HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Umi Hirzati F 100 040 098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: UMI HIRZATI F 100 040 098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA ABSTRAKSI Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam memasuki lingkungan sekolah yang baru adalah penyesuaian diri. Siswa yang gagal menyesuaikan diri dapat mengalami berbagai persoalan, diantaranya cenderung menarik diri dari lingkungan, sulit bergaul, memiliki sedikit teman, merasa rendah diri. Kondisi tersebut menyebabkan tanggungjawab sebagai pelajar terganggung, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui 1) Hubungan antara kemandirian dengan penyesuaian diri; 2) ingkat kemandirian; 3) tingkat penyesuaian diri subjek penelitian; 4) Sumbangan efektif kemandirian terhadap penyesuaian diri subjek penelitian. Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada hubungan positif antara kemandirian dengan penyesuaian diri. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster non random sampling dengan cara mengundi dari 7 kelas yang ada. Hasil pengundian untuk subjek penelitian yaitu kelas VII.A (26 siswa), VII.B (26 siswa), VII.E (25 siswa). Total subjek penelitian sebanyak 77 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala kemandirian dengan penyesuaian diri. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kemandirian dengan penyesuaian diri. Artinya semakin tinggi kemandirian maka semakin tinggi penyesuaian diri. Koefisien korelasi r = 0,438, p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan efektif kemandirian terhadap penyesuaian diri sebesar sebesar 19,2%.. Kemandirian subjek penelitian tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 92,026 dan rerata hipotetik (RH) = 92,5. Penyesuaian diri pada subjek penelitian tergolong sedang ditunjukkan rerata empirik (RE) = 87,831 dan rerata hipotetik (RH) = 85. Kata kunci : Kemandirian, penyesuaian diri, menjadi terkendali dan terarah, motivasi PENDAHULUAN Schneiders (dalam Desmita, 2010) menyatakan individu (siswa) dikatakan tidak mampu menyesuaikan diri apabila kesedihan, kekecewaan atau keputusasaan itu berkembang dan mempengaruhi fungsifungsi fisiologik Individu menjadi dan psikologiknya. tidak mampu menggunakan pikiran dan sikap dengan baik sehingga tidak mampu mengatasi tekanan-tekanan yang muncul dengan jalan yang baik. Sebaliknya, individu dikatakan memiliki penyesuaian diri yang berhasil apabila individu dapat mencapai kepuasan dalam usahanya memenuhi kebutuhan, mengatasi ketegangan, bebas dari berbagai gangguan psikologis, frustrasi dan konflik. Ciri-ciri individu yang penyesuaian dirinya baik menurut Schneiders (Putri, dkk. 2010) antara lain: adaptasi, usaha mempertahankan diri secara fisik, usaha penguasaan (mastery), kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi, kebiasaan tinggi dan sikap terhadap realitas. Menurut Sarwono (2002) individu yang dapat menyesuaikan diri yaitu remaja mampu mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan setempat, mencapai posisi yang dapat diterima menurut oleh masyarakat. Gunarsa (2006) Sebaliknya individu penyesuaian dirinya rendah cenderung menarik diri dari lingkungan, sulit bergaul, memiliki sedikit teman, merasa rendah diri. Kondisi tersebut menyebabkan individu melupakan tanggungjawab sebagai pelajar, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Individu yang penyesuaian dirinya rendah juga mengalami perasaan tertekan, merasa dikucilkan dari pergaulan serta merasa tidak nyaman dengan lingkungan sosialnya. Menurut salah satu guru Bimbingan Konseling di salah satu sekolah, beberapa masalah yang ditimbulkan