plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DI INDONESIA TAHUN
1994-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
CYNTHIA RIZKI PURNAMASARI
NIM : 111324014
PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Bapak Endro Purmomo dan Ibu Marti
Dani Annisa Purnama dan Previa Bagas Purnama
Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi 2011
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
DO GOOD. AND GOOD WILL COME TO YOU.
“Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan
keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangkasangka.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan
urusannya menjadi mudah.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah
akan dihapuskan dosa-dosanya dan mendapatkan pahala yang agung”
(QS. Ath-Thalaq: 2, 3, 4)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN
MODAL DALAM NEGERI DI INDONESIA TAHUN 1994-2014
Cynthia Rizki Purnamasari
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Penanaman Modal dalam Negeri di Indonesia Tahun 1994-2014.
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang dilakukan di BPS Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta pada bulan Agustus 2014. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data berbentuk data runtut waktu (time series) dengan rentang
waktu 21 tahun. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Penanaman Modal dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014
(nilai α = 0,856 > 0,10); (2) suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Penanaman Modal dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014 (nilai α =
0,078 < 0,10); (3) kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal
dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014 (nilai α = 0,009 < 0,10); dan (4) inflasi,
suku bunga kredit, dan kurs secara bersama-sama berpengaruh terhadap Penanaman
Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014 sebesar 64,3% (F = 10,199 ; α =
0,000 < 0,01).
Kata kunci : Penanaman Modal dalam Negeri, inflasi, suku bunga kredit, dan kurs.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS WHICH AFFECT DOMESTIC CAPITAL
INVESTMENT IN INDONESIA IN 1994-2014
Cynthia Rizki Purnamasari
Sanata Dharma University
2015
The research aims to analyze and examine the factors which affect domestic
capital investment in Indonesia from 1994 to 2014. The study is ex post facto research
which was conducted in central Bureau of Statistics Yogyakarta Province in August
2015. The data of this study were secondary data in the format time series in 21 years
span of time. Multiple linear regression analysis was used as technique of data analysis.
The result shows that: (1) inflation does not influence significantly domestic
capital investment in Indonesia from 1994 to 2014 (α = 0,856 > 0,10); (2) credit interest
rates has negative and significant influence on domestic capital investment in Indonesia
from 1994 to 2014 (α = 0,078 < 0,10); (3) exchange rate has positive and significant
influence on domestic capital investment in Indonesia from 1994 to 2014 (α = 0,009 <
0,10); and (4) inflation, credit interest rates, and exchange rate are simultaneously
affecting domestic capital investment in Indonesia from 1994 to 2014 is 64,3% (F =
10,199 ; α = 0,000 < 0,01).
Keywords : Domestic capital investment, inflation, credit interest rate, and exchange
rate.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kasih dan
karunia-Nya yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal hinga akhir penyusunan, tidak
sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus
mengucapkan terima kasih yang sebesar0besarnya untuk dukungan, bimbingan dan
bantuan yang tak terhingga dari:
1. Allah SWT yang selalu membimbing dan mentyertai setiap
langkah penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
memperoleh pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Ibu
Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan banyak pengarahan.
5. Bapak
Dr.
Yohanes Harsoyo selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
membimbing dan meluangkan banyak waktu dengan penuh kesabaran dalam
memberikan bimbingan dan semangat.
6. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. sekalu dosen pe mbimbing II, atas
bimbingan dan pengarahan dari awal sampai akhir pembuatan skripsi.
7. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8. Segenap
Dosen Pendidikan Ekonomi, bagian keahlian khusus Pendidikan
Ekonomi dan
bagian
keahlian khusus Pendidikan Akuntansi yang telah
mendidik dan membimbing saya selama kuliah.
9. Kedua orang tuaku Bapak Endro Purnomo dan ibu Marti yang selalu
mendoakan, memberikan semangat, dukungan dan kasih sayang selama ini.
10. Adik-adikku Dani Annisa Purnama dan Previa Bagas Purnama yang selalu
memberikan semangat dan keceriaanya.
11. Menul, Eel, Genter, Geza, Lisma, Willy, Susan, Lela, Sidiq, Danar, Rinta,
Komeng dan Tama terimakasih selalu memberikan masukan-masukan positif
dan hiburan yang selalu menyenangkan.
12. Geng PKM Uwuh (Eel dan Nita) yang telah memberikan pengalaman dalam
berbisnis dan ilmu mencari konsumen.
13. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2011 yang selalu menjaga kekompakkan
dan kebersamaan sampai sekarang ini, serta saling membantu satu sama lain jika
mengalami kesulitan.
14. Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
telah membantu penyusunan hingga terwujudnya skripsi ini.
Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis membutuhkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya yang lebih baik.
Yogyakarta, 3 Desember 2015
Cynthia Rizki Purnamasari
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Batasan Masalah ................................................................................................. 10
Rumusan Masalah .............................................................................................. 10
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 11
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 11
Definisi Operasional ........................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 13
A. Tinjauan Teoritik ................................................................................................ 13
1. Investasi ....................................................................................................... 13
a) Macam- macam Investasi ...................................................................... 16
b) Fungsi Investasi .................................................................................... 17
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c) Kriteria Investasi .................................................................................. 18
d) Marginal Efficiency of Capital, Tingkat Bunga, dan
Marginal Efficiency of Investement ..................................................... 20
e) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi ....................................... 21
2. Variabel yang Mempengaruhi PMDN ........................................................ 25
a) Inflasi .................................................................................................... 26
b) Suku Bunga Kredit ............................................................................... 31
c) Nilai Tukar Rupiah ............................................................................... 32
B. Variabel Penelitian ............................................................................................. 34
C. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 35
1. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 35
2. Hipotesis ...................................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 38
A.
B.
C.
D.
Jenis Penelitian ................................................................................................... 38
Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 38
Waktu Penelitian ................................................................................................ 39
Teknik Analisis Data .......................................................................................... 39
1. Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 40
2. Pengujian Prasyarat Regresi ........................................................................ 41
a) Uji Normalitas ...................................................................................... 41
b) Uji Linieritas ........................................................................................ 41
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 42
a) Uji Multikolinieritas ............................................................................. 42
b) Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 43
c) Uji Autokorelasi ................................................................................... 44
4. Uji Statistik .................................................................................................. 45
a) Uji F ...................................................................................................... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................................................... 47
A.
B.
C.
D.
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia .................................................. 47
Syarat Penanaman Modal Dalam Negeri ........................................................... 48
Kebijakan Penanaman Modal Dalam Negeri ..................................................... 50
Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia .................................. 51
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................. 57
A. Deskripsi Data .................................................................................................... 57
B. Analisis Data ...................................................................................................... 64
1. Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 64
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a) Pengujian Hipotesis .............................................................................. 64
b) Pengujian Model .................................................................................. 68
2. Pengujian Prasyarat Regresi ........................................................................ 68
a) Uji Normalitas ...................................................................................... 68
b) Uji Linieritas ........................................................................................ 70
3. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................................ 71
a) Uji Multikolinieritas ............................................................................. 71
b) Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 73
c) Uji Autokorelasi ................................................................................... 74
4. Rangkuman dari Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................. 76
5. Pengujian Statistik........................................................................................ 76
a) Uji F ...................................................................................................... 76
C. Pembahasan ........................................................................................................ 77
BAB VI KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN ................................... 82
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 82
B. Keterbatasan ....................................................................................................... 83
C. Saran ................................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 86
LAMPIRAN .................................................................................................................. 88
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perkembangan Realisasi PMDN periode 1994-1999 .................................... 3
Tabel 1.2
Perkembangan Realisasi PMDN periode 2000-2014..................................... 4
Tabel 4.1
Perkembangan Realisasi PMDN Menurut Sektor tahun 2010-2014 ........... 52
Tabel 4.2
Perkembangan Realisasi PMDN Menurut Lokasi tahun 2010-2014 ........... 54
Tabel 5.1
Data Penelitian ............................................................................................ 57
Tabel 5.2
Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 64
Tabel 5.3
Hasil Pengujian Model ................................................................................ 68
Tabel 5.4
Hasil Pengujian Normalitas ......................................................................... 69
Tabel 5.5
Hasil Pengujian Linieritas ............................................................................ 70
Tabel 5.6
Hasil Pengujian Multikolinieritas ................................................................ 72
Tabel 5.7
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ............................................................ 73
Tabel 5.8
Hasil Pengujian Autokorelasi....................................................................... 74
Tabel 5.9
Hasil Pengujian Cochrane-Orcutt ................................................................ 75
Tabel 5.10 Rangkuman dari Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................. 76
Tabel 5.11 Uji F ............................................................................................................. 76
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Data Primer .................................................................................................................... 88
Data yang Telah Diestimasi ............................................................................................ 89
Hasil Uji Prasyarat Regresi ............................................................................................ 90
1. Uji Normalitas dan Linieritas .............................................................................. 90
Hasil Uji Asumsi Klasilk ................................................................................................ 93
1. Heteroskedastisitas ............................................................................................. 93
2. Multikolinieritas ................................................................................................. 95
3. Autokorelasi ....................................................................................................... 97
4. Cochrane-Orcutt .................................................................................................. 99
Hasil Uji Statistik ......................................................................................................... 102
1. Uji F .................................................................................................................. 102
Tabel BI Rate dan Suku Bunga Menurut Kelompok Bank 2000-2015 ........................ 103
Tabel Kurs Tengah Mata Uang Utama ........................................................................ 109
Tabel Realisasi PMDN Menurut Sektor Ekonomi 2000-2013 ..................................... 113
Tabel Laporan Inflasi Tahunan .................................................................................... 115
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang merupakan tujuan dari kegiatan
investasi baik yang dilakukan oleh investor asing maupun yang dilakukan oleh
investor dalam negeri. Investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri
atau biasa disingkat dengan PMDN sendiri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri (investor) dengan menggunakan modal dalam negeri.
Sedangkan tujuan dari PMDN yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan,
meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional, meningkatkan kapasitas
dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan,
mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan
dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Tujuan penanaman modal atau investasi ini dijadikan
’mercusuar’ dalam kebijakan penanaman modal yang dilakukan oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Akan tetapi apabila iklim investasi yang
tidak ramah seperti terjadinya konflik di Indonesia, kondisi politik yang tidak stabil,
dan maraknya isu-isu yang menyesatkan dan kerusuhan di mana-mana maka investasi
baru sulit untuk diwujudkan. Walaupun ada kegiatan investasi, akan tetapi investasi
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
tersebut hanya untuk memperluas ataupun membiayai investasi yang sudah ada
sebelumnya.
Investasi pada hakekatnya yaitu langkah awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan
ekonomi
dan
mencerminkan
marak
lesunya
pembangunan.
Dalam
upaya
menumbuhkan perekonomian, maka setiap negara berupaya menciptakan iklim yang
dapat menggairahkan investasi. Upaya yang diciptakan pemerintah dalam
menciptakan iklim yang dapat meggairahkan investasi salah satunya menerapkan
berbagai aturan mengenai investasi, diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang
Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri tersebut semuanya telah diubah dalam UU No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal yang berisi bahwa untuk mempercepat pembangunan
ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia
diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi
kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Investasi merupakan salah satu komponen penting pembangunan suatu
negara. Salah satu tingkat keberhasilannya yaitu dengan tingginya tingkat pendapatan
nasional atau laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi dan stabil.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak awal tahun 2000, PDB Indonesia
mengalami pertumbuhan yang positif, setelah dua tahun sebelumnya negatif. Namun
