Manajemen domain publik - Dr. Tjahjanulin Domai, MS

advertisement
Teori Domain Publik
(Public Domain Theory)
(J. Stewart & S. Ranson : 1994)
Oleh
DR. Tjahjanulin Domai, MS


Public Domain dapat digambarkan sebagai arena
atau organisasi untuk mengejar atau memenuhi
nilai-nilai kolektif.
Public Domain diperlukan untuk mengatasi
ketidak sempurnaan pasar, dimana kebutuhan
pelbagai kebutuhan pelayanan masyarakat dan
redistribusi sumber-sumber tidak dapat disediakan
oleh pasar. Selain itu, public domain juga diperlukan
untuk memenuhi nilai-nilai khas yang harus ada
pada setiap manajemen sektor publik, yaitu equity
dan equality. Dengan bahasa lain, manajemen sektor
publik tidak hanya ditujukan untuk mencapai
tujuan sektor publik secara efektif dan efisien, tetapi
juga secara adil dan merata.
ALASAN MODEL PUBLIC DOMAIN
DIPERLUKAN :
Ketidaktepatan model-model manajemen sektor untuk
mengkaji manajemen sektor publik, sehingga
diperlukan model yang khusus/ tersendiri
 Penyusunan model manajemen sektor publik dapat
dimulai
dengan
menetapkan
tujuan-tujuan,
persyaratan-persyaratan, dan tugas-tugas public
domain.
 Mengatasi dilema yang ada agar dapat tersusun model
manajemen sektor publik yang tepat
 Menyusun suatu pendekatna manajemen domain publik
yang khas dan jelas tujuan, persyaratan, tugas, dan
dilema yang dihadapi

PERBEDAAN MODEL
SEKTOR PRIVAT DAN PUBLIK
Model Sektor Privat
1. Pilihan individu pada pasar
2. Atas dasar permintaan dan
harga
3. Terbatas bagi tindakan privat
4. Berdasar keadilan pasar
5. Mencari kepuasan pasar
6. Kekuasaan ada pada konsumen
7. Kompetisi sebagai instrumen
pasar
8. Merespon protes dengan keluar
dari kegiatan pasar
Model Sektor Publik
1. Pilihan kolektif pada
negara/pemerintah
2. Atas dasar kebutuhan akan
sumber-sumber
3. Terbuka bagi tindakan publik
4. Berdasar keadilan kebutuhan
5. Mencari keadilan
6. Kekuasan pada warga negara
7. Tindakan kolektif sebagai
instrumen negara/pemerintah
8. Merespon suara masyarkaat
Ketidak-tepatan model-model manajemen sektor swasta untuk
mengkaji manajemen sektor publik, sehingga diperlukan model
yang khusus/ tersendiri.
Baik disadari atau tidak, ada bahayanya mengadopsi model
manajemen sektor privat ke dalam manajemen sektor publik. Ini
tidak berarti bahwa manajemen sektor publik tidak bisa belajar
dari pengalaman manajemen sektor privat, dan begitu juga
sebaliknya. Kedua belah pihak saling bisa bertukar model, tetapi
harus disesuaikan dengan tujuan, kondisi dan peran atau
tugasnya masing-masing.
Banyak aspek manajemen sektor publik yang berbeda sangat
tajam dengan aspek manajemen sektor privat.
Perhatikan hal-hal berikut
1. Strategic
Management
Manajemen sektor privat selalu berada dalam kondisi
persaingan tinggi. Untuk menghasilkan produk yang bisa
mencapai kinerja organisasi secara optimal maka perlu
dicermati terus-menerus faktor kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan kendala
(threat).
Manajemen domain publik bisa memanfaatkan
pendekatan manajemen strategis ketika menghadapi
lingkungan yang berubah dan hasil analisis kekuatan dan
kelemahan organisasi. Perbedaannya dengan sektor privat
adalah, manajemen sektor privat didasarkan pada nilai
kompetisi/ pasar, sedangkan sektor publik ditentukan
lewat proses politik.
2. Marketing and the
Customer
Pada sektor privat,
 pasar dan kegiatan pemasaran merupakan peran yang cukup kritis
karena menyangkut aspek hubungan antara perusahaan dengan
pelanggannya.
