korelasi diet rendah protein terhadap

advertisement
KORELASI DIET RENDAH PROTEIN TERHADAP
KESEIMBANGAN NITROGEN PADA PASIEN PENYAKIT
GINJAL KRONIK
CORRELATION OF LOW PROTEIN DIET ON NITROGEN
BALANCE IN CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENTS
Nur Rachmat Adi Sawe,1Suryani As’ad,2 R. Satriono3
1Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,2Bagian Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 3Bagian Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi:
Nur Rachmat Adi Sawe
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar
Hp: 085240739940
Email: [email protected]
Abstrak
Prevalensi pasien penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang mengalami malnutrisi energi protein (MEP)
cukup tinggi sehingga meningkatan angka morbiditas dan mortalitas. Peningkatan angka
morbiditas dan mortalitas tidak hanya terbatas pada pasien yang telah menjalani dialisis saja,
namun sudah terjadi sejak Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) < 60 ml/menit. Diet rendah protein
(DRP) sebagai salah satu intervensi nutrisi untuk mengurangi progresifitas PGK masih
kontroversial karena beberapa penelitian menunjukkan pemberian DRP justru menyebabkan MEP.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi DRP terhadap keseimbangan nitrogen sebagai
penanda kecukupan asupan protein pada pasien PGK pra dialisis. Penelitian ini dilakukan di RS
Wahidin Soedirohusodo Makassar dan jejaringnya. Metode penelitian yang digunakan adalah
cross sectional. Penelitian ini menemukan asupan protein/kgBB dan kadar albumin serum
berkorelasi positif yang bermakna terhadap keseimbangan nitrogen, sedangkan Urine Urea
Nitrogen (UUN) berkorelasi negatif yang bermakna terhadap keseimbangan nitrogen.
Keseimbangan nitrogen yang negatif secara bermakna didapatkan pada kelompok pasien PGK
yang mendapat asupan <0,75 gr/kgBB/hari, kelompok pasien PGK dengan LFG<15 ml/menit
secara bermakna memiliki keseimbangan nitrogen negatif yang lebih banyak daripada mereka
dengan LFG 15-60 ml/menit, dan terdapat perbedaan asupan protein yang bermakna antara
kelompok pasien PGK dengan LFG<15 ml/menit dengan LFG 15-60 ml/menit . Jadi pada
penelitian ini menemukan hasil bahwa pasien PGK pra dialisis yang memiliki asupan protein
<0,75 gr/kgBB/hari memperlihatkan adanya keseimbangan nitrogen negatif yang lebih banyak
daripada kelompok yang memiliki asupan protein >0,75 gr/kgBB/hari. Lebih jauh lagi, dalam
analisis diketahui bahwa seluruh pasien yang memiliki LFG <15ml/menit yang berdasarkan
kriteria masuk dalam Gagal Ginjal Tahap Akhir (GGTA), mengkonsumsi protein lebih rendah dan
seluruhnya memberikan keseimbangan nitrogen yang negatif. Bukti ini menjelaskan bahwa masih
terdapat ruang untuk memberikan protein lebih besar daripada jumlah yang selama ini
direkomendasikan.
Kata kunci: PGK, DRP, malnutrition, keseimbangan nitrogen.
Abstract
The prevalence of Chronic Kidney Disease (CKD) patient who had protein energy malnutrition is
high enough to increase morbidity and mortalitiy. Increased morbidity and mortality is not limited
to patients who had undergone dialysis, but it has happened since Glomerular Filtration Rate
(GFR) <60 ml/min. Low Protein Diet (LPD) as one of nutritional intervention to reduce the
progression of CKD is still controversial, because some studies show it causes malnutrition. This
study aimed to determine the correlation LPD with nitrogen balance as a marker of adequate
intake of protein in pre-dialysis CKD patients. The research was conducted at the Wahidin
Soedirohusodo Hospital Makassar and its network. It is a cross sectional analytic. This study
found the intake of protein/kg/d and serum albumin level were significantly positively correlated to
the nitrogen balance, whereas Urine Urea Nitrogen (UUN) was significantly negatively correlated
to the nitrogen balance. Negative nitrogen balance was significantly obtained in the group of CKD
patients who received protein intake <0.75 g/kg/d, CKD patient group with GFR <15 ml/min has
a significant negative nitrogen balance which is more than those with GFR 15-60 ml/min, and
there is a significant difference in protein intake between the groups of patients with GFR <15
ml/min and patients with GFR 15-60 ml/min. In conclusion, pre-dialysis CKD patients who had a
protein intake <0.75 g/kg/d showed a negative nitrogen balance which is more than group that has
a protein intake >0.75 g/kg/d. Furthermore, it is known that in the analysis of all patients who
have GFR<15ml/min, based on CKD criteria is in the End Stage Renal Failure (ESRF), consume
less protein and whole gives a negative nitrogen balance. The evidence is clear that there is
considerable scope to provide more protein than the amount that had been recommended.
