HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI

advertisement
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
Tanjung Baralihan
F100080179
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Drajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
Tanjung Baralihan
F100080179
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
iv
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Tanjung Baralihan dan Susatyo Yuwono S.Psi, M.Si
[email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas
komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar. Hipotesis yang diajukan adalah
ada hubungan positif antara intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi
belajar.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa SMA di Surakarta dengan sampel
penelitian siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta dan siswa SMA Warga
Surakarta sejumlah 113 siswa. Penelitian ini menggunakan cluster random
sampling dengan mengacak cluster atau kelompok-kelompok yang akan dijadikan
subjek penelitian. Pengumpulan data menggunakan skala intensitas komunikasi
interpersonal dan skala motivasi belajar. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah product moment.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh korelasi (r) sebesar 0,666; p =
0,000; (p < 0,01). Tingkat intensitas komunikasi interpersonal dengan Rerata
Empirik (RE) sebesar 67,39 dan Rerata hipotetik sebesar 57,5. Tingkat motivasi
belajar dengan Rerata Empirik(RE) sebesar 109,66 dan Rerata Hipotetik (RH)
sebesar 95. Sumbangan efektif variabel intensitas komunikasi interpersonal
terhadap motivasi belajar yang ditunjukkan oleh koefisien determinan = 0,444.
Tingkat intensitas komunikasi interpersonal termasuk kategori tinggi, dan tingkat
motivasi belajar yang termasuk kategori tinggi.
Kata kunci: motivasi belajar, intensitas komunikasi interpersonal
berhasil memberikan status tinggi
PENDAHULUAN
Pendidikan
sadar
dan
mewujudkan
adalah
terencana
usaha
pada guru dan memiliki "budaya"
untuk
pendidikan (BBC Indonesia, 2012).
suasana belajar dan
Hasil
dari
tabel
liga
global
proses pembelajaran agar peserta
mengindikasikan
rendahnya
didik secara aktif mengembangkan
kesadaran
Indonesia
potensi
untuk mendapatkan pendidikan lebih
dirinya
kekuatan
untuk
spiritual
pengendalian
kecerdasan,
keagamaan,
diri,
akhlak
keterampilan
memiliki
tinggi.
kepribadian,
mulia,
yang
masyarakat
Upaya
serta
pemerintah
meningkatkan
diperlukan
pendidikan
adalah
program wajib belajar 9 tahun yang
dirinya, masyarakat, bangsa dan
memberikan
negara.
suatu
kepada masyarakat. Program wajib
bangsa dianggap penting karena
belajar 9 tahun terdiri atas 6 tahun
dengan
dapat
pada jenjang sekolah dasar dan 3
meningkatkan mutu dan kualitas
tahun sekolah menengah pertama.
sumber daya manusia. Meningkatnya
Pendidikan formal tidak dapat lepas
mutu dan kualitas sumber daya
kaitannya dengan kegiatan belajar
manusia
mengajar
Pendidikan
dalam
pendidikan
dapat
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sehingga
pendidikan
yang
sering
formal
disingkat
dengan KBM.
tercapai kemajuan bangsa.
Di
Menurut tabel liga global
dalam
kelas,
masalah
besar untuk guru-guru dan siswa
yang diproduksi firma pendidikan
adalah
Pearson
supaya setiap siswa menggunakan
(2012)
oleh
Economist
motivasi.
bakat
bahwa sistem pendidikan Indonesia
sekolah
menduduki rangking terbawah dari
terjadi secara maksimum. Siswa
40 negara. Sir Michael Barber,
berusaha
penasihat pendidikan utama Pearson,
mereka tumbuh secara cepat dengan
mengatakan
perkembangan bakat-bakat yang ada,
yang
1
waktunya
berharap
Intelligence Unit (EIU) menunjukkan
negara-negara
dan
Guru
sehingga
selama di
tujuan
menggunakan
belajar
potensi
namun
tujuan
guru
sering
kali
belajar,
motivasi
belajar
dapat
berbeda dengan apa yang ada di
dikatakan sebagai keseluruhan daya
dalam diri siswa sehingga motivasi
penggerak di dalam diri siswa yang
tidak
menimbulkan kegiatan belajar, yang
berkembang
malahan
terabaikan. Dalam penelitian yang
menjamin
dilakukan oleh Hamdu dan Lisa
kegiatan
(2011)
memberikan
yang
berjudul
Pengaruh
kelangsungan
belajar
Motivasi Belajar terhadap Prestasi
belajar
Belajar
dikehendaki
IPA
di
sekolah
dasar
dan
arah
pada
sehingga
oleh
dari
yang
kegiatan
tujuan
yang
siswa
dapat
menyebutkan bahwa motivasi belajar
tercapai. Karakteristik motivasi yang
mempunyai
tinggi ditandai dengan kesadaran
pengaruh
yang
signifikan dalam prestasi siswa di
siswa
sekolah.
pelajaran, adanya hasrat ingin tahu
kata
latin,
menunjuk
pada
tertentu
mengapa
sesuatu
bergerak.
