HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : Tanjung Baralihan F100080179 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Drajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Tanjung Baralihan F100080179 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 iv HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR Tanjung Baralihan dan Susatyo Yuwono S.Psi, M.Si [email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar. Subjek penelitian adalah seluruh siswa SMA di Surakarta dengan sampel penelitian siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta dan siswa SMA Warga Surakarta sejumlah 113 siswa. Penelitian ini menggunakan cluster random sampling dengan mengacak cluster atau kelompok-kelompok yang akan dijadikan subjek penelitian. Pengumpulan data menggunakan skala intensitas komunikasi interpersonal dan skala motivasi belajar. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah product moment. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh korelasi (r) sebesar 0,666; p = 0,000; (p < 0,01). Tingkat intensitas komunikasi interpersonal dengan Rerata Empirik (RE) sebesar 67,39 dan Rerata hipotetik sebesar 57,5. Tingkat motivasi belajar dengan Rerata Empirik(RE) sebesar 109,66 dan Rerata Hipotetik (RH) sebesar 95. Sumbangan efektif variabel intensitas komunikasi interpersonal terhadap motivasi belajar yang ditunjukkan oleh koefisien determinan = 0,444. Tingkat intensitas komunikasi interpersonal termasuk kategori tinggi, dan tingkat motivasi belajar yang termasuk kategori tinggi. Kata kunci: motivasi belajar, intensitas komunikasi interpersonal berhasil memberikan status tinggi PENDAHULUAN Pendidikan sadar dan mewujudkan adalah terencana usaha pada guru dan memiliki "budaya" untuk pendidikan (BBC Indonesia, 2012). suasana belajar dan Hasil dari tabel liga global proses pembelajaran agar peserta mengindikasikan rendahnya didik secara aktif mengembangkan kesadaran Indonesia potensi untuk mendapatkan pendidikan lebih dirinya kekuatan untuk spiritual pengendalian kecerdasan, keagamaan, diri, akhlak keterampilan memiliki tinggi. kepribadian, mulia, yang masyarakat Upaya serta pemerintah meningkatkan diperlukan pendidikan adalah program wajib belajar 9 tahun yang dirinya, masyarakat, bangsa dan memberikan negara. suatu kepada masyarakat. Program wajib bangsa dianggap penting karena belajar 9 tahun terdiri atas 6 tahun dengan dapat pada jenjang sekolah dasar dan 3 meningkatkan mutu dan kualitas tahun sekolah menengah pertama. sumber daya manusia. Meningkatnya Pendidikan formal tidak dapat lepas mutu dan kualitas sumber daya kaitannya dengan kegiatan belajar manusia mengajar Pendidikan dalam pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga pendidikan yang sering formal disingkat dengan KBM. tercapai kemajuan bangsa. Di Menurut tabel liga global dalam kelas, masalah besar untuk guru-guru dan siswa yang diproduksi firma pendidikan adalah Pearson supaya setiap siswa menggunakan (2012) oleh Economist motivasi. bakat bahwa sistem pendidikan Indonesia sekolah menduduki rangking terbawah dari terjadi secara maksimum. Siswa 40 negara. Sir Michael Barber, berusaha penasihat pendidikan utama Pearson, mereka tumbuh secara cepat dengan mengatakan perkembangan bakat-bakat yang ada, yang 1 waktunya berharap Intelligence Unit (EIU) menunjukkan negara-negara dan Guru sehingga selama di tujuan menggunakan belajar potensi namun tujuan guru sering kali belajar, motivasi belajar dapat berbeda dengan apa yang ada di dikatakan sebagai keseluruhan daya dalam diri siswa sehingga motivasi penggerak di dalam diri siswa yang tidak menimbulkan kegiatan belajar, yang berkembang malahan terabaikan. Dalam penelitian yang menjamin dilakukan oleh Hamdu dan Lisa kegiatan (2011) memberikan yang berjudul Pengaruh kelangsungan belajar Motivasi Belajar terhadap