BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMASALAHAN Tanaman sayuran merupakan kelompok tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura.Sekelompok tanaman yang lain adalah buah-buahan, tanaman hias, tanaman rempah, dan obat (biofarmaka).Ditinjau dari segi kesehatan, tanaman sayuran memainkan peran yang sangat penting karena sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, serat, dan juga sebagai sumber bahan-bahan yang dapat menyembuhkan penyakit. Untuk hidup sehat FAO menganjurkan setiap orang mengonsumsi sayuran 75kg/tahun, sedangkan masyarakat Indonesia baru mengonsumsi 34kg/tahun. Konsumsi ini perlu ditingkatkan dengan cara menggugah kesadaran mereka tentang betapa pentingnya sayuran untuk kesehatan dan menyediakan sayuran bermutu dalam jumlah yang memadai. Dari segi ekonomi tanaman sayuran dapat dijadikan sumber penghasilan masyarakat, daerah, dan negara karena sayuran merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bahkan sayuran dapat dijadikan sumber penghasil devisa negara karena banyak negara yang tidak memiliki cukup lahan untuk memproduksi sayuran bagi penduduknya (Wijaya, 2012). Sayuran sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena didalam sayuran terkandung unsur-unsur nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menjamin semua proses biologi tubuh berjalan dengan normal, sehingga tubuh tetap fit dan sel-sel penyusunannya tidak cepat rusak. Namun demikian, didalam sayuran juga terkandung senyawa/bahan-bahan yang Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 dapat merugikan kesehatan sehingga perlu dikenali untuk diwaspadai (Wijaya, 2012). Kegagalan panen sayuran atau target hasil tidak tercapai sering disebabkan oleh serangan hama dan penyakit di wilayah tropis yang lembab dan hangat jauh lebih intensif dibandingkan dengan serangan diwilayah sub tropis atau di temperate (4musim). Sehingga tindakan pencegahan atau antisipasi sangat penting dilakukan yang terkemas dalam paket PHPT (Pengelola Hama dan Penyakit Terpadu).Prinsip PHPT adalah menggunakan segala upaya secara bijaksana yang dilandasi dengan pengetahuan yang memadai (Wijaya, 2012). Seringkali kita menemukan adanya perubahan pada sebagian atau seluruh organ tanaman yang selanjutnya mengakibatkan terganggunya kegiatan fisiologis.Penyakit tanaman merupakan suatu rangkaian proses fisiologis yang merugikan, yang disebabkan oleh rangsangan terus menerus pada tumbuhan oleh suatu penyebab primer. Hal ini ditunjukkan lewat aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam keadaan morfologi dan histologi yang disebut gejala.Tanaman yang menderita sakit akan menunjukkan gejalagejala khas tergantung pada jenis serangan maupun intensitas serangannya. Gejala yang timbul pada tanaman akibat serangan penyakit terdiri dari: 1. Layu, karena penyakit mesti dibedakan dengan layu karena kekurangan air. Pada gejala layu kekurangan air, tanaman akan kembali segar setelah penambahan air. Akan tetapi tidak demikian dengan layu karena serangan penyakit. Hal tersebut dikarenakan rusaknya mekanisme pengangkutan air akibat serangan penyakit pada jaringan tubuh tanaman. Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 2. Rontok, jika bagian yang mungkin rontok seperti daun, bunga, buah, daun mengalami kerontokan yang berlebihan dapat dipastikan tanaman sedang mengalami penyimpangan. 3. Perubahan warna, gejala ini timbul akibat rusaknya klorofil daun. Biasanya gejala ini disebut sebagai klorosis, tanaman yang mengalami klorosis akan berubah warna dari hijau segar menjadi kuning, hijau redup, atau bahkan menjadi hijau pucat. Perubahan warna tampak timbulnya bercak-bercak berwarna.Klorosis pada tanamandisebabkan oleh rendahnya intensitas matahariatau karena serangan penyakit. 4. Keriting daun, serangan virus atau hama bisa mengakibatkan keritingnya bagian daun pada tanaman. 5. Tepung, yang tampak pada tanaman pada dasarnya merupakan spora yang bisa berhamburan menyebar ke tanaman lain. Dalam prakteknya terkadang kesulitan untuk menentukan jenis penyakit pada tanaman sayuran.Maka dari itu, diperlukan sistem yang dapat memberikan saran untuk penanggulangan penyakit pada tanaman sayuran yang sesuai, oleh karena itu menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Untuk menerapkan sistem pendukung keputusan dalam sistem yang akan dibuat, digunakan metode Simple Additive Weighting(SAW). Dengan metode SAW dimungkinkan untuk mendapatkan keputusan penentuan penyakit pada tanaman sayuran berdasarkan atas penjumlahan terbobot dari jenis tanaman sayuran yang ada.Alasan digunakannya model SAW dalam pengambilan keputusanterletakpada kemampuannya untukmelakukan Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 penilaiansecara lebih tepatkarena didasarkanpadanilaikriteriadan bobot prefensiyangsudahditentukan.Wibowo (2010)menyatakan keuntungan menggunakan metode SAW adalah total perubahannilaiyangdihasilkan olehmetodeSAW lebihbanyak sehinggametodeSAWsangatrelevan untukmenyelesaikan masalahpengambilan keputusan. Namun, metode SAW juga masih memiliki kekurangan yaitu kinerja system resource dan database akan bekerja lebih keras dan meningkat dikarenakan perhitungan berbobot yang banyak dan kompleks. Dengan penerapan sistem pendukung keputusan pada tanaman sayuran, diharapkan dapat mempermudah untuk menentukan jenis penyakit pada tanaman sayuran yang sesuai dengan peranan sistem pendukung keputusan. B. RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir adalah: Bagaimana suatu aplikasi sistem pendukung keputusan dapat membantu memberikan solusi dalam kasus penentuan penyakit padatanaman sayuran. C. BATASAN PERMASALAHAN Agar permasalahan yang di tinjau lebih terarah dan mencapai sasaran, maka di buat batasan dari perumusan masalah diatas, diantaranya sebagai berikut: 1. Aplikasi sistem pendukung keputusan akan di kembangkan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 2. Terdapat 10 macam penyakit tanaman sayuran yang dijadikan alternatif dalam sistem pendukung keputusan, yaitu: akar gada, bercak daun, busuk hitam, layu fusarium, mosaik, bercak ungu, busuk buah, busuk daun, layu bakteri, antraknosa. Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014