Motivasi
mengerjakan tugas sekolah, menaruh
kata
motivum
perhatian, minat dan merasa senang
alasan
ketika mengerjakan tugas sekolah,
itu
kondisi
mempunyai
Berliner
lingkungan
mendukung,
intensitas dan arah (direction). Gage
dan
materi
dan tidak mudah putus asa ketika
prasyarat yang amat penting dalam
Dalam
menguasai
yang tinggi terhadap pelajaran, ulet
Motivasi adalah salah satu
belajar.
untuk
serta
yang
mempunyai
harapan berhasil yang tinggi.
(Djiwandono,2008)
menyamakan motivasi seperti mesin
Motivasi belajar tinggi yang
(intensitas) dan kemudi (direction).
memudahkan
Intensitas dan arah sering sulit
memahami pelajaran sehingga para
dipisahkan. Intensitas dari motivasi
siswa mampu memperoleh prestasi
yang digunakan untuk satu kegiatan
yang baik di sekolah. Hal ini senada
mungkin tergantung pada besarnya
dengan penelitian yang dilakukan
intensitas itu daripada besarnya arah.
Rafiqah (2013) yang menyatakan
Sardiman
siswa
untuk
bahwa motivasi belajar memiliki
(2001)
pengeruh kontribusi sebesar 75,3%
menyebutkan bahwa dalam kegiatan
2
terhadap
prestasi
belajar
Motivasi
belajar
siswa
mendorong
siswa.
sedangkan
juga
siswa
untuk
pelanggaran-
pelanggaran yang lainnya siswa akan
untuk
mendapat
sanksi
sesuai
dengan
mempersiapkan diri dalam menerima
peraturan yang berlaku di sekolah”.
pelajaran,
seperti
Dalam satu semester tercatat telah
mempersiapkan buku dan peralatan
terjadi kurang lebih 80 pelanggaran
sekolah,
yang dilakukan oleh siswa dengan
contohnya
mengerjakan
tugas-tugas
sekolah, serta mematuhi peraturan-
jumlah
peraturan yang berlaku disekolah
siswa.
sehingga kegiatan belajar mengajar
mencakup
dapat berjalan dengan lancar.
keterlambatan
Pada
kenyataannya
yang
sama,
hal
sekitar
Pelanggaran
600
tersebut
pelanggaran
dan
pelanggaran-
pelanggaran lainnya. Pelanggaraan
tidak
yang terjadi merupakan indikasi
setiap siswa mempunyai motivasi
belajar
keseluruhan
menurunnya motivasi belajar siswa.
ini
Ilahi dkk (2013) dalam penelitiannya
ditunjukkan pada hasil wawancara
mengatakan
guru bimbingan konseling di salah
dominan
satu sekolah menengah atas swasta
siswa
menyebutkan kasus keterlambatan
bahwa
faktor
mempengaruhi
adalah
yang
displin
kondisi
psikologis
yang
dilakukan
siswa itu sendiri.
adalah kasus yang sering terjadi.
Hampir setiap hari ada siswa yang
Upaya
terlambat dengan berbagai macam
sekolah untuk mengurangi angka
alasan yang dikemukakan. Guru BK
pelanggaran
tersebut juga menambahkan bahwa
sekolah
“Sebenarnya
telah
tambahkannya pelajaran BK atau
memberlakukan peraturan yang ketat
bimbingan konseling dalam mata
untuk
sekolah
menangani
terhadap
adalah
peraturan
dengan
di
siswa
yang
pelajaran. Hal tersebut didukung
keterlambatan
yaitu
dengan penelitian yang dilakukan
dengan pemanggilan orang tua atau
oleh Smith (2011) yang mengatakan
wali apabila siswa telah 3 kali
ada
mengalami
kelompok
mengalami
keterlambatan,
3
bahwa
layanan
berpengaruh
konseling
terhadap
disiplin belajar siswa. Mata pelajaran
Ketika
BK
pelajaran dengan mudah bukan tidak
diisi
dengan
pengarahan
dan
pengarahan-
siswa
dapat
memahami
sharing-sharing
mungkin
nilai-nilai
permasalahan dalam kegiatan belajar
pelajaran
dapat
mengajar yang dikomunikasikan oleh
termotivasi untuk mempelajari suatu
Guru BK secara santai dan tidak
mata
kaku sehingga siswa dapat terbuka
komunikasi yang baik dengan guru
mengkomunikasikan
permasalahan
juga dapat menimbulkan kondisi
yang terjadi. Hal ini menunjukkan
yang kondusif untuk lingkungan
bahwa komunikasi penting dalam
belajar
kehidupan sehari- hari.
