MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Pemasaran Politik Demokrasi dan Komunikasi Pemasaran Politik Fakultas Program Studi Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Dr. Heri Budianto, M.Si Abstract Kompetensi Pokok bahasan Demokrasi dan Komunikasi Pemasaran Politik membahas mengenai.Arti dan Pemahaman Demokrasi, Pilar Demokrasi serta Peran Pemasaran Politik Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan mengenai arti demokrasi dan komunikasi pemasaran politik. Pembahasan DEMOKRASI Demokrasi secara etimologi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan Kratos yang berarti aturan (rule). Para oemikir sosial dan politik Yunani kuno telah mengajukan gagasan – gagasan cemerlang untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Sejarah Demokrasi diawali oleh pidato Pericles di depan masyarakat Athena pada saat itu. Demokrasi didefinisikannya sebagai kesamaan (equality), pemilihan orang berdasarkan kemampuan dan toleransi atas perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Rustow (1970) menyatakan adanya tiga tahapan yang biasanya dilalui suatu sistem politik untuk menuju ke sistem demokrasi. Pertama adalah tahap persiapan. Biasanya tahap ini ditandai dengan runtuhnya rezim non demokratis. Kedua adalah tahap pengambilan keputusan yang ditandai dengan mulai ditanamnya tatanan demokrasi. Ketiga adalah tahapan konsolidasi, dimana demokrasi sudah tertanam dalam budaya politik. Dalam proses demokratisasi sangat diperlukan usaha yang bersifat formal maupun informal untuk menciptakan kondisi yang terbuka atau transparan, dapat dipertanggungjawabkan, tanpa diskriminasi dan menghargai perbedaan. Nilai – nilai demokratis perlu dibangun dan diseminasi ke masyarakat luas agar tercipta kesamaan pemahaman atas konsep dan pengertian demokrasi. Demokrasi sendiri diartikan sangat luas dan beragam. Studi literature yang dilakukan Collier dan Levitsky (1997) menunjukkan bahwa tidak kurang terdapat 550 definisi demokrasi. Beetham (1994) melihat bahwa sistem demokrasi bisa dikatakan berjalan ketika terpenuhi beberapa karakteristik seperti pemilihan umum yang fair dan periodic, pertanggungjawaban Negara di depan rakyat, dan adanya jaminan kebebasan dalam berekspresi dan berorganisasi. Demokrasi bagi Negara berkembang pada umumnya adalah suatu sistem politik yang masih baru. Akibatnya, Negara – Negara berkembang harus sekaligus melakukan dua hal, yaitu belajar demokrasi sekaligus mencoba mengimplementasikannya dalam sistem berpolitik internal mereka (learning by doing). Penerapan demokrasi ini sangat dimotori oleh elit – elit politik yang tidak jarang bersaing ketat sehingga justru menciptakan ketidakstabilan sistem politik. 2016 2 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Demokrasi harus didukung oleh kesadaran kolektif masyarakat akan hak dan kewajiban berpolitik. Demokrasi sebagai sistem politik membutuhkan pranata sosial yang tepat untuk dapat diimplementasikannya. Terdapat tiga institusi yang dibutuhkan guna menerapkan sistem demokrasi : 1. Adanya actor – actor politik, berupa partai politik atau individu – individu. 2. Adanya aturan main yang jelas, transparan dan egaliter untuk menjamin kebebasan sekaligus kesetaraan actor – actor politik. 3. Adanya kesadaran kolektif bahwa mekanisme yang disepakati bersama untuk berkompetisi, pemilu, merupakan metode untuk melakukan transfer dan pengalihan kekuasaan. Tiga hal yang menjadi pilar demokrasi ini masih merupakan pekerjaan rumah besar bagi setiap Negara berkembang. Untuk itulah diperlukan marketing politik. Terdapat beberapa alasan yang membuat marketing politik dapat memperluas proses demokrasi di suatu negara. 1. Marketing politik memperluas keterlibatan semua pihak, mulai dari institusi politik hingga masyarakat dan swasta. Keterlibatan ini terjadi seiring dengan semakin meluasnya keterlibatan setiap kelompok masyarakat dalam aktivitas politik. 