PENGARUH STRES KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN

advertisement
PENGARUH STRES KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN KARYAWAN
TERHADAP INTENSI MENINGGALKAN ORGANISASI
PADA PT. MARUBENI RAYA
Azziza Gusta Fawzy
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh
stres kerja, kepuasan kerja dan komitmen karyawan terhadap intensi
meninggalkan organisasi pada karyawan serta untuk mengetahui variabel yang
memberikan pengaruh paling dominan diantara stres kerja, kepuasan kerja dan
komitmen karyawan terhadap intensi meninggalkan organisasi pada karyawan
PT Marubeni Raya di Purwokerto.
Penelitian ini dilakukan pada PT Marubeni Raya. Sampel penelitian ini
berjumlah 98 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan
mengunakan metode random sampling dan Instrumen kuesioner digunakan
sebagai pengumpul data. Pengujian validitas dan reliabilitas atas indikatorindikator dan konsep variabel tersebut menunjukkan nilai validitas dan
reliabilitas yang memenuhi syarat sebagai instrumen. Transformasi data
dilakukan dengan Metode Succesive Interval sedangkan utuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel stress kerja, kepuasan kerja dan komitmen
karyawan yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap intensi meninggalkan
organisasi karyawan menggunakan regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, variabel stres kerja,
berpengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap intensi
meninggalkan organisasi dibandingkan kepuasan kerja dan komitmen
karyawan Hal ini menunjukkan bahwa intensi meninggalkan organisasi pada
Karyawan PT Marubeni Raya di Purwokerto lebih dipengaruhi oleh stres kerja.
Implikasi dari kesimpulan di atas yaitu PT Marubeni Raya di Purwokerto
dapat melakukannya dengan menekan terjadinya stres kerja pada karyawan,
meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen karyawan pada perusahaan. Hal
tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama karena hasil penelitian ketiga
faktor tersebut mampu mengurangi keinginan karyawan untuk meninggalkan
organisasi. Sedang Penurunan intensi meninggalkan organisasi paling besar
pengaruhnya dapat dilakukan dengan cara mengurangi stres kerja pada
karyawan.
Kata Kunci : Stres Kerja, Kepuasan Kerja, komitmen Karyawan, Intensi
Meninggalkan Organisasi
ABSTRACT
The purpose of this study was to investigate and examine the effect of
job stress, job satisfaction and employee commitment to intention to leave the
organization to employees and to determine the variables that affect the most
dominant among job stress, job satisfaction and organizational commitment to
intention to leave the organization on employees PT Marubeni Raya in
Purwokerto.
The research was conducted at PT Marubeni Raya. The sample
amounted to 98 people. Determination of the sample in this study using the
method of random sampling and questionnaires are used as instruments of data
collection. Testing the validity and reliability of the indicators and the concept
of the variable showing the validity and reliability values that qualify as
instruments. The method of data transformation is done by Succesive Interval
method weeks to determine the influence of these variables work stress, job
satisfaction and employee commitment are hypothesized to affect the intention
to leave the organization employees using multiple linear regression.
Based on the results of research and data analysis, variables of work
stress, have a effect either together or in part on the intention to leave the
organization and analysis of path computation in mind that the value of the
variable path coefficient value is the greatest stress work compared to variable
job satisfaction and employee commitment. This shows that the intention to
leave the organization on Employee PT Marubeni Jaya in Purwokerto is more
influenced by stress work.
The implications of the above conclusion is PT Marubeni Raya in
Purwokerto can do this by pressing the occurrence of work stress on
employees, improve job satisfaction and organizational commitment to
employees. This needs to be done together because the results of these three
factors can decrease the willingness of employees to leave the organization.
Decreased intention to leave the organization can be done by increasing stress
work in employees.
KeyWords : Job Stress, Job
Organizational Leaving intentions
Satisfaction,
Employee
Commitment,
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan dari usahanya dan
selalu berupaya untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha serta
meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Perusahaan akan melakukan berbagai upaya
untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang meliputi :
modal, skill, teknologi dan karyawan yang ada (Heidjrahman Ranupandojo, 2000: 12).