karena mengimbangi ketidakpuasannya, mundur hambatan penyesuaian diri antara lain: ke tingkat perilaku yang sebelumnya, dan merasa dikucilkan dalam pergaulan, tidak menggunakan aktif di kelas, kurang inisiatif, prestasi seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, belajar menurun, mengalami kejenuhan, dan pemindahan. Ditambahkan oleh Panuju kurang percaya diri dengan bentuk tubuh, (2005) bahwa individu yang tidak dapat tidak bisa berbicara dalam diskusi, malu menyesuaikan dengan lawan jenis, tidak ada orang yang kekurangan-kekurangan memperhatikan, merasa sering merasa minder, tidak bahagia, tidak punya teman akrab. remaja akan dan memiliki sehingga akan terisolir dari tinggal. Hal tersebut juga sering dialami melakukan oleh siswa yang baru masuk ke jenjang menimbulkan sekolah baru, terutama siswa yang masuk kerugian bagi remaja tersebut, seperti tidak SMP, kondisinya jelas berbeda dari sekolah bertanggung mengabaikan dasar. Saat memasuki kondisi sekolah baru pelajaran, sikap sangat agresif dan menarik maka siswa dituntut untuk menyesuaikan diri dari pergaulan dengan teman sebaya, diri dengan kondisi tersebut. Menyesuaikan perasaan tidak aman dan cemas, merasa diri di sini bukan berarti siswa berubah ingin penyesuaian diri jawab pulang lingkungan perasaan jika yang menyerah dalam terasing diri pertahanan lingkungan masyarakat dimana individu Menurut pendepat Hurlock (2008) kegagalan mekanisme akan dan jauh dari “menjadi ”seperti tuntutan lingkungannya, dikenal, dan namun yang diharapkan ialah siswa dapat putus asa. memadukan potensi dan kondisi internal berada tidak serta Permasalahan lain yang mungkin timbul dirinya dengan lingkungan tempat adalah terlalu banyak berkhayal untuk berinteraksinya. Menurut Hurlock (2008) penyesuaian beberapa (autonomy). diri dapat dipengaruhi usahanya dan berkeinginan mengerjakan faktor, antara kemandirian sesuatu tanpa bantuan orang lain. Adapun Individu memiliki sikap orang yang tidak mandiri menurut Smart mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, dan Smart (Aviatin, 1993) ditandai dengan mampu ciri-ciri mengambil keputusan, tidakadanya kepercayaan diri, mengarahkan dan mengembangkan diri kurang kontrol diri, tidak memiliki inisiatif, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dan tidak mengarahkan tingkahlakuknya dengan menuju kesempurnaan. norma lingkungannya. yang Menurut berlaku di penelitian Kemandirian diharapkan dapat Sitanggang (2010) kemandirian berkorelasi meningkatkan penyesuaian diri pada siswa, secara karena di dalamnya terdapat aspek-aspek positif dengan kompetensi interpersonal dan sikap kreatif pada siswa yang SLTP. penyesuaian diri. Kemandirian merupakan Ciri-ciri individu yang memliki kemandirian tinggi menurut Martin dan mendukung kearah terbentuknya salah satu kemampuan seseorang untuk melakukan fungsi sosialnya, artinya dia Stendler (Aviatin, 1993) diantaranya yaitu: dapat memiliki kemampuan untuk adanya inisiatif, kepercayaan diri dan berinteraksi atau bersosialisasi dengan kemampuan mempertahankan diri dan hak lingkungan tanpa hambatan yang berarti. miliknya. Ditambahkan oleh Spencer dan Namun kenyataannya Kass (Aviatin 1993) individu mandiri belum mampu dimaksimalkan oleh siswa, adalah individu yang memiliki inisiatif, masih ada sebagian siswa tidak dapat kemampuan mengatasi masalah, penuh mengisi waktu luang dengan kegiatan ketekunan, memperoleh kepuasan dari positif berkumpul dengan teman-teman, penyesuaian diri berorganissi, mengikuti kegiatan dengan norma yang berlaku ekstrakurikuler, merasa minder, kurang lingkungannya. percaya diri , tidak berinisiatif dalam mengemukakan penyesuaian diri sebagai