2. Marketing politik mengintensifkan frekuensi dan kualitas maupun hubungan antara institusi politik dengan masyarakat. Melalui marketing politik, para kontestan dapat meningkatkan kualitas produk politik yang akan mereka tawarkan. Kehadiran marketing politik meningkatkan intensitas dan kualitas persaingan yang membuat masing – masing kontestan saling berlomba-lomba untuk mencoba memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Marketing politik merupakan media distribusi dan edukasi politik. Marketing politik membantu pendistribusian informasi sampai ke pelosok – pelosok daerah dan sekaligus juga membantu masyarakat dalam memahami apa itu politik. 4. Marketing politik membuka area politik yang selama ini “tertutup” dan “tahu” secara politik menjadi bisa didiskusikan dan dikritisi. Marketing politik memungkinkan adanya keterbukaan dan pemberitaan intensif dan ekstensif dari semua aktivitas politik, baik yang sudah, sedang maupun yang akan dilakukan para kontestan 5. Marketing politik memudahkan proses kontrol sosial masyarakat terhadap institusi politik. Masyarakat secara luas dapat juga mengevaluasi dan menilai kelayakan masing – masing kandidat. 2016 3 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peran Marketing Politik Marketing politik memiliki peran yang akan ikut menentukan dalam proses demokratisasi. Di negara – negara maju, partai – partai politik mengerahkan kemampuan marketing mereka untuk merebut sebanyak mungkin konstituen. Berbagai teknik yang sebelumnya hanya dipakai dalam dunia bisnis, sekarang ini telah dicangkokkan ke dalam kehidupan politik. Marketing politik dapat memperbaiki kualitas hubungan antara kontestan dengan pemilih. Pemilih adalah pihak yang harus dimengerti, dipahami dan dicarikan jalan pemecahan dari setiap permasalahan yang dihadapi. Marketing politik meletakkan bahwa pemilih adalah subjek, bukan objek manipulasi dan eksploitasi. Berikutnya kita akan membahas peran dan fungsi marketing politik dalam usaha menciptakan masyarakat yang kritis dalam dunia politik. 1. Distribusi Informasi Politik , Kehadiran marketing diyakini akan meningkatkan distribusi informasi politik dalam suatu negara. Marketing politik membantu sebagai media distribusi dan pEnyebaran sejumlah hal ke masyarakat luas. Dengan demikian, marketing politik sekaligus merupakan media partisipasi. Dengan marketing politik, masyarakat luas lebih mudah mendapatkan informasi tentang kehidupan politik. Melalui marketing politik, jangkauan penyebaran dan distribusi hal – hal yang terkait dengan politik akan menjadi lebih intens dan kolektif. Dalam marketing politik, terdapat beberapa hal yang dapat didistribusikan dan disebarkan ke masyarakat luas. Hal pertama yang disebarkan dan diseminasi oleh marketing politik ke masyarakat adalah informasi dan pengetahuan (knowledge) tentang politik. Melalui aktivitas marketing seperti iklan dan promosi, informasi serta pengetahuan akan dapat dengan mudah disebarluaskan oleh partai politik dan kontestan. Marketing politik dilakukan dengan melibatkan media TV, radio, Koran dan pamphlet yang mencoba melontarkan semua hal yang perlu disampaikan kepada publik. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa marketing politik dalam fungsi ini membuat masyarakat tidak buta informasi. Mereka tidak lagi memilih asal memilih, melainkan lebih mempertimbangkan banyak hal ketika memutuskan akan memilih jago mereka. Melalui media promosi, iklan, konferensi pers, talk show dan debat publik, partai politik atau kandidat perseorangan dapat meningkatkan ketersediaan informasi yang nantinya sangat dibutuhkan oleh pemilih dalam menentukan kandidat mana yang akan dicoblos. Jadi, marketing politik juga semakin meningkatkan ketersediaan informasi politik yang dapat diakses masyarakat. Melalui marketing politik, informasi yang tadinya tertutup dan 2016 4 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hanya dikonsumsi sejumlah elit politik tertentu sekarang menjadi semakin terbuka untuk menjadi konsumsi publik. Masyarakat pun menjadi semakin mudah mengakses informasi yang dulunya sulit sekali didapatkan. Melalui pemberitaan, aktivitas promosi dan iklan partai, jumlah informasi yang tersedia dimasyarakat akan semakin meningkat. Marketing politik juga dapat berperan sebagai agen serta media perubahan hubungan dan interaksi politik. Marketing politik berperan dalam mengubah system politik yang tadinya dingin menjadi lebih hangat melalui pelibatan media dalam aktivitas politik. 