Kebijakan Makroprudensial

advertisement
Kebijakan Makroprudensial
Departemen Kebijakan Makroprudensial
Juni 2013
Latar Belakang
2
Pentingnya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan:
1. Fungsi Sistem Keuangan sangat vital:
• “Udara” bagi perekonomian
• Intermediary roles
• Transmisi kebijakan moneter
• Pengelolaan asset (wealth management)
• Sumber pembiayaan bagi sektor riil
• Sistem pembayaran dan setelmen
2. Adanya potensi peningkatan risiko pada perekonomian.
3. Krisis di lembaga dan pasar keuangan berdampak
signifikan terhadap perekonomian dan berbiaya besar:
• Indonesia (1997-1998) sebesar 51% dari PDB.
• AS (Sept 2008 - …) ditaksir sebesar >43% dari PDB
(IIF, 2008).
• Social dan political costs sangat tinggi.
4. Kegagalan kebijakan makro, kegagalan pasar, kegagalan
regulasi.
5. Atas dasar krisis 2008, FSB menekankan bank sentral
untuk melengkapi kebijakan macroeconomic dengan
kebijakan macroprudential. (Trend perubahan dalam
misi bank sentral)
Source : Research Briefing, 14 Mei 2012, Deutsche Bank Research.
2
Latar Belakang : Financial Imperfections
3
Financial imperfections (asymetric information, agency problem, moral hazard dsb) menyebabkan
excessive risk taking behavior, contagion risk (domino effect), dan prosiklisitas intermediasi keuangan…
Risk Taking Behaviour
Suku Bunga
Credit Rationing
“Bad
Creditor”
Procyclicality
Upswing
(“boom”)
Procyclicality
Loan Supply
“Good
Creditor”
Loan Demand
Vol Kredit
Downswing
(“Burst”)
Desired
economic cycle
Interconnectedness
19XX
Bank
A
Bank
B
Systemic
Risk
Bank
C
Bank
D
20XX
Komponen Utama SSK
4
Cross section risks
Financial
Resilience
Sound framework
of macroprudential
supervision
Stable
macroeconomic
environment
Safe & robust
payment
system
Well managed
financial
institutions
Financial
Stability
Time dimesion risks
Avoiding
Imbalance/Excesses
Efficient
financial
market
Sound framework
of prudential
supervision
SSK adalah
tanggung-jawab
semua pihak, baik
BI, Pemerintah
(Kemenkeu), OJK,
LPS, market,....
4
General Framework SSK
5
MONITORING &
ANALYSIS
Financial
Institutions
Macro Economic
Condition
Financial
Markets
Financial
Infrastructures
ASSESSMENT
Inside financial
stability corridor
PREVENTION
Near boundary
stability corridor
Outside financial
stability corridor
REMEDIAL ACTION
RESOLUTION
FINANCIAL STABILITY
Sources: Schinasi (2006); Houben, Kakes, and Schinasi (2004).
Definisi Stabilitas Sistem Keuangan
“ … suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari lembaga intermediasi,
pasar keuangan dan infrastruktur pasar, tahan terhadap tekanan dan mampu
mengatasi ketidakseimbangan keuangan yang bersumber dari proses intermediasi
yang mengalami gangguan secara signifikan”
European Central Bank (2011)
“ …. suatu kondisi terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem
keuangan”
Bank of England (2008)
“ Stabilitas keuangan mendeskripsikan kondisi dimana proses intermediasi keuangan
berfungsi secara smooth dan terdapat kepercayaan dalam kegiatan usaha institusi
keuangan dan pasar di dalam perekonomian”
Bank Negara Malaysia (2011)
Salah satu usaha untuk menjaga stabilitas sistem keuangan
adalah melalui kebijakan makroprudensial
6
6
Definisi Kebijakan Makroprudensial
7
Versi IMF: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama
untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui
pembatasan peningkatan risiko sistemik (IMF, “Macroprudential Policy: An
Organizing Framework”, 2011).