 Permintaan barang & jasa sesuai dengan harga pasar.
Pada sektor publik,
 hubungan antara organisasi publik dengan yang menggunakan jasa
pelayanan “customer”.
 Organisasi publik perlu memiliki banyak hubungan dengan
publiknya, baik sebagai customers, clients, consumers, maupun
sebagai citizens.
 Permintaan barang & jasa didasarkan pada kebutuhan publik yang
berbeda jumlah dan mutunya dari yang ada di pasar. Bahkan
kebutuhan yang khas dari publik juga harus dapat disediakan/
dipenuhi oleh manajemen domain publik.
3. The Budgetary Process
Sektor privat:
 penetapan anggaran didasarkan pada peramalan proses
penjualan. Anggaran adalah merupakan sarana yang
menghubungkan antara pendapatan dan pengeluaran. Bila
penjualan bisa melebihi yang diperkirakan, maka penetapan
anggaran disesuaikan dengan jumlah produksi dan
pengeluarannya.
Sektor Publik:
 proses anggaran adalah merupakan tindakan pilihan politis.
Pemerintah lebih banyak menarik pajak dan retribusi dari
pada menjual barang dan jasa. Penetapan anggaran lebih
banyak didasarkan pada pilihan kebutuhan akan sumbersumber (termasuk sumber langka dan terbatas) yang berada
dalam domain publik.
4. Public Accountability
Sektor privat :
 akuntabilitasnya ada di pasar
Sektor publik :
 akuntabilitas lebih luas dan mendalam yaitu bertanggung
jawab pada publik secara luas dan pada individu-individu
dengan dimensi yang luas.
Akuntabilitas publik dilakukan lewat proses politik guna
merespon pelbagai suara masyarakat terhadap tindakantindakan apa saja yang diambil oleh para pelaku sektor
publik. Manajemen domain publik harus dapat memenuhi
kebutuhan
akan
akuntabillitas
publik,
yaitu
pertanggungjawaban politis, administratif, hukum, dan
moral atas perilaku/ tindakan aparat pemerintah terhadap
publik
5. Public Demands, Pressure &
Protest
Sektor privat :
berhubungan dengan publik dalam pasar. Bila ia
menghadapi tuntutan, tekanan dan proses dari publik
maka semuanya ini adalah masalah yang harus dihadapi,
mungkin salah satunya adalah dengan “exit” dari pasar.
Sektor publik :
tuntutan, tekanan dan proses dari publik adalah
merupakan suara “voice” yang punya hak harus didengar
dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh aparat
pemerintah.
6. Political Process
Proses politik adalah merupakan persyaratan dasar bagi
manajemen domain publik. Proses politik adalah
merupakan sarana bagi penentu kebutuhan koektif, sebagai
area perdebatan politik. Di sana dibuat pilihan-pilihan
yang selanjutnya dilakukan tindakan kolektif. Dalam
proses politik, perbedaan kepentingan dan nilai
diperdebatkan dan diubah serta diberi makan menjadi
kepentingan dan nilai bersama.
TUJUAN, KONDISI, DAN TUGAS/ PERAN YANG
SPESIFIK BAGI PEMBUATAN MODEL
MANAJEMEN DOMAIN PUBLIK
1. Purposes of the Public
Domain
Organisasi publik bekerja untuk menyediakan dan
memberikan berbagai pelayanan yang ditentukan oleh
pilihan kolektif lewat proses politik. Pelayanan itu seringkali
diberikan secara gratis atau dibawah harga/biaya produksi
atau dapat pula dijual sesuai dengan harga pasar.
2. Conditions which constitute
the public domain
Keputusan-keputusan dalam domain publik diambil lewat
proses politik, seperti misalnya lewat debat, diskusi, tekanan
dan protes. Setiap tindakan yang berada pada tataran
domain publik harus dapat dipertangungjawabkan kepada
publik, yaitu oleh mereka yang mempunyai kewenangan
untuk mempertanggung-jawabkan kewenangannya dan
diterima oleh masyarakat yang mempunyai hak untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut.
Domain publik itu tidak terbatas, maka tindakan kolektif
menjadi suatu keniscayaan dan harus dipilih. Tindakan
kolektif merupakan ekspresi tujuan kolektif, yang
merupakan persyaratan yang diperlukan bagi kepentingan
masyarakat dan bagi operasi pasar.
