PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MENGGUNAKAN

advertisement
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (8-12)
ISSN : 2477-6076
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MENGGUNAKAN
PENDEKATAN INTEGRATIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Oleh : Dian Lufia Rahmawati, M. Pd.* dan Novi Gustiana **
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan integratif. (2)
untuk mengetahiu peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V SDN-3
Panarung setelah menggunakan pendekatan integratif. Metode yang digunakan oleh
peneliti adalah menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Untuk
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan analisis data persentase klasikal dan N-Gain. Hasil
penelitian menunjukan bahwa : (1) aktivitas peserta didik setelah penggunaan
pendekatan integratif mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh jumlah skor
rata-rata 2,65 dan siklus II diperoleh jumlahh skor rata-rata 3,55 dengan kategori baik,
(2) Ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penggunaan pendekatan
integratif yang menunjukan dari hasil awal 7%, pada siklus I 56% dan siklus II
100%.
Kata Kunci: Menyimak, Pendekatan Integratif, Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Pendidikan di sekolah dapat
terlaksana jika didukung sejumlah unsur
yang meliputi tujuan pendidikan, guru,
peserta didik, bahan/materi, metode dan
alat pelajaran atau sarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif.
Slameto (2010 :23) menyatakan
bahwa: Belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang
menyangkut
kognitif,
afektif,
psikomotor.
Penyampaian materi pelajaran
disekolah, dilakukan dengan kegiatan
belajar
mengajar
atau
proses
pembelajaran, yang ditandai dengan
interaksi antara guru dan peserta didik.
Dalam interaksi terjadi komunikasi dan
pengaruh timbal balik antara guru dan
peserta didik.
Tujuan belajar sangat terkait
dengan kemampuan kognitif,afektif dan
psikomotor (Shaffat, 2009 :6) yaitu
untuk
mendapatkan
pengetahuan,
penanaman konsep dan keterampilan
dan pembentukan sikap.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
merupakan salah satu mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik
kelas V SDN-3 Panarung sebagai salah
satu wujud nyata untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Menurut
Dharma (2011 : 8) “Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi republik Indonesia
dan
bahasa
persatuan
bahasa
Dian Lufia Rahmawati, M. Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya
Novi Gustiana** Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya
8
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (8-12)
ISSN : 2477-6076
Indonesia”. Bahasa Indonesia adalah
bahasa persatuan yang digunakan secara
resmi
dalam
menyelenggarakan
pemerintahan dan sebagai pengantar
dalam ilmu pemerintahan.
Agar pembelajaran menjadi lebih
menarik
dan
mampu
untuk
meningkatkan motivasi peserta didik,
guru dituntut untuk mencari dan
menguasai berbagai cara, teknik,
metode, dan media pembelajaran yang
tepat.
Peneliti akan menerapkan model
belajar yang lebih menarik dan dapat
dimengerti oleh peserta didik dengan
menggunakan pendekatan integratif
untuk
meningkatkan
kemampuan
menyimak pada standar kompetensi
mendengarkan cerita pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
SDN-3 Panarung.
Keterampilan
menyimak
merupakan salah satu faktor penting
yang dipergunakan waktu proses belajar
mengajar dalam kelas. Jika peserta didik
tidak bisa menyimak dengan baik secara
otomatis apa yang disampaikan guru
tidak berhasil. Jadi, keberhasilan peserta
didik dalam pelajaran ditentukan oleh
baik buruknya peserta didik dalam hal
menyimak.
Tarigan (2008:30-31) menyatakan
bahwa menyimak adalah suatu proses
kegiatan
mendengarkan
lambanglambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk
memperoleh
informasi,
menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang
telahdisampaikan oleh sang pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
Anderson (Tarigan, 2008 : 66)
menyimpulkan
adanya
beberapa
kemampuan menyimak anak sekolah
dasar, antara lain:
1. Anak-anak akan mampu menyimak
dengan baik bila suatu cerita dibaca
dengan nyaring.
2. Anak-anak akan senang dan mampu
menyimak dengan baik bila seorang
pembicara
menceritakan
suatu
pengalaman sejati.