Keywords: CKD, LPD, malnutrition, nitrogen balance
PENDAHULUAN
Penyakit ginjal kronik (PGK) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal atau
glomerular filtration rate (GFR) /laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60
mL/menit/1,73 m2 selama 3 bulan atau lebih. Ada lima tahap penyakit ginjal. Tiap
tahap didasarkan adanya kerusakan ginjal dan nilai GFR yang merupakan suatu
pengukuran dari tingkat fungsi ginjal. Data dari beberapa pusat penelitian yang
tersebar di seluruh Indonesia melaporkan bahwa penyebab PGK adalah
glomerulonefritis, penyakit ginjal obstruksi dan infeksi, penyakit ginjal diabetik,
hipertensi, penyakit ginjal polikistik, dan penyebab yang tidak diketahui. (Foulks
CJ, 2005; Prodjosudjadi dkk, 2009; NKF, 2010)
Meskipun teknologi terapi pengganti ginjal (TPG) saat ini telah
mengalami kemajuan yang pesat, angka morbiditas dan mortalitas pasien PGK
tetap tinggi. Peningkatan angka morbiditas dan mortalitas ini tidak hanya terbatas
pada pasien yang telah menjalani dialisis saja, namun sudah terjadi sejak GFR<60
ml/menit yang terutama disebabkan oleh komplikasi penyakit kardiovaskular,
inflamasi, infeksi, dan malnutrisi. (Dharmeizar, 2011)
Sejumlah besar pasien PGK akan mengalami malnutrisi energi protein
(MEP). Asupan protein dan kalori yang rendah merupakan penyebab penting
terjadinya MEP pada pasien yang mendekati GGTA, meskipun kejadian ini juga
disebabkan oleh multifaktorial. Diet rendah protein (DRP) pada pasien-pasien
PGK akan menyebabkan MEP, dan hal ini dihubungkan dengan peningkatan
morbiditas dan mortalitas pada pasien PGK. Pemberian protein pada pasienpasien ini tampaknya akan paralel dengan progresifitas PGK mereka.
Progresivitas PGK juga sangat tergantung kepada pengendalian penyakit dasar
seperti pengendalian tekanan darah (target <130/80 mmHg), kadar gula darah
(target A1C < 7,0%), kondisi dislipidemia, dan albuminuria. Penelitian
menunjukkan bahwa jika memakai Subjective Global Assessment (SGA) untuk
menilai status gizi, prevalensi malnutrisi ditemukan lebih rendah pada GFR yang
lebih tinggi, yaitu 20-28% pada GFR 20-30 ml/menit dan sebanyak 40%
ditemukan pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) di awal terapi
hemodialisis (HD) rutin. (Toigo G dkk, 2000; Dharmeizar, 2011)
Apakah restriksi protein pada masa sebelum dialisis menyebabkan MEP
pada saat dialisis? Telah banyak penelitian menyimpulkan bahwa restriksi protein
jangka panjang sebelum dialisis menyebabkan malnutrisi protein dan berakibat
prognosis yang buruk selama dialisis. (Walser M, 1993; Watanabe, 2008)
Kuantitas protein yang disarankan pada gagal ginjal awal hingga moderat
masih kontroversial dan bervariasi dari 0.55 hingga 0.8 g/kg/hari. Begitu pula
tidak ada kesepakatan mengenai seberapa besar kadar LFG, asupan protein
sebaiknya mulai dikurangi. Sama halnya banyak penelitian estimasi kecukupan
protein pada pasien PGK pra dialisis menyimpulkan hasil yang masih kontroversi
pula. Beberapa penulis menyarankan memulai pembatasan protein lebih dini,
namun tidak mengubah saran dengan memburuknya gagal ginjal yang dapat
menyebabkan sulitnya pemenuhan pasien. Efek penting yang diharapkan dari pola
DRP harus diseimbangkan dengan fakta bahwa malnutrisi pada pasien yang
memasuki tahap dialisis merupakan penyebab utama dari kematian selama 3 bulan
setelah inisiasi dialisis. (Toigo G dkk, 2000)
Berdasarkan beberapa fakta yang masih kontroversi tersebut di atas, maka
tujuan penelitian kami adalah untuk mengetahui keseimbangan nitrogen pada
pasien PGK pra dialisis dengan protein rekomendasi 0,6–0,75 g/kgBB/hari.
