Era Satelit Komunikasi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
TELEVISI SEBAGAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing
Communications
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
10
MK43020
Sari Widuri, SE, MSi.
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas tentang konsep dan
fungsi media televisi sebagai bagian dari
media teknologi komunikasi.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa mengetahui konsep
dan fungsi media televisi sebagai bagian
dari media teknologi komunikasi.
PENGERTIAN TELEVISI
Secara harafiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan), dapat diartikan
“melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat penyampaian informasi
komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem yang
besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah
sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran
televisi yang meliputi: sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi
itu sendiri sebagai media penerima siaran. Televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika, telah menjadi fenomena besar di abad ini, perannya
amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk
menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam
pembentukan perilaku dan pola berfikir (Subroto, 1994:2). Kotak ajaib ini berperan besar
dalam perkembangan baik teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan
masyarakat.
Tidak terlepas dari gelombang perkembangan teknologi komunikasi global, perkembangan
sosial, politik, budaya, ekonomi bahkan keamanan tidak bisa memisahkan diri dari pengaruh
televisi. Berbagai perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia tidak bisa
dipisahkan dari peran media televisi. Hal ini mengartikulasikan kontribusi yang sangat
signifikan peranan media televisi ini dalam perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
Adanya teori serba media yang menyatakan bahwa media massa mempunyai kekuatan yang
besar untuk mempengaruhi masyrakat, bukan saja dalam membentuk opini dan sikap tetapi
juga dalam memicu terjadi gerakan sosial. Televisi pada titik tertentu menyumbangkan
diseminasi dan edukasi nilai sosial baru bagi masyarakat. Dengan perkembangan teknologi
komunikasi, dunia kini dirasakan semakin sempit, karena kita dapat mengakses atau diakses
orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun waktu. Pesan yang disampaikan melalui media
ini pun begitu dahsyat pengaruhnya terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orangorang yang berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam
mengolah,
mengemas
dan
memberikan
informasinya
kepada
khalayak
sehingga
memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam sebuah
negara.
‘13
2
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di Indonesia, msalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan
sebuah rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang
disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya mempunyai
dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media televisi harus
memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di Indonesia dalam bentuk
yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif untuk pembentukan masyarakat
yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping banyaknya permasalahan dalam
mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks lokal sehingga mendorong
pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks dan dinamis.
SEJARAH TELEVISI
Penemu Televisi Adalah J.L. Baird & C.F. Jenkins berasal dari Negara Amerika. Televisi
adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak
beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna. Televisi juga dapat
diartikan sebagai kotak televisi, Kata televise merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, =
jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat
diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban
dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV.
Di bagian awal pembuatannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik
dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Menjelang
akhir tahun 1920-an, diusahakan pula sistem pertelevisian dengan hanya menggunakan
teknologi optik dan elektronik saja yang menjadi awal semua sistem televisi masa kini.
Sesungguhnya, pengetahuan yang diperoleh dari usaha sistem berteknologi mekanik adalah
penting demi pembangunan televisi yang elektronik sepenuhnya. Kotak televisi yang
pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi
utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan
berita. Sejak 1970-an, kemunculan video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray
juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman. Walaupun
terdapat pula kegunaan televisi yang lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun kegunaan
‘13
3
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang paling utama adalah penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio ketika
dibangun pada tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi
untuk menyiarkan gelombang televisi ke penerima TV.
Televisi adalah sebuah temuan massal, karena merupakan perpaduan dari beberapa hasil
penemuan sebelumnya yang di terus kembangkan dari tahun ke tahun. Televisi berasal dari
kata tele yang berarti jauh dan vision yang berarti tampak. Jadi televisi berarti tampak atau
dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi melibatkan banyak pihak namun tidak dapat
dipisahkan
dari
penemu
dasar
tentang
Gelombang
Elektromagnet
yaitu Joseph
Henry dan Michael Faraday (1831).
Lahirnya televisi sebagai media untuk menyampaikan pesan tidak lepas dari perkembangan
peradaban manusia. Sejarah peradaban manusia ini oleh dibagi menjadi 3 gelombang (RM.
Roy Suryo, 1996: 12-14), yakni:
1. Gelombang pertama (8000 tahun sebelum masehi)
Gelombang pertama ini merupakan gelombang perubahan atau peralihan budaya no maden
dan pengumpulan hasil hutan ke penerapan teknologi pertanian. Dalam proses ini manusia
telah menunjukkan kecenderungan untuk beralih dari budaya no maden (berpindah-pindah
tempat tinggal) ke budaya untuk tinggal di suatu daerah tertentu. Salah satu ciri utama
dalam peradaban gelombang pertama ini adalah digunakannya energi alamiah otot
manusia, kuda dan sebagainya yang tidak dapat diperbaharui. Perkembangan peradaban
manusia ini merupakan sejarah perkembangan peradaban yang mencakup kurun waktu yang
lama yakni mencapai hampir 10.000 tahun.
