pengaruh penerapan metode pembelajaran two stay two stray

advertisement
PENGARUH PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS)
DENGAN MEMBUAT MIND MAPPING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Idha Zuly Astutik
4301411008
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Semarang, Juli 2015
Idha Zuly Astutik
4301411008
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada :
Hari
:
Tanggal
:
Semarang,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dra. Saptorini, M.Pi
Drs. Ersanghono Kusumo, M.S
NIP 195109201976032001
NIP 195405101980121002
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
disusun oleh
Idha Zuly Astutik
4301411008
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 11 Agustus 2015.
Panitia
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si
Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP 196310121988031001
NIP 196507231993032001
Ketua Penguji
Drs. Wisnu Sunarto, M.Si
NIP 195207291984031001
Anggota Penguji/
Anggota Penguji/
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Saptorini, M.Pi
Drs. Ersanghono Kusumo, M.S
NIP 195109201976032001
NIP 195405101980121002
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
 Bertahanlah dan berjuanglah sampai sukses! Allah menilai usaha
kita, bukan hasilnya. Jangan putus asa karena hasil.
 Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti
Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat (HR
Muslim).
 Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu
suka menolong saudaranya (HR Muslim).
PERSEMBAHAN
 Kedua orang tuaku, Bapak Sugiyono dan
Ibu Nursih yang telah memberikan kasih
sayang, do’a dan pengorbanannya dalam
hidupku
 Kedua kakakku Antok dan Adib, ketiga
adikku Titik, Rio dan Aurel tercinta yang
telah memberikan motivasi dan semangat
dalam meraih cita-cita.
 Para
guru
peradaban
yang
telah
memberikan banyak ilmunya
 Teman-teman rombel 2 pendidikan kimia
2011 yang aku cintai
 Teman-teman BEM KM UNNES 2013
dan 2014 yang aku sayangi.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan
Studi S1 untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Kimia. Atas segala bantuan dan
dukungan yang diberikan, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin penelitian.
4. Dra. Saptorini, M.Pi, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat selama
penyusunan skripsi ini,
5. Drs. Ersanghono Kusumo, M.S, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat
selama penyusunan skripsi ini,
6. Drs. Wisnu Sunarto, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberi
banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini,
7. Kepala SMA Negeri 10 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Puji Ningrum, S.Pd guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 10 Semarang
yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian,
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya
dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.
Semarang, Juli 2015
Penulis
vi
ABSTRAK
Astutik, Idha, Zuly. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay
Two Stray (TS-TS) Dengan Membuat Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Skripsi, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Dra. Saptorini, M.Pi dan Pembimbing Pendamping Drs.
Ersanghono Kusumo, M.S.
Kata Kunci : Pengaruh, Mind Mapping, Two Stay Two Stray (TS-TS).
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena
mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis. Diperlukan metode yang
tepat agar siswa menganggap mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang
mudah dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind
mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 10 Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random
sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas
eksperimen diberi metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind
mapping dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol diberi metode konvensional.
Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain metode dokumentasi,
observasi, tes dan angket. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai
post-test kelas eksperimen dan kontrol sebesar 85,73 dan 76,49. Hasil uji
perbedaan rata-rata menunjukan bahwa rata-rata nilai pos-test kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Analisis pengaruh terhadap hasil belajar
siswa diperoleh koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,62 dengan koefisien
determinasi (KD) sebesar 37,89 %. Hasil deskriptif hasil belajar ranah afektif dan
psikomotorik menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran Two
Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar
37,89 %.
vii
ABSTRACT
Astutik, Idha, Zuly. 2015. The Effect of Application of Learning Method Two Stay
Two Stray (TS-TS) To Make Mind Mapping for Learning Outcomes In the Matter
solubility and solubility product. Skripsi, Department of Chemistry, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Main
supervisor Dra. Saptorini M.Pi and Assistant Supervisor Drs. Ersanghono
Kusumo M.S.
Keywords: Effect, Mind Mapping, Two Stay Two Stray (TS-TS).
Chemistry is one of the subjects that are considered difficult by the student
because of the concept and mathematical calculation in the chemistry learning.
Required appropriate methods in order to change this mind so that chemistry is
easy to be understood. This study aims to determine the influence of the learning
method Two Stay Two Stray (TS-TS) by making mind mapping towards the
student learning outcomes in solubility and solubility product issue. The
population in this study were all students of class XI IPA SMA Negeri 10
Semarang. Samples were taken with a cluster random sampling technique,
obtained is class XI IPA 1 as the experimental class were given method Two Stay
Two Stray (TS-TS) by making mind mapping and class XI IPA 4 as the control
class were given conventional leraning. The methods of data colecting are used
are used of documentation, observation, tests and questionnaires. Based on the
research results obtained by the average value of the posttest in the experimental
and control class found that result are 85,73 and 76,49. The result of the average
difference shows that the average value of the posttest in the experimental class
are better than in the control class. The analysis of the effect on student learning
outcomes resulting biserial correlation (rb) of 0,62 with a coefficient of
determination (KD) of 37.89 %. The learning outcomes descriptive result of
affective and psychomotor aspect shows that in the experimental class better than
in the control class. The conclusions from this research is the application of
learning methods Two Stay Two Stray (TS-TS) to by making mind mapping has a
positive effect on the student learning outcomes in solubility and solubility
product issue of 37.88 %.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………...
