PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN PESTISIDA bagian Pertemuan I PENDAHULUAN AGRO-PESTISIDA DALAM PENGELOLAAN PENYAKIT TUMBUHAN Tinjauan Singkat tentang Pengendalian Terpadu Penyakit Tanaman • Produksi Tanaman dan Kehilangan Hasil Karena Penyakit – Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan dan Kehilangan Hasil dalam Pertanian, kehutanan dan aktivitas lingkungan •Faktor abiotik •Faktor biotik – Faktor biotik sebagai kompetitor bagi manusia dalam produksi tanaman pertanian adalah organisme pengganggu tanaman (OPT) • – Satu kelompok organisme di antara berbagai OPT adalah patogen : •Cendawan, FLO, bakteri, nematode, algae •Virus, viroid, molikut, benalu PENGENDALIAN OPT – – – – – Pengendalian Alamiah Aplikasi Pengendalian non alamiah Pestisida hayati Pestisida nabati Pestisida kimiawi sintetis PESTISIDA umum Klasifikasi menurut Tipe OPT yang Dikendalika • • • • • • • • • • Adulticide Akaricie Algicide Arboricide Avicide Bactericide Blasticide Fungicide Insecticide Ixodicide • • • • • • • • • • Larvicide Miticide Molluscicide Nematicide Ovicide Piscicide Predacide Rodenticide Silvicide Termicide PESTISIDA (umum) Klasifikasi menurut Pengaruhnya terhadap OPT • Antifidan: Menghambat makan, meyebabkan serangga lapar sampai mati • • • • Anti-transpiran: Meredukasi taranspirasi Attraktan: Memikat hama, atraktan seks Kemosterilan: Mengganggu kemampuan reproduksi Defolian: Merontokkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki tanpa mematikan tanaman • Desikan: Pengering bagian tanaman dan serangga • Disinfektan: Merusak menginaktifkan organisme berbahaya PESTISIDA (umum) Klasifikasi menurut Pengaruhnya terhadap OPT • Feeding stimulant : Menyebabkan serangga makan lebih bersemangat • Zat pengatur tumbuh: Menghentikan, mempercepat atau • • • • • meperlambat proses pertumbuhan tanaman atau serangga Repelen: Mengusir atau menghalau hama dari obyek yang diberi perlakuan Semiokemikal: Feromon, alomon dan kairomon; senyawa yang dipancarkan oleh tumbuhan atau hewan, yang mengambat atau menstimulir aktivitas perilaku serangga Sinergi: Meningkatkan keefektifan suatu agens aktif Antisporulan : mencegah pembentukan spora cendawan Nematostat : mnginaktifkan nematoda FUNGISIDA Klasifikasi Berdasarkan Tipenya Ada 3 tipe : Protektan (protectant) Memberikan proteksi pada tempat aplikasi Eradikan (eradicant) Penyembuh infeksi pada tempat aplikasi Sistemik (systemic) Dapat mencegah perkembangan penyakit pada tempat yang tidak diaplikasi; ada translokasi Perbedaan 3-tipe tersebut berdasar : Waktu aplikasi relatif terhadap infeksi Penyerapan dan mobilitas dalam jaringan tanaman FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan FS Inorganik FS Organik • • • • • • • • • • • • Belerang Tembaga Merkuri Timah Dithiocarbamates (Ditiokarbamat) Ftalimid (Phtalimides) Sulphamides (Sulfamid) Triazines (Triazin) Chlorophenyls (Klorofenil) Quinones (Kuinon) Nitroparaffins (Nitroparafin) Quinoxalines (Kuinoksalin) FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan Kimianya • Produk Berasal Dari Sumberdaya Alam – Fenilpirol – Strobilurin – Biosintesis ootridial FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Sifat atau Asal Bahan Kimianya Produk-Produk Fermentasi • Griseofulvin • Mildiomisin • Validamisin • Polioksin • Blastisidin • Kasugamisin • Natamisin • Prumisin • Irumamisin FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Cara Kerja (Mode of Action) Biokimianya terhadap Cendawan Patogen • Inhibitor multi site (inhibitor fungsi sel umum) • Inhibitor Spesifik i • Cara Kerja Yang Tidak Teridentifikasi FUNGISIDA (FS) Klasifikasi Menurut Cara Kerja (Mode of Action) Biokimianya terhadap Cendawan Patogen Inhibitor Spesifik – – – – – – – Gangguan Fungsi