Versi BIS: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk
membatasi risiko dan biaya krisis sistemik (BIS, “Macroprudential Policy - A
Literature Review”, 2011).
Versi Bank of England: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan
untuk memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa
pembayaran, intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap
perekonomian (Bank of England, “The Role of Macroprudential Policy”, 2009).
Versi Working Group G-30: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan untuk memitigasi
risiko sistemik yang timbul akibat keterkaitan antar institusi dan kecenderungan
institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical) sehingga
memperbesar risiko sistemik (WG G30, “Enhancing Financial Stability and Resilience:
Macroprudential Policy, Tools, and Systems for the Future”, 2010).
.
Risiko Sistemik
8
Dimensi
Cross-section
Dimensi
Time-Series
Kebijakan Makroekonomi, Mikroprudensial, dan Makroprudensial
Macroeconomic Policy
fokus pada harga
barang dan jasa secara
agregat dengan
menyeimbangkan
demand dan supply.
Macroeconomic
Policy
Macroprudential
Policy
Macroprudential
Policy fokus pada
kestabilan sistem
keuangan dengan cara
memitigasi risiko
internal sistem
keuangan dan
kecenderungan
perilaku procyclical.
Microprudential
Policy
Microprudential Policy fokus pada kesehatan
institusi keuangan secara individual
Masing-masing kebijakan ini tidak bisa berdiri sendiri untuk memecahkan permasalahan dalam
perekonomian. Kebijakan Makroprudensial sifatnya melengkapi kebijakan makroekonomi (termasuk
kebijakan moneter) dan kebijakan mikroprudensial yang sudah lebih dulu mapan.
9
Makroprudensial
10
Borio (2009):
–
–
–
Kebijakan Makroprudensial bertujuan untuk membatasi tekanan/risiko sistemik secara
luas untuk menghindari biaya yang besar apabila terjadi instabilitas di sistem keuangan.
Fokus kebijakan pada sistem keuangan secara keseluruhan;
Ancaman risiko secara agregate sebagai endogenous yang mengarah kepada perubahan
perilaku institusi keuangan secara kolektif;
Kebijakan Makroprudential
Kebijakan
Moneter
Stabilitas
Sistem
Keuangan
Pengaturan dan
Pengawasan
SIBs
Pengaturan dan
Pengawasan
non-SIBs
10
Kebijakan Mikroprudential
makro
mikro
Ma
Macroprudential
croprudential Measurement
11
Rationale: To address excessive procyclicality of capital flows and the risks to the
financial stability
The implementation of macroprudential policies to be guided by the following principles:
1.
Complement and not substitute to the conventional policies
2.
Well targeted. Macroprudential measures are well targeted (to limit the shortterm and volatile capital inflows) and enhance risk mitigation against their sudden
reversals.
3.
Effective implementation. Prefer macroprudential measures that can be
effectively monitored and supervised.
4.
Clear communication. Continuous communication, often in advance, to the
market and public of the principles, objectives and modalities of the measures.
Procyclicality & Contagion/Spillover
Dimensi
Waktu
12
• Procyclicality adalah kondisi dimana pelaku pasar dengan perilaku ambil
risiko atau hindari risiko dapat memperbesar simpangan siklus ekonomi
(memperdalam economic downturn atau mempertinggi economic
upturn).
– Dapat diatasi dengan: mengurangi asymmetric information, forward
looking provisioning, countercyclical capital buffer, monetary policy yang
mengurangi financial imbalances
Dimensi
Ruang
• Contagion/spillover adalah kondisi dimana permasalahan yang terjadi di
satu institusi keuangan dapat berakibat negatif pada institusi keuangan
lainnya baik melalui saluran langsung maupun tidak langsung.
– Dapat diatasi dengan mengurangi concentration risk, menambah modal
untuk kompleksitas portofolionya.
Integration of Monetary and Macroprudential Policies
Operasional
Interest rate
Transmission
• Interest rate
Objectives
Price stability
• Exchange rate
FX intervention
• Credit growth
- Asset prices
Macroprudential policy
- Risk taking behaviour
Financial Stability
13
Download