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………...
iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………..
v
PRAKATA…………………………………………….………………….
vi
ABSTRAK…………………………………………….………………….
vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...
ix
DAFTAR TABEL…………………………………………….…………..
xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….……….
xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….………..
xiii
BAB
1.
2.
3.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………...
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….......
4
1.3 Pembatasan Masalah………........................................................
5
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………..
5
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………....
5
1.6 Penegasan Istilah..........................................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Materi ....……….
9
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan......................................................
21
2.3 Kerangka Berfikir…………………………………………….....
22
2.4 Hipotesis.......................................................................................
25
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian………………………………………………..
26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................
26
3.3 Populasi dan Sampel....................................................................
27
ix
4
5
3.4 Variabel Penelitian.......................................................................
28
3.5 Instrumen Penelitian.....................................................................
28
3.6 Metode Pengumpul Data..............................................................
29
3.7 Teknik Analisis Data....................................................................
29
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................... .......................
43
4.2 Pembahasan.................................................... .............................
57
PENUTUP
5.1 Simpulan.................................................... ..................................
68
5.2 Saran.................................................... .......................................
68
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
67
LAMPIRAN................................................................................................
70
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa........………………………….
3
3.1
Desain Penelitian…………………………………………………...
26
3.2
Jumlah Kelas dan Siswa Kelas XI IPA........……………………….
27
3.3
Kriteria Daya Pembeda Soal........……………………………….....
31
3.4
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal........…………………………......
31
3.5
Kriteria Soal Uji Coba........……………………………… ..............
32
3.6
Pedoman Koefisien Korelasi........…………………………….........
39
3.7
Kriteria Rata-Rata Skor Ranah Afektif........……………………….
40
3.8
Kriteria Rata-Rata Skor Ranah Psikomotorik........………………..
40
3.9
Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik........
41
3.10
Kriteria Angket Tanggapan Siswa........……………………………
41
3.11
Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Tanggapan Siswa........……....
42
4.1
Data Awal Populasi...............................…….………………...........
43
4.2
Hasil Uji Normalitas Data Awal..………...….……………….........
44
4.3
Hasil Analisis Validitas Soal.............................................................
45
4.4
Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal………………………......
46
4.5
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal.............................................
46
4.6
Data Nilai Posttest.............................................................................
47
4.7
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest......…………………........
47
4.8
Hasil Uji Kesamaan Dua Varian........………………………….......
48
4.9
Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata......................................………........
49
4.10
Hasil Ketuntasan Belajar....... …….......……………........................
49
4.11
Rata-rata Nilai RanahAfektif............................................................
51
4.12
Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik........................……………….
53
4.13
Hasil Angket Tanggapan Siswa........……………………………....
55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Kerangka Berfikir………………………………………………...
24
4.1
Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif.........................
52
4.2
Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap AspekPsikomotorik................
53
4.3
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa.................................
56
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Nilai UAS 3 Tahun Terakhir …………………………………......
73
2.
Daftar Nama Siswa.........................................................................
74
3.
Daftar Kelompok TS-TS.................................................................
75
4.
Silabus………………………………………….............................
76
5.
RPP Kelas Eksperimen.................................…………………......
78
6
RPP Kelas Kontrol.................................………………….............
97
7.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba...................................................………...
114
8.
Soal Uji Coba………………………………………......................
118
9.
Analisis Soal Uji Coba………...……………………………….....
129
10.
Perhitungan Validitas Soal Uji Coba…...…………………...........
134
11.
Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ………………….......
137
12.
Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ………………......
138
13.
Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba …....................................
140
14.
Daftar Nilai UAS Siswa ……………………………....................
141
15.
Uji Normalitas Data Tahap Awal……...........................................
142
16.
Uji Homogenitas...…………………………..................................
146
17.
Soal Posttest…………..………….………...............……..…........
147
18.
Daftar Nilai Posttest…………....…………………........................
152
19.
Uji Normalitas Tahap Akhir..................……………...……...…..
153
20.
Uji Kesamaan Dua Varian...…..................….……………............
155
21.
Uji Perbedaan Rata-Rata.................................................................
156
22.
Hasil Ketuntasan Hasil Belajar...…..................….…………….....
157
23.
Uji Pengaruh Antar Variabel dan Koefisien Determinasi...............
158
24.
Pedoman Penilaian Ranah Afektif..................................................
159
25.
Reliabilitas Ranah Afektif……..……………............…………....
161
26.
Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol.......
162
27.
Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik........................................
164
xiii
28.
