BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisa terhadap laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA (Aliansi Relawan Untuk Penyelamatan Alam) untuk mengetahui gambaran sistem prosedur akuntansi yang diterapkan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA. Tujuan dari penelitian ini selain untuk mengetahui gambaran sistem prosedur akuntansi pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA adalah untuk melihat kesesuaian antara prosedur akuntansi yang digunakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang mencakup Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pembahasan dalam bab ini akan dibatasi pada bentuk dan susunan Laporan Keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA meliputi periode 2013 dan 2014. Dalam melakukan setiap kegiatannya yang berhubungan dangan projek yang akan dilakukan, Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlebih dahulu mengajukan proposal program kepada pihak lembaga donor yang berkaitan dengan proyek yang akan dilakukan sehingga dana tersebut didapat setelah lembaga donor menyeleksi dan menyetujui kelayakan dari proyek yang diajukan. 4.1 Prosedur dan Aturan Pencatatan Akuntasi dalam Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA 4.1.1 Alur Pembukuan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menerapkan alur pembukuan dalam mengelola setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatannya, agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang nantinya dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Ada empat langkah yang harus dilakukan dalam proses alur pembukuan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA. Berikut ini merupakan uraian penjelasan dari gambar 4.1 tentang Alur Pembukuan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA yang terdiri dari empat tahap, yang meliputi tahap transaksi keuangan, tahap pencatatan/penjurnalan, tahap posting, sampai pada tahap akhir yang menghasilkan laporan keuangan, yaitu sebagai berikut: 65 66 1. Tahap pertama, alur pembukuan ini akan diawali dari transaksi keuangan yang terjadi. Transaksi keuangan yang telah terjadi kemudian dicatat dengan berdasarkan pada bukti transaksi keuangan yang bersumber dari voucher, kwitansi, bon, nota, laporan biaya, dan lain-lain. 2. Tahap kedua, yaitu pada tahap pencatatan atau penjurnalan. Di dalam tahap ini terbagi kedalam dua proses yaitu, proses penggolongan/penomoran transaksi sesuai kode buku besarnya dan penjurnalan. Penjurnalan masing-masing transaksi harus seimbang berlawanan antara debit dan kredit. 3. Tahap ketiga, yaitu posting di mana pada tahap ini proses yang dilakukan adalah mencatat transaksi jurnal kedalam masing-masing buku besar yang telah ada. 4. Tahap keempat, dalam alur pembukuan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan sebagai berikut: a. Neraca Saldo (melaporkan saldo dari setiap Buku Besar). b. Laporan Penerimaan dan Biaya Sekretariat ARuPA. c. Laporan Penerimaan dan Biaya proyek-proyek ARuPA. d. Laporan Posisi, yang isinya: posisi kas fisik dan kas bank, sisa dana tiap-tiap proyek/grantor, uang Muka. e. Neraca Sekretariat ARuPA/Neraca Konsolidasi (dilaporkan tahunan). Berikut ini merupakan gambar dari rangkaian prosedur pembukuan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA yang meliputi tahap transaksi keuangan, tahap pencatatan/penjurnalan, tahap posting sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat dilihat pada gambar 4.1. 67 Transaksi Keuangan Bersumber dari voucher, kwitansi, bon, nota, laporan biaya, dll. Pencatatan/ Penjurnalan 1. Proses penggolongan /penomoran transaksi sesuai kode buku besarnya. 2. Penjurnalan masing masing transaksi harus seimbang berlawanan. Posting Laporan Keuangan Mencatat transaksi jurnal kedalam masingmasing buku besar. Dihasilkan: 1. Neraca Saldo (melaporkan saldo dari setiap Buku Besar). 2. Laporan Penerimaan dan Biaya Sekretariat ARuPA. 3. Laporan Penerimaan dan Biaya proyek-proyek ARuPA . 4. Laporan Posisi, yang berisi posisi kas fisik dan kas bank, sisa dana tiap-tiap proyek/grantor, uang muka. 5. Neraca Sekretariat ARuPA/Neraca Konsolidasi (dilaporkan tahunan). Gambar 4.1 Alur Pembukuan ARuPA (Aliansi Relawan Untuk Penyelamatan Alam) Sumber : ARuPA 4.1.2 Aturan dan Prosedur Penerimaan Bank Dalam setiap kegiatannya Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menerapkan aturan dan prosedur agar proses pencatatan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Seperti dalam proses penerimaan bank aturannya sebagai berikut: a. Semua penerimaan harus dibukukan kedalam rekening bank. b. Staf keuangan harus membuat Bukti Bank Terima (BBT) untuk setiap penerimaan yang disetorkan ke Bank. c. Voucher Bukti Bank Terima harus bernomor urut. BBT yang batal harus dicap batal dan diarsipkan untuk referensi yang akan datang. d. Semua penerimaan harus segera disetorkan ke bank paling lambat dua hari sejak diterimanya uang. e. Rekonsiliasi bank harus dilakukan setiap bulan oleh manager keuangan. 68 Prosedur pembukuan dilakukan pada saat melakukan setoran bank atau terdapat sejumlah dana masuk ke dalam rekening bank maka yang harus dilakukan sebagai berikut: a. Staf keuangan segera mengisi Bukti Bank Terima (BBT) sebanyak dua rangkap dan menandatanganinya. b. Bukti Bank Terima (BBT) disertai bukti pendukung diserahkan kepada staf akuntansi untuk diberi nomor dan dibukukan pada buku besar. c. Staf akuntansi membubuhkan tanda tangan sebagai pemeriksa dan telah dibuku sebagai tanda transaksi telah diperiksa dan dibukukan. d. Manajer keuangan membubuhkan tanda tangan pada pengesahan sebagai tanda mengetahui dan mengesahkan transaksi tersebut. e. Transaksi dibukukan dengan jurnal umum sebagai berikut: Dr. Bank xxx Cr. Penerimaan Bank/lainnya xxx f. Bukti-bukti yang wajib ada sebagai berikut: 1) Bukti Bank Terima asli yang telah ditandatangani para pihak. 