Sepengetahuan penulis, penelitian ini belum pernah dilakukan di Indonesia.
BAHAN DAN METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan cross sectional analytic yang dilakukan di
Sub-Bagian Ginjal Hipertensi Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo bulan
Juli-September 2012. Populasi target adalah pasien PGK pra dialisis dengan
populasi terjangkau pasien PGK pra dialisis yang dirawat di bangsal penyakit
dalam Rumah Sakit Umum Wahidin Soedirohusodo. Kriteria inklusi: usia 40-60
tahun, pasien PGK pra dialisis, dan bersedia mengikuti penelitian dengan
memberikan informed concent. Kriteria ekslusi adalah subyek-subyek yang
sedang mengalami komplikasi penyakit hati, jantung, respiratory disease,
gastrointestinal disease atau malignancy yang diketahui dari rekam medis.
Subyek yang memenuhi kriteria penelitian dihitung food recall 24 h dan
food record 24 h berdasarkan CD Menu RS. Wahidin Sudirohusodo. Jika food
recall 24 h dan food record 24 h sudah mencapai kebutuhan energi total yang
dihitung dengan formula Harris-Benedict dan atau rule of thumb 30-35
kkal/kgBB/hari, tiga hari berturut-turut, maka dilakukan urine tampung 24 jam
untuk pemeriksaan Urine Urea Nitrogen (UUN) yang diukur dengan alat ABX
Pentra 400 untuk menilai keseimbangan nitrogen.
Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan keseimbangan nitrogen menggunakan prosedur pengumpulan
urine 24 jam. Pengumpulan dilakukan secara akurat dan sesuai waktu 24 jam.
Urine yang telah tertampung sebaiknya disimpan dalam keadaan dingin (suhu
dibawah 4 derajat celsius) untuk menghambat pertumbuhan kuman pemecah urea.
Ukur dengan akurat volume urine 24 jam yang berhasil ditampung (cc). Bawa
urine tampung 24 jam ke laboratorium patologi klinik untuk ditentukan kadar
ureanya (g/L) dalam waktu 2 jam setelah diantar ke laboratorium. Selanjutnya
hitung prakiraan asupan protein perhari penderita dengan metode food recall 24 h
dan food record 24 h dan terakhir penghitungan keseimbangan nitrogen.
Metode Statistik
Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan bantuan komputer. Uji
statistik yang digunakan sebagai berikut: data mengenai karakteristik demografi
disajikan dalam bentuk deskriptif, untuk menganalisis data hubungan antara 2
variabel digunakan uji korelasi Spearman, untuk menganalisis data komparatif
kategorik tidak berpasangan digunakan uji Fisher, untuk menganalisis
perbandingan dua kelompok tidak berpasangan digunakan uji Mann-Whitney, dan
batas kemaknaan 5% (p<0,05).
HASIL PENELITIAN
Karakteristik data dasar
Sampel terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.
Karakteristik pada pasien penelitian ini tidak jauh berbeda dari karakteristik
pasien-pasien PGK pra-dialisis secara umum, kecuali keseimbangan nitrogen pada
penelitian ini didapatkan hasil yang lebih bervariasi (tabel 1).
Korelasi antara asupan protein, albumin, UUN, dan TKK terhadap
keseimbangan nitrogen dan saling hubungan antara albumin, TKK, dan UUN.