disamping itu laju pertumbuhannya sangat rendah, terutama jika dibandingkan ratarata per tahun yang dialami Indonesia pada periode pra krisis. Sebabnya pergerakan
ekonomi nasional sejak akhir tahun 1999 hingga kini lebih didorong oleh
pertumbuhan konsumsi bukan pertumbuhan investasi. Apabila pola pertumbuhan
ekonomi Indonesia terus seperti ini tanpa adanya konstribusi yang berarti dari
investasi, maka dapat dipastikan pertumbuhan tersebut tidak dapat berlanjut terus.
Tabel 1.1
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri Indonesia
Periode 1994-1999
Tahun
Proyek
(unit)
1994
582
1995
375
1996
450
1997
345
1998
296
1999
248
Sumber: www.bkpm.go.id
Investasi
(dalam milyar Rupiah)
12786.9
11312.5
18609.7
18628.8
16512.5
16286.7
Terlihat pada tahun 1994 yang menunjukan besar investasi yaitu Rp12786.9
milyar menurun sebesar 8% pada tahun 1995, begitu pun pada proyek investasinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Dan pada tahun berikutnya proyek investasi cenderung mengalami penurunan sampai
tahun 1999 tetapi berbeda pada investasinya yang mengalami tren meningkat. Pada
tahun 1997 negara Indonesia mengalami krisis yang mengakibatkan perekonomian
Indonesia menurun tajam. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut berada
tidak hanya di bawah rata-rata dunia tetapi menjadi negatif dan perkonomian nasional
mengalami kemunduran. Untuk itu diperlukan investasi yang sangat besar untuk
memulihkan perekonomian terutama pada sektor riil, disamping banyaknya
hambatan-hambatan yang menyulitkan masuknya investasi. Terlihat pada realisasi
investasinya yang menunjukan penurunan pada proyek investasi maupun investasinya
yaitu sebesar 8% yang dimulai pada tahun 1996. Pada tahun 1998 permintaaan
domestik khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi dalam negeri yang
menjadi penggerak pertumbuhan juga mengalami penurunan. Penyebab utama
turunnya investasi dalam negeri adalah belum pulihnya kepercayaan investor pada
kondisi politik dan ekonomi Indonesia serta dikarenakan masih tingginya tingkat
suku bunga kredit.
Tabel 1.2
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri Indonesia
Periode 2000-2014
Tahun
Proyek
(unit)
Nilai Investasi
(dalam milyar Rupiah)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
300
160
108
120
130
215
22,038.0
9,890.8
12,500.0
12,247.0
15,409.4
30,724.2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2006
162
2007
159
2008
239
2009
249
2010
875
2011
1313
2012
1210
2013
2129
2014
2392
Sumber: www.bkpm.go.id
5
20,649.0
34,878.7
20,363.4
37,799,8
60,626.3
76,000.7
92,182.0
128,150.6
156,126.2
Dari data terlihat bahwa, pada tahun 2000 investasi dengan nilai sebesar
Rp22.038 milyar begitu pula dengan proyek investasinya yang menunjukan angka
sebanyak 300 proyek investasi. Namun lain hal nya dengan tahun 2001, investasi
dalam negeri di Indonesia mengalami kemerosotan yang cukup tajam dimana nilai
investasi hanya berada pada nilai Rp9.890,8 milyar diikuti dengan proyek
investasinya yang juga merosot.
Pada perkembangan selanjutnya, investasi di Indonesia dari tahun 2002
hingga tahun 2006 nilai investasi sangat fluktuatif yaitu mengalami naik turun baik
jumlah proyek maupun nilainya. Di ikuti dengan kenaikan yang signifikan pada tahun
berikutnya, yaitu pada tahun 2007 dimana nilai investasi tersebut mencapai
Rp34.878,7 milyar dengan jumlah proyek 159 proyek. Kemudian investasi kembali
turun di tahun 2008 yaitu sebesar Rp20.363,4 milyar, meskipun proyek investasi pada
tahun 2008 meningkat dari pada tahun sebelumnya menjadi 239 proyek tetapi tidak
sama hal nya dengan nilai investasinya yang justru merosot, kemudian pada tahun
2009 investasi kembali meningkat menjadi Rp37.799,8 milyar diikuti dengan
peningkatan proyek investasi menjadi 249 proyek.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Setelah tahun 2009 keadaan investasi semakin membaik selama 5 tahun
terakhir yakni tahun 2010 sampai tahun 2014, dengan ditandai oleh besarnya
investasi dan proyek investai yang hampir selalu meningkat. Tahun 2010 proyek
investasi sebesar 875 dengan total investasinya Rp60,626,3 milyar. Diikuti kenaikan
proyek investasi sebesar 50% pada tahun 2011 yaitu 1313 proyek dengan total
investasi yang hanya naik sekitar 15% yaitu Rp76.000,7 milyar. Kemudian pada
tahun 2012 proyek investasi menurun sebesar 1210 tetapi total investasinya
meningkat sebesar Rp92.182,0 milyar. Selanjutnya tahun 2013 proyek investasi
menin gkat tajam yakni 2129 dan investasi mencapai Rp128,150,6 milyar. Tahun
2014 ini investasi sebesar Rp156.126,2 milyar dengan jumlah proyek sebesar 2392
proyek investasi.
Dapat dilihat perkembangan nilai investasi dan proyek investasi di Indonesia
yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
makro ekonomi. Secara umum investasi atau penanaman modal, baik dalam bentuk
penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA)
membutuhkan daya tarik daerah dan negara dan adanya iklim yang sehat dan
kemudahan serta kejelasan prosedur penanaman modal. Menurut Tambunan
(2006:58) terdapat sejumlah faktor yang sangat berpengaruh pada baik tidaknya iklim
berinvestasi di Indonesia. Faktor-faktor tersebut tidak hanya menyangkut stabilitas
politik dan sosial, tetapi juga stabilitas ekonomi, kondisi infrastruktur dasar (listrik,
telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan), berfungsinya sektor pembiayaan
dan pasar tenaga kerja (termasuk isu-isu perburuhan), regulasi dan perpajakan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
birokrasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan), masalah good governance
termasuk korupsi, konsistensi serta adanya kepastian dari kebijakan pemerintah.
Secara sederhana, kurs mata uang asing atau biasa disebut kurs valuta asing
adalah rasio nilai antara suatu mata uang dengan mata uang lainnya. Artinya kurs
menunjukkan perbandingan nilai antara dua mata uang yang berbeda. Shikawa
(1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat
langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua
saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya
pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena
penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang
disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan
menurunkan permintaan domestik masyarakat.
Pada tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan suku bunga yang
tinggi untuk menstabilkan perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat krisis
moneter pada pertengahan 1997. Pada saat itu rupiah merosot sangat drastis dari level
semula Rp2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000
per dollar AS (Januari 1998). Pada tahun 2008 Indonesia kembali mengalami krisis
moneter. Nilai tukar rupiah yang mulai menguat kembali mengalami gejolak dari
level Rp9.200 per dollar AS menjadi kini Rp11.000 per dollar AS. Berawal dari krisis
tahun 2008 tersebut nilai tukar Rupiah melemah sampai tahun 2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Krisis ekonomi Indonesia yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun
1997 sampai tahun 2008 yang kemudian menjadi krisis multidimensi berdampak pada
kondisi Indonesia secara umum, tidak hanya terhadap sektor ekonomi saja. Nilai
tukar rupiah yang terdepresiasi sangat tajam, inflasi yang tinggi, menurunnya
kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia, merupakan beberapa
akibat dari krisis ekonomi tersebut. Lambat laun, dengan beberapa kali perubahan
struktur
politik
dan
penerapan kebijakan-kebijakan oleh pemerintah, kondisi
Indonesia menunjukan perubahan yang lebih baik dan kondisi perekonomian yang
stabil. Untuk membiayai pembangunan nasional yang mencakup investasi dalam
negeri, sumber dana dapat bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar
negeri. Namun, karena terbatasnya jumlah dana serta pinjaman yang diperoleh dari
luar negeri, maka diperlukan tabungan nasional yang lebih tinggi sebagai sumber
dana utama agar perekonomian dan pembangunan nasional stabil.
Dampak negatif dari situasi krisis yang terjadi di Indonesia terhadap kegiatan
konsumsi dan investasi, ternyata telah membalikkan posisi kesenjangan tabungan dan
investasi (saving-investment gap) dari defisit selama periode sebelum krisis (1990 –
1997) menjadi surplus setelah periode krisis (1998 – 2007). Setelah krisis tahun 1998
– 2007, celah tabungan-investasi menunjukkan angka positif, dalam kisaran 0,2 – 7,1
persen. Secara nominal, ini juga berarti bahwa selama periode tersebut, terdapat
potensi investasi yang belum termanfaatkan di Indonesia rata-rata setiap tahunnya
sebesar Rp61,8 trilyun. Potensi investasi pada tahun 2004-2007 cenderung
menunjukkan peningkatan. Fakta ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
sesungguhnya sangat memungkinkan terutama mengingat potensi tabungan domestik
yang masih berada di atas tingkat investasi. Selain itu, fakta ini juga memberikan arti
bahwa persoalan investasi di Indonesia sesungguhnya bukan terletak pada faktor
kurangnya pembiayaan, tetapi lebih kepada iklim investasi yang kurang mendukung
pengembangan usaha.
Dalam jangka panjang perekonomian suatu negara dikatakan baik apabila
bertumpu pada produksi dan investasi. Investasi dalam negeri yang tinggi akan
membantu meningkatkan kapasitas produksi nasional, daya saing industri, serta
tabungan domestik. Selain hal tersebut persediaan sarana dan prasarana yang
memadai, peraturan perundangan serta kebijakan ekonomi yang tepat dan baik
diharapkan juga mampu meningkatkan nilai penanaman modal dalam negeri dapat
berkembang pesat.
Apalagi di tahun 2015 ini Negara ASEAN akan bertemu dengan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA), dimana investasi sangat dibebaskan diseluruh Negara
ASEAN. Peluang yang baik jika Indonesia bisa memanfaatkan keadaan tersebut. Jika
suatu Negara mengalami krisis ekonomi ataupun inflasi maka tingginya inflasi
mengakibatkan kenaikan harga pada hampir seluruh barang yang ada di suatu negara.
Kenaikan harga barang tersebut mengurungkan minat investor untuk berinvestasi di
dalam negeri, karena investor merasa lebih terjamin untuk berinvestasi pada saat
tingkat inflasi cenderung rendah dan stabil. Hal tersebut yang dikhawatirkan terjadi
jika kesempatan investasi dikuasai Negara lain, maka Negara Indonesia akan terpuruk
dan hanya melihat tanpa mendapatkan hasil.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Untuk melihat perkembangan investasi dalam negeri tersebut perlu juga
diteliti faktor-faktornya. Faktor-faktor yang digunakan peneliti dalam melihat
investasi dalam negeri adalah tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia, tingkat suku
bunga dan nilai tukar Rupiah karena faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh
terhadap investasi dalam negeri.
B. Batasan Masalah
1. Tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar/kurs dalam penelitian ini adalah
laporan data time series dari tahun 1994 sampai tahun 2014. Pengambilan data
Tahun 1994 dikarenakan pada tahun tersebut merupakan pra krisis hebat yang
melanda Indonesia pada tahun 1997. Perekonomian yang mulai stabil pada
tahun-tahun berikutnya kembali tersandung krisis
pada tahun 2008. Dan
perekonomian sampai tahun 2014 masih fluktuatif.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh laju inflasi terhadap perkembangan investasi dalam
negeri di Indonesia tahun 1994-2014?
2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap perkembangan investasi
dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014?
3. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap perkembangan investasi
dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis
adalah:
1. Untuk menguji dan menganalisa bagaimana pengaruh laju inflasi terhadap
perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
2. Untuk menguji dan menganalisa bagaimana pengaruh tingkat suku bunga
terhadap perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
3. Untuk menguji dan menganalisa bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap
perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi Masyarakat :
Hasil
penelitian
diharapkan
mampu
memberikan
kontribusi
untuk
meningkatkan investasi dalam negeri dengan cara pengembangan UMKM.
2) Bagi Penulis :
Bagi penulis penelitian ini digunakan untuk mengimplementasikan atau
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya :
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian
serupa maupun lanjutan di bidang Investasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
F. Definisi Operasional
1. Investasi
Investasi merupakan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
tahunan pada semua sektor ekonomi baik primer, sekunder dan tersier yang
dinyatakan dalam milyar Rupiah.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi
adalah
kecenderungan
kenaikkan
harga
suatu
barang
yang
mempengaruhi kenaikan harga barang lain serta meluas dan terus-menerus.
Inflasi diukur menggunakan IHK (Indeks Harga Konsumen). Inflasi tahunan
dinyatakan dalam persen.
3. Tingkat suku bunga kredit (SBK)
Suku bunga kredit adalah suku bunga kredit yang ditetapkan oleh bank umum,
periode tahun 1994-2014 yang dinyatakan dalam persen dan harus dibayar
oleh investor domestik saat melakukan pinjaman guna membiayai kegiatan
investasi.
4. Nilai tukar Rupiah
Nilai tukar Rupiah merupakan tingkat harga mata uang negara Indonesia
yakni Rupiah terhadap harga mata uang Dollar (United State Dollar). Kurs
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah Bank Indonesia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Investasi
Dalam ekonomi makro investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
masyarakat untuk memperoleh alat-alat kapital baru. Oleh karena itu investasi
total yang terjadi di suatu perekonomian sebagian berupa pembelian alat-alat baru
untuk menggantikan alat-alat kapital yang tidak ekonomis untuk dipakai lagi dan
sebagian lain berupa pembelian alat-alat kapital yang baru untuk memperbesar
stock kapital. Di sisi lain investasi diartikan sebagai pengeluaran dari sektor
produsen (swasta) untuk pembelian barang atau jasa untuk menambah stock
barang dan perluasan perusahaan.
Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam GNP.
Investasi memiliki peran penting dalam permintaan aggregat. Pertama
bahwa pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan
dengan pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat
menyebabkan resesi. Kedua, bahwa investasi sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi serta perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada tenaga kerja dan jumlah
stock kapital (Setyowati dan Siti, 2007:1).
Dalam teori ekonomi investasi diartikan sebagai suatu kegiatan
pengeluaran yang dilaksanakan oleh produsen untuk membeli barang modal.
Adam Smith menyatakan bahwa investasi dilakukan karena para pemilik modal
mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan
cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju
pemupukan modal meningkat, persaingan yang meningkat antar pemilik modal
akan menaikkan upah dan sebaliknya menurunkan keuntungan. Dari pengertian
diatas, bahwa tujuan investasi adalah untuk membeli barang-barang modal yang
sudah diperkirakan nantinya akan mendapat keuntungan di masa yang akan
datang.
Dalam penelitian ini digunakan istilah Penanaman modal dalam negeri.
Yang berarti kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri. Berbagai pertimbangan di atas dan mengingat
hukum penanaman modal yang telah berlaku selama kurang lebih 40 (empat
puluh) tahun semakin mendesak kebutuhan Undang-Undang tentang Penanaman
Modal sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan
dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal
Dalam Negeri yang selama ini merupakan dasar hukum bagi kegiatan penanaman
modal di Indonesia perlu diganti karena tidak sesuai lagi dengan tantangan dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
kebutuhan untuk mempercepat perkembangan perekonomian nasional melalui
konstruksi pembangunan hukum nasional di bidang penanaman modal yang
berdaya saing dan berpihak kepada kepentingan nasional.
Berkaitan dengan perekonomian Indonesia, penanaman modal harus
menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan
sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan
lapangan
kerja,
meningkatkan
pembangunan
ekonomi
berkelanjutan,
meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong
pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing. Penanam modal dalam
negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia,
negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia.
Asas & Tujuan Penanaman Modal Menurut UU No. 25 Tahun 2007 yaitu:
a. kepastian hukum;
b. keterbukaan;
c. akuntabilitas;
d. perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara;
e. kebersamaan;
f. efisiensi berkeadilan;
g. berkelanjutan;
h. berwawasan lingkungan;
i. kemandirian; dan
j. keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Sedangkan tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain untuk:
(a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; (b) menciptakan lapangan
kerja; (c) meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; (d) meningkatkan
kemampuan daya saing dunia usaha nasional; (e) meningkatkan kapasitas dan
kemampuan teknologi nasional; (f) mendorong pengembangan ekonomi
kerakyatan; (g) mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil
dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri; dan (h) meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila
faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara
lain melalui perbaikan koordinasi antar instansi Pemerintah Pusat dan daerah,
penciptaan birokrasi yang efesien, kepastian hukum di bidang penanaman modal,
biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di
bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai
faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik
secara signifikan.
a) Macam-macam Investasi
Dilihat dari wujudnya investasi terdiri dari (Guritno,1992:177) :

Investasi riil
Investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang yang tahan lama
(barang modal) yang akan digunakan dalam proses produksi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Seperti mesin-mesin, bangunan, kendaraan, rumah dan lain-lain.

Investasi finansial
Investasi finansial adalah investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya
pembelian saham/obligasi.
Dilihat dari segi pengeluaran terdiri dari (Samuelson,1992:109) :

Investasi Bruto
Adalah investasi yang menunjukan tambahan-tambahan keseluruahan
terhadap modal.

Investasi Netto
Adalah hasil dari investasi bruto dikurangi dengan penyusutan.
b) Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan
tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi
investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu
datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin
tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva
investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan
fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat
dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya
dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous
investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi
dalam jangka panjang seperti :

Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.

Tingkat bunga.

Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.

Kemajuan teknologi.

Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
c) Kriteria Investasi
Investasi merupakan keputusan yang berdasarkan pertimbangan yang
rasional. Untuk memutuskan investasi digunakan beberapa alat bantu atau
kriteria-kriteria tertentu yaitu:
1) Payback Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal
investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, harus berhati-hati
menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru
menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
2) Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan
dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan
dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B
(benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat
dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru
diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.
3) Net Present Value (NPV)
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan,
sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil
lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari
menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung
selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi
akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total
lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
4) Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi,
dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak
rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan
tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
d) Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal
Efficiency of Investement (MEI)
Menurut Keynes investasi berkaitan dengan apakah suatu proyek
penanaman modal atau investasi layak untuk dilakukan atau tidak. Teknik
untuk mengetahui apakah suatu proyek itu menguntungkan atau tidak, yaitu
dengan
membandingkan
profitabilitas
relatif
proyek-proyek
dengan
mendiskontir hasil-hasil dimasa depan adapun teknik-teknik mendiskontir
yang dikemukakan Keynes yaitu : (1) nilai di masa depan dari sejumlah nilai
sekarang; (2) Marginal Efficiency Of Capital (MEC); Marginal Efficiency Of
Invesment (MEI); Skedul Permintaan Investasi.
1) Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga
MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan
barang modal. Angka MEC ini adalah angka yang menyamakan harga
investasi dengan nilai sekarang (present value) dari semua penerimaan
yang diharapkan dari pengoperasian suatu proyek investasi ditambah nilai
sekarang dari nilai sisa (residu) investasi tersebut.
2) Marginal Effeciency of Capital (MEC) dan Marginal Efficiency of
Investment (MEI). Di dalam suatu waktu tertentu, misalnya dalam tempo
satu tahun, perekonomian akan terdapat individu dan perusahaan yang
mempertimbangkan untuk melakukan investasi. Berbagai proyek investasi
ini memiliki tingkat pengembalian yang berbeda, yaitu sebagian dari
proyek investasi itu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan ada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
beberapa proyek dengan tingkat keuntungan rendah. Berdasarkan kepada
jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian modal yang
diramalkan akan diperoleh, analisis ekonomi membentuk suatu kurva
yang dinamakan efisiensi investasi marjinal (marginal eficiency of
investment). Berdasarkan hal-hal yang menghubungkannya, efisiensi
investasi marjinal dapat didefinisikan sebagai: suatu kurva yang
menunjukan hubungan di antara tingkat pengembalian modal dan jumlah
modal yang akan diinvestasikan.
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
Investasi dapat dibagi menjadi tiga golongan antara lain. Yang pertama
adalah investasi tetap perusahaan yang terdiri dari pengeluaran perusahaan
atas mesin tahan lama, perlengkapan dan bangunan-bangunan seperti fasilitas
pabrik dan perlengkapan mesin lainnya, investasi ini juga dapat disebut
sebagai investasi tetap bisnis. Yang kedua adalah investasi tempat tinggal
umumnya terdiri dari investasi perumahan. Dan yang ketiga adalah investasi
persediaan (Dorbusch, Fischer, 1990:269).
Para konsumen (rumah tangga), yang membelanjakan sebagian besar dari
pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan,
penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi
kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan.
Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar
sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
oleh para pengusaha. Disamping oleh harapan dimasa depan untuk
memperoleh untung, terdapat beberapa faktor lain yang akan menentukan
tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Menurut Tambunan (2006) dan Laporan Bank Dunia mengenai iklim
Investasi (World Bank, 2005), faktor-faktor yang dapat menentukan tingkat
investasi diantaranya;.

Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik
investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman
bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia
akan melakukan investasi.

Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB
per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin
dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat
suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per
kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau
daerah tersebut untuk berinvestasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23
Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana
transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain.
Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain : jalan, terminal,
pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi
contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet,
prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah
tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.

Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi
investasi.
Karena
birokrasi
yang
panjang
akan
memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu
untuk berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah
uang. Birokrasi yang panjang juga membuka peluang oknum aparat
pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka
memperpendek birokrasi tersebut.

Kualitas sumber daya manusia
Manusia yang berkualitas ini merupakan daya tarik investasi yang cukup
penting. Sebab teknologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama
makin modern. Teknologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih
dari tenaga kerja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24
Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut
peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum,
kontrak kerja dan lain-lain.

Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan
menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.

Pengaruh Nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi
bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh
tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa
saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi
permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh
negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure
reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan
nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga
secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik
masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan
penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi. Pada sisi
penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak
menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan
produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan
dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang
diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap
barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga
didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong
ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.

Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini
disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi
dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan
distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut
Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi
makro.
2. Variabel yang Mempengaruhi PMDN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Melihat fenomena yang terjadi di Indonesia, ketika faktor-faktor investasi
mengalami naik turun, maka penulis mengambil 3 faktor yang mengalami kenaikan
dan penurunan yang signifikan yaitu Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Nilai Tukar.
a) Tingkat/laju inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini
disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat
mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi
informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu, tingkat inflasi yang
tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro
dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan
ekonomi makro.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan
terus menerus (Sukirno, 2002:223).
Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan
kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono,
2000:156).
Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang
sama. Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus dan
kenaikan harga yang terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa.
Bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan (Pohan,
2008:53).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Yang penting kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama
suatu periode tertentu. Kenaikan harga barang yang terjadi hanya sekali
saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar dan terus-menerus,
bukanlah merupakan inflasi (Nopirin, 2000:57).
Kenaikan sejumlah bentuk barang yang hanya sementara dan sporadis tidak
dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi. Inflasi di Indonesia sangat tinggi
pada zaman Presiden Soekarno karena kebijakan fiskal dan moneter sama
sekali tidak prudent (jika negara memerlukan uang, maka negara tinggal
mencetaknya saja). Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi,
akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh
karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of
development, yang bias mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di
zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank
Indonesia mengutamakan penjagan nilai Rupiah. Tetapi karena sejarah dan
karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang,
artinya bercermin kepada sejarah) maka inflasi inti masih lebih besar daripada
5 persen setahun.
Tingkat inflasi dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi
perekonomian disuatu daerah, bila inflasi terjadi maka akan terjadi kenaikan
biaya produksi barang sehingga akan mempengaruhi iklim investasi dan
penanaman modal (Mankiew, 2006:177). Inflasi dapat dibedakan menjadi
empat yaitu inflasi rendah atau ringan, inflasi moderat atau sedang dan inflasi
tinggi atau serius serta hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10% - 30%
setahun; berat antara 30% - 100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Inflasi
yang buruk akan mendorong para pengusaha untuk melakukan kegiatan yang
spekulatif, sehingga akan mengurangi investasi karena yang berkembang
adalah kegiatan spekulatif. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan investasi
menurun dan apabila inflasi turun maka investasi akan mengalami kenaikan
atau dengan inflasi yang rendah para pengusaha berusaha untuk meningkatkan
kegiatan investasi (Sukirno, 1998:88).
a) Sumber-Sumber Penyebab Inflasi
1) Demand Pull Inflation
Demand pull inflation adalah kenaikan harga-harga yang disebabkan
oleh adanya gangguan (shock) pada sisi permintaan barang dan jasa.
Kenaikan permintaan barang yang tidak seimbang dengan kenaikan
penawaran akan mendorong harga naik sehingga terjadi inflasi. Dalam
demand pull inflation, kenaikan harga barang akhir (output) mendahului
kenaikan harga barang input dan harga faktor produksi (misalnya tingkat
upah). Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(aggregate demand), sedangkan produksi sudah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati keadaan kesempatan kerja
penuh (full employment). Dalam keadaan hampir mendekati full
employment, kenaikan permintaan total disamping menaikkan harga juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
dapat menaikkan hasil produksi atau output. Akan tetapi, bila keadaan full
employment telah tercapai, penambahan permintaan tidak akan menambah
jumlah produksi melainkan hanya akan menaikkan harga saja sehingga
sering disebut dengan inflasi murni.
2) Supply Side Inflation
Berbeda dengan demand pull inflation, cost push inflation adalah
inflasi yang disebabkan oleh adanya gangguan (shock) dari sisi penawaran
barang dan jasa atau yang biasa juga disebut dengan supply side inflation,
biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang disertai oleh turunnya
produksi atau output. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan
ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan penawaran total
(aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
Kurva 2.1
Kurva Supply Side Inflation
P1
E1
E0
P0
Perubahan ini digambarkan dari pergeseran kurva penawaran ke kiri,
sehingga dengan aggregate demand yang tetap, maka keseimbangan pasar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
berubah (E0 ke E1) dengan disertai peningkatan harga (P0 ke P1) dan
tingkat output (Y) yang lebih rendah daripada tingkat full employment.
Faktor lain yang menyebabkan perubahan aggregate supply antara lain
dapat berupa terjadinya kenaikan tingkat upah (wage cost-push inflation),
harga barang di dalam negeri dan harga barang impor atau karena
kekakuan struktural.
Kekakuan struktural sendiri terjadi karena anggapan bahwa sumber
daya ekonomi tidak dapat dengan cepat diubah pemanfaatannya dan juga
bahwa upah dan tingkat harga mudah naik tapi sukar untuk turun kembali
(rigidity of price). Dengan asumsi ini, bila terjadi perubahan pola
permintaan dan biaya, maka mobilitas sumber daya dari sektor yang
kurang berkembang ke sektor yang berkembang akan sulit sekali,
sehingga suatu sektor yang kurang berkembang akan terjadi idle capacity,
sedangkan sektor yang berkembang akan kekurangan sumber daya. Dan
hal ini justru mendorong meningkatnya harga pada sektor yang
berkembang. Kekakuan di sektor yang lemah dan kenaikan harga di sektor
yang berkembang menyebabkan inflasi.
3) Demand Supply Inflation
Peningkatan permintaan total (aggregate demand) menyebabkan
kenaikan harga yang selanjutnya diikuti oleh penurunan penawaran total
(aggregate supply) sehingga menyebabkan kenaikan harga yang lebih
tinggi lagi. Interaksi antara bertambahnya permintaan total dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
berkurangnya penawaran total yang mendorong kenaikan harga ini
merupakan akibat adanya ekspektasi bahwa tingkat harga dan tingkat upah
akan meningkat atau dapat juga karena adanya inertia dari inflasi di masa
lalu.
b) Tingkat Suku bunga Kredit
Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan salah satu variabel
ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga
dipandang memiliki dampak langsung terhadap kondisi perekonomian.
Berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan investasi
terkait erat dengan kondisi tingkat suku.
Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi
(loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator
dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau
menabung (Boediono, 1994 :76)
Apabila dalam suatu perekonomian ada anggota masyarakat yang
menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan
konsumsinya, maka kelebihan pendapatan akan dialokasikan atau digunakan
untuk menabung. Penawaran akan loanable funds dibentuk atau diperoleh dari
jumlah seluruh tabungan masyarakat pada periode tertentu. Di lain pihak
dalam periode yang sama anggota masyarakat yang membutuhkan dana untuk
operasi atau perluasan usahanya. Menurut Marshall Principle : ”bunga selaku
harga yang harus dibayar untuk penggunaan modal di semua pasar, cenderung
ke arah keseimbangan, sehingga modal seluruhnya di pasar itu menurut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
tingkat bunga sama dengan persediaannya yang tampil pada tingkat itu”.
Tingkat bunga ditetapkan pada titik dimana tabungan yang mewakili
penawaran modal baru adalah sama dengan permintaannya.
Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku
ekonomi dalam hal pinjaman dan pemberian pinjaman tetapi dipengaruhi
perubahan daya beli uang, suku bunga pasar atau suku bunga yang berlaku
berubah dari waktu ke waktu. Tidak jarang bank-bank menetapkan suku
bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi
dari yang di informasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan
tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang
beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung daripada
memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif atau menyimpannya dalam
bentuk kas dirumah.
Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang
beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang
memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Suku bunga
yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank
daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang
memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi
dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga.
c) Nilai tukar Rupiah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Nilai tukar Rupiah menurut para ahli sebagai berikut;
Nilai tukar terbagi atas nilai tukar nominal dan nlai tukar riil. Nilai
tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan
seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain. Sedangkan nilai riil (real exchange rate) adalah nilai yang
digunakan seseorang saat menukar barang dan jasa dari suatu negara
dengan barang dan jasa dari negara lain (Mankiw, 2006:243).
Nilai tukar valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan
permintan dan penawaran valuta asing. Permintan valuta asing
diperlukan guna melakukan pembayaran ke luar negeri (impor),
diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional.
Suatu mata uang dikatakan ìkuatî apabila transaksi autonomous kredit
lebih besar dari transaksi autonomous debit (surplus neraca
pembayaran), sebaliknya dikatakan lemah apabila neraca
pembayaranya mengalami defisit, atau bisa dikatakan jika permintan
valuta asing melebihi penawaran dari valuta asing (Nopirin, 2000:90).
Menurut Sukirno (2002) Besarnya jumlah mata uang tertentu yang
diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan Nilai
tukar mata uang asing. Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur
dari nilai satu unit mata mata uang terhadap mata uang negara lain. Apabila
kondisi ekonomi suatu Negara mengalami perubahan, maka biasanya dikuti
oleh perubahan nilai tukar secara substansional. Masalah mata uang muncul
saat suatu negara mengadakan transaksi dengan negara lain, di mana masingmasing negara mengunakan mata uang yang berbeda. Jadi nilai tukar
merupakan harga yang harus dibayar oleh mata uang suatu negara untuk
memperoleh mata uang negara lain. Nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti tingkat suku bunga dalam negeri, tingkat inflasi, dan intervensi
bank central terhadap pasar uang. Nilai tukar yang lazim disebut nilai tukar,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
mempunyai peran penting dalam rangka stabiltas moneter dan dalam
mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk
tercapainya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan dunia usaha. Untuk
menjaga stabiltas nilai tukar, bank central pada waktu-waktu tertentu
melakukan intervensi di pasar-pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi
gejolak yang berlebihan. Para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua
yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal
exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sebagai
contoh, jika antara dolar Amerika Serikat dan yen Jepang adalah 120 yen per
dolar, maka orang Amerika Serikat bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di
pasar uang. Sebaliknya orang Jepang yang ingin memilki dolar akan
membayar 120 yen untuk setiap dolar yang dibeli.
Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan
harga relatif yaitu harga-harga di dalam negeri dibandingkan dengan hargaharga di luar negeri. Nilai tukar dapat dihitung dengan mengunakan rumus di
bawah ini:
Di mana Q dalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah tingkat
harga domestik dan P* adalah tingkat harga di luar negeri. Nilai tukar inilah
sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham
maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
melakukan investasi. Turunya nilai tukar menurunkan kemampuan nilai tukar
Rupiah terhadap mata uang asing, salah satu dampaknya terhadap impor.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
Y=α+
+
+
+ε
Dimana :
Y
= Investasi dalam negeri
= Laju Inflasi
= Tingkat Suku Bunga
= Nilai Tukar Rupiah
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
LAJU INFLASI
TINGKAT SUKU BUNGA
NILAI TUKAR RUPIAH
a. Hubungan Investasi dengan Inflasi
INVESTASI DALAM NEGERI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Hubungan antara inflasi dengan investasi adalah negatif. Tingginya
inflasi disuatu negara, mengakibatkan penawaran uang atau money supply
meningkat, kemudian diikuti dengan tingginya suku bunga, dengan suku
bunga yang cenderung tinggi maka investasi akan turun. Tingginya inflasi
juga menyebabkan daya beli pada masyarakat menurun yang kemudian
menyebabkan berkurangnya pengembalian atau keuntungan investasi,
sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi. Seorang investor
akan cenderung untuk melakukan investasi apabila tingkat inflasi di suatu
negara adalah stabil atau rendah. Hal ini dikarenakan dengan adanya
kestabilan dalam tingkat inflasi, maka tingkat harga barang-barang secara
umum tidak akan mengalami kenaikan dalam jumlah yang signifikan.
b. Hubungan Investasi dengan Tingkat Suku Bunga
Suku bunga yang dipakai dalam penelitian ini adalah suku bunga
kredit. Hubungan tingkat suku bunga kredit dengan investasi adalah
negatif. Tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi
investasi.
Fluktuasi
tingkat
suku
bunga
menjadi
pertimbangan bagi investor. Apabila tingkat suku bunga lebih rendah dari
yang diharapkannya, maka seseorang akan memilih menginvestasikan
uangnya daripada menyimpan uangnya di Bank ataupun meminjamkan
uangnya kepada orang lain.
c. Hubungan Investasi dengan Nilai Tukar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Hubungan antara kurs domestik terhadap investasi dalam negeri adalah
positif. Melemahnya atau terdepresiasinya nilai mata uang domestik (kurs
domestik) terhadap mata uang asing dapat menambah kegairahan investasi
di dalam negeri. Hal ini terjadi karena menguatnya kurs diikuti dengan
