Pembelajaran Introduction to Linguistics melalui Kolaborasi Pendekatan Membaca Terbimbing dan Teknik Presentasi Siti Mukminatun Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta Alamat korespondensi: [email protected] Abstrak Membaca dalam bahasa asing masih merupakan masalah bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Mereka mempunyai banyak tugas yang menuntut mereka banyak membaca. Akan tetapi mereka mengeluh tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membaca dan merasa kesulitan membaca kepustakaan yang ditulis dalam Bahasa Inggris. Dalam artikel ini, penulis ingin membagi pengalaman mengajar mata kuliah Introduction to Linguistics menggunakan kolaborasi pendekatan membaca terbimbing dan teknik presentasi. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca pustaka mata kuliah teori yang ditulis dalam bahasa Inggris. Deskripsi akan berkaitan dengan penerapan kedua teknik ini dalam proses pembelajaran introduction to linguistik di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, peran pengajar, pemilihan buku, pengelompokan mahasiswa, dan tugas membaca. Penggunaan kedua teknik ini didasarkan pada pertimbangan karakteristik mahasiswa sebagai pembelajar dewasa. Oleh karena itu, ada modifikasi terhadap penerapan pendekatan membaca terbimbing yang semula diperuntukkan bagi murid pendidikan dasar. Acuan utama deskripsi ini adalah teori membaca dari Nuttal (2005) dan beberapa teori membaca terbimbing. Kata kunci: Introduction to Linguistics, membaca terbimbing, presentasi Abstract Reading in a foreign language is still a big problem for students of English Education Department, Faculty of Languages and Arts, Yogyakarta State University. They have many assignments requiring them to read. However, they complain that they do not have enough time to read and find it hard to read reading materials written in English. This article aims to share the writer’s experience in teaching Introduction to Linguistics using the collaboration of guided reading approach and presentation teachnique. This activity is designed to improve the students’ ability in reading the literatures on theoritical course. The description will be explored in terms of the implementation of these two techniques in the teaching-learning proces of Introduction to Linguistics class in English Education Department, teacher’s role, book selection, students group, and reading assignments. The use of these two techniques based on the consideration of the characteristics of students as adult learners. Therefore, there is a modification of the application of guided reading which is traditionally directed to primary students. The basic framework of this description is reading theory by Nuttal (2005) and some theories on guided reading. Key words: introduction to linguistics, guided reading, presentation 1 PENDAHULUAN Membaca merupakan bagian pembelajaran yang sangat pokok di universitas. Hampir semua matakuliah mempunyai komponen yang melibatkan aktivitas membaca. Tak terkecuali mata kuliah Introduction to Linguistics. Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah teori di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Mata kuliah ini diberikan pada semester tiga, baik untuk program studi Pendidikan Bahasa Inggris maupun Bahasa dan Sastra Inggris. Buku pendukung dan perkuliahan disampaikan dalam Bahasa Inggris. Keberhasilan mahasiswa sangat ditentukan oleh strategi mereka dalam membaca dan juga kemampuan mereka dalam memilih sumber bacaan. Dalam kenyataannya mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mempunyai masalah dengan membaca. Begitu banyaknya tugas yang menuntut mereka untuk membaca tetapi mereka hanya punya sedikit waktu, ditambah lagi kemampuan membaca dalam Bahasa Inggris yang masih kurang. Hal ini membuat kegiatan membaca literatur mata kuliah teori menjadi kegiatan yang tidak menarik. Mereka beralasan bahwa membaca buku teori cenderung berputar-putar sehingga mereka lebih suka membaca ringkasan yang disajikan dosen. Ketergantungan pada dosen membuat mereka kemampuan baca lemah. Hal ini tidak bisa dibiarkan mengingat hukum alam adalah progresif. Ia tidak akan mundur sejengkalpun (Achmad, 