Reliabilitas Ranah Psikomotorik.........................................……....
29.
Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan
166
Kontrol............................................................................................
167
30.
Lembar Angket Tanggapan Siswa...…..................….……………
169
31.
Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa...…..................….………..
170
32.
Analisis Angket Tanggapan Siswa...…..................….…………...
171
33.
Skema TS-TS...…...….…………….........….................................
172
34.
Dokumentasi...…..................….…………….................................
173
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi siswa agar
mempunyai sifat dan sikap yang sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib, 2010:
34). Pendidikan memberikan kecakapan hidup agar siswa dapat memainkan
perannya dimasa sekarang dan akan datang. Pendidikan dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan
di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan dapat mengembangkan
kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu kehidupan
dan martabat manusia seperti yang diharapkan. Banyak perhatian khusus
diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan.
Secara keseluruhan inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran.
Keefektifan dari proses pembelajaran harus diperhatikan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran dapat efektif apabila input
pembelajaran berfungsi dengan baik, yaitu siswa, guru, kurikulum, metode, dan
fasilitas pendukung proses pembelajaran. Keefektifan proses pembelajaran dapat
dilihat dari aktivitas siswa dan guru yang dapat mempengaruhi hasil belajar sisw
1
2
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh siswa
setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 85). Hasil belajar
merupakan ukuran keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai tes
maupun non tes. Nilai tes dapat diperoleh dari tes ulangan harian, ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester. Nilai non tes diambil dari keaktifan siswa
saat pembelajaran, tugas terstruktur, pengamatan kinerja dan sikap. Penilaian
berdasarkan tes mempunyai standar kelulusan yang telah ditetapkan yang disebut
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Apabila perolehan nilai siswa sama
dengan atau diatas KKM, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam belajar.
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena
mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis. Penggunaan metode dan
model pembelajaran yang kurang cocok dengan materi bahan ajar akan
mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran kimia.
Pemilihan metode dan model mengajar tentunya disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, hasil belajar yang rendah
merupakan salah satu indikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 10 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari data rata-rata nilai hasil
belajar siswa materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai berikut:
3
Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 10 Semarang
Kelas
Rata-Rata Nilai
2011/2012
2012/2013
2013/2014
XI IPA 1
67,92
70,34
72,12
XI IPA 2
78,21
69,95
69,78
XI IPA 3
66,36
77,15
70,24
XI IPA 4
70,54
72,56
71,62
KKM
75
77
77
Sumber : dokumentasi SMA N 10 Semarang
Data di atas menunjukkan masih banyaknya siswa yang hasil belajarnya masih
rendah. Dengan demikian penguasaan materi oleh siswa belum maksimal.
Penguasaaan materi yang belum maksimal dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dari siswa itu sendiri dan faktor
eksternal yaitu dari lingkungan, sarana prasarana sekolah, suasana belajar, metode
pembelajaran dan guru. Adanya hasil belajar yang rendah dapat dipengaruhi dari
metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Pada kegiatan
pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa
cenderung pasif dan kurang berminat saat mengikuti pembelajaran. Selain
menggunakan metode ceramah guru juga menggunakan diskusi. Namun, saat
diskusi berlangsung terlihat siswa masih pasif dan takut untuk mengemukakan
pendapatnya, kerjasama dan tanggung jawab antar kelompok dalam mengerjakan
tugas diskusi masih kurang. Maka dari itu perlu diterapkan metode pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif dan berani mengemukakan pendapatnya, dapat
mendorong siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab, serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab,
4
saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi.
Pada saat pembelajaran dibantu dengan pembuatan mind mapping sehingga siswa
lebih mudah dalam mengingat dan memahami konsep dan meteri yang diajarkan.
Hasil penelitian Yusuf (2012: 8), metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat
siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Surianto, 2014: 207).
Penelitian Imaduddin & Utomo (2012: 63), menunjukkan metode mind mapping
sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two
Stray (TS-TS) dengan Membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah :
1. Adakah pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan?
2. Berapa besar pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan?
5
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut :
1. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelarutan dan hasil kali
kelarutan
2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran Two
Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping untuk kelas
eksperimen dan menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol.
3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas XI IPA semester genap
tahun ajaran 2014/2015 SMA Negeri 10 Semarang
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan
membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two
Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar
siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
6
1.5.1
Bagi Siswa
1. Sebagai sarana bertukar pikiran dan berdiskusi tentang materi yang
sedang dipelajari, sehingga timbul sikap aktif dan kritis dengan teman
sebaya
2. Menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa karena keberhasilan
individu merupakan tanggung jawab kelompok
3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
4. Siswa lebih termotivasi dalam belajar
1.5.2
Bagi Guru
Memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat membuat siswa
lebih aktif dalam belajar.
1.5.3
Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah agar lebih memperhatikan metode
pengajaran yang lebih variatif sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam belajar
dan hasil belajarnya mencapai kriteria ketuntasan minimal, sehingga tujuan
pendidikan mencerdaskan bangsa dapat tercapai.