Membran Sel Gangguan Proses-proses Nukleus Pengaruh Pada Fungsi Dinding Sel Penghambatan Sintesis Protein Penghambatan Respirasi Gangguan Nonspesifik pada Integritas Membran Sel Penghambatan Biosintesis Poliamin BAKTERISIDA (BS) Klasifikasi Menurut sifat bahannya – Kimiawi •BS inorganik tradisionil •BS sintetik – Antibiotik NEMATISIDA (NS) Klasifikasi Menurut sifat bahannya – Volatil (Fumigans) •Hidrokarbon alifatik berhalogen •Senyawa-senyawa prekursor methyl isothio-sianate • – Nonvolatil •Fosfat organik (organophosphates) •Oksim-karbamat (oxime-carbamates) NEMATISIDA (NS) Klasifikasi Menurut cara kerjanya • General toksikan mematikan telur dan larva - dewasa – Hidrokarbon alifatik berhalogen – Senyawa-senyawa prekursor methyl isothio-sianate • Nematostat – Fosfat organik (organophosphates) – Oksim-karbamat (oxime-carbamates) FUNGISIDA - I PENDAHULUAN, DEFINISI DAN NOMENKLATUR, SEJARAH I. Pendahuluan # Difinisi dan Nomenklatur Fungisida (FS) Difinisi fungisida Fungus (cendawan) – caedo (to kill; pembunuh) Secara harfiah : Agens (Agents) Pembunuh cendawan Dalam praktik pertanian : Tidak hanya yang membunuh Fungistat Antisporulan Senyawa peningkat ketahanan tanaman thd cendawan Juga digolongkan FS Pengertian Praktis Menjadi : ۞ Fungisida (FS) adalah Berbagai Agens Dari Alam (Mikroba, Virus, tumbuhan Dll) Dari Bahan Sintetis (Kimiawi) Yang dapat melindungi tanaman Dari Invasi Cendawan (Pra-Infeksi) dan/atau Mengeradikasi Cendawan yang Telah Menginfeksi (Pasca-Infeksi) Bagaimana dengan : • • • • • Bakterisida Nematisida Algasida Benalusida (?) Virusida (?) Preventif versus Kuratif Preventif atau propilaksis, pencegahan infeksi dengan penghambatan patogen sebelum terjadinya penetrasi disebut FS protektif atau protektan Kuratif Penyembuhan atau terapi, mengeliminasi patogen setelah infeksi Disebut fungisida kemoterapeutan atau kuratif Pergerakan FS dalam jaringan tanaman Cara aplikasi fungisida yang umum dilakukan : Kecuali injeksi (infus) ke dalam batang tanaman Pencelupan atau pembasahan benih Penyemprotan pada daun Penyiraman tanah di sekitar akar tidak mampu menerobos ke dalam jaringan yang jauh dari tempat aplikasi Tidak dapat menyembuhkan infeksi internal Hanya dapat digunakan sebagai protektan Dapat sebagai kemoterapeutan untuk Erysiphaceae, Meliolaceae Hubungan antara mobilitas dalam tanaman dan potensi FS dalam pengendalian penyakit Tingkat mobilitas Potensi FS Tidak terabsorbsi Protektan Terapeutan untuk Patogen permukaan Terabsorbsi -tidak ditranslokasi Kemoterapeutan atau eradikan untuk patogen daun Terabsorbsi - ditranslokasi Sistemik Keuntungan fungisida sistemik Dapat mencapai tempat yang tidak diaplikasi Tidak perlu aplikasi berulang-ulang Tidak mudah hilang oleh hujan atau angin Tidak mudah terdegradasi oleh cuaca Bandingkan dengan FS non-sistemik Tempat bekerja fungisida sistemik Protektan atau Terapetan ? Aplikasi pada akar melindungi daun dari Perkecambahan spora (dimetirimol dan etirimol) perkembangan patogen setelah penetrasi Cara translokasi sehubungan dengan aktivitas sistemik Sistemik lokal aplikasi permukaan daun atas melindungi permukaan bawah daun (difusi) Translokasi melalui silem, aplikasi akar melindungi daun Cara Kerja Senyawa Sistemik ۞Aktivitas langsung FS in vitro mempunyai aktivitas fungisidal ۞Aktivitas tidak langsung Senyawa in vitro tidak memiliki aktivitas fungisidal Secara in vivo dapat menekan aktivitas cendawan patogen FS sistemik versus kemoterapeutan sistemik Kebutuhan Fungisida Dikondisikan oleh adanya: Permasalahan penyakit tanaman Peningkatan populasi dunia Meningkatnya pendapatan Keuntungan secara langsung Bagi petani rendahnya biaya produksi peningkatan hasil disertai peningkatan keuntungan Bagi konsumen peningkatan kualitas