pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA
PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Zulfah Nurul Rahila
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati
[email protected]
ABSTRAK
Keterampilan berpikir kreatif siswa dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing karena siswa dilibatkan lebih aktif dan kreatif untuk memecahkan masalah
dalam materi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Metode penelitian yang dilakukan
adalah Quasi Eksperimen. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling purposive. Kelas
VII C sebagai kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan VII F yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
seperangkat tes dan lembar observasi. Analisis data penelitian meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, uji hipotesis dan gain. Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing diperoleh rata-rata tes awal 55,14 (berkategori kurang), tes akhir 65,74 (berkategori
baik) dengan rata-rata gain 10,6. Sedangkan tanpa menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing rata-rata tes awal 45,57 (berkategori kurang sekali), tes akhir 52,83 (berkategori
kurang), dengan rata-rata gain adalah 7,26. Berdasarkan hasil analisis data tes akhir diperoleh
nilai thitung = 2,26 dan ttabel = 1,77 pada taraf signifikansi 5%. Maka thitung > ttabel, Artinya terdapat
pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan berpikir kratif siswa pada materi pencemaran lingkungan.
Kata kunci: Inkuiri Terbimbing, Berpikir Kreatif, Pencemaran Lingkungan
peningkatan
Abstrack
Guided inquiry is one of model learning that would improve the ability of creative thinking
students because involving students more active and creative to solve a problem in matter of
learning. This research aims to understand the influence of a model inkuiri terbimbing against
skill creative thinking students. Method of research is a quasi experiment. The sample technique
is a purposive sampling. VII C as a class used guided inquiry model of learning and VII F used
conventional learning. Research instruments used is a set of sheets of tests and observation.
Data analysis test research covering normality, homogeneity test, hypothesis test and the gain.
The result of research using the guided model of learning obtained the average a pre-test 55,14
(less categories) and postest 65,74 (good categories) with an average the gain is 10,6. While
without used a guided inquiry model of learning the average the pretest 45, 57 (less once
catrgories) and postest 52,83 (less categories) with an average the gain is 7,26. Based on the
result to the data analysis final test obtained value of tvalue = 2,26 and ttable = 1,77on significance
level of 5%. Then, tvalue>ttable it means that is the use of learning model inkuiri terbimbing on
increased skill creative thinking students to the matter environmental pollution.
Keyword: Guided Inquiry, Creative Thinking, Environmental Pollution.
PENDAHULUAN
guru itu sendiri, karena gurulah yang berperan
Menurut Hidayat (2012: 30) pendidikan
adalah sebuah proses kegiatan yang khas
dilakukan
oleh
manusia.
Pendidikan
merupakan
produk kebudayaan manusia.
Kegiatan pendidikan dilakukan dalam upaya
mempertahankan dan melanjutkan hidup dan
kehidupan manusia.
penting dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu yang mencakup
tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin
(Mulyasa,
2008:13).
pentingnya
adalah
menampilkan
menjadi
Pendidikan nasional
Dan
guru
tidak
kalah
dituntut
untuk
kepribadian
teladan
bagi
yang
siswa
mampu
maupun
bertujuan untuk
menciptakan situasi yang dapat menunjang
membebaskan manusia dari kebodohan dan
perkembangan belajar termasuk motivasi
kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah terus
siswa untuk belajar (Arikunto, 2005:27).
berupaya untuk penyempurnaan kurikulum,
penyediaan
fasilitas,
pemantapan
Untuk mempelajari Biologi dibutuhkan
proses
kemampuan berpikir ilmiah. Salah satu
belajar mengajar dan lain sebagainya. Usaha
indikator berpikir ilmiah adalah berpikir
yang dilakukan pemerintah untuk mencapai
kreatif.
tujuan pendidikan nasional ditentukan oleh
kemampuan
Berpikir
kreatif
menemukan
merupakan
banyak
kemungkinan
terhadap
suatu
berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari
penekanannya
pada
guru hingga siswa dapat memahami konsep-
ketepatgunaan dan keberagaman jawaban.
