media matrasain trasain - E

advertisement
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
ARSITEKTUR TROPIS LEMBAB
Disusun Oleh:
Violetta V. Rondonuwu 1), P. H. Gosal 2)
1)
2)
Mahasiswa Prodi Arsitektur Unsrat
Staf Pengajar Prodi Arsitektur Unsrat
Abstrak
Sebagian besar kota di Indonesia dirancang tanpa memperhatikan beberapa aspek
seperti suhu udara dan kelembaban relatif. Akibatnya manusia yang tinggal dalam bangunan
tersebut merasa tidak nyaman untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Tulisan ini dimaksudkan
untuk menganalisis berbagai aspek yakni iklim, lingkungan, dan perancang, yang berkaitan
dengan perancangan yang terjadi di Indonesia. Beberapa strategi pemecahan problematik dari
aspek tersebut akan dikemukakan dalam penulisan ini.
Kata kunci : iklim, kota, lingkungan, dan perancang.
1.
tropis dan telah beradaptasi dengan iklim
PEMBAHASAN
tropis. Terdapat 2 macam iklim tropis, yakni
1.1 DAERAH TROPIS
Tropis
merupakan
kata
yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tropikos”
yang berarti garis balik yang meliputi sekitr
tropis kering (Dry Tropic) dan tropis basah
(Wet Tropic).
a. Daerah tropis kering
40% dari luas seluruh permukaan bumi.
Padang pasir sangat kering, hampir
Garis-garis balik ini adalah garis lintang
tidak mengenal hujan. Kalaupun hujan,
23°27’ Utara dan Selatan. Daerah tropis
maka sangat tidak teratur. Daerah ini
didefinisikan sebagai daerah yang terletak
pada siang hari memiliki temperature
diantara garis isotherm 20° di sebelah bumi
dan potensi penguapan yang tinggi.
Utara dan Selatan (Lippsmeier, 1994).
Sungai-sungai kering dan aliran air
Dengan
tropis
menunjukkan bahwa kadang-kadang
merupakan arsitektur yang berada di daerah
turun hujan yang sangat lebat. Tetapi
kata
lain,
arsitektur
Gunung Sahara, Afrika
131
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
karena airnya terlalu cepat mangalir
dengan
hampir tidak dapat dimanfaatkan untuk
bermukim dan melangsungkan aktifitas
kehidupan manusia. Tumbuhan rendah
kerja sehari-hari adalah sebagai berikut:
dan poho-pohon rendah kurus yang
kota
sebagai
Radiasi Matahari
ini.
Matahari
Daerah
lembab
manusia
1. Pemanasan yang ditimbulkan oleh
tumbuh jarang merupakan cirri daerah
b. Daerah tropis basah
tempat
memancarkan
panasnya
melalui radiasi ke permukaan bumi.
mencakup
savana
Panas yang dipancarkan oleh matahari
lembab, daerah dengan angin musim
ke permukaan bumi tidak tergantung
dan hutan hujan tropis. Daerah savana
apakah
lembab dan daerah bermusim hujan
berupa urban (kota) atau rural (desa),
memiliki satu atau dua musim hujan
tapi lebih bergantung pada sudut
dengan batas yang jelas. Tumbuhan di
jatuh–radiasi akan mencapai jumlah
daerah ini lebat dan mampu melewati
maksimum apabila sudut jatuhnya 90˚,
musim kering panjang tanpa akibat
demikian juga bergantung pada kondisi
yang berarti. Ciri khas daerah ini
awan
adalah
perbedaan
pemancaran radiasi tersebut. Implikasi
temperature harian dan tahunan; pada
radiasi matahari ke permukaan bumi
kelembaban
yang
tinggi
dan
akan
temperature
selalu
hampir
sama
rendahnya
permukaan
yang
bumi
dapat
berbeda
tersebut
menghalangi
ketika
permukaan
tersebut memiliki perbedaan karakter
sepanjang tahun. kekayaan tumbuhan
dalam
hal
penyerapan
di daerah yang sangat lembab sangat
pemantulannya
luar biasa. Terdapat lebih dari 35.000
tersebut. Permukaan keras cenderung
jenis tumbuhan berbunga. Beberapa
akan menyerap panas lebih banyak,
jenis pohon menjulang tinggi sampai
yang pada saatnya akan dipantulkan
60 m dari tinggi rata-rata hutan tropis
kembali.
khatulistiwa mencapai sekitar 20 m.
menentukan
terhadap
Warna
permukaan
jumlah
panas
dan
radiasi
juga
yang
diserap, warna terang cenderung akan
lebih banyak memantulkan, sementara
warna gelap cenderung lebih banyak
menyerap panas radiasi tersebut.