Prestasi belajar Belajar dikehendaki IPA di sekolah dasar dan arah pada sehingga oleh dari yang kegiatan tujuan yang siswa dapat menyebutkan bahwa motivasi belajar tercapai. Karakteristik motivasi yang mempunyai tinggi ditandai dengan kesadaran pengaruh yang signifikan dalam prestasi siswa di siswa sekolah. pelajaran, adanya hasrat ingin tahu kata latin, menunjuk pada tertentu mengapa sesuatu bergerak. Motivasi mengerjakan tugas sekolah, menaruh kata motivum perhatian, minat dan merasa senang alasan ketika mengerjakan tugas sekolah, itu kondisi mempunyai Berliner lingkungan mendukung, intensitas dan arah (direction). Gage dan materi dan tidak mudah putus asa ketika prasyarat yang amat penting dalam Dalam menguasai yang tinggi terhadap pelajaran, ulet Motivasi adalah salah satu belajar. untuk serta yang mempunyai harapan berhasil yang tinggi. (Djiwandono,2008) menyamakan motivasi seperti mesin Motivasi belajar tinggi yang (intensitas) dan kemudi (direction). memudahkan Intensitas dan arah sering sulit memahami pelajaran sehingga para dipisahkan. Intensitas dari motivasi siswa mampu memperoleh prestasi yang digunakan untuk satu kegiatan yang baik di sekolah. Hal ini senada mungkin tergantung pada besarnya dengan penelitian yang dilakukan intensitas itu daripada besarnya arah. Rafiqah (2013) yang menyatakan Sardiman siswa untuk bahwa motivasi belajar memiliki (2001) pengeruh kontribusi sebesar 75,3% menyebutkan bahwa dalam kegiatan 2 terhadap prestasi belajar Motivasi belajar siswa mendorong siswa. sedangkan juga siswa untuk pelanggaran- pelanggaran yang lainnya siswa akan untuk mendapat sanksi sesuai dengan mempersiapkan diri dalam menerima peraturan yang berlaku di sekolah”. pelajaran, seperti Dalam satu semester tercatat telah mempersiapkan buku dan peralatan terjadi kurang lebih 80 pelanggaran sekolah, yang dilakukan oleh siswa dengan contohnya mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta mematuhi peraturan- jumlah peraturan yang berlaku disekolah siswa. sehingga kegiatan belajar mengajar mencakup dapat berjalan dengan lancar. keterlambatan Pada kenyataannya yang sama, hal sekitar Pelanggaran 600 tersebut pelanggaran dan pelanggaran- pelanggaran lainnya. Pelanggaraan tidak yang terjadi merupakan indikasi setiap siswa mempunyai motivasi belajar keseluruhan menurunnya motivasi belajar siswa. ini Ilahi dkk (2013) dalam penelitiannya ditunjukkan pada hasil wawancara mengatakan guru bimbingan konseling di salah dominan satu sekolah menengah atas swasta siswa menyebutkan kasus keterlambatan bahwa faktor mempengaruhi adalah yang displin kondisi psikologis yang dilakukan siswa itu sendiri. adalah kasus yang sering terjadi. Hampir setiap hari ada siswa yang Upaya terlambat dengan berbagai macam sekolah untuk mengurangi angka alasan yang dikemukakan. Guru BK pelanggaran tersebut juga menambahkan bahwa sekolah “Sebenarnya telah tambahkannya pelajaran BK atau memberlakukan peraturan yang ketat bimbingan konseling dalam mata untuk sekolah menangani terhadap adalah peraturan dengan di siswa yang pelajaran. Hal tersebut didukung keterlambatan yaitu dengan penelitian yang dilakukan dengan pemanggilan orang tua atau oleh Smith (2011) yang mengatakan wali apabila siswa telah 3 kali ada mengalami kelompok mengalami keterlambatan, 3 bahwa layanan berpengaruh konseling terhadap disiplin belajar siswa. Mata pelajaran Ketika BK pelajaran dengan mudah bukan tidak diisi dengan pengarahan dan pengarahan- siswa dapat memahami sharing-sharing mungkin nilai-nilai permasalahan dalam kegiatan belajar pelajaran dapat mengajar yang dikomunikasikan oleh termotivasi untuk mempelajari suatu Guru BK secara santai dan tidak mata kaku sehingga siswa dapat terbuka komunikasi yang baik dengan guru mengkomunikasikan permasalahan juga dapat menimbulkan kondisi yang terjadi. Hal ini menunjukkan yang