konsep pembelajaran. Pada pendekatan ini
Pengertian
bahwa
siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang
kemampuan berpikir kreatif akan semakin
relevan untuk diselesaikan baik melalui
tinggi jika seseorang itu mampu menunjukan
diskusi kelompok maupun secara individual
banyak
Semua
agar mampu menyelesaikan masalah dan
jawaban yang dikemukakan harus sesuai
menarik suatu kesimpulan secara mandiri
dengan permasalahan. Selain itu jawabannya
(Herdian, 2010:24). Selain itu pembelajaran
harus bervariasi (Nana, 2002:21,22).
inkuiri ini memiliki beberapa keunggulan
masalah,
jawaban
dimana
ini
menunjukan
kemungkinan
Untuk
jawaban.
menumbuhkan
kemampuan
dibandingkan dengan jenis pembelajaran yang
perlu
lainnya. Strategi pembelajaran inkuiri (SPI)
penerapan
merupakan pembelajaran yang menekankan
pembelajaran yang memperlihatkan kepada
pada proses berfikir itu sendiri biasanya
siswa penerapan konsep biologi. Penerapan
dilakukan melalui tanya jawab antara guru
pembelajaran
dengan siswa (Sanjaya, 2010:196).
berfikir
kreatif
menggunakan
siswa,
guru
berbagai
yang
digunakan
harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif
dan
kreatif
memikirkan
ide
dan
menerapkan konsep biologi dalam suatu
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode quasi
materi (Munandar, 1999:31). Salah satu
eksperimen. Metode ini memiliki
penerapan
kontrol
pembelajaran
yang
dapat
dan
kelas
kelas
eksperimen.
Desain
digunakan adalah penerapan pembelajaran
penelitian yang digunakan adalah “One-Group
inkuiri terbimbing.
Pretest-Posttest Design”. Teknik
Hidayat
dan
Machali
mengungkapkan
bahwa
merupakan
sadar
(2012:29)
pendidikan
pada
penelitian
purposive
ini
sampling.
sampling
menggunakan
teknik
Penentuan
sampel
terencana
berdasarkan pertimbangan, yaitu kelas tersebut
mewujudkan suasana belajar dan proses
memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 35
pembelajaran
orang. Sampel yang diambil hanya 2
usaha
agar
siswa
dan
secara
aktif
yaitu VII C sebagai kelas eksperimen yaitu
mengembangkan potensi dirinya.
Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) ini
siswa belajar
kelas
lebih
kelas yang menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan VII F sebagai kelas
kontrol yaitu kelas tanpa menggunakan model
gambaran
pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian
pengumpulan data dari siswa berupa hasil tes
dilaksanakan pada selama 2 minggu mulai
awal dan tes akhir.
dari tanggal 10-23 Mei 2017.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik
digunakan
pengumpulan
dalam
penelitian
data
yang
ini
adalah
observasi dan tes. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran
inkuiri
pada
hasil
Proses
Pembelajaran
Menggunakan
Model
Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
yang lebih jelas
terbimbing
bersumber
Keterlaksanaan
Analisis
mengenai keterlaksanaan penggunaan model
pembelajaran
yang
digambarkan
melalui
observasi
dalam
diketahui
aktivitas
bentuk
persentase
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran.
sehingga
Tes digunakan untuk mengukur tingkatan
melaksanakan prosedur pembelajaran yang
keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum
telah ditentukan. Berdasarkan hasil observasi
dan sesudah pembelajaran menggunakan model
aktivitas
inkuiri terbimbing.
pembelajaran
guru
sejauh
guru
ketika
yang
mana
guru
berlangsungnya
menggunakan
model
dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing (eksperimen)
penelitian ini adalah data kuantitatif dan
dan kelas yang melakukan pembelajaran tanpa
kualitatif. Data kualititatif berupa gambaran
menggunakan model pembelajaran inkuiri
keterlaksanaan proses pembelajaran pada
terbimbing (kontrol) dari pertemuan ke-1
setiap tahapan model pembelajaran inkuiri
sampai
terbimbing
persentasenya dapat dilihat pada tabel 1
Jenis
data
yang
yang
digunakan
diperoleh
dari
lembar
pertemuan
ke-2
rata-rata
berikut
observasi. Sedangkan data kuantitatif berupa
ini:
Tabel 1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Aktivitas Guru Dengan Menggunakan Model Inkuiri
Terbimbing
No
Pertemuan
1.
Ke-1
2.