nyaman saat belajar. Komunikasi
Komunikasi
yang
itu
merasa
atau
interpesonal.
penelitianya
bahwa
komunikasi
ada
interpersonal
guru dalam peningkatan pengetahuan
anak baik verbal maupun non verbal
Nonverbal Immediecy on Students’
sehingga
Motivation for Learning English
nonverbal
siswa
komunikasi
peranan
Teachers’
komunikasi
sehingga
dalam
dalam jurnalnya yang berjudul The
bahwa
Selain
dan
Pontoh (2013) juga menyebutkan
Hasil penelitan Lisa Hsu (2010)
menyatakan
pelajaran.
disebut
kelacaran proses belajar mengajar.
Perceived
meningkat
komunikasi antara sesama siswa
merupakan komponen penting dalam
of
mata
antara guru dengan siswa
terjadi
dalam kegiatan belajar mengajar
Impact
dalam
mampu
meningkatkan
prestasi anak.
perilaku
guru
Kata
komunikasi
berkorelasi positif dengan motivasi
interpersonal merupakan dua suku
belajar
kata
siswa.
Cara
mengajar/menyampaikan
pelajaran
merupakan
guru
materi
salah
yaitu
interpersonal.
satu
berasal
dari
komunikasi
Kata
dan
“komunikasi”
bahasa
Latin
contoh bentuk komunikasi. Bahasa
communicare, berarti berpartisipasi
dan pemilihan kata yang tepat dalam
atau
berkomunikasi dapat mempermudah
interpersonal merupakan keturunan
siswa dalam memahami pelajaran.
dari awalan inter¸ yang berarti
4
memberitahukan.
Sedangkan
“antara” dan kata person, yang
Ketika di dalam kelas hubungan
berarti
antara
“orang”.
Komunikasi
guru dengan
interpersonal secara umum terjadi di
hubungan
antara dua orang. Menurut Buber
sangatlah
mengidentifikasi
penelitiannya
interpersonal
transaksi
komunikasi
sebagai
proses
(berkelanjutan)
antara
sesama
penting.
Margunani
yang
siswa atau
bahwa
siswa
Dalam
Nugrahani
dan
(2014)
mengatakan
persepsi
mengenai
selaktif, sistematis, dan unik, yang
kepemimpinan
mampu merefleksikan dan mampu
komunikasi guru secara simultan
membangun pengetahuan bersama
berpengaruh pada motivasi belajar
orang lain. Prinsip-prnsip dalam
siswa sebesar 65%.
komunikasi interpersonal antara lain
interpersonal yang terjadi dalam
kita tidak mungkin hidup tanpa
hubungan interpersonal yang baik
berkomunikasi,
komunikasi
dapat meningkatkan motivasi siswa
interpersonal adalah hal yang tidak
ketika di kelas contohnya seperti
dapat
guru memberikan pujian kepada
diubah,
interpersonal
komunikasi
melibatkan
dan
kemampuan
Komunikasi
masalah
siswa yang mendapat nilai yang
etika, manusia menciptakan makna
tinggi dalam suatu ujian, pujian yang
dalam
interpersonal,
diberikan guru merupakan suatu
metakomunikasi
memengaruhi
penguatan
makna,
interpersonal
meningkatkan motivasi belajar siswa.
komunikasi
komunikasi
hubungan
yang
Hal
berkelanjutan,
komunikasi
tidak
penelitian Setyowati dan Sukidjo
masalah,
(2013) yang mengemukakan bahwa
menyelesaikan
senada
untuk
menciptakan
dapat
ini
(reinforcement)
efektivitas komunikasi interpersonal
ada
adalah sesuatu yang dapat dipelajari.