2007). Mahasiswa harus melek informasi jika tidak ingin tertinggal dalam penguasaan ilmu sekaligus keterampilan membaca dalam bahasa yang menjadi bahasa pengantar dari program studi yang mereka tekuni. Seperti yang digambarkan oleh Nuttal (2005) dalam gambar lingkaran pembaca yang baik. Pembaca yang baik digambarkan dengan siklus: banyak membaca akan membuat pemahaman lebih baik, menikmati membaca, dan akhirnya membaca cepat, begitu lingkaran itu akan berputar terus. Untuk mengatasi permasalahan ini penulis sebagai salah satu pengampu mata kuliah ini telah mencoba berbagai teknik. Teknik murni ceramah membuat mahasiswa tergantung pada dosen dan menjadikan mereka malas membaca. Teknik presentasi mempunyai kelebihan dari segi keaktifan mahasiswa. Kelemahannya adalah keaktifan hanya ditunjukkan oleh kelompok yang presentasi. Yang lainnya cenderung pasif. Teknik pengajaran dengan pendekatan guided reading (membaca terbimbing), ternyata membawa perubahan. Mahasiswa menjadi lebih siap dalam mengikuti perkuliahan. 2 Dalam artikel ini, penulis ingin berbagi pengalaman mengajar dengan menggunakan pendekatan membaca terbimbing, tentunya setelah ada perbaikan dan penambahan. Berdasarkan pada pengalaman, penulis menambahkan gagasan untuk perbaikan. Dalam pelaksanaan kali ini penulis juga menambahkan teknik presentasi sebagai modifikasi karena sasarannya adalah mahasiswa. PEMBAHASAN Membaca merupakan proses interaktif karena pembaca secara aktif berinteraksi dengan teks, membangun pemahaman terhadap pesan penulis. Makna yang mereka bentuk berada dalam proses membaca (Braunger dan Lewis, 1998 dalam Biddulph, 2007). Fairbairin (2001) menekankan bahwa membaca melibatkan sejumlah keterampilan, yang meliputi memahami kata berdasarkan konteksnya dan memahami makna secara umum dengan tidak terkonsentrasi membaca kata per kata. Peregoy dan Boyle (2004) dalam Nunan (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga elemen yang berperan dalam membaca bagi pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing, yaitu pengetahuan latar belakang, pengetahuan kebahasaan, dan strategi membaca. Nuttal (2005) menekankan bahwa membaca merupakan sarana yang sangat efektif untuk memperluas penguasaan akan suatu bahasa baik bahasa pertama atau bahasa asing. Bagi pembelajar bahasa asing, tujuan membaca adalah sering disatukan dengan peningkatan kemampuan bahasa. Harmer (2001) menyatakan bahwa membaca memberikan kesempatan untuk belajar bahasa; kosa kata, tata bahasa, tanda baca, dan cara seseorang menyusun kalimat, paragraf dan teks. Alasan membaca Setiap hari orang dihadapkan dengan banyak jenis teks. Mereka memiliki beragam alasan untuk membaca. Alasan membaca suatu teks akan mempengaruhi cara seseorang membaca (Nuttal, 2005). Cara membaca daftar nomor telpon tentu tidak akan sama dengan cara membaca artikel koran. Nunan (2005) menyatakan bahwa ada dua alasan utama orang membaca, yaitu membaca untuk kesenangan dan yang kedua untuk mencari informasi. Fairbairn (2001) 3 menyatakan bahwa ketika seseorang membaca untuk mencari kesenangan, maka aktifitas membaca itu sendiri sangat penting. Ketika membaca teks akademik, seseorang didorong oleh keinginan untuk mencari, memahami, dan menyerap informasi, gagasan dan argumen. Apa yang membuat teks sulit dibaca? Nuttal (2005) mengidenfikasi beberapa alasan yang membuat sebuah teks sulit untuk dipahami. Alasan tersebut adalah 1) pembaca tidak mengenal kode yang digunakan oleh sebuah teks, 2) jumlah pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh pembaca, 3) kompleksitas istilah yang dipakai, dan jumlah kosa kata yang dimiliki. Jika pembaca memiliki pengetahuan latarbelakang yang sama dengan penulis, pembaca mungkin akan dapat memahami teks tanpa kendala yang cukup berarti. Pemahaman ini tidak harus total karena dengan begitu pembaca dapat mengintrogasi teks. Menurut Nuttal, pembaca yang senantiasa berinteraksi dengan teks akan memiliki kemampuan memprediksi lebih baik. Pengetahuan ini akan berguna untuk memprediksi apa yang akan dikatakan oleh penulis berikutnya. Pelajaran Membaca Dalam pelajaran membaca, tujuan dari pelajaran membaca ini adalah mengembangkan kemampuan pembelajar untuk