Pada penelitian ini keseimbangan nitrogen pada pasien PGK pra dialisis
tampaknya berkorelasi positif yang bermakna terhadap asupan protein dan kadar
albumin (penanda inflamasi), serta berkorelasi negatif signifikan terhadap UUN
(penanda katabolisme). Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang
signifikan antara TKK dengan kadar albumin, dan terhadap katabolisme protein
ditemukan korelasi postif yang bermakna antara TKK dengan UUN, serta kadar
albumin cenderung berkorelasi negatif dengan tingkat katabolisme (tabel 2).
Hubungan antara keseimbangan nitrogen terhadap kelompok asupan protein ≤
0,75 gr/kgBB/hari dan > 0,75 gr/kgBB/hari.
Penelitian ini menemukan bahwa keseimbangan nitrogen yang negatif
secara bermakna didapatkan pada kelompok pasien PGK yang mendapat asupan ≤
0,75 g/kgBB/hari (tabel 3).
Hubungan antara keseimbangan nitrogen terhadap kelompok TKK 15-60
ml/menit dan TKK < 15 ml/menit.
Penelitian ini menemukan bahwa kelompok dengan TKK<15 ml/menit
secara bermakna memiliki keseimbangan nitrogen negatif yang lebih banyak
daripada mereka dengan TKK 15-60 ml/menit (tabel 4).
Perbedaan asupan protein antara kelompok pasien PGK pra dialisis yang
memiliki TKK 15-60 ml/menit dengan TKK<15 ml/menit
Pada penelitian ini menemukan perbedaan asupan protein yang bermakna
pada kedua kelompok (tabel 5).
PEMBAHASAN
Karakteristik pasien PGK pra-dialisis umumnya bervariasi. Dari berbagai
penelitian yang dilakukan umumnya rentang usia dari 30-60 tahun, prevalensi
laki-laki dan perempuan = 60%:40%, GFR 43.9±4.7 sampai 50±19 ml/menit,
albumin < 3 mg/dl, UUN 0,21-0,50 g N/hari, dan keseimbangan nitrogen ±0,36 g
N/hari. Rekomendasi nutrisi dalam hal komposisi makronutrien pada pasien PGK
pra dialisis secara umum adalah protein 0,6-0,75 g/kgBB/hari, karbohidrat 5560%, dan lemak tidak lebih dari 30%. Karakteristik pada pasien penelitian ini
tidak jauh berbeda dari karakteristik pasien-pasien PGK pra-dialisis secara umum,
kecuali keseimbangan nitrogen pada penelitian ini didapatkan hasil yang lebih
bervariasi. (Toigo G, 2000; Pan Li, 2008; Maroni, 1985)
Keseimbangan nitrogen sangat dipengaruhi oleh asupan kalori dan protein,
derajat deplesi protein dimana adanya infeksi atau inflamasi, bahkan pada derajat
yang ringan dapat meningkatkan katabolisme nitrogen dan mengalihkan protein
untuk sintesis protein imun, aktivitas fisik, dan stres fisiologi yang menyebabkan
respon
metabolik
sehingga
dapat
mempengaruhi
metabolisme
nitrogen.
(Scrimshaw, 2006) Pada penelitian ini keseimbangan nitrogen pada pasien PGK
pra dialisis tampaknya berkorelasi positif yang bermakna terhadap asupan protein
dan kadar albumin (penanda inflamasi), serta berkorelasi negatif signifikan
terhadap UUN (penanda katabolisme). Demikian juga kadar albumin cenderung
berkorelasi negatif dengan tingkat katabolisme. Ini sejalan dengan penelitian
terdahulu
yang
didapatkan
oleh
Scrimshaw
(2006)
yang
menyatakan
keseimbangan nitrogen dipengaruhi oleh asupan protein, tingkat inflamasi, dan
katabolisme dan Watanabe (2008) yang menyatakan DRP berkorelasi dengan
MEP, inflamasi, dan stres oksidatif. ( Scrimshaw, 2006; Watanabe, 2008)
Berbagai guideline manajemen nutrisi pada pasien PGK telah banyak
dikeluarkan, tetapi secara umum rekomendasi DRP yang disarankan adalah 0,60,75 g/kgBB/hari. (The Kidney Foundation of Canada, 2009; NKF, 2010;
Dharmeizar, 2011; PDGKI, 2011)
Penelitian ini membagi 2 kelompok berdasarkan asupan protein.
