ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN Oleh : Papia J. C. Franklin ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi ) Abstrak Tulisan ini, sesuai dengan judulnya mencoba untuk mengungkap prinsip-prinsip pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam suatu pelaksanaan proses perancangan arsitektural. Sebagai pendukung pemahaman tulisan ini mencoba mendeskripsikan kembali beberapa model proses perancangan yang menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan mekanisme dasar “input-proses-output”. Dari pendalaman terhadap model-model tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan seorang perancang mengenai perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perancangan serta fungsi dan motivasi untuk pekerjaanya sangat menentukan pengertiannya mengenai proses yang dipergunakannya. Cara pertukaran informasi selama berlangsungnya sebuah proyek perancangan, sebagian besar tergantung dari pandangan pemberi tugas dan terutama dari si perancang. Pada prinsipnya mustahil ada suatu metode perancangan yang dapat diterapkan secara universal bahkan sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam menyelesaikan dalam suatu proses perancangan, mulai dari perancangan arsitektur bangunan sederhana hingga bangunan kompleks sekalipun. Kata Kunci : pemecahan masalah, proses perancangan, arsitektur PENDAHULUAN fungsional , dan lainnya yang akan terjadi di dalam dan di luar struktur. Kemudian, adalah Suatu pendekatan fungsional kepada merupakan bagian dari pekerjaannya untuk arsitektur memerlukan suatu gambaran yang merancang sebuah bangunan yang akan jelas akan sistem arsitektural. berfungsi secara optimum selama periode Pekerjaan dasar dari seorang arsitek pengunaannya. adalah menyiapkan rencana-rencana, tampak- Di tengah-tengah spektrum, ia harus tampak, potongan-potongan, rincian-rincian, memperhitungkan proses-proses pelaksanaan, dan spesifikasi-spesifikasi yang memberitahu kemungkinan-kemungkinan pembangunan apa yang harus dipergunakan dan bagaimana berbarengan. bagian-bagian Akan tetapi, agar baru, dan perubahan-perubahan baru lainnya. supaya Suatu pendekatan sistem kepada arsitektur memerlukan suatu sikap tertentu. Pendekatan harus mempertimbangkan seluruh spektrum mencoba untuk membuat lebih dari pada bangunan dari memulai lahirnya sampai sekedar penyerahan. Di suatu ujung dari spektrum ini, Sikap diusulkan dan kegiatan-kegiatan untuk mana lainnya, ia harus dengan sesuatu hal-hal dalam lain dan menetapkan sebuah tempat dalam sistem. tujuan dari bangunan atau fasilitas yang Diujung menempatkan hubungan ia harus mencari guna menjelaskan tujuan- dirancang. pada industri konstruksi, produk-produk bangunan berjalan merancang suatu produk yang memuaskan, ia bangunan teknik di dalam pendekatannya terhadap sistem arsitektur harus mampu spektrum mengatur bagian-bagian dari suatu proses dan mempertimbangkan sikap bangunan tengah beroperasi selama usia tersirat dalam pendekatan sistem tidaklah penggunaannya ; perubahan-perubahan fisik, menyamakan kreatifitas dengan konseptualisasi; sikap tersebut juga akan TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 24 - ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 meluaskan pengharagaan kepada proses pembangun, operator bangunan dan pemakai membawakan suatu gagasan sampai berguna. bangunan. Selanjutnya proses perancangan yang merupakan bagian (subsistem) dari sistem KERANGKA SISTEM ARSITEKTURAL arsitektural Kerangka dasar dari suatu pendekatan secara mengarahkan sistem kepada masalah dapat disimpulkan keseluruhan, dalam spesifikasi-spesifikasi dalam rumusan sederhana sebagai berikut : akan menghasilkan rancangan yang bersama