memahami pesan yang disampaikan sebuah teks. Pembelajar dihadapkan pada teks yang ditulis bukan untuk mengajarkan bahasa tetapi untuk tujuan autentik menulis, yaitu memberikan informasi, menghibur, dan lain sebagainya. Nuttal (2005) menekankan bahwa program membaca dalam bahasa asing adalah memungkinkan pembelajar membaca teks autentik yang tidak mereka kenal tanpa bantuan, dengan kecepatan yang sesuai, tidak bersuara dan dengan pemahaman yang memadai. Pendekatan Membaca Terbimbing (Guided reading) Membaca terbimbing merupakan pendekatan yang sangat penting bagi pendidikan literasi. Bersama-sama dengan pendekatan lain, seperti misalnya membaca bersama, membaca keras, dan membaca mandiri, pendekatan ini memungkinkan guru memberikan dukungan yang sangat efektif bagi pembelajaran literasi siswa (Fountas dan Pinnell (1996) dalam Mere (2005), (Biddulph, 2002). Fountas dan Pinnell (1996) seperti dikutip dalam Ford dan Opitz (2008) menyatakan bahwa membaca terbimbing memberikan kesempatan guru 4 untuk mendukung kelompok kecil anak-anak dalam tahap perkembangan membaca yang sama untuk menerapkan strategi yang telah mereka ketahui terhadap teks yang belum mereka ketahui. Teks harus disesuaikan dengan anak sehingga mereka dapat menerapkan strategi untuk mengatasi halangan dalam teks dan membaca secara mandiri dengan sukses. Braunger dan Lewis (1998) seperti dikutip oleh Biddulph (2007) menyarikan enam poin penting yang mendukung pendekatan membaca terbimbing: (1) membaca merupakan usaha konstruksi makna dari teks tertulis. Hal ini merupakan proses aktif, kognitif, dan afektif, (2) pengetahuan latar belakang dan pengalaman sebelumnya sangat diperlukan dalam proses membaca, (3) interaksi sosial sangat penting ketika belajar membaca, (4) melakukan tugas baca merupakan kunci sukses belajar membaca, (5) siswa belajar strategi membaca yang berhasil dalam konteks membaca yang nyata, dan (6) membaca melibatkan pemikiran yang kompleks. Peran Guru dalam Pendekatan Membaca Terbimbing Membaca merupakan suatu hal yang tidak bisa diajarkan akan tetapi dipelajari. Menurut Nuttal (2005), tugas guru adalah menyediakan teks yang sesuai dan aktifitas yang mendorong pembelajar mengarahkan perhatiannya pada teks. Pembelajar harus mengembangkan kemampuannya tetapi guru juga perlu membuat pembelajar sadar akan apa yang dia lakukan dan tertarik untuk membuatnya lebih baik. Pengembangan kemampuan membaca sangat penting karena tidak mungkin seorang guru senantiasa mengenalkan pembelajar terhadap sebuah teks. Guru harus mengajarkan teknik untuk mendekati berbagai jenis teks dengan berbagai tujuan. Aktivitas dalam Kegiatan Membaca Terbimbing Mere (2005) mengemukakan bahwa pendekatan membaca terbimbing dilaksanakan dengan menggunakan tahapan sebagai berikut. 1. Perencanaan Pada tahapan ini guru merencanakan detail kegiatan, mulai dari pengelompokan siswa, jenis buku yang akan dipakai, mengenali informasi rinci dari buku yang akan dibaca, merencanakan bahasa yang akan membantu siswa menerapkan strategi. 2. Sebelum kegiatan 5 Guru menjelaskan ke siswa alasan mengumpulkan mereka, menunjukkan strategi baru atau mendiskusikan pemahaman baru, dan mengkaitkan tahapan perkenalan dengan kebutuhan siswa. 3. Selama kegiatan Guru menjelaskan siswa tentang kegiatan yang harus dilaksanakan siswa, meminta siswa membaca teks baik pelan maupun keras, fokus pada materi baru, dan mengupayakan pelajaran yang singkat dan langsung pada sasaran. 4. Setelah kegiatan Guru merangkum isi bacaan, kembali ke teks untuk menunjukkan pemahaman, dan mendiskusikan penerapan strategi baru. 5. Tindak lanjut Guru memberikan kesempatan siswa untuk latihan mandiri, memonitor kemajuan siswa, dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab pada strategi yang dipelajarinya. Senada dengan tahapan dalam penerapan pendekatan membaca terbimbing yang dikemukakan Mere, Blackall (2002) lebih awal mengemukakan bahwa: (1) tahapan sebelum membaca terdiri dari langkah menemukan informasi, mengelompokkan siswa, pemilihan teks, dan fokus pengajaran, (2) tahap kegiatan membaca terbimbing dilakukan dengan mengenalkan teks, membaca teks, meninjau ulang bacaan dengan mengajak diskusi