tingginya nilai bahan baku dalam negeri, oleh karena itu para investor
memilih untuk menanamkan modalnya di dalam negeri dengan ekspektasi
para investor memperoleh keuntungan di masa mendatang.
2. Hipotesis
Berhubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan pada kerangka
berpikir, maka dalam penelitian ini ditetapkan hipotesis sebagai berikut.
1. Laju inflasi berpengaruh negatif terhadap penanaman modal dalam negeri di
Indonesia tahun 1994-2014.
2. Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap penanaman modal dalam
negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
3. Nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap penanaman modal dalam
negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian ex post
facto, yaitu penelitian yang menunjukan bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah
perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas tersebut terjadi karena perkembangan
kejadian itu secara alami. Jenis penelitian ini dianggap sangat mendukung untuk
memecahkan dan menggambarkan persoalan yang telah disampaikan terlebih dahulu.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
serangkaian pengukuran atau observasi yang dinyatakan dalam angka,
merupakan data kasar karena langsung diperoleh dari hasil pengukuran dan
masih
berwujud
catatan
yang
belum
mengalami
pengolahan.
Teknis
pengumpulan data diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, seperti
mengutip dari buku-buku, literatur, bacaan ilmiah, dan sebagainya yang
mempunyai relevansi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi PMDN di
Indonesia.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah
diolah menjadi suatu informasi. Data ini berbentuk data runtut waktu (time
38
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
series) dengan rentan waktu 21 tahun. Data yang dipilih adalah data pada kurun
waktu tahun 1994 sampai 2014. Alasan pengambilan tahun tersebut yaitu tahun
1994 merupakan pra krisis moneter hebat yang mengakibatkan perubahan
perekonomian Indonesia. Dan pasca krisis tahun 2000, sudah terjadi perbaikanperbaikan disegala sektor perekonomian yang berdampak pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk investasi. Dan tahun 2014 merupakan
data terbaru. Sumber data berasal dari berbagai sumber, antara lain Statistik
Indonesia terbitan Badan Pusat Statistik, Statistik Ekonomi dan Keuangan
Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia terbitan Bank Indonesia, Statistik
Perkembangan Realisasi Investasi terbitan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), World Economic Outlook, dan jurnal-jurnal ilmiah serta literaturliteratur lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2015. Karena
pada
bulan
tersebut
bertepatan
dengan
bulan
Ramadhan,
maka
peneliti
memperhatikan jam kerja serta hari libur yang berbeda di BPS Provinsi Yogyakarta.
D. Teknik Analisis Data
Secara umum analisis regresi pada dasarmya adalah studi mengenai
ketergantungan satu variabel terikat (dependen) dengan satu atau lebih variabel
variabel bebas (independen), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat (dependen) berdasarkan nilai
variabel bebas (independen) yang diketahui.
1. Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang diterima untuk
menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian.
Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif
(Ha). Hipotesis yang dirumuskan ini disebut hipotesis nol atau tidak memiliki
perbedaan hipotesis yang sebenarnya. Pembuktian hipotesis dala penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi dengan bantuan program SPSS versi 16.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Menentukan formulasi Ho dan Ha
a. Suku Bunga Kredit terhadap PMDN di Indonesia
H0 : Suku Bunga Kredit tidak berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia
Ha : Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia
b. Inflasi terhadap PMDN di Indonesia
H0 : Inflasi tidak berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia
Ha : Inflasi berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia
c. Nilai Tukar Rupiah terhadap PMDN di Indonesia
H0 : Kurs tidak berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia
Ha : Kurs berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia
Tingkat kesalahan yang dikehendaki pada penelitian ini yaitu (α) = 10%
dengan level of confidence sebesar 90%. Makin besar tingkat kesalahan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
maka semakin kecil pula jumlah sampel yang diperlukan. Dan sebaliknya,
semakin kecil tingkat kesalahan maka semakin besar sampel yang diperlukan
(Sugiyono, 2012:86).
2. Pengujian Prasyarat Regresi
a) Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas dapat dilihat dengan
menggunakan cara nilai skewness, nilai ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana distribusi nomal data dalam variabel dengan menilai kemiringan
kurva. Normalitas dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakanuji
normalitas Kolmogorov-smirnov :
D = max [F0(X1)-Sn(X1)]
Keterangan:
d
F0(X1)
Sn(X1)
: Deviasi maksimum
: Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan
: Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai asymp. sig < taraf nyata (0,10), maka distribusi data variabel
penelitian dinyatakan tidak normal. Dan sebaliknya jika asymp. sig > taraf
nyara (0,10) maka variabel penelitian dinyatakan normal.
b) Pengujian Linearitas
Asumsi linearitas dapat terpenuhi apabila nilai residual dan nilai prediksi
tidak menggambarkan satu pola hubungan tertentu atau dengan kata lain jika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
menggambarkan suatu hubungan yang acak, maka asumsi linearitas
terpenuhi. Adapun rumusnya yaitu:
=
Keterangan:
F
: harga bilangan F untuk garais regresi
KR1
: harga kuadrat rata-rata garis regresi
KR2
: harga kuadrat residu
Kriteria penerimaan data ini linear atau tidak adalah apabila F hitung
lebih besar dari level of signifiikan (α) 0,10 maka hubungan data linier.
Sedangkan apabila F hitung lebih kecil dari level of signifikan (α) 0,10 maka
hubungan data tidak linier.
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan regresi yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi,
maka dilakukan
uji mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi
klasik yaitu:
a)
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan
linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari
model regresi. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Adapun rumus korelasinya sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
N XY – (
=
√
43
(
- ( X)2] [N
-( Y)2]
Keterangan:
R
Y
X
N
: Koefisien korelasi
: Skor Variabel Y
: Skor Variabel X
: Jumlah Data
Kriteria penerimaan dalam analisis uji multikolinearits adalah sebagai
berikut:
VIF < 5 tidak terjadi multikolinearitas
VIF > 5 terjadi multikolinearitas
b) Uji Heteroskedasitas
Heterokedastisitas adalah suau keadaan dimana varians dan kesalahan
pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji
heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka dinamakan homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi
heteroskedasitas. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas
pada model regresi yang diperoleh digunakan uji Glejser dengan cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.
Untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas maka
digunakan ketentuan sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
1. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai
absolutnya
residualnya
>
0,10,
maka
tidak
terjadi
heterokedastisitas.
2. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai
absolutnya residualnya < 0,10, maka terjadi heterokedastisitas.
Selain uji Glejser, salah satu cara untuk melihat adanya problem
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) (Wijaya, 2012:124).
Cara menganalisisnya:
-
Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika
terjadi maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.
-
Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka
mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Beberapa uji statistik yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Dimana :
E
T dan t-1
T dan t-2
D
: gangguan estimasi
: observasi terakhir dan sebelumnya
: nilai observasi
: Durbin Watson
Ada tidaknya autokorelasi dalam uji ini dengan nilai DW, yaitu:
DW
KESIMPULAN
<1,10
Ada Autokorelasi
1,10 – 1,54
Tanpa kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak Ada Autokorelasi
2,47 – 2,90
Tanpa Kesimpulan
>2,91
Ada Autokorelasi
4. Uji Statistik
a) Uji F
Uji statistik F pada dasarnya untuk melihat apakah model regresi bisa
digunakan atau tidak dalam penelitian.
R2 / k
F hitung =
(1-R2)/(n-k-1)
Keterangan:
F
R
K
N
: Harga F garis regresi
: Koefisien korelasi berganda
: Jumlah variabel independen
: Jumlah anggota sampel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Cara menentukan formula Ho dan Ha:
Ho
Ha
: model regresi tidak dapat digunakan.
: model regresi dapat digunakan.
Menentukan F tabel:
Dipilih tingkat signifikansi (α) = 10%, artinya taraf kesalahan hanya 10%
saja, nilai level of confidence sebesar 90% dengen degree of freedom (df) nk-l
F tabel = F (α, k,n n-k-l)
Keterangan:
Df
N
K
: degree of freedom
: banyaknya predicator
: jumlah variabel
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis uji F adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai F hitung > F tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga
semua
variabel
independen
secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Apabila nilai F hitung < F tabel, berarti Ho ditterima dan Ha ditolak
sehingga semua variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika
investasi
mempengaruhi
tinggi
rendahnya
pertumbuhan
ekonomi,
hal
ini
mencerminkan marak lesunya pembangunan. Sedangkan modal merupakan
pendorong perkembangan ekonomiuntuk mengadakan investasi atas dana yang
diperoleh dari tabungan masyarakat maupun pinjaman luar negeri. Salah satunya
yaitu PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang merupakan sumber
pembiayaan penting pada wilayah dan berkontribusi pada pembangunan nasional.
Penanaman Modal Dalam Negeri atau (PMDN) sesuai dengan UU No. 25
Tahun 2007 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri. Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN)
menghasilkan kenaikan output nasional dan pendapatan nasional sehingga dapat
memecahkan masalah neraca pembayaran dan melunasi utang luar negeri. Sedangkan
tujuan penanaman modal yaitu:
1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
2. menciptakan lapangan kerja;
3. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
4. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
6. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
7. mengolah
ekonomi
potensial
menjadi
kekuatan
ekonomi
riil
dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri;
dan
8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Syarat Penanaman Modal Dalam Negeri
Pasal 1 angka 2 UUPM menyebutkan bahwa PMDN adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Sedangkan
yang dimaksud dengan penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI,
badan usaha Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 UUPM). Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal yang menjelaskan bahwa Penanaman modal dalam negeri
dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak
berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha
yang ada di Indonesia. Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh
pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Seperti:
1. Yang berkaitan dengan rahasia dan pertahanan Negara. PMDN di luar bidangbidang tersebut dapat diselenggarakan oleh swasta nasional. Misal : perikanan,
perkebunan, pertanian, telekomunikasi, jasa umum, perdagangan umum.
2. PMDN dapat merupakan sinergi bisnis antara modal Negara dan modal swasta
nasional. Misal: di bidang telekomunikasi, perkebunan.
Sedangkan kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas
dari pemerintah antara lain:
1. Menyerap banyak tenaga kerja
2. Termasuk skala prioritas tertinggi
3. Melakukan alih teknologi
4. Melakukan industri pionir
5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Dilihat dari banyaknya jenis investasi dalam negeri, maka pemerintah memberikan
syarat-syarat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam negeri
sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
1. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat
Indonesia baik langsung maupun tidak langsung
2. Pelaku Investasi : Negara dan swasta Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan
atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
3. Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori
atau dirintis oleh pemerintah.
4. Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak
khusus, dan lain-lain
5. Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing
daerah
6. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila
jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia.
Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan).
C. Kebijakan Penanaman Modal Dalam Negeri
Pada era reformasi kebijakan penanaman modal dianggap sudah tidak sesuai
lagi dengan kebutuhan percepatan pembangunan perekonomian dan pembangunan
hukum nasional. Di samping itu pengaruh globalisasi ekonomi yang melanda dunia,
memaksa pemerintah untuk menyusun perangkat perundangan mengenai penanaman
modal agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Undang-undang yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
mengatur penanaman modal, yaitu Undang-Undang No. 8 tahun 1970 dan UndangUndang No. 12 tahun 1970 diubah dan disatukan dalam Undang-Undang No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Kebijakan pemerintah dalam rangka penanaman modal, meliputi:
1. Memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional;
2. Menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi
penanam modal sejak proses pengurusan perijinan sampai dengan berakhirnya
kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan
3. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada
usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
4. Kebijakan dasar dimaksud diwujudkan dalam bentuk Rencana Umum Penanaman
Modal.
D. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
Lembaga yang mengkoordinir penanaman modal dalam negeri maupun asing
adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). BKPM juga menerbitkan
berbagai macam informasi terkini terkait penanaman modal di Indonesia. Salah
satunya PMDN. BKPM sendiri menyatakan optimis kepada Indonesia karena masih
dianggap negara yang menarik dan dipercaya oleh investor untuk melakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
investasi. Meski kondisi politik sempat memanas pada tahun 2014. BKPM menilai
fundamental ekonomi Indonesia masih menunjukkan kinerja yang solid.
Adapun perkembangan realisasi PMDN dapat dibagi dalam berbagai macam
sektor dan lokasi. Dibawah ini perkembangan realisasi PMDN menurut sektor