reinforcement
(Wood, 2013)
belajar siswa
Komunikasi
pengaruh
dengan
positif
hasil
pemberian
terhadap
motivasi
interpersonal
Hubungan interpersonal yang
adalah cara utama untuk membangun
baik mampu meningkatkan intensitas
dan memperbaiki sebuah hubungan.
komunikasi
5
interpersonal
yang
menimbulkan keakraban antara satu
internal
dengan yang lain sehingga berusaha
menimbulkan
untuk selalu saling berhubungan.
ditandai dengan adanya perubahan
Berdasarkan
uraian
tingkah
diketahui
bahwa
diatas
dapat
dan
eksternal
yang
kegiatan
laku
yang
belajar
menjamin
intensitas
kelangsungan dan memberi arah
komunikasi interpersonal antara guru
pada kegiatan belajar sehingga tujuan
dengan siswa atau antar sesama
yang dikehendaki dapat tercapai.
siswa
perlu ditingkatkan untuk
menurunkan
yang
tingkat
terjadi
Motivasi belajar terdiri dari
pelanggaran
sehingga
beberapa
mampu
dikemukakan
meningkatkan prestasi di sekolah.
Uno
bahwa
(2008)
motivasi
seperti
oleh
yang
Gottlieb
(Lestari,2012) antara lain: kesadaran,
menjelaskan
belajar
aspek,
kemauan, kesenangan untuk belajar.
adalah
Brophy
(Uno,
2008)
juga
dorongan internal dan eksternal pada
mengemukakan dua aspek dalam
siswa yang sedang belajar untuk
motivasi
mengadakan perubahan tingkah laku.
lingkungan dan harapan berhasil.
Hal tersebut didukung oleh pendapat
Berdasarkan pendapat kedua tokoh
Sadirman (2001) yang menyebutkan
dapat disimpulkan bahwa aspek-
bahwa
aspek
dalam
kegiatan
belajar,
belajar
motivasi
yaitu
kondisi
belajar
motivasi belajar dapat dikatakan
kesadaran,
sebagai
daya
untuk belajar, kondidi lingkungan
pengggerak di dalam diri siswa yang
dan harapan berhasil yang muncul
menimbulkan kegiatan belajar, yang
dari dalam dan luar untuk mencapai
menjamin
tujuan.
keseluruhan
kelangsungan
dari
kegiatan belajar dan yang memberi
kemauan,
adalah
Komunikasi
kesenangan
interpersonal
arah pada kegiatan belajar sehingga
menurut Devito (Liliweri, 1997)
tujuan yang dikehendaki oleh siswa
merupakan pengiriman pesan dari
dapat tercapai. dari pendapat kedua
sesorang dan diterima oleh orang lain
tokoh tersebut dapat disimpulkan
dengan efek umpan balik yang
bahwa
langsung. Menurut Chaplin (2000)
motivasi
belajar
adalah
sebagai keseluruhan daya penggerrak
intensitas
6
yaitu
kedalaman
atau
reaksi emosi dan kekuatan yang
motivasi
mendukung suatu pendapat atau
semakin
rendah
sikap.
komunikasi
interpersonal
Jadi
dapat
disimpulkan
intensitas komunikasi interpersonal
belajar
dan
sebaliknya
intensitas
maka
semakin rendah motivasi belajar.
adalah kedalaman dan kekuatan yang
mendukung
proses
METODE PENELITIAN
pengalihan
informasi
serta
memindahkan
pengertian
dengan
simbol-simbol
Penelitian ini menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dengan
tertentu yang dilakuakan dua orang
variabel bebas intensitas komunikasi
dengan efek umpan balik yang
interpersonal dan variabel tergantung
langsung.
motivasi
belajar.
Penelitian
ini
Menurut Devito (Sulaeman,
mengambil populasi seluruh siswa
2011) untuk mengukur intensitas
SMA yang ada di Surakarta, dengan
komunikasi
sampel SMA Muhammadiyah
interpersonal
anatar
3
individu dapat ditinjau dari enam
Surakarta
dan
SMA
Warga
aspek, yaitu: frekuensi komunikasi,
Surakarta.
