laporan perencanaan

advertisement
MEDAN LOCAL TV STATION
MEDAN LOCAL TV STATION
( ARSITEKTUR HIGH TECH )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI
03 0406 037
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A
2009
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
MEDAN LOCAL TV STATION
( ARSITEKTUR HIGH TECH )
Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI
03 0406 037
Medan, 2 Juli 2009
Disetujui Oleh :
Ir. N. Vinky Rahman, MT
Imam Faisal Pane, ST, MT
Pembimbing I
Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 132 206 820
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
© 2008
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama
: Vicka Widia Yulianti
NIM
: 03 0406 037
Judul Proyek Tugas Akhir
: Medan Local TV Station
Tema
: Arsitektur High Tech
Rekapitulasi Nilai :
A
B+
B
C+
C
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
Waktu
No.
Status
1.
Lulus Langsung
2.
Lulus Melengkapi
3.
Perbaikan
Paraf
Paraf
Koordinator
Pengumpulan
Pembimbin
Pembimbin
TKA-
Laporan
gI
g II
490
Tanpa
Sidang
4.
Perbaikan
Dengan
Sidang
5.
Tidak Lulus
Medan, 2 Juli 2009
Ketua Departemen Arsitektur,
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 132 206 820
NIP: 132 206 820
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak
bisa dilalui tanpa dukungan, do’a dan semangat dari kedua orang tua saya tercinta, orangorang terdekat yang sangat berarti dalam setiap langkah yang saya ambil, atas dukungannya
baik secara moril dan materil; Sajjad Elahi Malik atas setiap do’a, cinta dan semangat serta
pengertian yang sangat luar biasa.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
•
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T sebagai Dosen Pembimbing I atas segala waktu dan
bimbingannya yang sangat berarti, serta kesabarannya dalam membimbing saya.
•
Bapak Imam Faisal Pane, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berarti.
•
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T dan Ibu Amy Marisa S.T
untuk masukan-masukan dan ide-ide selama masa studio akhir dan pada saat sidang
review.
•
Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini, serta selaku Ketua Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
•
Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Program Studi
Arsitektur USU.
•
Kepada Husna Wardah Bachtiar dan Adam Miraza Bachmid atas semua do’a, dukungan,
semangat dan pengertian serta arti sebuah persahabatan.
•
Kepada Irda M. Mariza, S.T atas semua bantuan dan hal-hal di detik-detik akhir tugas
akhir.
•
Seluruh teman-teman Stambuk 2003 (ANARKOTIG) yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas dukungan moral dan semangat serta kebersamaannya selama
ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, 2 Juli 2009
Vicka Widia Yulianti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR SKEMA
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
3
1.3. Permasalahan Perancangan
4
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan
5
1.5. Pendekatan Perancangan
5
1.6. Kerangka Berpikir
7
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
8
BAB 2 TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Stasiun Televisi Lokal
2.1.1. Definisi Local TV Station
9
2.1.2. Sejarah Perkembangan Televisi
10
2.1.2.1. Televisi Elektromekanik
10
2.1.2.2. Televisi Elektronik
11
2.1.3. Sejarah Penyiaran Televisi
12
2.1.4. Hakekat Fungsional Stasiun Televisi
13
2.1.5. Tinjauan Kegiatan
14
2.1.6. Penyiaran Televisi
14
2.1.7. Fasilitas Televisi
16
2.1.8. Siaran
18
2.1.9. Prinsip Dasar Siaran Televisi
19
2.1.10. Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual
19
2.2. Deskripsi Proyek
2.2.1. Fungsi Bangunan
20
2.2.2. Lokasi
21
2.2.3. Luas Lahan
21
2.2.4. Pemilik
21
2.2.5. Pembiayaan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
21
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
2.2.6. Pengelolaan
21
2.2.7. Pemakai/Pengunjung
21
2.2.8. Konsep Siaran
22
2.3. Tinjauan Kelayakan
23
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
25
3.2. Kriteria Pemiihan Tapak
26
3.3. Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak
27
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi
29
3.4. Studi Banding Kasus Sejenis
30
BAB 4
ELABORASI TEMA
4.1. Latar Belakang Tema
34
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech
34
4.1.2. Sejarah dan Representasi
34
4.1.3. Arsitektur High Tech dan Kota
36
4.1.4. Kesimpulan
36
4.2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
37
4.3. Penerapan Tema Pada Bangunan
37
4.3.1. Penerapan Penggunaan Kaca Pada Bangunan
37
4.3.2. Pengaruh Penggunaan Kaca Pada Bangunan
38
4.3.3. Penerapan Penggunaan Baja Pada Bangunan
40
4.3.4. Penerapan Sistem Keamanan
41
4.3.5. Penerapan Sistem Pencahayaan
43
4.4. Studi Banding Tema Sejenis
44
BAB 5
ANALISA
5.1. Analisa Lokasi
49
5.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan
50
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan
52
5.1.3. Peraturan
53
5.1.4. Karakter Lingkungan
53
5.1.5. Analisa Pencapaian
54
5.1.6. Analisa Sirkulasi
55
5.1.7. Analisa View
57
5.1.8. Analisa Orientasi
59
5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan
60
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.2. Analisa Pengelompokan Ruang
61
5.3. Analisa Kegiatan
65
5.4. Analisa Program Ruang
80
5.5. Analisa Massa Bangunan
103
5.6. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan
103
5.7. Analisa Struktur
104
5.8. Analisa Utilitas
106
BAB 6
KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Ruang Luar
109
6.1.1. Perletakkan Massa Bangunan
109
6.1.2. Parkir dan Sirkulasi
110
6.1.3. View dan Orientasi
111
6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam
112
6.3. Konsep Bahan Bangunan
113
6.4. Konsep Sistem Bangunan
113
6.5. Konsep Struktur
114
6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan
115
BAB 7
HASIL PERANCANGAN
7.1. Gambar Perancangan
117
7.2. Gambar 3D
137
DAFTAR PUSTAKA
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
141
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar Bangunan Channel 4 Headquarter London
30
Gambar 3.2
Struktur yang Menjadi Detail Interior Pada Bangunan
30
Gambar 3.3
Gambar Sketsa Desain dan Gambar Suasana Real
31
Gambar 3.4
Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan
31
Gambar 3.5
Suasana Pada Ruang Café
32
Gambar 3.6
Sketsa Metode Pembangunan
32
Gambar 3.7
Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live
32
Gambar 4.1
Ilustrasi Penggunaan Kaca
39
Gambar 4.2
Penggunaan Baja Pada BMW Welt Building
40
Gambar 4.3
Jenis Sensor
42
Gambar 4.4
Sirkuit Lampu Otomatis
43
Gambar 4.5
Lloyd’s Building
44
Gambar 4.6
Fasade Lloyd’s Building
44
Gambar 4.7
Suasana Loby Lloyd’s Building
45
Gambar 4.8
Entance Lloyd’s Building
45
Gambar 4.9
Hongkong Shanghai Bank
45
Gambar 4.10
British Pavilion, Spanyol
47
Gambar 4.11
Tabir Air British Pavilion, Spanyol
47
Gambar 4.12
Interior Bangunan British Pavilion, Spanyol
47
Gambar 4.13
Fasade Bangunan British Pavilion, Spanyol
48
Gambar 5.1
Peta Lokasi Site
49
Gambar 5.2
Peta Lokasi Tapak dan Lingkungan
50
Gambar 5.3
Fungsi di Sekitar Site
50
Gambar 5.4
Batas-batas Site
51
Gambar 5.5
PRSU Dan Kantor Samsung
51
Gambar 5.6
Analisa Tata Guna Lahan
52
Gambar 5.7
Skyline Jl. Gatot Subroto
52
Gambar 5.8
Lingkungan Sekitar
53
Gambar 5.9
Analisa Pencapaian
54
Gambar 5.10
Analisa Sirkulasi Kendaraan
55
Gambar 5.11
Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki
56
Gambar 5.12
Analisa View Dari Site
57
Gambar 5.13
Analisa View Ke Site
58
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 5.14
Analisa Orientasi
59
Gambar 5.15
Analisa Kebisingan
60
Gambar 6.1
Konsep Peletakan Massa Bangunan
109
Gambar 6.2
Konsep Parkir dan Sirkulasi
110
Gambar 6.3
Konsep View dan Orientasi
111
Gambar 6.4
Konsep Perancangan Tampak Bangunan
111
Gambar 6.5
Konsep Zoning Ruang Dalam
112
Gambar 6.6
Konsep Bentuk Kolom dan Balok
114
Gambar 6.7
Konsep Bentuk Atap
115
Gambar 7.1
Gambar Perancangan Site Plan
117
Gambar 7.2
Gambar Perancangan Ground Plan
118
Gambar 7.3
Gambar Perancangan Denah Lantai 2
119
Gambar 7.4
Gambar Perancangan Denah Lantai 3
120
Gambar 7.5
Gambar Perancangan Denah Lantai 4
121
Gambar 7.6
Gambar Perancangan Denah Basement
122
Gambar 7.7
Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur
123
Gambar 7.8
Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat
124
Gambar 7.9
Gambar Perancangan Potongan A-A dan Potongan B-B
125
Gambar 7.10
Gambar Perancangan Potongan C-C
126
Gambar 7.11
Gambar Perancangan Rencana Pondasi
127
Gambar 7.12
Gambar Perancangan Detai Pondasi
128
Gambar 7.13
Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai Basement
129
Gambar 7.14
Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 1
130
Gambar 7.15
Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 2
131
Gambar 7.16
Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 3
132
Gambar 7.17
Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 4
133
Gambar 7.18
Gambar Aksonometri Rencana Plumbing
134
Gambar 7.19
Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal
135
Gambar 7.20
Gambar Aksonometri Rencana AC
136
Gambar 7.21
Gambar 3D Tampak Atas
137
Gambar 7.22
Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur
137
Gambar 7.23
Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat
137
Gambar 7.24
Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan
138
Gambar 7.25
Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan
138
Gambar 7.26
Gambar Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan
139
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 7.27
Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat
139
Gambar 7.28
Gambar Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan
140
Gambar 7.29
Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat Daya bangunan
140
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan
25
Tabel 3.2
Analisa Pemilihan Lokasi
29
Tabel 5.1
Tabel Analisa Pelaku Kegiatan
65
Tabel 5.2
Tabel Program Ruang
80
Tabel 5.3
Tabel Analisa Penggunaan Pondasi
105
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR SKEMA
Skema 1.1
Skema Kerangka Berpikir
7
Skema 2.1
Skema Transmisi Siaran dari Stasiun TV ke Antena Penerima
15
Skema 2.2
Skema Transmisi Siaran yang Diterima Antena Penerima
15
Skema 5.1
Skema Struktur Organisasi
61
Skema 6.1
Skema Distribusi Air Bersih
115
Skema 6.2
Skema Distribusi Air Hujan
115
Skema 6.3
Skema Distribusi Air Kotor
116
Skema 6.4
Skema Pembuangan Sampah
116
Skema 6.5
Skema Distribusi Listrik
116
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43'
Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan
laut. sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan
memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota
Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik,
yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan
karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas
dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di
Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi:

Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara,
maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negaranegara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis,
Keuangan di Sumatera Utara.

Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara
seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai
fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan.

Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara
regional maupun internasional.

Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan
indonesia bagian barat.
Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan yang dilakukan dengan
mewujudkan Citra Good Governance dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis, hal
yang ingin dicapai dengan kebijakan ini adalah mewujudkan suatu iklim ekonomi yang
dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya tanpa perlu khawatir dengan
permasalahan yang dapat menggangu dan mempengaruhi usahanya ke arah yang negatif.
Pembangunan dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara harmonis dengan
lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya akan dapat terjadi apabila
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Membangun sistem informasi dan promosi
investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas
dalam upaya menarik minat investor.
Panca indera manusia menjadi alat penerima informasi. Dari semua informasi,
indera penglihatan dan pendengaran menjadi indera yang dominan. Penyebaran
informasi akan membentuk masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan dan dapat turut
membangun lingkungannya. Ketepatan serta situasi dan kondisi bagaimana mereka
mendapatkan informasi juga menjadi sangat penting dalam penyampaian informasi yang
efektif terhadap lingkungan sekitarnya.
Penyaringan informasi perlu dilakukan untuk menjamin bahwa budaya dan polapola pemikiran masyarakat secara umum tetap pada koridor yang diinginkan bangsa dan
masyarakatnya. Untuk itu diperlukan suatu tuntutan untuk membangun infrastruktur
informasi yang mendukung keinginan masyarakat tetapi tidak lari dari koridor yang
diinginkan bangsa dan negara. Pada media cetak dan radio, teknik penyampaian informasi
hanya mengandalkan salah satu indera tersebut sehingga seringkali apa yang dimaksud
oleh pemberi informasi berbeda dengan penerima informasi.
Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi yang sangat penting
dari seluruh media penyampaian informasi yang pernah tercipta. Hal ini menjadikannya
salah satu kebutuhan primer masyarakat modern. Berdasarkan pengalaman, media
televisi dapat mengendalikan sejarah dunia, banyak pemikiran-pemikiran manusia yang
tumbuh dari pengaruh apa yang mereka lihat di televisi.
Televisi adalah media komunikasi massa audio visual dan lembaga penyiaran yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum dan
terbuka. Di era globalisasi ini, pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk
membangun infrastruktur yang dapat mengangkat informasi-informasi atau wacanawacana kedaerahan bagi masyarakatnya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
pertumbuhan daerahnya, seperti kebudayaan dan adat istiadat yang diturunkan sejak
ratusan tahun lalu tidak hilang dalam gaya hidup masyarakat`modern dengan teknologi
yang terus berkembang pesat karena dapat disampaikan atau dipopularkan melalui media
pertelevisian ini. Jadi, antara kehidupan yang terus berkembang ke arah highlycomputerized dan kebudayaan yang dimiliki sebagai akar bangsa, dapat bersimbiosis
dengan baik.
Setelah disahkannya undang-undang penyiaran Republik Indonesia tahun 2001
tentang penyiaran, dimana disebutkan bahwa, televisi nasional hanya ada TVRI saja,
sehingga kesempatan untuk mendirikan sebuah bisnis pertelevisian swasta menjadi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
sangat menjanjikan dan berprospek baik. Dalam undang-undang tersebut, bila selama tiga
tahun tidak muncul televisi lokal di daerah maka televisi nasional tetap dapat melakukan
relay siaran dari pusat (Jakarta). Undang-undang penyiaran kali ini sangat mendukung
kehadiran stasiun-stasiun televisi lokal sehingga kebijaksanaan
tersebut akan
memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan mengurangi keenjangan teknologi
informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi hal yang
menguntungkan, untuk dapat menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian
hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya. Dengan pertimbangan kebutuhan akan
informasi-informasi bagi masyarakat, kehadiran televisi lokal lokal untuk menjadi media
penyampaian dan pertukaran teknologi, informasi dan budaya daerah yang interaktif,
sangat dinantikan warga kota Medan. Sehingga akan menjadi stasiun televisi kebanggaan
daerah hingga ke masa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
 Maksud Perancangan
•
Mewujudkan suatu arsitektur yang tidak hanya sekedar sebagai sarana, tetapi
juga sebagai aktifitas penyebaran iformasi bagi masyarakat.
•
Menciptakan masyarakat yang haus informasi dan memberikan wadah
pengembangan diri dan potensi masyarakat.
•
Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai
perkembangan teknologi yang semakin pesat.
•
Menciptakan suatu tempta umum yang mampu mewadahi aktifitas seni
audiovisual dan hiburan televisi bagi masyarakat sekitar dan mengantisipasi
perkembangan kawasan di masa depan.
 Tujuan Perancangan
•
Menyediakan fasilitas penyebaran informasi, sebagai tempat penyampaian
aktivitas keagamaan, seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya, sebagai
media promosi Kota Medan sebagai kota metropolitan, sebagai media publisitas
bagi tokoh masyarakat/daerah untuk berbicara dan memberi informasi pada
masyarakat, sebagai tempat pengembangan diri dan potensi sumber daya
manusia di Kota Medan.
•
Menjadikan kawasan sebagai salah satu pusat komunitas masyarakat Kota Medan
khususnya, Sumatera Utara pada umumnya, yang berwawasan informasi
teknologi yang tinggi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna, dan sadar teknologi. Dan sebagai
tempat pengembangan potensi masyarakat Kota Medan, menjadi masyarakat
yang berteknologi, sesuai perkembangan jaman.
•
Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara
ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan
efisien.
1.3. Permasalahan Perancangan
Adapun permasalahan yang ada adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi
ruang yang akan diaplikasikan pada Medan Local TV Station, sehingga dapat mengetahui
Kebutuhan ruang pada Medan Local TV Station ini. Masalah yang timbul juga dijadikan
sebagai bahan perencanaan fasilitas-fasilitas pendukung yang saling berintegrasi, serta
didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas dan lain-lan. Permasalahan untuk tema
dan kasus ini adalah:
 Masalah Arsitektur :
•
Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek.
•
Menerapkan bentuk dan tampilan dari bagunan Stasiun Televisi Lokal yang
menarik sehingga menjadikan bangunan tersebut menjadi Landmark naru pada
kawasan.
•
Kaitan bagunan Stasiun Televisi Lokal dengan konteks kota dan lingkungan
setempat.
•
Fungsi yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
•
Pemanfaatan nilai lokasi yang semaksimal mungkin untuk mendapatkaa nilai
tambah bagi lingkungan sekitar.
 Masalah Sirkulasi
•
Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke lokasi yang
memerlukan penataan yang baik antara pedestrian dengan kendaraan bermotor.
•
Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi persilangan.
•
Perihal perencanaan pencapaian dengan mempertimbangkan kemudahan,
kejelasan, keamanan dan kenyamanan.
•
Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar.
 Masalah Fungsi Bangunan
•
Menyelaraskan fungsi dari bagunan yang kompleks.
•
Penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pengguna bangunan
maupun tujuan perancangan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
 Masalah Perlengkapan Bangunan
•
Sistem utilitas, mekanikal dan elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi
didalam bangunan.
•
Sistem evakuasi apabila terjadi bencana alam, maupun buatan (seperti halnya
kebakaran).
•
Perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun dalam bangunan.
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan
Adapun lingkup kajian pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini meliputi
pengembangan analisa kondisi lahan. Kajian ini diharapkan dapat menyelesaikan
penataan kawasan sehingga dapat melahirkan image baru bagi wajah Kota Medan.
Mengkaji seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan
tentang bangunan Stasiun Televisi Lokal, menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan
dan pembentukan ruang. Serta kajian melingkup pada rencana pengembangan bentuk
fisik Stasiun Televisi Lokal dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, penataan lansekap
kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan lingkungan dengan kaitannya
terhadap batas kawasan, jalur sirkulasi yang menuju lokasi sera akses alternatifnya.
Sebagai batasan dalam pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini, hanya akan
dirancang tapak untuk bangunan Stasiun Televisi lokal dan kaitan dengan lingkungan
sekitarnya dalam skala kota. Proyek Stasiun Televisi Lokal ini dibuat pada tahun 2025
dengan mengacu pada visi “Medan Menuju 2025” yang dicanangkan oleh Pemko Medan.
Pemilik Proyek adalah pihak swasta sebagai pengelola dan didukung oleh masyarakat,
dengan bentuk kerjasama dengan membuka saham perusahaan kepada publik dan
dengan dibuatnya kantor sewa didalam stasiun televisi yang diperuntukka bagi publik.
Dan batasan terakhir adalah seluruh fungsi di kawasan tapak dihubungkan dengan
monorail dan stasiun-stasiun di beberapa titik serta fasilitas umum lainnya yang telah
disediakan oleh Pemko Medan.
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan dan perancangan Stasiun Televisi
Lokal ini adalah melakukan studi pustaka untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan
konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria-kriteria
umum maupun khusus bagi proses perencanaan dan perancangan.
Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal seperti:
•
Pengertian dan konsep Stasiun Televisi Lokal.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
Fungsi dan Manfaat bangunan ini terhadap kawasan, maupun terhadap
Kota Medan.
•
Studi banding kasus yang berhubungan dengan perencanaan Stasiun
Televisi Lokal lebih lanjut.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
© 2008
1.6. Kerangka Berpikir
Skema 1.1. Skema Kerangka Berpikir
UMPAN BALIK
I N P U T
LATAR BELAKANG
• Status medan
sebagai kota
metropolitan
• Perkembangan
teknologi dan
bidang informasi
yang semakin
maju DAN TUJUAN
MAKSUD
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
• Pemilihan lokasi
• Pemilihan fasilitas
yang sesuai
• Perencanaan sistem
komunikasi,
penyiaran, dan utilitas
serta sistem
mekanikal elektrikal
yang sesuai
• Mengembangkan
• Pemilihan sistem
dunia komunikasi
struktur yang sesuai
massa yang terus
untuk bangunan
berkembang sesuai
• Perkiraan jumlah
perkembangan
pemakai dengan
teknologi yang
luasan bangunan
semakin pesat.
• Penentuan program
• Menciptakan
ruang dan organisasi
fasilitas yang efisien,
ruang
tepat guna dan
sadar teknologi.
• Perancangan jalur
Serta sebagai
sirkulasi yang tepat
tempat
untuk menghindari
pengembangan
persilangan antara
potensi masyarakat
kendaraan dan
yang berteknologi
manusia
sesuai
• Perancangan gubahan
perkembangan
massa yang sesuai
jaman.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local antar
TV Station
( Arsitektur
afungsi
dan High Tech ),
tema
P R O S E S
O U T P U T
TINJAUAN UMUM
• Kasus proyek
• Tema
• Keterkaitan tema
dengan kasus proyek
• Status proyek
• Lokasi
• Luas lahan
• Luas bangunan
ANALISA R. LUAR
• Lokasi
• Kondisi dan potensi
lingkungan
• View
• Sirkulasi dan
pencapaian
• Orientasi Karakteristik
lingkungan binaan
KONSEP RUANG LUAR
TINJAUAN LITERATUR
Tinjauan
literature
mengenai tema dan
kasus proyek
ANALISA BANGUNAN
• Organisasi ruang
• Pemakai dan aktivitas
• Bentuk massa
bangunan
• Pemilihan sistem
struktur
• Mekanikal / elektrikal
• Sirkulasi ruang dalam
KONSEP RUANG DALAM
STUDI BANDING
Studi banding proyek dan
tema sejenis
ANALISA SOSIAL,
EKONOMI & BUDAYA
• Kepadatan penduduk
• Pemakai dan aktivitas
• Tingkat pendapatan &
ketertarikan
pengunjung
2009.
•
•
•
•
•
•
Zoning
Pencapaian
Sirkulasi / parker
Gubahan massa
Tata hijau
View
Program ruang
Zoning
Sirkulasi
Sistem struktur &
bahan
• Utilitas
• Mekanikan dan
elektrikal
• Interior
•
•
•
•
D
E
S
A
I
N
MEDAN LOCAL TV STATION
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan,
permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan.
BAB 2 TINJAUAN UMUM
Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai
judul proyek, pemilik, sumber, dana, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan
proyek.
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan
KLB / KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas
yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan
seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis.
BAB 4 ELABORASI TEMA
Berisi telaah dan kajian tentang pengertian / elaborasi tema, interpretasi tema dan
studi banding tema sejenis.
BAB 5 ANALISA
Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program
ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi limgkungan mencakup lokasi, kondisi dan
potensi
lahan,
peraturan
bangunan
sekitar,
prasarana,
karakter
lingkungan,
pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahakan
dengan kesimpulan.
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup
pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir,
utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk,
fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan
bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap.
BAB 7 HASIL RANCANGAN
Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto-foto maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar kepustakaan yang digunakan sebagai literatur selama perencanaan
dan perancangan kasus proyek.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Medan Local TV Station
2.1.1
Definisi Medan Local TV Station
Tinjauan terhadap pengertian dari judul proyek yang diambil berdasarkan atas
dasar pustaka dari masing-masing kata sebagai berikut :
1. Medan adalah sebuah nama Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada
3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur.
2. Local atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lokal adalah area
setempat yang berada pada radius yang tidak terlalu jauh dan tidak melewati
batas yang ada.
3. TV, yang juga berarti Televisi terdiri dari kata tele ( bahasa Yunani ) yang berarti
jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar. (P. C. S. Sutisno,
Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta, hal. 1)
4. Kata station yang
memiliki arti : “a location at which radio, television, radar, or
other electric equipment installed”. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and
Technical Terms, Edisi ke-5, 1984, New York, hal. 1547)
“Sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik
lainnya ditempatkan.”
5. Local TV Station adalah penyelenggaraan penyiaran televisi yang didirikan oleh
masyarakat/swasta atas izin pemerintah dalam wilayah penyiaran lokal setempat.
Beberapa definisi Stasiun Televisi:
1. Stasiun televisi adalah suatu wadah penghubung antara penyiar informasi
(komunikator) dengan penerima informasi (komunikan). (J. B. Wahyudi;
Dasar-Dasar Penyiaran; PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994)
2. Stasiun televisi adalah suatu wadah yang memberikan fasilitas melayani
sekelompok masyarakat dalan berhubungan atau berinteraksi, yang
dilengkapi dengan studio, pendukung produksi,. Stasiun transmisi / relay yang
melayani kota dan luar daerah. (Joseph De Chiara & John Hancock Callender,
Time Saver Standards for Building Types; 2nd Edition, McGraw Hill, Singapore,
1995)
Jadi Local TV Station memberi pengertian :
Suatu
tempat
atau
wadah
yang
menyelenggarakan
aktifitas
penyelenggaraan siaran yang dilengkapi oleh produksi siaran, persiapan,
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
administrasi, teknik, dan fasilitas pendukung lainnya, yang kemudian dikirimkan
melalui sistem transmisi dengan pemancar gelombang elektromagnetik dan diterima
melalui antenna dengan jarak yang jauh, yang secara signal diuraikan kembali
berupa siaran audiovisual, gerak, dan sinkron; dimana kepemilikannya dimiliki
sepenuhnya oleh pihak swasta dan cenderung bersifat komersial yang berperan
dalam penyampaian informasi, promosi, dan iklan. Dengan jangkauan siaran pada
area tertentu dimana masih dalam satu lingkup tempat, dan tanpa pemancar
tambahan untuk meneruskan pemancaran gelombang siaran.
2.1.2
Sejarah Perkembangan Televisi
Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang
murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang
ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan
dari televisi mekanik.
2.1.2.1
Televisi Elektromekanik
Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan sistem televisi
elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Niskow berupa
piringan yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan
gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat
prototipenya
untuk
membuktikan
temuannya.
(hingga
tahun
1907
perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya
menjadi lebih praktis)
Tahun 1907–1910, Boris Rosing and muridnya Vladimir Zworykin
mendemonstrasikan sistem televisi yang menggunakan scanner tabung kaca
mekanik dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube – tabung
sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan
Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk
membuat televisi elektronik murni, rancangan yang akhinya menjadi paten
tantangan bagi rancangan Philo Taylor Farnsworth.
Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan
pada Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan
gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan
menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird
ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937
karena televisi elektronik murni ditemukan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
2.1.2.2
Televisi Elektronik
Walaupun penemuan Nipkov, Rosing, Baird, dan yang lain luarbiasa,
sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern.
Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan.
A.Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal
18 Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang
menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand
Braun. Ia menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat
menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia
menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak
seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut.
Sistemnya tersebut tak pernah dibuat.
Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor
Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan
sistemnya pada saat is berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut
dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat
diwujudkan (Farnsworth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut,
Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia
melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi
Brigham Young University). Usia 21, ia mendemonstrasikan sistemnya di
laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari
penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi
dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut.
Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik
karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929.
Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan
sistem televisi dengan fitur-fitur tabung gambar modern. Hasil kerja
terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya
petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya
dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu :
a) Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan yang
kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga
tahun 1933 Zworykin mewujudkan karyanya tersebut).
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
b) Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana
rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.
c) Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan
menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya
di RCA dikunjungi Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya.
Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi
modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa
debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama,
RCA-lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama
menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhinya memenangkan
perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima
royalti atas temuannya tersebut.
2.1.3
Sejarah Penyiaran Televisi
Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New
York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah
Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY,
Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris
pertama "The Man with the Flower in his Mouth", ditransmisikan pada Juli 1930.
Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu
di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J.
Walker, Kate Smith, and George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai
di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di
W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan emekanik
digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai.
Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30
sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC
mulai melakukan penyiaran dengan mengunakan siaran dual-system,
sistem
gabungan antara sistem EMI-Marconi yang beresolusi tinggi (405 garis per gambar)
dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar
dari Alexandra Palace di London. Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan
bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam, dan
manjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.
Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan
ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman
dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace
tahun 1946.
Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC
mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan
satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.
Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California
dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun
1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney,
Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.
Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran).
Pertama, siaran terestrial merupakan satu-satunya cara melakukan siaran. Karena
bandwidth dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi
Komunikasi Federal ( FCC ) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan
komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya,
Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap
pembelian peralatan televisi, untuk mendanai BBC, yang merupakan siaran pulik
sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan.
Perkembangan penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada
tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton
tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan
SkyTV. Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurangkurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkembang pesat di seluruh dunia,
memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepaga
negara-negara lain.
Pada akhir 1980, 98% dari semua rumahtangga di Amerika telah memiliki
satu set televisi. Rata-rata penduduk Amerika menonton televisi 4 jam sehari.
Dengan perkiraan duapertiga penduduk Amerika memperoleh sebagian besar berita
dari seluruh dunia dari televisi, dan hampir setengahnya memperoleh berita dari
televisi.
2.1.4
Hakekat Fungsional Stasiun Televisi
Hakekat fungsional stasiun televisi adalah memberikan wadah, sarana,
menciptakan keharmonisan komunikasi dalam berbagai jenis, bentuk, situasi dan
proses penyampaian informasi / peristiwa. Proses komunikasi sendiri dapat
berbentuk intrapersonal communication (ide atau gagasan, mengemukakan
pendapat), interpersonal communication (berbicara tatap muka, melalui telepon),
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
atau grup communication (berpidato di depan khalayak). Yang mana kesemua ini
akan disebarluaskan pada khalayak melalui pusat penyiaran, yang kita sebut stasiun
televisi.
2.1.5
Tinjauan Kegiatan
Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan
kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1.
Praproduksi (perencanaan), meliputi kegiatan praproduksi antara lain
penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script,
storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.
2.
Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio
maupun di lapangan.
3.
Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting
sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali.
Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain : editing (penyuntingan),
manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain.
Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking,
untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya
dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review
untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview.
2.1.6
Penyiaran Televisi
Istilah penyiaran (broadcast ) berarti “mengirimkan ke segala arah.”
Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran
radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, untuk
memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi.
Penyiaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum gelombang radio, yang dapat diterima
secara serentak dan bersamaan oleh khalayak dengan pesawat radio dan atau
pesawat televisi.
Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama yaitu : ‘siaran – teknik –
administrasi’. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran.
Siaran radio dan juga televisi mampu mendatangi khalayak tanpa membedakan
status dan usia tiap harinya.
Kegiatan penyiaraan meliputi :
•
merencanakan dan memproduksi program (mata acara)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
mengadakan / menyiapkan program
•
menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan,
© 2008
tengah tahunan, dan seterusnya
•
menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik.
•
mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya
•
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
•
mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
•
menyelenggarakan pertukatan berita dan program dengan lembaga
penyiaran, baik dalam maupun luar negeri
•
mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi lokal)
Skema 2.1. Skema transmisi siaran
dari stasiun televisi ke
antena penerima
Skema 2.2. Skema transmisi
siaran yang diterima
antena penerima
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION
2.1.7
Fasilitas Televisi
Fasilitas penyiaran telivisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang meleyani
suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio
dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota
dan pasar regional.Karena luassnnya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun,
artikel ini dibatasi hanya memebahas pertimbangan untuk perencanaan dasar
ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin
diperlukan.Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program,
sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas.
Berikut ini adalah fasiltas-fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar.
Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit.
1. Studio
Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera.
2. Ruang Kontrol
•
memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan
•
memiliki akustik yang baik
•
dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya.
•
Direct visual contact ( pandanganlangsung dari dan ke studio ) jika
diperlukan
3. Fasilitas
•
Tempat peralatan-peralatan Teknik yang mendukung penyiaran
•
Agar mudah dirawat, sering dikelompokan dalam CTA :
Fasilitas di dalam CTA :
-
Ruang/ rak peralatan
-
Video tape recording (VTR)
-
Teleccinema ( fasilitas pmutaran film )
-
Master control ( Untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring
siaran on-air )
-
Maintenance work shop ( gudang suku cadang peralatan )
-
Ruang peralatan telephone
-
Film Recording
-
Video Catridges
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai bahan ( VTR,
teccine, live remote ) menjadi suatu program yang lengkap.
4. Pemberitaan
Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan :
•
newsroom
•
arsip dan perpustakaan
•
studio pemberitahuan khusus
•
grapich arts
5. Fasilitas Pendukung Studio
•
Hall latihan ( rehearsal hall )
•
Wardrobe room
•
Dressing room
•
make up room
•
Ruang multi guna
•
Penyimpanan untuk layer dan barang-barang
•
Ruang tunggu crew

Penyimpanan kamera, microphone, perlatan ligting
6. Scenery/Latar
Termasuk tempat indonesia, memproduksi, oenyimpanan, dan untuk
yang tidak terpakai lagi
7. Film
Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang-kadang
sebagai laboratorium film komersial.
8. Efek Suara
Hanya di butuhkan untuk stasiun besar.
9. Ruang Produksi Musik
Menyediakan suara backgrond untuk acara studio.
10. Screening Room (viewing room)
Ruang untuk preview suatu film atau acara kepada acara potensial.
11. Fasilitas untuk produksi acara di luar
Fasilitas ini membutuhkan :
•
garasi atau ruang perkir
•
ruang kerja untuk perawatan dan penyimpanan suku cadang
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
untuk stasiun yan sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang
kontrol
•
Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote
tanpa terikat pada satu stasiun tetap.
12. Ruang Echo
Dengan mengunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan
13. Kantor
•
Dapat terletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain
•
Ruang eksekutif dan konfrnsi membutuhkan rangkaian
14. Fasilitas Pegawai
•
Suatu aktifitas yang besar membutuhkan cafetaria , fasilitas P3K yang
lainnya
•
Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi
pengungjung, anak sekolah, dan penonton studio
15. Perawatan Bangunan
Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain
yang penting.
16. Pengembangan Site
•
Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis,
masyarakat umum, kendaraan stasiun
•
Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat-alat scenery dan barangbarang seperti kamera yang berat, boneka-boneka, dan peralatan
elektronik
•
Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program-program
tentang pertanian atau hewan
2.1.8
Siaran
Siaran berasal dari kata ‘siar’. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui
pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran
audio visual dan sinkron, seperti pada televisi siaran.
Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi
penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan
sarana / alat, atau antara petangkat keras dan lunak.
Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada
yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio,
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
diperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat
kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun
penyiaran dapat memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka,
dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan
sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.
Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya
dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di
Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.
2.1.9
Prinsip Dasar Siaran Televisi
Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware)
diperlukan tiga unsur utama, yaitu :
•
Studio ( Prasarana dan Sarana Penunjang )
•
Pemancar ( Transmisi )
•
Pesawat Televisi ( Penerima )
Ketiga unsur utama ini disebut dengan “Trilogi Televisi”. Artinya paduan
penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.
2.1.10 Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual
Informasi merupakan bahan baku yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi,
dan diproduksi menjadi audiovisual gerak. Untuk mengolah informasi menjadi
informasi audiovisual gerak diperlukan sarana dan prasarana yang harganya relatif
mahal. Sarana dan prasarana untuk proses produksi dan pascaproduksi ini antara
lain sebagai berikut :
1. Prasarana produksi
•
gedung / ruang dengan penyejuk udara (AC)
•
studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording)
•
ruangan visual editing / penyuntingan gambar
•
auditorium lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektronik
•
ruang preview
•
studio alam
Sistem produksi, ruang editing / manipulating dan ruangan rekaman
suara (audio recording), serta penyimpanan alat-alat elektronik harus dalam
kondisi sejuk, maka setiap saat temperatur ruangan harus selalu dikontrol.
2. Sistem Produksi
•
kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
peralatan lampu (lighting) dan shiny board
•
peralatan suara (sound system)
•
alat editing film dan video
•
alat perekam suara lengkap dengan mixer
•
time base corrector (TBC) untuk menstabilkan
•
proyektor untuk film dan fasilitas playback untuk sponsor
•
character generator untuk title
•
komputer grafik
•
pins box untuk superimpossed tulisan / garis
•
video digital optic (ADO) untuk efek khusus
•
teleprompter
•
cromakey
•
unit mobil produksi / mobile production unit (MPU)
•
the total dubbing and editing system
•
slate / klepper
•
video cassette / tape
•
tripod kamera
•
dan lain-lain
2.2 Deskripsi Proyek
2.2.1 Fungsi Bangunan
Bangunan difungsikan untuk mewadahi aktifitas-aktifitas penyiaran dan
pertelevisian serta fasilitas yang menunjang keberadaannya sebagai bangunan publik di
kawasan yang tingkat urbannya tinggi sekali. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan
adalah :
•
Fasilitas pertelevisian dan broadcasting
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mewadahi aktifitas penyiaran,
programming, pemberitaan, produksi, teknik produksi, dan periklanan.
•
Fasilitas penunjang
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keberadaan
bangunan di kawasan urban sehingga bangunan juga memberi peran penting bagi
kemajuan kawasan tersebut.
•
Fasilitas kantor sewa
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi kepentingan pihak swasta yang
kegiatannya berhubungan dengan pertelevisian seperti rumah produksi, pusat
pelatihan, dan pusat penjualan peralatan produksi televisi.
•
Fasilitas pengelola
2.2.2 Lokasi
Lokasi proyek terletak di Jl. Jend.Gatot Subroto dan Jl. Asrama (Outer Ring Road)
2.2.3 Luas Lahan
Luas lahan yang direncanakan sekitar 1,7 hektar dengan pertimbangan kapasitas
pengguna bangunan mencapai sekitar dua ribu orang
2.2.4 Pemilik
Pemilik dari proyek ini adalah pihak swasta.
2.2.5 Pembiayaan
Pembiayaan dari kasus proyek ini adalah pihak swasta dan kemungkinan
kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang
pertelevisian dan periklanan.
2.2.6 Pengelolaan
Pengelolaan bangunan dilaksanakan oleh swasta dengan kemungkinan kerjasama
dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan
periklanan.
2.2.7 Pemakai / Pengunjung
Karakteristik pengunjung
● Ditinjau dari segi usia
Pemakai dari bangunan tidak memiliki batasan usia.
● Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakai dari bangunan secara umum tidak dibatasi dari segi strata
ekonomi , tetapi pemesan dari bangunan berstrata ekonomi menengah ke atas.
● Ditinjau dari jangkauan pelayanan
Pemakai dari gedung secara umum tidak dibatasi wilayahnya selama masih
berkaitan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, tetapi karena bangunan
stasiun televisi ini berada di kawasan publik dimana fungsi publik kota seperti
restoran, swalayan, game station dan fungsi publik lainnya, ikut dimasukkan ke
dalam bangunan maka pemakai bangunan ini ditujukan bagi pengunjung kawasan
bangunan ini berdiri.
● Ditinjau dari aktifitas yang terjadi
-
Pengelola / pegawai
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Mengatur dan menyelenggarakan segala kegiatan di dalam bangunan baik
yang berhubungan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, juga dengan
kegiatan publik.