2) Bukti pendukung BBT (tanda setoran, draf bank, salinan master dan lain-lain). Bukti tersebut harus diarsipkan oleh bagian akuntansi. 4.1.3 Aturan dan Prosedur Pengeluaran Bank Dalam setiap kegiatannya Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menerapkan aturan dan prosedur agar proses pencatatan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Seperti dalam proses pengeluaran bank aturannya sebagai berikut: a. Semua pengeluaran yang tidak dilayani kas kecil harus dikeluarkan melalui bendahara dengan bukti Slip Penarikan Uang (SPU) dari bank dan bukti pendukung seperti Surat Permohonan Dana (SPD) dan anggaran pengeluaran. b. Semua pengeluaran harus ada dua penandatanganan Slip Penarikan Uang. c. Penandatanganan Slip Penarikan Uang dilakukan dengan dokumen pendukung dan atau penjelasan yang cukup. d. SPU yang belum diisi tidak boleh ditandatangani, kecuali ada keadaan tertentu dengan persetujuan direktur eksekutif. 69 e. Staf keuangan harus membuat Bukti Bank Keluar (BBK) untuk setiap pengeluaran dari Bank. f. Voucher Bukti Bank Keluar harus bernomor urut. BBK yang batal harus dicap Batal dan diarsipkan untuk referensi yang akan datang. g. Semua BBK harus diverifikasi oleh bagian akuntansi dan mendapat persetujuan oleh yang berwenang. h. SPU dan Bukti Pendukung dipelihara dan dikerjakan oleh bagian keuangan. i. Rekonsiliasi bank harus dilakukan setiap bulan oleh staf akuntansi. Pada saat melakukan pengeluaran bank, maka prosedur yang harus dilakukan adalah staf keuangan segera menyiapkan SPU dan Bukti Bank Keluar sebanyak dua rangkap serta menandatangani BBK sebagai pembuat. Prosedur pembukuan berikutnya dilanjutkan dengan: a. Slip Penarikan Uang, Bukti Bank Keluar (BBK) disertai bukti pendukungnya diserahkan kepada staf akuntansi untuk diberi nomor dan dibukukan pada buku besar. b. Staf akuntansi membubuhkan tanda tangan sebagai pemeriksa dan telah dibuku sebagai tanda transaksi telah diperiksa dan dibukukan. c. Slip Penarikan Uang ditandatangani oleh pihak otorisasi. Penandatanganan cek dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan pada pengesahan sebagai tanda mengetahui dan mengesahkan transaksi tersebut. d. Penerima pembayaran harus membubuhkan tanda tangan sebagai tanda terima. e. Transaksi dibukukan dengan jurnal umum sebagai berikut: Dr. Biaya/Pengeluaran lainnya Cr. Bank (sesuai nomor kode bank) xxx xxx f. Bukti-bukti yang wajib ada adalah: 1) Bukti-bukti yang wajib: - Bukti Bank Keluar asli yang telah ditandatangani para pihak. 2) Bukti pendukung BBK Bukti tersebut harus diarsipkan oleh bagian akuntansi. 70 4.1.4 Prosedur Pembentukan, Pengeluaran dan Pengisian Kas Kecil Kas kecil adalah sejumlah uang kas yang tersedia disekretariat. Kas kecil ini merupakan kas milik sekretariat ARuPA. Kas Kecil dipertahankan dengan jumlah saldo tetap (Imprest Fund). Imprest Fund mengatur penetapan jumlah dana kas kecil, selalu tetap dan tidak berubah-ubah. Kas kecil diisi dengan sejumlah uang yang telah ditetapkan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas rutin lembaga. Berikut ini merupakan kebijakan pembentukan kas kecil dalam Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA: a. Kas Kecil dipertahankan dengan jumlah saldo tetap (Imprest Fund). Jumlah saldo ditetapkan sebesar Rp.2.000.000,00 yang dapat berubah sesuai dengan perkembangan. b. Batas pengisian kembali kas kecil kecuali akhir bulan ditetapkan sebesar Rp.200.000,00. c. Kas kecil hanya melayani pengeluaran-pengeluaran yang kecil, rutin dan tidak memerlukan pertanggungjawaban laporan keuangan yang lama. d. Batas maksimum pengeluaran yang dilayani dengan kas kecil adalah pengeluaran individual Rp.250.000,00. e. Kas kecil dipegang dan dipelihara dan dikerjakan oleh kasir. f. Pencatatan pengisian dan pengeluaran kas kecil dicatat dalam sebuah buku Register Pengeluaran Kas Kecil. g. Kas kecil disimpan dalam sebuah kotak kas yang terkunci. Pada saat membentuk kas kecil, maka terdapat prosedur yang harus dilakukan antara lain: a. Staf keuangan harus menyiapkan SPD, SPU dan Bukti Bank Keluar sebanyak dua rangkap serta menandatangani BBK sebagai pembuat. b. Bukti Bank Keluar (BBK) disertai bukti pendukungnya diserahkan kepada staf akuntansi untuk diberi nomor dan dibukukan pada buku besar. c. Staf akuntansi dan keuangan membubuhkan tanda tangan sebagai pemeriksa dan telah dibuku sebagai tanda transaksi telah diperiksa dan dibukukan. d. Cek otorisasi dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan pada cek sebagai tanda mengetahui dan mengesahkan transaksi tersebut. e. Staf akutansi dan keuangan membubuhkan tanda tangan pada BBK sebagai tanda terima. 71 f. Transaksi dibukukan dengan jurnal umum sebagai berikut: Dr. Kas Kecil xxx Cr. Bank (sesuai nomor kode Bank) xxx g. Bukti-bukti yang wajib ada adalah: 1. Bukti Bank Keluar asli yang telah ditandatangani oleh manager keuangan dan direktur eksekutif. 2. Bukti pendukung BBK Bukti tersebut harus diarsipkan oleh bagian akuntansi. Pada saat proses pengeluaran dan pengisian kas kecil, maka terdapat prosedur yang harus dilakukan antara lain: a. Pada setiap pembayaran dengan kas kecil staf kasir harus selalu menyiapkan bukti Pengaluaran Kas Kecil yang bernomor urut. b. Staf keuangan dan akutansi menandatangani sebagai pembuat yang harus mencatat transaksi pada register Pengeluaran Kas Kecil. c. Penerima pembayaran membubuhkan tanda tangan sebagai tanda terima. d. Pada saat saldo kas kecil telah mencapai minimum atau pada setiap akhir bulan, staf keuangan membuat Rekap Item Biaya. Rekap kemudian diserahkan kepada staf akuntansi untuk diperiksa dan dibuku. e. Staf akuntansi memeriksa dan membubuhkan nomor kode rekening pada setiap item biaya, kemudian membubuhkan tanda tangan. f. Staf keuangan menyiapkan cek sejumlah uang yang telah dikeluarkan sesuai Rekap Item Biaya, menyiapkan BBK menandatangani sebagai pembuat dan meneruskannya kepada staf akuntansi untuk diperiksa. g. Cek dan BBK diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Staf keuangan menandatangani BBK pada kolom penerima. h. BBK diarsipkan oleh staf akuntansi dengan Rekap Item Biaya dan Bukti Pengeluaran Kas Kecil sebagai bukti pendukungnya. i. Transaksi dibukukan oleh staf akuntansi dengan jurnal umum sebagai berikut: Dr. Biaya-biaya/lainnya (per item biaya) Cr. Bank xxx xxx 72 4.1.5 Prosedur Pembukuan/Pengajuan Uang Muka Pelaksanan Kegiatan mengajukan TOR kegiatan beserta rencana perincian biaya yang akan dikeluarkan, diserahkan ke manager keungan yang meliputi: a. Kegiatan Projek 1) Pemohon dana adalah pelaksana projek. 2) SPD diketahui oleh koordinator program, manager program, dan disetujui oleh manager keuangan dan direktur eksekutif. b. Kegiatan Non Projek 1) Pemohon dana adalah pelaksanan kegiatan non projek. 2) SPD diketahui oleh koordinator program, manager program, dan disetujui oleh manager keuangan dan direktur eksekutif. c. Administrasi dan Kesekretariatan 1) Pemonon dana adalah staf adminsitrasi. 2) SPD disetujui oleh manager keuangan dan direktur eksekutif . Setelah TOR disetujui, pemohon mengisi permohonan Uang Muka, permohonan Uang Muka diteruskan kepada manajer keuangan untuk ditindaklanjuti. Khusus untuk Uang Muka pembelian peralatan, permohonan harus dilampiri dengan daftar penawaran harga yang dilengkapi dengan penawaran harga penjual. Kemudian manejer keuangan membubuhkan tanda tangan pada bukti permohonan sebagai checker. Bukti permohonan diteruskan kepada direktur eksekutif untuk membubuhkan tanda tangan pada bukti permohonan sebagai tanda setuju dibayar. Manager keuangan dan akutansi menyiapkan cek dan Bukti Bank Keluar, kemudian menandatangani BBK sebagai pembuat. Koordinator program/proyek/pemohon menandatangani BBK sebagai tanda terima pembayaran, salinan BBK dan salinan bukti permohonan. BBK beserta Bukti Permohonan diteruskan ke bagian akuntansi selanjutnya bagian akuntansi membubuhkan nomor kode dan membukukan transaksi pada buku besar kemudian bagian akuntansi menadatangani BBK sebagai tanda telah dibuku. Bukti transaksi diarsipkan oleh bagian akuntansi, jurnal umum transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Uang Muka (sesuai kode program/proyek) Cr. Bank xxx xxx (menurut bank masing-masing program/proyek) Bukti-bukti pendukung yang wajib ada adalah TOR yang disetujui dan permohonan dana yang telah disetujui (SPD). 73 4.1.6 Prosedur Pembukuan dan Pelaporan Uang Muka Berikut ini merupakan prosedur yang harus dilakukan dalam proses pembukuan dan pelaporan uang muka antara lain sebagai berikut: a. Pelaksana kegiatan menyerahkan pertanggungjawaban Uang Muka dengan Form Standard Manajemen kepada manajer keuangan. b. Manajer keuangan berhak menanyakan poin-poin yang dianggap perlu penjelasan lebih lanjut kepada koordinator program/proyek/pembuat laporan. c. Semua bukti yang telah diperiksa diberi tanda telah diperiksa dan disetujui. Form pertanggungjawaban diteruskan kebagian keuangan untuk ditindak lanjuti. d. Jika terdapat kelebihan Uang Muka bagian keuangan membuat Bukti Bank Terima untuk disetorkan ke bank. e. Jika terdapat kekurangan Uang Muka bagian keuangan membuat Bukti Bank Keluar sebagai biaya pengaanti atau membayar dengan kas kecil jika dapat dilayani oleh kas kecil. f. Bukti Bank Terima atau Bukti Bank Keluar setelah ditandatangani oleh bagian keuangan diteruskan kepada bagian akuntansi. g. Bagian akuntansi membuat Bukti Jurnal. h. Bagian akuntansi memberi kode pada BBT atau BBK dan bukti jurnal, membukukan pada buku besar dan menandatangani sebagai tanda telah tercatat. i. Bukti transaksi diarsipkan oleh bagian akuntansi. j. Bukti pendukung wajib ada. k. Form pertanggungjawaban yang telah diperiksa beserta bukti pendukung pengeluarannya. l. Jurnal umum untuk transaksi Uang Muka Refund adalah sebagai berikut: 1. Jurnal I menggunakan form Bukti Jurnal Dr. Biaya (dapat dirinci per item biaya) xxx Cr. Uang Muka (sebesar uang muka awal) xxx 2. Jurnal II menggunakan form Bank Terima Dr. Bank (sebesar kelebihan uang muka) Cr. Uang Muka xxx xxx 74 m. Jurnal umum untuk transaksi Uang Muka Reimbursed sebagai berikut: 1. Jurnal I menggunakan form Bukti Jurnal Dr. Biaya (dapat dirinci per item biaya) xxx Cr. Uang Muka (sebesar biaya yang terjadi) xxx 2. Jurnal II menggunakan form Bank Keluar atau Kas Kecil Dr. Biaya (sesuai item yang digantikan) xxx Cr. Bank/Kas (sebesar biaya pengganti) xxx 4.1.7 Prosedur Pembukuan Akhir Bulan Pada setiap akhir bulan staf akuntansi harus melakukan kegiatan pembukuan akhir bulan antara lain sebagai berikut: 1. Konsolidasi/eliminasi hutang piutang program dengan ARuPA. Langkahlangkah yang harus dilakukan: a. Melihat neraca saldo individu masing-masing program yang sedang berjalan. b. Jika ARuPA dan program saling berhutang maka eliminasi dilakukan dengan mengambil salah satu dari nilai hutang dan nilai tagihan, diambil yang paling kecil nilainya. Jurnal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Jurnal I: Dr. Hutang Program xxx Cr. Tagihan Program xxx 2. Jurnal II: Dr. Hutang Arupa kepada Program xxx Cr. Piutang Arupa kepada Program xxx c. Setelah jurnal dibukukan maka pada akhir bulan akan terlihat jumlah hutang/tagihan bersih program kepada ARuPA. d. Demikian juga pada neraca ARuPA akan diperoleh nilai bersih hutang dan piutang pada akhir bulan tersebut. e. Untuk program-program yang mempunyai hutang kepada ARuPA, maka segera dibuat SPU senilai hutang tersebut untuk dibayarkan kepada ARuPA. SPU segera dicairkan pada awal bulan berikutnya. 75 f. Demikian juga jika program-program mempunyai tagihan kepada ARuPA, maka segera disiapkan SPU untuk dibayarkan kepada program yang bersangkutan. g. Pembayaran tersebut boleh tidak dilakukan jika memang pada akhir bulan tersebut tidak ada kecukupan dana pada masing-masing program atau pada ARuPA. 2. Pembebanan Biaya Gaji Program-Program pada bulan yang bersangkutan. Untuk di masukan sebagai penerimaan ARuPA. Jurnal umum sebagai berikut: 1. Jurnal I: Dr. Biaya gaji program x (senilai anggaran gaji bulanan pada kontrak)) xxx Cr. Bank program yang bersangkutan/hutang program yang bersangkutan (Jika pada akhir bulan tersebut belum tersedia cukup dana) xxx 2. Jurnal II: Dr. Bank ARuPA/piutang ARuPA kepada program yang bersangkutan Cr. Penerimaan ARuPA xxx xxx 3. Melakukan rekonsiliasi bank terhadap masing-masing rekening bank. 4. Menyusun laporan keuangan bulanan meliputi: a. Neraca saldo individual (masing-masing proyek). b. Sisa dana individual (masing-masing program). c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi/gabungan dan neraca individual masing-masing program/proyek. Pada setiap akhir bulan staf keuangan harus melakukan rekap kas kecil dan melakukan pengisian kas kecil sesuai pengeluaran pada rekap. Staf akuntansi segera membukukan pengeluaran-pengeluaran tersebut. 4.1.8 Prosedur Pembukuan Akhir Tahun Akhir tahun buku adalah proses penutupan saldo buku operasional, yaitu penutupan pada saldo-saldo buku besar transisional/rekening rugi laba (buku besar penerimaan-penerimaan dan biaya-biaya). 76 Tahap-tahap aktifitas yang dilakukan dalam prosedur pembukuan akhir tahun antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan tugas-tugas akhir bulan. 2. Cetak neraca saldo masing-masing program. 3. Membuat jurnal penutup masing-masing program, dengan jurnal umum sebagai berikut: Jurnal I: Menutup biaya-biaya program selama tahun buku. Jurnal II: Menutup penerimaan program selama tahun buku. Dr. (Sisa dana/aktiva bersih program terkait) xxx Cr. (Biaya program yang bersangkutan) Dr. (Penerimaan grant program) Cr. (Sisa dana/aktiva bersih program terkait) xxx xxx xxx 4. Menyusun laporan keuangan tahunan meliputi: a. Neraca individual (masing-masing proyek). b. Sisa dana individual (masing-masing program). c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi/gabungan Seperti tugas akhir bulan, staf keuangan harus melakukan rekap kas kecil dan melakukan pengisian kas kecil sesuai pengeluaran pada rekap. Staf akuntansi segera membukukan pengeluaran-pengeluaran tersebut. 4.1.9 Kategori Dana Lembaga Kategori dana lembaga pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA (Aliansi Relawan Untuk Penyelamat Alam) dibagi kedalam tiga kategori yang terdiri atas sinking fund, revolving fund dan endowment fund. Berikut ini merupakan uraian dari kategori dana lembaga, yaitu sebagai berikut: a. Sinking Fund Sinking fund adalah dana lembaga yang direncanakan habis terpakai dalam satu periode tertentu untuk pelaksanaan program-program lembaga. Sinking fund terdiri atas: a. Dana program berjalan, b. Dana pengembangan program, c. Dana inisiasi program baru, d. Pos gaji/honor pengurus dan staf, dan e. Running office lembaga. 77 Sinking fund berasal dari lembaga donor (melalui proposal program yang telah disetujui), mitra kerja lembaga (melalui kontrak kerjasama lembaga), pihak lain yang membutuhkan layanan jasa dari lembaga, dan hibah mengikat yang harus dihabiskan untuk suatu kegiatan, sesuai mandat dari pemberi dana. b. Revolving Fund Revolving fund adalah dana lembaga yang dicadangkan untuk pelaksanaan program-program lembaga pada periode selanjutnya. Revolving fund berasal dari: a. Institusional fee/management fee, b. Sisa dana pelaksanaan program (pos yang tidak terpakai, efisiensi, dan selisih kurs), c. Pos gaji/honor pengurus dan staf yang tidak terpakai pada periode sebelumnya, dan d. Bunga dana abadi lembaga. Revolving fund digunakan untuk pengembangan program yang telah selesai dilaksanakan, inisiasi program baru, gaji/honor pengurus dan staf, dan menjalankan kegiatan lembaga. c. Endowment Fund Endowment fund adalah dana abadi lembaga yang hanya akan diambil bunganya untuk pelaksanaan program-program lembaga. Endowment fund berasal dari: a. Hibah individu/lembaga lain yang tidak mengikat, b. Sumbangan pengurus/staf lembaga dari hasil kerja bersih di luar lembaga, c. Sisa perdiem pelaksanaan program yang diterima oleh pengurus/staf lembaga, dan d. Pendapatan yang diterima lembaga karena memberikan layanan jasa kepada pihak lain. 4.2 Analisis Kesesuaian Laporan Keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) 4.2.1 Analisis Laporan Posisi Keuangan LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan posisi keuangan yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator- 78 indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan posisi keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Berikut ini adalah tabel indikator yang digunakan untuk melihat kesesuaian laporan posisi keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba. Tabel 4.1 Indikator Kesesuaian Laporan Posisi Keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan 1. Tujuan Laporan Posisi Keuangan LSM ARuPA √ menyajikan laporan posisi keuangan, yang di dalam lembaganya disebut sebagai neraca yang mencakup aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. - Tujuan laporan posisi keuangan PSAK 45 (revisi 2011) adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto. Tujuan laporan neraca LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011) karena bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Hanya saja istilah yang digunakan LSM ARuPA untuk meyebut laporan posisi keuangan masih menggunakan istilah neraca. Serta penyebutan untuk akun-akun keuangan masih menggunakan istilah seperti aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. 2. Klasifikasi LSM ARuPA me- √ Aset dan lakukan klasifikasi Liabilitas atas aktiva dan kewajiban yang terbagi menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva - Di dalam PSAK 45 (revisi 2011) pengklasifikasian disebut dengan menggunakan istilah aset, liabilitas, dan aset neto. LSM ARuPA telah 79 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Tetap. Sedangkan aktiva bersih terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. Klasifikasi atas akun-akun keuangan dalam LSM ARuPA masih menggunakan istilah seperti di atas. Informasi disajikan menjadi satu kelompok yang homogen. 3. Informasi Likuiditas LSM ARuPA me- √ nyampaikan informasi likuiditas di dalam laporan neraca. Aktiva disajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Keterangan melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajibannya, walaupun nama akun-akun keuangan yang digunakan masih menggunakan istilah aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih. Informasi pengklasifikasian dapat dilihat dari penyajiannya yang terbagi antara Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap serta Aktiva Bersih yang terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih sudah disajikan menjadi satu kelompok yang homogen, informasi lebih lanjut mengenai penjabaran aktiva terikat dan aktiva tidak terikat disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. - Di dalam PSAK 45 (revisi 2011) informasi likuiditas disajikan berdasarkan urutan likuiditas dan tanggal jatuh tempo, mengelompokkan aset ke dalam aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang. Informasi likuiditas pada laporan neraca LSM ARuPA disajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Hanya saja penggunaan istilah aset yang tidak digunakan, namun meng- 80 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan gunakan istilah aktiva. Hal ini terjadi karena menyesuaikan dengan kebutuhan akun-akun keuangan yang terdapat didalam neraca lembaga. 4. Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat LSM ARuPA √ mengklasifikasikan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat kedalam sisa dana dalam kelompok aktiva bersih. - LSM ARuPA menyajikan kelompok aktiva bersih yang dibagi berdasarkan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat yang digolongkan kedalam sisa dana pada aktiva bersih. Pembatasan yang terdapat dalam PSAK 45 (revisi 2011) seperti pembatasan terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat telah disajikan oleh lembaga. Penyajian aktiva tidak terikat dan aktiva terikat digolongkan kedalam sisa dana, hal ini disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan akan akun-akun keuangan yang diperlukan lembaga. Namun didalam PSAK 45 (revisi 2011) tidak disebutkan bahwa modal termasuk dalam aset neto. (Sumber: Hasil rangkuman sendiri) Dalam laporan keuangannya Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyajikan laporan posisi keuangan yang didalam lembaganya disebut dengan menggunakan istilah neraca. Neraca dibagi menjadi aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Aktiva terbagi menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Aktiva Lancar terdiri dari: 1. Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup atas kas dan kas kecil. 81 2. Kas di bank Kas di bank merupakan kas yang terdapat di bank. 3. Uang Muka Uang muka merupakan uang yang sudah dianggarkan untuk kegiatan projek tertentu. 4. Piutang kepada Arupiest Piutang kepada arupiest disebut juga sebagai piutang pegawai. Arupiest merupakan istilah yang digunakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA untuk menyebut para anggota lembaganya. Aktiva Tetap terdiri dari komputer dan inventaris kantor. Komputer dan inventaris kantor digunakan untuk menunjang segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan perkantoran. Sedangkan untuk kewajiban, modal dan aktiva bersih terbagi menjadi dua bagian yaitu modal dan sisa dana. Modal ini maksudnya adalah modal awal dari lembaga ARuPA yang berasal dari sumbangan para anggota. Sisa dana terbagi menjadi dua bagian yaitu sisa dana untuk aktiva terikat dan aktiva tidak terikat. Berdasarkan analisa terhadap neraca Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini meliputi istilah penyebutan untuk laporan posisi keuangan yang menggunakan istilah neraca, serta penyebutan untuk akunakun keuangan yang terdapat didalam laporan neraca juga berbeda yaitu menggunakan istilah aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Di mana dalam PSAK 45 (revisi 2011) istilah-istilah tersebut sudah beralih menggunakan istilah-istilah seperti aset lancar, aset tetap, liabilitas dan aset neto. Laporan Posisi Keuangan PSAK 45 (revisi 2011) dan laporan neraca LSM ARuPA dapat dilihat pada lampiran halaman L1 dan L11. Tujuan laporan posisi keuangan PSAK 45 (revisi 2011) adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto. Tujuan laporan neraca LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011) karena bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Klasifikasi aset dan liabilitas didalam PSAK 45 (revisi 2011) disebut dengan menggunakan istilah aset, liabilitas, dan aset neto. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajibannya, walaupun nama akun-akun keuangan yang digunakan masih menggunakan istilah aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih. 82 Informasi pengklasifikasian dapat dilihat dari penyajiannya yang terbagi antara aktiva lancar dan aktiva tetap serta aktiva bersih yang terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih sudah disajikan menjadi satu kelompok yang homogen. PSAK 45 (revisi 2011) menyajikan informasi likuiditas berdasarkan urutan likuiditas dan tanggal jatuh tempo, mengelompokkan aset kedalam aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang. Informasi likuiditas pada laporan neraca LSM ARuPA disajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Hanya saja penggunaan istilah aset yang tidak digunakan, namun menggunakan istilah aktiva. Hal ini terjadi karena menyesuaikan dengan kebutuhan akun-akun keuangan yang terdapat didalam neraca lembaga. LSM ARuPA menyajikan kelompok aktiva bersih yang dibagi berdasarkan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat yang digolongkan kedalam sisa dana pada aktiva bersih. Pembatasan yang terdapat dalam PSAK 45 (revisi 2011) seperti pembatasan terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat telah disajikan didalam neraca oleh lembaga. Penyajian aktiva tidak terikat dan aktiva terikat digolongkan kedalam sisa dana, hal ini disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan akan akun-akun keuangan yang diperlukan lembaga. Namun dalam laporan neraca tidak terlihat adanya penjabaran aktiva bersih jenis apa saja yang digolongkan kedalam masing-masing pembatasan tersebut, informasi lebih lanjut mengenai penjabaran aktiva terikat dan aktiva tidak terikat disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Dalam PSAK 45 (revisi 2011), laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, tidak terikat. Pada PSAK 45 (revisi 2011) tidak dijelaskan mengenai perihal akun modal termasuk kedalam laporan posisi keuangan ataupun termasuk dalam bagian kewajiban dan aktiva bersih. Tetapi pada kewajiban dan aktiva bersih Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menggabungkan akun modal dengan kewajiban dan aktiva bersih dan menambahkan jumlahnya dengan jumlah total keseluruhan kewajiban dan aktiva bersih. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan posisi keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa laporan neraca LSM ARuPA belum 83 sesuai secara keseluruhan dengan laporan posisi keuangan dalam PSAK 45 (revisi 2011). Perbedaan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) meliputi istilah penyebutan untuk laporan posisi keuangan yang menggunakan istilah neraca, serta penyebutan untuk akun-akun keuangan yang terdapat di dalam laporan neraca juga berbeda yaitu menggunakan istilah aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Dimana dalam PSAK 45 (revisi 2011) istilah-istilah tersebut sudah beralih menggunakan istilah-istilah seperti aset lancar, aset tetap, liabilitas dan aset neto. 4.2.2 Analisis Laporan Aktivitas LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan aktivitas yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Berikut ini adalah tabel indikator yang digunakan untuk melihat kesesuaian laporan aktivitas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba. Tabel 4.2 Indikator Kesesuaian Laporan Aktivitas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No PSAK 45 1. Tujuan Laporan Aktivitas LSM ARuPA LSM ARuPA menyajikan laporan aktivitas dan sisa dana dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. Ya √ Tidak - Keterangan Tujuan laporan aktivitas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. 84 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan LSM ARuPA membuat laporan aktivitas dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. Laporan aktivitas dalam LSM ARuPA disebut dengan laporan aktivitas dan sisa dana. 2. Perubahan Kelompok Aset Neto Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran yang mencakup pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. 3. Klasifikasi Laporan aktivitas PenLSM ARuPA me- - √ √ - Menurut PSAK 45 (revisi 2011) perubahan kelompok aset neto menyatakan bahwa laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Sedangkan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang diuraikan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu kedalam akun penerimaan dan pengeluaran. Hal ini disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh lembaga. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas 85 No PSAK 45 dapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian 4. LSM ARuPA Ya Tidak nyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat. Serta pengeluaran mencakup pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Informasi LSM ARuPA mePemberian nyajikan informasi Jasa pemberian jasa pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. Keterangan penerimaan dan pengeluaran dalam laporan aktivitas dan sisa yang dibuat oleh lembaga. Meskipun pengklasifikasian ini tidak sama seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namun hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan pengklasifikasian akun-akun keuangan pada lembaga, terutama akun-akun yang termasuk dalam laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA. PSAK 45 (revisi 2011) dalam laporan aktivitasnya melakukan klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tetapi tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam kelompok aktivitas. √ - PSAK 45 (revisi 2011) menyatakan bahwa laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Secara umum laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah menyajikan informasi mengenai pengeluaran pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat serta pengeluaran 86 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan program dari grant terikat. Klasifikasi yang dilakukan oleh LSM ARuPA dalam laporan aktivitas dan sisa dana sudah dapat disebut sebagai klasifikasi secara fungsional karena laporan ini dapat menunjukan pengeluaran digunakan untuk aktivitas lembaga yang selanjutnya diuraikan dalam catatan atas laporan keuangan. (Sumber: Hasil rangkuman sendiri) Berdasarkan analisa terhadap laporan aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini terlihat dari penyebutan istilah laporan aktivitas, dimana LSM ARuPA menyebutnya sebagai laporan aktivitas dan sisa dana, serta penyebutan untuk akun-akun keuangan di dalam laporan aktivitas dan sisa dana juga berbeda yaitu menggunakan istilah penerimaan dan pengeluaran. Dimana dalam PSAK 45 (revisi 2011) istilah-istilah tersebut sudah beralih menggunakan istilah-istilah seperti pendapatan dan beban. Laporan aktivitas PSAK 45 (revisi 2011) dan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA dapat dilihat pada lampiran halaman L2 dan L12. Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA terbagi menjadi tiga bagian, yaitu penerimaan, pengeluaran dan sisa dana. Penerimaaan bersumber dari grant terikat yang didapat dari lembaga donor dan grant tidak terikat yang berasal dari lembaga ARuPA. Sedangkan pengeluaran terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Sisa dana akhir tahun didapat setelah sisa dana awal tahun dikoreksi menggunakan sisa dana terikat dan sisa dana tidak terikat. Secara umum dapat dilihat laporan aktivitas LSM ARuPA disajikan dalam bentuk A, sesuai dengan yang tercantum dalam contoh PSAK 45 (revisi 2011). Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal, sehingga bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan komparatif. Tujuan laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan 87 antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Tujuan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah sesuai dengan tujuan laporan aktivitas menurut PSAK 45 (revisi 2011) yaitu bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan segala sesuatu aktivitas yang berhubungan lembaga. Perubahan kelompok aset neto menyatakan bahwa laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Sedangkan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang diuraikan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu ke dalam akun penerimaan dan pengeluaran. Hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran dalam laporan aktivitas dan sisa yang dibuat oleh lembaga, hal ini dapat dilihat dari laporan aktivitas LSM ARuPA yang menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat yang berasal dari lembaga dan grant terikat yang berasal dari lembaga donor sedangkan pengeluaran mencakup pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Meskipun pengklasifikasian ini tidak sama seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namun hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan pengklasifikasian akun-akun keuangan pada lembaga, terutama akun-akun yang termasuk dalam laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA. PSAK 45 (revisi 2011) dalam laporan aktivitasnya melakukan klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tetapi tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam kelompok aktivitas. PSAK 45 (revisi 2011) menyatakan bahwa laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Secara umum laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah menyajikan informasi mengenai pengeluaran pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam 88 bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. Klasifikasi yang dilakukan oleh LSM ARuPA dalam laporan aktivitas dan sisa dana sudah dapat disebut sebagai klasifikasi secara fungsional karena laporan ini dapat menunjukan pengeluaran digunakan untuk aktivitas lembaga yang selanjutnya diuraikan dalam catatan atas laporan keuangan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan aktivitas PSAK 45 (revisi 2011). Ketidaksesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) meliputi perubahan kelompok aset neto menyatakan bahwa laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu ke dalam akun penerimaan dan pengeluaran. Hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. 4.2.3 Analisis Laporan Arus Kas LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan arus kas yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan arus kas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Berikut ini adalah tabel indikator yang digunakan untuk melihat kesesuaian laporan arus kas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba. 89 Tabel 4.3 Indikator Kesesuaian Laporan Arus Kas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No 1. 2. PSAK 45 LSM ARuPA Tujuan Laporan Arus Kas LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas yang disebut laporan aliran kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi LSM ARuPA telah menyajikan informasi keuangan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas LSM ARuPA hanya membuat aliran kas dari aktivitas operasional pada laporan aliran kas konsolidasinya. (Sumber: Hasil rangkuman sendiri) Ya √ - Tidak - √ Keterangan Tujuan laporan arus kas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Secara umum tujuan laporan arus kas LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011), LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas bertujuan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas yang disebut laporan aliran kas konsolidasi. PSAK 45 (revisi 2011) membuat laporan arus kas dengan mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluran kedalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sedangkan LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. 90 Berdasarkan analisa terhadap laporan arus kas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini meliputi penyebutan untuk istilah laporan arus kas yang menggunakan istilah laporan aliran kas konsolidasi. Laporan arus kas PSAK 45 (revisi 2011) dan laporan arus kas konsolidasi LSM ARuPA dapat dilihat pada lampiran halaman L4 dan L13. Tujuan laporan arus kas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Secara umum tujuan laporan arus kas LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011), LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas bertujuan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam lembaga. Laporan arus kas dalam PSAK 45 (revisi 2011) menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas setiap periodenya dengan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sedangkan LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. Laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA mencakup aliran kas dari aktivitas operasional yang terdiri dari kelebihan penerimaan atas pengeluaran. LSM ARuPA hanya menyajikan laporan arus kas untuk aktivitas operasional karena lembaga ini tidak memiliki investasi yang dapat diklasifikasikan kedalam aktivitas investasi. Aliran kas dari aktivitas operasional LSM ARuPA selanjutnya dikurangi dengan uang muka dan pengambilan dana untuk kegiatan, sedangkan penambahan dana didapat dari titipan dana kegiatan oleh mitra lembaga. Aktivitas pendanaan tidak disebutkan di dalam laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA namun terdapat penambahan dana untuk aktivitas operasional, penambahan ini meliputi titipan dana kegiatan dari mitra lembaga. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan arus, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan arus kas PSAK 45 (revisi 2011). Ketidaksesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) terlihat dimana LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. LSM ARuPA hanya menyajikan laporan arus 91 kas untuk aktivitas operasional karena lembaga ini tidak memiliki investasi yang dapat diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi, ketiadaan aktivitas investasi dikarenakan menyesuaikan dengan keadaan lembaga. Sedangkan untuk aktivitas pendanaan tidak dikelompokkan dalam aktivitas pendanaan. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. 4.2.4 Analisis Catatan Atas Laporan Keuangan LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian antara catatan atas laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Contoh catatan atas laporan keuangan PSAK 45 (revisi 2011) dan catatan atas laporan keuangan LSM ARuPA dapat dilihat pada lampiran halaman L6 dan L14. Dalam PSAK 45 (revisi 2011) tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba tidak diungkapkan standar penyajian lebih lanjut yang harus dilakukan terhadap catatan atas laporan keuangan. Pada PSAK 45 (revisi 2011) yang terlihat pada bagian lampiran halaman L6, contoh catatan atas laporan keuangan digambarkan bahwa catatan atas laporan keuangan menguraikan kebijakan mengenai pengungkapan yang wajib disajikan agar dapat menyediakan informasi keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan umumnya berisi penjabaran dari masingmasing kelompok aset neto terikat permanen, aset neto terikat temporer, dan aset neto tidak terikat serta termasuk didalamnya mengenai penjabaran dari aktivitas investasi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba dan beban-beban terkait yang terbentuk sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi nirlaba. Catatan atas laporan keuangan seperti pada yang terlampir dalam PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba telah disajikan oleh LSM ARuPA dalam catatan atas laporan keuangan yang dibuat lembaganya. LSM ARuPA membuat catatan atas laporan keuangan dengan membaginya kedalam beberapa catatan. Catatan disajikan menjadi satu kumpulan catatan-catatan yang menyajikan informasi tambahan penting yang terkait namun tidak disajikan dalam laporanlaporan keuangan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam catatan atas laporan keuangannya, LSM ARuPA mengungkapkan penjabaran dalam catatan-catatan yang 92 meliputi masing-masing akun atau transaksi, seperti penjabaran catatan atas kas kecil, kas di bank, uang muka, piutang, modal dasar, aktiva tidak terikat, aktiva terikat, dan sisa dana seperti yang ada pada masing-masing laporan, yaitu pada neraca, laporan aktivitas dan sisa dana, dan laporan aliran kas konsolidasi. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian untuk catatan atas laporan keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011), maka dapat disimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan LSM ARuPA sudah sesuai dengan catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011). Catatan atas laporan keuangan seperti pada yang terlampir dalam PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba telah disajikan oleh LSM ARuPA dalam catatan atas laporan keuangan yang dibuat lembaganya. LSM ARuPA telah membuat catatan atas laporan keuangan dengan membaginya kedalam beberapa catatan. Catatan disajikan menjadi satu kumpulan catatan-catatan yang menyajikan informasi tambahan penting yang terkait namun tidak disajikan dalam laporan-laporan keuangan yang telah dibuat sebelumnya.