2. Gelombang kedua (tahun 1700-1970)
Dalam era gelombang kedua ini ditandai dengan terjadinya revolusi industri di Inggris
dengan diciptakannya berbagai perlatan mekanis yang menggunakan bahan bakar tambang
alam. Energi otot manusia, hewan dan angin mulai digantikan dengan penggunaan minyak,
batu bara, gas dan sebagainya yang melahirkan banyak barang-barang komsumsi secara
massal.
3. Gelombang ketiga (tahun 1970-2000)
The third wave dimulai dengan terjadinya kemajuan teknologi dalam komunikasi dan
pengolahan data, penerbangan dan aplikasi angkasa luar, energi alternatif dan energi yang
‘13
4
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat diperbaharui serta genetik dan bioteknologi pada umumnya dengan mikro elektronik
dan komputer sebagai teknologi intinya.
Dalam hubungannya dengan perkembangan dunia komunikasi antar manusia, gelombang
perkembangan peradaban manusia kemudian dapat diperinci lagi menjadi:
JAMAN PRA SEJARAH
35000 SM
22000 SM
Era Komunikasi Tertulis
4000 SM
1041
1241
Era Komunikasi Cetak
1456
1769
1833
1839
ERA TELEKOMUNIKASI
1844
1876
Periode pra sejarah
Lukisan di gua-gua oleh manusia pra sejarah
Tulisan bangsa Sumeria di tanah liat
Pi Sheng (Cina) membuat alat cetak buku
Alat cetak besi untuk cetak tanah liat dibuat di Korea
Mesin Guttenberg mencetak dengan menggunakan bahan
dari besi dan ditekan memakai tangan
Penemuan mesin uap oleh James Watt
Sirkulasi media massa cetak pertama oleh The Mew York Sun
Metode praktis fotografi oleh Daquerre untuk surat kabar
Ditemukannya telegram oleh Samuel Morse
Alexander Graham Bell mengirim pesan lewat telepon untuk
pertama kalinya
1880
Heinrich Herzt menemukan gelombang elektromagnetik
1884
Paul Nipkow menemukan televisi mekanik – Jantra Nipkow
1894
Film bioskop pertama diputar dan ditonton oleh masyarakat
1895
Guglielmo Marconi menyampaikan pesan melalui radio untuk
pertama kali
1912
Lee de Forest membuat vacum tube
1920
Radio siaran diperkenalkan oleh KDKA di Pitsburgh
1923
Vladimir K Zworykin membuat lonoscope (tabung televisi)
1930
Philo T Fransworth membuat televisi rumah
1933
RCA mendemonstrasikan televisi siaran di Amerika
1941
Televisi komersial mengudara
ERA KOMUNIKASI INTERAKTIF
1946
Komputer ENIAC dibuat di Universitas Pennsylvania
1947
William Shockley, John Barden dan Walter Barttain membuat
transistor
1956
Videotape pertama kali dibuat di Ampex Redwood City
California
1957
Satelit Sputnik CIS diluncurkan
1969
NASA meluncurkan Apollo XI dengan Neil Amstrong sebagai
orang pertama kali menginjakkan kaki di bulan
‘13
5
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1970
Advanced Research Project Agency (ARPA) merintis cikal
bakal internet
1971
Marcian E Holf Jr membuat chip mikro prosesor di Intel Corp,
CA
1975
Mikro komputer Altair 8800 dipasarkan, HBO memadukan
televisi dengan satelit ruang angkasa
1976
BBC dan ITV melakukan teletex dengan penerima pesawat
televisi
1977
TV kabel interaksi diperkenalkan di Columbus Ohio
1979
Videotex pertama diperkenalkan pertama di kantor pos
Inggris
1980
Jepang merintis sistem televisi HDTV
1985
ITV mulai dikembangkan di Amerika dan Jepang
1995
Televisi mulai memasuki internet (web TV)
1996
Perangkat siaran digital dipamerkan NAB diuji coba di
Olimpiade
Sumber: http://gunawansusilo.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-media-televisi-danperkembangannya-di-indonesia/
Keberadaan media televisi juga sangat berkaitan dengan terlebih dahulu ditemukannya
fotografi dan film seluloid. Konsep photos dan graphos atau merekam gambar melalui cahaya
dimulai dengan ditemukannya camera pinhole sekitar abad ke-16 hingga 17, yaitu alat
berupa kotak yang terbuat dari papan kayu dan salah satu dinding kotak tersebut dilengkapi
lensa obscureyaitu lubang kecil tepat ditengah-tengah.