2. Edukasi Politik Masih berkaitan dengan peran informatif, marketing politik berguna untuk proses pembelajaran terbuka bagi setiap elemen yang terdapat dalam suatu negara. Dari informasi memadai yang mereka dapatkan, masyarakat niscaya mendapatkan pelajaran – pelajaran yang berfaedah bagi mereka, terutama dalam memilih calon yang tepat.Pembelajaran ini dapat terwujud karena sesungguhnya masing – masing pihak akan memetik hasil dari interaksi yang tercipta selama berlangsungnya proses marketing politik. Proses pertukaran informasi membuat masing – masing aktor politik dapat lebih mudah memahami hal – hal yang diinginkan pihak lain. Partai politik dapat belajar untuk memahami konstituen dan masyarakat secara luas. Sementara itu, masyarakat pun dapat belajar untuk meningkatkan pemahaman berpolitik melalui acara – acara yang ditayangkan melalui debat – debat publik. Marketing politik merupakan aktivitas yang dapat melibatkan banyak pihak sekaligus. Karena apapun yang dilakukan aktor politik akan dapat dilihat, dianalisis, dievaluasi dan dikontrol oleh pihak lain, sejumlah actor sosial dapat menggunakan marketing politik sebagai media pembelajaran. Bahkan kalangan LSM dapat memanfaatkan teori – teori marketing politik untuk mendidik masyarakat yang masih buta politik. Dengan begitu, LSM bisa menyelenggarakan fungsinya sebagai penyedia informasi politik yang berguna bagi masyarakat. Singkatnya, masyarakat dapat melakukan proses pembelajaran dari aktivitas – aktivitas yang tercipta dalam marketing politik. Dari sini masyarakat bisa mengetahui : (1) hak dan kewajiban mereka dalam politik, (2) perilaku para aktor politik, (3) output atau realisasi janji – janji partai politik atau kandidat individu, dan (4) semua peraturan yang terkait dalam kehidupan berpolitik. Melalui mekanisme marketing politik, informasi dimungkinkan untuk tersebar luas. Dalam kiprahnya, marketing politik menawarkan tantangan dan aturan main baru yang sangat berbeda dengan dunia bisnis. Teknik komunikasi, hal – hal yang dikomunikasikan dan saat mengkomunikasikannya membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan dunia bisnis. Marketing politik sangat membutuhkan keterlibatan media, dalam bentuk 2016 5 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id apapun, untuk menghubungkan kontestan dengan masyarakat. Perlu digarisbawahi di sini bahwa, pada prinsipnya, media melakukan fungsi penghubung. 3. Kesadaran Politik Melalui proses edukasi politik, masyarakat akan semakin sadar akan hak dan kewajiban politik mereka. Pemberian dan penyediaan informasi politik membuat masyarakat perlahan dan pasti menyadari apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak seharusnya dilakukan. Melalui penyadaran akan hak dan kewajiban, diharapkan akan muncul transformasi sosial politik dalam masyarakat. Transformasi yang paling diharapkan dengan adanya marketing politik adalah perubahan paradigm. Perubahan ini dapat terjadi di sisi kontestan (partai politik dan kandidat individu) maupun di sisi masyarakat luas. Dari sisi kontestan adanya marketing politik dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat luas membuat partai politik dan kontestan individual menjadi lebih berhati – hati dan menempatkan komitmen sebagai tuan, bukannya sebagai objek yang akan dieksploitasi. Selama ini konstituen seringkali hanya dianggap penting ketika partai politik membutuhkan suara mereka untuk mencoblos. Lalu, ketika pemilu telah usai, konstituen dilupakan dan janji – janji yang diberikan pada umumnya tidak ditepati. Sementara itu dari sisi masyarakat, mereka akan dapat mengubah cara pandang mengenai partai politik. Selama ini kalangan masyarakat umum lebih beranggapan bahwa partai politik adalah institusi elit dan diluar jangkauan mereka. Secara implicit, marketing politik memuat kompetisi, sesuai dengan istilah yang diambil dari bidang ekonomi yang dilandaskan pada persaingan. Yang dimaksud dengan kompetisi dalam hal ini tidak hanya yang terjadi di kalangan elit, namun juga kompetisi yang dilakukan sampai level bawah, yaitu para pendukung kontestan. Marketing politik berperan untuk menarik kompetisi di level elit menjadi kompetisi di level masyarakat bawah. Kompetisi dilakukan secara lebih terbuka, karena adanya dorongan untuk meenyusun peraturan yang dapat menjamin kesetaraan kesempatan bagi semua pihak. Marketing politik berperan untuk membiasakan diri bagi partai politik maupun konstituen dalam bersaing dengan sehat dan terbuka. 