3. Tasks of Government
Tugas pemerintah mencakup pembentukan hukum dan
pemeliharaan ketertiban yang di dalamnya diisi dengan
warna ‘keadilan’. Selain itu, tugas pemerintah yang lain
adalah memilih dan menilai kebutuhan publik. Tugas
pemerintah itu beragam, tidak perlu harus sama karena
ditentukan oleh proses politik dan mempunyai ukuran mutu
tersendiri.
1. Collective and Individual
Domain publik adalah merupakan domain bagi tindakan,
tetapi juga sekaligus merupakan domain bagi warganegara
secara individual, di mana masing-masing mempunyai
pandangan, tuntutan dan keluhan. Pandangan, tuntutan dan
keluhan kolektif memiliki kekuatan untuk mengalahkan
pandangan, tuntutan, dan keluhan individual, tetapi setiap
tindakan kolektif membutuhkan jastifikasi.
2. Representative and
Paticipative
Tindakan kolektif dapat ditentukan oleh pemerintahan yang
representatif atas nama masyarakat atau oleh partisipasi
aktif masyarakat itu sendiri. Kekuasaan yang ada pada
pemerintahan yang representatif untuk melakukan tindakan
kolektif seringkali juga harus bersaing atau, berhadapan
dengan partisipasi masyarakat.
3. Bureaucracy and
Responsiveness
Aturan yang ada dalam birokrasi bisa menjamin adanya
kenetralan dalam memberikan pelayanan, tetapi tidak bisa
mencakup pelayanan baru sebagai respon atas tuntutan
lingkungan yang spesifik. Birokrasi sulit keluar dari aturan
yang dibuatnya sendiri.
4. Order and Service
Di sektor publik tatatertib dipertahankan dan peraturan
dilaksanakan. Tetapi pelayanan seringkali disediakan dan
diberikan oleh berbagai organisasi yang sama. Walaupun
masing-masing
organisasi
itu
menerapkan
sistem
manajemen yang berbeda masing-masing, tetapi suatu
aktivitas diambil dalam rangka mempertahankan tertib dan
aturan
yang
masyarakat.
ada
serta
penyediaan
pelayanan
bagi
5. Controlling and
Enabling
Sektor publik mengontrol kepentingan masyarakat yang
begitu kompleks lewat seperangkat regulasi / aturan yang
diperlukan. Tetapi sektor publik juga sekaligus memfasilitasi
tercapainya aspirasi atau masyarakat.
6. Political Conflict and
Institutional
Continuity
Dalam domain publik, keputusan-keputusan dibuat lewat
suatu proses politik, baik melalui debat, adu argumentasi,
tekanan maupun protes. Konflik politik dimaksudkan untuk
menguji keputusan-keputusan tersebut dan sekaligus juga
harus berfungsi dalam menjaga keberlangsungan institusi
yang ada.
7. Stability and
Flexibility
Setiap organisasi selalu menghadapi tensi atau konflik
antara kondisi stabil yang diperlukan untuk mencapai
kinerja peran-perannya dan juga kondisi fleksibel yang
diperlukan untuk mengadaptasi perubahan yang terjadi
pada lingkungan eksternalnya. Di sektor publik tensi itu
lebih dalam. Untuk menjaga stabilitas, masyarakat butuh
ketertiban dan ketertiban itu juga sangat tergantung pada
kemampuannya untuk berubah.
8. Customer and Citizen
Sektor publik menyediakan berbagai jenis pelayanan bagi
kepentingan
warganegara)
publik
(baik
dengan
sebagai
pelanggan
sebaik-baiknya.
Publik
maupun
sebagai
pelanggan dan warganegara dapat saling berbagi kebutuhan
dan keinginan, tetapi keduanya juga bisa berbeda tujuantujuannya.
9. A Choice of Values
Di dalam domain publik terdapat berbagai nilai yang bisa
berbeda dan konflik antar nilai, misalnya : nilai kebutuhan
dan pertumbuhan keadilan dan hadiah; kompetisi dan
kooperasi/kerjasama; kebebasan dan persamaan dst. Dan
akhirnya nilai-nilai itu harus dipilih sehingga terdapat
keseimbangan.