Ke-2
Jumlah
Rata-rata
Skor
maksimal
20
21
Skor
observasi
20
20
Persentase
100%
98%
198
99%
Predikat
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Berdasarkan hasil Tabel 1. di atas
pula aktivitas siswa dengan menggunakan
diketahui bahwa nilai aktivitas guru pada
model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing.
pertemuan pertama yaitu 100% pertemuan
Pengamatan dilakukan selama penelitian yaitu
kedua 98% keduanya berpredikat sangat baik.
pada pertemuan pertama sampai pertemuan
Selain pengamatan terhadap keterlaksanaan
kedua di dapat data yang dapat dilihat dalam
proses pembelajaran aktivitas guru, diamati
Tabel
2.
berikut
Tabel 2. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Aktivitas Siswa Dengan Menggunakan Model Inkuiri
Terbimbing
No
Pertemuan
1
Ke-1
2
Ke-2
Jumlah
Rata-rata
Skor
maksimal
300
300
Skor
observasi
249
261
Persentase
Predikat
83%
87%
170
85%
Baik
Sangat baik
Baik
Pada analisis keterlaksaan aktivitas siswa,
keterlaksanaan aktivitas guru hari pertama dan
dinyatakan terlaksana jika 50%-100% siswa
kedua sebesar 99% dengan predikat sangat
melakukan kegitan dalam lembar aktivitas
baik. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
siswa. Berdasarkan Tabel 2. mendapatkan
aktivitas guru yang terdapat dalam lembar
data pada pertemuan pertama menunjukan
observasi terlaksana dengan baik hanya 1%
keterlaksanaan proses pembelajaran aktivitas
aktivitas yang tidak terlaksana pada
siswa
model
proses pembelajaran hari pertama dan kedua.
pada
Dari tabel 1. terlihat penurunan persentase
pertemuan pertama sebesar 83% dengan
yang terjadi dari hari pertama ke hari kedua
kategori
yaitu dari 100% menjadi 98%, hal ini
dengan
pembelajaran
baik,
menggunakan
inkuiri
pada
terbimbing
pertemuan
kedua
mendapatkan data sebesar 87% dengan
kategori sangat baik. Dari kedua pertemuan
saat
dikarenakan adanya hambatan.
Keterlaksanaan aktivitas siswa dapat
tersebut bila dirata-ratakan, keterlaksanaan
dilihat
proses pembelajaran aktivitas siswa sebesar
keterlaksanaan aktivitas siswa adalah 85%
85% dengan kategori baik.
dengan predikat baik. Hal ini menunjukkan
Keterlaksanaan
aktivitas
Tabel
2.
bahwa
rata-rata
dapat
bahwa, walaupun ada beberapa hal yang
rata-rata
belum terlaksana dari kedua pertemuan yang
guru
dilihat pada Tabel 1. Didapatkan
pada
telah
dilakukan
besar
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
lembar
dipertanyakan, Sehingga diharapkan dapat
Walaupun
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
keterlaksanaan di hari pertama tidak mencapai
Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri
100% namun pencapaian keterlaksanaan yang
menempatkan guru bukan sebagai sumber
diperoleh sudah termasuk kedalam predikat
belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan
baik. Pada pertemuan pertama hanya 85%
motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan dari
aktivitas siswa yang terlaksana. Namun pada
penggunaan
pertemuan kedua keterlaksanaan aktivitas
adalah mengembangkan kemampuan berfikir
siswa meningkat menjadi 87%. Kurangnya
secara sistematis, logis dan kritis atau
pemahaman awal dari siswa mengenai materi
mengembangkan
yang akan di sampaikan dan kurangnya buku
sebagai bagian dari proses mental. Dengan
sumber tambahan yang menyebabkan siswa
demikian, dalam model pembelajaran inkuiri
menjadi seakan acuh dengan penjelasan yang
siswa tidak hanya dituntut agar menguasai
di
kemudian
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
berpengaruh terhadap respon siswa. Namun
mereka dapat menggunakan potensi yang
ketika pembelajaran menggunakan model
dimilikinya (Wina, 2006:196).
inkuiri terbimbing berlangsung, respon siswa
Peningkatan
menjadi lebih baik.
