PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Zulfah Nurul Rahila Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati [email protected] ABSTRAK Keterampilan berpikir kreatif siswa dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing karena siswa dilibatkan lebih aktif dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam materi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Metode penelitian yang dilakukan adalah Quasi Eksperimen. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling purposive. Kelas VII C sebagai kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan VII F yang menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah seperangkat tes dan lembar observasi. Analisis data penelitian meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan gain. Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing diperoleh rata-rata tes awal 55,14 (berkategori kurang), tes akhir 65,74 (berkategori baik) dengan rata-rata gain 10,6. Sedangkan tanpa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing rata-rata tes awal 45,57 (berkategori kurang sekali), tes akhir 52,83 (berkategori kurang), dengan rata-rata gain adalah 7,26. Berdasarkan hasil analisis data tes akhir diperoleh nilai thitung = 2,26 dan ttabel = 1,77 pada taraf signifikansi 5%. Maka thitung > ttabel, Artinya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kratif siswa pada materi pencemaran lingkungan. Kata kunci: Inkuiri Terbimbing, Berpikir Kreatif, Pencemaran Lingkungan peningkatan Abstrack Guided inquiry is one of model learning that would improve the ability of creative thinking students because involving students more active and creative to solve a problem in matter of learning. This research aims to understand the influence of a model inkuiri terbimbing against skill creative thinking students. Method of research is a quasi experiment. The sample technique is a purposive sampling. VII C as a class used guided inquiry model of learning and VII F used conventional learning. Research instruments used is a set of sheets of tests and observation. Data analysis test research covering normality, homogeneity test, hypothesis test and the gain. The result of research using the guided model of learning obtained the average a pre-test 55,14 (less categories) and postest 65,74 (good categories) with an average the gain is 10,6. While without used a guided inquiry model of learning the average the pretest 45, 57 (less once catrgories) and postest 52,83 (less categories) with an average the gain is 7,26. Based on the result to the data analysis final test obtained value of tvalue = 2,26 and ttable = 1,77on significance level of 5%. Then, tvalue>ttable it means that is the use of learning model inkuiri terbimbing on increased skill creative thinking students to the matter environmental pollution. Keyword: Guided Inquiry, Creative Thinking, Environmental Pollution. PENDAHULUAN guru itu sendiri, karena gurulah yang berperan Menurut Hidayat (2012: 30) pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manusia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam upaya mempertahankan dan melanjutkan hidup dan kehidupan manusia. penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin (Mulyasa, 2008:13). pentingnya adalah menampilkan menjadi Pendidikan nasional Dan guru tidak kalah dituntut untuk kepribadian teladan bagi yang siswa mampu maupun bertujuan untuk menciptakan situasi yang dapat menunjang membebaskan manusia dari kebodohan dan perkembangan belajar termasuk motivasi kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah terus siswa untuk belajar (Arikunto, 2005:27). berupaya untuk penyempurnaan kurikulum, penyediaan fasilitas, pemantapan Untuk mempelajari Biologi dibutuhkan proses kemampuan berpikir ilmiah. Salah satu belajar mengajar dan lain sebagainya. Usaha indikator berpikir ilmiah adalah berpikir yang dilakukan pemerintah untuk mencapai kreatif. tujuan pendidikan nasional ditentukan oleh kemampuan Berpikir kreatif menemukan merupakan banyak kemungkinan terhadap suatu berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari penekanannya pada guru hingga siswa dapat memahami konsep- ketepatgunaan dan keberagaman jawaban. konsep pembelajaran. Pada pendekatan ini Pengertian bahwa siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang kemampuan berpikir kreatif akan semakin relevan untuk diselesaikan baik melalui tinggi jika seseorang itu mampu menunjukan diskusi kelompok maupun secara individual banyak Semua agar mampu menyelesaikan masalah dan jawaban yang dikemukakan harus sesuai menarik suatu kesimpulan secara mandiri dengan permasalahan. Selain itu jawabannya (Herdian, 2010:24). Selain itu pembelajaran harus bervariasi (Nana, 2002:21,22). inkuiri ini memiliki beberapa keunggulan masalah, jawaban dimana ini menunjukan kemungkinan Untuk jawaban. menumbuhkan kemampuan dibandingkan dengan jenis pembelajaran yang perlu lainnya. Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) penerapan merupakan pembelajaran yang menekankan pembelajaran yang memperlihatkan kepada pada proses berfikir itu sendiri biasanya siswa penerapan konsep biologi. Penerapan dilakukan melalui tanya jawab antara guru pembelajaran dengan siswa (Sanjaya, 2010:196). berfikir kreatif menggunakan siswa, guru berbagai yang digunakan harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif memikirkan ide dan menerapkan konsep biologi dalam suatu METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi materi (Munandar, 1999:31). Salah satu eksperimen. Metode ini memiliki penerapan kontrol pembelajaran yang dapat dan kelas kelas eksperimen. Desain digunakan adalah penerapan pembelajaran penelitian yang digunakan adalah “One-Group inkuiri terbimbing. Pretest-Posttest Design”. Teknik Hidayat dan Machali mengungkapkan bahwa merupakan sadar (2012:29) pendidikan pada penelitian purposive ini sampling. sampling menggunakan teknik Penentuan sampel terencana berdasarkan pertimbangan, yaitu kelas tersebut mewujudkan suasana belajar dan proses memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 35 pembelajaran orang. Sampel yang diambil hanya 2 usaha agar siswa dan secara aktif yaitu VII C sebagai kelas eksperimen yaitu mengembangkan potensi dirinya. Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini siswa belajar kelas lebih kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan VII F sebagai kelas kontrol yaitu kelas tanpa menggunakan model gambaran pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian pengumpulan data dari siswa berupa hasil tes dilaksanakan pada selama 2 minggu mulai awal dan tes akhir. dari tanggal 10-23 Mei 2017. HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik digunakan pengumpulan dalam penelitian data yang ini adalah observasi dan tes. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran inkuiri pada hasil Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang lebih jelas terbimbing bersumber Keterlaksanaan Analisis mengenai keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran yang digambarkan melalui observasi dalam diketahui aktivitas bentuk persentase aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. sehingga Tes digunakan untuk mengukur tingkatan melaksanakan prosedur pembelajaran yang keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum telah ditentukan. Berdasarkan hasil observasi dan sesudah pembelajaran menggunakan model aktivitas inkuiri terbimbing. pembelajaran guru sejauh guru ketika yang mana guru berlangsungnya menggunakan model dalam pembelajaran inkuiri terbimbing (eksperimen) penelitian ini adalah data kuantitatif dan dan kelas yang melakukan pembelajaran tanpa kualitatif. Data kualititatif berupa gambaran menggunakan model pembelajaran inkuiri keterlaksanaan proses pembelajaran pada terbimbing (kontrol) dari pertemuan ke-1 setiap tahapan model pembelajaran inkuiri sampai terbimbing persentasenya dapat dilihat pada tabel 1 Jenis data yang yang digunakan diperoleh dari lembar pertemuan ke-2 rata-rata berikut observasi. Sedangkan data kuantitatif berupa ini: Tabel 1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Aktivitas Guru Dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing No Pertemuan 1. Ke-1 2. Ke-2 Jumlah Rata-rata Skor maksimal 20 21 Skor observasi 20 20 Persentase 100% 98% 198 99% Predikat Sangat baik Sangat baik Sangat baik Berdasarkan hasil Tabel 1. di atas pula aktivitas siswa dengan menggunakan diketahui bahwa nilai aktivitas guru pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. pertemuan pertama yaitu 100% pertemuan Pengamatan dilakukan selama penelitian yaitu kedua 98% keduanya berpredikat sangat baik. pada pertemuan pertama sampai pertemuan Selain pengamatan terhadap keterlaksanaan kedua di dapat data yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran aktivitas guru, diamati Tabel 2. berikut Tabel 2. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Aktivitas Siswa Dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing No Pertemuan 1 Ke-1 2 Ke-2 Jumlah Rata-rata Skor maksimal 300 300 Skor observasi 249 261 Persentase Predikat 83% 87% 170 85% Baik Sangat baik Baik Pada analisis keterlaksaan aktivitas siswa, keterlaksanaan aktivitas guru hari pertama dan dinyatakan terlaksana jika 50%-100% siswa kedua sebesar 99% dengan predikat sangat melakukan kegitan dalam lembar aktivitas baik. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa. Berdasarkan Tabel 2. mendapatkan aktivitas guru yang terdapat dalam lembar data pada pertemuan pertama menunjukan observasi terlaksana dengan baik hanya 1% keterlaksanaan proses pembelajaran aktivitas aktivitas yang tidak terlaksana pada siswa model proses pembelajaran hari pertama dan kedua. pada Dari tabel 1. terlihat penurunan persentase pertemuan pertama sebesar 83% dengan yang terjadi dari hari pertama ke hari kedua kategori yaitu dari 100% menjadi 98%, hal ini dengan pembelajaran baik, menggunakan inkuiri pada terbimbing pertemuan kedua mendapatkan data sebesar 87% dengan kategori sangat baik. Dari kedua pertemuan saat dikarenakan adanya hambatan. Keterlaksanaan aktivitas siswa dapat tersebut bila dirata-ratakan, keterlaksanaan dilihat proses pembelajaran aktivitas siswa sebesar keterlaksanaan aktivitas siswa adalah 85% 85% dengan kategori baik. dengan predikat baik. Hal ini menunjukkan Keterlaksanaan aktivitas Tabel 2. bahwa rata-rata dapat bahwa, walaupun ada beberapa hal yang rata-rata belum terlaksana dari kedua pertemuan yang guru dilihat pada Tabel 1. Didapatkan pada telah dilakukan besar menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang lembar dipertanyakan, Sehingga diharapkan dapat Walaupun menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). keterlaksanaan di hari pertama tidak mencapai Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri 100% namun pencapaian keterlaksanaan yang menempatkan guru bukan sebagai sumber diperoleh sudah termasuk kedalam predikat belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan baik. Pada pertemuan pertama hanya 85% motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan dari aktivitas siswa yang terlaksana. Namun pada penggunaan pertemuan kedua keterlaksanaan aktivitas adalah mengembangkan kemampuan berfikir siswa meningkat menjadi 87%. Kurangnya secara sistematis, logis dan kritis atau pemahaman awal dari siswa mengenai materi mengembangkan yang akan di sampaikan dan kurangnya buku sebagai bagian dari proses mental. Dengan sumber tambahan yang menyebabkan siswa demikian, dalam model pembelajaran inkuiri menjadi seakan acuh dengan penjelasan yang siswa tidak hanya dituntut agar menguasai di kemudian materi pelajaran, akan tetapi bagaimana berpengaruh terhadap respon siswa. Namun mereka dapat menggunakan potensi yang ketika pembelajaran menggunakan model dimilikinya (Wina, 2006:196). inkuiri terbimbing berlangsung, respon siswa Peningkatan menjadi lebih baik. Kreatif kegiatan yang observasi namun sebagian tercantum dalam telah berikan terlaksana. oleh guru yang Beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan media kemampuan Dengan Model inkuiri intelektual Keterampilan Siswa Menggunakan pembelajaran Berpikir dan Tanpa Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukan adanya (kelas eksperimen) peningkatan yang signifikan dengan nilai Gain sebesar 10,6 dengan kategori tinggi. Hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 3. berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Uji Hipotesis Menggunakan dan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai T Hitung T Tabel Kesimpulan Tes Awal 55,14 45,57 0,47 Tes Akhir 65,74 52,83 5,18 Gain 10,6 7,26 1,77 H0 diterima Berdasarkan Tabel 3. di atas H0 ditolak dapat tes akhir kelas kontrol dimana model inkuiri dianalisis bahwa terdapat perbedaan antara yang diterapkan menunjukan peningkatan hasil perhitungan uji hipotesis data tes awal yang signifikan terhadap kemampuan berpikir dengan data tes akhir. Data tes awal kreatif siswa pada kelas eksperimen. menunjukkan hasil Thitung < Ttabel yang berarti Pembelajaran berbasis Inkuiri Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk terdapat perbedaan yang signifikan untuk data mengembangkan tes awal pada kelompok eksperimen dengan dibutuhkan dalam kehidupan mereka, belajar kelompok kontrol. Sedangkan data tes akhir memecahkan masalah yang tidak memiliki menunjukkan hasil Thitung > Ttabel yang berarti solusi yang jelas, dan menjadikan hasil Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat penemuan mereka sebagai solusi saat ini dan pengaruh pada siswa setelah pembelajaran masa yang akan datang. Hal ini menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Tebimbing dengan yang tidak menggunakan (2010:144) salah satu ciri dari anak yang model Terbimbing. kreatif adalah menanggapi pertanyaan yang Selain itu, perhitungan uji t Gain juga diajukan serta cenderung memberi pendapat menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan lebih banyak. pembelajaran Inkuiri hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang kemampuan dinyatakan oleh yang sejalan Slameto Proses pembelajaran konvensional hanya pembelajaran Inkuiri Terbimbing berpengaruh berorientasi terhadap peningkatan kemampuan berpikir informasi atau konsep belaka, penekanannya kreatif siswa. lebih pada hapalan tanpa dikembangkan dan Dapat dikatakan bahwa pada penguasaan sejumlah terdapat ditelaah secara terperinci oleh siswa tersebut perbedaan signifikan antara rata-rata skor tes sehingga kemampuan kreatif siswa tidak akhir kelas eksperimen dengan rata-rata skor dilatih