3. Anak-anak dapat menyimak bunyibunyi dan nada-nada yang berbeda,
terlebih bila intonasi atau ujaran
sang pembicara sangat jelas dan
baik.
4. Anak-anak dapat menyimak serta
menuruti petunjuk-petunjuk lisan
yang disampaikan dengan jelas.
5. Anak-anak
mampu
menyimak
persamaan-persamaan
dan
perbedaan-perbedaan yang terdapat
dalam ujaran.
6. Anak-anak mampu dan senang
menyimak ritme-ritme dalam suatu
pembacaan puisi atau drama.
7. Anak-anak mampu menyimak dan
menangkap ide-ide yang terdapat
dalam ujaran atau pembicaraan.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka
menyimak
perlu
dikuasai
dan
ditingkatkan dengan baik. Pada
kenyataannya pembelajaran menyimak
kurang diperhatikan dengan baik dan
sering kali diremehkan oleh peserta
didik. Hal itu menyebabkan peserta
didik
kurang
maksimal
dalam
pembelajaran. Cara yang digunakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
menyimak
adalah diperlukannya
pendekatan dan teknik yang sesuai.
Dian Lufia Rahmawati, M. Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya
Novi Gustiana** Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya
9
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (8-12)
ISSN : 2477-6076
Pembelajaran dengan pendekatan
integratif dapat dijadikan sebagai
strategi
untuk
meningkatkan
kemampuan menyimak peserta didik.
Integratif merupakan konsep belajar
yang menyatukan beberapa aspek ke
dalam satu proses.
Menurut Trianto (2010 : 43)
“Pendekatan integratif adalah tipe
pembelajaran
terpadu
yang
menggunakan pendekatan antarbidang
studi, menggabungkan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas
kurikuler dan menemukan keterampilan,
konsep dan sikap yang saling tumpang
tindih didalam beberapa bidang studi”.
Integratif dibagi menjadi dua yaitu
interbidang studi dan antarbidang studi.
Interbidang studi artinya beberapa aspek
dalam
satu
bidang
studi
ini
diintegrasikan.
Penelitian ini dilakukan dengan
harapan dapat memotivasi guru untuk
menggunakan teknik yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik, Peneliti melakukan penelitian
dengan judul “PeningkatanKemampuan
Menyimak Menggunakan Pendekatan
Integratif
Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam peneltian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan
aktivitas perserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan pendekatan integratif.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Bahasa Indonesia pada
peserta didik kelas V SDN-3
Panarung setelah menggunakan
pendekatan integratif.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena penelitian ini sedang
berusaha untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang dihadapi
pada situasi sekarang ini. Penelitian ini
terdiri dari dua siklus.
Menurut Kunandar(2008 : 41)
“penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama”.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan oleh guru sebagai peneliti
terhadap kegiatan proses pembelajaran
dikelasnya melalui suatu tindakan
tertentu. Dalam penelitian, kehadiran
peneliti mutlak diperlukan karena
kehadiran peneliti sangat diperlukan
dalam setiap kegiatan di tempat
penelitian.
Peneliti
berperan
sebagai
perencana,
pelaksana
tindakan,
pengamat, reflektor dan sebagai pelapor
hasil penelitian. subyek penelitian
dalam penelitian ini adalah peserta didik
kelas V SDN-3 Panarung yang terdiri
dari 1 kelas yang berjumlah 27 peserta
didik. Pengumpulkan data dalam
penelitian
ini
digunakan
teknik
observasi dan tes. Teknik analisis data
dalam penelitian ini yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif.
Observasi
digunakan
untuk
mendapatkan data aktivitas peserta
didik dan guru. Menganalisis data
timgkat keberhasilan atau presentase
keberhasilan peserta didik setelah
Dian Lufia Rahmawati, M. Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya
Novi Gustiana** Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya
10
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (8-12)
ISSN : 2477-6076
proses belajar mengajar setiap siklusnya
dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa LKS pada setiap akhir
tindakan. Aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran mencapai 85%. Aktivitas
peserta didik dengan menggunakan
pendekatan integratif ini dikatakan
meningkat total. Tes hasil belajar yaitu
untuk mengumpulkan data kuantitatif
hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran bahasa indonesia pra
tindakan dan sesudah tindakan.