ekonomi 5 tahun terakhir.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Sumber: bkpm.go.id
Dari data diatas menunjukan perkembangan realisasi PMDN tertinggi terletak
pada sektor sekunder yang disumbangkan oleh Industri Makanan. Terbukti pada
setiap tahun selalu mengalami peningkatan proyek investasinya yaitu 166 pada tahun
2010 meningkat menjadi 434 pada tahun 2013, hampir meningkat 100 persen
pertahunnya. Sepanjang Januari-September 2014, nilai investasi PMDN industri
makanan sebesar Rp13,93 triliyun atau meningkat sebesar 7,95 persen dari periode
yang sama tahun 2013. Investasi sektor industri makanan dan minuman memberikan
kontribusi sebesar 33,3 persen dari total investasi PMDN sektor industri. Hal tersebut
dipengaruhi oleh banyaknya pabrik makanan dan ditopang jumlah penduduk yang
mencapai 250 juta orang serta
iklim bisnis nasional yang mampu dijaga tetap
kondusif dan bersahabat bagi investor.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Selanjutnya, sektor penyumbang investasi kedua pada sektor Tanaman
Pangan & Perkebunan yang memiliki grafik stabil pada investasinya 5 tahun trakhir.
Berada di angka Rp5-9 milyar. Hanya saja di tahun 2014 turun sebesar Rp1.895,4
milyar. Investasi dalam sektor Perkebunan di Indonesia dapat menyumbang angka
yang besar karena Indonesia memiliki banyak lahan produktif tanaman pangan,
maupun tanaman perkebunan. Selain itu, disetiap daerah di Indonesia memiliki
spesialisasi perkebunan. Seperti Sumatera dan Kalimantan merupakan pulau yang
banyak ditanami tanaman Kopi, Karet, dan Kelapa Sawit. Sedangkan Jawa banyak
ditanami Padi. Indonesia juga merupakan Negara yang menghasilkan bahan baku dari
alam, seperti kayu dan rotan.
Sementara itu, Perkembangan realisasi investasi dalam negeri yang lain
ditopang oleh realisasi investasi PMDN di sektor listrik, gas dan air; industri
makanan; transportasi, gudang dan telekomunikasi; perumahan, kawasan industri dan
perkantoran serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.
Selain itu perkembangan realisasi PMDN dapat juga dibagi menurut lokasi :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Sumber: bkpm.go.id
Dalam data diatas menunjukkan PMDN mayoritas disumbang oleh Jawa
Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Provinsi Jawa
Timur dari tahun ketahun menjadi primadona penyumbang investasi domestik di
Indonesia. Realisasi investasi di Jawa Timur sebagian besar merupakan penanaman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
modal dalam negeri (PMDN) dengan angka mencapai Rp 117,5 pada semester
I/2014. PMDN yang menggunakan fasilitas tercatat 139 proyek dengan nilai Rp
47,41 triliun. Sedangkan PMDN nonfasilitas Rp 59,9 triliun dari 136.648 usaha. Hal
tersebut juga terlihat pada besar investasi yang sselalu mengalami kenaikan dari tahun
ketahunnya. Pada tahun 2011 Jawa Timur menyumbang Rp9.687,5 milyar dan naik
secara signifikan pada tahun berikutnya yaitu Rp21.520,3 milyar. Karena hampir
semua kebutuhan tersedia secara keseluruhan di Jawa Timur. Dari 38 kabupaten/kota
yang ada di Jatim, masing-masing kota memiliki keunggulan untuk dimanfaatkan
melebarkan bisnis yang dipilih. Untuk sisi pertambangan, daerah yang memiliki
potensi adalah Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro. Daerah ini menjadi grade
utama dalam bidang pertambangan. Kemudian, untuk grade kedua dalam
pertambangan adalah Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Malang dan Pasuruan.
Dari kedua data yang diterbitkan memiliki jumlah yang sama tetapi dalam
kriteria yang berbeda. Data tersebut juga mencangkup sebagian besar aspek investasi
yang ada di Indonesia. Selanjutnya data juga direvisi setiap 4 bulan sekali dengan
menerbitkan data perquartal setiap tahunnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2015. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Yogyakarta berbagai edisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar faktor Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs
mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri.
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series atau
data runtun waktu sebanyak 21 observasi dari tahun 1994 sampai tahun 2014.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penanaman Modal dalam Negeri yang
dinyatakan dalam milyar Rupiah. Adapun untuk variabel independennya adalah
Inflasi yang dinyatakan dalam persen, Suku Bunga Kredit yang dinyatakan dalam
persen, dan Kurs dalam Rupiah.
Tabel 5.1
Data Penelitian
Tahun
1994
1995
1996
1997
1998
Y
12786.9
11312.5
18609.7
18628.8
16512.5
X1
9.24
8.64
6.47
70.27
77.55
57
X2
14.96
15.75
16.53
17.34
23.16
X3
2200
2308
2383
4650
8025
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
16286.7
92410.4
58816
25307.6
48484.8
37140.4
30665
20788.4
34979.7
20363.4
37799.9
60626.3
76000.7
92182
128150.6
156126.2
2.01
9.4
12.55
10.03
5.16
6.4
17.11
6.6
6.59
11.06
2.78
6.96
3.79
4.3
8.38
8.36
22.93
16.6
17.9
17.82
15.68
14.05
15.66
15.1
13.01
14.4
12.96
12.28
12.04
11.27
11.82
12.36
7100
9595
10400
8940
8465
9290
9830
9020
9419
10850
9400
8991
9068
9670
12189
12440
MEAN
48284.69048
13.98333
15.41048
8296.81
58
Sumber: data primer dari BPS dan Bank Indonesia (data diperoleh 2015)
Keterangan :
Y
= PMDN (Milyar Rupiah per tahun)
X1
= Inflasi (Persen per tahun)
X2
= Suku Bunga Kredit (Persen per tahun)
X3
= Kurs (Rupiah)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Grafik 5.1
Penanaman Modal Dalam Negeri
Y
Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri
200000
150000
100000
50000
0
Tahun
Pada tabel dan grafik diatas dapat dilihat perkembangan realisasi PMDN di
Indonesia stabil pada tahun 1994-1999 dan mengalami fluktuasi pada periode setelah
krisis. Pertumbuhan PMDN yang cenderung meningkat tiap tahunnya pada periode
1995-1997 dari Rp11.312,5 milyar menjadi Rp18.628,8 milyar. Pada tahun 2000,
PMDN meningkat tajam sebesar Rp92.410,4 milyar. Setelah tahun tersebut
mengalami perubahan menjadi trend negatif. Karena tingginya inflasi pada tahun
1997 menurunkan minat investor sehingga nilai PMDN terus mengalami penurunan
pada tahun-tahun setelah krisis dari nilai Rp16.512,5 milyar menjadi Rp18.628.8
milyar. Pasca krisis moneter 1997, perkembangan realisasi PMDN pada tahun 2003
mengalami trend penurunan, yakni merosot dari Rp48.484,8 milyar menjadi
Rp37.140,4 milyar. Trend penurunan tersebut mencapai 30 persen pertahunnya dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
sampai pada level Rp20.363,4 milyar pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2010
terjadi peningkatan investasi menjadi Rp60.626,3 milyar.
Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat akibat krisis global,
perekonomian Indonesia diperkirakan masih cukup kuat. Pertumbuhan ini didukung
oleh tetap kuatnya permintaan domestik dan investasi yang meningkat. Hal tersebut
jelas terlihat pada ahun 2011 investasi Indonesia naik menjadi Rp76.000,7 milyar dan
terus mengalami kenaikan mencapai 30 persen setiap tahunnya sampai tahun 2014
mencapai Rp15.6126,2 milyar.
Grafik 5.2
Perkembangan Inflasi
X1
Inflasi
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tahun
Dari grafik diatas terlihat stabilnya tingkat inflasi pada tahun 1994-1996 dari
angka 9,24 persen menurun menjadi 6,47 persen. Namun, imbas dari krisis moneter
yang melanda Indonesia pada tahun 1997 ditandai besarnya inflasi mencapai 77,55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
persen. Selain itu tingginya Inflasi disebabkan tingginya harga barang-barang impor.
Kondisi ini mengakibatkan kurangnya kepercayaan investor terhadap perekonomian
Indonesia. Pada tahun 1998 tingkat inflasi berhasil ditekan oleh Bank Indonesia dari
besar inflasi 77.55 persen di tahun 1998 menjadi 2,01 persen pada tahun 1999. Dan
mengalami fluktuasi pada tingkat 5-12 persen pada tahun berikutnya.
Sebelum krisis tahun 2008, tanda adanya lonjakan perekonomian juga terasa
sejak tahun 2005 yang ditandai besar inflasi pada 17,11 persen. Pada tahun 2010
tingkat inflasi berhasil ditekan kembali oleh Bank Indonesia dari besar inflasi 11.06
persen di tahun 2008 menjadi 2,78 persen pada tahun 2009. Walaupun inflasi tahun
2010 sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yaitu 6,96 persen, namun inflasi di tahun
2010 jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2008. Tingginya inflasi tahun 2010 bersumber
dari tekanan kenaikan inflasi akibat kenaikan harga barang impor yang terus
meningkat seiring dengan penguatan nilai tukar yang semakin mereda. Laju inflasi
dari 4,3 persen di tahun 2012 menjadi 8,38 dan 8,36 persen di tahun 2013 dan 2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Grafik 5.3
Perkembangan Suku Bunga Kredit
X2
Suku Bunga Kredit
25
20
15
10
5
0
Tahun
Suku bunga kredit bank umum merupakan acuan para investor untuk
melakukan investasi. Dari grafik diatas, suku bunga kredit (SBK) pada tahun 1994
sampai tahun 1997 stabil pada angka 14,96 persen sampai 17,34 persen. Namun
perekonomian yang bergejolak pada tahun 1997 menyebabkan pemerintah menaikkan
tingkat suku bunga menjadi 23,16 persen pada tahun 1998.
Pada tahun 2000 sampai sekarang, terlihat bahwa suku bunga mengalami tren
penurunan. Mulai dari 16,6 persen pada tahun 2000 naik menjadi 17,9 persen dan
17,82 persen pada tahun 2001 sampai 2002. Kemudian dari tingkat suku bunga 17,82
turun sampai 13,01 persen pada tahun 2007. Dan naik lagi akibat krisis finansial
tahun 2008 menjadi 14,4 persen. Dari tahun 2008 sampai ahun 2014 suku bunga
stabil yaitu pada angka tertinggi 12,96 pada tahun 2009 sampai pada angka terendah
11,27 pada tahun 2012. Dan saat tahun 2014 berapa pada angka 12,36 persen.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Grafik 5.4
Perkembangan Nilai Tukar
X3
Nilai Tukar
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Tahun
Nilai tukar pada tahun 1994 masih berada pada Rp2.200, Rp2.308 pada tahun
1995, Rp2.383 pada tahun 1996, kemudian nilai tukar rupiah merosot dengan cepat dan
tajam dari rata-rata Rp2450 per dollar AS bulan Juni 1997 menjadi Rp16.500 per dollar pada
bulan Juni 1998, namun berhasil menguat kembali menjadi sekitar Rp8.000 di awal
Mei 1999.
Pasca krisis, Kurs Rupiah juga melemah pada Rp10.850 di tahun 2008 yang
pada tahun sebelumnya stabil pada Rp9.419. Hal tersebut dipengaruhi oleh intensitas
krisis yang semakin membesar seiring dengan bangkrutnya bank investasi terbesar
AS Lehman Brothers, yang diikuti oleh kesulitan keuangan yang semakin parah di
sejumlah lembaga keuangan berskala besar di AS, Eropa, dan Jepang seperti UBS
Bank, Citibank, Merryl Lynch, dan lain sebagainya. Pada tahun 2010 nilai tukar dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
ditekan oleh Bank Indonesia, Rupiah berhasil menguat dari Rp10.850 di tahun 2008
menjadi Rp9.400 dan kembali menguat menjadi Rp8.991 pada tahun 2010.
Namun, ditengah baiknya iklim investasi di Indonesia, Rupiah semakin
terpuruk dari Rp9.068 pada tahun 2011 menjadi Rp9.670 di tahun 2012. Menurut
Bank Indonesia, pelonggaran likuiditas keuangan di kawasan Eropa dan Jepang
mendorong pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini. Pada tahun 2013 telah mencapai
level Rp12.189 dan semakin lemah pada tahun 2014 yaitu Rp12.440.
B. Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis
a) Uji Hipotesis
Tabel 5.2
Pengujian Hipotesis
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
60963.716
46320.082
70.955
385.886
-4682.160
7.049
INF
SBK
Std. Error
KURS
Coefficients
Beta
t
Sig.
1.316
.206
.036
.184
.856
2496.833
-.379
-1.875
.078
2.372
.524
2.972
.009
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah 2015
Jumlah total nilai Beta seluruh variabel [ 0,036 + (-0,379) + 0,524 ] = 0,939.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
1) Inflasi (X1)
Rumusan masalah dalam variabel Inflasi adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh antara Inflasi terhadap perkembangan investasi
dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Ha : Ada pengaruh antara Inflasi terhadap perkembangan investasi dalam
negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Pada kolom Standardized Coefficient menunjukan Nilai Beta (β) pada
variabel inflasi sebesar 0,036 yang artinya bahwa inflasi berpengaruh
terhadap investasi di Indonesia tahun 1994-2014 sebesar (0,036 : 0,939) x
100% = 3,83%.
Sedangkan untuk menguji apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak
dengan membandingkan nilai dalam kolom Sig. Probabilitas variabel Inflasi
pada tabel Coefficients. Kolom Sig. Probabilitas menunjukan nilai 0,856
yang berarti nilai ini berada di atas signifikansi 10% (0,10). Oleh karena itu
Sig. > 0,10 (0,856 > 0,10) maka dapat dikatakan H0 di terima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Laju inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perkembangan investasi di Indonesia tahun 1994-2014.
2) Suku Bunga Kredit (X2)
Rumusan masalah dalam variabel suku bunga kredit adalah sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
H0 : Tidak ada pengaruh antara Suku Bunga Kredit terhadap perkembangan
investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Ha : Ada pengaruh antara Suku Bunga Kredit terhadap perkembangan
investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Kolom Standardized coefficient menunjukan Nilai Beta (β) pada variabel
SBK sebesar -0,379 namun angka tersebut dianggap konstan sehingga
menjadi 0,379 yang artinya bahwa variabel SBK berpengaruh terhadap
investasi Indonesia tahun 1994-2014 sebesar (0,379 : 0,939) x 100% =
40,36%.
Sedangkan untuk menguji apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak
dengan membandingkan nilai dalam kolom Sig. Probabilitas variabel SBK
pada tabel Coefficients Kolom Sig. Probabilitas menunjukan nilai 0,078
yang berarti nilai ini berada di atas signifikansi 10% (0,10). Oleh karena itu
Sig. < 0,10 (0,078 < 0,10) maka dapat dikatakan H0 ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Suku Bunga Kredit berpengaruh secara
signifikan terhadap perkembangan investasi di Indonesia tahun 1994-2014.
3) Kurs (X3)
Rumusan masalah dalam variabel Kurs adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh antara Kurs terhadap perkembangan investasi
dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Ha : Ada pengaruh antara Kurs terhadap perkembangan investasi dalam
negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Kolom Standardized coefficient menunjukan Nilai Beta (β) pada variabel
Kurs sebesar 0,524 yang artinya bahwa variabel Kurs berpengaruh terhadap
investasi Indonesia tahun 1994-2014 sebesar (0,524 : 0,939) x 100% =
55,80%.
Sedangkan untuk menguji apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak
dengan membandingkan nilai dalam kolom Sig. Probabilitas variabel Kurs
pada tabel Coefficients. Kolom Sig. Probabilitas menunjukan nilai 0,009
yang berarti nilai ini berada di bawah signifikansi 10% (0,10). Oleh karena
itu Sig. < 0,10 (0,009 > 0,10) maka dapat dikatakan H0 ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kurs berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perkembangan investasi di Indonesia tahun 1994-2014.
4) Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs Secara Bersama-Sama