Pengambilan
sampel
durasi
yang
digunakan
untuk
dalam penelitian ini menggunakan
perhatian
yang
cluster random sample, yaitu cara
berkomunikasi,
diberikan
saat
komunikasi,
atau teknik pengambilan sampel
keteraturan
dalam
komunikasi,
dengan cara random atau acak dari
tingkat keluasan pesan dan jumlah
tiap-tiap kelas.
orang yang diajak bicara, dan tingkat
Pengumpulan
kedalaman pesan dalam komunikasi.
data
pada
yang
penelitian ini menggunakan skala
dikemukakan maka hipotesis yang
intensitas komunikasi interpersonal
dapat diajukan dalam penelitian ini
dan skala motivasi belajar yang
adalah “Ada hubungan positif antara
disusun oleh peneliti sendiri.
Berdasarkan
uraian
intensitas komunikasi interpersonal
Metode analisis data yang
dengan morivasi belajar.” Semakin
tinggi
intensitas
komunikasi
interpersonal semakin tinggi pula
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan
intensitas
komunikasi
interpersonal dengan motivasi belajar
7
adalah analisis product moment dari
dan menyeleksi perbuatan. Motivasi
Pearson
belajar membuat siswa lebih giat
(Hadi,1994).
Analisis
product moment diolah dengan SPSS
dalam
belajar
sehingga
dapat
for windows versi 15.0
menghasilkan prestasi yang baik di
sekolah. Siswa yang mempunyai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
motivasi
tinggi
karakteristik
analisis
akan
seperti
memiliki
beroentasi
data menunjukkan ada hubungan
terhadap
positif yang sangat signifikan antara
pelajaran, mempunyai hasrat ingin
intensitas komunikasi interpersonal
tahu/ keinginan siswa untuk mencari
dengan
hal-hal baru dan mencarinya lebih
motivasi
ditunjukkan
oleh
belajar
nilai
yang
penguasaan
jauh
koefisien
lagi,
materi
keuletan
dalam
korelasi (r) sebesar 0,666; p = 0,000;
mengerjakan tugas dan tidak mudah
(p < 0,01). Hal ini sesuai dengan
menyerah/
hipotesis
yang diajukan penulis,
perhatian
yaitu ada hubungan positif antara
pelajaran
intensitas komunikasi interpersonal
sewaktu mengerjakan tugas sekolah,
dengan motivasi belajar. Semakin
kondisi
tinggi tingkat intensitas komunikasi
memiliki
interpersonal yang dimiliki maka
tinggi.
semakin tinggi pula tingkat intensitas
mempunyai
komunikasi
memiliki karakteristik seperti siswa
interpersonal.
putus
asa,
menaruh
dan
minat
terhadap
dan
merasa
lingkungan
senang
mendukung,
harapan
berhasil
yang
Sedangkan
siswa
yang
motivasi
Sebaliknya, jika subjek memiliki
kurang
tingkat
komunikasi
penguasaan materi pelajaran, tidak
interpersonal yang rendah maka akan
ada hasrat untuk ingin tahu mencari
semakin rendah motivasi belajar.
hal-hal
Dengan demikian hipotesis diterima.
menyerah/putus
intensitas
Menurut
Sadirman
berorientasi
rendah
yang
terhadap
baru,
asa
cepat
ketika
mengerjakan tugas, malas belajar dan
(2001)
mengatakan fungsi dari motivasi
cepat
adalah mendorong manusia untuk
tugas,
berbuat, menentukan arah perbuatan,
8
bosan dalam
kondisi
mengerjakan
lingkungan
yang
kurang
mendukung,
memiliki
secara tepat dan jelas, kurang mampu
harapan berhasil yang rendah.
Samtrock
memberi dukungan baik guru dengan
(2009)
mengemukakan
faktor
yang
memepengaruhi
motivasi
belajar
siswa, kurang mampu menangani
hal-hal yang bertentangan.
Pengaruh
intensitas
yaitu adanya motif sosial, hubungan
komunikasi interpersonal terhadap
sosial, dan konstek budaya. Hal yang
motivasi
paling
penelitian Fraser (2010) dalam jurnal
mendasar
dari
sebuah
belajar
hubungan sosial adalah intensitas
yang
komunikasi
Interpersonal
yang
interpersonal.
