PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) DAN MANFAAT PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Oleh Nama : Nyi Ayu Helfasari NPM : 0711031074 Jurusan : Akuntansi Reguler Pembimbing I : Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt Skripsi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 ABSTRAK PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) DAN MANFAAT PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Oleh: Nyi Ayu Helfasari Konflik kepentingan (agency conflict) diantara pemilik dan manajemen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk meminimalisasi konflik tersebut pihak pemilik harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard dari manajemen. Selain itu pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada mereka. Dan salah satu dari banyak contoh pemberian insentif yang layak sebagai pencegahan terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen adalah dengan diterapkannya Employee Stock Ownership Program (ESOP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari bukti empiris apakah kinerja perusahaan menjadi faktor penyebab pengadopsian ESOP dan apakah pengadopsian ESOP tersebut memberikan manfaat pada kinerja perusahaan tahun mendatang. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan non keuangan di BEI pada tahun 2007-2010 yang melakukan ESOP. Hasil penelitian berhasil menunjukan bahwa Cash Ratio, Return on Equity (ROE), Price to Book Value (PBV) dan Sales Growth berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP). Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pengadopsian ESOP memberikan manfaat terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang yang diproksikan dengan Operating Profit Margin (OPM). Kata kunci: Agency Conflict, Employee Stock Ownership Program, Kinerja Perusahaan ABSTRACT THE IMPACT OF CORPORATE PERFORMANCE TOWARD EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) ADOPTION DECISION AND THE ADVANTAGES OF EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) ADOPTION ON CORPORATE PERFORMANCE by: Nyi Ayu Helfasari Conflicts of interest (agency conflict) between the owners and management can affect corporate performance. To minimize the conflict, owners must be willing to prepared cost monitoring to prevent hazard of management. Furthermore the owners can mitigate the divergence of interests by providing a decent level of incentives to management. And one of many ways of appropriate incentives for the prevention conflicts of interest between owners and management is applied Employee Stock Ownership Program (ESOP). This study aims to find empirical evidence of whether the performance of the corporate into the causes of ESOP adoption and whether adoption of the ESOP provides benefits to the next corporate's performance. The data used are the annual report of non-financial companies on the Stock Exchange in 2007-2010 who applied ESOP. The result of this study is that Cash Ratio, Return on Equity (ROE), Price to Book Value (PBV) and Sales Growth influenced on the adoption of an Employee Stock Ownership Program (ESOP). On the other side, this study failed to prove that the adoption of the ESOP provides benefits to the company's performance the next year through Operating Profit Margin (OPM). Keywords: Agency Conflict, Employee Stock Ownership Program, Corporate Performance BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan hanya menguntungkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham (Putri dan Nasir, 2006). Pemikiran bahwa pihak manajemen dapat melakukan tindakan yang hanya memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan setiap orang mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri atau self-interested behaviour. Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Scott (1997) dalam Mursalim (2009) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kedua jenis kontrak tersebut seringkali dibuat berdasarkan angka laba, sehingga dikatakan bahwa agency theory mempunyai implikasi terhadap akuntansi. Agency theory memaparkan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan seperti itu, dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict atau agency problem, disebabkan pihakpihak yang terkait yaitu principal (yang memberi kontrak atau pemegang saham) dan agent (yang menerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Jika agent dan principal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alasan untuk percaya bahwa agent (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan principal (Jensen dan Meckling, 1976). Pada satu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak dibanding principal di sisi lain, karena manajemen yang mengelola perusahaan secara langsung, hal ini menimbulkan adanya ketidakseimbangan informasi (information asymmetry). Konflik kepentingan diantara pemilik dan manajemen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk meminimalisasi konflik tersebut pihak pemilik harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard dari manajemen. Selain itu pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada mereka. Dan salah satu dari banyak contoh pemberian insentif yang layak sebagai pencegahan terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen adalah dengan diterapkannya Employee Stock Option Program (ESOP). Employee Stock Ownership Program (ESOP) yang dalam bahasa Indonesia berarti program kepemilikan saham oleh karyawan, merupakan salah satu dari program manajemen sumber daya manusia berupa program kepemilikan karyawan dalam saham perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja (Bapepam, 2002). Employee Stock Ownership Program (ESOP) yang diterapkan pada perusahaan diharapkan dapat mempersempit masalah keagenan, sekaligus diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja perusahaan. Insentif yang diberikan kepada para eksekutif dan karyawan perusahaan dalam bentuk opsi saham diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahan melalui peningkatan kinerja. Kinerja yang dicapai perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas (Mehran, 1995). Ditambahkan oleh Iqbal (2001) bahwa kepemilikan saham oleh karyawan perusahaan (insiders) memberi kesan sebagai financial investment. Kepemilikan tersebut akan memberikan feeling yang besar terhadap kepuasan juga komitmen dan kontrol kepada perusahaan. Ross et al (1999) dalam Isnata (2008) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manjemen dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang pernah dilakukan Jansen dan Meckling (1976) dalam Pandansari (2010) yang menunjukkan bahwa untuk meminimalkan konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial di dalam perusahaan. Terjadi perbedaan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Selain beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, terdapat pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh karyawan justru dapat membuat kinerja perusahaan menurun, misal, Blasi et al (1996) dalam McHugh (2005) menyatakan bahwa karyawan secara individu akan melalaikan kompensasi yang dirancang karena pemberian kompensasi ini menggunakan sistem kelompok. Jensen & Meckling (1979) dalam McHug (2005) juga menegaskan bahwa kepemilikan saham oleh karyawan justru akan memutarbalikan fungsi perusahaan dan mengurangi motivasi kerja apabila terjadi penangguhan atau keterlambatan pemberian kompensasi. Namun dari pengujian yang dilakukan oleh Pugh (2000) hasil yang didapat yakni apabila hanya dengan melihat dari ukuran akuntansi, pengadopsian ESOP memberikan hasil positif jangka pendek bagi kinerja perusahaan. Diperkuat oleh hasil penelitian Iqbal (2001) yang menyatakan bahwa kepemilikan karyawan mendorong peningkatan kinerja perusahaan apabila terdapat peningkatan signifikan terhadap harga sahamnya. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Borztant, Liza dan Zwirlein (1995) dalam Pandansari (2010) yang tidak menemukan peningkatan kinerja perusahaan pada perusahaan yang mengadopsi ESOP. Di Indonesia sendiri, penelitian mengenai ESOP belum terlalu banyak dan optimal, yang kemungkinan disebabkan oleh masih minimnya pengadopsian ESOP pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) DAN MANFAAT PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN” 1.2. Permasalahan 1.2.1. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kinerja perusahaan menjadi faktor penyebab pengadopsian ESOP? 2. Apakah pengadopsian ESOP memberikan manfaat pada kinerja perusahaan tahun mendatang? 1.2.2. Batasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. 2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik non keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007-2010 dan mengadopsi ESOP selama periode penilitian. Kinerja perusahaan diukur menggunakan Cash Ratio, ROE, PBV, OPM, Sales Growth dan jumlah rupiah opsi saham (Grants). 1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui apakah terdapat pengaruh dari kinerja perusahaan yang diproksikan oleh Cash Ratio, ROE, PBV dan Sales Growth terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP). 