dan kuantitas produk variasi pangan rendahnya harga produk Empat faktor dalam proses produksi tanaman : a. Varietas tanaman b. Nutrisi mineral c. Suplai air d. Pengelolaan tanaman teknik budidaya pengendalian OPT Tiap faktor dapat sebagai Faktor dominan Faktor pembatas Tergantung jenis tanaman, praktik pertanian kondisi setempat Contoh : Irigasi (suplai air), faktor penentu dalam produktivitas tanaman Kombinasi irigasi dan varietas produksi tinggi peningkatan hasil yang dramatis tetapi harus disertai input pupuk kimia tinggi pasti akan diikuti oleh pertumbuhan gulma infestasi artropoda hama infestasi berbagai macam patigen Ancaman yang harus ditanggulangi Diperlukan Pestisida !!!??? Produktivitas tanaman karena aplikasi FS sekitar tiga kali dari biaya aplikasi 1970-an, pengendalian penyakit tepung pada barley menningkatkan hasil sekitar 6.5 % biaya perlakuan sekitar $ 7/ha (nilai 1972) mendapat tambahan $ 21/ha Penggunaan FS spektrum luas seperti strobilurin dan triazol Peningkatan hasil lebih dari 15 % equivalen dengan keuntugan $100/ha untuk biaya pengendalian $25/ha, dengan rasio B/C 4:1 Penggunaan FS pada cerealia di Eropa Barat senilai 2-3 juta ton biji per tahun sama dengan $300 – 400 juta Pada varietas tanaman tertentu yang tidak dapat dibudidayakan tanpa pengendalian penyakit keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan FS sangat signifikan Akhir 1800-an, masalah penyakit karat kopi sering terjadi di India, Sri Lanka dan Afrika tingkat produksi menjadi tidak ekonomis perubahan dari budidaya kopi menjadi teh Industri kopi sampai saat ini masih sepe-nuhnya tergantung pada penggunaan FS Sejarah Penggunaan Fungisida Sejarah Penggunaan Fungisida Penderitaan manusia akibat penyakit Tanaman Penyakit karat pada gandum telah diketahui sejak jaman Romawi dulu dianggap akibat kemarahan para dewa pencegahan melalui upacara-upacara persem-bahan kepada dewa Robigus dan Robigo saat itu dewa tidak sepenuhnya dipercaya pengendalian secara kimiawi juga dilakukan, dengan belerang, yang saat itu masih misterius Dampak kejadian lain dari penyakit tanaman : ۞ 943 penyakit cendawan di Eropa, yang disebut penyakit “St Anthony’s fire” pada manusia ۞ dengan gejala “meratap dan kejang” ۞ kini diketahui akibat megkonsumsi biji rye yang terkontaminasi alkaloid yang terdapat dalam Claviseps purpurea ۞ 1750, di Eropa penyakit-penyakit pada cerealia secara ekonomi sangat merugikan Akademi Seni dan Sain Perancis adakan sayembara untuk tulisan terbaik mengenai penyebab dan pengendalian penyakit smut (bunt) pada gandum solusi belum ditemukan hingga 10 tahun kemudian 10 tahun kemudian lebih dari setengah tanaman gandum di Perancis gagal oleh Ustilago nuda Seorang peneliti bernama Tillet Menjelaskan penyebab penyakit bunt, diberi nama Tilletia tritici percobaan efikasi berbagai macam perlakuan terhadap T. tritici tanaman diaplikasi dengan bahan campuran kapur atau urin relativ terbebas dari penyakit bunt Tillet perlakuan benih terhadapT. tritici perintis pertama praktik perlakuan fungisi-da pada benih Faktor penyakit tanaman dalam keberlangsungan beberapa industri Industri anggur penyakit tepung, Uncinula necator, mula-mula di Belanda dalam 1845, diikuti oleh penyakit embun bulu, Plasmopara viticola akhir 1850-an Dalam periode ini juga tercatat sebagai awal penggunaan fungisida modern sulfur untuk pengendalian U. necator di Belanda belum didapat produk sulfur yang dapat diaplikasikan secara mudah dalam area luas Faktor penyakit tanaman dalam keberlangsungan beberapa industri (lanjutan) 1855, Bequerel memproduksi bentuk sulfur lembut (halus) dapat diaplikasikan secara merata pada permukaan tanaman (bagaimana proses pembuatannya ?) 