PDF (Naskah Publikasi) - Universitas Muhammadiyah Surakarta

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN
PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persayaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana S-1
Diajukan Oleh:
Umi Hirzati
F 100 040 098
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI
PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Disusun oleh:
UMI HIRZATI
F 100 040 098
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN
PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA
ABSTRAKSI
Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam memasuki lingkungan
sekolah yang baru adalah penyesuaian diri. Siswa yang gagal menyesuaikan diri
dapat mengalami berbagai persoalan, diantaranya cenderung menarik diri dari
lingkungan, sulit bergaul, memiliki sedikit teman, merasa rendah diri. Kondisi
tersebut menyebabkan tanggungjawab sebagai pelajar terganggung, sehingga
dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui 1) Hubungan antara kemandirian dengan penyesuaian diri; 2) ingkat
kemandirian; 3) tingkat penyesuaian diri subjek penelitian; 4) Sumbangan efektif
kemandirian terhadap penyesuaian diri subjek penelitian. Hipotesis yang diajukan
yaitu: Ada hubungan positif antara kemandirian dengan penyesuaian diri.
Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster non random sampling
dengan cara mengundi dari 7 kelas yang ada. Hasil pengundian untuk subjek
penelitian yaitu kelas VII.A (26 siswa), VII.B (26 siswa), VII.E (25 siswa). Total
subjek penelitian sebanyak 77 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan
skala kemandirian dengan penyesuaian diri. Teknik analisis data menggunakan
korelasi product moment.
Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kemandirian dengan penyesuaian diri. Artinya semakin tinggi
kemandirian maka semakin tinggi penyesuaian diri. Koefisien korelasi r = 0,438,
p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan efektif kemandirian terhadap penyesuaian diri
sebesar sebesar 19,2%.. Kemandirian subjek penelitian tergolong sedang
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 92,026 dan rerata hipotetik (RH) = 92,5.
Penyesuaian diri pada subjek penelitian tergolong sedang ditunjukkan rerata
empirik (RE) = 87,831 dan rerata hipotetik (RH) = 85.
Kata kunci :
Kemandirian, penyesuaian diri,
menjadi terkendali dan terarah, motivasi
PENDAHULUAN
Schneiders (dalam Desmita, 2010)
menyatakan individu
(siswa) dikatakan
tidak mampu menyesuaikan diri apabila
kesedihan, kekecewaan atau keputusasaan
itu berkembang dan mempengaruhi fungsifungsi
fisiologik
Individu
menjadi
dan
psikologiknya.
tidak
mampu
menggunakan pikiran dan sikap dengan
baik sehingga tidak mampu mengatasi
tekanan-tekanan yang muncul dengan jalan
yang baik. Sebaliknya, individu dikatakan
memiliki penyesuaian diri yang berhasil
apabila individu dapat mencapai kepuasan
dalam usahanya memenuhi kebutuhan,
mengatasi ketegangan, bebas dari berbagai
gangguan psikologis, frustrasi dan konflik.
Ciri-ciri individu yang penyesuaian dirinya
baik menurut Schneiders (Putri, dkk. 2010)
antara
lain:
adaptasi,
usaha
mempertahankan diri secara fisik, usaha
penguasaan
(mastery),
kemampuan
penguasaan dalam mengembangkan diri
sehingga
dorongan
emosi,
kebiasaan
tinggi dan sikap terhadap realitas. Menurut
Sarwono (2002) individu yang dapat
menyesuaikan diri yaitu remaja mampu
mengembangkan hati nurani, tanggung
jawab, moralitas dan nilai-nilai yang sesuai
dengan
lingkungan
dan
kebudayaan
setempat, mencapai posisi yang dapat
diterima
menurut
oleh
masyarakat.
Gunarsa
(2006)
Sebaliknya
individu
penyesuaian dirinya rendah cenderung
menarik diri dari lingkungan, sulit bergaul,
memiliki sedikit teman, merasa rendah diri.
Kondisi tersebut menyebabkan individu
melupakan tanggungjawab sebagai pelajar,
sehingga
dapat
berpengaruh
terhadap
prestasi belajar. Individu yang penyesuaian
dirinya rendah juga mengalami perasaan
tertekan, merasa dikucilkan dari pergaulan
serta
merasa tidak nyaman dengan
lingkungan sosialnya.
