MODUL PERKULIAHAN INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS 2 PROSES ANALISIS SITUASI PASAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ‘SWOT’ DAN ‘BCG’ Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MK43009 Sari Widuri, SE, MSi. Abstract Kompetensi Modul ini membahas tentang pengertian dan pemaham mengenai model analisis pasar dengan analisa SWOT (Strengh, Weakness, Opportunit, Threat) dan BCG (Boston Consulting Groups). Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan memahami model analisis pasar dengan analisa SWOT (Strengh, Weakness, Opportunit, Threat) dan BCG (Boston Consulting Groups). ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaanperusahaan Fortune 500. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja. Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal. Diagram analisis SWOT. ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id SWOT analisis merupakan sebuah analisis yang terbagi menjadi empat kuadran. Adapun masing-masing kuadran tersebut adalah strength (kekuatan), kelemahan (weaknesses), opportunity (kesempatan) dan treath (ancaman). Bagan SWOT Analisis: Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: • KUADRAN IV: Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif ( Growth oriented strategy). ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id • KUADARAN I : Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. • KUADRAN III : Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. • KUADRAN II : Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa). Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Berikut merupakan potensial pokok persoalan yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis SWOT menurut Ferrel dan Harline (2005) : 1. Potensial Kekuatan Internal a. Kepemilikan sumberdaya keuangan ‘13 4 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Kepemilikan nama yang sudah dikenal c. Peringkat 1 dalam jenis industrinya d. Skala ekonomi e. Properti Teknologi f. Proses yang paten g. Harga yang lebih murah (bahan mentah atau proses) h. Kepercayaan dan respek pada perusahaan, produk atau brand image. i. Superior talenta manajemen j. Kemampuan pemasaran yang lebih baik k. Kualitas produk yang superior l. Aliansi dengan perusahaan lain. m. Kemampuan distribusi yang baik n. Karyawan yang berkomitmen 2. Potensial Kelemahan Internal a. Kurangnya pengaturan strategi b. Terbatasnya sumberdaya finansial c. Pengeluaran yang kurang dalam pemasaran dan promosi d. Sempitnya garis produk e. Terbatasnya distribusi f. Mahalnya Biaya (Bahan Mentah atau Proses) g. Teknologi yang ketinggalan jaman. h. Problem proses operasi internal i. Imej pasar yang lemah j. Kemampuan pemasaran yang kurang baik k. Lemahnya bekerjasama dengan perusahaan lain l. Karyawan yang tidak terlatih 3. Potensial Peluang Eksternal a. Pertumbuhan pasar yang terus meningkat b. Perusahaan pesaing yang sudah merasa puas diri c. Kebutuhan dan keinginan konsumen yang berubah d. Terbukanya pemasaran luar negri e. Kecelakaan yang terjadi di perusahaan pesaing ‘13 5 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id f. Ditemukannya produk baru g. Perubahan Peraturan pemerintah h. Teknologi baru i. Ekonomi yang meningkat j. Pergantian demografi k. Perusahaan lain yang mencari aliansi l. Penolakan akan subtisusi produk m. Perubahan metode distribusi 4. Potensial Ancaman Eksternal a. Masuknya kompetitor asing b. Pengenalan produk subtitusi baru c. Daur hidup produk pada saat penolakan d. Perubahan kebutuhan dan keiinginan konsumen e. Kepercayaan Konsumen yang berkurang f. Perusahaan pesaing mengadopsi strategi baru g. Peningkatan peraturan pemerintah h. Ekonomi yang mengalami penurunan i. Teknologi baru j. Perubahan demografi k. Hambatan perdagangan asing l. Lemahnya kinerja perusahaan aliansi Pada dasarnya, analisis SWOT terbagi menjadi macro environment forces dan micro environment forces. Macro environment forces terbagi menjadi Demografik. Karakteristik demografik seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, o pendapatan, pekerjaan dan pendidikan paling sering digunakan untuk segmentasi pasar. Demografik menolong untuk