1.5.4
Bagi Peneliti
Memperoleh pengetahuan variasi model pembelajaran yang dapat
memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat
meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran.
1.6 PENEGASAN ISTILAH
Agar memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini
dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka adanya
7
penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1.6.1
Pengaruh
Berdasarkan software Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) offline,
pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Dalam penelitian
ini pengaruh mengandung arti bahwa penerapan metode pembelajaran Two Stay
Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping yang diperbandingkan
terhadap pembelajaran melalui metode konvensional akan berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa.
1.6.2
Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
Menurut Lie (2004: 61), Metode Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan
metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok
lain. Saat diskusi siswa diharapkan lebih aktif, baik sebagai penerima tamu yang
menyampaikan hasil diskusi maupun sebagai tamu yang bertanya informasi
kepada kelompok lain. Pada metode Two Stay Two Stary (TS-TS) siswa diajarkan
keterampilan–keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik didalam
kelompok, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman
dengan baik, dan berdiskusi.
1.6.3
Mind Mapping
Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
8
untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Pembutan mind
mapping bertujuan untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan
dengan mudah sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.
1.6.4
Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Membuat Mind Mapping
Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind
mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa
dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan
masalah, mendorong siswa untuk bertanya dan menjawab dan saling mendorong
untuk berprestasi. Pada akhir proses diskusi dan pembagian informasi siswa
membuat mind mapping untuk mempermudah dalam memahami konsep dari
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.6.5
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 85). Pada penelitian ini
hasil belajar yang dimaksud adalah nilai kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
setelah penelitian dilaksanakan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1
Belajar
Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang yang terjadi sebagai
akibat dari interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar mencakup segala
sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Segala sesuatu yang
dipelajari oleh seseorang dapat dilihat dari pola-pola perubahan perilakunya.
Peranan penting belajar meliputi perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi orang (Rifai & Anni, 2011: 82-84).
Menurut Hamdani (2011: 71), belajar merupakan tindakan dan perilaku
seseorang yang kompleks. Seseorang adalah sebagai penentu terjadi atau tidaknya
proses belajar, karena belajar hanya dialami oleh dirinya sendiri. Menurut Gage,
sebagaimana dikutip oleh Dahar (1996: 11), belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman. Sedangkan menurut Dahar (1996: 12), bahwa belajar dihasilkan dari
pengalaman dengan lingkungan, dimana terjadi hubungan-hubungan antara
stimulus dan respons. Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh
suatu
perubahan
tingkah
laku
yang
baru,
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
9
10
Berdasarkan pengertian uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah perubahan perilaku seseorang akibat proses pengalaman yang telah
dilakukannya. Perubahan perilaku merupakan tanda bahwa seseorang telah
mengalami belajar. Perubahan perilaku tersebut sebagai perbandingan antara
perilaku sebelum dan sesudah mengalami belajar. Belajar membuat seseorang
yang belum tahu menjadi tahu.
Dalam belajar terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga
menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur dalam belajar adalah:
1. Peserta didik
Peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar dan
peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan. Dalam proses belajar,
rangsangan (stimulus) yang diterima oleh peserta didik diorganisir di
dalam syaraf, dan beberapa rangsangan yang di simpan di dalam memori.
Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat
diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus.
2. Rangsangan (stimulus)
Rangsangan (stimulus) adalah peristiwa yang merangsang penginderaan
peserta didik.
3. Memori
Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan
belajar sebelumnya.
10
11
4. Respon
Respon adalah tindakan yang diaktualisasikan memori. Respon dalam
peserta didik diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan
perilaku.
Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi
antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu
sebelum ke setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku,
maka perubahan perilaku tersebut itu menjadikan indikator bahwa peserta didik
telah melakukan kegiatan belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 82-84).
2.1.2
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh
seseorang setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari. Oleh karena itu apabila
seseorang mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku
yang diperoleh adalah penguasaan konsep (Rifa’i & Anni, 2011: 85).
Menurut Fuad (2012: 14), hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan perubahan sikap yang diperoleh seseorang setelah
mengalami kegiatan pembelajaran sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha
belajar.
12
Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2011: 86-89),
menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar yaitu:
1. Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup (1) pengetahuan
(knowlegde),
(2)
pemahaman
(comprehension),
(3)
penerapan
(application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6)
penilaian (evaluation).
2. Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Kategori afektif tujuannya mencerminkan hirarkhi yang berentangan dari
keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup.
Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah (1) penerimaan (receiving),
(2)
penanggapan
(responding),
(3)
penilaian
(valuing),
(4)
pengorganisasian (organization), dan (5) pembentukan pola hidup
(organization by a have value complex).
3. Ranah Psikomotorik: berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan psikomotorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi
syaraf. Kategori ranah psikomotorik meliputi (1) persepsi (perception),
kesiapan (set), (2) gerakan terbimbing (guided response), (3) gerakan
terbiasa (mechanism), (4) gerakan kompleks (complex overt response),
penyesuaian (adaptation), dan (5) kreativitas (originality).