Menurut salah satu guru Bimbingan
Konseling di salah satu sekolah, beberapa
masalah
yang
ditimbulkan
karena
mengimbangi ketidakpuasannya, mundur
hambatan penyesuaian diri antara lain:
ke tingkat perilaku yang sebelumnya, dan
merasa dikucilkan dalam pergaulan, tidak
menggunakan
aktif di kelas, kurang inisiatif, prestasi
seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal,
belajar menurun, mengalami kejenuhan,
dan pemindahan. Ditambahkan oleh Panuju
kurang percaya diri dengan bentuk tubuh,
(2005) bahwa individu yang tidak dapat
tidak bisa berbicara dalam diskusi, malu
menyesuaikan
dengan lawan jenis, tidak ada orang yang
kekurangan-kekurangan
memperhatikan,
merasa
sering merasa minder,
tidak bahagia, tidak punya teman akrab.
remaja
akan
dan
memiliki
sehingga
akan
terisolir
dari
tinggal. Hal tersebut juga sering dialami
melakukan
oleh siswa yang baru masuk ke jenjang
menimbulkan
sekolah baru, terutama siswa yang masuk
kerugian bagi remaja tersebut, seperti tidak
SMP, kondisinya jelas berbeda dari sekolah
bertanggung
mengabaikan
dasar. Saat memasuki kondisi sekolah baru
pelajaran, sikap sangat agresif dan menarik
maka siswa dituntut untuk menyesuaikan
diri dari pergaulan dengan teman sebaya,
diri dengan kondisi tersebut. Menyesuaikan
perasaan tidak aman dan cemas, merasa
diri di sini bukan berarti siswa berubah
ingin
penyesuaian
diri
jawab
pulang
lingkungan
perasaan
jika
yang
menyerah
dalam
terasing
diri
pertahanan
lingkungan masyarakat dimana individu
Menurut pendepat Hurlock (2008)
kegagalan
mekanisme
akan
dan
jauh
dari
“menjadi ”seperti tuntutan lingkungannya,
dikenal,
dan
namun yang diharapkan ialah siswa dapat
putus
asa.
memadukan potensi dan kondisi internal
berada
tidak
serta
Permasalahan lain yang mungkin timbul
dirinya
dengan
lingkungan
tempat
adalah terlalu banyak berkhayal untuk
berinteraksinya. Menurut Hurlock (2008)
penyesuaian
beberapa
(autonomy).
diri
dapat
dipengaruhi
usahanya dan berkeinginan mengerjakan
faktor,
antara
kemandirian
sesuatu tanpa bantuan orang lain. Adapun
Individu
memiliki
sikap
orang yang tidak mandiri menurut Smart
mandiri dalam cara berpikir dan bertindak,
dan Smart (Aviatin, 1993) ditandai dengan
mampu
ciri-ciri
mengambil
keputusan,
tidakadanya
kepercayaan
diri,
mengarahkan dan mengembangkan diri
kurang kontrol diri, tidak memiliki inisiatif,
serta menyesuaikan diri secara konstruktif
dan tidak mengarahkan tingkahlakuknya
dengan
menuju kesempurnaan.
norma
lingkungannya.
yang
Menurut
berlaku
di
penelitian
Kemandirian
diharapkan
dapat
Sitanggang (2010) kemandirian berkorelasi
meningkatkan penyesuaian diri pada siswa,
secara
karena di dalamnya terdapat aspek-aspek
positif
dengan
kompetensi
interpersonal dan sikap kreatif pada siswa
yang
SLTP.
penyesuaian diri. Kemandirian merupakan
Ciri-ciri individu yang memliki
kemandirian tinggi
menurut Martin dan
mendukung kearah
terbentuknya
salah satu kemampuan seseorang untuk
melakukan fungsi sosialnya, artinya dia
Stendler (Aviatin, 1993) diantaranya yaitu:
dapat
memiliki
kemampuan
untuk
adanya inisiatif, kepercayaan diri dan
berinteraksi
atau bersosialisasi
dengan
kemampuan mempertahankan diri dan hak
lingkungan tanpa hambatan yang berarti.
miliknya. Ditambahkan oleh Spencer dan
Namun kenyataannya
Kass (Aviatin 1993) individu mandiri
belum mampu dimaksimalkan oleh siswa,
adalah individu yang memiliki inisiatif,
masih ada sebagian siswa tidak dapat
kemampuan mengatasi masalah, penuh
mengisi waktu luang dengan kegiatan
ketekunan, memperoleh kepuasan dari
positif berkumpul dengan teman-teman,
penyesuaian diri
berorganissi,
mengikuti
kegiatan
dengan
norma
yang
berlaku
ekstrakurikuler, merasa minder, kurang
lingkungannya.
percaya diri , tidak berinisiatif dalam
mengemukakan penyesuaian diri sebagai
belajar, memiliki sedikit teman dan jarang
proses individu menuju keseimbangan
terlibat dalam di sekolah. Tujuan penelitian
antara keinginan-keinginan diri, stimulus-
ini
stimulus
dimaksudkan
untuk
mengetahui
hubungan antara kemandirian
dengan
penyesuaian
yang
(2008)
ada
dan
kesempatankesempatan yang ditawarkan
oleh
Menurut Rober (Santrock, 2008)
Kartono
di
lingkungan.