belajar, memiliki sedikit teman dan jarang proses individu menuju keseimbangan terlibat dalam di sekolah. Tujuan penelitian antara keinginan-keinginan diri, stimulus- ini stimulus dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan penyesuaian yang (2008) ada dan kesempatankesempatan yang ditawarkan oleh Menurut Rober (Santrock, 2008) Kartono di lingkungan. Guna mencapai keseimbangan tersebut ada faktor-faktor bahwa kemandirian merupakan suatu sikap yang otonomi dimana seseorang relatif bebas kondisi dan konstitusi fisik, (b) kematangan dari pengaruh penilaian, pendapat, dan taraf pertumbuhan dan perkembangan, (c) kenyakinan orang lain. Melalui otonomi kondisi tersebut seorang diharapkan akan lebih determinan psikologis. Penyesuaian diri bertanggung dirinya tidak terbentuk dengan sendirinya, banyak sendiri. Hurlock (2008) mengemukakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian bahwa kemandirian merupakan salah satu diri diantaranya kemandirian. Kemandirian faktor mempengaruhi merupakan aspek kepribadian yang sangat penyesuaian diri. Individu memiliki sikap penting bagi seseorang dalam menghadapi mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, peristiwa-peristiwa mampu dengan jawab yang terhadap dapat mengambil keputusan, mempengaruhi, antara lingkungan sekitar, yang kemandirian lain: dan (a) (d) dialaminya, memungkinkan mengarahkan dan mengembangkan diri seseorang untuk memiliki tanggung jawab serta menyesuaikan diri secara konstruktif pada diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Teknik Menurut (2002) digunakan adalah cluster random sampling kemandirian adalah kemampuan untuk dengan cara mengundi dari 7 kelas yang mengendalikan diri sendiri dalam berfikir ada. dan merasa penelitian yaitu kelas VII.A (26 siswa), secara VII.B (26 siswa), VII.E (25 siswa). Total emosional. Orang yang mandiri akan subjek penelitian sebanyak 77 siswa. mengandalkan Metode pengumpulan data menggunakan Steven bertindak, bergantung & Howard serta pada tidak orang dirinya lain sendiri dalam pengambilan Hasil sampel pengundian untuk yang subjek merencanakan dan membuat keputusan skala kemandirian dengan penyesuaian penting, akan tetapi mereka bisa saja diri. Teknik analisis data menggunakan meminta dan mempertimbangkan pendapat korelasi product moment. orang lain sebelum akhirnya membuat HASIL DAN PEMBAHASAN keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri. Pengumpulan data dalam penelitian Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2013. yaitu : ada hubungan positif antara Pengumpulan data dilakukan dengan cara kemandirian dengan penyesuaian diri. memberikan skala kemandirian dan skala Semakin tinggi kemandirian maka akan penyesuaian diri secara langsung pada semakin tinggi pula penyesuaian diri, subjek penelitian. Pembagian skala sebaliknya semakin rendah kemandirian dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh maka akan semakin rendah pula seorang teman peneliti. Pengisian skala penyesuaian diri pada siswa. dilaksanakan pada jam pelajaran METODE Subjek penelitian adalah siswa- Bimbingan siswi SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. dibagikan dijelaskan terlebih dahulu tujuan Konseling. Sebelum skala penelitian dan cara-cara atau petunjuk terdapat 80,8% faktor-faktor lain yang pengisian skala. Dari 77 eksemplar skala mempengaruhi penyesuaian diri selain yang dibagikan secara langsung pada variabel kemandirian misalnya lingkungan, subjek, usia, dukungan teman sebaya, kepribadian. seluruhnya terkumpul dan memenuhi syarat untuk dianalisis. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan skoring. Hasil analisis ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli, Berdasarkan hasil perhitungan diantaranya dan p personality) 0,000 (p < 0,01). Hasil ini (2008) mengemukakan bahwa penyesuaian diri diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,438, = Hurlock kepribadian yang sehat dipengaruhi (healthy kemandirian. menunjukkan ada hubungan positif yang Individu memiliki sikap mandiri dalam cara sangat berpikir dan bertindak, mampu mengambil signifikan antara kemandirian dengan penyesuaian diri. Artinya semakin keputusan, tinggi kemandirian mengembangkan diri serta menyesuaikan maka semakin tinggi pula penyesuaian diri. peran Santrock (2008) individu yang tidak cukup variabel bebas terhadap variabel tergantung mandiri akan memiliki kesulitan dalam yang koefesien hubungan pribadi maupun karir. Uraian ini determinan. Hasil koefisien determinan (r2) dapat dipahami bahwa untuk memiliki sebesar 0,192. Hal ini berarti sumbangan hubungan pribadi yang sehat dengan kemandirian lingkungan sosial, maka individu harus ditunjukkan atau berlaku di lingkungannya. Ditegaskan oleh kontribusi sebesar besar dan diri secara konstruktif dengan norma yang Sumbangan efektif menunjukkan seberapa mengarahkan oleh terhadap penyesuaian diri sebesar 19,2%, maka masih mandiri, sehingga dapat dikatakan kemandirian merupakan salah satu faktor berkaitan dengan penerimaan dirinya dan yang dapat mempengaruhi penyesuaian kemampuan untuk menciptakan hubungan diri individu. Menurut Simandjuntak dan yang harmonis dengan lingkungannya. Pasaribu (2000) bahwa anak harus diberi Santrock kebebasan untuk belajar dan bergaul Kemandirian seorang remaja diperkuat dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini melalui proses sosialisasi yang terjadi bertujuan kesempatan antara remaja dengan teman sebaya (peer), untuk menyesuaikan diri dengan suatu remaja belajar berfikir secara mandiri, golongan keadaan mengambil keputusan sendiri, menerima sebenarnya. Kebebasan dalam belajar dan bahkan dapat menolak pandangan dan nilai bergaul ini tentu harus mengarah pada hal yang berasal dari keluarga dan mempelajari yang positif. pola perilaku yang diterima dalam di dalam untuk dan Sarwono mengatakan memberi menghadapi dan Meinarno (2009) yang dapat remaja (2008) menambahkan kelompoknya. Kelompok teman sebaya (peer) merupakan lingkungan sosial menyesuaikan diri yaitu remaja yang pertama dimana remaja belajar untuk hidup mampu nurani, bersama dengan orang lain yang bukan tanggung jawab, mandiri, moralitas dan anggota keluargannya. Ini dilakukan remaja nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dengan tujuan mendapatkan pengakuan dan dan kebudayaan setempat, mencapai posisi penerimaan kelompok teman sebayanya yang dapat diterima oleh masyarakat. sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan Terdapat dua kemampuan yang dituntut dari teman kelompok sebaya merupakan dalam hal mengembangkan menyesuaikan hati diri, yaitu; kemampuan yang dimiliki oleh individu yang penting, karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya. orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri. Penyesuaian diri tidak terbentuk Hasil koefisien determinan (r2) dengan sendirinya, banyak faktor yang sebesar 0,192. Hal ini berarti sumbangan mempengaruhi kemandirian diantaranya penyesuaian kemandirian. diri Kemandirian sebesar terhadap penyesuaian diri sebesar 19,2%, maka masih merupakan aspek kepribadian yang sangat terdapat 80,8% faktor-faktor lain yang penting bagi seseorang dalam menghadapi mempengaruhi penyesuaian diri di luar peristiwa-peristiwa variabel kemandirian. Menurut Desmita dengan yang kemandirian dialaminya, memungkinkan seseorang untuk