1885, campuran Bordeaux oleh Millardet (tembaga sulfat dan kapur) untuk pengendalian P. viticola efektif terhadap penyakit hawar pada kentang Banyak versi campuran ini, tetapi campuran yang esensial sampai saat ini masih digunakan untuk mengendalikan penyakit cendawan pada berbagai macam tanaman Pengembangan FS thd penyakit pada anggur di Perancis, merangsang penelitian FS internasional 1886, percobaan di USA untuk evaluasi semua jenis FS unggulan di Perancis terhadap : penyakit busuk hitam (Guignardia bidwellii) pada anggur kudis,Venturia inaequalis pada apel tepung, Sphaerotheca fuliginea pada anggur dan sejumlah patogen pada sayuran Kolaborasi USDA dan para pakar Perancis menguji hubungan dosis, biaya serta waktu optimum penyemprotan dan fitotoksisitas produksi gandum sangat dibatasi penyakit karat, hingga datangnya fungisida sistemik dalam pertengahan tahun 1960-an Tanaman lainnya juga mengalami gangguan penyakit karat ۞ 1869, pada kopi di Sri Lanka, dalam 10 tahun produktivitas turun lebih dari 50 % ۞ Banyak perkebunan kopi diganti dengan teh ۞ Perkebunan kopi di Sri Lanka dan India saat ini sepenuhnya tergantung pada fungisida ۞ Senyawa organik kompleks untuk perlakuan benih pada gandum dalam pengendalian penyakit karat ۞Senyawa arsenik dan intermediat dyestuff dalam industri farmasi, memicu fitopatologis German dalam penelitian yang sama Hasilkan FS sintetik fenol yang mengandung unsur merkuri, tembaga dan timah Ditemukan oleh Bayer senyawa bermerkuri dan fenol berklor, mendorong pengembangan perlakuan benih dengan merkuri organik Produk yang pertama adalah : Uspulum, diintroduksi dalam 1915 oleh Bayer, diikuti oleh Ceresan dari ICI (1929) diikuti Agrosan G, juga dari ICI (1933) Produk-produk merkuri, tembaga dan timah Populer dan menyebar luas Bayer, ICI berkembang menjadi perusahaan-perusahaan utama dalam industri agrokimia dari akhir 1850-an produk-produk berbasis merkuri dilarang dalam 1970-1980-an karena mencemari tanah FUNGISIDA NON-SISTEMIK tidak dapat mengendalikan patogen-patogen yang sudah mapan di dalam jaringan tanaman aplikasi harus sebelum kolonisasi patogen Patogen berkembang pada jaringan baru yang terbebas dari deposit fungisida Aplikasi harus berkali-kali ۞Namun FS-NS cara kerjanya non-spesifik ۞masih handal dalam pengendalian patogen minor ۞untuk mengatasi resistansi patogen terhadap FSsistemik Berkembangnya FS sistemik Sebelum dikembangkannya FS-S akhir 1960-an, semua senyawa FS bersifat protektan non-sistemik Fungisida sistemik (FS-S) telah merebut pasar FS non-sistemik (FS-NS) FS-S, pada daun dapat mengendalikan penyakit dengan membunuh miselium cendawan tepung atau lebih umum melalui pencegahan germinasi spora Sifat-sifat FS-S Tingkat dan durasi pengendaliannya lebih baik Lebih fleksibel dalam penggunaannya Namun gagal memberikan hasil pengendalian penyakit secara sempurna Karena itu, penelitian terus berlangsung untuk mendapatkan produk yang lebih efektif mendapatkan teknologi pengendalian yang lebih baik Persyaratan penting yang diperlukan Aman terhadap pekerja pabrik pengguna konsumer tanaman yang diaplikasi harus dijamin tidak mencemari lingkungan Selain itu, fungisida harus memiliki sifat-sifat seperti dalam Tabel 1.3. Sifat Tipe produk yang diharapkan Keananan Aman bagi pengguna Diterima lingkungan Aman terhadap konsemer produk yang diaplikasi Keragaan Memiliki spektrum pengendalian yang luas Memiliki periode pengendalian yang cukup lama Meningkatkan kepercayaan Memiliki aktivitas anti resistan Memperbaiki keamanan tanaman Penggunaan Kompatibel dengan produk lainnya Mudah dibuat formulasi Aman diaplikasikan Biaya Biaya tiap perlakuan murah karena hal sebagai berikut : Harga fungisida lebih murah Tingkat (dosis) penggunaan yang rendah Sedikit perlakuan tiap musimBiaya aplikasi lebih murah