Guna
mencapai
keseimbangan tersebut ada faktor-faktor
bahwa kemandirian merupakan suatu sikap
yang
otonomi dimana seseorang relatif bebas
kondisi dan konstitusi fisik, (b) kematangan
dari pengaruh penilaian, pendapat, dan
taraf pertumbuhan dan perkembangan, (c)
kenyakinan orang lain. Melalui otonomi
kondisi
tersebut seorang diharapkan akan lebih
determinan psikologis. Penyesuaian diri
bertanggung
dirinya
tidak terbentuk dengan sendirinya, banyak
sendiri. Hurlock (2008) mengemukakan
faktor yang mempengaruhi penyesuaian
bahwa kemandirian merupakan salah satu
diri diantaranya kemandirian. Kemandirian
faktor
mempengaruhi
merupakan aspek kepribadian yang sangat
penyesuaian diri. Individu memiliki sikap
penting bagi seseorang dalam menghadapi
mandiri dalam cara berpikir dan bertindak,
peristiwa-peristiwa
mampu
dengan
jawab
yang
terhadap
dapat
mengambil
keputusan,
mempengaruhi,
antara
lingkungan
sekitar,
yang
kemandirian
lain:
dan
(a)
(d)
dialaminya,
memungkinkan
mengarahkan dan mengembangkan diri
seseorang untuk memiliki tanggung jawab
serta menyesuaikan diri secara konstruktif
pada diri sendiri dan tidak tergantung pada
orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Teknik
Menurut
(2002)
digunakan adalah cluster random sampling
kemandirian adalah kemampuan untuk
dengan cara mengundi dari 7 kelas yang
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir
ada.
dan
merasa
penelitian yaitu kelas VII.A (26 siswa),
secara
VII.B (26 siswa), VII.E (25 siswa). Total
emosional. Orang yang mandiri akan
subjek penelitian sebanyak 77 siswa.
mengandalkan
Metode pengumpulan data menggunakan
Steven
bertindak,
bergantung
&
Howard
serta
pada
tidak
orang
dirinya
lain
sendiri
dalam
pengambilan
Hasil
sampel
pengundian
untuk
yang
subjek
merencanakan dan membuat keputusan
skala kemandirian
dengan penyesuaian
penting, akan tetapi mereka bisa saja
diri. Teknik analisis data menggunakan
meminta dan mempertimbangkan pendapat
korelasi product moment.
orang lain sebelum akhirnya membuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri.
Pengumpulan data dalam penelitian
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2013.
yaitu :
ada hubungan positif antara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
kemandirian
dengan
penyesuaian
diri.
memberikan skala kemandirian dan skala
Semakin tinggi kemandirian maka akan
penyesuaian diri
secara langsung pada
semakin tinggi pula penyesuaian diri,
subjek
penelitian.
Pembagian
skala
sebaliknya semakin rendah kemandirian
dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh
maka
akan
semakin
rendah
pula
seorang teman peneliti. Pengisian skala
penyesuaian diri pada siswa.
dilaksanakan
pada
jam
pelajaran
METODE
Subjek penelitian adalah siswa-
Bimbingan
siswi SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar.
dibagikan dijelaskan terlebih dahulu tujuan
Konseling.
Sebelum
skala
penelitian dan cara-cara atau petunjuk
terdapat 80,8% faktor-faktor lain yang
pengisian skala. Dari 77 eksemplar skala
mempengaruhi penyesuaian diri selain
yang dibagikan secara langsung pada
variabel kemandirian misalnya lingkungan,
subjek,
usia, dukungan teman sebaya, kepribadian.
seluruhnya
terkumpul
dan
memenuhi syarat untuk dianalisis. Setelah
data
terkumpul
selanjutnya
dilakukan
skoring.
