukup, dengan nilai rata-rata 47,33 dan karena batas atas interval adalah 47,5 maka rata-rata ini masuk pada interval (42 – 47). B. Analisis Lanjutan Analisis dalam tahap ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis product moment, yaitu dengan mengorelasikan antara variabel X (implementasi hadiah) dengan variabel Y (motivasi belajar siswa) yang disajikan melalui tabel koefisisen korelasi sebagai berikut: Tabel XV Koefisien Korelasi antara Implementasi Hadiah Terhadap Motivasi Belajar Siswa NO. RESPONDEN 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 NO. RESPONDEN 15 16 17 18 19 X Y X2 Y2 X.Y 35 58 47 41 41 43 39 52 31 49 44 40 44 48 55 59 49 48 46 49 45 44 43 51 46 52 45 52 1225 3364 2209 1681 1681 1849 1521 2704 961 2401 1936 1600 1936 2304 3025 3481 2401 2304 2116 2401 2025 1936 1849 2601 2116 2704 2025 2704 1925 3422 2303 1968 1886 2107 1755 2288 1333 2499 2024 2080 1980 2496 X Y X2 Y2 X.Y 36 51 47 41 36 45 54 49 41 44 1296 2601 2209 1681 1296 2025 2916 2401 1681 1936 1620 2754 2303 1681 1584 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Jumlah 35 51 42 47 52 40 38 49 39 47 52 41 37 42 39 50 38 58 30 50 1700 37 54 42 54 56 49 46 55 35 43 55 50 49 47 43 53 48 31 30 52 1846 1225 2601 1764 2209 2704 1600 1444 2401 1521 2209 2704 1681 1369 1764 1521 2500 1444 3364 900 2500 75880 1369 2916 1764 2916 3136 2401 2116 3025 1225 1849 3025 2500 2401 2209 1849 2809 2304 961 900 2704 89026 1295 2754 1764 2538 2912 1960 1748 2695 1365 2021 2860 2050 1813 1974 1677 2650 1824 1798 900 2600 81206 Berdasarkan table XVI dapat diketahui: N = 39 ∑X2 = 75880 ∑X= 1700 ∑Y2 = 89026 ∑Y = 1846 ∑X.Y = 81206 Untuk langkah selanjutnya akan dihitung melalui rumus korelasi product moment: (X )(Y ) N 2 2 ( X ) 2 ( Y ) 2 X Y N N XY rxy rxy (1700)(1846) 39 2 (1700) (1846) 2 75880 89026 39 39 rxy 3138200 39 2890000 3407716 75880 89026 39 39 81206 81206 rxy rxy rxy 81206 80466,67 75880 74102,56489026 87377,33 739,33 1777,4361648,67 739,33 1711,843 rxy 0,4318 C. Analisis Hipotesis Berdasarkan penghitungan di atas, dimana harga koefisien korelasi product moment XY (rxy) adalah 0,4318 dan untuk langkah selanjutnya dikonsultasikan dengan table nilai r product moment pada N = 39 dengan taraf signifikansi 1% dan taraf signifikansi 5% sebagai berikut: 1. Taraf signifikansi 1% sebesar 0,408 2. Taraf signifikansi 5% sebesar 0,316 Oleh karena harga rxy hitung lebih besar dari harga rxy tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5%, maka hipotesis nihil ditolak. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa yaitu semakin baik implementasi hadiah maka akan semakin tinggi pula motivasi belajar siswa. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010” dapat diterima. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk rumusan masalah yang pertama tentang implementasi hadiah di SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 secara umum masuk pada kategori cukup (sedang) dengan nilai rata-rata 43,59 dan masuk pada interval (42 - 47). Hal ini dapat dibuktikan dengan melalui angket yang diisi oleh 39 siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. Dari 39 responden tersebut diperoleh hasil pada tingkat sangat baik sebanyak 2 responden atau 5,13%, tingkat baik sebanyak 10 responden atau 25,64%, tingkat cukup sebanyak 9 resonden atau 23,08%, tingkat rendah sebanyak 14 responden atau 35,90% dan tingkat rendah sekali sebanyak 4 responden atau 10,26%. 2. Untuk rumusan masalah yang kedua tentang motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010 masuk pada kategori cukup (sedang) dengan nilai rata-rata 47,33 dan masuk pada interval (42 - 47). Hal ini terbukti dari 39 responden yang diteliti diperoleh hasil untuk tingkat sangat baik sebanyak 8 responden atau 20,52%, tingkat baik sebanyak 13 responden atau 33,33%, tingkat cukup sebanyak 13 responden atau 33,33%, tingkat rendah sebanyak 2 responden atau 5,13% dan tingkat sangat rendah sebanyak 3 responden atau 7,69%. 