Karyawan menempati peranan yang sangat penting apabila dibandingkan dengan faktor-faktor
produksi lainnya, terlebih pada perusahaan yang banyak melibatkan karyawan (manusia)
dalam usahanya. Dari beberapa proses pengelolaan SDM tersebut, hal yang harus diperhatikan
adalah bagaimana meningkatkan kemampuan karyawan untuk bekerja sebaik mungkin
sehingga memperlihatkan kinerja yang terus meningkat. Kinerja itu sendiri diartikan sebagai
hasil kerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang
dibebankan kepadanya (Siswanto, 2003: 20).
Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan pekerja akan membawa
dampak buruk pada sikap kerja pekerjanya seperti menurunnya produktivitas karyawan, sering
absennya karyawan dan kinerja yang melambat. Berbagai penelitian (Gilmer, 1961 dalam
Novliadi, 2007) menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki sikap kerja positif akan
menampakkan produktifitas yang lebih tinggi daripada yang sikap kerjanya negatif. Pekerja
yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan akan lebih rendah absensi dan pengunduran
dirinya. Dalam lingkungan operasional perusahaan, turnover (intensi meninggalkan
organisasi) kerap terjadi. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki
oleh perusahaan. Turnover merupakan masalah klasik yang selalu dihadapi para pengusaha.
Seperti halnya replacement yang terus berjalan, baik replacement (pergantian) karena faktor
produktivitas karyawan yang menurun. Namun jika penggantian karyawan disebabkan oleh
produktivitas (secara umum karena faktor umur), maka perusahaan dapat mengantisipasi
dengan mempersiapkan kader-kader untuk menggantikan posisi karyawan tersebut. Tetapi jika
pergantian karyawan disebabkan oleh pengunduran diri, maka akan menyulitkan perusahaan
karena berkaitan dengan implementasi program kerja yang telah ditetapkan (Gomes, 2003).
Tingginya tingkat keinginan berpindah karyawan dapat disebabkan beberapa variabel
antara lain kepuasan kerja (Zhangdan Feng, 2011), kecerdasan emosional (Trivellas et al.,
2011), komitmen organisasi (Aydogdu dan Asikgil, 2011), lama kerja (Mobley, 1986) tingkat
pendidikan (Maier, 1971) keahlian kerja (Dysvik and Kuvaas, 2010), konflik peran (Katz dan
Kahn 1978), perubahan organisasi (Schweiger dan Ivancevich 1985), kekuatan identitas
perusahaan (Cole dan Bruch, 2006) kualitas kehidupan kerja (Huang et al., 2007) dan budaya
organisasi ( Robbins, 1998).
Berbagai faktor yang mempengaruhi keinginan karyawan untuk meninggalkan
organisasi (Randi, 2010) antara lain adalah tingginya stres kerja dalam perusahaan, rendahnya
kepuasan yang dirasakan karyawan serta kurangnya komitmen pada diri karyawan untuk
memberikan semua kemampuannya bagi kemajuan perusahaan. Martoyo (2000) menyatakan
bahwa stres yang tidak bisa diatasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan membuat
karyawan kehilangan semangat dalam bekerja sehingga timbul keinginan untuk meninggalkan
organisasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan
pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan bahwa individu itu
mengalami stres kerja. Dalam kondisi tertentu, stres kerja mampu menjadikan seorang
karyawan lebih agresif dalam menetapkan standar kerja menjadi lebih tinggi, dan mampu
meningkatkan kepuasan dalam setiap penyelesaian pekerjaan.