kondusif untuk lingkungan bahwa komunikasi penting dalam belajar kehidupan sehari- hari. nyaman saat belajar. Komunikasi Komunikasi yang itu merasa atau interpesonal. penelitianya bahwa komunikasi ada interpersonal guru dalam peningkatan pengetahuan anak baik verbal maupun non verbal Nonverbal Immediecy on Students’ sehingga Motivation for Learning English nonverbal siswa komunikasi peranan Teachers’ komunikasi sehingga dalam dalam jurnalnya yang berjudul The bahwa Selain dan Pontoh (2013) juga menyebutkan Hasil penelitan Lisa Hsu (2010) menyatakan pelajaran. disebut kelacaran proses belajar mengajar. Perceived meningkat komunikasi antara sesama siswa merupakan komponen penting dalam of mata antara guru dengan siswa terjadi dalam kegiatan belajar mengajar Impact dalam mampu meningkatkan prestasi anak. perilaku guru Kata komunikasi berkorelasi positif dengan motivasi interpersonal merupakan dua suku belajar kata siswa. Cara mengajar/menyampaikan pelajaran merupakan guru materi salah yaitu interpersonal. satu berasal dari komunikasi Kata dan “komunikasi” bahasa Latin contoh bentuk komunikasi. Bahasa communicare, berarti berpartisipasi dan pemilihan kata yang tepat dalam atau berkomunikasi dapat mempermudah interpersonal merupakan keturunan siswa dalam memahami pelajaran. dari awalan inter¸ yang berarti 4 memberitahukan. Sedangkan “antara” dan kata person, yang Ketika di dalam kelas hubungan berarti antara “orang”. Komunikasi guru dengan interpersonal secara umum terjadi di hubungan antara dua orang. Menurut Buber sangatlah mengidentifikasi penelitiannya interpersonal transaksi komunikasi sebagai proses (berkelanjutan) antara sesama penting. Margunani yang siswa atau bahwa siswa Dalam Nugrahani dan (2014) mengatakan persepsi mengenai selaktif, sistematis, dan unik, yang kepemimpinan mampu merefleksikan dan mampu komunikasi guru secara simultan membangun pengetahuan bersama berpengaruh pada motivasi belajar orang lain. Prinsip-prnsip dalam siswa sebesar 65%. komunikasi interpersonal antara lain interpersonal yang terjadi dalam kita tidak mungkin hidup tanpa hubungan interpersonal yang baik berkomunikasi, komunikasi dapat meningkatkan motivasi siswa interpersonal adalah hal yang tidak ketika di kelas contohnya seperti dapat guru memberikan pujian kepada diubah, interpersonal komunikasi melibatkan dan kemampuan Komunikasi masalah siswa yang mendapat nilai yang etika, manusia menciptakan makna tinggi dalam suatu ujian, pujian yang dalam interpersonal, diberikan guru merupakan suatu metakomunikasi memengaruhi penguatan makna, interpersonal meningkatkan motivasi belajar siswa. komunikasi komunikasi hubungan yang Hal berkelanjutan, komunikasi tidak penelitian Setyowati dan Sukidjo masalah, (2013) yang mengemukakan bahwa menyelesaikan senada untuk menciptakan dapat ini (reinforcement) efektivitas komunikasi interpersonal ada adalah sesuatu yang dapat dipelajari. reinforcement (Wood, 2013) belajar siswa Komunikasi pengaruh dengan positif hasil pemberian terhadap motivasi interpersonal Hubungan interpersonal yang adalah cara utama untuk membangun baik mampu meningkatkan intensitas dan memperbaiki sebuah hubungan. komunikasi 5 interpersonal yang menimbulkan keakraban antara satu internal dengan yang lain sehingga berusaha menimbulkan untuk selalu saling berhubungan. ditandai dengan adanya perubahan Berdasarkan uraian tingkah diketahui bahwa diatas dapat dan eksternal yang kegiatan laku yang belajar menjamin intensitas kelangsungan dan memberi arah komunikasi interpersonal antara guru pada kegiatan belajar sehingga tujuan dengan siswa atau antar sesama yang dikehendaki dapat tercapai. siswa perlu ditingkatkan untuk menurunkan yang tingkat terjadi Motivasi belajar terdiri dari pelanggaran sehingga beberapa mampu dikemukakan meningkatkan prestasi di sekolah. Uno bahwa (2008) motivasi