siswa, merespon teks, dan (3) tahap setelah membaca dilakukan dengan memberi kesempatan siswa untuk mengecek teks kembali dua minggu berikutnya, melakukan refleksi dan berfikir tentang keefektifan pengajaran dan bagaimana kelompok telah bekerja, dan membuat catatan terhadap strategi yang telah dilakukan. Pemilihan Teks Nuttal (2005) secara umum memberikan tiga poin batasan dalm pemilihan bahan bacaan untuk membaca, yaitu tingkat kesulitan baca, kesesuaian isi, dan kemampuan teks untuk dipelajari. Teks harus berada pada tingkat yang sesuai bagi pembelajar. Kombinasi antara kesulitan struktural dan kosa kata termasuk dalam lingkup tingkat kesulitan membaca. Untuk melihat tingkat kesulitan teks ini tidak sulit, asal guru mengenal siswanya. Pemilihan teks yang sesuai dengan tingkatan pemahaman siswa merupakan kunci keberhasilan program ini 6 Kesesuaian isi terkait dengan buku yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam hal inilah guru memegang kunci utama. Buku yang bagus adalah juga yang dapat dikaji dan dipelajari lebih lanjut selain dari aspek menarik. Diskusi Kelompok Kecil Pengajaran dalam kelompok kecil sangat membantu diskusi tentang buku. Mengobrol dalam konteks kelompok kecil dapat membantu siswa belajar menghubungkan bacaan dengan kehidupan mereka, menemukan cara baru untuk mendiskusikan buku, merujuk kembali ke teks untuk mendukung respon yang diberikan, dan berfikir kritis tentang hal yang sudah mereka baca. Dalam forum ini, guru mempunyai kesempatan untuk berinteraksi secara dekat dengan siswa. Dengan demikian, dia akan memiliki kesempatan untuk memberikan strategi pembaham dengan lebih mudah. Keterampilan dan Strategi Membaca Pengajaran strategi membaca sangat diperlukan dalam mengajarkan cara membaca. Strategi ini merupakan rutinitas dan prosedur yang digunakan oleh pembaca yang aktif untuk memahami teks lebih baik. Dole (tanpa tahun) mengemukakan bahwa National Reading Panel (2000) mendata sejumlah strategi membaca yang diketahui sangat berguna bagi pembaca dan telah berhasil diajarkan. Strategi tersebut mencakup indentifying existing prior knowledge (mengidentifikasi pengetahuan sebelumnya yang dimiliki), predicting (memprediksi), visualizing (visualisasi), summarizing (merangkum), generating questions (membuat pertanyaan), monitoring comprehension (memantau pemahaman), dan repairing comprehension breakdown (memperbaiki kendala pemahaman). Hal senada dikemukakan oleh Person dkk (1992) di dalam Tovani (2000). Penggunaan strategi ini akan membantu pembaca menjadi mandiri. Pembaca yang penuh strategi adalah pembaca yang mampu menerapkan jenis strategi sesuai dengan jenis teks yang dia pelajari. Sementara itu, Nuttal (2005) mengemukakan beberapa strategi dan keterampilan yang dipelajari dalam mengekploitasi sebuah teks: 1. keterampilan yang terkait dengan fleksibilitas: variasi kecepatan membaca, Skimming, scanning, study reading 2. Keterampilan menggunakan informasi yang tidak secara langsung menjadi bagian suatu teks; referensi, konvensi grafis, ilustrasi dan diagram 7 3. keterampilan memahami kata, yaitu kemampuan untuk mengatasi kesulitan mengenal kata dengan menggunakan morfologi, mengambil kesimpulan berdasarkan konteks atau dengan menggunakan kamus. 4. keterampilan memahami teks, yaitu proses memahami teks secara keseluruhan menggunakan semua petunjuk yang tersedia yang meliputi kohesi dan struktur retorika. Mengenali Diri Sendiri sebagai Pembaca Fairbairn (2001) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan dan disiplin sebagai pembaca, seseorang harus mengenali riwayat membacanya. Guru dapat mengarahkan supaya pembaca dapat 1) mengenali termasuk kategori pembaca yang seperti apa, seperti misalnya tentang jumlah bacaan yang dia baca, kapan membaca, dan cara-cara dia membaca, 2) mengenali kebiasaan membaca, 3) mengetahui jenis bacaan yang dia baca dan alasan dia membaca. Dengan mengenali kekurangan dan kelebihannya, pembaca dapat meningkatkan kemampuan membacanya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, Fairbairn menyarankan supaya pembaca mencatat segala aktifitas bacanya di dalam sebuat catatan harian membaca. Dengan begitu dia dapat memantau perkembangan keterampilan