Kelompok 1 adalah pasien PGK pra-dialisis yang mendapat asupan protein ≤ 0,75
g/kgBB/hr dan kelompok 2 adalah pasien PGK
pra-dialisis yang mendapat
asupan protein lebih dari 0,75 g/kgBB/hr. Lalu kedua kelompok diuji
kebermaknaan atas hubungannya terhadap keseimbangan nitrogen. Hasilnya
adalah keseimbangan nitrogen yang negatif secara bermakna didapatkan pada
kelompok pasien PGK yang mendapat asupan protein ≤ 0,75 g/kgBB/hari. Hal ini
bertentangan dengan kebanyakan penelitian yang menyatakan DRP yang
direncanakan dan didesain dengan baik oleh ahli diet yang terampil dan diikuti
dengan motivasi dan kepatuhan pasien akan memberikan keseimbangan nitrogen
yang netral atau positif dan tidak memberikan pengaruh yang merugikan terhadap
kondisi nutrisi (Kopple dkk, 1986; Ikizler dkk, 1995; Mitch, 2005), tetapi hasil ini
sejalan dengan penelitian yang tidak mendukung pemberian DRP utamanya untuk
jangka panjang yang menyatakan bahwa DRP dapat menyebabkan kemunduran
status nutrisi pada pasien PGK. (Watanabe, 2008; Pan Li, 2008; Menon, 2009).
Rekomendasi nutrisi pada pasien PGK juga menyarankan pemberian DRP
berdasarkan GFR. Terdapat perbedaan dari sejumlah rekomendasi yang telah
dikeluarkan, mulai dari GFR<60 mL/menit hingga GFR<25 mL/menit, DRP
sebaiknya mulai diberikan. Bahkan untuk GFR<15 mL/menit atau masuk dalam
kategori GGTA, DSRP sebaiknya diberikan (PDGKI, 2011; Dharmeizar, 2011).
Berdasarkan alasan ini, dalam penelitian ini membagi kembali subyek (n =
38) menjadi 2 kelompok berdasarkan TKK. Kelompok 1 adalah pasien PGK pradialisis yang memiliki TKK 15-60 ml/menit dan kelompok 2 adalah pasien PGK
pra-dialisis yang memiliki TKK <15 ml/menit. Lalu kedua kelompok diuji
kebermaknaan atas hubungannya terhadap keseimbangan nitrogen. Hasilnya
adalah kelompok dengan TKK<15 ml/menit secara bermakna memiliki
keseimbangan nitrogen negatif yang lebih banyak daripada mereka dengan TKK
15-60 ml/menit.
Apakah keseimbangan nitrogen yang negatif yang secara bermakna
ditemukan lebih banyak pada kelompok pasien PGK dengan TKK < 15 ml/menit
disebabkan DRP, inflamasi, atau katabolisme yang lebih berat pada kelompok ini?
Berdasarkan a≤nalisis lebih lanjut, terhadap asupan didapatkan perbedaan asupan
protein yang bermakna pada kedua kelompok. Terhadap inflamasi, pada penelitian
ini tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara TKK dengan kadar albumin,
dan terhadap katabolisme protein ditemukan korelasi postif yang bermakna antara
TKK dengan UUN sebagai penanda katabolisme protein, tetapi pada dasarnya
UUN lebih menggambarkan asupan protein seseorang (Phadke, 2008), sehingga
semakin besar asupan protein seseorang maka UUN akan semakin besar pula.