dengan masukan-masukan lainnya untuk memasuki Luaran dari proses proses pembangunan. ini adalah sebuah bangunan atau fasilitas yang menjadi suatu masukan bersama dengan lain-lainnya dari Operasi Fasilitas. Bangunan sebagai suatu Gambar 1 Kerangka Dasar Pendekatan Sistem Pemecahan Masalah mekanisme operasi menghasilkan serangkaian lingkungan fisik. Lingkungan- Selanjutnya menggabungkan sasaran- lingkungan tersebut menjadi masukan, sasaran yang tersirat dalam rumusan diatas bersama dengan lain-lainnya, dari sistem. sebagai bagian integral dari proses-proses Bionomic Manusia, yang luarannya terdiri yang menyusun suatu sistem. Sama halnya dari berbagai gaya perilaku manusia. bagian dari proses-proses sistem adalah tinkat-tingkat dari suatu proses perancangan yang menunjukkan apakah sasaran-sasaran dapat terpenuhi atau tidak. Di dalam menerapkan kerangka sistem yang disamaratakan terhadapa arsitektur, dua hal diperlukan : identifikasi dan hubungan Gambar 2 Empat Sub Sistem Arsitektural dari subsitem-subsistemnya, dan identifikasi dan hubungan dari karateristik-karaterikstik PROSES PERANCANGAN atau parameter-parameternya. Empat buah subsistem tersirat : proses Proses perancangan terdiri dari lima perancangan pembangunan, sebuah bangunan langkah utama antara lain konseptualisasi, atau fasilitas, dan sistem bionomic manusia. penyusunan program, analisis, seleksi, dan Karena suatu sistem terdiri dari proses- integrasi. Langkah-langkah tersebut tidak proses, sistem arsitektural dapat dilukiskan harus pada Gambar 2. langkah tersebut semata-mata menempatkan Meskipun persoalan arsitek adalah dengan yang pertama dari selalu berurutan, tetapi langkah- ke dalam berbagai tahap dari proses secara subsistem- total dan dapat disesuaikan dengan mudah subsistem ini, ia tidak dapat memisahkan sehingga melalui pengorganisasian proses dirinya sendiri dari masalah-masalah para perancangan tersebut dapat lebih dipahami. TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 25 - ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 Selanjutnya untuk mengerti apakah Tahap II : Studi umum mencakup perancangan itu, akan kita telusuri prosesnya penyelidikan dari awal sampai akhir. Dari sekian banyak masalah, penyelidikan mengenai bagan mengenai proses merancang akan kita cara-cara memecahkannya. bahas yang paling banyak di gunakan. mengenai Tahap III : Pengembangan sifat mencakup pengolahan sebuah atau beberapa Model Asosiasi Profesi Arsitek Inggris buah pemecahan masalah hasil Proses perancangan ini dapat dibagi tahap II menurut 4 tahap : Tahap I Tahap IV : Presentasi / komunikasi : Asimilasi meliputi pengumpulan mencakup penyampaian sebua h dan pengaturan informasi umum atau beberapa buah pemecaha n dan khusus berkaitan denga n kepada pihak-pihak di dalam masalah yang dihadapi. atau di luar tim perancang. Gambar 3 Model Proses Perancangan Asosiasi Arsitek di Inggris Empat tahap ini tidak perlu beruntun, walaupun tampak wajar mencari apabila sebuah pemecahan, dan mengambarkannya. pengembangan sebuah perancangan secara Model Markus (1969) dan Maver (1970) menyeluruh bergerak dari Tahap I ke Tahap IV. Cukup sulit untuk mengetahui informasi Seorang arsitek terutama belajar dari apa saja yanbg perlu dikumpulkan sebelum contoh dan pratek. Keberhasilan diukur melakukan penyelidikan dalam Tahap II. berdasarkan kecocokan pemecahan masalah Sebab salah satu bahaya di sini ialah bahawa untuk situasi dan kondisi tertentu dan bukan karena mengumpulkan informasi tidaklah berdasarkan metode yang digunakan untuk sesulit memperoleh memecahkan masalah, ada tersebut, dinilai seorang kecenderungan untuk menunda peralihan dari sedangkan Tahap ilmuwan adalah