2. Mengetahui apakah terdapat manfaat dari pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP) terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan tentang Employee Stock Ownership Program (ESOP), khususnya yang terkait dengan pengaruh kinerja perusahaan setelah pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP). 2. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dalam hal kebijakan insentif bagi karyawan yaitu Employee Stock Ownership Program (ESOP). Bagi regulator, dapat digunakan untuk melengkapi kekurangan peraturan tentang Employee Stock Ownership Program (ESOP) baik ditinjau dari aspek pasar modal, perpajakan, maupun ketenagakerjaan. Dan bagi investor, dapat memberikan manfaat dalam membuat keputusan investasi ketika laporan yang diumumkan oleh emiten terdapat kegiatan Employee Stock Ownership Program (ESOP) oleh perusahaan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Keagenan (Agency theory) Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajemen, dalam bentuk kontrak kerja sama yang biasa disebut nexus of contract (perusahaan sebagai jaringan dari suatu kontrak). Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa realitas empiris menggambarkan hubungan kontraktual antara agent dan principal bersifat konflik. Pemicunya adalah maksimalisasi kepentingan yang mendasari hubungan tersebut sehingga konflik yang timbul disebut dengan konflik keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Untuk mengurangi agency problem tersebut, terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan. Misalnya dengan meningkatkan peran outsider dalam monitoring perusahaan, eksistensi kepemilikan manajerial, peningkatan pembayaran dividen dan pendanaan melalui utang (Crutchley et al., 1999) dalam Mursalim (2008). Penerapan Employee Stock Ownership Program (ESOP) merupakan salah satu alternatif kebijakan principal dalam rangka meminimalisir masalah-masalah utama yang telah dipaparkan diatas. Jensen (1976) dalam Pandansari (2010) menganalisis perbandingan antara perilaku manajer yang mempunyai saham di perusahaan dengan perilaku manajer yang menjual sahamnya diperusahaannya kepada pihak luar. Manajer yang mempunyai saham di dalam perusahaannya akan membuat keputusan yang memaksimalkan apa yang ada. Hal ini tidak hanya mempengaruhi perilakunya atau keputusannya yang berkenaan dengan masalah keuangan saja, namun juga hal-hal yang tidak berkenaan dengan aspek keuangan, misalnya sikap yang ditunjukan di kantor, hubungan dengan staf, tingkat disiplin karyawan dan lain-lain. 2.2. Employee Stock Ownership Program (ESOP) Berkembangnya Employee Stock Ownership Program (ESOP) di Indonesia tidak luput dari sejarah awal berkembangnya Employee Stock Ownership Plans (ESOPs) di Amerika Serika pada tahun 1950-an. Seorang ahli hukum yang juga investment banker bernama Louis Kelso mempunyai gagasan bahwa sistem kapitalis akan menjadi lebih kuat apabila karyawan diikutsertakan dalam kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian, hubungan hukum antara karyawan dengan perusahaan tidak terbatas pada hubungan perburuhan, melainkan karyawan juga sekaligus pemilik perusahaan. Dan sarana yang digunakan untuk memberikan kesempatan berpartisipasi dalam kepemilikan saham perusahaan adalah melalui program tersebut (Bapepam, 2002). Employee Stock Ownership Plans (ESOPs) adalah rencana penangguhan keuntungan karyawan dengan mendapatkan saham perusahaan (Klein, 1987). Secara lengkapnya menurut Bapepam (2002), ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk menerima kontribusi perusahaan pada suatu pengelola dana (fund) yang akan melakukan investasi pada saham perusahaan untuk kepentingan karyawan. Employee Stock Ownership Program (ESOP) yang saat ini populer, didefinisikan oleh Smith dan Zimmerman (1976) dalam Asyik (2006) sebagai salah satu bentuk kompensasi yang diberikan kepada karyawan, terutama karyawan eksekutif, untuk menghargai eksekutif atas kinerja jangka panjang perusahaan. Di Indonesia sendiri, menurut hasil studi penerapan ESOP pada emiten atau perusahaan publik di Indonesia, perkembangan pelaksanaan kepemilikan saham oleh karyawan di Indonesia adalah : a) Sebelum tahun 1998, ESOP yang dilaksanakan oleh perusahaan perusahaan Indonesia, pada awal perkembangannya berbentuk alokasi saham pada saat perusahaan go public, sehingga dapat disimpulkan lebih merupakan sebuah “stock allocation scheme”, di mana pada penawaran tersebut karyawan memperoleh subsidi ataupun pinjaman yang dijamin oleh perusahaan. b) Tahun 1998 sampai dengan sekarang, terdapat perkembangan lebih lanjut mengenai kepemilikan saham oleh karyawan selain penjatahan tetap hasil penawaran umum 10%, kemudian lebih menyerupai suatu program opsi dimana sebelum melakukan penawaran umum (go public) karyawan diberi waran yang dapat dilaksanakan pembelian sahamnya dengan harga tertentu di masa yang akan datang yang telah ditentukan periode dan harganya. Secara umum tujuan diterapkannya Employee Stock Ownership Program (ESOP) menurut Bapepam (2002) adalah sebagai berikut : 1. Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi dan pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja perusahaan; 2. Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang menjalankan kegiatan usaha perusahaan; 3. Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan; 4. Menarik, mempertahankan dan memotivasi (attract, retain, and motivate) pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan shareholders’ value. 5. Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau shareholders’ value. Terdapat tiga keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan ESOP (Oyer, 2005) dalam (Pandansari, 2010), yakni : 1. Dana opsi dapat memberikan insentif kepada karyawan, dihubungkan dengan kemakmuran karyawan kepada nilai perusahaan maka akan dapat mengatasi masalah agensi dan memotivasi karyawan untuk melakukan aksi yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. 2. Perusahaan dapat mengurangi biaya kompensasi yang dibayar secara kontan dengan memberikan opsi. 3. Pemberian opsi ini akan dapat membantu menahan karyawan untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut. 2.3. PSAK No.53 Tahun 2010 Mengenai Pembayaran Berbasis Saham Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.53 diterapkan pada semua transaksi pemerolehan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan dengan imbalan atau kompensasi berupa pemberian instrumen ekuitas atau berupa kewajiban yang jumlahnya ditentukan berbasis pada harga instrumen ekuitas. Pernyataan ini harus diterapkan pada semua transaksi kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk pemberian instrumen ekuitas, seperti saham dan opsi saham. Instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan jasa karyawan dan jasa karyawan yang dikompensasi diukur dan diakui sebesar nilai wajar instrumen ekuitas yang bersangkutan. Bagian dari nilai wajar instrumen ekuitas yang dapat dihitung sebagai jasa karyawan adalah sebesar jumlah nettonya yaitu nilai wajar setelah dikurangi dengan jumlah yang harus dibayar oleh karyawan pada saat instrumen ekuitas tersebut diberikan. Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkepentingan (willing) untuk melakukan transaksi yang wajar. Sedangkan harga eksekusi (exercise/strike price) adalah harga per lembar saham pada harga mana common stock dapat dibeli (untuk call options) atau dijual kepada writer (jika puts option). Selisih antara harga saham dan harga eksekusi merupakan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai yang disepakati dalam kontrak diperoleh dari catatan atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan melalui jumlah opsi yang diputuskan untuk diberikan kepada karyawan dikalikan harga eksekusi yang disepakati. Penggunaan variabel grants pada penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Astika (2006). 2.5. Pengembangan Hipotesis Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan membahas bagaimana pengaruh kinerja perusahaan terhadap keputusan perusahaan mengadopsi ESOP dan manfaat yang didapat setelah ESOP dilakukan yang dilaksanakan oleh perusahaan di Indonesia. Untuk menguji permasalahan pertama yaitu apakah kinerja perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi dilakukan ESOP maka dirumuskan hipotesis-hipotesis sebagai berikut: Ha1 : Cash Ratio berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Ha2 : ROE (Return On Equity) berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Ha3 : PBV (Price to Book Value) berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Ha4 : Sales Growth berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Untuk menguji permasalahan kedua yaitu apakah pengadopsian ESOP memberi manfaat pada kinerja perusahaan tahun mendatang maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha5 : Terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan OPM (Operating Profit Margin) sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan Employee Stock Ownership Program (ESOP) tahun 2007-2010 dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian antara 2007–2010 dan secara empat tahun berurutan menerbitkan laporan tahunan setelah pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP). 2. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini. 3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2007-2010. Berdasarkan data yang diperoleh, daftar perusahaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sampel perusahaan yang melakukan Employee Stock Ownership Program (ESOP) 2007-2010 No Nama Perusahaan Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PT. Global Mediacom Tbk PT. Indosiar Karya Medika Tbk PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT. Metrodata Electronics Tbk PT. Perusahaan Gas Negara Tbk PT. Apexindo Pratama Duta Tbk PT. Indonesia Air Transport Tbk PT. Surya Citra Media Tbk PT. AKR Corporindo Tbk PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk BMTR IDKM RALS MTDL PGAS APEX IATA SCMA AKRA SOBI Dari data perusahaan yang didapat tersebut maka total keseluruhan sampel adalah sebanyak 30 sampel (10 perusahaan x 3 tahun). Untuk model penelitian pertama, variabel bebas kinerja perusahaan (Cash Ratio, ROE, PBV, dan Sales Growth) menggunakan data tahun 2006-2008 (3 tahun) sedangkan untuk variabel terikat ESOP yang diproksikan dengan GRANTS menggunakan data tahun 2007-2009. Untuk model penelitian kedua merupakan event study, dimana dilakukan uji beda terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan OPM dan ditetapkan periode pengadopsian ESOP sebagai event periode nya. Model penelitian kedua ini menetapkan periode pengamatan (event periode) selama 7 tahun (yaitu; 3 tahun sebelum, 1 tahun peristiwa dan 3 tahun sesudah tanggal persetujuan pelaksanaan Employee Stock Ownership Program). 3.3. Jenis dan Sumber Data Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan sampel yang diperoleh dari: 1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD), untuk mendapatkan data laporan keuangan tahunan perusahaan yang mengadopsi ESOP dari tahun 2007-2010. 2. Website BEI (www.idx.co.id), untuk mendapatkan data laporan keuangan tahunan perusahaan sampel dari tahun 2007-2010. Data ini diperoleh dari homepage IDX, untuk mendapatkan soft copy laporan keuangan dan annual report yang didapat dari menu issuer, financial report. 3.4. Model Penelitian Pertama Untuk menguji hubungan antarvariabel yang diujikan dalam hipotesis 1–4, maka spesifikasi model pertama dapat digambarkan sebagai berikut: lnGRANTSit = α + β1CashR(t-1) + β2ROE(t-1) + β3 SALESGR(t-) + β41PBV(t-1) + e Keterangan : GRANTS : Nilai opsi saham yang dihadiahkan, α : Konstanta β1, β2, β3 dan β4 : Koefisien regresi CR : Cash Ratio ROA : Return on Equity SALESGR : Pertumbuhan penjualan perusahaan PBV : Price to Book Value t : Tahun penelitian e : error A. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Dalam menggunakan model peramalan, ada beberapa asumsi yang mendasari model peramalan tersebut, antara lain: Uji Asumsi Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi. 3.5. Model Penelitian Kedua Dalam metode penelitian kedua, untuk menentukan apakah pengadopsian memberikan manfaat terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang akan digunakan Uji Beda Rata-rata dengan menggunakan SPSS 16. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas distribusi data. Pada tahap uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Data yang tidak normal dalam penelitian ini tidak ditransform agar data yang diuji merupakan data yang sebenarnya, bukan data hasil transformasi. Sehingga hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Jika data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu diuji melalui uji t berpasangan (paired sample t-test). Sedangkan jika data berdistribusi tidak normal maka data diolah menggunakan alat uji statistik non parametrik yaitu wilcoxon signed-rank test. 3.6. Pengujian Hipotesis 3.6.1. Model Penelitian Pertama Pada model penelitian pertama akan diuji pengaruh variabel independen (Cash Ratio, ROE, Sales Growth, PBV) terhadap variabel dependen ESOP yang diproksikan dengan GRANTS. Dalam melakukan uji hipotesis, yang dilakukan adalah menghitung besarnya masing-masing variabel independen dari setiap perusahaan. Setelah data variabel dependen dan independen tersedia, dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data layak untuk regresi. Untuk memutuskan apakah hipotesa diterima atau tidak, maka digunakan uji t dan uji F. a. Uji t Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut: Ho : apabila p-value > 0,05, maka Ho diterima Artinya secara individual variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen H1 : apabila p-value < 0,05, maka Ho ditolak Artinya secara individual masing- masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen b. Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah permodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Nilai F‐hitung dapat dicari dengan rumus: 𝑅 2 / (k - 1) F- hitung = (1 - 𝑅 2 ) / (N - k) Jika F‐hitung > F‐tabel (a, k‐1, n‐l), maka H0 ditolak; dan Jika F‐hitung < F‐tabel (a, k‐l, n‐k), maka H0 diterima. Pada output regresi, uji F juga dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas dengan α yang ditentukan, dengan demikian apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (0,000) < α (0,05) dapat dikatakan bahwa permodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit. 3.6.2. Model Penelitian Kedua Pada model penelitian kedua akan diuji manfaat pengadopsian ESOP terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang menggunakan uji beda rata-rata berpasangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mempunyai tingkat signifikan sebesar 5% dengan pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas berikut ini: - Jika probabilitas > 0,05 maka hipotesis (Ha5) ditolak - Jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis (Ha5) diterima BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Model Penelitian Pertama 4.1. Uji Regresi Linear Berganda Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kinerja perusahaan yang diproksikan oleh Cash Ratio, ROE, PBV dan Sales Growth terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan besarnya nilai probabilitas (p-value) masingmasing koefisien regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) yang dalam penelitian ini sebesar 5% atau 0.05. Dengan dasar keputusan berdasarkan probabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika ( p-value) > 0.05 maka Ho diterima b. Jika ( p-value) < 0.05 maka Ho ditolak. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Standardize d Unstandardized Coefficient Coefficients s Model 1 (Constant) B Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 22.221 .238 93.23 9 .000 CashR -.845 .207 -.414 -4.073 .000 .891 1.122 ROE -.130 .058 -.218 -2.227 .035 .962 1.040 SGrowth -.517 .249 -.213 -2.075 .048 .875 1.143 PBV .351 Sumber : data diolah .054 .674 6.461 .000 .845 1.183 Dari tabel 4.8., menunjukan hasil persamaan regresi linear berganda, sebagai berikut: GRANTSit = 22.221 – 0.845 CashR(t-1) – 0.130 ROE(t-1) – 0.517 SGrowth(t-1) + 0.351 PBV(t-1) + e 4.2. Pembahasan Model Penelitian Pertama Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, variabel Cash Ratio, ROE, dan Sales Growth memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pengadopsian ESOP dengan arah koefisien beta berturut-turut yaitu -0.845; -0.130; -0.517. Sedangkan untuk variabel PBV memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pengadopsian ESOP dengan arah koefisien beta yaitu +0.351. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astika (2006) yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pengadopsian ESOP. Menurutnya pengadopsian ESOP berhubungan langsung dengan permasalahan pencapaian pendapatan, laba, dan nilai saham perusahaan. Selain itu terdapat nilai ekonomis berupa return ekspektasian (expected return) dalam implementasi program opsi saham yang mendorong eksekutif perusahaan berperilaku menyimpang dari tujuan program opsi saham. Perilaku menyimpang dari tujuan yang digariskan disebut dengan perilaku oportunistik karena eksekutif mengambil keuntungan melalui manajemen laba (earnings management). Eksekutif perusahaan memiliki peluang dan berinsentif untuk melakukan manajemen laba dalam pelaksanaan program opsi saham. Insentif tersebut memunculkan fenomena (a) para eksekutif perusahaan akan mengambil keputusan untuk menyukseskan program opsi saham dengan pertimbangan manfaat dan risiko, (b) manfaat yang diinginkan akan diwujudkan dalam return ekspektasian opsi saham dan menghindar dari risiko kerugian. Langkah yang dilakukannya adalah mempengaruhi harga pasar saham perusahaan melalui manajemen laba dengan cara menurunkan jumlah laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan harga pengambilan hak beli atas saham perusahaan yang rendah (Astika, 2006). 