Perusahaan menyadari bahwa peranan karyawan sangat penting, oleh karenanya
sudah selayaknya apabila perusahaan memberikan perhatian lebih terhadap faktor produksi
ini. Karyawan sudah saatnya diperlakukan sebagai mitra perusahaan dalam rangka menunjang
kelancaran pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan hendaknya terus
berupaya meningkatkan kinerja karyawannya. Dengan tercapainya kinerja karyawan yang
tinggi, berarti perusahaan telah mampu memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien. Dengan demikian, suatu perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan
karyawannya untuk tetap melaksanakan tugas yang telah diberikan dan terus membuat
karyawannya kerasan untuk tetap bekerja tanpa menurunkan kinerja perusahaan tersebut
secara keseluruhan. (Andrew E. Sikula, 1981: 145) mengemukakan bahwa perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan
kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya
berinteraksi dengan rencana organisasi, agar memperoleh data yang akurat mengenai
kemampuan dan potensi yang ada pada setiap karyawan, sehingga penggolongan tingkat
karyawan dapat dilakukan secara baik dan benar dilakukanlah pengelolaan SDM pada PT
Marubeni Raya.
Berangkat dari latar belakang tersebut serta menindak lanjuti saran dari (Yuosef,
2000: 520 dalam Rita Andini, 2006) yang mengatakan bahwa penelitian sejenis dengan
menggunakan sampel yang berbeda dalam situasi lingkungan yang berbeda pula untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baru adalah sangatlah menarik untuk dilakukan. Oleh
karena itu penelitian ini dilakukan untuk meneruskan penelitian-penelitian terdahulu dengan
mengambil sampel pada karyawan pada divisi staff PT Marubeni Raya. Dijadikannnya PT
Marubeni Raya sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa mendudukkan peran
sumber daya manusia sebagai faktor yang signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sementara melalui hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut:
H1
: Stres Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap intensi
meninggalkan organisasi pada karyawan PT Marubeni Raya.
H2
: Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap secara parsial intensi
meninggalkan organisasi pada karyawan PT Marubeni Raya.
H3
: Komitmen karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadapi
ntensi meninggalkan organisasi pada karyawan PT Marubeni Raya.
H4
H5
: Stress Kerja memberikan pengaruh dominan dibandingkan Kepuasan kerja dan
komitmen organisasi terhadap intensi meninggalkan organisasi pada karyawan PT
Marubeni Raya.
: Stres Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Karyawan mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap intensi meninggalkan organisasi pada karyawan PT
Marubeni Raya
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian mengambil lokasi pada PT Marubeni Raya Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan tetap yang berada di bagian staf PT. Marubeni Raya yang berjumlah 157
orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling yaitu anggota
populasi dijadikan sebagai sampel secara acak pada lini staff. Dengan demikian banyaknya
sampel dalam penelitian ini adalah 103 orang dengan data yang terkumpul 98 orang.
Pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para staff di divisi Staf
Engineering, Staf Mechanical dan Staf Civil & Building
Variabel Penelitian
1. Stres Kerja
Stres kerja merupakan suatu keadaan atau kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. (Hani Handoko, 2001 :
148). Stress kerja merupakan persepsi responden terhadap berbagai kondisi yang
berkaitan dengan pekerjaan maupun kondisi pribadi karyawan. Indikator yang
digunakan antara lain :
1) Beban kerja yang diterima berlebihan
2) Wewenang yang diberikan tidak sesuai tanggung jawab
3) Konflik dalam organisasi
4) Perbedaan persepsi dalam pekerjaan
5) Kecilnya pendapatan
6) Masalah keluarga
2. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan ’ keadaan emosional ’ karyawan dimana terjadi
ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari
perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan
karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000 : 115). Kepuasan kerja merupakan
persepsi karyawan terhadap besarnya balas jasa yang diterima karyawan atas
pengabdian yang telah diberikan kepada perusahaan, diukur berdasarkan indikator :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Gaji yang cukup.
Tercukupinya kebutuhan ekonomi
Insentif
Fasilitas kerja
Jaminan keamanan kerja
Promosi
3. Komitmen Karyawan
Komitmen karyawan sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi (Mowday dkk,
dalam Meyer dan Allen, 1997). Komitmen karyawan merupakan kekuatan yang
bersifat relatif dari karyarawan dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke
dalam perusahaan. Indikator yang digunakan untuk menilai komitmen organisasi
adalah:
1) Rasa memiliki terhadap organisasi
2) Rasa lekat dengan organisasi.