mempunyai
Siswa
berjudul
didukung
oleh
Instructor-Student
Interaction
and
intensitas
Student Outcomes at the University
komunikasi yang baik akan memiliki
Level in Indonesia mengemukakan
karakteristik seperti interaksi dengan
bahwa
guru
penciptaan dan pemeliharaan iklim
berjalan mulus, santai dan
menyenangkan,
siswa
efektifitas
guru
adalah
mau
kelas yang positif dan kondusif untuk
mendengarkan, fokus, dan merespon
belajar serta meningkatkan motivasi
pelajaran,
belajar siswa, dalam hal ini intensitas
siswa
mampu
mengungkapkan apa yang dirasakan
komunikasi
secara
saling
dengan siswa memberikan kontribusi
memberikan dukungan antar guru
untuk tujuan fundamental kegiatan
dengan
mampu
belajar mengajar yang lebih efektif
menagani hal-hal yang bertentangan.
dan efisien. Penelitian lain yang di
Sedangkan siswa yang mempunyai
lakukan oleh Lisa Hsu (2010) dalam
intensitas komunikasi interpersonal
jurnalnya yang berjudul The Impact
yang
cenderung
of Perceived Teachers’ Nonverbal
memiliki interaksi dengan guru dan
Immediecy on Students’ Motivation
teman cenderung kaku dan kurang
for Learning English
menyatakan
menyenangkan,
bahwa
komunikasi
tepat
dan
siswa,
rendah
jelas,
siswa
akan
acuh
tak
acuh,
interpersonal
perilaku
guru
kurang fokus dan jarang merespon
nonverbal guru berkorelasi positif
pelajaran,
dengan motivasi belajar siswa.
kurang
mampu
mengungkapkan apa yang dirasakan
9
Hal tersebut juga didukung
orang,
kategori
tinggi
sebesar
dari hasil analisis data diketahui
61,06% sebanyak 69 orang, kategori
bahwa
sedang sebesar 35,40% sebanyak 40
sumbangan
variabel
efektif
intensitas
interpersonal
(se)
komunikasi
sedangkan
pada
kategori
motivasi
rendah dan sangat rendah sebesar
belajar siswa sebesar 44,4% yang
0% atau tidak orang yang berada
ditunjukkan
pada kategori rendah dan sangat
determinan
terhadap
orang,
oleh
koefisien
rendah.
= 0,444. Berarti masih
terdapat 55,6% yang mempengaruhi
motivasi belajar
selain variabel
Kategoris
asi
Interval
Skor
Sangat
Tinggi
78,2 ≤ X
< 92
64,4 ≤ X
< 78,2
50,6 ≤ X
< 64,4
36,8 ≤ X
< 50,6
23 ≤ X
< 36,8
Total
intensitas komunikasi interpersonal
Tinggi
seperti faktor internal yang meliputi
Sedang
Rendah
keadaan fisik dan psikis, minat,
Sangat
Rendah
ekspektasi dan nilai, tujuan, atribusi;
faktor
emosional;
dan
RE
RH
67,3
9
57,5
Freku
ensi
Prose
ntase
(%)
4
3,54
69
61,06
40
35,40
0
0
0
0
113
100
Tabel 1. Kategorisasi Intensitas Komunikasi
faktor
Interpersonal
eksternal yang meliputi motif sosial,
Intensitas Komunikasi Interpersonal
ekspektasi dan atribusi guru, jender,
konteks
sosial
prosentase (%)
sosialekonomi,
budaya.
Variabel
komunikasi
intensitas
interpersonal
70
60
50
40
30
20
10
0
dalam
Sangat
Tinggi
Tinggi
penelitian memiliki Rerata Empirik
Sedang Rendah Sangat
Rendah
Kategorisasi
(RE) sebesar 67,39 dengan Rerata
Hipotetik
(RH)
sebesar
57,5
Variabel
motivasi
belajar
termasuk pada kategori tinggi karena
mempunyai Rerata Empirik (RE)
Rerata Empirik (RE) sebesar 67,39
sebesar
berada
Standart
Hipotetik (RH) sebesar 95 termasuk
Deviasi (SD) yaitu 64,4 dan +1,8
pada kategori tinggi, karena Rerata
Standart Deviasi (SD) sebesar 78,2.
Empirik (RE) sebesar 109,66 berada
Siswa yang termasuk pada kategori
di antara +0,6 standart deviasi (SD)
tinggi sebesar 3,54% sebanyak 4
yaitu 106, 4 dan +1,8 Standart
di
antara
+0,6
10
109,66
dengan
Rerata
Deviasi (SD) sebesar 129,2. Pada
dalam sikap siswa ketika menerima
kategori sangat tinggi ada sebesar
pelajaran.