Hasil analisis ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh beberapa
ahli,
Berdasarkan
hasil
perhitungan
diantaranya
dan
p
personality)
0,000
(p
<
0,01).
Hasil
ini
(2008)
mengemukakan bahwa penyesuaian diri
diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,438,
=
Hurlock
kepribadian
yang
sehat
dipengaruhi
(healthy
kemandirian.
menunjukkan ada hubungan positif yang
Individu memiliki sikap mandiri dalam cara
sangat
berpikir dan bertindak, mampu mengambil
signifikan
antara
kemandirian
dengan penyesuaian diri. Artinya semakin
keputusan,
tinggi kemandirian
mengembangkan diri serta menyesuaikan
maka semakin tinggi
pula penyesuaian diri.
peran
Santrock (2008) individu yang tidak cukup
variabel bebas terhadap variabel tergantung
mandiri akan memiliki kesulitan dalam
yang
koefesien
hubungan pribadi maupun karir. Uraian ini
determinan. Hasil koefisien determinan (r2)
dapat dipahami bahwa untuk memiliki
sebesar 0,192. Hal ini berarti sumbangan
hubungan pribadi yang sehat dengan
kemandirian
lingkungan sosial, maka individu harus
ditunjukkan
atau
berlaku di lingkungannya. Ditegaskan oleh
kontribusi
sebesar
besar
dan
diri secara konstruktif dengan norma yang
Sumbangan efektif menunjukkan
seberapa
mengarahkan
oleh
terhadap penyesuaian diri
sebesar
19,2%,
maka
masih
mandiri,
sehingga
dapat
dikatakan
kemandirian merupakan salah satu faktor
berkaitan dengan penerimaan dirinya dan
yang dapat mempengaruhi
penyesuaian
kemampuan untuk menciptakan hubungan
diri individu. Menurut Simandjuntak dan
yang harmonis dengan lingkungannya.
Pasaribu (2000) bahwa anak harus diberi
Santrock
kebebasan untuk belajar dan bergaul
Kemandirian seorang remaja diperkuat
dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini
melalui proses sosialisasi yang terjadi
bertujuan
kesempatan
antara remaja dengan teman sebaya (peer),
untuk menyesuaikan diri dengan suatu
remaja belajar berfikir secara mandiri,
golongan
keadaan
mengambil keputusan sendiri, menerima
sebenarnya. Kebebasan dalam belajar dan
bahkan dapat menolak pandangan dan nilai
bergaul ini tentu harus mengarah pada hal
yang berasal dari keluarga dan mempelajari
yang positif.
pola perilaku yang diterima dalam di dalam
untuk
dan
Sarwono
mengatakan
memberi
menghadapi
dan
Meinarno
(2009)
yang
dapat
remaja
(2008)
menambahkan
kelompoknya. Kelompok teman sebaya
(peer)
merupakan
lingkungan
sosial
menyesuaikan diri yaitu remaja yang
pertama dimana remaja belajar untuk hidup
mampu
nurani,
bersama dengan orang lain yang bukan
tanggung jawab, mandiri, moralitas dan
anggota keluargannya. Ini dilakukan remaja
nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan
dengan tujuan mendapatkan pengakuan dan
dan kebudayaan setempat, mencapai posisi
penerimaan kelompok teman sebayanya
yang dapat diterima oleh masyarakat.
sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan
Terdapat dua kemampuan yang dituntut
dari teman kelompok sebaya merupakan
dalam
hal
mengembangkan
menyesuaikan
hati
diri,
yaitu;
kemampuan yang dimiliki oleh individu
yang
penting,
karena
remaja
membutuhkan adanya penerimaan dan
keyakinan untuk
dapat
diterima oleh
kelompoknya.
orang lain sebelum akhirnya membuat
keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri.
Penyesuaian
diri
tidak
terbentuk
Hasil
koefisien determinan (r2)
dengan sendirinya, banyak faktor yang
sebesar 0,192. Hal ini berarti sumbangan
mempengaruhi
kemandirian
diantaranya
penyesuaian
kemandirian.
diri
Kemandirian
sebesar
terhadap penyesuaian diri
sebesar
19,2%,
maka
masih
merupakan aspek kepribadian yang sangat
terdapat 80,8% faktor-faktor lain yang
penting bagi seseorang dalam menghadapi
mempengaruhi penyesuaian diri
di luar
peristiwa-peristiwa
variabel kemandirian. Menurut
Desmita
dengan
yang
kemandirian
dialaminya,
memungkinkan
seseorang untuk memiliki tanggung jawab
(2010) faktor penyesuaian diri dilihat dari
konsep psikogenik dan sosiopsikogenik.