3) Arti organisasi secara pribadi
4) Tidak akan meninggalkan organisasi.
5) Bangga dengan organisasi
6) Loyalitas
4. Intensi Meninggalkan Organisasi ( Turn over Intention )
Good et al. (1996) mendefinisikan keinginan meninggalkan organisasi sebagai
keinginan atau kecenderungan (intention) seseorang untuk secara aktual meninggalkan
organisasi. Keinginan meninggalkan organisasi merupakan upaya yang dilakukan
karyawan meninggalkan kewajibannya terhadap aktivitas perusahaan dan diukur
berdasarkan indikator :
1) Keluar dari kerja
2) Aktif mencari informasi di luar
3) serius bekerja
4) Waktu istirahat
5) Tetap bekerja
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari penghitungan uji F diperoleh F hitung sebesar 4,478 dan dengan
menggunakan tingkat keyakinan 95% (=0,05) serta derajat kebebasan (df = n – k -1)
diperoleh F tabel sebesar 2,701. Jadi F hitung (4,478) > F tabel (2,701), sehingga H0
ditolak. Penolakan H0 ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stres
kerja, kepuasan kerja, dan komitmen karyawan secara bersama-sama terhadap intensi
meninggalkan organisasi. Adapun gambar penerimaan dan penolakan H0 dari uji F
dapat dilihat pada gambar 1
H0ditolak
H0diterima
0
F tabel=2,701
F hitung= 4,478
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 % (=0,05) dan derajat kebebasan
(n – k – 1) diperoleh t tabel sebesar 1,985 sedangkan hasil perhitungan yang dilakukan
menghasilkan t hitung variabel stres kerja (t YX1 ) sebesar 2,737. Jadi nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel (> 1,985), sehingga secara parsial variabel stres kerja (X1)
mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap intensi meninggalkan
organisasi (Y). Nilai t hitung variabel kepuasan kerja (t YX2) sebesar -0,585. Jadi nilai -t
hitung lebih kecil dari nilai -t tabel (-0,585 < -1,985), sehingga secara parsial variabel
kepuasan kerja (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap
intensi meninggalkan organisasi (Y). Nilai t hitung variabel komitmen karyawan (tYX3)
sebesar -1,791. Jadi nilai - t hitung lebih kecil dari nilai - t tabel (-1,791 < -1,985),
sehingga secara parsial variabel komitmen organisasi (X3) tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan dan negatif terhadap intensi meninggalkan organisasi(Y).
Adapun kurva penolakan H0 dari uji t dapat dilihat pada gambar 2 sebagai
berikut:
Daerah
Penerimaan Ha
Daerah
penolakan H0
Daerah
penolakan H0
-ttabel = -1,985
0
tX2 = -0,585
t tabel= 1,985
tX1 = 2,737
Berdasarkan perhitungan uji F maupun uji t dapat disimpulkan bahwa secara
bersama-sama stres kerja, kepuasan kerja dan komitmen karyawan mempunyai
pengaruh yang berarti secara simultan terhadap intensi meninggalkan organisasi pada
karyawan PT Marubeni Raya, namun pada uji secara parsial hanya stres kerja yang
mempunyai pengaruh yang berarti dibandingkan dengan kepuasan kerja dan komitmen
karyawan yang tidak mempunyai pengaruh terhadap intensi meninggalkan organisasi
sehingga adapun hasil hipotesisnya sebgai beikut:
Hipotesis yang ditolak:
1. H2 : Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap secara parsial
intensi meninggalkan organisasi pada karyawan PT Marubeni Raya.
2. H3 : Komitmen karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadapi ntensi meninggalkan organisasi pada karyawan PT Marubeni Raya.
Hipotesis yang diterima:
1. H1 : Stres Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap
intensi meninggalkan organisasi pada karyawan PT Marubeni Raya.
2. H4: Stress Kerja memberikan pengaruh dominan dibandingkan Kepuasan kerja
dan komitmen organisasi terhadap intensi meninggalkan organisasi pada karyawan
PT Marubeni Raya.