2.1.3
Metode Two Stay Two Stray (TS-TS)
Metode pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan metode
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama siswa dalam
13
kelompok (Yusuf, 2012: 2). Menurut Lie (2004: 61), metode pembelajaran Two
Stay Two Stary (TS-TS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang berdiskusi
untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain.
Menurut Kagan (2012: 1138), model pembelajaran kooperatif Two Stay
Two Stary (TS-TS) adalah dua orang siswa tinggal dan dua orang siswa bertamu
ke kelompok lain. Ini berfungsi sebagai pertukaran informasi dan hasil yang telah
didapatkan untuk didiskusikan secara bersama. Metode pembelajaran Two Stay
Two Stray (TS-TS) dapat menuntut siswa untuk aktif mempelajari sebuah konsep
melalui aktivitas pemecahan masalah, mengungkapkan ide, melakukan diskusi
serta presentasi dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki
peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam kegiatan belajar
pada masing-masing kelompok tidak ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi
(Asna et.al., 2014: 124). Menurut Huda (2014: 207), metode pembelajaran Two
Stay Two Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan
agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu
memecahkan masalah, dan mendorong satu sama lain untuk berprestasi.
Adapun langkah langkah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menurut Lie (2004: 61), sebagai berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
2. Setelah selesai,
dua
siswa dari masing-masing kelompok akan
meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok
yang lain.
14
3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja
dan informasi mereka ke tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
2.1.4
Mind Mapping
Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Sedangkan menurut
Buzan (2014: 5), mind mapping merupakan grafis representasi data atau pikiran.
Mind mapping seperti diagram, sehingga cenderung untuk mengingat diagram
lebih mudah daripada mengingat panjang teks. Mind mapping juga merupakan
metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk mengingat banyak
informasi.
Menurut Windura, sebagaimana dikutip oleh Imaduddin & Utomo (2012:
66), mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat menyelaraskan proses
belajar dengan cara kerja alami otak. Mind mapping melibatkan otak kanan
sehingga proses pembuatannya menyenangkan. Mind mapping merupakan cara
paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data
dari otak kita.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mind mapping
merupakan cara kreatif bagi peserta didik untuk mencatat pelajaran dan
15
menghasilkan ide-ide. Ide-ide yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk peta
pemikiran memungkinkan peserta didik lebih mudah mengingat materi.
Alamsyah (2009: 36), menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan
mind mapping, antara lain:
1.
Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas
2.
Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topik
3.
Terdapat pengelompok informasi
4.
Menarik perhatian mata dan tidak membosankan
5.
Memudahkan berkonsentrasi
6.
Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna,
gambar-gambar dan lain-lain
7.
2.1.5
Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya
Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada
pula zat yang sukar larut. Misalnya, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari
0,02 mol L-1 dianggap mudah larut, sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu
dianggap sukar larut. Pada umumnya kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu,
hal ini berlaku untuk zat padat. Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi
pH larutan.
1.
Kelarutan
Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut
dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Satuan kelarutan
16
umumnya dinyatakan dalam gram L-1 atau mol L-1. Kelarutan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
1) Jenis Pelarut
Terdapat dua jenis pelarut, yaitu; polar dan non-polar. Pelarut polar
mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut
non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter.
Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar
lebih mudah larut dalam pelarut non-polar.
2) Suhu
Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan.
Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat
tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat
menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas
oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat,
kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini
disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air
akan terlepas meninggalkan air.
(Purba, 2006: 138)
2.
Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan
menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya berada
dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan
padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali
17
kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan sebagai hasil kali ion-ion
(satuan Molar) dalam larutan jenuhnya, dengan masing-masing konsentrasi
berpangkatkan bilangan koefisiennya. Secara umum persamaan keseimbangan
larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah :
x Ay+(aq) + y Bx-(aq)
AxBy(s)
Ksp AxBy = [ Ay+ ]x [ Bx+ ]y
Contoh
Ag+(aq) + I-(aq) ……
(1) AgI(s)
Pb2+ (aq) + 2 Cl-(aq) ….
(2) PbCl2(s)
3.
Ksp Agr = [Ag+ ] [I-]
Ksp PbCl2 = [Pb2+ ] [Cl-]2
Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat
tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat
terlarut diketahui.
Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy, jumlah zat di dalam larutan sama
dengan harga kelarutannya dalam satuan mol Lˉ1. Senyawa yang terlarut akan
mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan.