Pada penelitian ini juga didapatkan UUN pada hampir semua subyek (n=36)
berada pada tingkat katabolisme yang normal, yaitu <5g/24 jam dan hanya 2
subyek yang berada pada tingkat katabolisme ringan, yaitu UUN 5-10 g/24 jam
dengan UUN rata-rata secara keseluruhan 248,86±22,96 mg/dL. Jadi dapat
disimpulkan semua pasien yang memiliki TKK<15ml/menit pada penelitian ini,
penyebab keseimbangan nitrogen yang negatif adalah semata-mata karena asupan
protein yang rendah di bawah 0,6 g/kgBB/hari. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ikizler dkk (1995) yang mengimplikasikan bahwa DRP
sebaiknya digunakan secara hati-hati pada pasien PGK dengan GFR di bawah 25
ml/menit, karena dapat terjadi malnutrisi. Bahkan penelitian ini menyarankan
inisiasi dini dialisis jika kebutuhan pasien PGK sudah di bawah 0,7 g/kgBB/hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menemukan hasil bahwa pasien PGK pra dialisis yang
memiliki
asupan
protein
<0,75
g/kgBB/hari
memperlihatkan
adanya
keseimbangan nitrogen negatif yang lebih banyak daripada kelompok yang
memiliki asupan protein >0,75 g/kgBB/hari. Lebih jauh lagi, dalam analisis
diketahui bahwa seluruh pasien yang memiliki TKK <15ml/menit yang
berdasarkan kriteria masuk dalam GGTA, mengkonsumsi protein <0,6
g/kgBB/hari dan seluruhnya memberikan keseimbangan nitrogen yang negatif.
Bukti ini menjelaskan bahwa masih terdapat ruang untuk memberikan protein
lebih besar daripada jumlah yang selama ini direkomendasikan. Meskipun
demikian, karena penelitian ini tidak menilai besaran protein dan dampaknya bagi
fungsi ginjal, maka jumlah protein yang bisa diberikan belum dapat ditetapkan.
Untuk hal tersebut, masih diperlukan penelitian lanjutan yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmeizar. (2011). Konsensus Nutrisi pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta:
PERNEFRI.
Foulks CJ. (2005). In: The A.S.P.E.N. Nutrition Support Practice Manual. Silver
Spring: American Society for Parenteral and Enteral Nutrition. P. 336341.
Ikizler TA, Greene GH, Wingard RL, Parker RA, Hakim RM. (1995).
Spontaneous Dietary Protein Intake During Progression of Chronic Renal
Failure. J. Am. Soc. Nephrol: 6:1380-1391)
Kopple JD, Monteon FJ, Shaib JK. (1986). Effect of Energy Intake on Nitrogen
Metabolism in Nondialyzed Patients with Chronic Renal Failure. Kidney
International, Vol. 29: p. 734—742
Maroni BJ, Steinman TI, Mitch WE. (1985). A Method for Estimating Nitrogen
Intake of Patients with Chronic Renal Failure. Kidney International, Vol.
27:p. 58—65
Menon V, Kopple JD, Wang X, et al. (2009). Effect of a very low-protein diet on
outcomes: long-term follow-up of the Modification of Diet in Renal
Disease (MDRD) Study. Am J Kidney Dis; 53:208-217.
Mitch WE. (2005). Beneficial Responses to Modified Diets in Treating Patients
with Chronic Kidney Disease. Kidney International, Vol. 67, Supplement
94: p. S133–S135
National Kidney Foundation. (2010). Nutrition and Hemodialysis. New York:
National Kidney Foundation.
Pan Li, Guo LL, Jin HM. (2008). Low-protein Diet for Diabetic Nephropathy: A
Meta-analysis of Randomized Controlled Trials. Am J Clin Nutr;88:6606.
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI). (2011). Standar
Pelayanan Medis Gizi Klinis. Makassar: Perhimpunan Dokter Spesialis
Gizi Klinik Indonesia.
Phadke MS, Gore MA. (2008). Study of Nitrogen Balance in Thermaly Injured
Patients. The Internet Journal of Emergency and Intensive Care Medicine:
Vol. 11 Number.
Prodjosudjadi, Wiguno, Suhardjono. (2009). End-Stage Renal Disease in
Indonesia: Treatment Development. Ethnicity & Disease: Volume 19.
Scrimshaw NS. (2006). Appendix: Criteria for valid nitrogen balance
measurement of protein requirements. Boston: UNU Food and Nutrition
Program.
The Kidney Foundation of Canada. (2009). Nutrition and Chronic Kidney
Disease. Ontario: Canadian Association of Nephrology Dietitians.
Toigo G, M. Aparicio, P-O. Attman, N. Cano, B. Cianciaruso, B. Engel, et al.