memiliki tanggung jawab (2010) faktor penyesuaian diri dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. pada diri sendiri dan tidak tergantung pada a. Faktor psikogenik. Psikogenik orang lain dalam kehidupan sehari-hari. memandang Menurut (2002) dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial kemandirian adalah kemampuan untuk individu, terutama pengalaman khusus mengendalikan diri sendiri dalam berfikir yang dan psikologis. Pengalaman khusus ini lebih Steven bertindak, bergantung & Howard serta pada orang tidak lain merasa secara bahwa membentuk banyak menyangkut penyesuaian diri perkembangan dengan aspek emosional. Orang yang mandiri akan hubungan orangtua-anak, iklim intelektual mengandalkan dan dirinya sendiri dalam emosional keluarga. Misalnya merencanakan dan membuat keputusan kesempatan berdialog logis, tukar pendapat penting, akan tetapi mereka bisa saja dan meminta dan mempertimbangkan pendapat pengembangan kemampuan memecahkan gagasan, kegemaran membaca, masalah, intensitas kehadiran orangtua c. Unsur penentu psikologis yang dalam keluarga, hubungan persaudaraan mencakup pengalaman yang diterima, dalam keluarga dan kehangatan hubungan proses belajar, pembentukan kebiasaan ayah-ibu. kemampuan b. Faktor Sosiopsikogenik. Faktor ini menyatakakan penyesuaian diri Sosiopsikogenik antara lain mencakup hubungan siswa dengan guru, penerimaan diri, pengalaman, frustrasi, dan konflik. d. dipengaruhi oleh faktor lembaga sosial dimana individu terlihat di dalamnya. mengarahkan Kondisi lingkungan, khususnya situasi rumah, keadaan keluarga, dan sekolah. e. Peranan kebudayaan termasuk pengaruh keyakinan dan agama. Berdasarkan hasil analisis diketahui dan penolakan guru terhadap siswa, sikap kemandirian dominatif atau otoriter guru. tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata mengungkapkan yang mempengaruhi berbagai penyesuaian pada subjek penelitian faktor empirik (RE) = 92,026 dan rerata hipotetik diri, (RH) = 92,5. Kondisi sedang ini dapat diantaranya: diartikan aspek-aspek yang terdapat dalam a. Kondisi fisik, yang mencakup faktor kemandirian yaitu : pengambilan insiatif, heriditas, fungsi sistim saraf, sistem mencoba mengatasi rintangan, memperoleh otot dalam tubuh manusia, kondisi kepuasan dalam bekerja, mengarahkan kesehatan dan penyakit. tingkah laku menuju kesempurnaan dan Perkembangan dan kematangan unsur- mengerjakan tugas rutinnya belum secara unsur kepribadian misalnya dari segi optimal menjadi bagian dari karakteristik atau aspek intelektual, sosial, moral, kepribadian dan emosi. menunjukkan tingkat kemandirian b. subjek perilakunya belum Adapun penyesuaian diri pada menambah variabel-variabel lain yang subjek penelitian juga tergolong sedang , belum disertakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = ataupun 107,37 6dan rerata hipotetik (RH) = 85. memperluas ruang lingkup penelitian. dengan menambah dan Kondisi ini dapat diartikan aspek-aspek KESIMPULAN DAN SARAN yang terdapat dalam penyesuaian diri yaitu: Ada hubungan positif yang sangat keharmonisan diri pribadi; keharmonisan signifikan antara kemandirian dengan lingkungan; dengan kemampuan penyesuaian diri. Artinya semakin tinggi mengatasi ketegangan, konflik, dan kemandirian frustrasi; belum dimiliki oleh maka semakin subjek penyesuaian diri. Koefisien penelitian dan menjadi bagian tinggi korelasi r = atau 0,438, p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan karakteristik kepribadian subjek penelitian. efektif kemandirian terhadap penyesuaian Hasil penelitian menunjukkan ada diri sebesar sebesar 19,2%. hubungan yang sangat signifikan antara Kemandirian subjek penelitian kemandirian