menentukan pasar di mana karakteristik psikologis dan sosial budaya menolong untuk menggambarkan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen. ‘13 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ekonomik. o Faktor lingkungan ekonomi merupakan segala kejadian atau permasalahan penting di bidang perekonomian nasional yang dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan atau kondisi perekonomian internasional dan perkembangan pasar suatu masyarakat perekonomian. Teknologi. Kejadian penemuan (innovations) ilmiah, perkembangan, strategi dan o berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan. Politik. Kegiatan dan platform politik dari beberapa partai politik utama dan peran o lembaga swadaya masyarakat. Sistem administrasi dan birokrasi yang dijalankan pemerintah pusat dan daerah, kebijakan otonomi dan desentralisasi daerah. Sosial budaya. Pertimbangan aspek demografi, sosial dan budaya mencakup seluruh o perkembangan karakteristik demografi penduduk, urbanisasi, migrasi musiman, perilaku etnis dan adat istiadat, struktur sosial, pola gaya hidup masyarakat kota, persepsi konsumen, pola pembelian konsumen Indonesia, konflik sosial, aspek pencemaran lingkungan alam, kelanjutan lingkungan hidup dan masih banyak faktor lainnya untuk disebutkan satu persatu. Micro environment forces Pelanggan. Seorang pelanggan (juga dikenal sebagai klien, pembeli, atau pembeli) o adalah penerima pelayanan, baik, produk, atau ide, yang diperoleh dari seorang penjual, penjual, atau pemasok untuk pertimbangan berharga uang atau lainnya Pesaing. Persaingan dalam bisnis sebagai "usaha dari dua atau lebih pihak bertindak o secara independen untuk mengamankan bisnis dari pihak ketiga dengan menawarkan istilah yang paling menguntungkan". Persaingan, menurut teori, menyebabkan perusahaan-perusahaan komersial untuk mengembangkan produk baru, layanan dan teknologi, yang akan memberikan konsumen pilihan yang lebih besar dan produk yang lebih baik. Pemilihan besar biasanya menyebabkan harga yang lebih rendah untuk produk, dibandingkan dengan apa harga akan jika tidak ada persaingan (monopoli) atau sedikit kompetisi (oligopoli). Distributor. Distribusi produk berlangsung dengan cara saluran. Saluran adalah set o organisasi saling tergantung (disebut perantara) yang terlibat dalam pembuatan produk yang tersedia untuk konsumsi. Pedagang perantara yang membeli dan ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjual produk. Agen dan broker adalah perantara yang bertindak atas nama produsen tetapi tidak mempunyai hak untuk memiliki produk. Suppliers. Sebuah rantai pasokan adalah suatu sistem organisasi, orang, teknologi, o kegiatan, informasi dan sumber daya yang terlibat dalam memindahkan produk atau layanan dari pemasok kepada pelanggan. Kegiatan rantai suplai mengubah sumber daya alam, bahan baku dan komponen menjadi produk jadi yang dikirimkan ke pelanggan akhir. Dalam sistem rantai pasokan yang canggih, produk yang digunakan dapat kembali memasuki rantai pasokan pada setiap titik di mana nilai sisa yang didaur ulang. Pasokan rantai link rantai nilai. ANALISIS MATRIK SWOT Matrik SWOT adalah matrik yang menginteraksikan faktor strategis internal dan eksternal. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman (eksternal) yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki (Freddy Rangkuti, 2001:31). Hasil dari interaksi faktor strategis internal dengan eksternal menghasilkan alternatifalternatif strategi. Matrik SWOT menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan didasarkan hasil analisis SWOT (Purnomo, Zulkieflimansyah, 1996:87). Strategi SO adalah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan/mengoptimalkan kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Sedang strategi WO adalah strategi yang digunakan seoptimal mungkin untuk meminimalisir kelemahan. Strategi ST adalah strategi yang digunakan dengan memanfatkan/mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman. Strategi WT adalah Strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka meminimalisir/menghidari ancaman. ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hasil dari interaksi faktor strategis internal dengan eksternal menghasilkan alternatifalternatif strategi. Model Matrik Analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar berikut : Matrik SWOT menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan didasarkan hasil analisis SWOT. Strategi SO adalah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan/mengoptimalkan o kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Strategi o WO adalah strategi yang digunakan seoptimal mungkin untuk meminimalisir kelemahan. Strategi ST adalah strategi yang digunakan dengan memanfatkan/mengoptimalkan o kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman. Strategi WT adalah Strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam o rangka meminimalisir/menghidari ancaman. ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS BCG (BOSTON CONSULTING GROUP) Sebuah perusahaan konsultasi manajemen pemasaran yang terletak di Boston, Amerika Serikat meluncurkan sebuah model analisis pasar. Mereka menamakannya sesuai perusahaan mereka yaitu model analisis pasar Boston Consulting Group. Boston Consulting Group (BCG) didirikan pada tahun 1963oleh Bruce Henderson, seorang alumnus Harvard Business School. BCG biasanya mempekerjakan untuk Associate atau posisi Konsultan. BCG merekrut MBA lulusan untuk bergabung sebagai Konsultan dari sekolah atas dunia bisnis, dan memfokuskan sebagian besar upaya merekrut mereka ke sekolah seperti Harvard Business School, Wharton School, Stanford Graduate School of Business, INSEAD, Darden, Dartmouth College, Kellogg Sekolah Manajemen, Sloan MIT, University of Chicago, Haas School of Business, Duke University, dan Columbia. The BCG Growth-Share Matrix adalah sebuah perencanaan portofolio model yang dikembangkan oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahun 1970 awal. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa unit bisnis perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif terhadap pesaing terbesar, maka nama "pertumbuhan-berbagi". Pasar pertumbuhan berfungsi sebagai proxy untuk daya tarik industri, dan pangsa pasar relatif berfungsi sebagai proxy untuk keunggulan kompetitif. Pertumbuhan-saham matriks sehingga peta posisi unit bisnis dalam dua faktor penentu penting dari profitabilitas Model analisis pasar ini membagi pasar menjadi empat sel. Masing-masing sel menggambarkan perkembangan sebuah perusahaan. Mulai dari pertama kali perusahaan tersebut masuk ke pasar dan berkembang, menjadi perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang baik, sampai perusahaan tersebut menjadi sebuah perusahaan yang tidak berkembang namun masih memiliki pangsa pasar. Pada sel terakhir, perusahaan tersebut tidak lagi menghasilkan keuntungan yang nyata. Langkah perusahaan adalah melakukan kajian apakah perusahaan tersebut harus dipertahankan atau harus dilikuidasi dan dialihkan assetnya untuk pasar yang lain. ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id KONSEP MATRIX BCG Matriks BCG secara grafis menunjukkan perbedaan di antara berbagai divisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG memungkinkan organisasi multidivisi untuk mengelola portofolio bisnisnya dengan mempertimbangkan posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (relative market share) didefinisikan sebagai rasio dari pangsa pasar satu divisi tertentu terhadap pangsa pasar yang dimiliki oleh pesaing terbesar dalam industri tersebut. Pangsa pasar relatif dapat ditentukan menggunakan rumus berikut: Semakin tinggi nilai pangsa pasar suatu perusahaan, semakin besar proporsi pasar yang dikendalikannya. Posisi pangsa pasar relatif diberikan pada sumbu x dari matriks BCG. Titik tengah dari sumbu X biasanya dibuat 0,50 atau sama dengan divisi yang memiliki separuh pangsa pasar dari perusahaan pemimpin dalam industri. Sumbu Y menggambarkan tingkat pertumbuhan industri dalam penjualan yang diukur dalam bentuk persentase. Persentase tingkat pertumbuhan pada sumbu Y dapat berkisar antara -20 hingga +20 persen, dengan 0 sebagai titik tengah. Angka kisaran ini pada sumbu X dan y seringkali digunakan, tetapi angka lainnya dapat dibuat bila dianggap