(2000). Expert Working Group report on nutrition in adult patients with
renal insufficiency (part 1 of 2). Clinical Nutrition: 19(3): 197–207
Walser M. (1993). Does Prolonged Protein Restriction Preceding Dialysis Lead to
Protein Malnutrition at the Onset of Dialysis? Kidney
International;44:p.1139-1144.
Watanabe M, Suliman ME, Qureshi AR, Lopez E, Ba’ra’ny P, Heimburger O, et
al. (2008). Consequences of Low Plasma Histidine in Chronic Kidney
Disease Patients: Associations with Inflammation, Oxidative Stress, and
Mortality. Am J Clin Nutr: 87; 1860-6.
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1.
Karakteristik subyek penelitian.
Karakteristik (n = 38)
Rerata
Umur (tahun)¹
59 (40-60)
Laki-laki/Perempuan (%)²
18/20 (47,4/52,6)
Indeks Massa Tubuh (kg/m²)¹
20,36 (14,10-31,70)
Cakupan Energi (kkal)³
1491,7±57,22
Cakupan Protein (gr)²
37,75 (13,7-92,3)
Asupan Protein/kg BB (gr/kg BB)²
0,74 (0,23-1,57)
3
Persentase Cakupan Karbohidrat (%)
Persentase Cakupan Lemak (%)
3
60,87±2,04
27,71±1,98
Tingkat Kreatinin Klirens (ml/menit)³
23,96±2,24
Albumin (mg/dl)3
2,64±0,05
Urine Urea Nitrogen/UUN (mg/dl)3
248,86±22,96
Keseimbangan Nitrogen² (gr N)
-1,86 (-12,56 - 3,68)
Data ditampilkan dalam median (minimum-maksimum).
² Data ditampilkan dalam n (%) frekuensi.
³ Data ditampilkan dalam mean ± SD.
Tabel 2.
Korelasi antara asupan protein, albumin, UUN, dan TKK
terhadap keseimbangan nitrogen dan saling hubungan antara albumin,
TKK, dan UUN.
Hubungan
Asupan
protein per
kgBB
Albumin
TKK
UUN
Keseimbangan
Nitrogen
Albumin
TKK
UUN
ns
r=0,396;p=0,014*
r=0,325;p=0,046*
-
ns
ns
r= -0,347;
p=0,052
-
ns
r= -0,347;
p=0,052
r=0,413;
p=0,01*
r=0,413; p=0,01*
-
r=0,544;p=0,000**
r=0,372;p=0,036*
ns
* P < 0,05 = signifikan: Spearman test, ** P < 0,01 = signifikan: Spearmen test,
ns = tidak signifikan
Tabel 3.
Hubungan antara keseimbangan nitrogen terhadap kelompok
asupan protein ≤ 0,75 gr/kgBB/hari dan > 0,75 gr/kgBB/hari.
Kelompok
Keseimbangan
Keseimbangan
nitrogen positif
nitrogen negatif
P
Asupan protein ≤ 0,75
gr/kgBB
1 (11,1%)
17 (58,6%)
8 (88,9%)
12 (41,4%)
0,021*
Asupan protein > 0,75
gr/kgBB
* P < 0,05 = signifikan: Fisher’s Exact Test.
Tabel 4.
Hubungan antara keseimbangan nitrogen terhadap kelompok
TKK 15-60 ml/menit dan TKK < 15 ml/menit.
Kelompok
TKK 15-60
TKK<15
ml/menit
ml/menit
9 (33,3%)
0 (0%)
18 (66,7%)
11 (100%)
P
Keseimbangan nitrogen
positif
0,038*
Keseimbangan nitrogen
negatif
* P < 0,05 = signifikan: Fisher’s Exact Test.
Tabel 5.
Perbedaan asupan protein antara pasien TKK 15-60 ml/menit
dengan pasien TKK <15 ml/menit.
Kelompok
Asupan protein/kgBB/hari (gr)
TKK 15-60 ml/menit (n=27)
TKK <15/menit (n=11)
* P < 0,05 = signifikan: Mann-Whitney U
P
0,79 (0,43-1,57)
0,54±0,06
0,004*
Download