Rumusan masalah dalam variabel Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs
adalah sebagai berikut:
H0 : Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs Secara Bersama-Sama tidak
berpengaruh positif terhadap perkembangan investasi dalam negeri di
Indonesia tahun 1994-2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Ha : Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs Secara Bersama-Sama
berpengaruh positif terhadap perkembangan investasi dalam negeri di
Indonesia tahun 1994-2014.
b) Uji Model
Tabel 5.3
Hasil Pengujian Model
b
Model Summary
Model
1
R
.802
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.643
.580
.50200
Durbin-Watson
.816
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah 2015
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS menunjukkan bahwa
nilai adjusted R square sebesar 0,643. Hal tersebut berarti Inflasi, Suku Bunga
Kredit, dan Kurs secara bersama-sama berpengaruh sebesar 64,3% terhadap
perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
2. Pengujian Prasyarat Regresi
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi masing-masing
data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan data berdistribusi
normal atau tidak maka digunakan kriteria sebagai berikut, jika nilai asymp.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
sig < taraf nyata (0,10), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan
tidak normal. Dan sebaliknya jika asymp. sig > taraf nyara (0,10) maka
variabel penelitian dinyatakan normal. Penelitian ini menggunakan Statistical
Package for Social Sciences (SPSS 16.00) yaitu dengan rumus KolmogorovSmirnov Test.
Tabel 5.4
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
21
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.46281875
Absolute
.086
Positive
.086
Negative
-.073
Kolmogorov-Smirnov Z
.395
Asymp. Sig. (2-tailed)
.998
a. Test distribution is Normal.
Sumber : data diolah 2015
Dari output diatas diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed)
adalah 0,998. Dapat dikatakan bahwa nilai Asymp. Sig lebih besar dari taraf
nyata (0,10), maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
b) Pengujian Linieritas
Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
bebas mempunyai hubungan yang linier atau tidak dengan variabel terikatnya.
Hasil uji linieritas dapat dilihat pada output berikut ini:
Tabel 5.5
Uji Linieritas
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
7.711
3
2.570
Residual
4.284
17
.252
11.995
20
Total
F
10.199
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah 2015
Berdasarkan output diatas, diperoleh besar F hitung sebesar 10,199 dengan
probabilitas sebesar 0,000. Hasil F hitung kemudian dibandingkan dengan F
tabel dengan menggunakan taraf signifikansi 0,10, dengan F tabel sebesar
2,62. Jadi F hitung (10,199) > F tabel (2,62) maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Inflasi , Suku Bunga Kredit ,dan Kurs memiliki hubungan yang linier
dengan variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
3. Pengujian Asumsi Klasik
a) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan
antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel
tersebut disebut variabel yang bersifat tidak orthogonal. Sifat tidak orthogonal
merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk
mendeteksi masalah multikolinearitas dapat menggunakan rumus korelasi
sebagai berikut:
N XY – (
=
√
- ( X)2] [N
(
-( Y)2]
Selanjutnya dengan program SPSS
menggunakan analisa collinerity
statistics. Dari hasil analisis Collinerity Statistics akan memperoleh VIF
(Variance Inflation Factor). Dasar analisis yang digunakan yaitu jika
tolerance lebih dari 0,1 dan VIF < 5 maka tidak terjadi masalah
multikolinearitas. Dari hasil output dapat dilihat sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Tabel 5.6
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
1
VIF
(Constant)
INF
0.734
1.362
SBK
0.706
1.416
KURS
0.951
1.052
a. Dependent Variable: PMDN
Sumber: data diolah 2015
Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel Inflasi (X1)
di dapat besar tolerance 0,734. Hal ini berarti nilai tolerance lebih besar dari
0,1. Sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel Inflasi
diperoleh 1,362. Karena VIF untuk variabel Inflasi kurang dari 5, maka dapat
disimpulkan
bahwa variabel Inflasi tidak mempunyai persoalan dengan
variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas.
Untuk variabel Suku Bunga Kredit atau SBK (X2) didapat besar
tolerance 0,706 yang berarti lebih besar dari 0,1. Sedangkan nilai VIF
diperoleh 1,416 yang berarti kurang dari 5, maka dapat dikatakan bahwa
variabel SBK tidak mempunyai masalah dengan variabel bebas yang lainnya
atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas.
Selanjutnya besar tolerance untuk variabel Kurs (X3) adalah 0,951 dan
hasil tersebut kurang dari 0,1. Sedangkan besar VIF dari variabel Kurs didapat
1,052 yang berarti besar VIF kurang dari 5. Maka dapat dikatakan bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
variabel Kurs juga tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya
atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas.
b) Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan
pengganggu tidak konstan untuk suau variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan uji Glejser dengan cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.
Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya > 0,10
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil output adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-1.266
1.104
INF
-.003
.003
SBK
-.011
.205
KURS
Coefficients
Beta
T
Sig.
-1.146
.268
-.239
-1.001
.331
.021
-.121
-.498
.625
.112
.385
1.837
.184
a. Dependent Variable: abs_Res
Sumber: data diolah 2015
Berdasarkan tabel diatas, signifikansi (p-value) dari ketiga variabel yaitu
Inflasi (0,331), Suku Bunga Kredit (0,625), dan Kurs (0,184). Oleh karena itu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
dapat dikataan bahwa nilai signifikansi (p-value) > 0,10 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
model
regresi
tidak
terdapat
masalah
heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu dari
satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak
berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi
menggunakan metode Durbin Watson. Dari hasil data yang telah diolah
menggunakan program SPSS 16.00 diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 5.8
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
.802
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.643
.580
.50200
Durbin-Watson
.816
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah 2015
Berdasarkan data diatas, terlihat nilai Durbin Watson adalah 0,816. Maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengalami masalah autokorelasi.
Maka akan diperbaiki dengan menggunakan metode Cochrane-Orcutt (C-O).
Metode ini merupakan alternatif untuk memperoleh nilai struktur autokorelasi
(ρ) yang tidak diketahui. Metode ini menggunakan nilai estimasi residual
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
untuk menghitung ρ. Setelah nilai ρ diketahui maka akan dilakukan
transformasi masing-masing variabel. Hasilnya akan dilakukan regresi
kembali dan hasil regresi diasumsikan sudah tidak mengandung masalah
autokorelasi.
Tabel 5.9
Hasil Uji Cochrane-Orcutt (C-O)
c,d
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.962
R Square
a
b
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
.926
.913
1.26625
F
Sig. F
Change df1
.926 70.627
3
df2
17
Durbin-
Change Watson
.000
1.912
a. Predictors: Lag_x3, Lag_x2, Lag_x1
b. For regression through the origin (the no-intercept model), R Square measures the proportion of the
variability in the dependent variable about the origin explained by regression. This CANNOT be compared
to R Square for models which include an intercept.
c. Dependent Variable: Lag_Y
d. Linear Regression through the Origin
Sumber : Hasil Olah data 2015
Dari hasil diatas, nilai DW sebesar 1,912. Maka dapat disimpulkan tidak
terjadi masalah Autokorelasi. Dengan demikian, uji Cochrane-orcutt dapat
memperbaiki masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
4. Rangkuman dari Hasil Uji Asumsi Klasik
Tabel 5.10
Rangkuman dari Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji Heterokedastisitas
Uji Autokorelasi
Kesimpulan
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Sumber: data diolah 2015
5. Pengujian Statistik
a) Uji F
Tabel 5.11
Uji F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
7.711
3
2.570
Residual
4.284
17
.252
11.995
20
Total
F
10.199
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah 2015
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung
sebesar 10,199
sementara Ftabel pada df (3:18) sebesar 2,62. Melihat kriteria pengujian
hipotesis apabila Fhitung lebih kecil daripada Ftabel maka H0 diterima, dan jika
terjadi sebaliknya Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka H0 ditolak. Pada
pengujian hipotesis ini didapat Fhitung lebih besar daripada Ftabel (10,199 >
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
2,62) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs Secara Bersama-Sama berpengaruh
terhadap perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Inflasi terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
tahun 1994-2014
Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh Inflasi terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014 menunjukan
bahwa Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penanaman Modal
Dalam Negeri di Indonesia.
Kesimpulan tersebut didukung dengan hasil
perhitungan stastistik yang menunjukan nilai sig. (probabilitas) sebesar 0,856
lebih besar dari 0,10. Oleh karena itu H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
ada pengaruh secara signifikan antara Inflasi terhadap Penanaman Modal
Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, tingkat
inflasi meningkat tajam dan pernah mencapai angka 82,40 persen pada
September 1998. Tingkat inflasi yang tinggi pada saat itu mencerminkan
ketidakstabilan harga, hal ini tentu saja mengurangi daya beli masyarakat.
Ketika inflasi terjadi, jumlah uang yang beredar akan meningkat. Hal tersebut
akan berdampak pada terdepresiasinya nilai tukar Rupiah. Untuk meredam
tingginya tingkat inflasi pada masa itu, pemerintah melalui Bank Indonesia
mengeluarkan kebijakan meningkatkan suku bunga. Langkah yang dilakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
ini, disatu sisi memang berhasil menurunkan laju inflasi dari 77,63 persen
pada tahun 1998 menjadi 2 persen pada akhir tahun 1999. Namun, disisi lain
keadaan ini berdampak kurang baik pada tingkat investasi di Indonesia.
Salah satu buktinya pada tahun 1997 dana yang digunakan untuk
modal investasi asing senilai 3,5 milyar dan pada tahun 1998-1999 senilai
19,3 milyar dan 11,47 milyar Dollar. Pelarian modal pada pihak asing tentu
akan mengakibatkan dana untuk investasi dalam negeri menurun secara tajam.
Akibat krisis finansial yang terjadi, banyak para pengusaha dalam negeri yang
gulung tikar karena dililit hutang bank.
2. Pengaruh Suku Bunga Kredit terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di
Indonesia tahun 1994-2014
Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh Suku Bunga
Kredit terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 19942014 menunjukan bahwa Suku Bunga Kredit berpengaruh secara signifikan
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia. Kesimpulan tersebut
didukung oleh hasil perhitungan yang menunjukan nilai sig. (probabilitas)
sebesar 0,078 lebih kecil dari 0,10. Oleh karena itu H0
ditolak dan Ha
diterima yang artinya ada pengaruh secara signifikan antara Suku Bunga
Kredit terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 19942014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Suku Bunga Kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014, dan variabel
tersebut memiliki kontribusi sebesar 40,36% terhadap PMDN di Indonesia.
Hal tersebut terlihat pada krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun
1998. Demi memperbaiki stabilitas ekonomi pada masa itu, sistem perbankan
mampu menarik simpanan lebih banyak dengan menurunkan tingkat suku
bunga kredit. Kebijakan penurunan suku bunga kredit tersebut bertujuan agar
permintaan
akan
kredit
dari
perusahaan
dan
rumah
tangga
akan
meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal
perusahaan untuk melakukan investasi. Hal ini akan meningkatkan aktifitas
konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah.
Seiring dengan turunnya suku bunga, aktivitas pasar modal dan harga sahamsaham kembali meningkat pada masa itu.
3. Pengaruh Kurs terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun
1994-2014
Hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh Kurs terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014 menunjukan
bahwa Kurs berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di
Indonesia tahun 1994-2014. Hal tersebut didukung oleh perhitungan statistik
yang menunjukan nilai sig. (probabilitas) sebesar 0,009 lebih kecil daari 0,10.
Maka kesimpulannya menolak H0 dan menerima Ha yang artinya ada
pengaruh yang signifikan antara Kurs terhadap Penanaman Modal Dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Negeri di Indonesia tahun 1994-2014. Variabel Kurs juga memberikan
pengaruh terhadap PMDN di Indonesia sebesar 55,80%.
Nilai tukar Rupiah selalu mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun,
pada saat sebelum krisis yaitu dari tahun 1993-1996, nilai tukar Rupiah berada
pada kisaran 2.110 - 2.383 Rupiah per US Dollar. Saat krisis ekonomi
melanda tahun 1998 kurs Rupiah mencapai Rp10.088. Dan pada tahun-tahun
pasca krisis Indonesia berhasil menstabilkan kurs pada tingkat 9.000 Rupiah
per US Dollar. Namun pada 5 tahun terakhir, kurs Rupiah mengalami
penurunan hingga 13.000 Rupiah per US Dollar.
Penurunan tingkat nilai tukar tersebut akan mengurangi investasi.
Karena penurunan tingkat kurs ini menyebabkan naiknya harga-harga barang
dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestic masyarakat.
Penurunan nilai tukar mata uang domestik juga akan menaikkan produkproduk impor domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga
barang-barang
ekspor
(traded
goods).
Sehingga
masyarakat
akan
mengutamakan saving daripada investasi.
4. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs terhadap Penanaman Modal
Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014
Hasil pengujian hipotesis keempat mengenai pengaruh Inflasi, Suku
Bunga Kredit, dan Kurs
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di
Indonesia tahun 1994-2014 menunjukan bahwa Inflasi tidak ada pengaruh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
yang signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia Tahun
1994-2014. Sedangkan Suku Bunga Kredit dan Kurs berpengaruh secara
signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia.
Kesimpulan tersebut didukung oleh hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung
sebesar 10,199 sementara Ftabel pada df (3:18) sebesar 2,62. Melihat kriteria