kemampuan penerapan dan I ke Tahap II. Kemudian yang penyelesaian pengembangan pemecahan secara mendetail peragaan tidak selalu metode yang dipelajarinya untuk mencapai lancar dan kadang-kadang dirasakan perlunya studi umum yang lebih konsep-konsep pada dan metode – kebenaran mutlak. banyak ( Tahap II ). Pendeknya yang Sebuah gambaran lengkap mengenai dikemukakan oleh bagan ini ialah bahwa metode perancangan membutuhkan urutan perancang harus mengumpulkan informasi keputusan mengenai sebuah masalah, mempelajarinya, perancangan. Urutan pengambilan keputusan dan sebuah urutan TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 26 - tahapan ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 melalui analisis, sintesis, penilaian dan usaha untuk bergerak maju dan menciptakan pengambilan keputusan pada tiap tahap sebuah makin mendetai. Analisis meliputi penjajakan hakekatnya sintesis melahirkan pemecahan. kaitan-kaitan, pencaharian pola-pola dalam Penilaian informasi pemecahan-pemecahan yang pengklasifikasikan Analisis tersedia maksud mencakup dan pengaturan dan tujuan. jawaban atas meliputi masalah. kritik yang Pada terhadap di usulkan memenuhi maksud dan tujuan yang didapat dan dari tahap analisis. pembuatan pola-pola masalah. Sintesis adalah Gambar 4 Model Proses Perancangan Markus dan Maver Mungkinkah perhatian untuk yang akan tetapi sekaligus mengenal masalah dan abstrak atau yang konkret dipengaruhi oleh mengajukan sejumlah pemecahan. sistem pengajaran ?. Eastman (1970) dan Model Darke (1978) Darke (1978) menunjukkan bahwa masalah baru dapat dikenal setelah beberapa usaha Pembuatan daftar acuan yang untuk memecahkannya. Tidak ada pembagian mendahului asimilasi dipengaruhi umpan yang cukup jelas antara analisis dan sintesis, balik sebab kedua kegiatan terkait erat. Gambar 5 Model Proses Perancangan Darke Dalam praktek sering kali lebih efektif sakit) dengan jalan menyajikan perancangan menjelaskan kebutuhan kelompok pemakai awal kepada panitia pemberi tugas tanpa bangunan yang kompleks ( umpama rumah bagan. Bagi pemberi tugas sering lebih TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 27 - ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 mudah menyampaikan keinginannya dengan jalan berekasi terhadap dan sebuah perancangan menyusun umum seperti rumah sakit, sekolah dan sebuah perincian perumahan biasanya dirancang oleh arsitek yang ditunjuk oleh lembaga yang mempunyai sebuah tim atau sebuah “Biro Bangunan“. Karena jarak semakin besar antara Pemberi tugas mengharapkan dari para perancang dan para pemakai, perancang seorang arsitek bukan hanya sekedar sebuah mengharapakan bantuan para psikolog dan rumah dengan ruang-ruang yang cocok para sosiolog untuk mengetahui kebutuhan ukuran dan hubungan satu sama lain, akan para pemakai sebenarnya ( lihat bagan pertimbangan-pertimbangan bentuk, ruang, dan berikut dibawah ini, dimana bagan tersebut gaya. menggambarkan hubungan antara hukum- Sebaliknya arsitek pun mengharapkan diberi kebebasan dalam perancangan, perumusan bahkan kurang erat dengan pemakai bangunannya. Mereka berhadapan dengan PENYEBAB MASALAH DALAM PERANCANGAN mengenai tugas daripada hubungan juga pemberi bukanlah calon pemakai bangunan. Bangunan menyeluruh yang abstrak. tetapi besar mengkritik awal, sendiri Sebagian hukum yang menguasai beraneka ilmu dan masalah disiplin ). Ilmu sosial pada umumnya untuk descriptive, membandingkannya dengan masalah-masalah sedang kegiatan merancang bersifat prescriptive, sehingga para ahli yang pernah ia hadapi sebelumnya. kedua bidang tersebut masih perlu saling Seberapa jauh perancang mendapatkan memdidik agar proses saling membantu dapat penghargaan atas dirinya