3. Untuk rumusan masalah yang ketiga yang berkaitan dengan uji statistik menggunakan koefisien product moment (rxy) untuk menguji hipotesis yang berbunyi: “Ada pengaruh positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010” diperoleh hasil 0,4318. Setelah dikonsultasikan dengan tabel nilai r product moment diperoleh hasil bahwa ro>rt, baik pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,316 maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu 0,408. Dengan demikian hipotesis di atas bisa diterima yang berarti ada pengaruh positif antara implementasi hadiah terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah plus Kota Salatiga tahun ajaran 2009/2010. B. Saran Setelah penulis mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh implementasi hadiah dan hukuman terhadap motivasi siswa, maka penulis dapat mengajukan saran yang berkaitan dengan hal di atas: 1. Bagi guru dalam mengimplementasikan hadiah diharapkan bisa konsisten dan terus menerus walaupun hanya sebatas ucapan atau isyarat. Karena berdasarkan hasil penelitian pemberian hadiah juga berperan besar dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. 2. Untuk siswa agar bisa menaati aturan yang sudah dibuat oleh sekolah, karena hal tersebut nantinya berkaitan dengan implementasi hadiah dan hukuman juga sebagai ukuran kedisiplinan siswa. C. Penutup Alhamdulillahirobbil ‘alamin penulis ucapkan kepada Allah SWT seiring dengan selesainya penyusunan skripsi ini, karena hanya dengan pertolonganNyalah penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Walaupun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Amin. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1994. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AlQur’an, Terj. M. Arifin dan Zainuddin. Jakarta: PT. Rineka Cipta Achmadi. 1984. Ilmu Pendidikan. Salatiga: CV. Saudara Al-Abrasy, M. Athiyah. 1970. Dasar-dasar pokok pendidikan Islam. Terj. Bustami A. Gani dan Djohan Bahri. Jakarta: PT. Bulan Bintang Aliyannanta, Susana. 2003. Hadiah dan Hukuman dalam Pendidikan Islam. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah AM, Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman bagi guru dan calon guru). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada An-Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Prinsip-prinsip dan metode pendidikan Islam. Terj. Herry Noer Aly. Bandung: CV. Diponegoro Arif, Armai. 2002. Ilmu dan metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat press Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: PT. Rineka Cipta . 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Asih, Untari. 2006. Pengaruh Sikap Optimisme terhadap Motivasi belajar siswa di SD Muhammadiyah 8 Semarang tahun ajaran 2005/2006. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah Collins, Malary dan H. Fontenelle.1992. Mengubah Perilaku Siswa Pendekatan Positif. Terj. Kathelen Sri Wardhani. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia DEPAG RI. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: As-syifa Hamalik, Umar. 2000. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Muhammad, Ali Abdullah bin yazid Aqowi. 1992. Sunnah Ibnu Majah Juz II, Dar Al-Fikr Malik bin Anas. 1988. Al-Muwatto. Beirut: Darul Fikr Purwanto, Ngalim. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung : CV. Remaja Rosdya Karya . 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdya Karya Purwodarminto, WJS. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Quthb, Muhammad. 1993. Sistem pendidikan Islam. Terj. Salman Harun. Bandung: PT. Al-Ma’arif Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta ; PT. Bumi Aksara Sunarto, Ahmad. 2007. Kamus Al-Fikr (Indonesia- Arab-Ingris). Jawa Timur: Halim Jaya Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdya Karya Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdya Karya Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit TERAS ANGKET I. IDENTITAS NAMA : …………………….. KELAS :………………………. II. PETUNJUK 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberi tanda silang ( X ). 2. Jawablah dengan jujur karena ini tidak berpengaruh terhadap nilai anda. III. PERTANYAAN-PERTANYAAN A. Implementasi Hadiah 1. Apakah Bapak/Ibu guru pernah memberikan kata bagus kepada siswa yang dapat menjawab soal dengan benar ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 2. Apakah Bapak/Ibu guru pernah memberikan kata bagus kepada tulisan siswa yang menjawab soal di papan tulis? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 3. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan nasehat/arahan agar anak-anak rajin belajar? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 4. Apakah Bapak/Ibu Guru memberikan buku kepada anak-anak yang berprestasi ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 5. Apakah Bapak/Ibu guru pernah menyuruh untuk bertepuk tangan waktu ada teman anda yang menjawab soal dengan benar ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 6. Apakah Bapak/Ibu guru pernah memberikan acungan jempol sebagai tanda sanjungan kepada anak-anak yang telah menjawab pertanyaan dengan benar ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 7. Apakah anak-anak selalu diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Bapak/Ibu Guru setelah selesai pembelajaran ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 8. Apakah Bapak/Ibu Guru memajang hasil karya siswa? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 9. Apakah Bapak/Ibu Guru memajang nilai yang paling bagus di kelas dari hasil tugas atau tes? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 10. Apakah anak-anak di beri nilai tambahan apabila bisa mengerjakan tugas dengan baik oleh Bapak/Ibu Guru? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 11. Apakah anak-anak dimarahi Bapak/Ibu Guru ketika salah dalam mengerjakan soal ulangan ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 12. Apakah siswa pernah diberi pensil oleh bapak/ibu guru apabila mendapat nilai tugas bagus? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah memberikan kata sanjungan kepada siswa yang berani mengeluarkan pendapat? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 14. Apakah anak-anak pernah dijabat tangan oleh Bapak/Ibu Guru ketika mendapat nilai bagus ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 15. Pernahkan anak-anak diberi tambahan waktu istirahat ketika berhasil menyelesaikan tugas lebih cepat? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah B. Motivasi Belajar Siswa 1. Apakah anak-anak selalu mengikuti pelajaran dengan rasa senang ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 2. Apakah anak-anak pernah tidak mengikuti pelajaran karena tidak suka pada guru tertentu ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 3. Apakah anak-anak pernah tidak masuk sekolah ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 4. Apakah anak-anak selalu membaca buku pelajaran ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 5. Apakah anak-anak selalu ke perpustakaan untuk meminjam atau membaca buku ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 6. Apakah anak-anak selalu memperhatikan Bapak/Ibu guru saat menerangkan pelajaran ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 7. Apakah anak-anak gaduh saat pembelajaran dilaksanakan ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 8. Apakah anak-anak merasa malas ketika mengikuti pelajaran ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 9. Apakah anak-anak selalu mengerjakan PR dengan tepat waktu ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 10. Apakah anak-anak merasa senang apabila diberi PR oleh Bapak/Ibu Guru? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 11. Apakah anak-anak selalu bertanya kepada guru tentang pelajaran yang sulit? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 12. Dalam setiap pelajaran, apakah anak-anak selalu mengajukan berbagai pertanyaan ? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 13. Apakah anak-anak mempunyai keinginan untuk menguasai semua mata pelajaran? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 14. Apakah anak-anak selau belajar kelompok agar dapat menguasai pelajaran? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah 15. Apakah anak-anak selalu mengerjakan tugas yang diberikan Bapak/Ibu Guru? a. Selalu b. Sering sekali c. Sering d. Kadang-kadang e. Tidak pernah Struktur Organisasi SD Muhammadiyah plus Salatiga PEMBINA LITBANG PENYELENGGARA KEPALA SEKOLAH WAKABID KESISWAAN EXTRA KURIKULER LOMBALOMBA WALI KELAS 1 WAKABID KURIKULUM BK DAN UKS LAB. TIK WALI KELAS 2 LAB. MIPA KOMITE SEKOLAH WAKABID SARPRAS KEAGAM AAN OLAH RAGA WALI KELAS 3 ELEKT RONIK WALI KELAS 4 DEWAN GURU MEUBE LAIR KA. TATA USAHA PERPUST AKAAN WALI KELAS 5 KEUANG AN DAN ADMINIS TRASI HUMAS WALI KELAS 6 KEBERSI HAN DAN KEAMAN AN DAFTAR SKK NAMA NIM : ARIF ROHMANUDIN : 125 07 032 NO JENIS KEGIATAN 1 OPSPEK 2005 STAIN SALATIGA 2 Pelatihan Asatidz TBB Edi Mancoro 3 Pendidikan dan Pelatihan Calon Pramuka Pandega (PLCPP) ke - XV 4 Gladi Wira BRIGSUS (GWB) ke - XII 5 Pembrivetan dan Pelantikan (VETTIK) ke - XII 6 Musyawarah Santri (MUSTRI) WSEM 7 Tim Kerja Solidaritas Bencana Alam Klaten dan DIY 8 Seminar Pendidikan dan Dialog Interaktif FMPD II 9 Asramanisasi Ramadhan WSEM Tahun 1427 H 10 Pendidikan dan Pelatihan Calon Pramuka Pandega (PLCPP) ke - XVI 11 Seminar sehari “Penangulangan HIV/AIDS dan penularan penyakit lewat tranfusi darah” 12 Seminar Nasional “Politik Pendidikan” 13 Dialog Interaktif FMPD II “Prospek kelulusan Mahasiswa DII dan Evaluasi KKL” 14 Workshop Kepemimpinan STAIN Salatiga “Become The Great Leader” JURUSAN PROGDI : TARBIYAH : PGMI PELAKSANAAN 24-27 Agustus 2005 STATUS Peserta NILAI 3 18 September 2005 Peserta 2 10-13 September 2005 Peserta 2 21-24 Januari 2006 Peserta 2 4-5 Februari 2006 Peserta 2 25-26 Maret 2006 Peserta 2 3-10 Juni 2006 Relawan 4 15 Juni 2006 Peserta 2 24 September - 18 Oktober 2006 21-24 November 2006 Panitia 3 Panitia 3 15 Januari 2007 Peserta 2 5 April 2007 Peserta 6 16 April 2007 Panitia 3 18 – 20 April 2007 Peserta 2 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Tarbiyah Expres TBB Edi Mancoro Asramanisasi Ramadhan PPEM Tahun 1428 H Workshop Pelatihan Karya Ilmiah Mahasiswa Bedah Buku Adonis “Arkeolog Sejarah Pemikiran Arab - Islam” Workshop Kepemimpinan PPEM “Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Santri dan Implementasinya di Masyarakat” Mengajar di TBB Edi Mancoro Pengurus Pondok Pesantren Edi Mancoro (PPEM) 2007/2008 Pendidikan Dasar Perkoprasian (PDP) KOPMA FATAWA Bedah Buku LDK DA STAIN Salatiga “Buktikan Cintamu” Seminar Nasional BEM STAIN Salatiga “ Kepemimpinan Demokrasi dan Politik Pendidikan Untuk Kesejahteraan Rakyat” Seminar Sehari “Menciptakan Sekolah Para Juara” Pendidikan Lanjut Perkoprasian (PLP) KOPMA FATAWA Workshop Multimedia STAIN Salatiga Musyawarah Santri (MUSTRI) PPEM 2008 OPSPEK STAIN Salatiga 2008 Asramanisasi Ramadhan PPEM Tahun 1429 H 13-27 September 2007 Fasilitator 3 12 September- 5 Oktober 2007 27-28 November 2007 Peserta 2 Peserta 2 5 Desember 2007 Peserta 2 25 Desember 2007 Panitia 3 2006 - 2007 Ustadz 4 2007 - 2008 Sekretaris Umum 6 21-22 Januari 2008 Peserta 2 22 Maret 2008 Peserta 2 23 April 2008 Peserta 6 10 Mei 2008 Peserta 2 29 Juni 2008 Peserta 2 7-10 Juli 2008 Peserta 2 19-20 Juli 2008 Panitia 3 25-27 Agustus 2008 Panitia 3 1-23 September 2008 Panitia 3 31 32 33 34 35 36 37 38 Seminar Nasional KSEI STAIN Salatiga “Memberdayakan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah” Training For Trainer (TFT) KOPMA UNNES Pengurus PPEM 2008/2009 Pelatihan Life Skill PPEM Sosialisasi Program Ecopesantren Cluster Jawa Tengah Pendidikan, Pelatihan dan Bimbingan Manasik Haji KBIH Al-Qiro’ Pelatihan Asatidz TBB Edi Mancoro “Mengembangkan Profesionalisme Asatidz Yang Berkompeten” Seminar dan Lokakarya Nasional “Pendidikan Multikultural” Jumlah 17 Oktober 2008 Peserta 6 24-26 Oktober 2008 Peserta 2 2008 - 2009 8 8 Maret 2009 Ketua Umum Panitia 23 April 2009 Peserta 2 4 April – 6 Juni 2009 Panitia 3 14 Juni 2009 Peserta 2 31 Oktober 2009 Panitia 6 3 117 Salatiga, 6 Maret 2010 Mengetahui, Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan Drs. Miftahuddin, M. Ag. NIP: 197009221994031002 RIWAYAT HIDUP PENULIS Arif Rohmanudin adalah anak ke - 3 dari pasangan alm. Bapak Dullah Yusri dan ibu Sarniyah. Lahir di Banjarnegara, pada tanggal 18 Maret 1987. Alamat sekarang adalah Adipasir Rt 04/I kecamatan Rakit kabupaten Banjarnegara. Untuk jenjang pendidikan, yaitu: MI Cokroaminoto Adipasir lulus pada tahun 1999, SMP 4 Bawang lulus pada tahun 2002, SMA 1 Bawang lulus pada tahun 2005. Semua ditempuh oleh penulis di kota kelahiran yaitu Banjarnegara. Untuk jenjang perguruan tinggi di tempuh di STAIN Salatiga sambil ikut mengaji di Pondok Pesantren Edi Mancoro di bawah bimbingan KH. Mahfud Ridwan, Lc. Yang beralamat di dusun Bandungan, desa Gedangan Rt 02/I kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Selama di Salatiga penulis aktif di kegiatan pondok pesantren.