Penyempurnaan-penyempurnaan fotografi terus berlanjut, pada tahun 1826 Joseph
Nicephore Niepce dari Prancis berhasil membuat lapisan yang berasal dari campuran perak
untuk menciptakan gambar pada sebuah lempengan timah tebal kemudian disinari dengan
cahaya untuk menghasilkan gambar. Dalam perkembangannya, proses visualisasi kamera
kemudian dilengkapi dengan lubang kecil guna menentukan cahaya yang dapat diterima
oleh plat film yang berfungsi sebagai media perekaman hasil bias. Hasil fotografi adalah citra
atau ilusi satu gambar tetap (still picture) sehingga tidak menghasilkan ilusi atau kesan
gerakan. Perkembangan fotografi ini terus didorong dengan dirintisnya penciptaan film
(motion picture) oleh Thomas Alva Edison dengan diciptakannya kinetiscope. Kemudian
penemuan ini dikembangkan oleh Lumiere bersaudara pada 28 desember 1894 dengan
dibuatnyacinematographe, yakni piranti yang mengkombinasikan kamera sebagai alat untuk
memproses film dengan proyektor menjadi satu (Marselli Sumarno, 1996:2-3).
‘13
6
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penciptaan alat untuk merekam gambar yang pada mulanya hanya still picturekemudian
menjadi motion picture yang masih menggunakan alat mekanik dan proses kimiawi mulai
mengalami pergeseran perkembangan seiring dengan penemuan dan perkembangan listrik
dan gelombang radio. Sebelumnya, pada tahun 1802 Dane menemukan teknologi radio
dengan prinsip bahwa pesan dapat dikirimkan melalui kawat beraliran listrik dalam jarak
pendek. James Maxwell menerapkan prinsip baru untuk mewujudkan gelombang
elektromagnetis yaitu gelombang yang digunakan televisi tahun 1965. Gerakan atau
gelombang elektromagnetis dapat mengarungi ruang angkasa dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan cahaya. Penemuan Maxwell ini kemudian dikembangkan Heinrich Herzt
dengan menemukan gelombang elektromagnetik pada tahun 1880. Kemudian Guglielmo
Marconi yang memperkenalkan proses penyampaian pesan melalui gelombang radio untuk
pertama kalinya pada tahun 1895.
Pada tahun 1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar televisi dengan hasil
visualisasi yang belum sempurna. Kemudian oleh WE Sawyer dari Amerika dan Maurice
Leblanc dari Perancis pada tahun 1880, visualisasi gambar televisi disempurnakan dengan
penayangan elemen-elemen gambar secara cepat garis demi garis, frame demi frame. Tahun
1884 seorang mahasiswa di Berlin Jerman bernama Paul Nipkow menciptakan sebuah alat
untuk memproyeksikan gambar dengan tenaga listrik dan pancaran gelombang radio yang
merupakan cikal bakal pesawat televisi. Pada tahun itu pula penemuan Paul Nipkow itu
dipatentkan dan bercita-cita menciptakan prinsip-prinsip pembentukan gambar yang
kemudian dikenal sebagai Nipkow disk atau Jantra Nipkow (Freddy H Istanto, 1999:99). Jantra
Nipkow melahirkan televisi mekanis, yaitu prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemenelemen secara teratur (scanning device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika
diputar secara mekanis dengan lingkaran spiral.
Pada tahun 1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat), John Lugie Baird (Skotlandia) dan Ernst
FW Alexander (Amerika Serikat) membuat penelitian yang mengantar Charles F. Jenskin pada
tahun 1925 berhasil membuat gambar bayangan atau silhoutte. Sedang John Lugie Baird
menemukan dasar-dasar bagi televisi berwarna yang kemudian berhasil pula menciptakan
prinsip-prinsip bagi pengembangan teknik gambar hidup atau bioskop. Menyusul kemudian
Ernst FW Alexander dari General Electric New York pada tanggal 11 September 1928 berhasil
‘13
7
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menayangkan drama televisi untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Seorang ahli
berkebangsaan Rusia yang hijrah ke Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923
merancang tabung kamera ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi elektris.
Kemudian penemuan ini dilanjutkan dengan mempatentkan televisi elektronis berwarna
pada tahun 1925, ciptaannya ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun
1939.
Pada tahun 1942 perusahaan-perusahaan televisi besar mulai bermunculan di Amerika
Serikat seperti NBC, CBS. Pada saat itu stasiun televisi CBS telah menyiarkan berita serbuan
pasukan Jepang ke pelabuhan Pearl Harbour Hawaii. Karena serbuan Jepang ini , maka
pemerintah
Amerika
Serikat
membuat
kebijakan
dengan
memerintahkan
semua
pembangunan studio radio dan televisi agar dihentikan untuk digunakan kepentingan
pertahanan sipil, tempat latihan dan Palang Merah. Amerika Serikat juga berperan sebagai
pelopor penggunaan televisi berwarna yang diperkenalkan pada tahun 1953. Tv kabel
interaksi diperkenalkan di Columbus Ohio pada tahun 1977. pembangunan televisi kabel ini
difungsikan untuk menjawab ketidakmerataan penerimaan gelombang televisi di di daerahdaerah di Amerika Serikat. Sebenarnya pada tahun 1940-an teknologi ini sudah
diperkenalkan dengan menggunakan bantuan antena besar semacam decoder yang
diletakkan di daerah yang tinggi kemudian sinyal diterima oleh receiver antena yang lain
kemudian disalurkan ke pesawat-pesawat televisi dengan melalui kabel.