A x B y (s)  x A y  (aq)  yBx  (aq)
Ksp  [A y  ] x [B x  ] y
Jika kelarutan PbCl2 = s mol Lˉ1, maka di dalam larutan terdapat s mol Lˉ1 Pb2+
dan 2s mol Lˉ1 Cl-seperti proses berikut :
PbCl2(s)
Kelarutan
s
Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)
s
2s
18
Maka : Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl- ]2
= (s)
(2s)2
= 4 s3
sehingga, s  3
Ksp
4
Contoh lain : AgBr(s)
Ag+(aq) + Br-(aq)
Kelarutan
s
s
s
Ksp AgBr = [Ag+ ]([Br-]
= (s)
(s)
= s2
s  Ksp
Maka :
Secara umum :
AxBy (s)
Kelarutan
x Ay+(aq) + y Bx- (aq)
s
x.s
y.s
Maka : Ksp AxBy = [Ay+ ]x [Bx- ]y
= (x.s) (y.s)y
= xx . yy s(x+y)
s  x y
Ksp
( x) x ( y ) y
x dan y adalah koefisien dari ion-ion.
4.
Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan
Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan
berkurang. Makin besar jumlah ion senama, makin kecil kelarutan senyawa
tersebut. Kelarutan CaC2O4 dalam air = 4,8.10-5 mol L-1, sedangkan kelarutan
19
CaC2O4 dalam CaCl2 0,15 M = 1,5.10-8 mol L-1. Kelarutan CaC2O4 dalam CaCl2
lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air, sebab di dalam larutan terdapat
ion Ca2+ yang berasal dari CaCl2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl2 adalah:
CaC2O4(s)
Ca2+(aq) + C2O42-(aq)
CaCl2(aq)
Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)
Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan
diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Dalam hal ini adanya ion
Ca2+ dari CaCl2 akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke arah
CaC2O4(s), maka kelarutan CaC2O4 berkurang. Adanya ion Cl– tidak
mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan.
Akan tetapi, sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion senama
tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan selama suhu tidak berubah.
5.
Hubungan Kelarutan dengan pH
Kelarutan senyawa elektrolit dapat diperbesar atau diperkecil dengan
mengatur pH. Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan
berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat
asam, sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam
yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat
asam kuat.
Kelarutan suatu zat dapat ditentukan dari harga Ksp zat tersebut. Sebaliknya,
harga Ksp suatu zat dapat diperoleh dari kelarutan zat tersebut. Jika kelarutan
suatu zat diketahui, maka sususna konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan
20
jenuhnya dapat ditentukan. Berarti, dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat,
susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan.
Dengan demikian, pH larutan jenuhnya dapat ditentukan. Demikian juga
sebaliknya, dengan mengetahui pH larutan jenuh suatu zat maka harga Ksp zat
tersebut dapat ditentukan.
6.
Reaksi Pengendapan
Ksp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat dalam
larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk
endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada
konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
membandingan Ksp dengan Qc (hasil kali konsentrasi awal ion-ion dalam larutan).
Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi
tiga kemungkinan, yaitu :
a.
Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan
lewat jenuh)
b.
Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)
c.
Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan belum jenuh)
(Sutresna, 2004: 274-281)
21
2.2 KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Pada penelitian Asna et al., (2014: 129-140), menunjukkan bahwa metode
Two Stay Two Stray (TS-TS) menggunakan media LKS dilengkapi molymod,
efektif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi siswa pada ranah kognitif dan
ranah afektif untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Penelitian
Surianto & Nurkamto (2014: 2008), menyimpulkan bahwa Metode Two Stay Two
Stray (TS-TS) membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Yusuf (2012: 11), penerapan pembelajaran kooperatif model TS-TS terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan untuk penerapan model TS-TS
pada kompetensi dasar membangun komitmen bagi dirinya dan orang lain hasil
angket yang menyatakan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran TS-TS
terutama ketika bekerja sama dalam kelompok yang bervariasi karena dapat
memupuk rasa saling menyayangi, pernyataan ini mendapatkan respon paling
tinggi dari siswa. Terlihat ketika penerapan belajar berkelompok, siswa tampak
lebih berminat mengikuti kegiatan belajar saat berdiskusi dengan temannya
sendiri.
Penelitian Imaduddin dan Utomo (2012: 63), menunjukkan metode mind
mapping sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika. Tee T.K. et.al
(2014: 30), menyimpulkan bahwa mind mapping membantu siswa mengingat
informasi, membantu siswa untuk meningkatkan pemikiran inovatif dan kreatif.
Selain itu mind mapping efektif untuk menciptakan lingkungan belajar dimana
siswa merasa berkeinginan untuk belajar. Penelitian Adodo (2013: 170), mind
22
mapping membantu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam mengajar Basic
Science and Technology (BST) dan harus digunakan di dalam kelas sebagai
pendekatan yang lebih baik untuk mengajar.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Proses pada pembelajaran kimia siswa dituntut untuk memahami konsep,
materi dan penerapannya dalam soal-soal yang guru berikan. Jika siswa dapat
memahami konsep dan materi yang guru ajarkan maka hasil belajar yang
diperoleh akan baik. Namun, kenyataannya hasil belajar yang diperoleh siswa
masih rendah dan di bawah kriteria ketuntasan minimal. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya penggunaan variasi metode pembelajaran dalam penyampaian materi.