Kreatif
kegiatan
yang
observasi
namun
sebagian
tercantum
dalam
telah
berikan
terlaksana.
oleh
guru
yang
Beberapa hal yang menjadi ciri utama
model pembelajaran inkuiri. Pertama, Inkuiri
menekankan kepada aktivitas siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal,
tetapi
mereka
berperan
untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran
itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
media
kemampuan
Dengan
Model
inkuiri
intelektual
Keterampilan
Siswa
Menggunakan
pembelajaran
Berpikir
dan
Tanpa
Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
Kemampuan berpikir kreatif siswa pada
kelas yang menggunakan model pembelajaran
inkuiri
terbimbing
menunjukan
adanya
(kelas
eksperimen)
peningkatan
yang
signifikan dengan nilai Gain sebesar 10,6
dengan kategori tinggi. Hasil analisis uji
hipotesis dapat dilihat pada tabel 3. berikut:
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Hipotesis Menggunakan dan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
Keterangan
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Nilai T Hitung
T Tabel
Kesimpulan
Tes Awal
55,14
45,57
0,47
Tes Akhir
65,74
52,83
5,18
Gain
10,6
7,26
1,77
H0 diterima
Berdasarkan Tabel 3. di atas
H0 ditolak
dapat
tes akhir kelas kontrol dimana model inkuiri
dianalisis bahwa terdapat perbedaan antara
yang diterapkan menunjukan peningkatan
hasil perhitungan uji hipotesis data tes awal
yang signifikan terhadap kemampuan berpikir
dengan data tes akhir. Data tes awal
kreatif siswa pada kelas eksperimen.
menunjukkan hasil Thitung < Ttabel yang berarti
Pembelajaran
berbasis
Inkuiri
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak
memberikan kesempatan bagi siswa untuk
terdapat perbedaan yang signifikan untuk data
mengembangkan
tes awal pada kelompok eksperimen dengan
dibutuhkan dalam kehidupan mereka, belajar
kelompok kontrol. Sedangkan data tes akhir
memecahkan masalah yang tidak memiliki
menunjukkan hasil Thitung > Ttabel yang berarti
solusi yang jelas, dan menjadikan hasil
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
penemuan mereka sebagai solusi saat ini dan
pengaruh pada siswa setelah pembelajaran
masa yang akan datang. Hal ini
menggunakan model pembelajaran Inkuiri
dengan
Tebimbing dengan yang tidak menggunakan
(2010:144) salah satu ciri dari anak yang
model
Terbimbing.
kreatif adalah menanggapi pertanyaan yang
Selain itu, perhitungan uji t Gain juga
diajukan serta cenderung memberi pendapat
menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan
lebih banyak.
pembelajaran
Inkuiri
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model
yang
kemampuan
dinyatakan
oleh
yang
sejalan
Slameto
Proses pembelajaran konvensional hanya
pembelajaran Inkuiri Terbimbing berpengaruh
berorientasi
terhadap peningkatan kemampuan berpikir
informasi atau konsep belaka, penekanannya
kreatif siswa.
lebih pada hapalan tanpa dikembangkan dan
Dapat
dikatakan
bahwa
pada
penguasaan
sejumlah
terdapat
ditelaah secara terperinci oleh siswa tersebut
perbedaan signifikan antara rata-rata skor tes
sehingga kemampuan kreatif siswa tidak
akhir kelas eksperimen dengan rata-rata skor
dilatih
karena siswa
sekedar
menerima
intruksi tanpa diberi kesempatan menemukan
Pengaruh
sendiri suatu konsep. Akibatnya potensi
Pembelajaran
kreatif siswa tidak dapat dikembangkan. Hal
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
ini senada dengan yang dikemukakan oleh
Siswa
Parnes, bahwa siswa menerima begitu banyak
Lingkungan
intruksi
bagaimana
melakukan
sesuatu
disekolah, dirumah dan didalam pekerjaan
sehingga kebanyakan dari siswa kehilangan
hampir setiap kesempatan untuk kreatif
(Munandar, 2004:11).