Perkembangan televisi di kawasan Eropa dpelopori oleh Inggris dengan mengawali siaran
penayangan upacara penobatan raja George VI pada tahun 1937. Kemudian hampir
bersamaan dengan Amerika Serikat, pada tahun 1954 mereka mulai menyiarkan program
siarannya dengan tayangan televisi berwarna. Perkembangan ini diikuti oleh Jerman dengan
memulai siaran televisi pada tahun 1948 kemudian negara Italia memulainya pada tahun
1953.
Di Asia pada tahun 1953 Jepang yang jauh sebelumnya melakukan penelitian-penelitian
tentang televisi melakukan siaran untuk pertama kalinya dengan stasiun televisi NHK.
Kemudian baru diikuti oleh negara Filipina pada tahun yang sama lalu disusul Thailand sejak
tahun 1955. Pada tahun 1962, bersamaan dengan Indonesia, Republik Rakyat Cina memulai
‘13
8
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
siaran televisi untuk pertama kalinya. Kebutuhan manusia pada media ini yang semakin besar
juga membuat Jepang sebagai negara dengan kemampuan teknologi yang lebih maju mulai
merintis sistem televisi HDTV (high definition television) pada tahun 1980, dengan teknologi
ini kualitas visual yang dihasilkan dan diterima oleh penonton semakin baik.
Era Satelit Komunikasi
Perkembangan
pesat
komunikasi
massa
global
ditandai
dengan
ditemukan
dan
digunakannya satelit ruang angkasa. Sejak menyerahnya Jerman dan Jepang kepada Sekutu
pasca perang dunia kedua, upaya umat dunia untuk mejalin perdamaian dunia. Upaya ini
memerlukan sarana komunikasi yang memadai dan agar informasi dapat dengan cepat dan
akurat dapat disampaikan ke semua belahan dunia. Di era satelit ini, perkembangan sarana
komunikasi berkembang dengan begitu cepatnya termasuk didalamnya dunia pertelevisian.
Satelit ruang angkasa digunakan sebagai alat untuk memancarkan ulang gelombang
elektronik yang diterima dari bumi kemudian dapat diterima kembali dengan melampaui
batas jarak dan waktu. Maka tidak mengherankan apabila kejadian di suatu wilayah dapat
disebarkan dan diterima pada saat itu juga di belahan bumi lain.
Era satelit sebagai media komunikasi ditandai pada tahun 1969 oleh Amerika Serikat dengan
NASA meluncurkan Apollo XI dan Neil Amstrong sebagai orang pertama kali menginjakkan
kaki di bulan. Negara kita sebenarnya merupakan pelopor penggunaan satelit ruang angkasa
terutama di kawasan Asia. Indonesia merupakan negara ketiga yang memiliki satelit
komunikasi domestic setelah Amerika dan Canada. Satelit komunikasi domestic Palapa
generasi A1 diluncurkan pada 8 Juli 1976 dan secara resmi sejak tanggal 16 Agustus 1876
Indonesia telah memiliki satelit domestic sendiri, dimana dengan menggunakan satelit
domestic ini seluruh wilayah negara dapat dihubungkan melalui jaringan komunikasi, asal
saja berbagai keperluan di bumi terdapat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar dan stasiun
penghubung (Sastro Subroto, 1994:36).
Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan
penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima
penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan
‘13
9
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang
disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal
penyiaran digital akan diubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian
pengguna pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna
televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke
teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.
Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama
yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa
informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut.
Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital,
masyarakat menerima siaran analog daripemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi
digital.
Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi
digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun
infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran
yang telah dibangunnya selama ini sepertistudio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain
sebagainya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon
penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada
akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di
kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi
yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.
Perpindahan dari sinyal analog ke sinyal digital sudah dilakukan di sejumlah negara maju
beberapa tahun yang lalu. Di Jerman, proyek penggunaan sinyal digital dimulai sejak
tahun 2003 diBerlin dan
tahun 2005 di Muenchen.
Sementara Perancis dan Inggris telah
menghentikan secara total siaran televisi analog mereka. Di Amerika Serikat, melalui
Undang-Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 yang telah disetujui oleh Kongres,
setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta untuk mematikan saluran analog
mereka pada tanggal 17 Februari 2009 dan meneruskan siaran dalam bentuk digital secara
‘13
10
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
eksklusif. Sementara Jepang akan memulai siaran televisi digital secara massal pada tahun
2011.
SEJARAH TELEVISI DI INDONESIA
Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia pertelevisian
khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17
Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02
WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang
menjadi tonggak Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan
rumah Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut
maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu
menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.
Sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, TVRI yang mampu menjangkau wilayah
nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit komunikasi ruang angkasa
kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat. Bahkan hingga sampai
sebelum tahun 1990an, TVRI menjadisingle source information bagi masyarakat dan tidak
dipungkiri bahwa kemudian timbul upaya media ini dijadikan sebagai media propaganda
kekuasaan.
Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun 1989
pemerintah mulai membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta. Tepatnya tanggal 24
Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama kalinya. Siaran
pada waktu itu hanya mampu diterima dalam ruang lingkup yang terbatas yaitu wilayah
JABOTABEK saja kemudian daerah lain memanfaatkan decoder untuk merelay siarannya.
Setelah RCTI kemudian disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990
dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran nasional RCTI dan SCTV baru
dimulai tahun 1993 kemudian pada tahun 1994 berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga saat ini
tercatat ada 11 stasiun televisiyang mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di
atas ada Trans TV, Global TV, Lativi, Metro Tv dan TV7.
‘13
11
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dibukanya kebebasan pers dalam era reformasi ini bukan tidak menimbulkan banyak
tantangan, ketika dunia pertelevisian kita yang dinilai oleh Garin Nugroho sebagai bayi yang
langsung diajak menjadi dewasa dengan berbagai permasalahan, khususnya sumber daya
manusia. Percepatan transformasi yang dipaksakan tersebut menjadikan kultur indutri
televisi bertumbuh setengah jadi yang berwajah dua. Pada satu wajah, percepatan industri
televisi melahirkan percepatan sumber daya manusia pada teknologi dan manajemen
produksi dalam pertumbuhan berskala deret ukur. Sementara, pada wajah lain, kreativitas
mengelola ide bertumbuh deret hitung. Sebutlah, kelangkaan penulis skenario hingga ide.
Pada aspek apresiasi, masyarakat diperkenalkan dengan berbagai jenis program televisi dari
berbagai bentuk kuis, talks show, opera sabun hingga variety show. Inilah transformasi
masyarakat lisan dan baca menjadi masyarakat televisi. Sebuah migrasi besar-besaran
panduan media yang menjadikan seluruh kehidupan akan mendapatkan bias dari televisi.
Ketika jumlah stasiun televisi swasta terus meningkat pesat, ekonomi masih mengalami krisis,
kue iklan hampir sama, dan tatanan status dan peran televisi baik nasional diatur oleh
Undang-Undang Penyiaran yang disatu sisi masih menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat pertelevisian.
Melihat dari sisi media televisi (swasta) sebagai industri, memang menjadi sebuah dilema
dan permasalahan tersendiri antara idealisme program siaran yang akan disajikan dengan
pertarungan
untuk
mendapatkan
“pendapatan”
agar
mampu
memperrtahankan
eksistensinya. Masyarakat audience sebagai tolok ukur sajian program siaran juga menjadi
kurang objektif ketika dihadapkan pada kebutuhan pelaku iklan sebagai nyawa industri
televisi. Maka tidak heran jika satu produk sebuah televisi yang banyak diminati (berdasarkan
polling SRI yang belum tentu akurat) kemudian akan diikuti secara berbondong-bondong
oleh stasiun yang lainnya. Keseragaman yang tidak mungkin menimbulkan kebingungan
masyarakat. Bahkan secara umum masing-masing stasiun televisi di Indonesia belum punya
identitas diri agar lebih mudah dikenal masyarakat. Menurut pandangan penulis baru Metro
TV saja yang dari awal mengukuhkan dirinya sebagai stasiun news, meskipun di beberapa
jam siarnya masih “tergoda” untuk menyiarkan program hiburan.
‘13
12
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Televisi Lokal Indonesia
Di era reformasi sekarang ini pemerintah membuka kebijakan untuk membuka selebarlebarnya kebebasan pers. Hal ini menimbulkan suasana baru di bidang jurnalistik cetak
maupun elektronik tidak terkecuali media televisi. Hal yang paling mencolok adalah
menjamurnya stasiun-stasiun televisi lokal yang didirikan dibeberapa daerah. Namun sayang
karena kurangnya sumber daya manusia yang kompatibel atau factor manajemen
perusahaan yang kurang mapan atau bahkan kurang jelinya membidik peluang program
siaran kelokalan yang cocok untuk kultur audience lokal, maka banyak dijumpai stasiun
televisi lokal yang belum begitu maju dan hanya terkesan bertahan atau bahkan gulung tikar.
Hal ini dapat dilihat adanya benang merah ketika membandingkan televisi lokal yang harus
berusaha bertarung untuk menggaet pemirsa lokalnya dengan televisi nasional dengan daya
tarik sajian program acaranya yang mampu menjangkau audience secara luas.
Televisi lokal sekarang harus berjuang lebih keras dengan adanya persoalan Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang penyiaran yang berpotensi membatasi banyak hal di dunia
penyiaran kita. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyiaran ini dalam realitanya
sangat tidak sejalan dengan UU Penyiaran, yang seharusnya di pegang oleh Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI ), banyak terpangkas dengan kewenangan Pemerintah yang terlalu
besar. Sehingga mengingatkan kita pada jaman orde baru yang serba mengikat dan tak
mendapat kebebasan dari pemerintah (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia). Hal ini tentunya
menjadi keprihatinan, ketika televisi lokal yang diharapkan sebagai warna baru dunia
penyiaran tanah air dan menjadi salah satu media massa yang menjadi kebanggaan
masyarakat daerah dengan semangat kelokalan/otonomi daerah sudah harus berhadapan
dengan berbagai tantangan. Berbagai daerah selama ini di sadari kurang optimal diangkat
dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran televisi lokal, menjadi solusi penting untuk hal
tersebut. Paket tayangan yang bermaterikan sosial, budaya, pariwisata, ekonomi, dan unsur
kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat
tersebut, demi optimalisasi pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas
peluang pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi daerah.