membacanya dan selanjutnya dapat digunakan sebagai pijakan untuk meningkatkan kemampuannya. Pertanyaan Pelajaran membaca sering difokuskan pada teks yang diikuti dengan pertanyaan. Pertanyaan sering digunakan untuk mengetahui pemahaman pembaca dan bukan untuk mengarahkan pada pemahaman. Dengan demikian sering pertanyaan berfungsi untuk menguji dan bukan mengajar. Sekarang ada kecenderungan kuat supaya guru mencurahkan perhatiannya pada mengajar dan bukan menguji. Nuttal (2005) menyarankan dua pendekatan, yaitu: 1) mengembangkan jenis dan teknik bertanya yang ditujukan untuk mengajar dan bukannya untuk menguji dan 2) mengembangkan teknik lain untuk membantu siswa mengembangkan strategi mereka dalam memahami teks. Pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk memahami sebuah teks adalah pertanyaan yang memiliki daya untuk membuat siswa “berjuang” untuk memahami dan bukan hanya pertanyaan yang membuat siswa dapat secara kebetulan menjawab. 8 Hal lain yang perlu dikembangkan adalah sikap guru terhadap jawaban yang salah. Dalam hal ini guru harus menghargai usaha yang telah mereka lakukan dalam memahami teks dan lebih mendorong mereka untuk mengenali petunjuk yang dapat mengarahkan mereka pada pemahaman yang tepat. Lebih jauh lagi Nuttal mengatakan bahwa pertanyaan haruslah jenis yang dapat mengarahkan pada strategi membaca. Pertanyaan diarahkan pada jenis yang mengasah kemampuan skimming dan scanning, dapat mendorong perhatian pembaca pada diagram atau ciri non teks yang lain yang dapat membantu mereka memahami teks. Pertanyaan juga dikembangkan untuk dapat memahami kata dan teks. Penyajian dan Jenis Pertanyaan Nuttal (2005) mengidentifikasi tiga sajian pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka yang biasanya ditandai dengan penggunaan bentuk pertanyaan wh- dan how/why, pilihan ganda, atau benar salah. Masing-masing tidak ada yang paling bagus. Hal ini tergantung sifat pemahaman yang akan digali. Pertanyaan pilihan ganda akan dapat mengarahkan pada pemahaman jika dirancang dengan baik. Pertanyaan benar dan salah dapat digunakan sebagai bahan diskusi. Tipe soal ini dipilih apabila terdapat salah presepsi suatu teks. Sementara itu soal terbuka memiliki kelebihan, yaitu mudah disusun, dapat digunakan dengan bermacammacam tujuan, mendorong siswa berfikir secara mandiri. Kelemahan dari soal terbuka adalah tidak dapat dinilai secara objektif dan menuntut siswa memberikan respon dalam bahasa asing. Berdasarkan isinya, pertanyaan dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenis, yaitu pertanyaan pemahaman literal, pertanyaan yang mengarah pada pengorganisasian ulang atau penafsiran ulang, pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan, pertanyaan evaluasi,dan pertanyaan respon pribadi. Jenis Tugas Membaca Berdasarkan hasilnya, Nuttal (2005) membagi jenis tugas membaca menjadi dua, yaitu tugas yang menuntut hasil yang tidak melibatkan bahasa dan tugas yang menuntut hasil yang terkait dengan bahasa lisan. Jenis yang pertama dapat berupa a) membuat, menyusun, memberi label, b) menyusun atau memberi label diagram teks, flow chart, diagram 9 klasifikasi, c) melakukan sesuatu. Jenis kedua tugas dapat berupa a) dramatisasi atau bermain peran, b) debat atau diskusi, dan c) membaca nyaring. Epistemologi Introduction to Linguistics Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Dengan demikian epistemologi Introduction to Linguistics adalah sifat dari ilmu Introduction (pengantar). Sebuah ilmu pengantar secara umum akan mencakup definisi, cakupan, klasifikasi, dan konsep-konsep. Misalnya, pengantar ke ilmu bahasa akan mencakup bunyi, kata, tata kalimat, makna, bidang linguistik dan bidang ilmu lain, dan teori bahasa. Ilmu bunyi akan diurusi fonetik dan fonologi. Fonetik terbagi atas tiga jenis, akustik, auditori, dan artikulatori. Selanjutnya masing-masing jenis fonetik itu akan terurai lagi dalam konsepkonsep. Demikian pula, kata termasuk dalam cakupan morfologi. Pembelajar akan dihadapkan pada definisi morphologi, cakupan morfologi, dan konsep-konsep dalam morfologi. Demikian berlaku bagi cakupan bidang ilmu lain dalam linguistik. PEMBELAJARAN INTRODUCTION TO LINGUISTICS