1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara beriklim tropis sehingga mempunyai
temperatur udara rata-rata dan curah hujan yang tinggi. Temperatur udara rata-rata
Indonesia dapat mencapai 30oC dengan kelembaban udara rata-rata Indonesia
mencapai lebih dari 80% (Litbang, 2015). Kondisi seperti ini menyebabkan
Indonesia memiliki lingkungan yang panas dan lembab. Ditambah lagi dengan
adanya perubahan iklim di seluruh belahan dunia selama tiga dekade terakhir akan
menyebabkan temperatur udara rata-rata menjadi lebih tinggi. Kondisi seperti ini
seharusnya menjadi perhatian karena lingkungan yang panas dan lembab dapat
memicu kenaikan temperatur inti tubuh.
Selain lingkungan yang panas dan lembab, aktivitas berat seperti aktivitas
olah raga juga dapat menaikkan temperatur inti tubuh karena sekitar 80% dari
energi yang digunakan dari proses metabolisme menghasilkan panas. Aktivitas
tersebut biasanya dilakukan di lingkungan yang panas dan lembab seperti
lapangan terbuka. Tingginya jumlah produksi panas dari hasil metabolisme
ditambah dengan lingkungan yang panas dan lembab serta terbatasnya
kesempatan untuk hidrasi selama aktivitas berlangsung mempunyai beberapa
resiko bagi kesehatan seperti pusing, mual, dehidrasi, sakit kepala, pucat, kulit
memerah, muntah, tubuh sangat lemah, haus, penurunan koordinasi, penurunan
kewaspadaan, dan pingsan. Yokota dkk. (2006) mengatakan bahwa ketika
mekanisme termoregulasi sudah tidak dapat menahan panas maka akan
mengakibatkan peningkatan temperatur inti, denyut jantung, dan berkurangnya
kadar air dalam plasma darah sehingga dapat mengakibatkan penurunan
produktivitas dan performa karena dehidrasi dan fatigue. Selain itu Kroemer dkk.
(2010) mengatakan bahwa ketidakseimbangan termal dapat mengakibatkan
beberapa penyakit diantaranya ruam kulit, berkurangnya oksigen dalam otak,
peradangan pada kelenjar keringat, dan kehilangan kesadaran.
1
2
Pakaian berperan dalam mempertahankan dan melepaskan panas dari
dalam tubuh. Pakaian yang mempunyai nilai insulasi termal yang tinggi akan
cenderung mempertahankan panas tubuh, sedangkan pakaian yang mempunyai
nilai insulasi termal yang rendah akan cenderung mudah melepaskan panas.
Pakaian juga mempunyai serat bahan yang berbeda-beda seperti serat bahan
pakaian yang mempunyai pori-pori besar dan serat bahan pakaian yang
mempunyai pori-pori kecil. Pakaian yang mempunyai pori-pori serat bahan yang
besar akan cenderung mudah melepaskan panas melalui pori-pori tersebut. Selain
itu pakaian mempunyai model yang berbeda, misalnya pakaian tertutup dan
pakaian biasa mempunyai pengaruh terhadap pelepasan kalor yang berbeda.
Selama ini, penelitian tentang pakaian wanita tertutup tergolong masih
sangat sedikit. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Al-ajmi dkk.
(2008) meneliti tentang nilai insulasi termal pakaian (Clo) dari beberapa jenis
pakaian tertutup yang biasa dipakai di daerah Teluk Arab. Selain itu, Purwati
(2013) meneliti tentang pakaian wanita tertutup ketika melakukan aktivitas ringan.
Penelitian tentang model pakaian wanita tertutup untuk melakukan aktivitas berat
misalnya sepak bola pernah dilakukan oleh Davis dkk. (2012).
Davis dkk. (2012) meneliti tentang pakaian tertutup yang biasa digunakan
di negara barat dalam melakukan aktivitas olah raga yang dibandingkan dengan
pakaian berukuran pendek. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis dkk.
(2012) menunjukkan bahwa pakaian tertutup menyebabkan lebih panas, lebih
berkeringat, dan lebih tidak nyaman walaupun tidak berpeluang besar
menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Namun demikian jenis pakaian
tertutup yang digunakan di dalam penelitian Davis dkk. (2012) adalah pakaian
ketat. Selain pakaian ketat, alternatif jenis pakaian lain yang dapat dikenakan
untuk berolah raga adalah pakaian longgar. Pakaian longgar mempunyai jarak
antara kulit dengan pakaian yang lebih lebar dari pakaian ketat (Havenith, 2003).
Sehingga kemampuan pelepasan kalor pada pakaian longgar akan berbeda dengan
pakaian ketat. Kondisi ini memperlihatkan perbedaan jenis pakaian dapat
menyebabkan
perbedaan
respons
termal
sehingga
penting
mempertimbangkan jenis pakaian dalam melakukan aktivitas olah raga.
untuk
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah yang
menjadi acuan penelitian adalah bagaimana pengaruh pakaian olah raga wanita
tertutup yang ketat dan longgar terhadap respons fisiologis, kesetimbangan termal,
dan respons subjektif.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian yaitu:
1. Mengidentifikasi pengaruh dari pakaian olah raga wanita tertutup yang ketat
dan longgar terhadap respons fisiologis ketika melakukan aktivitas olah raga.
2. Mengidentifikasi pengaruh dari pakaian olah raga wanita tertutup yang ketat
dan longgar terhadap kesetimbangan termal ketika melakukan aktivitas olah
raga.
3. Mengidentifikasi pengaruh dari pakaian olah raga wanita tertutup yang ketat
dan longgar terhadap respons subjektif ketika melakukan aktivitas olah raga.
1.4 Asumsi dan Batasan Masalah
Untuk mengetahui fokus penelitian, asumsi dan batasan masalah yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kondisi lingkungan dikendalikan pada temperatur udara rata-rata 30oC dan
kelembaban udara rata-rata 80% sesuai dengan kondisi Indonesia yang panas
dan lembab.
2. Responden dipilih dengan kriteria berat badan dan tinggi tubuh ideal.
3. Beban fisik responden yang digunakan dalam penelitian adalah 70% HRmax.
4. Pakaian ketat adalah pakaian yang mempunyai jarak kurang dari 14 mm
antara permukaan kulit dengan pakaian sedangkan pakaian longgar adalah
pakaian yang mempunyai jarak lebih dari 21 mm antara permukaan kulit
dengan pakaian (Havenith, 2003).
5. Bahan pakaian yang digunakan dalam penelitian adalah poliester.
6. Semua pakaian yang digunakan dalam penelitian disediakan oleh peneliti.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Memberikan
informasi
tentang
perbedaan
respons
fisiologis,
kesetimbangan termal, dan respons subjektif pada penggunaan pakaian
ketat dan longgar.
2. Memberikan referensi tentang pakaian wanita tertutup yang dapat
digunakan untuk melakukan aktivitas olah raga
3. Membuka penelitian tentang pakaian wanita muslimah dalam melakukan
aktivitas berat.
Download