pada diri sendiri dan tidak tergantung pada
a. Faktor psikogenik. Psikogenik
orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
memandang
Menurut
(2002)
dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial
kemandirian adalah kemampuan untuk
individu, terutama pengalaman khusus
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir
yang
dan
psikologis. Pengalaman khusus ini lebih
Steven
bertindak,
bergantung
&
Howard
serta
pada
orang
tidak
lain
merasa
secara
bahwa
membentuk
banyak
menyangkut
penyesuaian
diri
perkembangan
dengan
aspek
emosional. Orang yang mandiri akan
hubungan orangtua-anak, iklim intelektual
mengandalkan
dan
dirinya
sendiri
dalam
emosional
keluarga.
Misalnya
merencanakan dan membuat keputusan
kesempatan berdialog logis, tukar pendapat
penting, akan tetapi mereka bisa saja
dan
meminta dan mempertimbangkan pendapat
pengembangan kemampuan memecahkan
gagasan,
kegemaran
membaca,
masalah, intensitas kehadiran orangtua
c.
Unsur
penentu
psikologis
yang
dalam keluarga, hubungan persaudaraan
mencakup pengalaman yang diterima,
dalam keluarga dan kehangatan hubungan
proses belajar, pembentukan kebiasaan
ayah-ibu.
kemampuan
b. Faktor Sosiopsikogenik. Faktor
ini
menyatakakan
penyesuaian
diri
Sosiopsikogenik antara lain mencakup
hubungan siswa dengan guru, penerimaan
diri,
pengalaman, frustrasi, dan konflik.
d.
dipengaruhi oleh faktor lembaga sosial
dimana individu terlihat di dalamnya.
mengarahkan
Kondisi lingkungan, khususnya situasi
rumah, keadaan keluarga, dan sekolah.
e.
Peranan
kebudayaan
termasuk
pengaruh keyakinan dan agama.
Berdasarkan hasil analisis diketahui
dan penolakan guru terhadap siswa, sikap
kemandirian
dominatif atau otoriter guru.
tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata
mengungkapkan
yang
mempengaruhi
berbagai
penyesuaian
pada
subjek
penelitian
faktor
empirik (RE) = 92,026 dan rerata hipotetik
diri,
(RH) = 92,5. Kondisi sedang ini dapat
diantaranya:
diartikan aspek-aspek yang terdapat dalam
a.
Kondisi fisik, yang mencakup faktor
kemandirian yaitu : pengambilan insiatif,
heriditas, fungsi sistim saraf, sistem
mencoba mengatasi rintangan, memperoleh
otot dalam tubuh manusia, kondisi
kepuasan dalam bekerja, mengarahkan
kesehatan dan penyakit.
tingkah laku menuju kesempurnaan dan
Perkembangan dan kematangan unsur-
mengerjakan tugas rutinnya belum secara
unsur kepribadian misalnya dari segi
optimal menjadi bagian dari karakteristik
atau aspek intelektual, sosial, moral,
kepribadian
dan emosi.
menunjukkan tingkat kemandirian
b.
subjek
perilakunya
belum
Adapun penyesuaian diri
pada
menambah variabel-variabel
lain
yang
subjek penelitian juga tergolong sedang ,
belum disertakan dalam penelitian ini
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) =
ataupun
107,37 6dan rerata hipotetik (RH) = 85.
memperluas ruang lingkup penelitian.
dengan
menambah
dan
Kondisi ini dapat diartikan aspek-aspek
KESIMPULAN DAN SARAN
yang terdapat dalam penyesuaian diri yaitu:
Ada hubungan positif yang sangat
keharmonisan diri pribadi; keharmonisan
signifikan antara kemandirian
dengan
lingkungan;
dengan
kemampuan
penyesuaian diri. Artinya semakin tinggi
mengatasi
ketegangan,
konflik,
dan
kemandirian
frustrasi;
belum
dimiliki
oleh
maka
semakin
subjek
penyesuaian diri. Koefisien
penelitian
dan
menjadi
bagian
tinggi
korelasi r =
atau
0,438, p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan
karakteristik kepribadian subjek penelitian.
efektif kemandirian terhadap penyesuaian
Hasil penelitian menunjukkan ada
diri sebesar sebesar 19,2%.