seperti oleh yang Gottlieb (Lestari,2012) antara lain: kesadaran, menjelaskan belajar aspek, kemauan, kesenangan untuk belajar. adalah Brophy (Uno, 2008) juga dorongan internal dan eksternal pada mengemukakan dua aspek dalam siswa yang sedang belajar untuk motivasi mengadakan perubahan tingkah laku. lingkungan dan harapan berhasil. Hal tersebut didukung oleh pendapat Berdasarkan pendapat kedua tokoh Sadirman (2001) yang menyebutkan dapat disimpulkan bahwa aspek- bahwa aspek dalam kegiatan belajar, belajar motivasi yaitu kondisi belajar motivasi belajar dapat dikatakan kesadaran, sebagai daya untuk belajar, kondidi lingkungan pengggerak di dalam diri siswa yang dan harapan berhasil yang muncul menimbulkan kegiatan belajar, yang dari dalam dan luar untuk mencapai menjamin tujuan. keseluruhan kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi kemauan, adalah Komunikasi kesenangan interpersonal arah pada kegiatan belajar sehingga menurut Devito (Liliweri, 1997) tujuan yang dikehendaki oleh siswa merupakan pengiriman pesan dari dapat tercapai. dari pendapat kedua sesorang dan diterima oleh orang lain tokoh tersebut dapat disimpulkan dengan efek umpan balik yang bahwa langsung. Menurut Chaplin (2000) motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerrak intensitas 6 yaitu kedalaman atau reaksi emosi dan kekuatan yang motivasi mendukung suatu pendapat atau semakin rendah sikap. komunikasi interpersonal Jadi dapat disimpulkan intensitas komunikasi interpersonal belajar dan sebaliknya intensitas maka semakin rendah motivasi belajar. adalah kedalaman dan kekuatan yang mendukung proses METODE PENELITIAN pengalihan informasi serta memindahkan pengertian dengan simbol-simbol Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tertentu yang dilakuakan dua orang variabel bebas intensitas komunikasi dengan efek umpan balik yang interpersonal dan variabel tergantung langsung. motivasi belajar. Penelitian ini Menurut Devito (Sulaeman, mengambil populasi seluruh siswa 2011) untuk mengukur intensitas SMA yang ada di Surakarta, dengan komunikasi sampel SMA Muhammadiyah interpersonal anatar 3 individu dapat ditinjau dari enam Surakarta dan SMA Warga aspek, yaitu: frekuensi komunikasi, Surakarta. Pengambilan sampel durasi yang digunakan untuk dalam penelitian ini menggunakan perhatian yang cluster random sample, yaitu cara berkomunikasi, diberikan saat komunikasi, atau teknik pengambilan sampel keteraturan dalam komunikasi, dengan cara random atau acak dari tingkat keluasan pesan dan jumlah tiap-tiap kelas. orang yang diajak bicara, dan tingkat Pengumpulan kedalaman pesan dalam komunikasi. data pada yang penelitian ini menggunakan skala dikemukakan maka hipotesis yang intensitas komunikasi interpersonal dapat diajukan dalam penelitian ini dan skala motivasi belajar yang adalah “Ada hubungan positif antara disusun oleh peneliti sendiri. Berdasarkan uraian intensitas komunikasi interpersonal Metode analisis data yang dengan morivasi belajar.” Semakin tinggi intensitas komunikasi interpersonal semakin tinggi pula digunakan untuk mengetahui hubungan intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar 7 adalah analisis product moment dari dan menyeleksi perbuatan. Motivasi Pearson belajar membuat siswa lebih giat (Hadi,1994). Analisis product moment diolah dengan SPSS dalam belajar sehingga dapat for windows versi 15.0 menghasilkan prestasi yang baik di sekolah. Siswa yang mempunyai HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil motivasi tinggi karakteristik analisis akan seperti memiliki beroentasi data menunjukkan ada hubungan terhadap positif yang sangat signifikan antara pelajaran, mempunyai hasrat ingin intensitas komunikasi interpersonal tahu/ keinginan siswa untuk mencari dengan hal-hal baru dan mencarinya lebih motivasi ditunjukkan oleh belajar nilai yang