Metode yang digunakan cenderung bersifat konvensional. Selain itu siswa
cenderung belum berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Pembelajaran kimia mengggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok
dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling
membantu memecahkan masalah, saling mendorong untuk berani bertanya dan
mengemukakan pendapat sehingga mendorong untuk berprestasi. Pada saat
pembelajaran dibantu dengan pembuatan mind mapping. Hal ini bertujuan agar
siswa lebih mudah mengingat dan memahami konsep dan materi. Konsep dan
materi yang baru saja siswa peroleh langsung dibuat catatan berbentuk mind
mapping sesuai kreativitas mereka masing-masing sehingga siswa lebih mudah
dalam mengingat dan memahami rumus, konsep maupun materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan. Berdasarkan pemaparan diatas akan dilakukan penelitian
23
dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan
membuat mind mapping pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kerangka
berpikir disajikan pada Gambar 2.1.
24
Pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Semarang
Pembelajaran
Pembelajaran berpusat pada
Mata pelajaran kimia
menggunakan metode
guru, kerjasama siswa rendah,
dianggap sulit dan rumit
ceramah dan diskusi
kurang berani bertanya
oleh sebagian siswa
Minat siswa dalam belajar
rendah, sehingga hasil belajar
kimia rendah
Dilakukan penelitian
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Pembelajaran menggunakan
metode Two Stay Two Stray
(TS-TS) dengan membuat
mind mapping
Pembelajaran menggunakan
Pembelajaran
metode konvensional
berpusat pada
siswa
Hasil belajar
Hasil belajar
Dibandingkan
Ada pengaruh positif penggunaan
metode Two Stay Two Stray (TSTS) dengan membuat mind mapping
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
25
2.4 HIPOTESIS
Dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis bahwa:
Penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan
membuat mind mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif,
dengan desain true experimental design berpola posttest-only control design
Berikut tabel desain penelitiannya:
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Perlakuan
Keadaan Akhir
X
T1
Y
T1
Keterangan:
X = Pembelajaran kimia menggunakan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dengan membuat mind mapping
Y = Pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional
T1 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest
(Sugiyono, 2010: 113)
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
3.2.1
Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMA Negeri 10 Semarang dengan
alamat di Jalan Padi Raya Nomer 16 Semarang.
26
27
3.2.2
Waktu Penelitian
Penelitian di SMA Negeri 10 Semarang dilaksanakan pada semester II
tahun ajaran 2014/2015.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.3.1
Populasi
Populasi dalam penelitian yang dilakukan adalah seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 10 Semarang yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA 1 sampai XI
IPA 4. Jumlah siswa kelas XI IPA antara lain sebagai berikut:
No
1
2
3
4
3.3.2
Tabel 3.2 Jumlah Kelas dan Siswa Kelas XI IPA
Kelas
Jumlah siswa
XI IPA 1
38 siswa
XI IPA 2
36 siswa
XI IPA 3
38 siswa
XI IPA 4
37 siswa
Sampel
Teknik sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling.
Sampel penelitian ini tidak menggunakan seluruh siswa kelas XI, tetapi hanya
menggunakan sebagian siswa saja. Sebelum dilakukan pengambilan sampel,
dipastikan bahwa seluruh populasi berdistribusi normal dan homogen. Setelah
populasi diketahui berdistribusi normal dan homogen, diambil dua kelas sebagai
sampel. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu XI IPA 1 dan satu kelas
sebagai kelas kontrol yaitu XI IPA 4.
28
3.4 VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Sugiyono, 2012: 3). Variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :
3.4.1
Variabel Bebas
Variabel
bebas
dalam
penelitian
adalah
metode
pembelajaran.
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping pada
kelas eksperimen dan pembelajaram konvensional pada kelas kontrol.
3.4.2
Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI.
3.4.3
Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian adalah kurikulum, materi, guru, bahan
ajar, dan jumlah jam pelajaran yang sama.
3.5 INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
1.
Lembar pengamatan ranah afektif
2.
Lembar pengamatan ranah psikomotorik
3.
Tes hasil belajar kognitif
4.
Lembar angket
29
3.6 METODE PENGUMPUL DATA
3.6.1. Metode Observasi
Metode observasi yang dilakukan mengenai pendataan gambaran umum
lokasi penelitian dan kondisi pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.
3.6.2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
daftar nama-nama siswa yang akan menjadi sampel dan responden dalam uji coba
instrumen penelitian, dan daftar nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran
kimia kelas XI IPA Negeri 10 semarang tahun ajaran 2014/2015.
3.6.3. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan yaitu melalui pelaksanaan posttest baik untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.6.4. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang
penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat
mind mapping.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
3.7.1
Analisis Instrumen Penelitian
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) validitas, (2)
daya pembeda, (3) tingkat kesukaran, dan (4) reliabilitas.