PADA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS Merujuk pada instructional strategies online (2011), meskipun pendekatan membaca terbimbing ini secara tradisional dikaitkan dengan tingkat pendidikan dasar, pendekatan ini dapat dimodifikasi dan dilakukan dengan baik di semua tingkatan. Misalnya, siswa yang lebih tinggi perlu belajar strategi yang baru untuk memahami bagaimana cara membaca buku yang berisi informasi. Di tingkat dasar siswa belajar membaca dan di tingkat atas mereka membaca untuk belajar. Hal inilah yang ingin lakukan dalam tulisan ini. Melihat potensi besar dari pendekatan ini dalam menumbuhkan dan meningkatkan perilaku positif terhadap membaca, penulis mengadaptasi pendekatan ini dalam pengajaran Introduction to Linguistics dengan berbagai penyesuaian dan juga perbaikan untuk perencanaan ke depan. Tahap Pertama: Penulis menempatkan tahapan ini sebagai tahapan sebelum membaca. Tahapan ini dilakukan di minggu pertama perkuliahan. Langkah-langkah dalam tahapan ini adalah sebagai berikut: 10 1. Tahapan ini diawali dengan penjelasan dosen tentang silabus perkuliahan yang mencakup tujuan perkuliahan, materi perkuliahan, teknik pengajaran, dan penilaian. 2. Dosen memberikan gambaran awal tentang mata kuliah Introduction to Linguistics baik dari segi esensi mata kuliah ini maupun cakupan masing-masing cabang linguistik. Hal ini penting untuk memberikan latar belakang pengetahuan bagi mahasiswa. 3. Dosen memberi gambaran rinci tentang buku yang dipakai acuan dalam perkuliahan. 4. Penjelasan tentang pentingnya pendekatan membaca terbimbing terhadap pelaksanaan kelas Introduction to Linguistics. 5. Pemberian kuesioner untuk mengetahui riwayat atau strategi membaca mahasiswa. 6. Berdasarkan hasil kuesioner, dilakukan penyusunan rancangan implementasi pendekatan yang berisi misi dan tujuan pelaksanaan pendekatan membaca terbimbing, strategi membaca yang diterapkan, hasil yang diharapkan, dan model penilaian. Rancangan ini digunakan untuk mendampingi silabus yang telah disepakati. 7. Pembagian kelompok presentasi dan materi yang harus dipresentasikan. Pembagian kelompok ini dirancang untuk membuat mahasiswa saling bertukar pikiran tentang pemahaman mereka terhadap teks yang mereka baca. Jika dalam tata laksana membaca terbimbing menurut Mere (2005) pengelompokan didasarkan pada kesamaan kemampuan baca, hal ini tidak diberlakukan dalam kegiatan ini. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa heterogenitas dalam kelompok akan memungkinkan interaksi sosial yang bagus. Selain itu kelas ini bukanlah kelas murni untuk pembelajaran membaca, sehingga dosen tidak mengetahui secara rinci peta kemampuan membaca masing-masing mahasiswa. Tahap pelaksanaan (1) Konsep-konsep linguistik (2) Teks dalam buku-buku Introduction to Linguistics (3) Konsultasi Draft I (4) Revisi 11 (5) Rancangan Presentasi (6) Presentasi (7) Komentar dan diskusi (8) Tugas (pertanyaan pemahaman) Secara rinci diagram tersebut dijelaskan dalam uraian berikut ini: Kegiatan berlangsung di luar kelas 1) Konsep-konsep ini diberikan di pertemuan minggu sebelumnya dengan menyesuaikan pada silabus. Misalnya, jika minggu berikutnya akan membahas fonologi maka konsep telah diberikan minggu sebelumnya. Konsep-konsep dalam fonologi meliputi phonology, Phonology vs phonetics, phoneme, phone, allophone, minimal pairs, distinctive features , complementary distribution, free variation, phonological rules, assimilation rules, dissimilation rules, dan phonological analysis. Sementara itu contoh konsep-konsep dalam morfologi meliputi morphology, word, lexeme, syntactic words, phonological words, morpheme, bound morpheme, free morpheme, root, base, content word function word, affixation, inflection vs derivation, allomorph, word formation without affixation. Pemberian daftar konsep ini didasarkan pada sifat epistimologi Introduction to Linguistics. Sebuah ilmu pengantar akan berkaitan dengan pemahaman terhadap cakupan masing-masing topik bahasan sehingga ilmu ini menyajikan pengertian-pengertian suatu konsep. (2) Mahasiswa mencari definisi atau pengertian dari buku linguistik. Buku yang digunakan sebagai rujukan perkuliahan adalah Linguistics: teach yourself yang ditulis oleh Jean Aitchison 2003, Mac Graw Hill. Pertimbangan pemilihan buku ini sebagai buku wajib karena buku ini ditulis dengan bahasa yang relatif sederhana dan tidak terlalu kompleks. Setiap bab selalu diawali dengan inti dari topik yang akan dibahas dan diakhiri dengan pertanyaan untuk menguji pemahaman. Tidak semua bab dalam buku ini dipakai sebagai 12 rujukan. Judul bab yang dipakai bahan adalah 1) what is linguistics?, 2) what is language, 3) the study of language, 4) sound pattern, 4) words and pieces of words, 5) sentence patterns, 6) meaning, 7) using language, 8) language and mind, 9) Transformational Grammar. Konsep yang tidak ditemukan di buku ini dapat dicari dari buku “ Introduction to Language” tulisan Victoria Fromkin, 2003 dan Geoffrey Finch dalam bukunya “Linguistic Concepts and Terms”. Adapun sebaran atau deskripsi sumber materi masing-masing topik telah disebutkan dalam silabus yang dibagi di awal semester. Jika mahasiswa ingin mendapatkan sumber bacaan yang lebih mudah dipahami mereka diperbolehkan mencari dari internet dengan mencantumkan alamat web nya. (3) Mahasiswa mengkonsultasikan hasil baca mereka. Konsultasi dilakukan oleh kelompok yang presentasi. Konsultasi terkait dengan tampilan presentasi maupun pemahaman terhadap hasil baca mereka. Dari hasil konsultasi ini mahasiswa mengetahui bagian yang harus dibenahi. (4) Berdasarkan masukan yang diperoleh dalam konsultasi, mahasiswa melakukan revisi. (5) Mahasiswa mengkonsultasikan hasil revisi. Kegiatan berlangsung di kelas (6) Mahasiswa mempresentasikan hasil baca mereka. Presentasi ini dimaksudkan sebagai bentuk jenis tugas baca yang menuntut hasil lisan. Jika di paparan sebelumnya Nuttal (2005) mengatakan bahwa tugas baca yang hasilnya berupa bahasa lisan salah satunya dapat berupa debat atau diskusi. Maka debat atau diskusi ini dikemas dalam bentuk presentasi karena dalam presentasi mahasiswa yang tidak bertugas diminta untuk memberikan pertanyaan, koreksi, atau masukan. Sementara itu dari kelompok yang bertugas, mereka diperbolehkan mengopi redaksi dari buku yang dibacanya. Fokus dari kegiatan ini bukanlah pada kemampuan menulis makalah akan tetapi pada kemampuan mahasiswa menjelaskan materi yang telah mereka baca. (7) Dosen memberikan komentar atas hasil presentasi. Komentar mencakup tampilan paparan, cara menjelaskan, dan cara menjawab pertanyaan maupun masukan dari teman. (8) Mahasiswa memberikan pertanyaan dan juga memberi tambahan jika ada hal yang kurang lengkap. (9) Dosen memberikan tambahan paparan materi jika ada hal yang belum tercakup dalam presentasi atau ada pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh kelompok yang bertugas. 13 (10) Dosen memberikan kesimpulan. Tindak Lanjut (1) Berdasarkan hasil diskusi dan juga pengembangan konsep, dosen memberikan tugas pemahaman dengan memberikan sejumlah pertanyaan. Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Pertanyaan disusun dengan mengoptimalkan penggunaan model pertanyaan terbuka karena tugas ini dikerjakan di rumah. Jenis pertanyaan ini memungkinkan mahasiswa untuk bereksplorasi secara luas. Jenis pertanyaan benar dan salah cenderung dipakai dalam diskusi atau tanya jawab pembahasan tugas di kelas. Tugas ini diberikan diakhir pertemuan supaya mahasiswa memperhatikan paparan baik dari teman yang presentasi maupun juga paparan dari dosen. Paparan ini selanjutnya akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya. Seperti yang dipaparkan dalam bagian kajian pustaka, pengetahuan latar belakang akan memudahkan pembaca untuk memahami bacaan. Selain itu sebenarnya dalam membaca mahasiswa diperbolehkan untuk konsultasi jika kesulitan memahami materi. Contoh soal: a) What is phonology? b) What is the difference between phonetics and phonology? c) What is free variation? Give examples. d) What is complementary distribution? Give examples. e) What are phonemes, phones, and allophones? f) What is minimal pairs? g) Do exercise no 5 (Fromkin, An introduction to language). h) Do exercise no 9 a-f (Fromkin, An introduction to language). (2) Tugas ini akan dibahas dalam pertemuan berikutnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada pengalaman dan gagasan yang diuraikan dalam bahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan: 1. Peran guru dalam pengajaran Introduction to Linguistics dengan kolaborasi pendekatan membaca terbimbing dan teknik presentasi sama pentingnya dengan peran mahasiswa. Karakteristik perkuliahan yang menuntut pemahaman teori tidak memungkinkan pelaksanaan murni pendekatan membaca terbimbing. Teknik presentasi dipandang dapat mengakomodasi dinamika mahasiswa. Mereka dapat melakukan kegiatan membaca 14 secara mandiri tanpa pantauan dosen secara langsung. Pantauan dilakukan dengan membuka kesempatan mahasiswa untuk mengkonsultasikan hasil baca mereka dan selanjutnya merevisinya untuk mendapatkan hasil pemahaman yang maksimal. 2. Pengelompokan tidak dilakukan berdasarkan kesamaan kemampuan baca. Bervariasinya anggota kelompok diharapkan dapat difungsikan sebagai media tukar menukar pemikiran atau saling belajar. 3. Pemberian kesempatan mahasiswa untuk mencari teks bacaan linguistik dari internet mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan literasi. 4. Presentasi memungkinkan mahasiswa menunjukkan pemahaman bacaan secara lisan dan juga kemampuan mereka menjawab pertanyaan, koreksi, dan masukan yang diajukan oleh dosen dan temannya. 5. Pemberian tugas pertanyaan diakhir perkuliahan dapat digunakan dosen untuk memberikan latihan mandiri dan sekaligus untuk memonitor keaktifan mahasiswa dalam membaca. Berdasarkan pada paparan dan kesimpulan, penulis menyarankan beberapa hal: 1. Pelaksanaan dari penerapan teknik ini perlu dilaksanakan dengan serius mengingat masih terbatas pada pertemuan di kelas dan beberapa kali konsultasi di luar kelas. Perlu dirancang kegiatan yang lebih terstruktur atau alokasi waktu khusus sehingga dapat memacu peningkatan kemampuan membaca mata kuliah teori. 2. Perlu dilaksanakan sebuah penelitian yang menyeluruh terhadap pelaksanaan pendekatan ini sehingga akan dapat diketahui keefektifan pendekatan ini dan juga disusun rancangan pelaksanaan kegiatan yang lebih sistematis. 15 DAFTAR PUSTAKA Achmad. 2007. “Literasi Informasi: Keterampilan Penting di Era Global”. Makalah disampaikan pad Seminar Perpustakaan Sekolah: Literasi Informasi dan Aplikasi Library Software, di Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya. 13-14 April 2007. Anonim. “Instructional Strategies Online”. Diunduh pada 1 april 2011 dari http://olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/guided/guided.html Anonim. Guided Reading. Diunduh 1 april 2011 dari http://teacher.scholastic.com/products/guidedreading/pdfs/whatis.pdf Blackall, Sue. 2002. Guided Reading. http://www.myread.org/guide_guided.htm Diunduh 29 Maret 2011 dari Biddulph, Jeanne. 2002. The Guided Reading Approach: Theory and Research. New Zealand: Learning Media Limited. Dole, Janice A. (tanpa tahun). “Comprehension Strategies”. Department of Teaching and Learning University of Utah. MacMillan: Mc Graw Hill. Diunduh tanggal 30 Maret 2011 dari http://califtreasures.com/monographs/Dole.pdf Fairbairn, Gavin J and Susan Fairbairn. 2001. Reading At University: A Guide for Students. Buckingham: Open University Press. Ford, Michael P. 2008. “A National Survey of Guided Reading Practices: What We can Learn from Primary Teachers”. Literacy Research and Instruction. Hlmn 309. Routledge: Taylor and Francis Group. Harmer, Jeremy. 2001. How to Teach English. England: Longman. Mere. Cathy. 2005. More Than Guided Reading: Finding the Right Instructional Mix. USA: Stenhouse Publisher. Nunnan, David. 1991. Language Teaching Methodology. New York: Phoenix ELT. Nuttal, Christine. 2005. Teaching Reading Skills in a Foreign Language. 3rd edition. London: Macmillan Education. Blackall, Sue. 2002. “Guided Reading”. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2011 dari http://www.myread.org/guide_guided.htm Tovani, Chris. 2000. I Read It, but I Don’t Get It: Comprehension Strategies for Adolescent Readers. USA: Stenhouse Publishers 16 Aitchison, Jean. 2003. Linguistics: Teach Yourself. USA: McGraw-Hill. Fromkin, Victoria. 2003. An Introduction to Language. Sydney: Harcourt Finch, G. 2000. Linguistic Concepts and Terms. Macmillan Press LTD 17