‘13
13
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA
Tidak dapat dipungkiri peran televisi saat ini semakin besar dan peranannya sebagai media
komunikasi visual sangat luar biasa dibandingkan media-masa yang lain. Televisi mampu
mengkomunikasikan pesan-pesannya dengan cara yang sangat sederhana lewat pancaran
sinar yang dibentuk oleh garis-garis tabung elektronik dan bersifat sepintas atau transitory.
Maka pesan yang disampaikan harus lebih mudah dipahami dalam sekilas dan dengan
jenjang konsentrasi yang tidak setinggi seperti membaca misalnya. Pesan-pesan yang harus
bersifat begitu sederhana itu, dengan idiom-idiom gambar yang sangat universal sehingga
tayangan untuk orang dewasa pun dengan mudah pula dipahami oleh anak-anak. Pesanpesan yang disampaikan secara audio (bahasa tutur) berentang kosakata sangat terbatas
menyebabkan interaksi televisi dengan pemirsa dianggap selesai segera setelah informasi
lewat tanpa dapat direvisi, diverifikasi apalagi dievaluasi. Munculnya televisi menghadirkan
suatu revolusi dimana manusia dihadapkan pada jaman komunikasi visual pada layar televisi.
Pada dasarnya media televisi mempunyai peranan pokok yaitu memberikan informasi atau
pesan yang mengandung unsur pendidikan, penerangan, hiburan dan promosi. Dengan
tugas dan peranan yang harus diemban diiringi dengan tumbuhnya kompetisi dari sekian
banyak jumlah stasiun televisi maka merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pihak
yang berkecimpung pada media penyiaran ini. Upaya meraih perhatian khalayak sebanyak
mungkin tentunya juga menjadikan medan perang bagi para kompetitor untuk menyajikan
progam-program siarannya semenarik mungkin.
Dengan adanya warna baru dunia pertelevisian Indonesia ini maka masyarakat sebagai
konsumen media ini mempunyai banyak pilihan untuk mengakses informasi yang akan
didapatnya dengan memilih channel favorit mereka. Adanya televisi swasta ini jelas didorong
oleh adanya pelaku di bidang ini yang tidak semata hanya sebagai penyelenggara siaran
namun berlandaskan pada landasan bisnis. Kapitalisme industri televisi Indonesia memang
sangat berpengaruh besar pada sajian tayangan yang diberikan kepada khalayak. Daya tarik
televisi yang sangat luar biasa juga menimbulkan pengaruh yang sangat kuat akan dampak
dari sebuah siaran televisi. Kekuatan untuk membentuk opini masyarakat secara global dan
cepat dan menciptakan efek-efek yang luar-biasa yang mampu mengubah dan
‘13
14
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mempengaruhi perilaku pemirsanya harus diimbangi dengan lahirnya kebijakan maupun
etika dalam mengatur media ini agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
PENYIARAN ACARA TELEVISI
Terdapat berbagai cara untuk memastikan isi TV yang dapat disiarkan untuk umum. Setelah
dipublikasi, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya kepada setiap pasar
yang ingin membelinya. Terdapat dua cara pengedaran rancangan TV, yaitu :
 Tayangan pertama : Penerbit menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau lebih
episode lalu menayangkannya dalam sebuah stasiun atau rangkaian yang telah
membayar tanggungan biaya publikasi, atau menerima lisensi dari penerbit untuk
berbuat demikian.
 Bersindikat : Inilah istilah umum yang mentarifkan penggunaan acara selanjutnya
(setelah tayangan pertama), bukan saja tayangan lanjutan di satu negara, bahkan
juga penggunaan antarnegara yang tidak semestinya diurus oleh penerbit asli. Setiap
kali, kerja pensindikatan melibatkan organisasi lain, stasiun televisi atau individu;
dalam arti kata lain, mereka dapat menjual acara kepada pasaran yang diizinkan
dengan kontrak dari pemegang hak cipta, yaitu setiap pihak penerbit.
PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERILAKU MANUSIA
Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang sangat digemari dan dicari semua orang.
Untuk mendapatkan televisi tidak lagi sesulit zaman dahulu. Saat ini televisi telah
menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin
hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saat ini bisa dinikmati dan sangat
mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran televisi akan
memanjakan orang-orang pada saat-saat luang seperti saat liburan, sehabis bekerja bahkan
dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton
televisi. Suguhan acara yang bervariasi dan menarik membuat orang tergerak untuk
meluangkan waktunya duduk di depan televisi. Namun dibalik itu semua dengan dan tanpa
disadari televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik
anak-anak maupun orang dewasa. Kita harus berhati-hati sebab televisi selain bisa menjadi
teman yang baik bisa juga menjadi hal yang sangat tidak baik.