hubungan yang sangat signifikan antara
Kemandirian
subjek
penelitian
kemandirian dengan penyesuaian diri pada
tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata
siswa-siswi
SMP
Negeri
1
Jaten
empirik (RE) = 92,026 dan rerata hipotetik
Karanganyar
namun generalisasi dari
(RH) = 92,5. Penyesuaian diri pada subjek
hasil-hasil penelitian ini terbatas pada
penelitian tergolong sedang ditunjukkan
populasi
dimana
penelitian
dilakukan
rerata empirik (RE) = 87,831 dan rerata
sehingga penerapan pada ruang lingkup
hipotetik (RH) = 85.
yang lebih luas dengan karakteristik yang
Saran
yang
dapat
berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian
sampaikan sebagai berikut:
ulang
dengan
menggunakan
atau
peneliti
dengan
1. Bagi subjek penelitian
Diharapkan
meningkatkan
lingkungan
mengatasi
dan
ketegangan,
kemampuan
konflik
dan
kemandirian dan penyesuaian diri yang
frustrasi, yaitu kemampuan individu untuk
masih
memenuhi
tergolong
sedang
dengan
mengoptimalkan aspek-aspek:
a.
kemandirian
dirinya
tanpa
terganggu emosinya. Secara operasional
:
dapat dilakukan dengan cara menyadari
pengambilan insiatif, mencoba mengatasi
kelebihan dan kelemahan diri sendiri,
rintangan, memperoleh kepuasan dalam
bersikap rendah hati, tidak sombong,
bekerja, mengarahkan tingkah laku menuju
menghormati dan menerima orang lain
kesempurnaan
dengan
rutinnya.
Aspek
kebutuhan
dan
Secara
yaitu
mengerjakan
operasional
tugas
misalnya
apa
berbagai
adanya.
kegiatan
Serta
mengikuti
sosial
dan
dengan cara: membiasakan melakukan
ekstrakurikuler seperti organisasi sekolah,
tugas-tugas
klub olah raga, kesenian, pramuka, luwes
yang
menjadi
tanggungjawabnya dengan baik, berusaha
dalam
untuk tidak
kebersamaan dan tolong menolong dengan
tergantung pada orang lain,
mengerjakan
dengan
sungguh-sungguh
segala sesuatu yang mampu dilakukan
tanpa
mudah
putus
asa,
berusaha
pergaulan,
meningkatkan
semua siswa.
2. Bagi sekolah
Khususnya kepala sekolah dan guru
memperluas ruang lingkup pergaulan dan
diharapkan
menambah
kemandirian dan penyesuaian diri
wawasan
yang
dapat
meningkatkan potensi diri
b. Aspek penyesuaian diri yaitu;
keharmonisan diri pribadi, kharmonisan
rasa
dapat
meningkatkan
para
siswa dengan menciptakan lingkungan
sekolah
yang
kondusif
seperti
mengintensifikan kegiatan ekstrakurikluer
pramuka,
PMR,
OSIS,
lomba-lomba
kesenian dan olahraga. Pihak sekolah perlu
memfasilitasi
kegiatan-kegiatan
yang
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Gunarsa, S. D 2006. Psikologi
Bandung : Eresco.
Sosial.
dilakukan siswa, memberi perhatian dan
pendampingan sehingga para siswa dapat
mengaktualisasikan potensi akademisnya
Hurlock,
E.
B.
2008.
Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Terjemahan:
Istiwidayanti
&
Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.
secara positif dan optimal.
Kartono, K. 2008. Psikologi Keluarga.
Bandung: Mandar Maju.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan memperhatikan faktorfaktor
lain
yang
penyesuaian diri
Panuju,
P. 2005. Psikologi Remaja.
Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.
mempengaruhi
selain kemandirian
Passaribu I.L. dan Simandjuntak, B.2000.
Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Tarsito.
seperti lingkungan, usia, dukungan teman
sebaya, kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin T. 1993. Persepsi wanita dan pria
terhadap Kemandirian (tidak
diterbitkan). Jurnal Psikologi.
No. 17-13. Yogyakarta :
Fakultas Psikologi UGM.
Santrock, J. W. 2008. Live Span
Development,
Perkembangan
Masa Hidup. Edisi Kelima Jilid 2.
(terjemahan
Chusaeri
dan
Damanik) Jakarta : Erlangga.
Schneider, A.A. 2008. Personal Adjustment
and Mental Health. New York:
Holtt. Renehart and Winston Inc.
Steven J. and Howard E. 2002. Ledakan
EQ. (terjemahan Trinanda Rainy
Januarsari). Bandung : Kaifa
Download