Penggunaan
Pada
Inkuiri
Materi
Model
Terbimbing
Pencemaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa. Pernyataan
ini di dapat berdasarkan analisis uji hipotesis
yang dilakukan pada data hasil penelitian
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Hipotesis Menggunakan dan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
Keterangan
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Nilai T Hitung
T Tabel
Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 4. di atas dapat
Tes Awal
55,14
45,57
0,47
1,77
H0 diterima
Tes Akhir
65,74
52,83
5,18
Gain
10,6
7,26
H0 ditolak
Tebimbing dengan yang tidak menggunakan
dianalisis bahwa terdapat perbedaan antara
model
pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing.
hasil perhitungan uji hipotesis data tes awal
Selain itu, perhitungan uji t Gain juga
dengan data tes akhir. Data tes awal
menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan
menunjukkan hasil Thitung < Ttabel yang berarti
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak
pembelajaran Inkuiri Terbimbing berpengaruh
terdapat perbedaan yang signifikan untuk data
terhadap peningkatan kemampuan berpikir
tes awal pada kelompok eksperimen dengan
kreatif siswa.
kelompok kontrol. Sedangkan data tes akhir
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
menunjukkan hasil Thitung > Ttabel yang berarti
dilakukan oleh Idrisah, 2014 dalam skripsinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
pengaruh pada siswa setelah pembelajaran
Inkuiri
menggunakan model pembelajaran Inkuiri
Kreatif Siswa”, yang menghasilkan rata-rata
Terhadap
Kemampuan
Berpikir
tes akhir kelas eksperimen sebesar 73,35 dan
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
rata-rata tes akhir kelas kontrol sebesar 58,15
siswa menggunakan model pembelajaran
sehingga diperoleh thitung (4,64) > ttabel (1,68)
inkuiri terbimbing pada materi pencemaran
yang disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
lingkungan berdasarkan data hasil nilai
yang signifikan dengan penggunaan model
rata-rata tes awal 55,14 (kriteria kurang)
pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan
dan
berpikir kreatif siswa.
Sedangkan
Dari beberapa penelitian yang telah
tes
akhir
65,74
(kriteria
peningkatan
berpikir
kreatif
siswa
baik).
kemampuan
yang
tidak
dilakukan bahwa model pembelajaran inkuiri
menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing
terhadap
terbimbing rata-rata tes awal 45,57 (kriteria
kreatif
kurang sekali) dan tes akhir 52,83 (kriteria
sangat
berpengaruh
peningkatan kemampuan berpikir
siswa karena siswa terlibat langsung dalam
peroses pembelajaran dikelas sehingga siswa
bebas
mengeksplor
kemampuan
mereka
sendiri.
3. Terdapat pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap kemampuan
berpikir
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pengaruh pembelajaran menggunakan model
terbimbing
kreatif
pencemaran
SIMPULAN
inkuiri
kurang).
terhadap
kemampuan
siswa
pada
lingkungan.
materi
Hal
ini
ditunjukkan oleh pengujian hipotesis tes
akhir dengan nilai Thitung (2,26) > Ttabel
(1,77) pada taraf signifikansi 5%.
berpikir kreatif siswa pada materi pencemaran
SARAN
lingkungan dapat diambil kesimpulan sebagai
1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
diharapkan
berikut :
1. Keterlaksanaan
proses
pembelajaran
aktivitas guru dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki
rata-rata sebesar 99% dengan kategori
sangat baik. Sedangkan aktivitas siswa
pada kelas dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki
rata-rata sebesar 85% dengan
baik.
kategori
alternatif
dapat
media
dijadikan
pembelajaran
sebagai
IPA
khususnya mata pelajaran Biologi untuk
membuat variasi pola belajar di dalam
kelas.
2. Pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran inkuiri terbimbing harus
membutuhkan waktu yang cukup lama
didalam kelas ataupun diluar kelas supaya
dengan model pembelajaran ini siswa bisa
lebih aktif dan lebih tanggung jawab
dengan materi yang dipelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2005. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
E, Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Rosdakarya
Herdian. (2010). Model pembelajaran inkuiri.
Tersedia
pada
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/
27/model-pembelajaran-inkuiri/.
Diakses pada tanggal 23 Februaruari
2017.
Hidayat, Ara, dan Imam Machali. 2012
Pengelolaan Pendidikan: Konsep,
Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta:
Kaukaba.
Idrisah, Irma. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran
Inkuiti
Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa. Jakarta: UIN Syarifhidatayullah
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas dan
Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Proses
Pendidikan.
Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi.
Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Download