pengujian hipotesis apabila Fhitung lebih kecil daripada Ftabel maka H0 diterima,
dan jika terjadi sebaliknya Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka H0 ditolak.
Pada pengujian hipotesis ini didapat Fhitung lebih besar daripada Ftabel (10,199
> 2,62) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs Secara Bersama-Sama berpengaruh
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014.
Walaupun demikian, variabel Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia Tahun 1994-2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan masingmasing masalah penelitian yang telah diuraikan pada BAB V, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam
Negeri di Indonesia tahun 1994-2014. Hal tersebut dilihat dari besar beta dan
signifikansi yaitu 0,036 dan sig. 0,856 > 0,10. Karena ketika inflasi terjadi,
jumlah uang yang beredar akan meningkat. Hal tersebut akan berdampak pada
bertambahnya biaya memproduksi suatu barang. Akibatnya investor enggan
untuk menginvestasikan uangnya karena lebih memilih untuk saving daripada
investasi.
2. Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penanaman
Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014. Dapat dibuktikan dari
besar beta dan signifikansi yaitu -0,379 dan besar signifikansi 0,078 < 0,10.
Variabel tersebut memiliki kontribusi sebesar 40,36% terhadap PMDN di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan saat pasca krisis Indonesia, perbankan
menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan
biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi.
82
Hal ini akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
meningkatkan
aktivitas
konsumsi
dan
investasi
sehingga
83
aktivitas
perekonomian semakin bergairah.
3. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam
Negeri di Indonesia tahun 1994-2014. Hal ini dapat dilihat pada besar beta
dan nilai signifikansi yaitu 0,524 dan besar sig. 0,009 < 0,10. Dikarenakan
terdepresiasinya Rupiah ini, harga-harga baran
g impor akan naik dan
selanjutnya akan menaikkan permintaan barang dalam negeri.. Sehingga
masyarakat lebih mengutamakan membeli barang dalam negeri. Peluang
tersebut digunakan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan
dalam negeri dan menambah investasi dalam negeri.
4. Inflasi, Suku Bunga Kredit, dan Kurs berpengaruh secara signifikan terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia tahun 1994-2014. Hal ini
dikarenakan ketiga variabel tersebut merupakan salah satu faktor penyebab
dan akibat dari peningkatan maupun penurunan tingkat Penanaman Modal
Dalam Negeri.
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini tidak dapat dihindari berbagai kelemahan yang meliputi:
1. Penelitian hanya dilakukan pada tiga variabel yaitu Inflasi, Suku Bunga
Kredit, dan Kurs. Padahal masih banyak variabel lain yang merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri misalnya Jumlah
Penduduk, PDB, kondisi politik maupun Tingkat teknologi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
2. Pada saat penelitian, peneliti juga merasakan kesulitan dalam pengambilan
data karena buku yang tersedia di Badan Pusat Statistik Provinsi Yogyakarta
tidak lengkat atau ada sebagian buku yang tidak ada misalnya buku Statistik
Indonesia terbitan BI pada tahun 1994, 1996, dan data tahun 2014 yang belum
diterbitkan atau masih dalam proses revisi.
C. Saran
Berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan
yang
telah
diuraikan,
maka
dapat
dikemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Melihat dari perkembangan PMDN dan faktor-faktor ekonomi makro seperti
inflasi, suku bunga, dan kurs yang selalu mengalami fluktuasi, maka dapat
dipergunakan oleh pemerintah sebagai parameter untuk menentukan kebijakan
moneter. Serta bagi investor, dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kapan
waktunya untuk berinvestasi.
2. Melemahnya Rupiah saat ini menyebabkan Inflasi di Indonesia yang tinggi.
Hal tersebut akan mempengaruhi kenaikan harga barang-barang impor.
Karena Indonesia sampai saat ini masih tergantung pada barang-barang impor
khususnya bahan baku dan barang-barang modal. Inflasi yang tinggi juga akan
menyebabkan tertekannya daya beli masyarakat khususnya masyarakat yang
pendapatannya kecil dan tetap. Maka, pemerintah dapat menerapkan subtitusi
impor atau penggunaan sumber daya bahan baku negeri sendiri yang memiliki
kualitas tidak kalah dengan kualitas impor. Agar defisit neraca transaksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
berjalan sebagai transaksi bahan baku dan modal dapat dikurangi dan
menekan angka inflasi. Sehingga pemerintah tidak akan mengeluarkan
kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga yang berpengaruh pada
investasi dalam negeri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 2000. Ekonomi Moneter. Edisi 3. BPFE: Yogyakarta.
Endah. Maharsi, 2013. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Investasi di
Indonesia tahun 1990-2010: Metode ECM”. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
Terapan. Vol. 6 No. 2 AGUSTUS 2013
Gilarso.T. 1997. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Kanisius.
Mankiw, Gregory N. 2006. Principles of Economics. Pengantar Ekonomi
Makro. Edisi Ketiga. Alih Bahasa Chriswan Sungkono. Salemba Empat.
Jakarta.
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku I. Edisi ke 1. Cetakan Kesepuluh:
BPFE UGM: Yogyakarta.
Nopirin. 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. BPFE:
Yogyakrta.
Penjelasan Undang-Undang No 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal
Dalam Negeri
Penjelasan UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Cetakan Pertama.
PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Salvatore, Dominick. 2008. Theory and Problem of Micro Economic Theory.
3rd Editon. Alih Bahasa oleh Rudi Sitompul. Erlanga: Jakarta.
Samuelson, Paul, dan Soediyoeso. 1989. Ekonomi Makro. Liberty:
Yogyakarta.
Samuelson, Paul A. & Wiliam D. Nordhaus. 1992. Makro Ekonomi, Edisi
XVI. Erlanga: Jakarta.
Setyowati, Eni, dan Siti Fatimah. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Investasi Dalam Negeri di Jawa Tengah 1980-2002”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. Vol.8 No.1 Tahun 2007
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfa Beta: Bandung
Sukirno, Sadono. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Cetakan keempat.
UPP AMP YKPN: Yogyakarta
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi, Cetakan Kedua, Penerbit
Erlangga: Jakarta.
T. Guritno, 1992, Kamus Ekonomi, Erlangga: Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2006. Iklim Investasi di Indonesia: “Masalah, Tantangan
dan Potensi”, Artikel dalam www.kadin-indonesia.or.id. Diakses pada
tanggal 3 Juni 2015
Tambunan, Tulus. 2001. “Perekonomian Indonnesia”. Graha Indonesia:
Jakarta.
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DATA PRIMER
Tahun
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
PMDN
12786.9
11312.5
18609.7
18628.8
16512.5
16286.7
92410.4
58816
25307.6
48484.8
37140.4
30665
20788.4
34979.7
20363.4
37799.9
60626.3
76000.7
92182
128150.6
156126.2
Inflasi
9.24
8.64
6.47
70.27
77.55
2.01
9.4
12.55
10.03
5.16
6.4
17.11
6.6
6.59
11.06
2.78
6.96
3.79
4.3
8.38
8.36
SBK
14.96
15.75
16.53
17.34
23.16
22.93
16.6
17.9
17.82
15.68
14.05
15.66
15.1
13.01
14.4
12.96
12.28
12.04
11.27
11.82
12.36
Kurs
2200
2308
2383
4650
8025
7100
9595
10400
8940
8465
9290
9830
9020
9419
10850
9400
8991
9068
9670
12189
12440
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DATA YANG TELAH DIESTIMASI
Tahun
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Ln_PMDN
9.456176488
9.333663588
9.831438229
9.832464049
9.711872949
9.698104103
11.43399481
10.98216921
10.13886002
10.78900563
10.5224606
10.33087722
9.942150418
10.46252317
9.921494451
10.54006174
11.01248407
11.23849783
11.43152016
11.76096141
11.95841993
Inflasi
SBK
9.24
14.96
8.64
15.75
6.47
16.53
70.27
17.34
77.55
23.16
2.01
22.93
9.4
16.6
12.55
17.9
10.03
17.82
5.16
15.68
6.4
14.05
17.11
15.66
6.6
15.1
6.59
13.01
11.06
14.4
2.78
12.96
6.96
12.28
3.79
12.04
4.3
11.27
8.38
11.82
8.36
12.36
Ln_Kurs
7.696212639
7.744136628
7.776115477
8.444622499
8.990316948
8.867850063
9.168997408
9.249561085
9.098290868
9.043695295
9.136693832
9.193194213
9.107199613
9.150484205
9.291920359
9.148464968
9.103979356
9.112507012
9.176783588
9.408289185
9.428672366
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
HASIL UJI PRASYARAT REGRESI
1. UJI NORMALITAS DAN LINIERITAS
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
b
Method
KURS, INF,
. Enter
a
SBK
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
b
Model Summary
Model
R
1
.802
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.643
.580
Durbin-Watson
.50200
.816
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
7.711
3
2.570
Residual
4.284
17
.252
11.995
20
Total
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
F
10.199
Sig.
.000
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
4.643
2.135
INF
-.001
.006
SBK
-.103
.835
KURS
t
Sig.
2.175
.044
-.030
-.178
.861
.041
-.430
-2.496
.023
.216
.574
3.863
.001
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
9.4298
11.2740
10.4919
.62092
21
-.98732
.85184
.00000
.46282
21
Std. Predicted Value
-1.710
1.260
.000
1.000
21
Std. Residual
-1.967
1.697
.000
.922
21
Residual
a. Dependent Variable: Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
21
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.46281875
Absolute
.086
Positive
.086
Negative
-.073
Kolmogorov-Smirnov Z
.395
Asymp. Sig. (2-tailed)
.998
a. Test distribution is Normal.
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
UJI ASUMSI KLASIK
1. HETEROSKEDASTISITAS
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
KURS, INF,
b
Method
. Enter
a
SBK
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: abs_Res
b
Model Summary
Model
R
1
.539
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.290
.165
Durbin-Watson
.25970
1.789
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: abs_Res
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
.469
3
.156
Residual
1.147
17
.067
Total
1.615
20
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: abs_Res
F
2.317
Sig.
.112
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
-1.266
1.104
INF
-.003
.003
SBK
-.011
.205
KURS
t
Sig.
-1.146
.268
-.239
-1.001
.331
.021
-.121
-.498
.625
.112
.385
1.837
.184
a. Dependent Variable: abs_Res
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
.0495
.5135
.3565
.15311
21
-.41270
.53411
.00000
.23943
21
Std. Predicted Value
-2.005
1.025
.000
1.000
21
Std. Residual
-1.589
2.057
.000
.922
21
Residual
a. Dependent Variable: abs_Res
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
2. UJI MULTIKOLINIERITAS
b
Model Summary
Change Statistics
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
Change
R Square
.802
a
.643
.580
.50200
DurbinF Change
.643
df1
10.199
df2
3
Sig. F Change
17
.000
Watson
.816
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: PMDN
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
7.711
3
2.570
Residual
4.284
17
.252
11.995
20
Total
Sig.
10.199
.000
a
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: PMDN
Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
95% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
Model
B
Std. Error
1
(Constant)
4.643
2.135
INF
-.001
.006
Beta
t
-.030
Sig.
Correlations
Lower
Upper
Bound
Bound
2.175
.044
.139
9.147
-.178
.861
-.015
.012
Zero-order
-.314
Partial
-.043
Collinearity Statistics
Part
-.026
Tolerance
.734
VIF
1.362
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
SBK
-.103
.041
-.430
-2.496
.023
-.190
-.016
-.574
-.518
-.362
.706
1.416
.835
.216
.574
3.863
.001
.379
1.291
.673
.684
.560
.951
1.052
KURS
a. Dependent Variable:
PMDN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
3. UJI AUTOKORELASI
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
b
Method
KURS, INF,
. Enter
a
SBK
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
b
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.802
a
.643
.580
R Square Change
.50200
F Change
.643
10.199
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
7.711
3
2.570
Residual
4.284
17
.252
F
10.199
Sig.
.000
a
df1
df2
3
17
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
.816
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Total
11.995
20
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
4.643
2.135
INF
-.001
.006
SBK
-.103
.835
KURS
Correlations
t
Sig.
Predicted Value
-.030
-.178
.861
-.314
-.043
-.026
.041
-.430
-2.496
.023
-.574
-.518
-.362
.216
.574
3.863
.001
.673
.684
.560
a
Mean
Std. Deviation
N
9.4298
11.2740
10.4919
.62092
21
-.98732
.85184
.00000
.46282
21
Std. Predicted Value
-1.710
1.260
.000
1.000
21
Std. Residual
-1.967
1.697
.000
.922
21
Residual
a. Dependent Variable: Y
Part
.044
Residuals Statistics
Maximum
Partial
2.175
a. Dependent Variable: Y
Minimum
Zero-order
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
4. HASIL UJI COCHRANE ORCUTT
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Lag_x3, Lag_x2,
Lag_x1
b,c
Method
. Enter
a
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Lag_Y
c. Linear Regression through the Origin
c,d
Model Summary
Change Statistics
Model
R
1
.962
R Square
a
b
Adjusted R Square
.926
.913
Std. Error of the
R Square
Estimate
Change
1.26625
F Change
.926
70.627
df1
df2
3
17
Sig. F Change
Durbin-Watson
.000
a. Predictors: Lag_x3, Lag_x2, Lag_x1
b. For regression through the origin (the no-intercept model), R Square measures the proportion of the variability in the dependent variable about the origin
explained by regression. This CANNOT be compared to R Square for models which include an intercept.
c. Dependent Variable: Lag_Y
d. Linear Regression through the Origin
c,d
ANOVA
1.912
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
F
339.725
3
113.242
27.257
17
1.603
b
20
366.982
Sig.
70.627
.000
a
a. Predictors: Lag_x3, Lag_x2, Lag_x1
b. This total sum of squares is not corrected for the constant because the constant is zero for
regression through the origin.
c. Dependent Variable: Lag_Y
d. Linear Regression through the Origin
Coefficients
a,b
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
Coefficients
Beta
Correlations
t
Sig.
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
Lag_x1
-.034
.016
-.161
-2.158
.046
.267
-.464
-.143
.787
1.270
Lag_x2
.695
.050
1.039 13.983
.000
.906
.959
.924
.791
1.265
Lag_x3
.123
.025
.000
.076
.763
.322
.838
1.193
a. Dependent Variable: Lag_Y
b. Linear Regression through the Origin
.352
4.870
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
UJI STATISTIK
1. UJI F
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
KURS, INF,
b
Method
. Enter
a
SBK
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
b
Model Summary
Model
R
1
.802
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.643
.580
Durbin-Watson
.50200
.816
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
7.711
3
2.570
Residual
4.284
17
.252
11.995
20
Total
a. Predictors: (Constant), KURS, INF, SBK
b. Dependent Variable: Y
F
10.199
Sig.
.000
a
Download