10. A Balance of
Interests
Manajemen domain publik disusun atas dasar banyak
kepentingan
yang
harus
dicapainya.
Keseimbangan
kepentingan harus diupayakan terus menerus. Di sektor
publik, keseimbangan dicapai diantara faktor-faktor yang
berupa
dilema
sebagaimana
telah
dikemukakan
sebelumnya. Mencari keseimbangan diantara dilema tadi
perlu terus dikembangkan.
1. The Learning Process


Dalam sektor publik terdapat ritma masalah dan aspirasi;
respon dan aksi; kegagalan dan keberhasilan. Ritma tersebut
merupakan produk dari adanya perubahan dalam masyarakat
dan pemerintahan.
Proses manajemen domain publik dapat menfasilitasi dan
sekaligus membatasi proses pembelajaran. Dan dalam proses
belajar itu, manajemen domain publik akan menghadapi tensi
antara tindakan masa lalu dan potensi masa depan serta tensi
antara kontinuitas penyediaan pelayanan yang ada dan
tuntutan pemerintahan.
2. Response and
Direction in Strategy


Proses pemberian respon dan arahan dapat dipandang sebagai
suatu perencanaan strategis, yang seharusnya berupa ekspresi
tujuan politis atau aspirasi publik yang direalisasikan dalam
bentuk debat publik.
Hakekat strategi dalam sektor publik tidak perlu dibatasi
bidang-bidang atau area sasarannya yaitu proses politik
sebagai pedoman arahan; banyak nilai yang harus
diperhatikan; dan banyak kepentingan yang harus
diseimbangkan. Tugas manajemen sektor publik adalah
mengembangkan
proses
perencanaan
strategis
yang
didasarkan atas realitas tersebut.
3. Budgetary Process
Sektor Privat:
 penetapan
harga barang dan jasa adalah merupakan
keputusan instrumental yang dipengaruhi oleh posisi pasar.
Sektor Publik :
 anggaran merupakan ekspresi pilihan antara tujuan publik
dan tindakan privat, yang dinyatakan dalam bentuk tingkat
pajak yang dipungut.
 alokasi nilai, penyeimbangan kepentingan-kepentingan dan
penilaian kebutuhan ditetapkan lewat proses politik
(bargaining and balancing). Manajemen domain publik di
mana proses penetapan anggarannya ditentukan lewat suatu
struktur tawar-menawar dalam proses politik dari pada
melihat posisi pasar (proses supply dan demand).
4. The Management of
Rationing
Di sektor publik banyak pelayanan yang di-catu. Pelayanan
biasanya tidak disediakan atas permintaan - dalam arti
tiadanya batas tuntutan pelayanan gratis dan bahkan
pelayanan yang tersubsidi – menimbulkan permintaan
pelayanan selain yang disediakan pasar.
Manajemen pencatuan pelayanan membutuhkan pemahaman
dan penilaian atas kebutuhan dan identifikasi pilihan
pelayanan dan juga pemahaman tentang bagaimanakah
pencatuan itu hendak dilakukan
5. Decision Making
Keputusan yang dibuat di sektor publik sarat dengan nilai, yaitu
nilai kolektif. Manajemen di sektor publik harus peka terhadap nilai
ini, sebab bila tidak akan bertentangan dengan tujuan sektor publik.
Pembuatan keputusan di sektor publik penuh dengan tekanan dan
dikendalikan oleh politik, yang tidak mungkin dilakukan di ruang
tertutup.
Kriteria
dalam
pembuatan
keputusan
selalu
diperdebatkan, dan harus diakui bahwa disana pasti ada pihak yang
kalah dan menang setelah mereka menyampaikan suaranya.
Manajemen di sektor publik harus selalu harus selalu
mengembangkan
pendekatan-pendekatan
bagi
pembuatan
keputusan, karena kriteria perlu diubah, nilai perlu dicari, hasil dari
proses politik dan biaya serta keuntungan dari keputusan tersebut
jarang sekali dapat ditentukan sebelumnya. Selain itu teknik
pembuatan keputusan sering tidak tepat, kepentingan publik
banyak yang tidak jelas. Semuanya itu ada di arena perdebatan dan
tantangan.