3. H5 : Stres Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Karyawan mempunyai pengaruh
yang signifikan secara simultan terhadap intensi meninggalkan organisasi pada
karyawan PT Marubeni Raya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja mempunyai pengaruh positif
terhadap keinginan untuk meninggalkan organisasi. Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan bahwa beban kerja yang berlebihan, kurang jelasnya wewenang yang
diberikan tidak sesuai tanggung jawab, adanya konflik dalam organisasi, adanya
perbedaan persepsi dalam pekerjaan dan kecilnya pendapatan yang diterima
menimbulkan beban kerja tersendiri bagi karyawan serta menimbulkan stres yang
cukup tinggi dan berdampak pada keingiannnya meninggalkan organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kepuasan kerja memberikan
pengaruh negatif terhadap keinginan meninggalkan organisasi. Adanya pengaruh
tersebut menunjukkan dengan gaji yang cukup dan mampu mencukupi kebutuhan
ekonomi, pemberian insentif yang memadai, tersedianya fasilitas kerja yang
mendukung kelancara kerja, adanya jaminan keamanan kerja dan promosi yang
berlaku bagi semua karyawan menumbuhkan kepuasan tersendiri bagi karyawan dan
mampu menekan keinginan untuk meninggalkan organisasi pada diri karyawan.
Komitmen karyawan memberikan pengaruh negatif terhadap keinginan
meninggalkan organisasi. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa sikap
karyawan yang merasa memiliki dan menjadi bagian organisasi, merasa bahwa
organisasi memiliki arti tersendiri bagi pribadi karyawan, sikap bangga terhadap
organisasi dan loyalitas yang dimiliki karyawan membuat karyawan mau memberikan
semua kemampuan yang dimiliki bagi kemajuan organisasi. Dan komitmen tersebut
mampu menekan keinginan pada karyawan untuk meninggalkan organisasi.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel stres kerja, kepuasan kerja dan komitmen karyawan mempunyai pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama terhadap intensi meninggalkan organisasi. Hal
ini mengindikasikan bahwa stres kerja, kepuasan kerja dan komitmen karyawan
ketiga variabel tersebut dapat berdampak atau menimbulkan pada peningkatan
keinginan karyawan untuk meninggalkan organisasi.
2.
Dari perhitungan signifikan secara parsial Stres kerja nilainya paling besar
dibandingkan variabel kepuasan kerja dan komitmen karyawan. Hal ini menunjukkan
bahwa intensi meninggalkan organisasi pada Karyawan PT Marubeni Raya di
Purwokerto lebih dipengaruhi oleh stres kerja karyawan atau semakin tinggi stress
kerja yang dirasakan karyawan, semakin tinggi keinginan karyawan untuk intensi
meninggalkan organisasi
Implikasi
a. Adanya pengaruh stres terhadap intensi meninggalkan organisasi, hendaknya menjadi
perhatian tersendiri bagi manajemen pada Karyawan PT Marubeni untuk terus
berupaya mempertahankan karyawannya agar tetap bertahap di perusahaan. Untuk itu,
perusahaan sebaiknya menekan semaksimal mungkin timbulnya stres kerja pada
karyawan dengan cara mengurangi beban kerja yang berlebihan misalnya dengan
membuat jam kerja yang jelas sebagai mendelegasikan setiap pekerjaan kepada
karyawan sesuai dengan proporsi yang sesuai. Selain itu, perusahaan juga diharapkan
mampu menekan timbulnya konflik dalam perusahaan, memperbaiki pendapatan yang
diterima karyawan serta memberikan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi
karyawan baik dalam perusahaan maupun dalam kehidupan pribadinya.
b. Kepuasan kerja terhadap intensi meninggalkan organisasi, hendaknya mendapatkan
perhatian khusus agar kemungkinan timbulnya keinginan untuk meninggalkan
organisasi tidak semakin tinggi. Untuk itu berbagai faktor yang menjadi perhatian
berkaitan dengan kepuasan antara lain dengan memupuk rasa kebersanaan karyawan
dengan karyawan lain dalam perusahaan, memberikan dukungan terhadap karyawan
untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab,
memberikan penghargaan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan serta
memberikan jaminan keamanan kerja kepada semua karyawan.
c. Komitmen karyawan terhadap intensi meninggalkan organisasi, Adanya sosialisasi
yang berkesinambungan terhadap tujuan, visi dan misi perusahaan sangat diperlukan
agar karyawan dapat mengetahui dengan jelas arah dan tujuan perusahaan kedepan.