penguasaan jauh koefisien lagi, materi keuletan dalam korelasi (r) sebesar 0,666; p = 0,000; mengerjakan tugas dan tidak mudah (p < 0,01). Hal ini sesuai dengan menyerah/ hipotesis yang diajukan penulis, perhatian yaitu ada hubungan positif antara pelajaran intensitas komunikasi interpersonal sewaktu mengerjakan tugas sekolah, dengan motivasi belajar. Semakin kondisi tinggi tingkat intensitas komunikasi memiliki interpersonal yang dimiliki maka tinggi. semakin tinggi pula tingkat intensitas mempunyai komunikasi memiliki karakteristik seperti siswa interpersonal. putus asa, menaruh dan minat terhadap dan merasa lingkungan senang mendukung, harapan berhasil yang Sedangkan siswa yang motivasi Sebaliknya, jika subjek memiliki kurang tingkat komunikasi penguasaan materi pelajaran, tidak interpersonal yang rendah maka akan ada hasrat untuk ingin tahu mencari semakin rendah motivasi belajar. hal-hal Dengan demikian hipotesis diterima. menyerah/putus intensitas Menurut Sadirman berorientasi rendah yang terhadap baru, asa cepat ketika mengerjakan tugas, malas belajar dan (2001) mengatakan fungsi dari motivasi cepat adalah mendorong manusia untuk tugas, berbuat, menentukan arah perbuatan, 8 bosan dalam kondisi mengerjakan lingkungan yang kurang mendukung, memiliki secara tepat dan jelas, kurang mampu harapan berhasil yang rendah. Samtrock memberi dukungan baik guru dengan (2009) mengemukakan faktor yang memepengaruhi motivasi belajar siswa, kurang mampu menangani hal-hal yang bertentangan. Pengaruh intensitas yaitu adanya motif sosial, hubungan komunikasi interpersonal terhadap sosial, dan konstek budaya. Hal yang motivasi paling penelitian Fraser (2010) dalam jurnal mendasar dari sebuah belajar hubungan sosial adalah intensitas yang komunikasi Interpersonal yang interpersonal. mempunyai Siswa berjudul didukung oleh Instructor-Student Interaction and intensitas Student Outcomes at the University komunikasi yang baik akan memiliki Level in Indonesia mengemukakan karakteristik seperti interaksi dengan bahwa guru penciptaan dan pemeliharaan iklim berjalan mulus, santai dan menyenangkan, siswa efektifitas guru adalah mau kelas yang positif dan kondusif untuk mendengarkan, fokus, dan merespon belajar serta meningkatkan motivasi pelajaran, belajar siswa, dalam hal ini intensitas siswa mampu mengungkapkan apa yang dirasakan komunikasi secara saling dengan siswa memberikan kontribusi memberikan dukungan antar guru untuk tujuan fundamental kegiatan dengan mampu belajar mengajar yang lebih efektif menagani hal-hal yang bertentangan. dan efisien. Penelitian lain yang di Sedangkan siswa yang mempunyai lakukan oleh Lisa Hsu (2010) dalam intensitas komunikasi interpersonal jurnalnya yang berjudul The Impact yang cenderung of Perceived Teachers’ Nonverbal memiliki interaksi dengan guru dan Immediecy on Students’ Motivation teman cenderung kaku dan kurang for Learning English menyatakan menyenangkan, bahwa komunikasi tepat dan siswa, rendah jelas, siswa akan acuh tak acuh, interpersonal perilaku guru kurang fokus dan jarang merespon nonverbal guru berkorelasi positif pelajaran, dengan motivasi belajar siswa. kurang mampu mengungkapkan apa yang dirasakan 9 Hal tersebut juga didukung orang, kategori tinggi sebesar dari hasil analisis data diketahui 61,06% sebanyak 69 orang, kategori bahwa sedang sebesar 35,40% sebanyak 40 sumbangan variabel efektif intensitas interpersonal (se) komunikasi sedangkan pada kategori motivasi rendah dan sangat rendah sebesar belajar siswa sebesar 44,4% yang 0% atau tidak orang yang berada ditunjukkan pada kategori rendah dan sangat determinan terhadap orang, oleh koefisien rendah. = 0,444. Berarti masih terdapat 55,6% yang mempengaruhi motivasi belajar selain variabel Kategoris asi Interval Skor Sangat Tinggi 78,2 ≤ X < 92 64,4 ≤ X < 78,2 50,6 ≤ X < 64,4 36,8 ≤ X < 50,6 