6. Management Control
and the Management of
Action
Kegiatan dalam sektor publik ditujukan untuk mencapai tujuan
kolektif, yang dilakukan atas dasar nilai-nilai kenetralan dan
keadilan. Domain publik tidak boleh mengabaikan apsek
individu baik sebagai pelanggan maupun warganegara. Dalam
manajemen tindakan dan pengendalian manajemen, respon
masing-masing individu perlu direkonsiliasikan dengan aturan
dan prosedur. Tindakan kolektif tidak perlu dibatasi karena
adanya uniformitas aturan dan prosedur. Penyediaan barang dan
jasa publik tidak perlu harus menghapuskan pilihan individual.
7. The Management
of Interaction
Kebanyakan organisasi domain publik adalah merupakan wadah
bagi pernyataan tujuan kolektif, sehingga mereka selalu berada
dalam hubungan kerjasama. Tetapi dalam kenyatannya bisa
tidak demikian, karena masing-masing organisasi itu
mempunyai dinamikanya sendiri dan mereka yang bekerja di
sana juga mempunyai tujuannya sendiri. Masing-masing juga
bisa bersaing memperebutkan dana masyarakat. Walaupun
begitu kerjasama dan interaksi harus selalu diupayakan.
8. Performance Monitoring
Kinerja jarang sekali dibatasi hanya pada satu keluaran tunggal,
karena suatu keluaran bisa mempunyai banyak dampak.
Ada banyak tingkatan dalam monitoring kinerja. Ukuran
efisiensi seringkali dinyatakan dalam satu dimensi biaya
keluaran. Selain itu ada penilaian yang lebih sulit yaitu
efektivitas multi-dimensi, penilaian dampak dan nilai yang
dicapai tetapi juga terhadap dampak yang tidak diharapkan dan
nilai yang ditolak.
Peniliaan dan pengukuran kinerja domain publik mencakup
kinerja yang berdimensi banyak, menggunakan indikator mutu
dan menganalisis nilai yang tersembunyi
9. Staffing Policies
Dua masalah yang harus dihadapi oleh sektor publik yaitu
(1) Masalah Kepegawaian dan (2) Masalah Publik sebagai
Konsumen.
Perlu disadari bahwa baik staf maupun konsumen keduanya
adalah warganegara juga, yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama.
Peran pimpinan organisasi adalah membantu pengembangan
kebijakan kepegawaian yang bisa menjembatani antara fungsi
kontrol publik dengan posisi staf, antara hak-hak warganegara
dan hak staf, dan antara akuntabilitas publik dengan inisiatif
staf.
10. Relations with Customer
and Citizen
Publik itu selain bertindak sebagai pelanggan tetapi juga
sekaligus sebagai warganegara. Hal ini tidak boleh
memperlemah hak-hak publik di sektor publik, sebaliknya
harus bisa memperkuatnya.
“Pelanggan” dinas publik jangan sampai bertindak sebagai
layaknya pelanggan di sektor swasta. Walaupun demikian,
pimpinan sektor publik bisa belajar dari pengalaman sektor
swasta dalam berhadapan dengan para ‘pelanggannya’.
Pimpinan dinas publik perlu mengembangkan teori perilaku
konsumen, mengkonsepsi ulang makna pasar yang
berpengaruh terhadap perilaku publik, mengembangkan
pendekatan yang berbasis pengakuan terhadap peran publik
baik sebagai pelanggan maupun warganegara
11. Public Accountability
Akuntabilitas publik itu tidak hanya mencakup keharusan
untuk bertanggungjawab, tetapi juga merupakan kebutuhan
untuk memberikan pertanggungjawaban kepada publik.
Bentuk akuntabilitas publik itu sangat luas bisa berupa
akuntabilitas finansial, pemeriksaan lewat audit atau
ombudsman, pembuatan keputusan yang terbuka, inisiatif,
inovasi, ujicoba kebijakan dsb.
Tekanannya bisa pada sejauhmana kebijakan, keputusan
dan prosedur pelaksanaan telah dilaksanakan secara tepat
dan sesuai dengan keinginan serta kepentingan publik.
Pada intinya, mereka yang bekerja di organisasi dinas publik
itu harus merasa perlu untuk mempertanggungjawabkan
proses pelaksanaan dan kinerjanya kepada publik untuk
siapa mereka bekerja.
Download