sesuai untuk organisasi tertentu. Industri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi menunjukkan ketersediaan pangsa pasar yang meluas, dan terdapat banyak peluang untuk mereguk Keempat kuadran dalam matriks BCG yang dapat digambarkan dibawah ini: ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id keuntungan. Boston Consulting membagi model mereka menjadi empat sel atau empat kelompok bisnis, yaitu: 1. Tanda tanya (Question Mark) Posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya. Bisnis berjalan pada high growth market namun hanya memiliki sedikit market shares. Pada tahap ini, perusahaan sangat membutuhkan butuh uang banyak karena sudah investasi pada alat, pabrik, SDM, untuk bersaing pada pasar dan harus menaklukkan market leader. Merupakan proses yang awal berat bagi setiap perusahaan. ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Bintang (Star) Mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan joint venture merupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini. Pada tahap ini, perusahaan sudah menjadi pemimpin pasar. Perusahaan sedang menikmati pasar yang bersifat high growth market. Perusahaan harus memiliki dana untuk tetap bersaing dan menjaga jarak dari pesaing. Perusahaan juga tetap harus waspada terhadap persaingan yang sewaktu-waktu bisa muncul. 3. Sapi perah (Cash Cow) Peusahaan memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih sesuai untuk diterapkan. Perusahaan tidak berkembang namun masih memiliki market share dan keuntungan. Perusahaan tidak harus ekspansi karena pasar tidak berkembang. Sebagai market leader, perusahaan masih menikmati keuntungan tinggi. Sayangnya hanya satu sumber keuntungan sehingga perusahaan rentan kerugian. Jika rugi, perusahaan harus didanai kembali untuk tetap menjadi market leader. 4. Anjing (Dog) Organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah anjing dalam portofolio ‘13 13 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan menguntungkan. Perusahaan hanya memiliki pangsa pasar yang sedikit. Pangsa pasar perusahaan tergolong weak market shares in low growth markets. Di sisi lain, pasar yang ada mengalami penurunan perkembangan. Pada saat ini, perusahaan harus mempertimbangkan apakah tetap dalam bisnis atau pindah ke bisnis lain. Henderson beralasan bahwa uang yang diperlukan oleh bisnis unit yang berkembang pesat dapat diperoleh dari unit lain perusahaan bisnis yang pada tahap lebih dewasa dan menghasilkan kas yang signifikan. Dengan investasi untuk menjadi pemimpin pangsa pasar di pasar yang berkembang pesat, unit bisnis bisa bergerak sepanjang kurva pengalaman dan mengembangkan keunggulan biaya. Dari alasan ini, BCG Growth-Share Matrix lahir. PENERAPAN MATRIX BCG Setelah melakukan analisis pasar dengan model Boston Consulting Group, kita akan melanjutkannya pada penerapan model tersebut. Adapun model tersebut diterjemahkan menjadi sebuah langkah strategis yang bernama Strategic Business Unit. Pada strategic business unit ini perusahan harus melakukan perencanaan yang komprehensif. Perusahaan harus menentukan tujuan, strategi, anggaran untuk setiap SBU. Adapun strategic business unit terbagi menjadi empat langkah yaitu: 1. Membangun: Perusahaan mulai membangun bisnis untuk menjadi market leader. Berbagai upaya dilakukan untuk menjadi market leader. Mulai dari perencanaan produk melalui riset dan pengembangan, melakukan riset pasar untuk membaca keinginan konsumen dan melakukan evaluasi terhadap pesaing yang dapat mengancam perusahaan. Langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan harga untuk mencari harga yang tepat di ‘13 14 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id benak konsumen, perancangan saluran distribusi sehingga brand mudah dijumpai oleh konsumen. Jika langkah ini direncanakan dengan baik, perusahaan akan akan mampu bersaing di pasar. Diharapkan perusahaan akan mampu meraih keuntungan dan menjadi perusahaan yang tergolong stars. 