dengan penyesuaian diri pada tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata siswa-siswi SMP Negeri 1 Jaten empirik (RE) = 92,026 dan rerata hipotetik Karanganyar namun generalisasi dari (RH) = 92,5. Penyesuaian diri pada subjek hasil-hasil penelitian ini terbatas pada penelitian tergolong sedang ditunjukkan populasi dimana penelitian dilakukan rerata empirik (RE) = 87,831 dan rerata sehingga penerapan pada ruang lingkup hipotetik (RH) = 85. yang lebih luas dengan karakteristik yang Saran yang dapat berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian sampaikan sebagai berikut: ulang dengan menggunakan atau peneliti dengan 1. Bagi subjek penelitian Diharapkan meningkatkan lingkungan mengatasi dan ketegangan, kemampuan konflik dan kemandirian dan penyesuaian diri yang frustrasi, yaitu kemampuan individu untuk masih memenuhi tergolong sedang dengan mengoptimalkan aspek-aspek: a. kemandirian dirinya tanpa terganggu emosinya. Secara operasional : dapat dilakukan dengan cara menyadari pengambilan insiatif, mencoba mengatasi kelebihan dan kelemahan diri sendiri, rintangan, memperoleh kepuasan dalam bersikap rendah hati, tidak sombong, bekerja, mengarahkan tingkah laku menuju menghormati dan menerima orang lain kesempurnaan dengan rutinnya. Aspek kebutuhan dan Secara yaitu mengerjakan operasional tugas misalnya apa berbagai adanya. kegiatan Serta mengikuti sosial dan dengan cara: membiasakan melakukan ekstrakurikuler seperti organisasi sekolah, tugas-tugas klub olah raga, kesenian, pramuka, luwes yang menjadi tanggungjawabnya dengan baik, berusaha dalam untuk tidak kebersamaan dan tolong menolong dengan tergantung pada orang lain, mengerjakan dengan sungguh-sungguh segala sesuatu yang mampu dilakukan tanpa mudah putus asa, berusaha pergaulan, meningkatkan semua siswa. 2. Bagi sekolah Khususnya kepala sekolah dan guru memperluas ruang lingkup pergaulan dan diharapkan menambah kemandirian dan penyesuaian diri wawasan yang dapat meningkatkan potensi diri b. Aspek penyesuaian diri yaitu; keharmonisan diri pribadi, kharmonisan rasa dapat meningkatkan para siswa dengan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif seperti mengintensifikan kegiatan ekstrakurikluer pramuka, PMR, OSIS, lomba-lomba kesenian dan olahraga. Pihak sekolah perlu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja Rosdakarya Gunarsa, S. D 2006. Psikologi Bandung : Eresco. Sosial. dilakukan siswa, memberi perhatian dan pendampingan sehingga para siswa dapat mengaktualisasikan potensi akademisnya Hurlock, E. B. 2008. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Terjemahan: Istiwidayanti & Soedjarwo). Jakarta: Erlangga. secara positif dan optimal. Kartono, K. 2008. Psikologi Keluarga. Bandung: Mandar Maju. 3. Peneliti selanjutnya Diharapkan memperhatikan faktorfaktor lain yang penyesuaian diri Panuju, P. 2005. Psikologi Remaja. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana. mempengaruhi selain kemandirian Passaribu I.L. dan Simandjuntak, B.2000. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito. seperti lingkungan, usia, dukungan teman sebaya, kepribadian. DAFTAR PUSTAKA Afiatin T. 1993. Persepsi wanita dan pria terhadap Kemandirian (tidak diterbitkan). Jurnal Psikologi. No. 17-13. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Santrock, J. W. 2008. Live Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima Jilid 2. (terjemahan Chusaeri dan Damanik) Jakarta : Erlangga. Schneider, A.A. 2008. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holtt. Renehart and Winston Inc. Steven J. and Howard E. 2002. Ledakan EQ. (terjemahan Trinanda Rainy Januarsari). Bandung : Kaifa