Untuk
melihat
tingkat
keberhasilan dari penelitian ini dengan
indikator
keberhasilan
penelitian
sebagai berikut:
1. Peningkatan aktivitas peserta didik
pada
penelitian
ini
dapat
ditentukan dari hasil observasi
selama
pembelajaran.Aktivitas
peserta didik dikatakan meningkat
apabila total skor aktivitas peserta
didik secara individual dalam
pembelajaran mencapai ≥ 45, dan
secara klasikal jumlah peserta
didik yang memiliki jumlah skor ≥
45 mencapai 85% dari jumlah
peserta didik.
2. Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila hasil belajar peserta didik
mencapai nilai ketuntasan secara
individual ≥ 60 dan secara klasikal
terdapat 85% peserta didik yang
memperoleh nilai ≥ 6 0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aktivitas Peserta Didik
Berdasarkan
hasil
lembar
observasi peserta didik pada siklus I
secara klasikal mencapai skor 55,5%
dengan kriteria baik, sedangkan pada
siklus II secara klasikal mencapai 100%
dengan kriteria sangat baik. Hal ini
menunjukkan
bahwa
dengan
menggunakan pendekatan integratif
dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik. Melalui penggunaan pendekatan
integratif dalam kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia dapat memotivasi dan
meningkatkan aktivitas peserta didik
untuk aktif dan tertarik mengikuti
proses pembelajaran Bahasa indonesia.
2. Peningkatan Hasil Belajar Peserta
Didik
Berdasarkan tabel di atas, maka
dapat diketahui bahwa hasil belajar
peserta didik dari pre test sampai post
test siklus II telah mengalami
peningkatan, pada pre test persentase
ketuntasan klasikalnya hanya mencapai
7% dengan kategori sangat kurang
tercapai, siklus I persentase ketuntasan
klasikalnya mencapai 56% dengan
kategori cukup tercapai, siklus II
ketuntasan klasikalnya lebih meningkat
hingga 100% dengan kategori sangat
tercapai. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh maka dapat diketahui
bahwa
dengan
menggunakan
pendekatan
integratif
dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia pokok
bahasan mendengarkan cerita dapat
meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data yang telah
dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Peserta didik lebih aktif pada saat
proses
pembelajaran
Bahasa
Indonesia dengan menggunakan
pendekatan integratif pada peserta
Dian Lufia Rahmawati, M. Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya
Novi Gustiana** Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya
11
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (8-12)
ISSN : 2477-6076
didik kelas V SDN-3 Panarung
Palangka Raya.
2. Ada peningkatan hasil belajar
setelah
diajarkan
dengan
menggunakan pendekatan integratif
pada pelajaran Bahasa Indonesia
pada peserta didik kelas V SDN-3
Panarung Palangka Raya. Hal ini
terlihat dari data hasil belajar peserta
didik, pada siklus I rata-rata hasil
belajar yaitu 61,66 dan pada siklus
II meningkat menjadi 85,18.
Shaffat Idri, 2009. Optimized Learning
Strateegy, Jakarta : Prestasi
Pustaka
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor –
faktor yang Mempengaruhi hasil
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan, 2008. Menyimak Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Trianto, 2010. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Hanantijo Djoko dan Sukmawati,
(2001). Analisis Pengaruh Right
Issue Terhadap Biaya Modal dan
Return Saham di Bursa Efek
Jakarta Sebelum dan Selama
Masa
Krisis
Ekonomi
(
Pengamatan
Januari
1996Desembar1998).
Jurnal
Manajemen Daya Saing. Vol 2.
No 1. Juni 2001. Hal 17-30.
Dharma, 2011. Buku Praktis Bahasa
Indonesia 2. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kunandar, 2008. Langkah Mudah
Penelitian
Tindakan
Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Dian Lufia Rahmawati, M. Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya
Novi Gustiana** Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya
12
Download