‘13
15
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengaruh Positif Televisi Bagi Manusia
Pengaruh positif yang tercipta oleh media televisi :

Televisi adalah sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar
manusia.

Televisi memiliki kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita, melebihi media
massa lainnya seperti surat kabar dan radio.

Mampu menyuguhkan beragam tayangan hiburan yang dapat menghilangkan stress
karena banyaknya masalah dalam kehidupan dan

Dapat menambah informasi, wawasan, pengetahuan, pendidikan dan lainnya.
Fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada
pemirsanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan
hiburan. Hidup akan berwarna bila ada hiburan. Televisi sebagai salah satu sarana hiburan
sangat dibutuhkan semua orang. Hiburan-hiburan yang sehat yang ditayangkan di televisi
seperti musik, film, infotainment dan lain-lain sangat bermanfaat unutk mencairkan
kejenuhan setelah sehari bekerja keras. Hal itu membuat pikiran kita kembali segar dan
melupakan sejenak kelelahan sepanjang hari.
Televisi dapat menyebarkan berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya media televisi
dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya. Kita bisa memperoleh kesempatan untuk
memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia. Berita-berita aktual
bisa langsung disebarkan ke berbagai pelosok dunia secara langsung. Banjir, gempa bumi,
penyakit, berita kriminalitas, berita olah-raga yang terjadi di belahan bumi bisa disaksikan
bersama-sama oleh berjuta-juta orang. Dengan menonton tayangan televisi akan bisa
menambah wawasan kita. Televisi menambah pengetahuan kita. Industri pertelevisian di
negara kita khususnya sebenarnya banyak menayangkan informasi-informasi yang akurat
tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
‘13
16
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengaruh Negatif Televisi Bagi Manusia
Pengaruh negatif yang tercipta oleh media televisi :

Dapat menyita banyak waktu berharga dan menjadi pemalas. Banyak tayangan
televisi saat ini yang sudah kehilangan fungsi yang mengakibatkan pergeseran moral.
Yang seharusnya televisi itu dibuat dan dirancang sebagai pendukung moral namun
pada kenyataannya tidak demikian. Program acara yang ditayangkan banyak yang
merusak moral, martabat dan juga fisik manusia. Banyak acara televisi yang
mengajarkan orang bagaimana utuk berbuat licik, jahat, membunuh, berbohong,
bertindak asusila, dan lain sebagainya. Tayangan-tayangan yang berbau kekerasan,
seksual, banyak mempengaruhi jalan pikiran pemirsa yang akibatnya adalah mereka
menganggap hal itu sebagai sesuatu yang normal untuk dilakukan.

Dapat membohongi dan dapat membuat lupa diri. Sungguh sangat disayangkan
sekali, seperti tidak ada lembaga sensor untuk sinetron tentang tindakan yang terlihat
begitu vulgar di televisi. Adegan-adegan kekerasan, kebencian dan kejahatan, orang
tua dan anak bekerja-sama melakukan kejahatan demi uang, anak-anak melawan dan
memaki orang tua, murid-murid melawan guru yang akibatnya guru seperti tidak
memiliki harga lagi di masyarakat, dan kejahatan moral lainnya juga sangat mudah
didapatkan dalam tayangan-tanyangan televisi seperti sinetron, telenovela dan olah
raga. Memang pengaruh negatif dari tayangan-tayangan seperti di atas tidak akan
langsung terlihat. Tetapi akan terlihat nanti, dimana bila semakin banyak seseorang
itu menonton acara-acara kekerasan maka akan semakin besar kemungkinan bagi dia
untuk berpikir bahwa hal semacam itu normal-normal saja dan boleh untuk
dipraktekkan.

Dapat mempengaruhi cara berinteraksi dengan keluarga. Menurut survey, kurang
dari 25% orang tua percaya bahwa anak-anak mereka lebih banyak menonton
televisi. Pada akhirnya televisi akan memanjakan pemirsa yang membuat orang lupa
untuk beraktivitas, menghancurkan gairah kerja, dan lain-lain. Banyak acara populer
yang ditayangkan pada tengah malam atau subuh. Para penggemar acara tersebut
akan memilih untuk duduk di depan televisi semalaman dari pada memikirkan
pekerjaan esok hari. Akhirnya keadaan ini mengurangi kualitas kerja. Karena hal ini
‘13
17
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pula, dapat menumbuhkan sifat pemalas, karena berjam-jam kita hanya didepan TV
tanpa melakukan hal lain yang lebih berguna.