6,20% sebanyak 7 orang, kategori
Hasil penelitian menunjukkan
tinggi sebesar 54,87% sebanyak 62
orang,
kategori
sedang
ada hubungan positif yang sangat
sebesar
signifikan
36,28% sebanyak 41 orang, kategori
antara
komunikasi
rendah sebesar 2,65% sebanyak 3
intensitas
interpersonal
dengan
motivasi belajar. Setiap penelitian
orang, sedangkan kategori rendah
memiliki
sebesar 0% atau tidak orang yang
kelemahan,
adapun
kelemahan dalam penelitian ini antara
termasuk kategori rendah.
lain:
Kategor
isasi
Interval
Skor
Sangat
Tinggi
129,2 ≤ X
< 152
106,4 ≤ X
< 129,2
83,6 ≤ X <
106,4
60,5 ≤ X <
83,6
38 ≤ X <
60,5
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
RE
RH
109,66
95
Total
Freku
ensi
Prose
ntase
(%)
7
6,20
menggunakan
62
54,87
belum mampu mengungkapkan
41
36,28
3
2,65
0
0
113
100
a. Alat
pengumpul
data
skala
hanya
sehingga
aspek-aspek motivasi belajar dan
intensitas
komunikasi
interpersonal.
Tabel 2. Kategorisasi Motivasi Belajar
b. Ruang lingkup populasi yang
berada Surakarta sehingga tidak
prosentase(%)
Motivasi Belajar
mampu mencerminkan keadaan
60
50
40
30
20
10
0
di daerah lainnya
KESIMPULAN DAN SARAN
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang Rendah Sangat
Rendah
Berdasarkan hasil penelitian
kategorisasi
dan pembahasan dari penelitian ini
maka
Hal ini menunjukkan bahwa
positif
sehingga siswa dapat meningkatkan
belajar
yang
diambil
kesimpulan
sebagai berikut: 1). ada hubungan
intensitas komunikasi interpersonal
motivasi
dapat
yang
signifikan
antara
intensitas komunikasi interpersonal
tercermin
dengan
motivasi
Sumbangan
11
Efektif
belajar,
(SE)
2).
pada
variabel
intensitas
komunikasi
untuk mempererat hubungan antara
motivasi
kepala sekolah, guru dan siswa
belajar sebesar 44,4%. 3). Tingkat
sehingga memiliki perasaan nyaman,
intensitas komunikasi interpersonal
tidak
tinggi. 4). Tingkat motivasi belajar
sekolah,
tinggi.
mengalami
interpersonal
terhadap
canggung
guru dan
kesimpulan
ini
mampu
tinggi
belajar
dengan
frekuensi,
yang
cara
psikologi
komunikasi
siswa
dengan
memberikan
motivasi
baik
yang
faktor
prestasi belajar. 2). Bagi Kepala
44,4%
mempengaruhi
motivasi
lain
yang
mempengaruhi
belajar,
melengkapi
memperluas ruang lingkup populasi
antara guru dan siswa sehingga
siswa
sebesar
pengumpulan data yang lain serta
intensitas komunikasi interpersonal
belajar
terhadap
penelitan selanjutnya dengan teknik
mempertahankan dan meningkatkan
meningkatkan
belajar
motivasi
diharapkan
mampu
peran
diharapkan dapat meneliti faktor-
meningkatkan
Sekolah
interpersonal
belajar. Bagi peneliti selanjutnya
mempererat hubungan interpersonal
mampu
Perlu
sehingga terdapat 55,6% faktor lain
guru
maupun antar sesama siwa untuk
sehingga
pendidikan.
komunikasi
orang, dan kedalaman pesan ketika
interpersonal
digunakan
dipertimbangkan bahwa intensitas
perhatian,
keteraturan, keluasan dan jumlah
berkomunikasi
dapat
ilmu bidang psikologi khususnya
tergolong
meningkat
durasi,
diharapkan
sebagai referensi dalam pengayaan
meningkatkan dan mempertahankan
motivasi
berinteraksi
peneliti selanjutnya hasil penelitian
saran- saran sebagai berikut: 1).
diharapkan
dan
dalam
antara satu sama lain. 3). Bagi
diatas, maka penulis memberikan
Siswa
kepala
siswa, tidak
kesulitan
berkomunikasi
Berdasarkan
antara
penelitian.
motivasi
DAFTAR PUSTAKA
mengadakan
pertemuan serta sharing baik formal
BBC. (2012). Sistem Pendidikan
Indonesia
Menempati
Peringkat
Terendah
Di
maupun nonformal secara intensif
12
Dunia.