4. Partisipasi dan Keterlibatan Politik Seiring dengan semakin tereduksinya masyarakat dan semakin tingginya kesadaran politik masyarakat, semakin meningkat juga keterlibatan dan partisipasi politik masyarakat. Marketing politik juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan semua semua pihak dalam kehidupan politik. Marketing politik tidak hanya melibatkan partai –partai politik dan kontestan individu, melainkan semua lapisan masyarakat – 2016 6 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id termasuk media dan pers – pun terlibat selama periode kampanye maupun periode nonkampanye. Marketing politik diyakini dapat meningkatkan ikatan rasional maupun emosional kontestan dengan para pendukungnya. Serangkaian aktivitas marketing politik membuat hubungan antara kontestan dengan konstituen menjadi lebih intens. Potensi Deviasi Penerapan marketing politik tidak terlepas dari efek – efek negatif yang bisa saja timbul selama implementasinya. Hal ini juga tidak terlepas dari hakekat persaingan yang melekat di dalamnya. Karena itu, bagaimanapun, penerapan marketing politik harus memiliki suatu aturan main yang jelas dan disepakati secara nasional. Padahal keadaannya tidak selalu demikian. Apabila hal ini tidak terwujud, dikhawatirkan bahwa marketing politik akan lebih menghasilkan nilai dan praktik sosial yang tidak kalah buruknya dibandingkan dengan keadaan yang berlangsung dalam system politik tertutup. Komersialisasi Dunia Politik Hal yang paling ditakutkan dalam implementasi marketing politik adalah komersialisasi dunia politik (O’Soughnessy, 2001) dan mereduksi arti berpolitik itu sendiri. Meluasnya penggunaan TV, media cetak dan radio sebagai media iklan dan publikasi dikhawatirkan akan semakin menjauhkan masyarakat dari ikatan ideology sebuah partai dengan massanya. Masyarakat cenderung akan lebih memerhatikan aspek artistik dari sebuah iklan politik ketimbang pesan politik itu sendiri. Isu politik berbeda dengan produk komersial. Isu politik berkaitan erat dengan nilai dan ideology, bukan sebuah produk yang diperjualbelikan. Mengadopsi konsep dan pendekatan marketing dalam dunia politik bisa membuat dunia politik yang tadinya memuat ide – ide politik berubah menjadi transaksi ekonomi. Ideologi politik untuk menarik perhatian para konstituen tidak penting lagi dan diganti dengan logika laba dan uang. Tujuan utama para actor politik adalah memetik keuntungan financial dalam berpolitik. Selain itu, marketing politik berpotensi menimbulkan dominasi suatu partai politik atau kontestan yang memiliki sumber dana besar. Mereka akan dapat lebih mampu mempengaruhi opini public dibandingkan dengan kontestan yang sumber dananya terbatas. Hal ini bisa dimengerti, sebab marketing politik memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, untuk mendanai sponsor dan iklan politik. 2016 7 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Manipulasi Opini Publik Selain itu, marketing politik berpotrnsi pula untuk memanipulasi opini publik ketika dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan untuk mengontrol media. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa bagaimanapun masyarakat hanya dapat menerima informasi secara tidak langsung dari sumber berita. Sementara itu, penyebaran informasinya sendiri dilakukan oleh media. Kolusi antara partai politik dengan media massa dapat memutarbalikkan fakta yang sesungguhnya ada. Padahal informasi inilah yang ditangkap dan dicoba dicerna oleh masyarakat. Konsekuensinya, masyarakat semakin jauh dari kondisi realnya. Fokus Pada Kampanye dan Bukan Demokrasi Itu sendiri Marketing politik mengintensifkan aktivitas marketing dalam dunia publik. Masing – masing partai politik dan kontestan akan saling berlomba untuk bisa mendominasi pemberitaan dan iklan yang selanjutnya dimaksudkan untuk menarik perhatian massa. Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menjauhkan substansi komunikasi politik itu sendiri. Masing – masing pihak akan lebih memfokuskan diri pada persaingan dan bukannya pada cara membangun iklim dan budaya demokrasi yang sehat. Yang menjadi tujuan utama bagi para kontestan adalah memenangkan persaingan. Karena investasi marketing politik sangat mahal, resiko kalah dan tidak terpilih menjadi momok yang menakutkan. Banjir Informasi Marketing politik memungkinkan masing – masing pihak memberikan informasi ke masyarakat. Masing – masing pihak menggunakan sumber dan media informasi yang beragam. Tidak jarang suatu permasalahan dibahas dan disajikan menurut analisis dan ideology yang beraneka ragam. Hal ini membuat kuantitas dan kualitas informasi menjadi semakain beragam pula dan jumlahnya banyak di pasar, sehingga para konstituen menjadi bingung. Kebingungan ini terjadi karena mereka dihadapkan pada informasi yang tidak hanya beragam tetapi juga seringkali bertentangan satu dangan yang lain. Terlalu banyaknya informasi yang tersedia di pasar ini dikhawatirkan akan menimbulkan hal – hal yang negatif seperti kebingungan, stress sampai pada sikap apatis. Membanjirnya informasi ini membuat konstituen sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 2016 8 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prasyarat Implementasi Penerapan marketing politik dalam suatu negara membutuhkan kondisi tertentu agar dapat memaksimalkan potensi positifnya sekaligus meminimalkan efek negatifnya. Disamping harus memerhatikan kondisi sosial budaya dan politik suatu negara untuk bisa melakukan implementasi, marketing politik secara universal membutuhkan dukungan beberapa hal yang penting. Ketidakcermatan dalam menerapkan marketing politik malahan akan menciptakan kondisi politik yang tidak stabil. Pemenuhan prasyarat ini harus datang dari semua pihak, tidak hanya dari sisi partai politik dan pemerintah, melainkan juga dari kesadaran masyarakat luas tentang pentingnya marketing politik dalam menentukan kualitas implementasinya. Aturan Main Marketing politik membutuhkan suatu aturan main yang jelas dab dalam aktivitasnya tidak dapat dengan begitu saja dibiarkan lepas bebas menurut kehendak pasar. Interaksi antara partai politik, media dan masyarakat membutuhkan seperangkat ketentuan untuk menjamin hak dan kewajiban masing – masing aktor politik. Selain itu, aturan main yang jelas akan memberikan kejelasan pula bagi semua pihak atas apa saja yang bisa dan tidak dapat dilakukan. Namun, terdapat hal yang lebih penting lagi mengenai peraturan dan ketentuan mengenai marketing politik, yaitu kesadaran semua pihak tentang pentingnya aturan main. Tanpa kesadaran ini, aturan main tidak akan mampu mendapatkan legitimasi dari semua pihak yang terkait. Pemerintah Yang Kuat Sepertinya penyusunan aturan main tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya pemerintah yang kuat. Arti pemerintah yang kuat dalam kaitan ini adalah pemerintah yang mendapatkan legitimasi dan dukungan dari masyarakat luas. Dengan adanya legitimasi besar yang diperoleh dari semua pihak, apapun yang dihasilkan dan disusun oleh pemerintah guna mengatur perilaku sosial masyarakatnya akan selalu mendapatkan sambutan positif. 2016 9 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Firmanzah, Marketing Politik, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2007 Syamsudin Haris, Masalah-masalah Demokrasi & Kebangsaan, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2014 M. Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, PT. Gramedia, Jakarta, 2009 Prof. Dr. Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2010 2016 10 Komunikasi Pemasaran Politik Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id