23 ≤ X < 36,8 Total intensitas komunikasi interpersonal Tinggi seperti faktor internal yang meliputi Sedang Rendah keadaan fisik dan psikis, minat, Sangat Rendah ekspektasi dan nilai, tujuan, atribusi; faktor emosional; dan RE RH 67,3 9 57,5 Freku ensi Prose ntase (%) 4 3,54 69 61,06 40 35,40 0 0 0 0 113 100 Tabel 1. Kategorisasi Intensitas Komunikasi faktor Interpersonal eksternal yang meliputi motif sosial, Intensitas Komunikasi Interpersonal ekspektasi dan atribusi guru, jender, konteks sosial prosentase (%) sosialekonomi, budaya. Variabel komunikasi intensitas interpersonal 70 60 50 40 30 20 10 0 dalam Sangat Tinggi Tinggi penelitian memiliki Rerata Empirik Sedang Rendah Sangat Rendah Kategorisasi (RE) sebesar 67,39 dengan Rerata Hipotetik (RH) sebesar 57,5 Variabel motivasi belajar termasuk pada kategori tinggi karena mempunyai Rerata Empirik (RE) Rerata Empirik (RE) sebesar 67,39 sebesar berada Standart Hipotetik (RH) sebesar 95 termasuk Deviasi (SD) yaitu 64,4 dan +1,8 pada kategori tinggi, karena Rerata Standart Deviasi (SD) sebesar 78,2. Empirik (RE) sebesar 109,66 berada Siswa yang termasuk pada kategori di antara +0,6 standart deviasi (SD) tinggi sebesar 3,54% sebanyak 4 yaitu 106, 4 dan +1,8 Standart di antara +0,6 10 109,66 dengan Rerata Deviasi (SD) sebesar 129,2. Pada dalam sikap siswa ketika menerima kategori sangat tinggi ada sebesar pelajaran. 6,20% sebanyak 7 orang, kategori Hasil penelitian menunjukkan tinggi sebesar 54,87% sebanyak 62 orang, kategori sedang ada hubungan positif yang sangat sebesar signifikan 36,28% sebanyak 41 orang, kategori antara komunikasi rendah sebesar 2,65% sebanyak 3 intensitas interpersonal dengan motivasi belajar. Setiap penelitian orang, sedangkan kategori rendah memiliki sebesar 0% atau tidak orang yang kelemahan, adapun kelemahan dalam penelitian ini antara termasuk kategori rendah. lain: Kategor isasi Interval Skor Sangat Tinggi 129,2 ≤ X < 152 106,4 ≤ X < 129,2 83,6 ≤ X < 106,4 60,5 ≤ X < 83,6 38 ≤ X < 60,5 Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah RE RH 109,66 95 Total Freku ensi Prose ntase (%) 7 6,20 menggunakan 62 54,87 belum mampu mengungkapkan 41 36,28 3 2,65 0 0 113 100 a. Alat pengumpul data skala hanya sehingga aspek-aspek motivasi belajar dan intensitas komunikasi interpersonal. Tabel 2. Kategorisasi Motivasi Belajar b. Ruang lingkup populasi yang berada Surakarta sehingga tidak prosentase(%) Motivasi Belajar mampu mencerminkan keadaan 60 50 40 30 20 10 0 di daerah lainnya KESIMPULAN DAN SARAN Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Berdasarkan hasil penelitian kategorisasi dan pembahasan dari penelitian ini maka Hal ini menunjukkan bahwa positif sehingga siswa dapat meningkatkan belajar yang diambil kesimpulan sebagai berikut: 1). ada hubungan intensitas komunikasi interpersonal motivasi dapat yang signifikan antara intensitas komunikasi interpersonal tercermin dengan motivasi Sumbangan 11 Efektif belajar, (SE) 2). pada variabel intensitas komunikasi untuk mempererat hubungan antara motivasi kepala sekolah, guru dan siswa belajar sebesar 44,4%. 3). Tingkat sehingga memiliki perasaan nyaman, intensitas komunikasi interpersonal tidak tinggi. 4). Tingkat motivasi belajar sekolah, tinggi. mengalami interpersonal terhadap canggung guru dan kesimpulan ini mampu tinggi belajar dengan frekuensi, yang cara psikologi komunikasi siswa dengan memberikan motivasi baik yang faktor prestasi belajar. 