2. Mempertahankan: Pada tahap ini, perusahaan sudah memiliki keuntungan yang sesuai dengan perusahaan. Perusahaan akan tergolong cash cows dimana brand perusahaan menuai keuntungan. Fenomena ini menjadikan perusahaan seperti seekor sapi perah yang memiliki susu segar yang banyak atau strong cash cows . Jika posisi ini terjadi terus menerus maka perusahaan akan mengalami positive cash cows. 3. Mengembangkan: Perusahaan harus meningkatkan short term cash flow tanpa memperhatikan long term effect. Masalahnya adalah perusahaan memiliki risiko di mana semua sumber daya perusahaan dapat saja habis. Untuk itu, diperlukan sebuah kajian kelayakan pasar yang mendalam untuk menghindarkan perusahaan mengalami kerugian. 4. Memindahkan: Pada saat ini, perusahaan hanya memiliki sedikit keuntungan. Hal ini terlihat dari pangsa pasar yang sedikit dan pertumbuhan pasar yang melambat. Pasar tidak lagi menjadi sumber keuntungan. Perusahaan harus mengambil keputusan strategis yaitu apakah menjual atau melikuidasi bisnis karena sumber daya yang ada lebih baik digunakan untuk yang lain. Pada dasarnya sebuah siklus strategic business unit mengikuti model Boston Consulting Group seperti yang ada di atas. Perusahaan akan mengikut siklus question marks, stars, cash cows, dogs. Apabila pasar tidak memberikan hasil yang diharapkan, perusahaan harus mengambil langkah taktis dengan melakukan keputusan strategi baru. Perusahaan harus tetap memutuskan apakah perusahaan tetap berada di pasar tersebut dengan konsekuensi memberikan sumber dana yang banyak untuk tetap berjuang. Apabila perusahaan terus menerus mengalami kerugian maka perusahaan harus memutuskan langkah untuk keluar dari pasar dan memutuskan untuk mengalihkan sumber daya yang ada pada sebuah pasar baru. Pasar baru ini diasumsikan tentunya masih memiliki keuntungan. ‘13 15 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesalahan yang paling sering dilakukan perusahaan adalah mereka melakukan generalisasi terhadap keuntungan yang ada pada setiap Strategic Business Unit. Hal ini tentunya tidak tepat karena Strategic Business Unit memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi produk, harga, distribusi dan promosi pada setiap pasar. Setiap pasar tentunya memiliki karakteristik tersendiri sehingga kemungkinan kesuksesannya pun menjadi berbeda. Ada pasar yang memiliki tingkat perkembangan yang sangat cepat sehingga menghasilkan keuntungan yang cepat dalam jumlah besar namun memiliki kelemahan yaitu pasar cepat saja berubah dan ditinggalkan oleh konsumen. Di sisi lain, ada pasar yang memiliki tingkat perkembangan yang lambat namun memiliki keuntungan yang tetap. Selain itu, kesalahan yang sering dilakukan adalah Strategic Business Unit tidak diberikan dana secara cukup. Akibatnya Strategic Business Unit tidak memiliki daya juang untuk bersaing di pasar. Hasilnya untuk bertahan hidup pun, Strategic Business Unit harus menggunakan berbagai daya upaya. Sebagai solusi, diperlukan sebuah kajian pasar yang bersifat berkesinambungan untuk memantau pasar. Hal ini akan menjadikan setiap Strategic Business Unit yang memiliki potensi keuntungan di masa depan akan memiliki kesempatan untuk meraih keuntungan. Ia memiliki dana untuk bersaing dan bagi Strategic Business Unit yang sedang mengalami penurunan pangsa pasar dapat saja digabungkan untuk Strategic Business Unit yang sedang mengalami keuntungan sehingga daya saing Strategic Business Unit tersebut menjadi lebih kuat di pasar. ‘13 16 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. Kotler, Philip. Marketing Management Millenium Edition, Tenth Edition,New Jersey: Pearson Education Company, 2000. 2. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. Consumer Behavior, 8th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2004. 3. Engel, J. F., Blackwell, R. D. and Miniard, P. W. (1993) Consumer Behavior, New York: Dreyden Press. 4. Aditiawan Chandra. Business Environment Analysis : Pemikiran dan Konsep. _ HYPERLINK "http://businessenvironment.wordpress.com/xmlrpc.php" 5. Belch, Michael & Belch, George. (1995) Introduction To Advertising And Promotion. Irwin Series, United States Of America. 6. Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi (Aspek Tambahan: Komunikasi Pemasaran Terpadu) Jilid 1. Jakarta: Erlangga. ‘13 17 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id