4.3. Model Penelitian Kedua Model penelitian kedua digunakan untuk menguji manfaat pengadopsian ESOP terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang yang diproksikan dengan OPM (Operating Profit Margin). Untuk itu akan dilakukan Uji Beda Rata-rata OPM sebelum dan sesudah peristiwa pengadopsian ESOP. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas distribusi data. Pada tahap uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Hasil Uji Statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test OPMsebelum _sesudah N Normal Parametersa,,b 20 Mean -.08750 Std. Deviation .999919 Most Extreme Absolute .457 Differences Positive .337 Negative -.457 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 2.044 .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel di atas hasil pengujian uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov menunjukan bahwa variabel yang diujikan dalam penelitian ini yaitu OPM (Operating Profit Margin), memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05 (α = 5%). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan data variabel di atas tidak terdistribusi dengan normal. Oleh karena itu dalam penelitian ini alat uji yang digunakan adalah uji beda rata-rata menggunakan alat analisis non parametrik Wilcoxon signed-rank test. Hasil Pengujian Risiko Sistematis Sebelum dan Setelah Peristiwa Stock Split Menggunakan Alat Analisis Non Parametrik Wilcoxon Signed-Rank Test Test Statisticsb OPM_setelah OPM_sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed) -.866a .386 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Setelah dilakukan uji hipotesis terhadap OPM (Operating Profit Margin) dengan Wilcoxon Signed Rank Test, signifikansi yang terlihat dari p-value (Sig. (2-tailed) sebesar 0.386, lebih besar dari α = 5%, menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga Ha5 ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat OPM sebelum dan setelah peristiwa pengadopsian ESOP. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa pengadopsian ESOP tidak memberikan manfaat terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Borztant, Liza and Zwirlein (1995) dan Maharani (2010) yang tidak menemukan perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah mengadopsi ESOP. Namun hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Pugh yang menemukan perbedaan yang signifikan (Maharani, 2010). Tetapi perbedaan yang muncul sebagai dampak pengadopsian ESOP tersebut, dalam penelitian Pugh (2005) hanya kecil dan bersifat positive short term effect. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh dari kinerja perusahaan yang diproksikan oleh Cash Ratio, ROE, PBV dan Sales Growth terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP), serta membuktikan apakah terdapat manfaat dari pengadopsian Employee Stock Ownership Program (ESOP) terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini berhasil membuktikan Cash Ratio berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). 2. Penelitian ini berhasil membuktikan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). 3. Penelitian ini berhasil membuktikan Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). 4. Penelitian ini berhasil membuktikan Sales Growth berpengaruh terhadap keputusan pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). 5. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pengadopsian ESOP memberikan manfaat terhadap kinerja perusahaan tahun mendatang yang diproksikan dengan OPM (Operating Profit Margin). 5.2. Keterbatasan Terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian ini, yaitu : 1. Penelitian ini menilai keputusan jumlah rupiah opsi saham dalam pengadopsian ESOP hanya dari sisi variabel fundamental yang terdiri atas Cash Ratio, Return on Equity (ROE), Price to Book Value (PBV), Sales Growth, dan Operating Profit Margin (OPM). 2. Penelitian hanya menggunakan data emiten tanpa menyertakan perusahaan yang nonpublik. 3. Kesimpulan ini hanya didasarkan pada hasil pengujian statistik regresi saja sehingga kesimpulan yang dihasilkan kurang maksimal manfaatnya. 4. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini kurang banyak macamnya, sedangkan variabel-variabel yang dapat diteliti lebih banyak lagi. Hal ini menyebabkan kurangnya kemampuan dalam memberikan fasilitas terhadap para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. 