Artikel.
(http://www.bbc.co.uk/indon
esia/majalah/
2012/11/121127
education_ranks.shtml).
Diakses 26 April 2013
Diterbitkan).
Surakarta.
Fakultas Psikologi Universita
Muhammadiyah Surakarta
Liliweri. (1997). Komunikasi Antar
Pribadi. Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti
Chaplin, C. P. (2000). Kamus
Lengkap
Psikologi.
Terjemahan
Kartini
Kartono.Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Lisa, Hsu. (2010). The Impact of
Perceived
Teachers’
Nonverbal Immediecy on
Students’ Motivation for
Learning English. Asian EFL
Journal. Vol 12, 1-17
Djiwandono,S.E.W.
(2008).
Psikologi
Pendidikan.
Jakarta: PT Grasindo
Nugrahani, R. dan Margunani.
(2014). Pengaruh Persepsi
Siswa
Mengenai
Kepemimpinan
dan
Kemampuan
Komunikasi
Guru Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata
pelajaran Ekonomi Kelas IX
IPS SMA Negeri 1 Sayung
Tahun Ajaran 2013/2014.
Economic
Education
Analysis Journal. Vol 3, No.
3
Fraser, B.J. dkk. (2010). InstructorStudent
Interpersonal
Interaction
and
Student
Outcomes at theUniversity
Level in Indonesia. The Open
Education Journal. Vol 3,
21-33
Hadi, S. (1994). Analisis Regresi.
Yogyakarta. Andi Offset
Hamdu, G. dan Lisa, A. (2011).
Pengaruh Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar
IPA Di Sekolah Dasar.
Jurnal pendidikan. Vol 12,
No. 1, 81-86
Pearson. (2012). Index of Cognitive
Skills
and
Educational
Attainment.(http://
the
learning
curve.pearson.com/index/ind
ex-ranking). Diakses 19 Mei
2013
Ilahi, R., Syahniar. dan Ibrahim, I.
(2013).
Faktor
yang
Mempengaruhi Pelanggaran
Disiplin
Siswa
dan
Implikasinya
Terhadap
Layanan Bimbingan dan
Konseling. Jurnal Ilmiah
Konseling. Vol 2, No. 2, 2025
Pontoh, W. P. (2013). Peranan
Komunikasi
Interpersonal
Guru dalam Meningkatkan
Pengetahuan Anak. Jurnal
Acta Diurna. Vol 1, No 1
Santrok, J. W. (2009). Psikologi
Pendidikan.
Terjemahan
Diana Angelica. Jakarta:
Selemba Humanika
Lestari, R. D. (2012). Hubungan
Antara Motivasi Belajar dan
Dukungan
Orang
Tua
Dengan prestasi Belajar
Siswa.
Skripsi.
(Tidak
Sardiman, A. M. (2001). Interaksi
dan
Motivasi
Belajar
13
Mengajar. Jakarta:
Grafindo Persada
Raja
Setyowati, U. D. dan Sukidjo.
(2013). Pengaruh Pemberian
Penguatan (Reinforcement)
dan
Fasilitas
Belajar
Terhadap Motivasi Belajar
dan
Prestasi
Belajar
Ekonomi. Jurnal Pendidikan
dan Ekonomi. Vol 3, No. 5
Smith, M. B. (2011). Pengaruh
Layanan Konseling Terhadap
Disiplin Belajar Siswa di
SMA Negeri 1 Atinggola
Kabupaten Gorontalu Utara.
Jurnal
Penelitian
dan
Pendidikan. Vol 8, No. 1, 2232
Sulaeman, B. (2011). Perbedaan
Intensitas
Komunikasi
Melalui Fitur Blackberry
Messenger Berdasarkan Tipe
Kepribadian Ekstrovert dan
Introvert pada Mahasiswa
Universitas Bina Nusantara.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Jakarta. Fakultas Psikologi
Universitas Bina Nusantara
Rafiqah, M. Yumansyah. dan
Mayasari,
S.
(2013).
Pengaruh Motivasi Belajar
Siswa Terhadap Prestasi
Belajar
Siswa.
Jurnal
Bimbingan Konseling. Vol 2,
No. 2
Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi &
Pengukurannya.
Jakarta:
Bumi Aksara
Wood,
J.T. (2013). Komunikasi
Interpersonal. Edisi Keenam
(Terjemahan Rio Dwi R).
Jakarta: Salemba Humanika
14
Download