2). Bagi Kepala 44,4% mempengaruhi motivasi lain yang mempengaruhi belajar, melengkapi memperluas ruang lingkup populasi antara guru dan siswa sehingga siswa sebesar pengumpulan data yang lain serta intensitas komunikasi interpersonal belajar terhadap penelitan selanjutnya dengan teknik mempertahankan dan meningkatkan meningkatkan belajar motivasi diharapkan mampu peran diharapkan dapat meneliti faktor- meningkatkan Sekolah interpersonal belajar. Bagi peneliti selanjutnya mempererat hubungan interpersonal mampu Perlu sehingga terdapat 55,6% faktor lain guru maupun antar sesama siwa untuk sehingga pendidikan. komunikasi orang, dan kedalaman pesan ketika interpersonal digunakan dipertimbangkan bahwa intensitas perhatian, keteraturan, keluasan dan jumlah berkomunikasi dapat ilmu bidang psikologi khususnya tergolong meningkat durasi, diharapkan sebagai referensi dalam pengayaan meningkatkan dan mempertahankan motivasi berinteraksi peneliti selanjutnya hasil penelitian saran- saran sebagai berikut: 1). diharapkan dan dalam antara satu sama lain. 3). Bagi diatas, maka penulis memberikan Siswa kepala siswa, tidak kesulitan berkomunikasi Berdasarkan antara penelitian. motivasi DAFTAR PUSTAKA mengadakan pertemuan serta sharing baik formal BBC. (2012). Sistem Pendidikan Indonesia Menempati Peringkat Terendah Di maupun nonformal secara intensif 12 Dunia. Artikel. (http://www.bbc.co.uk/indon esia/majalah/ 2012/11/121127 education_ranks.shtml). Diakses 26 April 2013 Diterbitkan). Surakarta. Fakultas Psikologi Universita Muhammadiyah Surakarta Liliweri. (1997). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti Chaplin, C. P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Lisa, Hsu. (2010). The Impact of Perceived Teachers’ Nonverbal Immediecy on Students’ Motivation for Learning English. Asian EFL Journal. Vol 12, 1-17 Djiwandono,S.E.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo Nugrahani, R. dan Margunani. (2014). Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kepemimpinan dan Kemampuan Komunikasi Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Ekonomi Kelas IX IPS SMA Negeri 1 Sayung Tahun Ajaran 2013/2014. Economic Education Analysis Journal. Vol 3, No. 3 Fraser, B.J. dkk. (2010). InstructorStudent Interpersonal Interaction and Student Outcomes at theUniversity Level in Indonesia. The Open Education Journal. Vol 3, 21-33 Hadi, S. (1994). Analisis Regresi. Yogyakarta. Andi Offset Hamdu, G. dan Lisa, A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan. Vol 12, No. 1, 81-86 Pearson. (2012). Index of Cognitive Skills and Educational Attainment.(http:// the learning curve.pearson.com/index/ind ex-ranking). Diakses 19 Mei 2013 Ilahi, R., Syahniar. dan Ibrahim, I. (2013). Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Disiplin Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol 2, No. 2, 2025 Pontoh, W. P. (2013). Peranan Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak. Jurnal Acta Diurna. Vol 1, No 1 Santrok, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan. Terjemahan Diana Angelica. Jakarta: Selemba Humanika Lestari, R. D. (2012). Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Dukungan Orang Tua Dengan prestasi Belajar Siswa. Skripsi. (Tidak Sardiman, A. M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar 13 Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada Raja Setyowati, U. D. dan Sukidjo. (2013). Pengaruh Pemberian Penguatan (Reinforcement) dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Ekonomi. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. Vol 3, No. 5 Smith, M. B. (2011). Pengaruh Layanan Konseling Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Atinggola Kabupaten Gorontalu Utara. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. Vol 8, No. 1, 2232 Sulaeman, B. (2011). Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Fitur Blackberry Messenger Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara Rafiqah, M. Yumansyah. dan Mayasari, S. (2013). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling. Vol 2, No. 2 Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Wood, J.T. (2013). Komunikasi Interpersonal. Edisi Keenam (Terjemahan Rio Dwi R). Jakarta: Salemba Humanika 14