-
Pengunjung bisnis
Melakukan transaksi atau pertemuan dengan pengelola untuk membicarakan
hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan stasiun televisi khususnya seperti
sponsor, iklan, kontrak kerja,dll.
-
Penonton Studio
Menyaksikan secara langsung kegiatan pertelevisian yang dilaksanakan di
studio televisi
-
Publik Umum
Sebagai pihak yang mengunjungi fasilitas-fasilitas publik di dalam bangunan
stasiun televisi tetapi tidak berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
-
Penyewa / tenant
Sebagai pihak swasta luar yang melakukan aktifitas kerja di stasiun televisi
tetapi berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
2.2.8 Konsep Siaran
●
Program Berita ( 30% )
Penyajian berita lokal berkerjasama dengan media massa yang telah lama
hadir dan dipercaya oleh masyarakat, baik itu cetak maupun radio. Program ini
terbagi atas dua yaitu berita umum dalam bahasa Indonesia dan berita daerah
dalam bahasa daerah guna memberikan kebanggaan akan bahasa setempat.
Melihat contoh sukses dari media cetak daerah terhadap media cetak nasional
dalam menguasai jumlah pembacanya, hal yang sama akan terjadi juga dalam
penyelenggaraan informasi berita televisi lokal. Karena kekuatan informasi pada
televisi lebih mengena, maka kebijaksanaan pemerintah dan program
pembangunan dearah dapat lebih tersosialisi dan dimunkinkan mendapat
dukungan masyarakat lebih kuat dari sebelumnya.
Program acara berita antara lain :
•
Berita umum (bahasa Indonesia)
•
Berita daerah (bahasa daerah)
•
Berita sekilas
•
Berita ekonomi dan wirausaha
•
Liputan khusus, dll
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
●
Program Budaya ( 30% )
Program budaya ini harus dikemas sangat menghibur dengan dukungan
para Rumah Produksi yang kreatif penyajiannya didukung dengan membangun
kesadaran untuk mempertahankan budaya lokal dari serbuan budaya luar yang
begitu besar. Akan diperhatikan pula kepopuleran yang tengah ada di
masyarakat sejangkau siar televisi ini, agar pengolahan acara budaya ini selalu
diminati dan ditunggu pemirsa, terutama kaum muda penerus budaya daerah.
Keberhasilan program acara ini menjadi titik tolak kesuksesan pendirian
televisi ini bagi masyarakat setempat, karena kebanggaan akan budaya lokal
harus diperjuangkan disini, sebagai sarana yang paling efisien menjangkau
jumlah pemirsa, televisi ini akan mempopulerkan karakter setempat. Program
budaya televisi ini juga dapat dijual ke media televisi lain baik dalam maupun
luar negeri, yang akhirnya juga menjadi alat promosi kebudayaan daerah.
Program acara budaya antara lain :
●
•
Musik daerah setempat
•
Theatre drama seni daerah setempat
•
Sinetron berbahasa daerah setempat, dll
Program Hiburan ( 40% )
Program hiburan akan menyajikan acara yang dibeli dari pusat maupun dari
luar negeri. Program yang akan disajikan akan dipilah sedemikian rupa sehingga
tetap mengemban misi sosial kemasyarakatan yang mendidik dan memberikan
wawasan intelektual.
Program-program hiburan yang diproduksi stasiun televisi ini akan menjadi
bahan bagi televisi lokal lainnya yang menyajian hiburan berbasis budaya
nasional. Begitu juga sebaliknya, dengan kerjasama seperti ini akan
memberikan efisiensi biaya produksi dan tetap mengemban misi persatuan dan
kesatuan Indonesia.
Program acara hiburan :
•
Sinetron
•
Musik nasional / internasional / daerah lain
•
Film, dll
2.3 Tinjauan Kelayakan
Undang-undang penyiaran sangat mendukung kehadiran televisi lokal sehingga
kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan menghindari
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
kesenjangan teknologi dan informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah. Bagaimana
memanfaatkan momentum tersebut menjadi sebuah pembangunan yang berarti bagi
masyarakat Kota Medan.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi tiket penting untuk
menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal
lainnya yang menjangkau daerah yang sama. Oleh karena itu penyertaan pemerintah dan
dukungan investasi masyarakat dalam melahirkan televisi lokal di Medan ini menjadi hal
penting untuk menggapai suksesnya pertelevisian swasta kebanggaan daerah dikemudian
hari.
Salah satu isi tayangan yang dapat dikembangkan adalah informasi Iptek yaitu dengan
memanfaatkan informasi berbagai hasil penelitian dan pengembangan Iptek terutama
teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat di Medan dan
daerah sekitarnya. Selain itu juga menyampaikan pengetahuan tradisional dan teknologi lokal
yang telah dikenal masyarakat Medan. Hal ini akan sangat efektif bila pengelola TV dapat
melakukannya secara interaktif, yang membuka ruang bagi partisipasi publik dalam
menyebarkan informasi yang dipilih. Dengan demikian ada saling ketergantungan antara
pengelola TV dengan pemirsanya.
Dengan adanya televisi lokal di kota Medan ini, tentunya juga dapat menampung
sumber daya manusia di Medan yang berlimpah, khususnya yang berkaitan dengan
pelatihan atau kursus audiovisual yang mulai bermunculan di Medan dan paket industri
hiburan televisi yang belakangan booming di televisi lokal Jakarta yang uniknya dikuasai oleh
putra-putri Medan. Paket industri yang dimaksud di sini adalah program reality show seperti
AFI dan Indonesian Model (Indosiar), Indonesian Idol (RCTI), Indonesian Star (MetroTV),
Kontes Dangdut TPI (TPI), dan lain-lain. Fakta ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia
di Medan tidaklah rendah, melainkan karena wadah yang menampung "mutiara-mutiara
terpendam" itu belum dikelola dengan baik dan profesional. Dengan demikian artis-artis lokal
tidak perlu lagi pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi artis nasional karena inilah
saatnya mereka menjadi artis di rumah mereka sendiri.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
© 2008
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan profit dan citra stasiun
televisi lokal yang baik, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang
mendukung keberadaan stasiun televisi lokal ini nantinya.. Kriteria pemilihan lokasi untuk
stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota
Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap
peruntukan lahan kota. (Stasiun Televisi lokal adalah suatu bentuk kegiatan
komersil / mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP), yaitu :
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan
W
P
P
A
Kecamatan
M. Belawan
M. Marelan
M. Labuhan
Pusat
Pengembangan
Belawan
B
M. Deli
C
D
M. Timur
M. Perjuangan
M. Tembung
M. Area
M. Denai
M. Amplas
M. Johor
M. Baru
M. Kota
M. Maimoon
M. Polonia
Tanjung Mulia
Aksara
Pusat Kota
Peruntukan Wilayah
Pelabuhan
Industri
Permukiman
Rekreasi
Maritim
Perkantoran
Perdagangan
Rekreasi
Indoor
Permukiman
Permukiman
Perdagangan
Rekreasi
CBD
Pusat Pemerintahan
Hutan Kota
Pusat Pendidikan
Perkantoran
Rekreasi
Indoor
Permukiman
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
Program
Kegiatan
Pembangunan
Jalan baru, jaringan air
minum, septic tank,
sarana pendidikan dan
permukiman.
Jalan baru, jaringan air
minum, pembuangan
sampah, sarana
pendidikan.
Sambungan air minum,
septic tank, jalan baru,
rumah permanen,
sarana pendidikan dan
kesehatan.
Perumahan permanen,
pembuangan sampah,
sarana pendidikan.
MEDAN LOCAL TV STATION
E
M. Barat
M. Helvetia
M. Petisah
M. Sunggal
M. Selayang
M. Tuntungan
Sei Sikambing
Permukiman
Perkantoran
Perdagangan
Konservasi
Rekreasi
Lapangan Golf
Hutan Kota
Sambungan air minum,
septic tank, jalan baru,
rumah permanen,
sarana pendidikan dan
kesehatan.
Sumber : RUTRK Kota Medan 2005
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi
yang tepat untuk mendirikan stasiun swasta yang bersifat komersil adalah di
daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD.
2. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
berskala kota.
3. Kedekatan dengan Calon Peserta Acara
Lokasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam gal
perencanaan stasiun televisi yang baik, berkaitan dengan jenis program yang
dibuat, hubungan dengan sumber bakat-bakat baru dan hubungan dengan
masyarakat. Jika wawancara eksklusif atau diskusi panel dibuat, stasiun harus
berdekatan dengan peserta acara tersebut (pelaku bisnis, atlet atau tokoh politik).
Dengan kata lain, stasiun televisi harus dibuat sedekat mungkin dengan daerah
bisnis, olahraga dan pusat pemerintah yang menjadi sumber/objek berita
program yang akan ditayangkan oleh stasiun televisi nantinya.
4. Jarak ke Bandara Polonia
Fungsi salah satu bangunan adalah sebagai transmisi penyiaran,
ketinggian bangunan di Medan saat ini ± 44 m sebagai akibat adanya bandara
Polonia. Dengan demikian bangunan stasiun televisi ini harus jauh dari bandara
Polonia.
3.2 Kriteria Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan tapak untuk stasiun televisi lokal
meliputi faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Ukuran Lahan
Ukuran Lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
perluasan studio televisi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
2. Kontur Tapak
Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock peralatan
dan properti studio televisi yang cenderung merupakan barang berat dan besar.
3. Fungsi Lain di Sekitar Tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi citra stasiun
televisi dan dapat mendukung kegiatan operasionalnya.
4. Pencapaian
Karena stasiun televisi menekankan hubungan publik umum tersebut, maka
stasiun tersebut harus dengan mudah dicapau dengan baik oleh pejalan kaki
maupun dengan transportasi umum.
5. Parkir
Area Parkir (ruang garasi) untuk kendaraan studio (Outside Broadcastinf Van/OB
Van) yang digunakan untuk acara liputan luar sangat perlu diperhatikan. Fasilitas
parkir juga harus dipertimbangkan kemudahan aksesnya bagi pengelola,
pengunjung, artis dan tamu khusus.
6. Pengenalan Entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung,
artis dan tamu khusus.
7. Kebisingan
Walaupun studio televisi dapat didesain khusus untuk mengatasi kebisingan
lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran
yang berlebihan merupakan hal yang mutlak. Perencanaan bangunan harus
mempertimbangkan eksistensi
bangunan disekitarnya, yang
tidak
akan
mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang.
8. Loading Dock
Peralatan dan properti dekorasi studio televisi cenderung merupakan barang
berat dan besar sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak
mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak.
3.3 Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga
alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek televisi. Alternatif tersebut
akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak terpilih
adalah:
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
Jl. Yose Rizal
•
Jl. Gatot Subroto
•
Jl. Maulana Lubis
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
3.3.1
© 2008
Analisa Pemilihan Lokasi
Table 3.2 tabel analisa pemilihan lokasi
KRITERIA
Jl. Yose Rizal
1.5 Ha
Terletak Di Pusat Kota
(5)
Sedang
(3)
Dekat
(5)
Jauh dari Bandara Polonia
(5)
Ruko
(3)
Bangunan Komersil, Perumahan
Penduduk
(3)
Luas Lahan
RUTRK
Lingkungan
Kedekatan dengan Calon
Peserta
Jarak Ke Bandara Polonia
Fungsi Eksisting
Fungsi Pendukung Sekitar
Lokasi
Jangkauan Terhadap
Struktur Kota
Berada di Pusat Kota dengan kepadatan
penduduk cukup tinggi dan merupakn
wilayah pengembangan bangunan
komersil dan perdagangan
(4)
Tingkatan Jalan
Jalan Arteri Sekunder
(3)
NILAI AKHIR
31
Sumber: penyusun, September 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
LOKASI USULAN
Jl. Gatot Subroto – Outer Ring Road
1.7 Ha
Terletak di Daerah Sub-Urban
(4)
Strategis
(5)
Dekat
(5)
Jauh dari Bandara Polonia
(5)
Lahan Kosong
(5)
Perumahan Penduduk, Bangunan
Komersil, PRSU, Kantor Pemerintah
(5)
Berada didaerah Sub-Urban dengan
kepadatan penduduk relatif sedang
dan merupakan wilayah
pengembangan bangunan komersil
dan rekreasi
( 4)
Jalan Arteri Primer dan Jalan Lingkar
Luar Medan
(5)
38
Jl. S. Parman
1 Ha
Terletak di Pusat Kota
(5)
Cukup Strategis
(4)
Dekat
(5)
Jauh dari Bandara Polonia
(5)
Ruko
(3)
Bangunan Komersil, Perumahan
Penduduk
(4)
Berada di Pusat Kota dengan
kepadatan penduduk cukup tinggi dan
merupakan wilayah pengembangan
CBD, komersil, perdagangan,
perkantoran
(4)
Jalan Arteri Primer
(4)
34
MEDAN LOCAL TV STATION
3.4 Studi Banding Kasus Sejenis
1. Channel 4 Headquarters
London, 1991-1994
•
Tipe bangunan
: bangunan telekomunikasi
•
Arsitek
: Richard Rogers
•
Deskripsi bangunan
:
Bangunan
stasiun
televisi
yang
berbentuk huruf L ini berdiri di atas tapak yang
alami dan natural. Bangunan terdiri dari kantor (di
4 lantai yang mengakomodasi lebih dari 600 staff)
2 bentuk ruang yang membentuk suatu ruang
terbuka. Entrance dengan baik dirancang, dimana
area penerima diapit, dari satu sisi, tower yang
terdapat lift, boiler, chiller, dan antenna transmisi
di dalamnya, dan dari sisi lain, susunan ruang
rapat
yang
Konstruksi
menyerupai
bangunan
tumpukan
yang
berani,
televisi.
dimana
bangunan high tech ini telah menjadi gambaran
Gambar 3.1 Gambar Bangunan
tipikal arsitektur Inggris selama lima puluh tahun
Channnel 4 Headquarter London
belakangan ini. Detailnya ditampilkan begitu
akurat,
dikombinasikan
dengan
eksperimen
perkembangan material terbaru yaitu kaca dan baja.
Baja
dan
kaca
digunakan
untuk
menyampaikan semua batas teknologi dan
keindahan,
melaksanakan
dan
meneruskan
kembali tradisi besar seperti yang terdapat pada
istana kristal.
Salah satu contoh karya arsitektur yang
Gambar 3.2 Struktur Yang Menjadi
penuh dengan inovasi adalah stasiun televisi
Detail Eksterior Pada Bangunan
Channel 4 di London yang diranvang oleh Richard
Rogers. Bangunan ini tidak hanya inovatif pada
penggunaan materialnya tetapi pada konsep fungsional dan distribusinya. Pada
karyanya ini, arsitek Inggris ini dengan elegan menggabungkan gaya klasik dengan
teknik pre-fabrikasi yang paling maju, menciptakan bangunan yang sangat terang,
transparan, dan berkilau.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Untuk mendapatkan hal tersebut, Rogers menambahkan perbaikan yang baik
pada efek volumetrik. Berdasarkan analisis yang teliti pada tapak, program fungsional
didasarkan pada penciptaan taman di tengahnya. Konsep dasar yang mendasari
bangunan Channel 4 ini adalah penggunaan dan persepsi ruang yang tercipta tersebut.
Luas kompleks bangunan ini adalah sekitar 18.000 m2, terdiri dari kantor dan bagian
Gambar 3.3 Gambar Sektsa Design Bangunan (Kiri) Dan Gambar Suasana Real Bangunan (Kanan)
teknik, tidak hanya kantor administrasi stasiun televisi dan studio saja, tetapi juga 2
blok berisi ratusan apartemen.
Apartemen tersebut menghadap ke arah Horseferry Road dan Chadwick
Street dan dihubungkan langsung oleh entrance luarbiasa di sudut kedua jalan
tersebut. Shading matahari dari
metal ringan diaplikasikan pada
fasadenya
penghalang
berfungsi
bising
mengendalikan efisiensi
sebagai
dan
cahaya
dan energi.
Kedua bangunan tersebut
dilapisi dengan aluminium, dan
tampak
sebagai
bingkai
Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses
entrancenya, dibentuk oleh lapisan
Pembangunan Bangunan
kaca, orang akan masuk ke dalam
atrium yang tinggi dan nyaman melalui pintu putar. Bangunan tersebut dibangun
dengan penataan klasik mengelilingi taman, menegaskan keberadaan jalan seperti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
yang tercermin pada rencana penataan urban yang diproposalkan oleh IBA
(Internationale Bauausstellung) untuk Berlin pada tahun 80-an.
Layout yang sederhana tersebut,
dengan baik ditempatkan pada tapak dan
bangunan sekitar sangat kontras dengan
komponen berteknologi tinggi dari bangunan
utama.
Perulangan elemen seperti yang
terdapat pada Lloyd’s Building, termasuk
Gambar 3.5 Suasana Pada ruang Café
tangga dengan segera dikenal walaupun ridak
digunakan
secara
vertikal
seperti
pada
bangunan firma asuransi yang terkenal tersebut.
Bangunan Channel 4 bercahaya dengan efek yang bagus pada malam hari.
Sebelumnya Rogers telah bereksperimen dengan efek yang sama pada sebuah
bangunan kantor. Variasi penggunaan
elemen kaca yang konsisten juga
membantu
material
membentuk
massa
kembali
bangunan
dan
mengurangi kekontrasannya dengan
bangunan sekitar. Sistem ini dominan
digunakan pada lapisan luar bangunan.
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan
l
Hal ini dapat dari bentukan dinding
Pada Bagian Lengkung Bangunan Yang
eMenjadi Main Entrance Dan Pada Pemasangan
n
Struktur Bagian Yang Sama
g
kung kaca yang menandai entrance utama
kedua
sayap
bangunan
stasiun
televisi
tersebut, memproyeksikan taman hijau di
dalam sehingga dapat dilihat melalui dinding
kaca tersebut.
Area yang dikelilingi oleh fasade ini,
yang memainkan peranan representasi dan
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang
Studio Live
distribusi dalam tahap konstruksi, terdiri dari
restran dab fasilitas publik lain yang memberikan bagian luar kota ke dalam bangunan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Interior bangunan juga memberikan perhatian khusus pada transparansi,
dengan menggunakan lembaran dan dinding kaca untuk mengurangi dampak dari
struktur luar dan membiarkan cahaya matahari masuk. Sementara area ME yang
berteknologi tinggi memainkan peranan penting di dalam rancangan bangunan,
dikelompokkan bersama dalam layout yang klasik tersebut.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 4
ELABORASI TEMA
5.1 Latar Belakang Tema
Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar
proses desain Medan Local TV Station ini adalah “Arsitektur High Tech”.
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang
digunakan para arsitek untuk menyatakan “teknologi alternative”. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih
memilih untuk menggunakan istilah “teknologi tepat guna”, sebuah istilah yang ambisius.
Di Amerika Serikat istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam,
sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya
dengan High Teknologi, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths ( salah satu
suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam
dan abab ke 3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi )
4.1.2. Sejarah dan Representasi
High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang
berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah
penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk
rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku
yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul “High Tech : The Industrial Style and
Source Book for The Home”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech
adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya
bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat
dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik.
Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel
dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam
pengertian high-tech.
Akantetapi, Jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut
Colin Davies dalam bukunya yang berjudul ‘High tech architecture’ pada tahun 1779 dibangun
jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama
kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
dibangun Decimus Burton’s Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja,
dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material
prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan
pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunanbangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada
teknologi industri.
Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur hightech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion
House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang
digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun
pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech
secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya
yang berjudul ‘High tech architecture’,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut
sebagai ‘bapak high-tech” maka Buckminster Fuller lah yang pantas.
Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren
Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai menmpublikasikan
dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen
dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.
Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal
sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju
pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil
Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan
menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.
Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah :
-
terbuka
-
struktur yang trasparan dan maju.
-
menggunakan material dan teknik yang terbaru
-
penggunaan warna penting pada bangunan
-
terdiri dari lapisan yang banyak
-
pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
4.1.3 Arsitektur High Tech dan Kota
Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyod’s Building, dan
Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks
perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah
benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan
suatu elemen utama dalam filosofi High Tech.
Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi
High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu
berhubungan erat dengan masa, yaitu :
• High Tech melihat ke depan
• Arsitektur yang optimistik
• Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan
• High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan
tradisi kesinambungan dan sejarah
• Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner bukan
tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan
kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.
4.1.4. Kesimpulan
Berdasarkan sejumlah penjabaran diatas dapat di tarik sejumlah kesimpulan, sebagai
berikut :
• Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
• Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose
ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
• Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah:
1. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
2. Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu keagungan yang ditampilkan melalui
kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan diproduksi secara
massal.
3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.
4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga
sebagai sumber imajinasi.
Konsep arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service dan utilitas yang
diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibelitas yang maksimal.
4. 2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
Sebagai wadah penyampaian informasi yang akan terus selalu berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan zaman. Selain itu untuk memfasilitasi kekompleksitasan
keperluan sebuah Stasiun Televisi dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang keperluan
tersebut.
Medan Local TV Station merupakan pusat kegiatan yang padat aktivitas sehingga
dibutuhkan sistem struktur dengan teknologi yang baik. Selain itu, didalam Stasiun Televisi ini
dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mampu merepresentasikan pengetahuan
itu sendiri.
4.3. Penerapan Tema pada Bangunan
Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja
ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri.
Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang
perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur
hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material
kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.
4.3.1. Penerapan penggunaan kaca pada bangunan
Penggunaan kaca pada bangunan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor,
diantaranya adalah faktor radiasi matahari. Ada sejumlah jenis kaca yang memberikan
pengaruh panas yang berbeda-beda pada bangunan. Dapat dijelaskan sebagai berikut adalah
• Pemakaian kaca transparan tanpa pelindung.
Kaca jenis ini meneruskan kalor radiasi ke dalam bangunan sebesar 76-78 % dari energi panas
yang diterima permukaan kaca. Dengan penggunaan kaca jenis ini namun digandakan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan
kaca polos tanpa pelindung tunggal.
• Pemakaian kaca penghisap panas.
Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi energi kalor sebesar 40-47%.
• Penggunaan kaca pemantul panas
Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi penyerapan kalor sebesar 66%.
• Penggunaan sunscreen
Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%.
• Alat peneduh.
Penggunaan alat peneduh pada bagian luar bangunan terbukti paling efektif. Peneduh ini
dapat mengurangi panas yang diserap hingga 80%.
4.3.2. Pengaruh penggunaan kaca pada bangunan
Penggunaan kaca pada bangunan memberikan sejumlah efek pada lingkungan. Salah
satunya adalah efek silau dari pantulan cahaya matahari. Dampak ini dapat dikurangi dengan
menerapkan sejumlah upaya. Diantaranya adalah :
• Sejumlah penelitian tentang pengurangan dampak penggunaan kaca menyebutkan
sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efeknya pada lingkungan,
diantaranya dengan penempatan dinding kaca pada orientasi yang dinding, yaitu dengan
mengurangi penggunaan kaca pada arah datang sinar matahari dan tidak menggunakan
kaca refleksi, namun menggunakan kaca penyerap panas dipadukan dengan penggunaan
kaca double. Langkah lain adalah dengan membangun penghalang. Contohnya adalah
dengan memaksimalkan vegetasi pada arah datang sinar matahari.
• Penambahan vegetasi pada area kenaikan panas yaitu pada jarak 7m daria bangunan
kaca. Namun demikian tingkat kenaikan panas sebesar ini hanya terjadi pada ketinggian
1,5 m sehingga penambahan vegetasi dengan ketinggian 1,5 m dapat mengurangi
tingkat kenaikan panas ini.
• Vegetasi juga dapat mengurangi efek pantulan bunyi. Tingkat pantulan bunyi pada kasus
ini terhitung cukup kecil.
Sejumlah masalah dialami saat menggunakan material kaca. Untuk mengurangi
dampak yang dihasilkan maka dapat dilakukan sejumlah tindakan, yaitu :
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
• Manggunakan kaca double.
• Penggunaan kaca double yang berjenis kaca penghisap panas.
• Penggunaan alat peneduh dalam dapat berupa tirai.
• Penggunaan alat peneduh luar berupa sun shading yang mampu menghalangi radiasi
namun tidak menimbulkan dampak rumah kaca.
• Menggunakan kaca dari jenis yang mampu meneruskan panas namun sesedikit mungkin
meneruskan kalor ke dalam bangunan.
• Mamadukan semua jenis upaya mengurangi penerusan kalor ke dalam bangunan.
• Penggunaan kaca berwarna dapat mengurangi efek silau. Mengurangi efek silau juga
dapat dilakukan dengan sun shading. Selain berfungsi sebagai elemen fungsional, sun
shading juga dapat berfungsi sebagai elemen arsitektural.
• Efek bising pada dasarnya tidak begitu besar berpengaruh. Penempatan bangunan yang
menajuhi posisi jalan (sumber bunyi) sebenarnya telah mengurangi efek bising. Namun
penggunaan kaca kedap atau double selain berfungsi mengurangi efek panas juga dapat
mengurangi bising.
• Penggunaan kaca khusus tahan api dan dapat dibuka pada bagian tertentu dapat
mengurangi bahaya kebakaran. Kaca ini terdiri dari sejumlah jenis, diantaranya adalah
kaca wireglass, laminated glass.
• Penggunaan kaca dengan ketebalan yang tepat merupakan salah satu solusi untuk
mengurangi dampak buruk dari air dan udara (kelembaban).
Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
4.3.3. Penerapan penggunaan Baja pada bangunan
Penggunaan baja pada bangunan high-tech sebagai elemen struktur yang
mendukung seluruh beban bangunan termasuk pada struktur atap merupakan salah satu
representasi tema pada bangunan. Menampilkan elemen struktural baja secara jujur.
Gambar 4.2 Penggunaan Baja (BMW Welt Building)
Baja Stainless
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit
baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus
baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr2O3). Lapisan ini
berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium
oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan
baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi,
fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja
stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan.
Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi
menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut yaitu :
•
Baja stainless martensitik.
•
Baja Stainless austenitik
•
Baja stainless dupleks
•
Baja stainless pengerasan endapan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
4.3.4. Penerapan System Keamanan
Gallery Master Security System
System kerja alat ini cukup mudah diterapkan. System penerima dan pengirim sinyal
pada alat ini bekerja pada rentang jarak 75 sampai 100 meter. Rentang ini memberikan
keuntungan tertentu pada fasilitas terutama dari segi biaya. Sensor yang terpasang pada
perangkat ini tersambung melalui kabel panjang yang merupakan penyuplai tenaga dan
informasi yang diperoleh kembali kealat pemonitor utama, PC. Namun terdapat alat
pelengkap lain berupa alat sensor tanpa kabel. Kotak kontrol perangkat ini biasanya
ditempatkan di ruang petugas keamanan dan/atau ditempatkan di ruang reception
(penerimaan). PC yang digunakan akan dapat digunakan untuk mengakses semua data yang
dihasilkan oleh alat sensor. Selain itu PC ini juga akan menampilkan semua informasi tentang
alat sensor itu sendiri, seperti lemahnya baterai, kerusakan ataupun gangguan pada kekuatan
sinyal.
Keuntungan lain pada sistem ini selain sensor yang memiliki rentang efektifitas
sampai 100 meter adalah, sistem ini dapat diparalelkan hingga mencapai 640 alat sensor. Ini
merupakan rentang yang cukup luas untuk fasilitas. Alat-alat sensor yang dapat digunakan
juga bermacam-macam, mulai dari sensor laser, sensor kebakaran hingga kamera CCTV.
Sistem kontrol juga tidak terbatas pada penggunaan PC saja, tapi juga dapat diakses
melaui modem GSM (melalui handphone) berupa SMS atau e-Mail. Dengan menggunkan
kontrol seperti ini, orang-orang tertentu yang memiliki kewenangan khusus dapat mengakses
bangunan tanpa harus melapor langsung kepada petugas keamanan.
Berikut adalah sejumlah kelebihan system keamanan Gallery Master Security System:
•
Sensor tanpa kabel dengan rentang sonsor hingga 100 meter.
•
Baterai yang tahan lama hingga 3 tahun.
•
Sensor yang tidak dapat disentuh sembarangan karena memiliki Anti-touch
detection sehingga meningkatkan keamanan sensor itu sendiri daripenyusup.
•
Perangkat yang mengeluarkan bunyi.
•
Setiap sensor pada alarm akan tampil pada layar PC berikut status sensor
tersebut.
•
Pengendalian sistem keamanan melalui password berjenjang.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
•
Terdapat sistem peringatan terhadap kerusakan, pemotongan kabel dan
kelemahan sinyal.
•
Kontrol keamanan yang dapat diakses melaui pager, handphone.
Sensor / Detector
Terdapat sejumlah jenis sensor yang dapat dipasangkan pada perangkat ini.
Diantaranya adalah sensor hentakan, sensor suara , sensor infrared, alarm penyerangan, dan
juga terdapat sensor berat. Sensor-sensor ini memiliki dimensi yang sangat kecil sehingga
dapat sisipkan diantara celah benda koleksi ataupun dibalik bingkai photo, jadi akan sangat
tersembunyi.
Sensor Hentakan
Sensor Suara
Sensor Serangan
Sensor Berat
Sensor Inframerah
Sensor Anti-touch
Gambar 4.3 Jenis sensor
Sistem Keamanan Laser
System keamanan dengan menggunakan laser merupakan salah satu sistem keamanan
yang cukup efektif. Sebelum menentukan tingkatan panjang gelombang dan intensitas laser,
alat ini telah disesuaikan sehingga akan mengeluarkan spektrum panjang gelombang yang
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
dapat menciptakan tampilan kerusakan secara temporal, atau juga dapat menunjukkan
tingkat gangguan. Alat ini membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung seperti tempat
penempatan alat yang mampu menjamin keselamatan elemen yang terdapat didalamnya.
Selain itu tempat penempatannya harus juga menyediakan sumber tenaga dan juga memiliki
sudut terbaik untuk dapat memancarkan cahaya laser. Selain itu juga harus memiliki
sejumlah koneksi kesistem keamanan lain seperti remote kontrol ataupun sistem keamanan
dengan menggunakan kamera. Dalam mendeteksi penyusup, alat keamanan laser ini akan
bekerja dengan merusak sistem penglihatan penyusup tersebut dengan menciptakan efekefek cahaya yang menyilaukan sehingga para petugas keamanan dapat mengambil tindakan
responsif terhadap para penyusup.
4.3.5. Penerapan System Pencahayaan
Pencahayaan Gedung
Penggunaan lampu otomatis pada Medan Local TV Station merupakan salah satu
penerapan tema high-tech pada bangunan. Lampu otomatis yang digunakan adalah lampu
dengan metode aktivasi dengan sensor cahaya. Sirkuit yang diaktifkan dengan sensor cahaya
akan mendeteksi kekurangan cahaya. Sirkuit yang berisi seperangkat alat pendeteksi cahaya
ini akan menciptakan sinyal yang akan disampaikan melalui phototransistor sebagai sensor
cahaya. Dengan perangkat ini intensitas penerangan yang dibutuhkan di dalam bangunan
akan secara otomatis disesuaikan oleh alat kontrol ini.
Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis
Sedangkan sistem pencahayaan objek koleksi dilakukan dengan sistem pencahayaan
spotlight maupun sistem pencahayaan setempat.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
4.4. Studi Banding Tema Sejenis
A. Llyod’s Building
London, Inggris, 1991 – 1994.
 Tipe Bangunan
: Firma Asuransi
 Arsitek
: Richard Rogers
 Deskripsi Bangunan :
Bangunan ini merupakan salah satu karya
Richard Rogers yang terkenal di London dengan
konsep high tech nya.
Bangunan ini selesai di bangun pada
tahun 1986. Letak bangunan adalah di persimpangan
jalan yang terkenal di kota London. Jika kita berjalan
di sebelah jalan ini maka kita dapat langsung melihat
bagian fasad dan atrium yang berkilau akibat lapisan
panel baja.
Aspek perancangan perancangan yang
Gambar 4.5. Lloyd’s Building
sangat penting pada bangunan ini adalah fleksibilitas.
Bangunan di desain dengan ruangan yang terpusat
pada atrium. Semua area servisnya seperti toilet, tangga, pintu masuk, lift dan kolom
ditempatkan di luar bangunan dalam 6 tower vertical.
Gambar 4.6 Fasade Lloyd’s Building
Bangunan ini terdiri dari 12 lantai disebelah utara dan 6 lantai di sebelah selatan,
sehingga menciptakan lantai yang bertingkat-tingkat. Ke-12 lifnya di susun di luar bangunan,
sedangkan transportasi di dalam bangunan dilakukan dengan escalator pusat yang ada di
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 4.7 Suasana Lobby
Gambar 4.8 Entrance Lloyd’s Building
atrium bangunan tersebut. Area servis berdiri bebas di luar massa bangunan. Lift yang
terpusat ini mendukung bangunan utama pada kolom luar yang memberikan ruang bebas
tanpa envelope penutup dan meminimalkan peraturan penggunaannya. Sedangkan pipa
ventilasi vertikal dan horizontal utamanya juga diletakkan di luar dengan alasan yang sama.
B. Hongkong Shanghai Bank
Hongkong, Cina, 1979 – 1986.
 Tipe Bangunan : Bank
 Arsitek
: Norman Foster
 Deskripsi Bangunan:
Pada site dengan luas 5000 m2 dan terletak
pada tempat yang strategis yaitu di pusat statue
square, Central District. Tower ini memiliki ketinggian
178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai diatas sebuah plaza
yang terletak dilantai dasar, dan empat lantai yang
terletak di bawah tanah.
Struktur
baja
yang
menyelimuti
sisi
bangunan menimbulkan ekspresi dengan memberikan
lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver
Gambar 4.9 Hongkong Shanghai bank
metalik yang di padu dengan tangkapan angin
berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian 52 m, dan di
desain untuk dapat menampung 3.500 orang.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Bangunan ini merupakan bangunan yang paling mahal di bangun, hal ini di
akibatkan semakin mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan
tingginya tingkat fleksibilitasnya ketika Bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun
1995 dalam waktu kurang dari 6 minggu.
Pedestrian bagi public terletak 12 m di bawah bangunan, hal ini di tujukan untuk
mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan suatu hal yang dapat diperhatikan di kota.
Menghubungkan antara public space dengan lingkungan perkotaan. Sepasang askalator
menandakan perubahan yang baik seperti yang di buat pada bangunan Willis Faber & Dumas
Offices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. (Joidido, Philip. Sir
Norman Foster, 1997).
Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara fungsi public dan privat.
Peninggian bangunan sebanyak 12 m memberikan public space, kemudian escalator menuju
hall utama bank menciptakan semi public space dengan atrium berlantai 10. mengenai
penyelesaian desain, Foster menekankan pada “Sinar matahari yang dimasukkan kedalam
jantung dari hall atrium, kemudian di tangkap oleh atap kaca dari plaza yang selanjutnya
dipantulkan kembali. Pada malam hari keadaan ini menjadi terbalik, dimana cahaya
memancar dari bawah dan plaza tersebut akan terlihat seperti garis-garis kristal atau
permata.
Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan
masalah arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai
daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsure-unsur dari luar bangunan
yang mampu menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan dilakukan untuk menghasilkan
suatu public space dibawahnya, desain gondola juga menghadirkan kesatuan bangunan secara
keseluruhan.
C. British Pavilion, Seville, Spanyol.
 Konstruksi bangunan
: 1992
 Arsitek
: Nicholas Grimsaw
 Desain struktur : Ove Arup
 Sistem struktur :Rangka Ruang
 Bahan struktur
: Baja(profil O)
 Struktur lantai
: Precast Floor
 Selubung bangunan
: Kaca sintesis
 Deskripsi bangunan
:
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Pavilion ini dibangun didalam kompleks Expo SevilleSpanyol sebagai perwujudan dari sayembara yang diadakan
tahun 1989.
Bangunan ini terdiri dari empat lantai dimana setiap
lantai dihubungkan oleh eskalator dan lift yang diaktifkan oleh
energi listrik dari panel sel solar diatas bangunan. Struktur
utama bangunan ini menggunakan struktur rangka ruang
dengan modul struktur 40 x 7 m. Balok-balok lantai diletakkan
Gambar 4.10 British Pavilion
sejajar setiap jarak 7 m memanjang sampai 40 m terhadap kolom pada sisi lainnya sehingga
pembebanan
yang
diterima
balok
merupakan
pembebanan satu arah. Bagian atap didesain untuk
memikul beban struktur panel sel solar dan bagian
selubung bangunan menggunakan kaca sintesis.
Bangunan
ini
didesain
dengan
mempertimbangkan keadaan iklim setempat yaitu 45º
C dan mengurangi penggunaan energi yang mengemisi
Gambar 4.11 Tabir Air
karbon dioksida. Strategi rancangan yang digunakan
untuk mengantisipasi pemanasan global dalam ruangan adalah dengan menggunakan tabir
air pada dinding sebelah timur dengan tujuan untuk mengurangi radiasi panas matahari yang
masuk kedalam ruangan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami siang hari.
Tabir air dijatuhkan pada dinding atas bangunan mengalir
keseluruh dinding dinding kaca sepanjang 70 m ke kolam didasar
bangunan. Penggunaan tabir air ini dapat menurunkan suhu air
dalam ruangan sebesar 10º C dan menambah kelembaban udara
dalam lingkungan sekitar pavilion. Dinding kaca yang digunakan
sebagai selubung bangunan merupakan jenis kaca toughoned
glass dimana sekitar 20 % bahannya terbuat dari komponen
Gambar 4.12 Interior Bangunan
keramik yang berfungsi untuk mengurangi radiasi panas
matahari kedalam bangunan.
Pada sisi barat dinding bangunan dilapisi kontainer berisi air yang berfungsi sebagai
penyerap panas matahari pada sore hari. Panas yang diserap dalam kontainer pada siang hari
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
dipergunakan sebagai pemanas ruangan pada malam hari dan juga untuk memenuhi
kebutuhan air hangat dalam bangunan.
Pada sisi bangunan sebelah utara dan
selatan diberi lembaran kaca semitransparan
melengkung yang diperkuat oleh konstruksi baja.
Selain sebagai elemen estetika bangunan yang
menyerupai layar kapal sebagai simbol kejayaan
Inggris dilaut juga berfungsi untuk mengurangi
emisi panas matahari pada sisi utara-selatan
bangunan dan sekaligus untuk entrance bangunan
Gambar 4.13 Fasade Bangunan
kearah tangga darurat dan lift bangunan yang
berada disisi sebelah utara selatan bangunan.
Pada bagian atap bangunan terdapat 1.040 unit panel sel solar yang membentuk
seperti sederetan layar kapal. Panel sel solar ini mampu menghasilkan 46 Kwh daya listrik
yang digunakan untuk sebagian besar keperluan bangunan. Konstruksi sel panel solar ini
diletakkan sedemikian rupa mengikuti modul kolom bangunan yaitu setiap jarak 7 m,
sehingga dapat melindungi atap dari radiasi panas matahari dari arah selatan bangunan. Hasil
yang diperoleh dari penggunaan sel solar ini adalah menurunnya penggunaan energi listrik
sebesar 30 % lebih rendah dibandingkan dengan energi yang seharusnya digunakan oleh
bangunan yang dirancang tanpa mengikuti metode perencanaan bangunan hemat energi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 5
ANALISA PERANCANGAN
5.1 Analisa Lokasi
Site terdapat pada persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asrama , kecamatan Medan
Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
SITE
Jl. Asrama
Jl. Jend. Gatot Subroto
Gambar 5.1. Peta lokasi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.1 Analisa kondisi tapak dan lingkungan
Lokasi
Lokasi site berada pada
Jl. Gatot Subroto
SITE
Kelurahan Sei Sikambing
Kecamatan Medan Helvetia
Kotamadya Medan
Berdasarkan RUTRK Medan kecamatan
Medan Helvetia yang merupakan bagian
Gambar 5.2. Peta lokasi
WPP E memang dialokasikan untuk daerah
pengembangan
komersil,
pemukiman
perdagangan dan rekreasi. Terdapat Pekan
Raya Sumatera Utara di sekitar site yang
dapat menjadi
generator aktifitas di
sekitar site.
Tanggapan:
Posisi site berada pada jalur lingkar luar yang dapat
diakses dengan mudah baik dengan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum.
Gambar 5.3. Fungsi di sekitar site
Keluaran:
Ide peletakan Stasiun Televisi Lokal dapat diterapkan pada site di kawasan komersil ini.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
Batas-batas bangunan sekitar
Sebelah barat berbatasan
dengan tanah kosong dan
Batas utara permukiman
pom bensin
dan tanah kosong
SITE
Batas timur permukiman dan PRSU
Gambar 5.4. Batas-batas site
Tanggapan:
Bangunan di sekitar site memiliki fungsi yang beragam, perumahan, komersil, kantor dan yang
nantinya diharapkan dapat saling mendukung dengan fungsi Medan Cinema Building.
T d
j
P k
R
S
U
d
j di
Gambar 5.5. PRSU dan Kantor Samsung
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
k ifi
d
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan
SITE
Gambar 5.6. Lokasi site
•
Pada RUTRK, Kecamatan Medan Helvetia merupakan bagian WPP E yang merupakan kawasan
komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya hiburan dan rekreasi.
•
Unsur potensial utama site adalah:
1. Terletak di daerah sub urban
•
2.
Berada di jalan lingkar luar
3.
Transportasi yang lancar dan baik
4.
Luas site ±17.000 m²
Rata-rata ketinggian bangunan 3-5 lantai kecuali
Pekan Raya Sumatera Utara dengan
monumentnya yang menjulang tinggi sebagai landmark
Sky line dari jl. Gatot Subroto
Tanggapan:
Gambar 5.7. Skyline jl. Gatot Subroto
• Site tersebut merupakan daerah yang
potensial untuk fungsi komersil, aktifitas
perdagangan banyak terjadi di kawasan ini,
lalu lintas dari daerah di seluruh penjuru
kota mudah datang dan pergi ke daerah ini,
selain itu terdapat fungsi penunjang di
sekitar site yang dapat mendukung potensi
site.
• Ketinggian lantai bangunan sekitar berkisar
3-5 lantai
Keluaran:
Bangunan yang akan dirancang memiliki
ketinggian berkisar 3-5 lantai agar
konteks dengan lingkungan sekitar.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.3. Peraturan
Peraturan yang berlaku di daerah site:
• Berdasarkan RUTRK Medan, daerah Medan Helvetia merupakan bagian WPP Edan SPK E yang
dialokasikan untuk pusat kegiatan komersil terutama hiburan dan rekreasi.
• Bulk (ketebalan bangunan)
KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) 60 %.
• KLB (Koefisien Lantai Bangunan) 4 lantai
• GSB ( Garis Sempadan Bangunan) = ½ x n + 1
Jl. Gatot Subroto
(½ x 18) + 1 = 10m
Jl. Asrama
(½ x 18) + 1 = 10m
Jl. Ampera I (½ x 6) + 1 = 4m
Tanggapan:
Dengan KDB 60% akan menciptakan
ruang luar yang dapat digunakan oleh
pejalan kaki dan taman.
Tanggapan:
GSB dapat digunakan untuk:
• Parkir
• Akses pejalan kaki dan kendaran
5.1.4. Karakter Lingkungan
Karakteristik di sekitar site sedang dalam pembangunan
menjadi kawasan komersil. Bangunan sekitar sudah
banyak berlanggam modern, dengan massa bangunan
yang tinggi dan besar, sirkulasi ramai hingga malam hari.
Gambar 5.8. Lingkungan Sekitar
Sumber : Observasi
Tanggapan
Daerah ini ramai baik siang maupun
malam hari, akses ke daerah ini
mudah, baik kendaraan umum
maupun pribadi.
Keluaran:
Pada site dibuat fungsi yang dapat hidup
sampai
malam
hari
bahkan
dapat
menghidupkan aktifitas daerah sekitar hingga
malam hari.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
© 2008
5.1.5.. Analisa Pencapaian
Pencapaian dari jl. Asrama
dilalui kendaraan umum dan
pribadi
Tanggapan:
• Jalan ini merupakan jalan
besar tanpa pembatas jalan
dan tidak macet
• Cocok untuk entrance para
pengunjung yang datang
dengan kren-daraan pribadi
Keluaran:
Dibuat entrance utama dari
daerah ini
Pencapaian dari jl.Gatot Subroto,
dilalui kendaraan pribadi dan umum
Tanggapan:
Akses ke site bagi pengguna
kendaraan umum mudah melalui
jalan ini, banyak kendaraan umum
yang lewat
Keluaran:
• Entrance untuk pengunjung yang
berjalan kaki atau kendaraan umum
melalui jalan ini.
• Pintu keluar untuk kendaraan
roda 4 dari daerah ini.
Helvetia,
Belawan
Binjai
Pusat Kota
Sunggal,
Johor,
Polonia,
Amplas
Persimpangan besar
dengan tingkat
kepadatan yang relatif
sedang
Gambar 5.9. Analisa Pencapaian
Lalu lintas di sekitar site termasuk lalu lintas yang padat, terkadang macet di simpang lampu
merah pada jam pergi dan pulang kantor. Kemacetan hanya disebabkan oleh ketidak disiplinan
pengguna kendaraan khususnya angkutan umum.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.6. Analisa Sirkulasi
1. Sirkulasi Kendaraan
Jl. Asrama, lebar jalan 20m, sirkulasi
kendaraan
dua
arah,
dilalui
kendaraan umum dan pribadi, baik
SITE
Jl.Gatot Subroto, lebar jalan 18m.
Sirkulasi
dua
arah,
dilalui
kendaraan umum dan pribadi,
Gambar 5.10. Analisa Sirkulasi kendaraan
Tanggapan:
Sirkulasi kendaraan ramai pada siang dan malam hari, akses dari dan ke bangunan
mudah dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Entrance utama pada jl.
Asrama dan entrance sekunder pada jl. Gatot Subroto.
Keluaran:
• Entrance untuk pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dibuat mencoak
kedalam agar tidak mengganggu jalur sirkulasi kendaraan di jl. Gatot subroto.
• Dibuat pemisahan entrance roda 4, roda 2 dan pejalan kaki agar tidak terjadi
persilangan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
2. Sirkulasi Pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Asrama tidak ramai.
Tanggapan:
Jalur sirkulasi pejalan kaki dari dan ke bangunan cocok dari jalan ini, karena
pengunjung yang dating dan pulang dengan kendaraan umum akan menunggu
kendaraan umum yang lewat di jalan ini
Keluaran:
• Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari bangunan ke tempat pember-hentian
kendaraan umum dengan menggunakan selasar atau penutup dari hujan dan
panas
• Dipisahkan dengan entrance kendaraan
SITE
Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Gatot Subroto
cukup ramai.Pejalan kaki berasal dari daerah
sekitar, dengan jalur sirkulasi di sepinggir jalan
dengan trotoar.
Tanggapan:
Jalur sirkulasi ke bangunan cocok dari jalan
ini, karena pengguna yang datang dengan
kendaraan umum akan berjalan kaki menuju
bangunan dari daerah ini
Keluaran:
Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari tempat
pemberhentian
kendaraan
umum
ke
bangunan dengan menggunakan selasar atau
penutup dari hujan dan panas atau dengan
jalur penyeberangan
Gambar 5.11. Analisa Sirkulasi pejalan kaki
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
© 2008
5.1.7. Analisa View
1. Dari site:
Ke
arah
utara:
permukiman, Baik ++
Ke arah barat: pom
bensin
dan
tanah
kosong, dengn jalan
yang besar dan cukup
ramai dilalui kendaraan.
baik +++
SITE
Ke arah timur, ruko dan PRSU
baik +++
Ke arah selatan: pertokoan
dan tanah kosong, dengan
jalan gatot subroto yang
besar dan ramai .
Baik +++
Gambar 5.12. Analisa View dari site
Tanggapan:
View ke semua arah baik terutama ke arah timur, barat dan selatan, mungkin
Keluaran:
Bentukan massa bangunan yang berorientasi ke arah, barat dan selatan site
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
orientasi
MEDAN LOCAL TV STATION
2. Ke site:
Dari arah utara,perumahan baik ++
Dari arah barat: tanah
kosong dan pom bensin,
jl. Asrama, merupakan
jalan yang besar dan
ramai dilalui kendaraan.
baik +++
SITE
Dari
arah
timur:
pertokoan
dan PRSU
Baik ++
Dari arah selatan:
Ruko dan tanah kosong, dilewati jl. Gatot
subroto yang ramai banyak view ke site ,
Baik +++
Gambar 5.13. Analisa View ke site
Tanggapan:
View dari semua arah baik terutama ke arah utara, barat dan selatan, façade bangunan yang
menghadap point +++ diolah dengan maksimal karena view ke dalam bangunan paling banyak
Keluaran:
Façade bangunan diolah dengan maksimal dan memberi kesan yang menarik dan
mengundang pengunjung
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.8. Analisa Orientasi
SITE
Gambar 5.14. Analisa Orientasi
View ke semua arah dari site baik namun paling baik ke arah utara, barat dan selatan
Tanggapan:
Orientasi bangunan ke semua arah namun lebih diorientasikan ke arah barat dan
selatan dengan membuat entrance ke bangunan
Keluaran:
• Façade bangunan pada arah barat dan selatan di olah maksimal sesuai dengan style
bangunan yang menarik
• Entrance bangunan dibuat dari arah barat dan selatan site
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan
Permukiman Penduduk
K
O
M
p
L
E
K
S
J
L.
A
S
R
A
M
A
R
U
K
O
Taman
(penghijauan)
Persimpangan
Jl. Gatot Subroto
Sangat Bising
Bising
Gambar 5.15. Analisa Kebisingan
Tidak terlalu Bising
TANGGAPAN :
• Pada daerah yang tingkat kebisingaan tinggi ditanam pepohonan agar suara dapat dihambat
oleh tanaman tersebut.
• Massa bangunan dibuat agak menjorok kebelakang untuk mengurangi tingkat kebisingan pada
site.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.2 Analisa Kegiatan
5.2.1 Struktur Skematik Organisasi
Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi
5.2.2 Pengelompokan Ruang
5.2.2.1 Pengelola
● Pimpinan
:
- Direktur Utama
- Direktur
- Dewan Komisaris
● Bag. Keuangan
● Bag. Marketing :
- Bag. Penjualan
- Bag. Traffic
- Bag. Service
● Bag. Personalia
● Bag. Penyiaran
5.2.2.2 Teknik Produksi / Central Technical Area ( CTA )
●
R. Operator Peralatan Kontrol
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
●
R. Kameraman
●
R. VTR
●
R. Kontrol Program
●
R. Telecine
●
R. Transmisi
●
R. Master Control
●
R. Sound Lock
●
R. Maintenance
●
R. Editing
●
R. Peralatan Telepon
●
R. Generator Graphic (CG)
●
R. Film Recording
●
R. Video Cartridges
●
R. Equipment
5.2.2.3 Produksi
●
Studio Televisi
-
Panggung
-
R. Rehearsal
-
R. Tunggu
-
R. Pakaian
-
R. Ganti ( individual / grup )
-
R. Rias
-
Green Room
-
R. Serbaguna
-
R. Istirahat Artis
-
R. Istirahat Karyawan
-
R. Penyimpanan akhir untuk dekorasi dan properti
-
R. Penyimpanan kamera, microphone, lighting
●
R. Dekorasi
-
R. Fotocopy dan Bluepinting
-
R. Perancang
-
R. Pengecatan
-
Bengkel
-
R. Elektrik Panggung
-
R. Penyimpanan Dekorasi dan Properti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
-
R. Pembuangan
●
R. Kru Panggung
●
R. Penyiar
●
Laboratorium Film
●
R. Penyimpanan Film
●
R. Sound Effect
●
R. Music Origination
●
Viewing / Screening Room
●
Fasilitas Liputan Luar
●
-
Garasi OB. Van
-
R. Maintenance OB. Van
Ruang Echo
5.2.2.4 Prasanara
●
R. ME
●
R. AHU
●
R. Chiller
●
R. Reservoir & Pompa
●
R. Penampungan Air Bersih
●
R. Penampungan Air Kotor
●
R. PABX
●
R. Mesin Lift
●
Area Helipad
●
R. Janitor
●
Bengkel
●
R. Teknisi
●
Gudang Spare-part
●
R. Bahan Bakar
5.2.2.5 Pemberitaan
●
Studio Berita
●
Studio Berita Khusus
●
R. Perpustakaan & Arsip
●
R. Graphic Art
●
R. Editor
●
R. Kontrol
●
R. Produser
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
●
R. Reporter
5.2.2.6 Programming
●
R. Program Drama
●
R. Program Musik & Hiburan
●
R. Pengatur Iklan
●
R. Jadwal
●
R. Produser
●
R. Sutradara
●
R. Kasting
●
R. Skenario
●
R. Program Liputan Khusus
●
R. Pengawas Arus Lalu Lintas
●
R. Rapat
●
R. Arsip
5.2.2.7 Sarana Penunjang
●
Kafetaria
●
R. Pengobatan Darurat
●
Perpustakaan
●
Kantor Sewa / Retail
●
Warung Telekomunikasi
●
Warung Internet
●
Musholla
●
R. Serbaguna
●
R. Istirahat
●
R. Fotocopy
●
R. Security
●
R. Loker
●
Toilet Umum / KM
●
R. Istirahat Pegawai
●
Area Parkir :
-
pengelola stasiun
-
pengunjung bisnis seperti pelanggan, artis, sponsor
-
penonton studio
-
publik umum (tur yang dipandu, anak sekolah)
-
kendaraan stasiun
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008
MEDAN LOCAL TV STATION
5.3.
© 2008
Analisa Pelaku Kegiatan
KELOMPOK
RUANG
RUANG
PENGGUNA
Direktur Utama
Pimpinan
Direktur
Pengelola
Dewan Komisaris
Sekretaris
Ka. Bid. Keuangan
Bagian Keuangan
Staff
KEGIATAN
SUB RUANG
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menerima tamu
●
ruang tamu
●
istirahat
●
R. istirahat
●
buang air
●
KM / Toilet
●
menunggu
●
R. Tunggu
●
rapat
●
R Rapat
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menerima tamu
●
ruang tamu
●
buang air
●
KM / toilet
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menerima tamu
●
ruang tamu
●
buang air
●
KM / Toilet
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
lobby
KARAKTER
RUANG
SIFAT
Privat
Privat
Privat
Semi Publik
●
duduk, membaca, bekerja
●
R. Ka. Keuangan
●
bekerja
●
R. Kerja
●
menyimpan berkas
●
R. Arsip
Privat
80
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Ka. Bid. Marketing
Bag. Penjualan
Bagian Marketing
Bag. Traffic
●
duduk, membaca, bekerja
●
R. Ka. Marketing
●
mengurus masuknya iklan
●
R. Karyawan
●
mengurus jadwal tayangan
●
R. Traffic
© 2008
Privat
Semi Privat
Semi Privat
iklan
Bag. Service
Staff
Pengelola
Ka. Bid. Personalia
Personalia &
Administrasi
Staff
Ka. Bid. Penyiaran
Penyiaran
Staff
Ka. Pengawas Teknik
Teknik Produksi
Pimpinan
R. Koord. Teknik
●
mengurus durasi iklan
●
R. Service
●
bekerja
●
R. Kerja
●
menyimpan berkas
●
R. Arsip
●
duduk, membaca, bekerja
●
Area Kerja
●
menerima tamu
●
R. Tamu
●
menunggu
●
R. Tunggu
●
bekerja
●
R. Kerja
●
menyimpan berkas
●
R. Arsip
●
duduk, membaca, bekerja
●
R. Ka. Marketing
●
bekerja
●
R. Kerja
●
menyimpan berkas
●
R. Arsip
●
duduk, membaca, bekerja
●
Area Kerja
●
menerima tamu
●
R. Tamu
●
duduk, membaca, bekerja
●
Area Kerja
●
menerima tamu
●
R. Tamu
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Privat
Semi Privat
Semi Privat
81
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
●
Pimpinan
R. VTR
Ruang
Kameramen
Staff
Kameraman
Ka. Kontrol Program
R. Kontrol
Program
Teknik Produksi
duduk, membaca, bekerja
Sekretaris
●
area kerja
●
R. Tunggu
Semi Privat
●
merekam hasil kontrol
●
area kerja
●
duduk
●
ruang tamu
●
mengatur letak kamera
●
area kamera
●
menunggu
●
R. Tunggu
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menunggu
●
R. Tunggu
●
mengontrol program siaran,
●
R. kontrol audio, video,
audio, video, lighting, swithing
Operator
Semi Privat
Semi Privat
lighting, swithing, penyiar
●
mengontrol lalu lintas siaran
Operator telecine
●
merekam siaran
●
area telecine
Pengunjung
●
menonton hasil rekaman siaran
●
area menonton
●
mengawasi transmisi siaran
●
area kerja
●
R. Tunggu
●
area transmisi
R. Telecine
Pengawas Transmisi
R. Transmisi
●
mengirim / menerima sinyal
© 2008
Semi Privat
Privat
Semi Privat
Semi Privat
Kru Tansmisi
Semi Privat
siaran
●
Master Control
Operator Sound
●
mengatur & mengontrol sound
meredam suara
●
●
area konsol audio
82
Semi Privat
r. sound lock
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Operator Video
Operator Lighting
Master Control
Switcher
Penyiar
Staff
Teknik Produksi
R. Maintenance
Teknisi
●
mengatur & mengontrol video
●
area konsol video
●
mengatur & mengontrol lighting
●
area konsol lighting
●
mengatur pergantian kamera
●
area konsol switching
●
mengatur & mengontrol siaran
●
r. penyiar
●
merekam siaran
●
area kerja
●
duduk
●
r. tunggu
●
menyimpan spare-part
●
gudang
●
memperbaiki spare-part
●
area workshop
●
mengedit hasil rekaman,
●
area editing
© 2008
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
menggabungkan 2 gambar
R. Editing
Editor
Semi Privat
menjadi 1 gambar
R. Peralatan
Telepon
Operator telepon
●
menunggu
●
r. tunggu
●
mengontrol arus telepon masuk
●
area telepon
●
area komputer
●
R. Generator
Graphic
Semi Privat
dan keluar
membuat gambar-gambar
grafik
Designer Grafis
Semi Privat
83
●
menunggu
●
area tunggu
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Operator Rekam
R. Film Recording
Pengunjung
R. Video
Cartridges
Staff
R. Equipment
Staff
●
merekam master siaran
●
area merekam
●
mengatur & mengontrol video
●
area konsol video
●
menonton hasil rekaman
●
r. gelap
●
r. menonton
●
area penyimpanan
●
area penyimpanan
●
panggung
●
r. rehearsal
●
r. pakaian / ganti
●
mengatur penyimpanan media
© 2008
Semi Privat
Semi Publik
Semi Privat
rekam seperti kaset, CD.
●
menyimpan peralatan
Privat
elektronik
●
melakukan akting, siaran,
Semi Publik
dialog
Penampil / Artis
●
melakukan latihan sebelum
Semi Publik
tampil
●
mengambil dan mengganti
Privat
pakaian
Produksi
●
mengganti pakaian
●
r. ganti
Privat
●
merias wajah
●
r. rias
Semi Publik
●
melatih artis-artis baru
●
green room
Semi Publik
●
mengadakan pertemuan
●
r. serbaguna
Semi Publik
Penonton
●
duduk, menonton acara
●
area menonton
Semi Publik
Kru
●
mengatur panggung
●
backstage
●
istirahat
●
r. istirahat
Studio
84
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Studio
R. Penyimpanan
Akhir
R. Penyimpanan
Kamera,
Microphone,
Lighting
Kru
●
menyimpan perlengkapan
●
r. loker
●
menyimpan peralatan dekorasi
●
area penyimpanan
© 2008
dan properti yang akan dipakai
Staff
Service
sebelum acara
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menyimpan peralatan kamera,
●
area penyimpanan
Staff
microphone, dan lighting yang
Service
akan dipakai untuk acara
●
memfotocopy dan blueprinting
●
r. fotocopy
●
merancang desain panggung
●
r. workshop
●
mengecat & melukis dekorasi
●
r. pengecatan
●
memperbaiki dekorasi yang
●
bengkel
rusak
R. Dekorasi
Produksi
Staff
Semi Privat
●
mengatur elektrik panggung
●
r. elektrik
●
menyimpan peralatan dekorasi
●
gudang material
●
r. pembuangan
●
r. developing
●
r. editing
dan properti
●
membuang dekorasi dan
properti yang tidak dipakai lagi
●
melakukan proses pasca
Semi Privat
produksi
Laboratorium film
●
mengedit hasil rekaman
85
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
●
menyimpan hasil rekaman
●
r. penyimpanan
siaran
Laboratorium film
R. Sound Effect
R. Music
Origination
Produksi
menunggu
●
r. tunggu
●
menambah sound effect pada
●
r. sound effect
hasil rekaman
R. Screening /
Preview
Semi Privat
●
menunggu
●
area tunggu
●
menambah musik latar dalam
●
area musik
Staff
Operator
Semi Privat
●
Staff
© 2008
hasil rekaman siaran
Semi Privat
●
menyimpan peralatan musik
●
r. peralatan musik
●
mengontrol peralatan preview
●
area kontrol
●
menunggu
●
r. tunggu
●
menonton presentasi atau hasil
●
area menonton
Semi Privat
Pengunjung, sponsor
Semi Publik
rekaman
Staff
Fasilitas OB. Van
●
memarkir OB Van
●
garasi
●
memperbaiki OB Van yang
●
r. maintenance
Teknisi
Semi Privat
Semi Privat
rusak
R. Echo
Prasarana
R. ME
Staff
Staff
●
mengatur suara echo
●
r. echo
●
mengontrol mekanikal elektrikal
●
r. ME
●
meletakkan genset
●
r. genset
Semi Privat
Service
86
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. AHU
Staff
●
mengontrol penghawaan buatan
●
r. AHU
Service
R. Chiller
Staff
●
mengatur peralatan AC sentral
●
r. chiller
Service
●
mengatur penyimpanan air
●
r. reservoir
●
meletakkan peralatan pompa
R. Reservoir &
Pompa
Staff
●
Prasarana
© 2008
R. Penampungan
Air Bersih
Staff
R. Penampungan
Air Kotor
Staff
R. PABX
Staff
Service
air
●
r. pompa
menampung air bersih
●
r. penampungan air bersih
Service
●
menampung air kotor
●
r. penampungan air kotor
Service
●
mengatur arus telepon keluar
●
r. PABX
Service
masuk
R. Mesin Lift
Staff
●
meletakkan mesin lift
●
R. Mesin Lift
Service
Helipad
Staff
●
mendaratkan helikopter
●
Helipad
Private
R. Janitor
Staff
●
meletakkan peralatan service
●
R. Janitor
Service
●
memperbaiki peralatan yang
●
Bengkel
Bengkel
Staff
Service
87
rusak
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
© 2008
R. Teknisi
Teknisi
●
memarkir OB Van
●
garasi
Gudang Sparepart
Staff
●
menyimpan spare-part peralatan
●
Gudang Sparepart
Service
R. Bahan Bakar
Staff
●
menyimpan bahan bakar
●
r. bahan bakar
Service
●
membaca berita / melakukan
●
r. berita / panggung
Semi Privat
Prasarana
dialog
Studio Berita
Pembaca Berita
Bintang Tamu
Penonton
Pemberitaan
Kru panggung
Studio Berita
Khusus
Pimpinan
R. Generator
Graphic
Designer Grafis
●
mengambil pakaian
●
r. pakaian
●
mengganti pakaian
●
r. ganti
●
merias wajah
●
r. rias
●
istirahat
●
r. istirahat
●
duduk, menonton acara
●
area menonton
●
mengatur panggung
●
backstage
●
istirahat
●
r. istirahat
●
menyimpan perlengkapan
●
r. loker
●
mengawasi jalannya siaran
berita
●
area kerja
●
menunggu / menerima tamu
●
r. tamu
●
rapat
●
r. rapat
●
buang air
●
KM / toilet
●
membuat gambar-gambar grafik
●
area komputer
●
menunggu
●
area tunggu
Semi Publik
Semi Publik
Semi Privat
Privat
88
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
●
mengedit hasil rekaman,
●
© 2008
area editing
menggabungkan 2 gambar
R. Editing
Editor
Semi Privat
menjadi 1 gambar
Ka. Kontrol Program
Pemberitaan
R. Kontrol
Program
●
menunggu
●
r. tunggu
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
mengontrol program siaran,
●
r. kontrol audio, video,
Operator
R. Produser
R. Reporter
Produser
Reporter
Pengunjung
Programmer
Perpustakaan
Karyawan
audio, video, lighting, swithing,
Privat
lighting, swithing,
●
mengontrol lalu lintas siaran
●
penyiar
●
menyusun acara berita
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
mengumpulkan hasil liputan
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
menitipkan tas
●
r. penitipan
●
mencari daftar buku / film / arsip
●
r. katalog
●
melihat buku
●
r. rak
●
membaca / menonton
●
r. baca / tonton
●
melihat referensi internet
●
r. komputer
●
mencatat peminjaman buku
●
r. pencatatan
●
membongkar kemasan
●
r. loading dock
Semi Privat
Privat
Semi Privat
Publik
89
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Program Drama
Produser Drama
R. Program Musik
& Hiburan
Produser Musik &
Hiburan
R. Pengatur Iklan
Pengawas Iklan
R. Jadwal
Koordinator Jadwal
R. Kontrol
Program
Programmer
Ka. Kontrol Program
Produser
R. Produser
Sutradara
R. Sutradara
Kru Kasting
Penonton
R. Kasting
Script-writer
Koordinaator Liputan
●
menyimpan perlengkapan
●
r. loker
●
menyusun acara berita
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
menyusun acara berita
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
mengatur lalu lintas iklan
●
r. iklan
●
mengatur jadwal acara siaran
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
memproduksi acara / program
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
merancang jalannya acara
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
mengkasting bakat-bakat baru
●
area kasting
●
duduk, menonton
●
r. menonton
●
menunggu
●
r. tunggu
●
menulis skenario
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
menyusun dan mengawasi
●
area kerja
© 2008
Privat
Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Privat
Privat
Semi Publik
Semi Privat
90
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Khusus
Reporter
Kameramen
© 2008
program liputan khusus
●
menunggu
●
r. tunggu
●
menyusun hasil liputan khusus
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
mengatur kamera yang akan
●
r. kameramen
Semi Privat
Semi Privat
dipakai untuk liputan
Programmer
R. Kasting
●
mengawasi jalannya acara
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
Seluruh Karyawan
●
melakukan rapat
●
r. rapat
Semi Privat
Karyawan
●
menyimpan arsip
●
r. arsip
Semi Privat
●
makan, minum, duduk, berbicara
●
area makan
●
minum minuman ringan
●
longue / bar
●
mencuci tangan
●
wastafel
●
buang air
●
KM / Toilet
●
memasak
●
dapur
●
menyediakan makanan
●
r. persiapan
●
menyimpan bahan makanan
●
gudang kering
●
gudang basah
Penagawas Acara
Pengunjung
Penunjang
Kafetaria
Semi Privat
Publik
kering
Karyawan
●
menyimpan bahan makanan
Semi Privat
basah
●
istirahat
●
r. istirahat
●
menyimpan perlengkapan
●
r. loker
91
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Penunjang
●
menerima pembayaran
●
area kasir
●
menitipkan tas
●
r. penitipan
●
mencari daftar buku / film / arsip
●
r. katalog
●
melihat buku
●
r. rak
●
membaca / menonton
●
r. baca / tonton
●
melihat referensi internet
●
r. komputer
●
mencatat peminjaman buku
●
r. pencatatan
●
membongkar kemasan
●
r. loading dock
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menunggu
●
r. tunggu
●
memeriksakan penyakit
●
area periksa
●
menunggu
●
r. tunggu
●
memeriksa pasien
●
area periksa
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
Perawat
●
membantu pekerjaan dokter
●
r. perawat
Semi Privat
Penyewa
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
Semi Privat
●
menelepon
●
area telepon
●
menunggu
●
r. tunggu
●
buang air
●
toilet
●
menerima pembayaran
●
area kasir
Kasir
Pengunjung
Perpustakaan
Karyawan
Pimpinan
Pasien
R. Pengobatan
Darurat
Kantor Sewa
Warung
Telekomunikasi
© 2008
Dokter
Pengunjung
Kasir
tenang,
bersih, rapi
Publik
Semi Privat
Semi Privat
Publik
Semi Privat
Publik
92
Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
●
melakukan surfing di internet
●
area telepon
●
menunggu
●
r. tunggu
●
buang air
●
toilet
Publik
●
menerima pembayaran
●
area kasir
Publik
●
melakukan ibadah
●
area ibadah
●
mengambil air wudhu
●
r. wudhu
●
buang air
●
toilet
Pengunjung
●
duduk, berbicara
●
area duduk
Publik
Karyawan
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
Semi Privat
Pengunjung /
Karyawan
●
istirahat
●
area istirahat
●
memfotocopy dan menjilid
●
area fotocopy
●
menunggu
●
r. tunggu
●
memfotocopy dan menjilid
●
area fotocopy
●
menerima pembayaran
●
r. kasir
●
menjaga keamanan
●
r. satpam
●
buang air
●
toilet
●
menyimpan perlengkapan
●
r. loker
●
buang air kecil
●
urinoir
●
buang air besar
●
toilet
●
mandi
●
kamar mandi
Warung Internet
Pengunjung
Warung Internet
Kasir
Musholla
Pengunjung /
Karyawan
R. Serbaguna
R. Istirahat
Penunjang
Pengunjung
R. Fotocopy
Karyawan
R. Security
R. Loker
Toilet Umum
© 2008
Satpam
Karyawan
Pengunjung
Karyawan
tenang, rapi,
teratur,
santai
Publik
Publik
Privat
Publik
Semi Privat
Semi Privat
Privat
Semi Publik
93
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
●
mencuci tangan
●
area wastafel
●
duduk, membaca, menunggu
●
r. tunggu
●
mencari informasi
●
r. informasi
●
menonton
●
video room
●
buang air
●
toilet / KM
●
duduk, membaca, bekerja
●
area resepsionis
●
mencari data di komputer
●
area komputer
●
duduk, membaca, bekerja
●
area kerja
●
menyimpan arsip
●
r. arsip
Pengelola Stasiun
●
memarkir kendaraan roda 2
●
area parkir roda 2
Pengunjung Bisnis
●
memarkir kendaraan roda 4
●
area parkir roda 4
Penonton Studio
●
memarkir bus
●
area parkir bus
Publik Umum
●
memarkir kendaraan stasiun
●
area parkir OB Van
Pengunjung
Resepsionis
Penunjang
Lobby Umum
Administrasi
Kendaraan Stasiun
© 2008
Publik
Semi Privat
Semi Privat
seperti bus, OB Van
94
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
JENIS FASILITAS
NAMA RUANG
KEBUTUHAN
RUANG
JUMLAH
STANDAR
KAPASITAS
LUAS
LUAS TOTAL
( m2 )
( m2 )
© 2008
SUMBER
95
5.4. Analisa Program Ruang
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
PENGELOLA
800 org
400
DA
3 m / org
2
9m
2
2 m / org
3 org
1 org
10 org
9
2
9m
20
1
1
1 m2 2/ org
0,72 m / org
10 org
6 unit
10 m2
4,32
AJM
DA
TSS
S
DA
1
8
9 m2
6
@ 1 org
9 m2
48
A
TSS
Lobby
1
0,5 m2 / org
R. Informasi
R. Kerja
R. Security
1
1
1
R. Tamu
RLobby
.Direktur
Utama
umum
Video room
R. Istirahat
Lavatory
2
FASILITAS
Luas Efektif
PENERIMA
Sirkulasi 30 % = 30 % x 481.32 m
481.32
2
R. Administrasi
© 2008
R. Kerja
1
R. Arsip
1
5 m2 / org
144.39
3
15
DA
9
S
Luas Efektif
24
Sirkulasi 30 % = 30 % x 24 m2
7,2
LUAS FASILITAS PENERIMA
625,71 m2
31,2 m2
656,91 m2
96
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
1
0,5 m2 / org
20
KM / WC
R. Kerja
1
3
4
9 m2
@ 1 org
4m
27 m2
R. Tamu
3
@ 10 org
42
30mm2
R. Tunggu
FASILITAS
PENGELOLA
R. Wakil Direktur
R. Direktur
KM / WC
10 m2
A
2
Luas efektif
1 m2 / org
2
DA
DA
2
S
2
3
Sirkulasi
20 % = 20 %4xm
42 m2
© 2008
12 m
m2
8,6
51 6 m2
DA
@ 1 org
69mm22
27
1 m / org
@ 10 org
30 m
2
S
3
9 m2
@ 1 org
27 m2
A
R. Tunggu
3
0,5 m / org
2
20 org
10 m
2
A
KM / WC
3
4 m2
R. Kerja
3
R. Tamu
3
R. Istirahat
Luas efektif 9 m2
2
DA
DA
12 m2
106 m2
Luas efektif
2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 106 m
2
21.2 m
127,2 m2
97
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 69 m
FASILITAS
PENGELOLA
R. Keuangan
R. Komisaris
R. Sekretaris
13,8 m
2
2
82,8 m
R. Kerja
R. Ka. Keuangan
5
1
9 m22
6m
@ 1 org
1 org
45 m22
6m
DA
R. Tamu
R. Staff
5
4
1 m2 / org
1,2 m2
@ 10 org
@ 1 org
50 m2
4,8 m2
S
DA
R. Istirahat
R. Tunggu
5
1
9m
2
0,5 m / org
@ 1 org
20 org
45 m2
10 m
KM / WC
R. Tamu
5
1
4m
0,5 m2 / org
10 org
20 m2
5 m
2
2
2
A
A
2
DA
S
Luas efektif
160 m2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 160 m2
32 m2
192 m2
R. Kerja
3
6 m2
@ 1 org
18 m2
DA
R. Tunggu
3
0,5 m2 / org
20 org
10 m2
A
Pantry
1
6 m2
6 m2
DA
Luas efektif
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34 m2
© 2008
34 m2
6,8 m2
2
40,8 m
98
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Rapat kecil
R. Ka. Personalia
FASILITAS
R. Personalia &
PENGELOLA
Administrasi
R. Marketing
R. Staff
R. Ka. Marketing
R. Tunggu
1
2
1,5 m / org
Luas efektif
6 m2
1
2
Sirkulasi
20 % = 201,2
% xm34,8
m2
4
11
2
0,5 m62 /morg
R. Staff
4
1,2 m
R. Penjualan
1
R. Traffic
2
6 org
9m
2
DA
1 org
2
34,8
6 m2 m
@ 1 org
2 2
6.96
4,8
mm
org
20 1org
© 2008
2
106mm2
DA
DA
41 76
2
DA
A
DA
2
@ 1 org
4,8 m
9 m2
1 org
9 m2
S
1
9 m2
1 org
9 m2
S
R. Service
1
9 m2
1 org
9 m2
S
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
20 org
10 m2
A
R. Tamu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
S
R. Rapat kecil
1
1,5 m2 / org
8 org
12 m2
DA
Luas efektif
74,8 m2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 74.8 m2
14,96 m2
104 72
2
99
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Tamu
R. Rapat kecil
R. Ka. Teknik
FASILITAS
TEKNIK
PRODUKSI
R. Ka Pengawas
Teknik
R. Penyiaran
R. Rapat Dewan
0,5 m / org
1
2
R. Tamu
R. Asist. Ka
1,5 m / org
6 m2
Luas efektif
2
1
0,5 m / org
1
2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m
1
6 m2
R. Ka. Penyiaran
R. Staff
1
R. Staff
R. Tunggu
4
R. Tunggu
1
R. Tamu
R. Rapat kecil
R. Rapat
2
1
2
2
6m 2
1,2 m
1
1,2 m2
0,5 m / org
2
10 org
6 org
1 org
10 org
1 org
1 org
@ 1 org
© 2008
2
S
2
DA
S
5 m
9m 2
6m
2
34,8 m 2
5 m
S
m22
6,96
6m
S
DA
DA
DA
A
A
2
6m 2
4,8 m
2
@ 1 org
10 org
4,8 m 2
5m
0,5 m / org
2
20 org
10 m
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
S
1
1,5 m2 / org
6 org
9 m2
DA
2
Luas efektif
34,8 m2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m2
6.96 m2
1
2
2 m / org
Sirkulasi 20 % = 20 % x 100 m2
LUAS FASILITAS PENGELOLA
50
100 m
2
41,76 m
2
20 m2
DA
2
120 m
844,4 m2
100
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Luas efektif
FASILITAS
R. Kameraman
TEKNIK
R. Koordinator
Teknik
R. VTR
R. Kerja
26,8m
2
2
1 20 % = 20 % 6x m
Sirkulasi
26,8m
2
0,5 6mm
/2 org
1 org
© 2008
2
2 2
6 mm
5,36
TSS
32 16
2
AS
10
org
1 org
2
2
5
6m
m
@ 1 org
2
11 m
4,8
m2
DA
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
2
10 org
5m
2
S
R.
TungguTeknik
R. Koord.
1
1
R. Staff
4
R. Tunggu
1
R. Tamu
1
0,5 m / org
Luas efektif1,2 m2
2
Luas efektif
20,8 m
Sirkulasi 20 % = 20 % x 20,8 m2
4,16 m2
Peralatan VTR
1
1,2 m2
8 unit
9,6 m2
TSS
R. Staff
2
1,2 m2
@ 1 org
4,8 m2
DA
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
S
2
Luas efektif
19,4 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 19,4 m2
5,82 m2
101
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
PRODUKSI
FASILITAS
2
3,3 m
2
m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 11 m
R. Transmisi
R. Kontrol Program
R. Telecine
2
m2
2
2
14 4 m
R. Ka. Kontrol
R. Ka. Transmisi
R. Tamu
1
1
1
6
6m
2
0,5 m / org
1 org
1 org
10 org
6
6m
2
5m
DA
DA
A
R. Konsol Video
1
4 m2 / unit
1 unit
4 m2
TSS
R. Konsol Audio
1
4 m2 / unit
1 unit
4 m2
TSS
R. Konsol Lighting
1
4 m / unit
2
1 unit
4m
2
TSS
R. Kontol Switcher
1
4 m / unit
2
1 unit
4m
2
TSS
R. Sound Lock
2
6 m2
R. Penyiar
1
6 m2
1 org
12 m2
TSS
6 m2
TSS
Luas efektif
45 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 45 m2
13,5 m2
2
5m
© 2008
2
58 5 m2
DA
R. Proyektor
1
5m
R. Preview
1
1 m2
100 org
100 m2
DA
R. Rekam
1
4 m2 / unit
2 unit
8 m2
DA
Luas efektif
113 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 113 m2
33.9 m2
146,9 m2
102
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
TEKNIK
PRODUKSI
FASILITAS
R. Tamu
R. Maintenance
1
2
0,5 m / org
R. Transmisi
R. Workshop
R. Staff
1
1
4
4 m / unit
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
1,2 m
2
S
2
m2
@ 1 org
16
20 m
2
4,8 m
TSS
TSS
DA
10 org
5 m2
A
10 org
2
4 unit
2
© 2008
5m
36,8 m2
Luas efektif
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 36.8 m
11,04 m
2
2
R. Master
Control
R. Ka. Kontrol
1
9m
R. Tamu
1
R. Asisten
2
2
1 org
9m
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
S
1
6 m2
1 org
6 m2
DA
R. Konsol Video
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Konsol Audio
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Konsol Lighting
1
4 m / unit
4 unit
16 m
2
TSS
R. Kontol Switcher
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Sound Lock
2
6 m2
12 m2
TSS
R. Penyiar
1
6 m2
6 m2
TSS
2
1 org
Luas efektif
102 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 102 m2
30,6 m2
DA
132,6 m2
103
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
R. Generator
R. Editing
R. Peralatan
Telepon
Gudang
1
R.
Teknisi
R. Operator
4
1
2
4 1,2
m /morg
2
@4 1org
org
20 m2
TSS
2
DA
S
4,8
m2
16 m
2
Luas efektif
44,8 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 44,8 m2
13,44 m2
R. Editing 1
1
4 m2 / unit
6 unit
24 m2
TSS
R. Editing 2
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Editing 3
1
4 m / unit
3 unit
12 m
2
TSS
R. Software
1
R. Tunggu
1
2
0,5 m2 / org
10 org
© 2008
6 m2
A
5 m2
A
2
Luas efektif
63 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 63 m2
18.9 m2
81,9 m2
R. Operator
1
4 m2 / org
4 org
16 m2
TSS
R. Teknisi
2
1,2 m2
@ 1 org
2,4 m2
A
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
Luas efektif
23,4 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 23,4 m2
7,02 m2
30,42 m2
104
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
R. Equipment
R. Software
1
Tunggu
R. Penyimpanan
1
6 m2
2
0,5 m / org
10 org
Luas efektif
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
R. Film Recording
R. Video Cartridges
2
4 org
16 m
2
2 unit
8m
1
4 m / org
R. Konsol Video
1
4 m / unit
R. Gelap
1
R. Menonton
1
30 org
2
2
TSS
30 m2
TSS
74 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 74 m2
22,2 m2
1
R. Staff
1
1,2 m2/ org
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
TSS
2
Luas efektif
R. Penyimpanan
DA
2
20 m
1 m2
A
TSS
2
8,1 m
2
R. Rekam
A
5m
40
m2
27 m
© 2008
96,2 m2
40 m2
TSS
@ 2 org
2,4 m2
A
10 org
5 m2
A
Luas efektif
47,4 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 47,4 m2
14,22 m2
61 62 m2
105
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Staff
R. Tunggu
Studio
R. Loker
2
1
1,2 m / org
1
2
0,5 m / org
4
2
0,9 m / unit
Luas efektif
@ 2 org
10 org
@ 20 unit
2,4 m
5m
2
A
2
72 mm2
47,4
PRODUKSI
Studio
DA
907,68 m2
LUAS FASILITAS TEKNIK PRODUKSI
FASILITAS
A
2
14,22 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x
Studio 1
1
900 m
2
TSS
Studio 2
1
500 m
2
TSS
R. Rehearsal
1
2 m / org
30
60 m
2
DA
R. Pakaian
2
0,9 m2 / unit
20 unit
36 m2
DA
R. Ganti
4
0,9 m2 / unit
@ 10 unit
36 m2
DA
R. Rias
4
0,9 m / org
2
@ 10 org
36 m
2
DA
Green Room
1
1 m2
50 org
50 m2
TSS
R. Serbaguna
1
1 m2
80 org
80 m2
TSS
R. Istirahat Artis
4
2 m2 / unit
@ 4 org
32 m2
DA
R. Istirahat Kru
4
2 m2 / unit
@ 4 org
32 m2
DA
R. Kru Panggung
2
1,2 m2/ org
@ 8 org
19,2 m2
DA
2
© 2008
106
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
R. Dekorasi
KM/WC
4
R. Penyimpanan
1
1 m2 / unit
@ 20 org
Luas efektif
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 1933,2m
R. Penyimpanan
Akhir
FASILITAS
PRODUKSI
R. Penyimpanan
Kamera,
Microphone,
Lighting
R. Dekorasi
80 m2
DA
2
1933,2m
60 m
2
579,96m
2
60m
© 2008
2
TSS
2513 16 m2
R. Penyimpanan
1
R. Staff
2
1,2 m
R. Tunggu
1
0,5 m / org
R. Kamera
1
40m2
TSS
R. Microphone
1
20m2
TSS
R. Lighting
1
60m2
TSS
2
2
@ 1 org
2,4 m
10 org
5 m
2
DA
2
Luas efektif
187,4 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 187,4 m2
56,22 m2
A
2
243,62 m
9 m2
TSS
1
20 m2
S
R. Pengecatan
1
30 m2
S
Bengkel
1
40 m2
S
R. Elektrik
1
20 m2
S
R. Fotocopy
1
R. Workshop
1, 8 m2 / unit
TSS
5 unit
107
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Laboratorium Film
R. Sound Effect
R. Pembuangan
1
R. Staff
4
1,2 m
2
@ 1 org
60 m2
TSS
2
DA
4,8 m
2
Luas efektif
243,8 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 243,8 m2
73,14 m2
R. Developing
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Editing
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Penyimpanan
1
2
TSS
R. Ka. Lab
1
6 m2
1 org
6 m2
DA
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
40 m
© 2008
2
Luas efektif
83 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 83 m2
24,9 m2
R. Editing
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Mixing
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Dubbing
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Pimpinan
1
6 m2
1 org
6 m2
DA
R. Penyimpanan
1
40 m2
A
108
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
R. Sound Effect
R. Tunggu
1
2
0,5 m / org
10 org
5 m
2
© 2008
A
109
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
Luas efektif
FASILITAS
PRODUKSI
Garasi
Fasilitas OB. Van
R. Music Origination
R. Screening
99 m
2
2
1
20 %mx 99
/ unit
Sirkulasi
30 % = 30
m
3 unit
© 2008
2
2
60 mm2
29,7
2
m2
S
R. Maintenance
R. Editing
R. Teknisi
R. Mixing
1
1
3
1
4 m / unit
2
1,2 m
4 m2 / unit
4 unit
@ 1 org
4 unit
30
16 m
2
3,6 m2
16 m
TSS
TSS
DA
TSS
R. Dubbing
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Ka. Lab
1
9m
1 org
9m
R. Staff
4
1,2 m
@ 1 org
4,8 m
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
2
2
2
2
DA
2
Luas efektif
66,8 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 66,8 m2
20,04m2
R. Staff
4
1,2 m2
R. Proyektor
1
5m
R. Duduk
1
1 m2
R. Penyimpanan
1
@ 1 org
2
A
86,84 m2
4,8 m2
5m
30 org
DA
DA
2
DA
30 m2
DA
20 m2
A
Luas efektif
59,8 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 59,8 m2
17,94 m2
77,74 m2
110
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Tunggu
FASILITAS
PRASARANA
2
1
Bengkel
1
Gudang Utama
0,5 m / org
Luas efektif
1 30 % = 30 % x 188,6 m2
Sirkulasi
Luas efektif
LUAS FASILITAS PRODUKSI
R. ME
R. AHU
R. Genset
R. Bahan Bakar
R. Cooling Tower
R. Chiller
R. Reservoir
FASILITAS
PRASARANA
R. Reservoir
1
1
1
1
1
10 org
5 m
2
© 2008
A
2
2
60 m
188,6
m
2
m2
40 m
56,58
781 m
2
TSS
245 18 m2
TSS
3720,08 m2
50 m
2
TSS
50 m
2
TSS
50 m
2
TSS
50 m
2
TSS
50 m
2
TSS
2
TSS
R. Panel Listrik
1
50 m
R. Air Bersih
1
50 m2
TSS
R. Air Kotor
1
50 m2
TSS
Operator Sentral
1
25 m2
DA
Operator per lantai
4
6 m2
DA
R. Mesin Lift
1
15 m
Area Helipad
1
225 m2
S
R. Janitor
4 (per lantai)
10 m2
DA
R. PABX
2,5 m2
2
DA
111
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 781 m
R. Tunggu
FASILITAS
L U A S F A1S I L I T A S P0,5R A
RANA
m2S/Aorg
Studio Berita
Studio
Berita
FASILITAS
PEMBERITAAN
1
234,3 m
10 org
5 m2
1015,3 m2
TSS
2
TSS
1
R. Pakaian
2
0,9 m2 / unit
10 unit
18 m2
DA
R. Ganti
2
0,9 m2 / unit
@ 5 org
9 m2
DA
R. Rias
2
0,9 m / unit
2
@ 5 org
9m
2
DA
2
2 m2 / unit
@ 2 org
8 m2
TSS
R. Istirahat Kru
2
2 m2 / unit
@ 3 org
12 m2
TSS
R. Kru Panggung
5
1,2 m2
@ 1 org
6 m2
TSS
2
2
R.
Istirahat
Pembawa
Gudang
KM / WC
20 m
A
Studio Khusus
R. Loker
0,9 m / unit
@ 10 unit
1
2
@ 6 org
Luas efektif
1
R. Software
1
TSS
20 m
2
A
12 m
2
DA
4 m2 / unit
2
54,6 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 182 m
R. Staff
18 m
2
182 m
2
R. Generator
Graphic
2
2 2
5027mm
Luas efektif
© 2008
4 unit
16 m2
6 m2
236 6
2
DA
A
112
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
PEMBERITAAN
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
R. Editing
R. Tunggu
R. Software
FASILITAS
PEMBERITAAN
R. Editing
R. Tunggu
2
1
1
1
4 m / unit
0,5 m2 / org
1,5 m2 / unit
Luas efektif
2
1
0,5 m / org2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 24,8 m
Luas efektif
8,1 m
4 unit
10 org
4 unit
10 org
R. Ka. Kontrol
R. Kontrol
R. Produser
1
9m
2
2
2
16 m
5 m2
6 m2
24,8 m2
2
5 m2
7,44 m
2
27 m
5,4 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m2
1 org
2
4 unit
2
9m
© 2008
TSS
A
S
32,24 m2
A
32,4 m2
2
TSS
16 m
2
TSS
R. Konsol Video
1
4 m / unit
R. Konsol Audio
1
4 m / unit
4 unit
16 m
2
TSS
R. Konsol Lighting
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Kontol Switcher
1
4 m2 / unit
4 unit
16 m2
TSS
R. Sound Lock
2
6 m2
12 m2
TSS
R. Penyiar
1
1 org
6 m2
TSS
6 m2
Luas efektif
91 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 91 m2
27,3 m2
118,3 m2
R. Produser
1
9 m2
1 org
9 m2
DA
R. Asst.
1
6 m2
1 org
6 m2
DA
R. Staff
4
1,2 m2
@ 1 org
4,8 m2
DA
113
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
R. Program
R. Reporter
2
@ 1 org
4,8 m
2
101 org
27
m2
5 m
R. Kerja
4
1,2 m
R.
R. Produser
Tamu
13
2
0,5 m9 m/ org
2
DA
2
DA
9,8 m2
Luas efektif
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 9,8 m
Perpustakaan
2,94 m
2
1
0,3 m / org
2
20 unit
6m
2
DA
R. Katalog
1
1,5 m / unit
2
4 unit
6m
2
DA
R. Rak
1
1,5 m / unit
2
40 unit
60 m
R. Baca / Tonton
1
2 m2 / org
50 org
100 m2
R. Komputer
Gudang
1
1
2
2 m / unit
10 unit
2
5 m / org
3 org
1
Luas efektif
2
DA
15 m
2
DA
20 m
2
DA
2
295,1 m2
762,48 m2
LUAS FASILITAS PEMBERITAAN
R. Program Drama
DA
20 m
68,1m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 227 m
DA
2
227 m
2
PROGRAMMER
2
12,74 m
R. Penitipan Tas
R. Pencatatan
FASILITAS
© 2008
R. Produser
3
9 m2
1 org
27 m2
DA
R. Staff
1
1,2 m2
@ 4 org
4,8 m2
DA
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
114
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
PROGRAMMER
Musik & Hiburan
FASILITAS
R. Program Liputan
R. Pengatur Iklan
R. Jadwal
R. Produser
R. Sutradara
2
R. Staff
1
1,2 m
R. Tunggu
R. Koordinator
R. Kerja
1
1
3
R. Tunggu
1
0,5 m / org
R. Kerja
3
9m
R. Tunggu
1
0,5 m / org
R. Kerja
3
9m
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
R. Kerja
3
2
@ 4 org
4,8 m
0,5 m /2 org
9m
9 m2
2
10 org
1 org
1 org
5 m2
9m
27 m2
2
10 org
5 m
1 org
27 m
10 org
5 m
1 org
27 m
10 org
5 m2
2
2
9m
2
2
2
1 org
© 2008
DA
2
A
DA
DA
2
A
2
DA
2
A
2
DA
A
2
DA
2
A
27 m
R. Tunggu
1
0,5 m / org
10 org
5 m
Area Kasting
1
0,5 m2 / org
5 org
2,5 m2
S
R. Menonton
1
1 m2
30 org
30 m2
DA
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
R. Kerja
3
9 m2
1 org
27 m2
DA
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
R. Rapat
1
2 m2 / org
50
100 m2
DA
R. Arsip
1
R. Kasting
R. Skenario
R. Pengawas
Arus Acara
9m
2
S
R. Kerja
1
9 m2
1 org
9 m2
DA
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
10 org
5 m2
A
115
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
PROGRAMMER
Khusus
Perpustakaan
R. Reporter
1
R. Baca
/ Tonton
Kameraman
11
4m
2
2
2
2 1,2
mm
/ org
2
4 org
16 m
100
@
4 org
200
m2
4,8 m
DA
2
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 423,9 m
127,17 m
PENUNJANG
80 meja ( 240 org)
320 m
2
DA
2
50 org
100 m
2
S
2
4 unit
8m
Area makan
1
Lounge / bar
1
2m
R. wastafel
21
1m
Dapur
1
20% dr r. makan
R. Persiapan
1
9 m2
S
Gudang kering
1
20 m2
DA
Gudang basah
1
20 m2
DA
R. istirahat
2
2 m2 / unit
@ 3 org
12 m2
DA
R. loker
2
0,9 m2 / unit
@ 10 unit
18 m2
DA
1
2
2 m /org
1
2
2 m /org
6 org
12 m
1
2
0,3 m / org
40 unit
12 m2
1
2
1,5 m / unit
1
2
Area kasir
KM / toilet
R. Penitipan Tas
Perpustakaan
2
2
551,07 m2
LUAS FASILITAS PROGRAMMER
FASILITAS
DA
423,9 m2
Luas efektif
Kafetaria
© 2008
R. Katalog
R. Rak
4 m /meja
1,5 m / unit
2
64 m
3 org
6 unit
80 unit
6m
9m
S
2
2
DA
DA
2
2
120 m
DA
DA
2
DA
116
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Pencatatan
R. Serbaguna
R. Pengobatan
Darurat
Kantor Sewa
160
m2
40 m
2
DA
1 org
9 m2
DA
2
30 unit
60 m
2
3 org
6m
2
DA
1 org
9m
2
DA
@ 1 org
2,4 m
10 org
5 m2
10 unit
20 m
21
1,6 m / org
2
50 org
R. Kepala
1
9 m2
R. Komputer
1
2 m / unit
R. Periksa
1
2 m / org
R. Dokter
1
9m
R. Perawat
2
1,2 m
R. Tunggu
1
0,5 m2 / org
R. Seminar
Gudang
R. Display
2
2
30
30 m
10
2
2m
2
2
2
@1 kotak
20 m
Customer Service
1
3 m2
3 org
9 m2
R. Kasir
R. Tunggu
2
1
1
3m
3m
2
2
0,5 m / org
20
S
DA
20 m
12 m
A
2
AJM
40 org
6 org
DA
2
0,5 m / org
2
DA
2
1
2
2
900 m
R. Tunggu
Area Internet
Musholla
DA
2 m / unit
Toilet
Warung Internet
2
1
R. Telepon
Warung
Telekomunikasi
2
© 2008
AJM
2
120 m
2
TSS
S
2
S
2
A
6 org
12 m
2
TSS
2 org
10 org
6m
5 m
Toilet
2
R. Sholat
1
0,5 m2
120 org
60 m2
DA
T. Wudhu
2
2 m2
@10
40 m2
DA
6 org
2
DA
Toilet
2
12 m
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
117
MEDAN LOCAL TV STATION
R. Istirahat
R. Fotocopy
Toilet Umum
2
R. Panitia
1
0,8 m / org
Pantry
1
6m
Gudang
1
Toilet
2
1 m / org
R. Istirahat
5
R. Fotocopy
1
R. Tunggu
1
R. Kasir
1
Toilet pria
Toilet wanita
15 org
2
12 m
6m
2
DA
2
S
20 m2
4 (per lantai)
4 (per lantai)
© 2008
S
2
20 org
40 m
2
DA
2 m / unit
2
@ 2 org
20 m
2
DA
1, 8 m / unit
2
5 unit
9m
0,5 m / org
2
40 org
20 m
3 m2
2 org
6 m2
2
1 m / org
2
1 m / org
20 org
20 org
2
S
2
80 m
2
80 m
2
S
S
DA
DA
2
Luas efektif
2782,4 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 2782,4 m2
834,72 m2
LUAS FASILITAS PENUNJANG
LUAS TOTAL BANGUNAN
3585,2 m2
12043,04 m2
Keterangan:
1. DA
2. TSS
3. AJM
: Data Arsitek
: Times Saver Standar
: AJ Metric
4. S
5. A
: SURVEY
: ASUMSI
118
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Parkir
Jumlah parkir yang disediakan :
●
Pengelola / pegawai ( 300 org )
Asumsi : mobil 30 %, sepeda motor 50 %, lain-lain 20 %
 Mobil
: 30 % x 300 org = 90 org
Asumsi 1 mobil untuk 1 org = 90 mobil
 Sepeda motor
: 50 % x 300 org = 150 org
Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 75 sepeda motor
 Lain-lain
●
: 20 % x 300 org = 60 org
Pengunjung bisnis ( 100 org )
Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 %
 Mobil
: 70 % x 100 org = 70 org
Asumsi 1 mobil untuk 2 org = 35 mobil
 Sepeda motor
: 25 % x 100 org = 25 org
Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 12 sepeda motor
 Lain-lain
●
: 5 % x 100 org = 5 org
Penonton Studio (800 org)
Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 %
 Mobil
: 70 % x 800 org = 560 org
Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang
= 560 / 4 = 140 mobil
 Sepeda motor
: 25 % x 800 org = 200 org
Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 100 sepeda motor
 Lain-lain
: 5 % x 800 org = 40 org
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
●
Publik Umum ( 60 org )
Asumsi : mobil 25 %, bus 70 %, lain-lain 5 %
 Mobil
: 25 % x 60 org = 15 org
Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang
= 15 / 4 = 4 mobil
 Bus
70 % x 60 org = 42 org
Asumsi 1 bus untuk 20 org = 2 bus
 Lain-lain
●
: 5 % x 60 org = 3 org
Kendaraan Stasiun (800 org)
 OB Van
: 3 van
 Bus jemputan karyawan
: 2 bus
 Kendaraan servis
: 3 truk
 Helikopter
: 1 helikopter
Kesimpulan :
●
Parkir mobil (15 m2 / mobil )
= 269 x 15 m2 = 4035 m2
●
Parkir sepeda motor ( 2 m2 / motor )
= 200 x 2 m2 = 400 m2
●
Parkir bus ( 33,7 m2 / bus )
= 4 x 33,7 m2 = 135 m2
●
Parkir OB Van
= 3 x 20 m2 =
●
Parkir truk
= 3 x 48 m2 = 144 m2
●
Helipad
= 1 x 225 m2 = 225 m2
Luas parkir keseluruhan
=
60 m2
5000 m2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
5.5 Analisa Massa Bangunan
1. Massa Bangunan
Massa bangunan cenderung memperhatikan efisiensi sesuai dengan tuntutan
fungsi hangunan itu sendiri. Bentuk massa bangunan perlu dipertimbangkan
terhadap:
 Kegiatan dan efisiensi ruang.
 Penyesuaian terhadap bentuk tapak.
Penampilan bangunan diusahakan semenarik mungkin sehingga dapat
menarik minat masyarakat untuk datang. Oleh karena itu penampilan bangunan
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Sebagai bangunan komersil dengan fungsi informasi dan hiburan maka
bangunan harus dapat mencerminkan kegiatan didalamnya yang cukup
dinamis.
 Bangunan
tidak
perlu
terlalu
tinggi/disesuaikan
dengan
bangunan
disekelilingnya.
Bentuk-bentuk massa bangunan yang dapat dipakai, yaitu:
•
Bentuk Persegi
Merupakan bentuk yang sangat banyak dipakai dalam massa bangunan
mudah dalam modifikasi dan pengembangan ke dalam bentuk-bentuk
baru yang sangat beragam.
•
Bentuk Lingkaran dan Lengkung
Memberi kesan lembut, utuh dan lunak. Bentuk ini sangat cocok untuk
kegiatan berkelompok. Diterapkan dalam keadaan utuh, setengah lingkaran
ataupun segmen-segmen yang lebih kecil dan mudah dikombinasikan
dengan bentuk-bentuk lain.
•
Bentuk Segitiga
Bentuk segitiga mencerminkan kestabilan, tetapi sulit dalam pengaturan
ruang.
5.6 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan
Pencapaian dan sirkulasi bangunan dibuat untuk memudahkan dan tidak menimbulkan
crossing antara kendaraan dan manusia. Sirkulasi didalam bangunan di buat berdasarkan
fungsi ruang-ruang.
Dan mengacu pada bentuk-bentuk sirkulasi yang ada, yaitu:
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Pola cluster, dimana sirkulasi didasarkan pada zona-zona menurut fungsi dan jenis
kegiatannya.
5.7 Analisa Struktur
a. Pondasi
Pemilihan pondasi yang sesuai untuk Medan Local TV Station ini mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu:
1. Keadaan tanah pondasi
•
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah aau 2-3 meter
di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread
foundation)
•
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang
apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
•
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven
foundation) bila tidak terjadi penurunan.
•
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor
ditempat.
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya yang mana harus memperhatikan:
3.
•
Kondisi beban
•
Sifat dinamis bangunan
•
Kegunaan dan kepentingan bangunan
Batasan-batasan dari bangunan di sekelilingnya.
Ditinjau dari segi pelaksanaan khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan
dimana diusahakan dengan cara apapun untukmemasukkan kondisi lingkungan ke dalam
pertimbangan.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Tabel 5.3. Analisa Penggunaan Pondasi
Jenis pondasi dalam
Pondasi
Tanah keras
tiang 10m-40m
Bahan
Beton bertulang/baja Lapisan permukaaan
komposit
pancang
Keterangan
tanah
atas
labil/lunak
Pondasi
tiang >15m
strauss
Beton bertulang cor Tanah mudah dibor
ditempat
Pondasi
tiang 10m-40m
Franky
Beton bertulang cor Lubang
ditempat
dibuat
dengan
alat
penumbuk
Pondasi tiang bor
10m-40m
Beton bertulang cor Besar lubang seluas
ditempat
penampang
dasar
Pondasi sumuran
<4m
Batu pecah/beton
Sumur
seluas
pondasi
setempat
Pondasi terapung
+/-15m
Beton bertulang
Berfungsi
sebagai
dinding
basement
Berdasarkan tabel analisa diatas, maka pada bangunan ini menggunakan pondasi
Sumuran karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban lantai yang tidak
terlalu banyak.
b. Struktur Bangunan
Struktur pada bangunan Medan Local TV Station ini menggunakan pertimbangan:
•
Dapat
memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada ruang pamer dan
bengkel.
•
Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan ini akan memadukan sistem struktur
Rigid Frame dengan bentangan lebar dipadukan dengan konstruksi
baja tulangan.
Keuntungan struktur rigid frame:
•
Mudah pelaksanaan
•
Tahan gempa
•
Ekonomis
•
Bukaan dan pembagiam ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai
struktur hanya pengisi.
c. Struktur Atap
Struktur atap yang dipilih pada bangunan Medan Local TV Station menggunakan
perpaduan struktur rangka batang (Truss Frame) dengan atap dak beton, hal ini karena
pertimbangan:
•
Pelaksanaannya relatif praktis
•
Nilai estetis yang cukup tinggi
•
Bentangan yang lebih lebar
5.8 Analisa Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
•
Pencahayaan alami. Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan
alami pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela; ruang
perkantoran, ruang lobby, cafe/restaurant, dan fasilitas penunjang lainnya.
•
Pencahayaan buatan. Untuk ruang-ruang yang tertutup, dan juga pada ruangruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti
lampu sorot (spot light) pada ruangan konser, daerah lobby dan ruang-ruang
lainnya.
b. Sistem Pengkondisian Udara
•
Pengkondisian alami. Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam
bangunan dengan cara aliran silang (Cross Ventilation). Pengudaraan alami dapat
dipakai untuk ruang utilitas serta ruang-ruang lain yang memungkinkan mendapat
penghawaan alami.
•
Pengudaraan buatan. Sistem pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang
tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Penggunaan AC pada ruang konser, ruang lobby, restoran/ café, dengan sistem AC
Central.
c. Listrik
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota.
Sebagai cadangan disediakan genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam.
Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan
dihindari dari penglihatan langsung.
d. Sistem Sanitasi dan Pemipaan
Terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Sistem Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan sumur
bor untuk kebutuhan cadangan seperti kebakaran dan sebagainya.
Jenis pendistribusian air bersih:
1. Up Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor masuk reservoir, yang
kemudian dipompakan ke atas, disebarkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.
2. Down Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor dipompakan ke atas,
baru kemudian dialirkan turun keseluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan
grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan
khusus untuk tangki pada lantai-lantai atas.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka yang akan digunakan pada bangunan
Stasiun Televisi Medan adalah Up Feed Riser System.
2. Sistem Air Kotor
Saluran air kotor terdiri dari:
• Air kotor padat, berasal dari WC dan disalurkan langsung ke septic tank.
• Air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur, dan
wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Kotoran lain berupa:
•
Sampah umum, akan ditampung di dalam bak penampungan sementara
sebelum diangkut oleh dinas sampah kota.
Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah:
•
Menghindari pencemaran lingkungan
•
Tidak merusak suasana dan penampilan bangunan
•
Kemudahan pengangkutan sampah ke penampungan akhir.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
BAB 6
KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Ruang Luar
6.1.1. Perletakan Massa Bangunan
Area Plaza yang juga
berfungsi sebagai
Helipad dan Stage
acara Outdoor
Area GSB yang
dimanfaatkan untuk
sirkulasi dan area
Area GSB
parkir luar
yang
dimanfaatk
an untuk
sirkulasi
dan area
parkir luar
Gambar 6.1 Konsep Perletakan Massa Bangunan
Massa bangunan diletakkan di bagian tengah site, namun tetap memberikan ruang pada
bagian depan dan belakang. Bagian depan pinggir jalan didesain sebagai parkir sebagai
pemanfaatan akan GSB, dan pada sudut depan, didesain taman yang sebagai penanda
bangunan. plaza yang merupakan bagian tak terpisah dari massa bangunan. Dan diarea
belakang terdapat helipad yang juga dapat berfungsi sebagai stage untuk acara-acara
outdoor. Desain ini dibuat saat ada acara outdoor, bising jalan tidak mengganggu acara dan
penyiaran ruang luar.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
6.1.2. Parkir dan Sirkulasi
Keterangan:
Parkir Kendaraan Roda 4
Parkir Kendaraan Roda 2
Parkir Kendaraan BUS dan
OB Van
Pintu Masuk Site
Pintu Keluar Site
Pintu Masuk Basement
Pintu Keluar Basement
Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi
Parkir
Parkir kendaraan terletak pada bagian selatan dan barat site, yaitu pada area depan sebagai
pemanfaatan dari area GSB pada site. Pada bagian timur site, didesain parkir untuk OB-Van
stand by dan BUS.
Sirkulasi
Dengan 1 pintu masuk kedalam site, diharapkan memudahkan untuk mengakses bangunan.
Entrance utama dibuat berdasarkan fungsi. Untuk Karyawan stasiun TV, Penonton/pengisi
Acara, dan bagi mereka yang hanya ingin dating untuk mengisi waktu luang di café, ataupun
berbelanja di retail yang ada, maupun yang datang untuk menggunakan fasilitas yang ada.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
6.1.3. View dan Orientasi
Untuk Arah Utara dan
Timur, juga cukup baik
untuk view, tapi tidak
terlalu menguntungkan
untuk Orientasi karena
berbatasan dengan
lingkungan/site lain.
Untuk itu pada area ini
diolah untuk hal-hal yang
berkaitan dengan servis,
Arah Selatan dan Barat
dan juga pengolahan
Sangat abik untuk
outdoor untuk menjadi
pandangan dan Orientasi
nilai tambah pada
Bangunan selain
bangunan dan
dimanfaatkan untuk main
pemanfaatan lahan yang
entrance di bagian sudut,
optimal
juga diberikan side
entrance pada dua sisi ini,
selain itu juga dalam
bangunan di tempatkan
ruang-ruang yang
memiliki aktivitas tinggi,
bukan untuk area servis
Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi
Gambar 6.4 Konsep Perancangan Bangunan (ki-ka: Tampak Timur, Tampak Utara, Tampak Selatan,
Tampak Barat)
Orientasi bangunan dibuat mengarah ke arah sudut bangunan ( simpang Jl. Jend. Gatot
Subroto dan Jl. Asrama) karena jalan ini merupakan jalan-jalan utama, yang berbatasan
langsung dengan site, serta sebagai center view pada persimpangan. Pada sisi barat dan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
selatan bangunan di desain side entrance untuk berfungsi sebagai pintu masuk samping ke
bangunan.
6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam
Aktifitas utama di dalam bangunan adalah produksi dan penyiaran program-program televisi
yang disiarkan didaerah kota medan dan sekitarnya. Dan ada pengunjung yang datang untuk
menonton suatu acara secara langsung ataupun recording. Sirkulasi dibuat sesuai pada fungsi
yang membedakan.
Zoning Ruang Dalam
Keterangan:
Zona Publik : Area Retail,
Area Café, Area Lobby,
Area Penunjang Fungsi
Bangunan
Zona Semi Publik : Area
Studio
Rekaman,
Area
Studio Live
Zona Semi Privat : Area
Kantor
Pengelola,
Programmer,
Area
Redaksi
Berita,
Area
Produksi
dan
teknik
Produksi, Hanya untuk
yan berkepentingan dan
tamu undangan Khusus
Zona Privat : Area Kantor
Security, Kantor Building
Control System, Kantor
Building
Automatic
System
Zona
Servis:
Sirkulasi,
Area
Area
Ruang-Ruang
Servis,
Ruang
Musholla
Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
6.3 Konsep Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan terbaru dengan teknologi terbaru
pula. Berikut adalah sejumlah deskribsi tentang bahan bangunan yang digunakan.
Struktur
Bahan struktur yang digunakan adalah bahan baja. Baik untuk kolom dan balok. Baja yang
digunakan adalah baja yang khusus yang memiliki ketahan terhadap beban tarik dan beban
tekan yang tinggi. Selain itu baja tersebut juga harus memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi
dan panas.
Dinding
Bahan dinding yang digunakan adalah Striricon yaitu material dinding pra cetak yang memiliki
kekuatan lebih dibanding dengan material dinding konvensional. Selain faktor kekuatan
material ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yaitu ketebalan yang dapat disesuaikan
dengan permintaan, tahan api, memiliki daya serap suara yang sangat baik, biaya yang murah,
ringan, kuat dan tahan lama ,tahan air dan cukup mudah dalam pemasangan. Dan dapat
mengeksploitasi selubung bangunan.
Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca laminasi. Dengan menggunakan kaca jenis ini, faktor cuaca
yang cukup berpengaruh pada bangunan dapat diminimalisir hingga 60 %. Material ini juga
dapat digunakan sebagai material struktur. Pada konfigurasi tertentu, material ini dapat
dijadikan kolom yang mampu menahan beban hingga enam ton. Dengan kemampuan ini,
penggunaan kaca dapat divariasikan pada bangunan.
6.4 Konsep Sistem Bangunan
Building Automatic System
Konsep sistem otomatis dalam bangunan diterapkan untuk menguatkan kesan high-tech
didalam bangunan, yaitu dengan menggunakan sensor-sensor dalam penguncian ruang-ruang
dengan tingkat privasi, serta menggunakan CCTV dan saluran komunikasi yang terjaring dengan
baik. Dant sistem otomatis ini diatur di satu ruang tertentu yang juga dekat dengan ruang
security. Otomatisasi juga dapat digunakan untuk sistem proteksi keamanan gedung. Baik
untuk pengunjung ataupun para pekerja Medan Local TV Station serta para artis dan
pendukung acara-acara TV.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Fire System
Sistem pencegah kebakaran yang digunakan adalah penggunaan sejumlah detektor yang akan
memicu halon sebagai bahan pemadam api. Penggunaan halon ditujukan untuk meminimalkan
kerugian yang akan timbul jika terjadi error atau kesalahan pada sistem alarm dan deteksi.
Dengan menggunakan halon, perangkat-perangkat siaran dan alat-alat perekaman yang ada di
dalam bangunan tidak terancam kerusakan jika dibandingkan dengan menggunakan air.
6.5. KONSEP STRUKTUR
6.5.1. Pondasi
Untuk bangunan Stasiun Televisi Lokal yang direncanakan, akan digunakan tiga jenis
pondasi, antara lain :

Pondasi retaining wall

Pondasi tiang pancang

Pondasi telapak/setempat
Retaining wall dipakai sebagai dinding penahan pada lantai basement yang
menggunakan pile cap. Pondasi tiang pancang digunakan pada hampir seluruh tiang
bangunan. Sedangkan pondasi setempat diletakkan pada sisi timur dan barat
bangunan pada bagian koridor.
6.5.2. Kolom dan Balok
Pada gedung ini digunakan beton bertulang sebagai material kolom dan balok.
Pemilihan material ini berdasarkan pertimbangan beban yang akan Berikut detail
kolom dan balok :
Kolom
Pelat lantai
Balok
Gambar 6.6 Konsep bentuk kolom dan balok
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
6.5.3. Atap
Medan Local TV Station
merupakan
gedung dengan karakteristik bangunan
bentang lebar. Untuk itu jenis rangka atap
yang digunakan pun yang sesuai dengan
karakteristiknya. Rangka atap truss dipilih
karena lebih efisien dalam jumlah kudakuda yang dibutuhkan untuk menyangga
atap. Untuk penutup atapnya digunakan
jenis zinc calume. Dan untuk kubah pada
Gambar 6.7 Konsep bentuk atap
studio live digunakan atap grid shell
dengan single desain agar tidak terlalu besar bebannya tetapi kuat dan lebih efisien.
6.6.
Konsep Perancangan Utilitas Bangunan
6.6.1. Air Bersih
Sumber air bersih :
-
PDAM
-
Air Tanah Permukaan
Dengan menggunakan Pompa untuk pendistribusian air secara vertical
PDAM
Keterangan :
M
M
P
B
: Meteran
DW : Deep Well
DW
P
: Pompa
B
: Bangunan
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih
6.6.2. Air Hujan
AIR HUJAN
PARIT
DISERAP POHON-POHON PADA SITE
BAK KONTROL
SUMUR PERESAPAN
Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
6.6.3. Air Hujan
AIR
BAK
KOTOR
KONTROL
EQUALIZING
TANK
AERATION
TANK
SEPTICTANK
SLUDGE
MOBIL
TANK
PENYEDOT
Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor
6.6.4. Sistem Pembuangan Sampah
Sampah
Tempat
Bak
Sampah
Truk Sampah
Penampung
Pembuangan
Akhir
Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah
6.6.5. Sistem Instalasi Listrik
PLN
TRAFO
MDP
SDP
TIAP ZONA
LISTRIK
GENSET
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
BAB 7
GAMBAR PERANCANGAN
7.1 Gambar Perancangan
7.1.1 Site Plan
117
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.2
©2008
Ground Plan
118
Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.3
©2008
Denah Lantai 2
119
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.4
©2008
Denah Lantai 3
120
Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.5
©2008
Denah Lantai 4
121
Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.6
©2008
Denah Lantai Basement
122
Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.7
©2008
Tampak Selatan dan Tampak Timur
123
Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.8
©2008
Tampak Utara dan Tampak Barat
124
Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
7.1.9
©2008
Potongan A-A dan Potongan B-B
125
Gambar 7.9 Gambar Perancagan Ptotongan A-A dan Potongan B-B
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.10 Potongan C-C
126
Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.11 Rencana Pondasi
127
Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.12 Detail Pondasi
128
Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.13 Rencana Pembalokan Lantai Basement
129
Gambar 7.13 Gambar Rencana Pembalokan Lantai
Basement
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.14 Rencana Pembalokan Lantai 1
130
Gambar 7.14 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 1
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.15 Rencana Pembalokan Lantai 2
131
Gambar 7.15 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.16 Rencana Pembalokan Lantai 3
132
Gambar 7.16 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 3
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.17 Rencana Pembalokan Lantai 4
133
Gambar 7.17 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 4
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.18 Aksonometri Rencana Plumbing
134
Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.19 Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal
135
Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal
Elektrikal
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION
©2008
7.1.20 Aksonometri Rencana Instlasi AC
Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana Air Conditioning
136
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
7.2
Gambar 3D
7.2.1
Site Plan dan Tampak
Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas
Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur
Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
7.2.2
Gambar Perspektif
7.2.2.1 Perspektif Mata Burung
Gambar 7.24 Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan
Gambar 7.25 Perspektif 3D Bird View Pada Belakang
Bangunan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
7.2.2.2 Perspektif Mata Manusia
Gambar 7.26 Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan
Gambar 7.27 Perspektif 3D dari Arah Barat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Gambar 7.28 Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan
Gambar 7.29 Perspektif 3D dari Arah Barat Daya Bangunan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
DAFTAR PUSTAKA
1. Ching, Francis, D.K., 1991, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga,
Bandung.
2. De Chiara, Joseph dan Callender John, 1980, Time Saver Standart of Building Types, Mc Graw
Hill Book Company, New York.
3. Egan, David M., 1988, Architectural Accuistic, Mc Graw Hill Book Company Ltd, New York.
4. Engel, Heinrich, 1971, Structure System, Van Nostrand Reinhold Company, New York.
5. Leslie, L. Dolle, 1993, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Lord, Peter dan Duncan Templeton, 2001, Detail Akustik Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
7. Mediastika, Christina E, Ph.D, 2005, Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Moore, Fuller, Understanding Structures, Mc Graw Hill Book Company, New York
9. Neufret, Ernst dan Sjansu Amril, 1995, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
10. Neufret, Ernst, 1995, Data Arsitek Jilid 1 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
11. Poerbo, Hartono, Ir, M.Arch, 1992, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta.
12. Prasetio, Len, Dra, Msc, 1985, Akustik Lingkungan, Erlangga, Surabaya.
13. Suptandar, J. Pamudji, 1999, Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta.
14. Suptandar, J. Pamudji, 2004, Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
15. Snyder, James C., Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, Jakarta.
16. Tanggoro, Dwi, 1999, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
17. Tood, Kim W, 1997, Tapak, Ruang dan Struktur, Intermata, Bandung.
18. Walker, Theodore D, 2002, Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
19. http://www.pemkomedan.go.id
20. http://www.google.com
21. http://www. greatbuildings.com
22. http://www.wikipedia.com
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
Download