Adanya pengelolaan personalia dan promosi karyawan yang berdasarkan kompetensi
akan semakin memacu karyawandalam berprestasi dan dapat meningkatkankinerjanya.
Membina saling percaya antar sesama karyawan (antarkaryawan, karyawan dengan
manager, manager dengan top manajemen ), saling mendukung antar anggota
organisasi, adanya komunikasi yang sehat dalam organisasi, lingkungan organisasi
yang kondusif adalah parameter-parameter yang harus secara terus menerus harus
dibina oleh pemilik perusahaan dalam rangka mencapai komitmen karyawan yang
bagus.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Moh., 2000, Psikologi Industri : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Erlangga.
Dian Septiani dan Rosnelly Rusdi. 2008. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Bagian Redaksi Surat Kabar Harian Umum Lampung Post. Jurnal Bisnis dan
manajemen, Vol. 4 No.2 Januari 2008
Djati, S. Pantja dan Khusaini, 2003, “Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen Dan
Prestasi Kerja”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,Vol 5(1), Maret, 25-41
Endang, Hersusdadikawati. 2005. Pengaruh Kepuasanatas Gaji Terhadap Keinginan Untuk
Berpindah Kerja, Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening
(Studi empiris pada Dosen Akuntimsi Perguruan Tinggi Swasta Jawa Tengah). Jurnal
Studi Manajemen & Organisasional, Vol. 2 No. 1 Januari 2005 Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, Semarang.
Gendut Sukarno. 2004. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
terhadap Semangat Kerja Karyawan. Jurnal Ventura, Vol. 7 No. 3 bulan Desember
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Gibson, James L. J. M. Ivancevicih, J. M. Donnely, Jr. R. Konopaske. 1997. Organizational
Behavior, Structure and Process. Mc. Graw Hill-Irwin.
Handoko, Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua,
Yogyakarta, BPFE.
Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan Karyawan. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Mardiana, Tri dan Muafi, 2001, “Studi empiris pengaruh stressor terhadap kinerja”,
Jurnal Siasat Bisnis, No.6, Vol.1
Nitisemito, Alex S., 1996, Manajemen Personalia : Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pantja Djati S dan M. Khusaini. 2003. Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen
Organisasi, Dan Prestasi Kerja. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 5, No. 1,
Maret 2003:25-41.
Parwanto Wahyudin. 2007. Pengaruh Faktor Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA di Surakarta. UMS Surakarta.
Peni Tunjungsari. 2011. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada
Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (PERSERO) Bandung. Vol. 1 No. 1, 2011.
Porter. L.W, Steers, R.W. Mowday, R.T and Boulin. 1985. Organizational commitment, job
satisfaction and psychiatric techinicians. Journal of applied psychology, 59 pp : 603 –
609.
Rahmi, Yusti Nuzula. 2008. Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
Dengan Tingkat Perpindahan Kerja (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di
Surakarta Dan Yogyakarta). Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Robbins, Stephens P., 2003, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Prentice-Hall, Jakarta.
Shore, L.M dan S.J. Wayne. 1993. Commitment and Employee Behavior. Journal of Applied
Psycology, 78p. 774- 780.
Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supranto, 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi Jilid. Jakarta : Erlangga.
Susilo Martoyo. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE.
Umar Husein, 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Wendi Amsuri N. 2009. Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Intensi Turnover
Pada Call Center Telkomsel Di Medan. Jurnal Mandiri. Vol,4 No.2 September 2009.
Yeni Kuntari dan Ariel Sasti Karuniawan. 2002. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi terhadap Turnver Intention Akuntansi Publik di Kota Semarang. Assets
Vol 4 No. 3 Oktober 2002.
Download