5.3. Saran Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan sebaiknya mempertimbangkan beberapa saran di bawah ini demi hasil penelitian yang lebih baik dan lebih akurat, yaitu: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih luas lagi agar kesimpulan yang dihasilkan lebih luas atau lebih menyeluruh. 2. Penelitian yang akan datang diharapkan menggunakan alat uji yang lebih lengkap lagi sehingga kesimpulan yang dihasilkan lebih bermanfaat. 3. Variabel-variabel yang diteliti untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih bervariasi lagi sehingga lebih membantu para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel yang bersifat kualitatif. DAFTAR PUSTAKA Astika, Ida Bagus Putra. 2006. Manfaat dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengadopsian Program Opsi Saham pada Perusahaan Publik yang Listing Di Bursa Efek Jakarta. Desertasi. Bali Astika, Ida Bagus Putra. 2008. Perilaku Oportunistik Eksekutif Perusahaan Menjelang Pengumuman Program Opsi Saham. Desertasi. Bali Asyik, N.F. 2006. Dampak Penyaatan dan Nilai Wajar Opsi pada Pengaruh Magnituda Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan Terhadap Pengelolaan Laba. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang Asyik, N.F. 2007. Pola-Pola Perilaku Eksekutif Berkaitan Dengan Tahapan Penawaran Opsi Saham: Uji Komprehensif Di Sekitar Tanggal Hibah. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar Bapepam. 2002. Studi tentang Penerapan ESOP Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia. Departemen Keuangan Republik Indonesia Baridwan, Zaki dan Azwar Anwar. 2006. Effect Of Employee Stock Option Plans (ESOPs) to Peformance and Firm Value : Empirical Study at JSX . Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang Brenner, M., R.K Sundaram. dan D. Yermack. 2000. Altering the Term of Executive Stock Options. Journal of Financial Economics 57, 103-128. Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA, ROA dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham. Skripsi. Yogyakarta Hanafi, Mamduh. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisa Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Iqbal, Z. dan H.S. Abdul. 2001. Stock Price and Operating Performance of Esop Firms: A Time-Series Analysis, QJBE. Vol. 30, No.3 Isnata, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi. Yogykarta Jensen, M.C. dan Meckling, W,H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3, No. 4. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta Klein, Katherine J. 1987. Employment Stock Ownership and Employment Attitudes : A Test of Three Models. Journal of Applied Psycology Monograph.Vol 72, No. 2 Kusumawardhani, Angrawit. 2010. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Depok Laksono, Bagus. 2006. Analisis Pengaruh Return On Asset, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow Dan Likuiditas Terhadap Dividend Payout Ratio. Tesis. Semarang Mchugh, Patrick, Joel Cutcher-G, Diane L, B. 2005. Examining Structure and Process in ESOP Firms . Personnel Review.Vol 34, No.3 Mehran, H. 1995. Executive Compensation Structure, Ownership and Firm Performance. Journal of Financial Economics 38, 163—184 Munawir. 2002. Analisis Investasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga Mursalim. 2008. Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen dan Utang dalam Mengurangi Konflik Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 11. Palembang Pandansari, Ghea Maharani. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Mengadakan Employee Stock Ownership Program ( ESOP ) dengan Perusahaan yang Tidak Mengadakan ESOP. Skripsi. Surakarta Pugh, William N, Sharon L Oswald dan John S Jahera. 2000. The Effect of ESOP adoptionson Corporate Perfomance : Are There Really Performance Change?. Journal of Managerial and Economic. Vol 21: 167-180 Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang Dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang Sari, Yuni Nurmala. 2007. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Total Assets Turn Over terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Semarang Sumekar, Kertati. 2003.Analisis Pengaruh Size, Beta dan PBV Terhadap Return Saham. Tesis. Semarang Yuniawan, Fandi. 2006. Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI, ROE, OCF, dan EVA terhadap Rate of Return pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Skripsi. Yogyakarta http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/20_ESOP/ http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/CorporateAction/tabid/90/language/ en-US/Default.aspx?dnn_ctr517_MainView_rgMainChangePage=66