ini, tergantung dari berlangsung lebih sempurna. masalah dan hubungan antara pemberi tugas Selain pemberi tugas, perancang dan dan perancang. Mereka saling bergantung, pemakai bangunan ada sebuah kelompok walaupun demikian, yang satu khawatir akan terakhir, yaitu para pengatur. Aturan ini di batasi orang lain. mencakup : Perancang sadar bahwa reputasinya • Standar-standar, antara lain sebagian besar ditentukan oleh karya-karya meliputi keamanan, utilitas dan wujud yang pernah ia buat, karena itu ia ingin meneruskan pengembangan gagasan-gagasan • Kode-kode pratek yang ditentukan oleh lewat penyelesaian yang dapat diterima oleh dinas pemadam kebakaran, pengawas masyarakat. Di lain pihak, pemberi tugas bangunan dan penataan kota tidak dapat melakukan perancangan sendiri, • Garis-garis penuntun dan rekomendasi akan tetapi sampai batas tertentu ia tahu apa mengenai keselamatan kerja, kesehatan, yang diinginkan dan ia khawatir perancang peraturan listrik, air, pos dan sebagainya. Dewasa mempunyai gagasan yang berbeda. Jelaslah ini peraturan bangunan pemberi tugas yang bijaksana akan memilih meliputi pembatasan energi dalam bangunan. arsitek yang pernah menghadapi masalah Semua ini harus dipenuhi agar mendapat ijin yang sama. memulai suatu pembangunan. Pengelolahan dan penafsiran peraturan umum ini sering TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 28 - ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 memberi peluang bagi birokrasi, bilamana Citra umum mengenai perancangan peraturan kurang cermat pemerumusannya adalah penciptaan lingkungan ideal, padahal dan dalam kenyataan perancangan sering bersifat selama undang-undang belum disesuaikan. pekerjaan perbaikan lingkunga yang ada. Sebagai contoh, dalam merancang tata Sebuah perancangan sering membutuhkan letak sebuah took, setiap kelompok penyebab pemecahan masalah kendala persyaratan seperti memasukkan terang hari, perancangan. Kendala-kendala para pengatur memberi pemandangan, menjaga privacy dan biasanya mutlak, sedangkan kendala-kendala memberi yang timbul dari pemilik dan perancang dapat udara. dapat melahirkan didiskusikan. terpadu bagi kemungkinan beberapa untuk peredaran Sebagai sebuah lubang pada dinding Syarat pemilik took tersebut mengenai luar, sebuah jendela dapat menimbulkan pameran dapat bertentangan dengan syarat masalah pengatur mengenai keamanan dan kerusakan. transmisi Jelaslah dari sudut pandang perancang, merupakan salah sebuah kendala-kendala pihak pemberi tugas tidaklah kompleks. mutlak seperti kendala-kendala pengatur. dimanfaatkan Dari perancang diharapkan sebuah gagasan masalah jendela dengan menerapkan dalil- integrative, sebuah konsep menyeluruh yang dalil fisika, psikofisika, dan psikologi. Akan mengatur tetapi, dan menyatukan semua structural, suara sumber dan Ilmu panas dengan dan demikian masalah yang pengetahuan dapat menangani setiap untuk metode-metode ilmu pengetahuan persyaratan. Ia harus mampu secara kritis ternyata tidak banyak membantu perancang. menilai kendala-kendalanya sendiri. Pemilik Karena masalah-masalah perancang adalah baru dapat memutuskan sesuatu setelah multidimensional menilai gambar atau maket. Demikianlah Memperbesar masing-masing pihak pemberi sumbangan terang hari lebih banyak dan memberikan khusus pada masalah perancangan. pemandangan yang lebih baik, akan tetapi dan jendela dapat interaktif. memasukan juga dapat menambah panas masuk dan mengurangi privacy, bukan faktor-faktor itu MASALAH DALAM PERANCANGAN DAN PEMECAHANNYA sendiri akan tetapi kesalingterkaitan semua faktor inilah inti masalah perancangan. Demikianlah kita telah melihat bahwa Masalah ini lebih gawat, apabila salah satu ciri hakiki