Ciri yang menonjol pada iklim
tropis adalah tingginya suhu rata-rata harian
dibanding pada iklim lain. Persoalan yang
ditimbulkan oleh iklim ini dalam kaitannya
132
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
2. Terjadinya ‘heat urban island’
Akibat tertutupnya permukaan tanah
oleh
beton
(yang
dapat
berupa
bangunan atau perkerasan permukaan
tanah) serta aspal (jalan dan parkir),
radiasi matahari yang jatuh pada
permukaan tersebut sebagian besar
diserap dan dilepaskan lagi ke udara
diatas dan sekitarnya. Pelepasan panas
yang diserap oleh material keras
sebagaimana beton atau aspal akan
jauh lebih besar dibanding yang terjadi
pada tumbuhan. Karena sebagian besar
area kota tertutup oleh material keras,
maka suhu udara kota menjadi lebih
tinggi
dibanding
kawasan
sekelilingnya yang masih bersifat rural
(pedesaan).
4. Berkurangnya vegetasi
Seperti yang diuraikan diatas, kawasan
kota dicirikan dengan menurunkan
jumlah
vegetasi
tertentu
masih
per
dibanding
bersifat
satuan
kawasan
rural/desa.
kemampuan
luas
yang
Karena
tumbuhan
untuk
menyerap dan mengeliminir panas
yang dipancarkan oleh matahari, maka
suatu kawasan yang banyak ditutup
oleh
tumbuhan
(misalnya
desa)
cenderung memiliki suhu udara yang
lebih rendah dibanding kawasan yang
banyak tertutup oleh material keras,
seperti halnya kawasan urban.
1.2 FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERENCANAAN
3. Berkurangnya kecepatan angin pada
kawasan urban
Kawasan
kota
dicirikan
dengan
kerapatan bangunan yang lebih tinggi
dengan kurangnya penyediaan ruang
terbuka
hijau.
Dengan
kepadatan
bangunan yang tinggi; yang berarti
mengecilnya ruang terbuka, kecepatan
angin dalam kota berkurang secara
mencolok dibanding pada kawasan
rural yang masih terbuka.
a) Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kemampuan
dapat
kenyamanan
mental
dan
dan
fisik
penghuni:
 Radiasi matahari
Radiasi matahari sangat berpengaruh
terhadap
kehidupan
manusia.
Kekuatan efektifnya ditentukan oleh
energy radiasi matahari, pemantulan
pada permukaan bumi, berkurangnya
radiasi oleh penguapan, dan arus
radiasi di atmosfir.
133
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
 Kesilauan
 Pencemaran udara
 Temperatur
dan
perubahan
b) Faktor-faktor
dapat
mempengaruhi keselamatan bangunan
temperatur
 Gempa bumi
 Presipitasi (curah hujan)
Presipitasi terbentuk oleh kondensasi
 Badai
uap air. Hujan tropis bias tiba-tiba
 Hujan lebat dan banjir
turun dengan intensitas yang sangat
 Gelombang pasang
tinggi dan biasanya jumlah air yang
 Bahan biologis
dating dengan tiba-tiba itu, selalu
c) Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
menimbulkan bahaya banjir karena
kerusakan bangunan dan pelapukan
air
bahan bangunan lebih awal:
mencari
Kekuatan
jalannya
aliran
air
sendiri.
dapat
juga
 Faktor-faktor yang telah disebutkan
menyebabkan erosi tanah, merusak
jalan,
lapangan
dan
pondasi
bangunan.
pada butir b
 Intensitas radiasi matahari yang kuat
 Kelembaban udara dan kondensasi
 Kelembaban udara
yang tinggi
Kadar kelembaban udara, berbeda
dengan unsur-unsur yang lain, dapat
mengalami fluktuasi yang tinggi dan
tergantung terutama pada perubahan
temperatur udara. Semakin tinggi
temperatur,
semakin
tinggi
pula
kemampuan udara menyerap air.
 Gerakan udara
Gerakan udara
merupakan factor
perencanaan yang penting karena
sangat mempengaruhi kondisi iklim,
baik untuk setiap rumah maupun
seluruh kota. Arah angin sangat
menentukan orientasi bangunan. Jika
di daerah lembab diperlukan sirkulasi
udara yang terus-menerus, di daerah
kering orang cenderung membiarkan
sirkulasi udara hanya pada waktu
dingin atau malam hari. Karena itu di
daerah tropika basah, dinding-dinding
luar sebuah bangunan terbuka untuk
sirkulasi udara lebih besar daripada
yang dibutuhkan untuk pencahayaan.
134
yang
 Badai debu dan pasir
 Kandungan garam dalam udara
1.3 DAERAH TROPIS LEMBAB
Di daerah tropis lembab dengan
rata-rata
kelembaban
suhu
udara
relative
tahunan
tinggi,
dan
menuntut
terciptanya ventilasi silang dalam bangunan
untuk
mencapai
kondisi
nyaman
bagi
penghuninya. Menurut pendapat Fanger,
kombinasi suhu udara dan kelembaban
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
kualitas udara dalam ruangan, dan hal ini
menentukan standar ventilasinya. Besaran
dan pola aliran udara di dalam ruangan tidak
hanya tergantung dari kecepatan udara luar
tetapi juga di tentukan oleh elemen-elemen
desain arsitektur lainnya seperti posisi dan
orientasi bangunan, bentuk atap, perletakan
balkon, desain jendela, susunan ruang dalam
dan perletakan furniture, dan bahkan bentuk
desain partisinya.
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
Problematika
yang
ditimbulkan
1.4 KAWASAN TROPIS LEMBAB
oleh iklim tropis basah, seperti halnya curah
DALAM KAITANNYA DENGAN
hujan, suhu udara yang umumnya berada
LINGKUNGAN
diatas
toleransi
radiasi
Manusia yang tinggal di wilayah
kelembaban
beriklim tropis sering dianggap ‘tidak
tinggi serta aliran udara yang relative lambat
beruntung’ oleh mereka yang berdiam di
bagi pencapaian kenyaman termis, tidak
wilayah beriklim empat musim (sub tropis).
banyak diantisipasi oleh perencana maupun
Pertama,
perancang kota. Perencana kota kurang
kawasan tropis (basah) hanya layak sebagai
memikirkan bagaimana melengkapi kawasan
habitat flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
permukiman
Berjuta
matahari
yang
kenyamanan,
menyengat,
dengan
fasilitas-fasilitas
mereka
jenis
beranggapan
tumbuhan
bahwa
tumbuh
dan
pendukung, seperti kantor pos, bank, klinik
berkembang dengan subur pada kawasan ini.
kesehatan, telpon umum, sekolah, pasar/mini
Demikian
market, dan sebagainya, sehingga setiap
berkembang biak secara
penduduk
permukiman
kondisi iklim semacam ini. Kombinasi
tersebut tidak perlu menempuh jarak jauh,
faktor iklim (suhu udara, radiasi matahari
yang tidak dapat ditempuh dengan berjalan
dan kelembaban) pada iklim tropis basah
kaki. Banyak dijumpai, bahwa penghuni
dianggap sebagai kombinasi optimal bagi
suatu permukiman di kota atau tepi kota
berlangsungnya
harus menggunakan kendaraan hanya untuk
perkembangbiakan berjuta jenis flaura dan
menuju kantor pos, menuju bank, bahkan
fauna di muka bumi ini. Namun dianggap
hanya
rambut
kurang sesuai bagi habitat manusia, karena
sekalipun. Penempatan fungsi-fungsi bagi
kombinasi faktor iklim serta berkembangnya
aktivitas penduduk kota tidak direncanakan
berbagai serangga dalam banyak hal dapat
sedemikian
penghuni
mengganggu kelangsungan hidup manusia,
dapat melakukan
seperti nyamuk malaria, serangga berbisa,
aktivitas kesehariannya dalam radius yang
reptil berbisa, binatang buas dan lainnya.
dapat
Kombinasi suhu udara dan kelembaban akan
pada
untuk
kawasan
kawasan
sekedar
rupa
sehingga
permukiman
ditempuh
potong
dengan
berjalan
kaki.
pula
berjuta
jenis
binatang
optimal pada
kehidupan
Dengan demikian ketidaknyamanan yang
mempercepat
diakibatkan oleh iklim tropis basah dapat
bahan-bahan organik, dari aspek lingkungan
dikurangi,
sebenarnya hal ini menguntungkan, namun
apalagi
jika
penyelesaian
sisi
proses
dan
pembusukan
rancangan arsitektur kawasan tersebut dapat
dari
dibuat sedemikian rupa dengan mengacu
seringkali
pada antisipasi terhadap problematik iklim
Pembusukan
tropis basah, misalnya, jalur-jalur pedestrian
organik lain baik itu terjadi di permukaan
yang terlindung dari hujan dan sengatan
tanah
matahari.
genangan air akan mudah menimbulkan
atau
kehidupan
manusia
tidak
ini
menguntungkan.
sampah,
dalam
hal
dari
daun,
sungai,
jasad-jasad
rawa
serta
berbagai gangguan kesehatan bagi manusia.
Melimpahnya air hujan pada musim tertentu
135
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
serta mengeringnya lahan pertanian, sungai,
di Indonesia yang mengadop konsep dari
danau dan sebagainya, pada musim yang
negara sub tropis, terutama Amerika Serikat,
lain, secara langsung atau tidak langsung
membuat kota menjadi tidak nyaman secara
akan menimbulkan persoalan tertentu yang
termis, tanpa penggunaan energi secara
berkaitan dengan masalah lingkungan pada
signifikan. Kota dirancang dengan jalan-
kawasan kota yang beriklim tropis.
jalan lebar serta ruang-ruang terbuka yang
diperkeras, tanpa cukup diberi peneduh
1.5
KAWASAN
TROPIS
LEMBAB
pohon.
Bangunan-bangunan
DALAM KAITANNYA DENGAN
sedemikian
PENGGUNAAN ENERGI
nyaman
rupa
sehingga
tanpa
dirancang
tidak
akan
pengkondisian
udara,
Suhu udara yang relatif tinggi
mengakibatkan peningkatan suhu udara kota
(hangat atau panas) dalam banyak hal cukup
yang semula sudah tinggi akibat pemanasan
menguntungkan manusia yang tinggal di
aspal, beton, serta pembuangan panas oleh
wilayah tropis, jika dilihat dari sudut
mesin-mesin
pandang energi. Manusia yang tinggal di
sendiri. Kemudian ditambah panas yang
daerah tropis tidak memerlukan energi untuk
diakibatkan oleh kendaraan bermotor yang
pemanas ruang sebagaimana saudaranya
menggunakan AC. Akibat suhu udara kota
yang tinggal pada iklim sub tropis atau iklim
yang tinggi, orang-orang yang tinggal di
dingin.
udara
kota cenderung menggunakan kendaraan
tertentu dengan suhu yang tidak dapat
bermotor meskipun untuk menempuh jarak
ditolerir,
yang
Meskipun
mereka
pada
kondisi
memerlukan peralatan
pengkondisian
relatif
pendek
udara
sekalipun.
itu
Dari
pengkondisian udara yang mengkonsumsi
persoalan-persoalan yang terakumulasi ini,
energi. Pada kehidupan yang masih bertaraf
ketergantungan manusia yang tinggal di kota
dasar, manusia yang hidup pada iklim tropis
terhadap penggunaan energi menjadi tinggi.
(basah) cenderung tidak memerlukan energi
Hal
(listrik) untuk mempertahankan hidupnya.
perancang
Mereka dapat hidup tanpa bantuan alat
perancangan
pemanas ataupun pendingin udara. Mereka
mengaplikasikan
dapat menggunakan lampu penerang yang
benar,
menggunakan
ditimbulkan oleh iklim tersebut.
tumbuhan,
bahan
misalnya
bakar
tumbuh-
minyak
kelapa.