Dapat mempercepat kehancuran nilai-nilai agama dan moral tradisional dari
pemirsanya. Dalam pertelevisian, cerita-cerita yang tidak masuk akal (diluar logika)
iklan-iklan yang sangat menggiurkan banyak mempengaruhi pemirsa. Sinetron
ataupun film di televisi banyak menyajikan model tindakan dan konsekuensi yang
sepenuhnya tidak realistis. Pahlawan-pahlawan film bisa mengatasi masalah yang
paling sulit dalam hitungan detik. Model seperti ini bisa mempunyai pengaruh atas
cara pendekatan anak-anak kepada masalah. Namun yang lebih membahayakan lagi
adalah dampak konsumsi sehari-hari dari tokoh idola dalam cerita dan acara yang
hanya memperlihatkan sedikit perbedaan antara benar dan salah.

Dapat merusak mental sekaligus pola pikir anak-anak tanpa pandang bulu. Anakanak sangat mudah terpengaruh dan dapat dengan mudah menirukan kehidupan
sang tokoh film dalam kehidupannya dan menginginkan diri seperti tokoh tersebut.
Ada seorang kakak yang baru berumur 6 tahun, yang membunuh adiknya yang
berusia 4 tahun . Setelah di lakukan investigasi, ditemukan bahwa penyebabnya
adalah mereka bermain “Power Ranger” di kamar. Sang kakak menjadi Power Ranger,
dan sang adik menjadi musuh, karena terpengaruh adegan film tersebut, sang kakak
mendorong adiknya dari lantai 2 kamarnya, tentunya sang adik terjatuh dan akhirnya
nyawanyapun melayang. Hal ini terjadi adalah karena pengaruh dari tontonan televisi.
Televisi banyak mempengaruhi pemirsa secara psikologis. Banyak tayangan yang
mengajak pemirsanya untuk hidup dalam dunia delusi atau alam khayalan.
Menciptakan kecemburuan yang akhirnya memaksa diri untuk melakukan kejahatan
demi memenuhi hasrat. Televisi mengajarkan kepuasan sesaat, seperti iklan yang
digunakan untuk menarik anak-anak dan remaja dan menarik mereka membeli suatu
produk yang menipu. Televisi mengajarkan bahwa kebahagiaan berarti memiliki
segala sesuatu.

Dapat mengakibatkan pergeseran moral. Anak-anak lebih banyak membuang
waktunya duduk di depan televisi dari pada berkomunikasi dengan orang tuanya.
Suami dan isteri sampai saling beradu tegang untuk memegang remote kontrol.
Seorang ibu yang sedang asyik menonton tayangan sinetron mencubit anaknya yang
menangis minta diambilkan susu. Televisi telah banyak membuat kalut komunikasi
‘13
18
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang efektif. Anak-anak remaja lebih bisa menghafal lagu dari Justin Bieber daripada
tugas yang diberikan oleh guru dan orang tua.

Dapat mengganggu kesehatan. Menonton televisi secara berlebihan dapat
mengakibatkan kesehatan badan dan pikiran terganggu. Kita dapat terserang banyak
penyakit, seperti penyakit kegemukan, masalah jantung, diabetes dan lain
sebagainya.
Dengan perimbangan kedewasaan yang harus diikuti baik antara komunikator dan
komunikan dalam proses komunikasi ini niscaya akan memberikan dampak yang sangat
positif untuk kemajuan di berbagai bidang. Harus diingat betapapun hebatnya media televisi
yang mampu menjangkau wilayah siar yang bahkan dikatakan tak terbatas dengan cakupan
sasaran audience yang majemuk baik strata sosial, ekonomi, pendidikan, umur maupun
budaya tetaplah hanya berperan sebagai alat untuk menyampaikan pesan saja. Ukuran, sifat
maupun bobot informasi yang disampaikan tetap tergantung pada apa, siapa dan tujuan
pesan itu diolah, dikemas dan disiarkan.
‘13
19
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. http://uniqpost.com/20645/sejarah-perkembangan-handphone-untuk-pertamakalinya/
2. http://mazipanneh.wordpress.com/2012/01/04/sejarah-dan-perkembanganhandphone-dari-masa-ke-masa/
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21668/4/Chapter%20I.pdf
5. http://saepulhamdi.blogspot.com/2013/05/perkembangan-teknologi-radio.html
6. Suryo, RM Roy. 1996. Televisi Sebagai Fungsi Media Komunikasi Massa.Yogyakarta.
Bahan Diktat Pendidikan Audio Visual Reguler LPM MANDIRI Yogyakarta
7. Sastro Subroto, Darwanto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta : Duta Wacana
University Press
8. Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
9. Istanto, Freddy H. Peran Televisi Dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah,
Perkembangan Dan Pengaruhnya. NIRMANA Vol. 1, No. 2, Juli 1999 Jurnal Jurusan
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
10. Nugroho, Garin. Industri Televisi Awas, Jurus Jual Beli
Pukulan!http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/14/dikbud/awas32.htm
11. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, Dewan Pengurus. Juli 2005. Awal Perjalanan Asosiasi
Televisi Lokal Indonesia.Http://Www.Atvli.Com/Sejarah.Htm
12. http://gunawansusilo.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-media-televisi-danperkembangannya-di-indonesia/
‘13
20
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download