karena siswa sekedar menerima intruksi tanpa diberi kesempatan menemukan Pengaruh sendiri suatu konsep. Akibatnya potensi Pembelajaran kreatif siswa tidak dapat dikembangkan. Hal Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif ini senada dengan yang dikemukakan oleh Siswa Parnes, bahwa siswa menerima begitu banyak Lingkungan intruksi bagaimana melakukan sesuatu disekolah, dirumah dan didalam pekerjaan sehingga kebanyakan dari siswa kehilangan hampir setiap kesempatan untuk kreatif (Munandar, 2004:11). Penggunaan Pada Inkuiri Materi Model Terbimbing Pencemaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Pernyataan ini di dapat berdasarkan analisis uji hipotesis yang dilakukan pada data hasil penelitian Tabel 4. Hasil Analisis Uji Hipotesis Menggunakan dan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai T Hitung T Tabel Kesimpulan Berdasarkan Tabel 4. di atas dapat Tes Awal 55,14 45,57 0,47 1,77 H0 diterima Tes Akhir 65,74 52,83 5,18 Gain 10,6 7,26 H0 ditolak Tebimbing dengan yang tidak menggunakan dianalisis bahwa terdapat perbedaan antara model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. hasil perhitungan uji hipotesis data tes awal Selain itu, perhitungan uji t Gain juga dengan data tes akhir. Data tes awal menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan menunjukkan hasil Thitung < Ttabel yang berarti hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak pembelajaran Inkuiri Terbimbing berpengaruh terdapat perbedaan yang signifikan untuk data terhadap peningkatan kemampuan berpikir tes awal pada kelompok eksperimen dengan kreatif siswa. kelompok kontrol. Sedangkan data tes akhir Hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan hasil Thitung > Ttabel yang berarti dilakukan oleh Idrisah, 2014 dalam skripsinya Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran pengaruh pada siswa setelah pembelajaran Inkuiri menggunakan model pembelajaran Inkuiri Kreatif Siswa”, yang menghasilkan rata-rata Terhadap Kemampuan Berpikir tes akhir kelas eksperimen sebesar 73,35 dan 2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif rata-rata tes akhir kelas kontrol sebesar 58,15 siswa menggunakan model pembelajaran sehingga diperoleh thitung (4,64) > ttabel (1,68) inkuiri terbimbing pada materi pencemaran yang disimpulkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan berdasarkan data hasil nilai yang signifikan dengan penggunaan model rata-rata tes awal 55,14 (kriteria kurang) pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan dan berpikir kreatif siswa. Sedangkan Dari beberapa penelitian yang telah tes akhir 65,74 (kriteria peningkatan berpikir kreatif siswa baik). kemampuan yang tidak dilakukan bahwa model pembelajaran inkuiri menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap terbimbing rata-rata tes awal 45,57 (kriteria kreatif kurang sekali) dan tes akhir 52,83 (kriteria sangat berpengaruh peningkatan kemampuan berpikir siswa karena siswa terlibat langsung dalam peroses pembelajaran dikelas sehingga siswa bebas mengeksplor kemampuan mereka sendiri. 3. Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pembelajaran menggunakan model terbimbing kreatif pencemaran SIMPULAN inkuiri kurang). terhadap kemampuan siswa pada lingkungan. materi Hal ini ditunjukkan oleh pengujian hipotesis tes akhir dengan nilai Thitung (2,26) > Ttabel (1,77) pada taraf signifikansi 5%. berpikir kreatif siswa pada materi pencemaran SARAN lingkungan dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan berikut : 1. Keterlaksanaan proses pembelajaran aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki rata-rata sebesar 99% dengan kategori sangat baik. Sedangkan aktivitas siswa pada kelas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki rata-rata sebesar 85% dengan baik. kategori alternatif dapat media dijadikan pembelajaran sebagai IPA khususnya mata pelajaran Biologi untuk membuat variasi pola belajar di dalam kelas. 2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing harus membutuhkan waktu yang cukup lama didalam kelas ataupun diluar kelas supaya dengan model pembelajaran ini siswa bisa lebih aktif dan lebih tanggung jawab dengan materi yang dipelajarinya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta E, Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya Herdian. (2010). Model pembelajaran inkuiri. Tersedia pada http://herdy07.wordpress.com/2010/05/ 27/model-pembelajaran-inkuiri/. Diakses pada tanggal 23 Februaruari 2017. Hidayat, Ara, dan Imam Machali. 2012 Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Kaukaba. Idrisah, Irma. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiti Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jakarta: UIN Syarifhidatayullah Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas dan Rineka Cipta Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo