BAB V PENUTUP

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mengacu pada Tindak Pemerintahan, baik dalam hukum publik
maupun dalam hukum privat maka idealnya konsep keuangan negara dan
kekayaan negara yang dipisahkan, haruslah didasarkan pada tindak
pemerintahan tersebut. Faktanya bahwa konsep Keuangan Negara yang
selama ini dipahami, tidaklah dibangun berdasarkan konsep tindak
pemerintahan. Akibatnya konsep keuangan negara menjadi tidak rasional
karena peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang mengatur
keuangan negara tidak sejalan dengan Konsep Tindak Pemerintahan.
Pemerintah melalui badan atau lembaga negara dalam prakteknya tidak
membedakan status yuridis terhadap uang negara atau uang privat yang
berada dalam Badan Usaha Milik Negara (Persero). Pembedaan status yuridis
uang negara atau uang privat yang berada dalam Badan Usaha Milik Negara
(Persero) menjadi keniscayaan mengingat implikasi yuridis yang melekat
pada status hukum uang negara atau uang privat tersebut.
116
Ketidakmampuan Pemerintah dalam membedakan status yuridis uang
negara dan uang privat, membuat BPK selaku auditor negara memiliki
kewenangan untuk memeriksa keuangan Badan Usaha Milik Negara dan
dapat berakhir dengan menetapkan adanya kerugian keuangan negara.
Padahal dengan pembedaan tersebut, mampu menunjukan negara tidak
memiliki kewenangan dalam menentukan dan mengambil alih pemeriksaan
keuangan terhadap sektor privat. Badan usaha milik negara berad a dalam
rezim hukum privat memiliki keleluasaan untuk menentukan tata cara
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya dan tidak mungkin
disamakan dengan sektor publik dikarenakan standar pemeriksaan keuangan
perusahaan sebagai badan hukum privat, berbeda dengan standar
pemeriksaan keuangan negara.
Badan Usaha Milik Negara (Persero) memiliki tujuan utama yaitu
untuk mencari keuntungan. Oleh karenanya jika dalam aktivitasnya terjadi
kerugian pada Badan Usaha Negara, maka kerugian tersebut bukanlah
menjadi kerugian keuangan negara. Adalah hal yang wajar dalam berbisnis,
jika Badan Usaha Milik Negara tersebut menderita kerugian atas suatu
keputusan bisnis. Oleh karena itu Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi maupun peraturan perundang-undangan
turunannya tidak dapat diterapkan pada Badan Usaha Milik Negara (Persero).
117
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan beberapa hal, yaitu :
1) Konsep Keuangan Negara dan kekayaan negara yang dipisahkan,
hendaklah dibangun berlandaskan pada Konsep Tindak Pemerintahan,
terkhususnya tindak pemerintahan di dalam lapangan keperdataan.
Sehingga peraturan perundang-undangan terkait harus selaras dengan
konsep tersebut.
2) Konstruksi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara serta kebijakan pemberantasan korupsi khususnya menyangkut
keuangan negara dan kekayaan negara yang dipisahkan idealnya tidak
berlandaskan hanya pada hukum positif semata, melainkan juga
dilandaskan dari segi teoritis.
3) Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat sudah
sepantasnya melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan undang-undang terkait
lainnya mengingat berbagai antinomi yang terjadi dalam pelaksanaan dari
undang-undang tersebut.
4) Jika terjadi kerugian keuangan pada Badan Usaha Milik Negara sehingga
merugikan pemerintah selaku pemegang saham, maka pemerintah dapat
menuntut Direksi tesebut menggunakan pranata hukum privat yang sudah
disediakan.
118
Download