masalah perancangan keputusan-keputusan ialah bahwa masalah sering tidak tampak dan harus ditemukan, baik tujuan menyangkut jumlah manusia yang besar yang maupun tidak punya pilihan. rintangan untuk mencapai tujuan tidak jelas. perancangan bahkan Masalah demikian timbul pada perancangan perumahan rakyat Bahkan sering pernyataan pertama mengenai masalah perancangan atau sebuah sekolah baru, menata jalan-jalan selalu baru, atau lokasi pabrik-pabrik. Proyek- menyesatkan. proyek ini membawa keuntungan dan kerugian bagi berbagai pihak dalam kadar TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 29 - ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 yang berbeda. Jalan kendaraan yang baru, dalam dirinya sendiri cukup bebas. Proses dapat seorang penyelesaian ( menuju penghasilan suatu pengendara, akan tetapi dapat mengganggu bentuk ) dalam hal ini adalah bagaikan penduduk setempat dalam hal ini ketenagan kegiatan serangkaian subsistem yang saling dan pencemaran. terkait mencari jalan perbaikan atau adaptasi. mengurangi jarak bagi Analisis cost benefit pernah dicoba Hubungan antara mereka ada yang amat kuat pada masalah-masalah perancangan tersebut. sehingga terjadi saling ketergantungan yang Semua segi dinyatakan dalam ilmu moneter erat; da nada yang tidak terlalu kuat hingga demi penciptaan metric yang sama. Ada segi- cukup mandiri. segi yang tidak mudah dinyatakan dalam nilai tersebut. Peletakkan sebuah pelabuhan udara baru, dapat memberi gambaran STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PERANCANGAN betapa kompleks akibatnya bagi pihak yang lain. Apabila kita secara cermat dapat Proses-proses perancangan dalam skala besar melukiskan apa yang terjadi pada kita pada itu harus melibatkan semua pihak yang akan waktu kita merancang, tidak akan diperlukan terkena dampaknya. buku mengenai metodologi merancang. Para Selanjutnya dapat pula dikatakan ahli metodologi telah memberi konsep- bahwa suatu hasil akhir suatu perancangan konsep adalah bentuk, demikian menurut teoritis arsitektur Amerika Serikat tidak didapatkan secara logis. Kebanyakan masalah perancangan terlalu kompleks bagi kaitan ini adalah suatu hasil penyelesaian . perancangan untuk menguasai dan mengenal penyelesaian terjadi bila konflik-konflik yang semua segi dan variabel sekaligus, sehingga telah kesukaran sebenarnya adalah harus dimulai terselesaikan. Dalam hal ini kontekslah yang dan bagaimana melanjutkan. menentukan masalah perancangan. Tanda - Kebanyakan perancang menggunakan tanda bahwa suatu masalah perancangan telah strategi terselesaikan adalah terciptanya kecocokan ( mengisi. bersifat heuristic. Pada mencari dan mencari sambil mengenal. sebaliknya adalah misfit, yaitu bentuk dan saling yang pendekatan ini perancang mengenal sambil fit ) antara bentuk dan konteks. Keadaan tidak untuk dengan komprehensif dan penyelesaiannya akhir suatu proses. Bentuk (diagram) dalam konteks “ Masalah-masalah jarang dapat dirumuskan kekuatan-kekuatan yang menetukan arah desain bahasa perancanglah yang benar-benar merancang. di sini adalah diagram hasil kerjasama konteks “ akan tetapi selalu harus diingat bahwa para yang langsung kasat mata. Pengertian bentuk dalam suatu menganalisa strategi-strategi perancangan, Christopher Alexander. Bentuk di sini bukan suatu wujud terdapat dan Strategi heuristic lebih banyak bersandar Untuk pada pengalaman dan aturan-aturan daripada mencapai keadaan fit inilah kita perlu prinsip-prinsip memperhitungkan semua unsur sistem proses. pertama yang teoretikal. Gagasan pertama segera dikembangkan bagi Suatu sistem mengandung subsistem yang unsur-unsur yang tampak penting. Akan bekerjasama satu dengan lainnya namun TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 30 - ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 tetapi tidak mudah untuk menunjuk mana kendala-kendala mana yang yang menentukan dalam sebuah bangunan, menentukan umpamanya : interiornya atau pengelola segi Bilamana interaksi demikian tidak tercapai, urbannya. proses merancang tampak mistik. bentuk, telah pemecahannya. Memang mana yang penting atau mana yang menentukan, sering merupakan KESIMPULAN sebuah pendapat belaka. Bekerja sendiri atau dalam kelompok, merupakan Pandangan strategi perancangan yang tidak masalah-masalah perancangan serta fungsi baik dan motivasi ditentukan oleh tingkat kecerdasan seorang. yang dalam tim yang terintegrasi benar-benar mensubkordinasi dini demi konteks dalam tidak pernah ia impikan. menyelesaikan • Tujuan pertama proses kreatif arsitektur yang rumit, adalah mendekati akan kebutuhan. tetapi • Suatu hal yang penting adalah agar tugas konseptualnya dan mencitrakan bentuk nyata diuraikan menurut ke dalam bentuk konseptual. diperlukan dan perancangan kebutuhan yang sama-sama telah disepakati antara pemberi tugas da n Pada perancangan sebuah bangunan misalnya dalam pemberi tugas, akan tetapi berilah yang mencitrakan konteks nyata dalam konteks baru acuan • Jangan memberi apa yang diinginkan oleh kepentingan masalah tidak langsung membentuk di tempat karena sebagai beberapa antara lain : dan produk akhir. Perancang Ada menyelesaikan suatu masalah perancangan ialah menemukan eksekutif yang tersedia disiplin dipergunakannya. pandangan menggairahkan. Masalah lain yang juga sulit menerima untuk pekerjaanya sangat menentukan pengertiannya mengenai proses Pendapat lain mengatakan bahwa bekerja untuk perancang mengenai perannya dalam menyelesaikan perancangan pul. Ada yang beranggapan bahwa seorang perancang. sebuah • Model unversitas, para pemakai berpendapat bahwa yang digunakan oleh ahli arsirek telah berhasil memecahkan masalah perancangan dan perencanaan janga n sulit menampilkan dengan memenuhi kebutuhan sesuatu yang sukar lingkungan sebuah pusat penelitian dan dimengeri oleh kaum awam. Hal ini pendidikan yang cukup rumit. Akan tetapi merupakan hambatan bagi orang awa m para arsitek tidak melihat persyaratan para untuk ilmuwan setajam itu. Bagi mereka masalah perancangan. utama berkisar pada sulitnya berpartisipasi pemberi depan yang menentukan banyak bangunan impiannya. menyeluruh. Hanya proses • Perancang adalah pihak yang membantu lahan, kebisingan, pondasi dan perluasan di hari secara dalam tugas untuk melaksanaka n Demikianlah kita dapat melihat bahwa bilamana komunikasi antara perancang dan pemakai cara pertukaran informasi benar-benar baik, pemakai dapat mengetahui berlangsungnya sebuah proyek perancangan, TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 31 - selama ISSN 1858 1137 MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014 sebagian besar tergantung dari pandangan perancangan, mulai dari bangunan sederhana pemberi tugas dan terutama dari si perancang hingga bangunan kompleks sekalipun. dan dari mereka masing-masing sudah mengerti peran sertanya di dalam DAFTAR PUSTAKA perancangan. Dengan demikian mustahil • Benjamin A. H, 1987, Pendekatan Sistem Kepada Arsitektur, Intermatra Bandung. akan tampil satu metode perancangan yang dapat diterapkan secara universal • Sutedjo. B. S, 1997, Perancangan Arsitektur dan Pembentukan Lingkungan Fisik, Gajah Mada University Press. bahkan sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam menyelesaikan dalam suatu • Tjahjono G, 1999, Metode Perancangan Suatu Pengatur Arsitek dan Perancang, UI Jakarta proses TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN - 32 -