Sementara orang-orang yang berada pada
iklim
sub
tropis
melangsungkan
sulit
hidup
untuk
tanpa
1.6
dapat
ini
hanya
mungkin
kota
sesuai
diatasi
memahami
kota
jika
strategi
tropis
dan
rancangannya
secara
dengan
persoalan
yang
KONSEP PERANCANGAN
KAWASAN TROPIS LEMBAB
bantuan
Guna mengantisipasi problematik
pemanas pada musim dingin. Singkat kata,
yang
ketergantungan manusia tropis terhadap
perencana maupun perancang kota perlu
energi (listrik) sebetulnya relatif jauh lebih
memperhatikan
rendah dibanding mereka yang berada pada
berkaitan dengan pemecahan perancangan
iklim sub tropis tersebut. Perancangan kota
kota tropis.
136
ditimbulkan
oleh
beberapa
iklim
aspek
tropis,
yang
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
1. Perlindungan terhadap cuaca (hujan
terhenti pada saat hujan turun. Dengan
dan radiasi matahari)
pemikiran semacam ini wujud kota
Manusia yang tinggal pada iklim tropis
tropis akan berbeda dengan wujud kota
basah cenderung untuk menghindari
pada iklim non tropis. Bahwa dalam
hujan dan sengatan matahari. Dalam
kota yang beriklim tropis lembab,
kehidupan
aktifitas
sehari-hari
menjumpai
kita
bagaimana
sering
harus
dimungkinkan
payung
berlangsung tanpa terhenti
digunakan bukan saja pada saat hujan,
kondisi cuaca, misalnya hujan.
namun juga pada saat cuaca terang
2. Penghutanan
Kota:
karena
meminimalkan
dengan sengatan matahari yang terik.
penyerapan panas permukaan ruang
Sementara cuaca mendung, dimana
luar.
tidak
Untuk mengantisipasi suhu udara yang
memerlukan
payung,
relatif
sangat jarang terjadi. Dalam waktu
relative
satu tahun atau 365 hari, diperkirakan
sedemikan
keadaan
langit
dimana
langsung terhadap permukaan keras
manusia
tidak
atau
(bangunan, aspal jalan atau parkir,
kepanasan, hanya terjadi sekitar 30
beton atau perkerasan pada ruang
hingga
Dengan
terbuka) harus dihindari semaksimal
mempertimbangkan keadaan semacam
mungkin. Dengan kata lain, setiap
ini, konsep perancangannya harus
perkerasan perlu dilindungi oleh pohon
diarahkan
atau
40
mendung;
hari
kehujanan
penuh.
agar
pejalan
kaki–
tinggi,
perlu
rupa
vegetasi.
dirancang
dimana
Vegetasi
radiasi
menyerap
dimanapun mereka berada, tidak perlu
panas dalam jumlah yang sangat besar,
harus
sementara memantulkan kembali panas
menggunakan
payung,
atau
berteduh pada saat turun hujan atau
pada saat matahari bersinar dengan
teriknya. Pedestrian perlu diberikan
koridor-koridor yang terlindung pada
bagian atasnya. Setiap bangunan, baik
secara langsung atau tidak, harus
terhubungkan satu dengan yang lain,
sehingga
kegiatan
manusia
tidak
tersebut dalam jumlah yang sangat
kecil.
Sehingga
kawasan
yang
sebagian besar tertutup oleh tumbuhan
(misalnya
di
kawasan
pedesaan),
memiliki suhu udara yang relative
rendah
dibanding
terbuka
dan
kawasan
diperkeras
yang
(misalnya
pusat-pusat kota). Bahan keras yang
137
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
digunakan sebagai pelapis permukaan
mengoptimalkan
tanah (aspal, beton dan lainnya) akan
udara
banyak
namun
bangunan. Pergerakan udara atau angin
akan
akan terjadi bilamana terdapat ruang
udara
terbuka yang menerus yang tidak
mengakibatkan
menghalangi laju aliran udara tersebut.
menyerap
kemudian
panas
dipancarkan
tersebut
kembali
diatasnya,
yang
pemanasan
udara
Dengan
panas,
pemikiran
ke
di
sekitarnya.
dalam
Ruang terbuka yang menerus hanya
bangunan tidak terlalu rapat, dalam arti
pada penghijauan kota secara merata
masih ada ruang diantara bangunan
dan menyeluruh, dengan kata lain,
yang tidak terbangun. Dalam konsep
perlu ‘dihutankan’ agar suhu udara
penataan
kota tersebut dapat dijaga tidak terlalu
terbuka atau ruang ‘antara’ diantara
tinggi
bangunan memegang arti penting bagi
batas ambang suhu
mengoptimalkan
aliran
massa
bangunan,
ruang
terjadinya aliran udara atau angin di
udara
di
sekitar bangunan. Hal ini diharapkan
dapat dimanfaatkan oleh bangunan
sekitar bangunan
untuk menciptakan ventilasi silang
Salah satu cara untuk mengurangi
sehingga efek dingin dalam bangunan
‘ketidaknyamanan
dapat dicapai (pada bangunan yang
termis’
pada
kawasan beriklim tropis lembab adalah
138
di
konsep kota tropis harus mengarah
3. Penataan Massa Bangunan dengan

dan
mungkin tersedia apabila penempatan
nyaman manusia penghuninya.
1.7
sekitar
aliran
ini,
diluar
semacam
di
terjadinya
tidak berpengkondisi udara).
STUDI KASUS
Daerah Tropis
Nanyang High School(Malaysia)
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
Gambar atas merupakan contoh bangunan yang
berada pada daerah sub-tropis

Ketebalan dindingnya pun hanya sekitar 15
Daerah Sub-tropis
Dua gambar diatas memiliki ciri yang
cm.
merupakan
Berbeda dengan ketebalan dinding
daerah
pada gambar (b) yakni bangunan yang
tropis(khususnya tropis lembab), dilihat dari
berada pada daerah sub-tropis, memiliki
bentuk dan karakter bangunan tersebut, yaitu
dinding yang tebal untuk berlindung dari
dengan
bukaan-bukaan,
udara luar yang sangat dingin pada waktu
beratap miring, juga terlihat adanya tumbuh-
tertentu. Terlihat juga pada gambar bahwa
tumbuhan
adanya
bangunan tersebut tidak memiliki timbrisan
timbrisan selebar 1 m, yang berfungsi
karena memiliki curah hujan yang rendah.
sebagai pelindung air hujan dan cahaya
Warna pepohonan yang hijau kemerah-
matahari agar tidak secara langsung masuk
merahan membuktikan bahwa bangunan
ke dalam bangunan. Bangunan tersebut
tersebut berada pada daerah sub-tropis.
berbeda.
Pada
bangunan
gambar
yang
adanya
hijau.
(a)
bercirikan
banyak
Terlihat
juga
memiliki penghawaan alami dengan adanya
bukaan-bukaan pada jendela dan ventilasi.
Gambar-gambar di atas merupakan
contoh-contoh bangunan yang berada pada
daerah tropis yaitu Indonesia.
139
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 2 AGUSTUS 2011
2.
benar,
PENUTUP
ditimbulkan
2.1 KESIMPULAN
Pembangunan
sesuai
yang
terjadi
di
dengan
oleh
persoalan
iklim
yang
tersebut.
Memperhatikan suhu udaranya, kelembaban
Indonesia kian maraknya. Para perancang
relative
pun berlomba-lomba mengambil bagian
pencahayaan alam cukup, pergerakan udara
didalamnya. Tapi sayangnya, para perencana
( angin) memadai, terhindar dari hujan dan
dan
terhindar dari terik matahari.
perancang
sering
kali
tidak
yang
tidak
terlalu
tinggi,
memperhatikan kondisi lingkungan yang
ada, apakah rancangan tersebut sanggup
DAFTAR PUSTAKA
mengatasi problematic iklim tropis lembab,
 Lippsmeier,
terik radiasi matahari, suhu udara yang
Georg.
Bangunan
Tropis, 1994, ERLANGGA
relative tinggi, kelembaban tinggi (untuk
 Vale, B. dan Vale, R., Green
tropis basah) ataupun kecepatan angin yang
Architecture, Thomas and Hudson,
relative rendah.
London, 1991
2.2 REKOMENDASI
Untuk
 Beal, Gillian, Tropical Style
mengantisipasi
 http://eprints.undip.ac.id/4614/1/ARS
permasalahan iklim tropis sebaiknya para
ITEKTUR_TROPIS_BANGUNAN_TR
perancang
ADISIONAL_INDONESIA.pdf
kota
perancangan
mengaplikasikan
140
memahami
kota
strategi
tropis
dan
rancangannya
secara
 http://astudioarchitect.com/2009/01/k
onsep-arsitektur-tropis-disertai.html
Download