30
3.7.1.1 Validitas butir
Validitas butir dapat dihitung menggunakan rumus korelasi product
moment yaitu sebagai berikut:
𝑟𝑋𝑌 =
𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌
𝑁∑𝑋 2 − ∑𝑋
2
𝑁∑𝑌 2 − 𝑌
2
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan variabel 𝑌
N = jumlah siswa
X = skor butir soal (item)
Y = skor total butir soal
Kriteria untuk melihat valid atau tidaknya dibandingkan dengan harga r
pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%, suatu butir dikatakan valid
jika harga rxy > rtabel (Arikunto, 2013: 87). Hasil analisis validitas butir soal
disajikan pada Tabel 4.3
3.7.1.2 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan
siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Untuk
mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item (daya beda) dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
𝐷𝐵 =
Keterangan :
DB
BA
BB
JA
JB
𝐵𝐴 𝐵𝐵
−
𝐽𝐴
𝐽𝐵
= daya pembeda soal
= banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar
= banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar
= banyaknya siswa pada kelas atas
= banyaknya siswa pada kelas bawah
31
Klasifikasi daya pembeda disajikan dalam tabel berikut.
Interval
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal
Kriteria
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
(Arikunto, 2013: 228)
Hasil analisis daya beda butir soal disajikan pada Tabel 4.4
3.7.1.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari suatu soal dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
𝐼𝐾 =
𝐵
𝐽𝑠
Keterangan :
IK = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval
Kriteria
IK = 0,00
Sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,30
Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70
Sedang
0,70 < IK < 1,00
Mudah
IK = 1,00
Sangat mudah
(Arikunto, 2013: 223)
Hasil analisis indeks kesukaran butir soal disajikan pada Tabel 4.5
3.7.1.4 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ketetapan hasil tes. Instrumen dapat
dikatakan reliabel apabila instrumen dengan ajeg memberikan data yang sesuai
32
dengan kenyataan (Arikunto, 2013: 100). Reliabilitas soal bentuk obyektif
dihitung menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21.
𝑟11 =
𝑘
𝑀 𝑘−𝑀
(1 −
)
𝑘−1
𝑘𝑆𝑡 2
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
M = mean atau rerata skor
k = jumlah butir soal
St2 = varian skor total
Setelah r11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel yang
disajikan pada tabel berikut:
Interval
r ≤ 0,20
0,20 < r ≤ 0,40
0,40 < r ≤ 0,70
0,70 < r ≤ 0,90
0,90 < r ≤ 1,00
Tabel 3.5 Kriteria Soal Uji Coba
Kriteria
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
(Arikunto, 2013: 117)
Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r11 = 0,81. Nilai tersebut berada pada
interval 0,70 < r ≤ 0,90 yaitu dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.7.1.5 Analisis Lembar Observasi
3.7.1.5.1 Validitas lembar observasi
Instrumen lembar observasi meliputi lembar observasi penilaian afektif
dan psikomotorik. Isi dari instrumen penilaian disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensinya. Validitas instrumen penilaian lembar observasi
dilakukan oleh ahli yaitu dosen dan guru.
33
3.7.1.5.2 Reliabilitas lembar observasi
Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus inter
raters reliability yaitu :
Vp −Ve
r11 = Vp + K−1
Ve
Keterangan :
𝑟11
= reliabilitas instrumen
Vp
= varian person
Ve
= varian error
K
= jumlah observer
Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 ≥ 0,7 (Mardapi, 2012: 88 – 89).
Berdasarkan perhitungan reliabilitas lembar observasi afektif yang di muat
pada Lampiran 25 diperoleh harga r11 = 0,89. Sedangkan reliabilitas lembar
observasi psikomotorik pada Lampiran 28 diperoleh harga 0,70. Karena r11 ≥ 0,7
maka instrumen lembar observasi tersebut reliabel.
3.7.1.6 Analisis Lembar Angket
3.7.1.6.1 Validitas Lembar Angket
Lembar angket diuji validitas isi dengan menggunakan expert validity
yaitu validitas yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan dikonsultasikan dan
disetujui oleh ahli yaitu dosen dan guru.
34
3.7.1.6.2 Reliabilitas Angket
Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach
yaitu:
𝑟11
𝑘
=
𝑘−1
Σ𝑠𝑏2
1− 2
𝑠𝑡
Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan atau butir soal
∑Sb2 = jumlah varian skor butir
St2
= varian total
Instrumen angket tanggapan siswa dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0,7
(Arikunto, 2013: 122). Berdasarkan hasil perhitungan yang di maut pada
Lampiran 31 diperoleh harga r11 = 0,89. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar
angket tersebut reliabel.
3.7.2
Analisis Data Awal
Analisis data tahap awal untuk mengetahui keadaan awal populasi. Pada
analisis tahap awal digunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan rumus
Chi-kuadrat.
35
𝑘
𝑥2
=
𝑖=1
Keterangan :
x2
Oi
Ei
k
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝐸𝑖
= chi kuadrat
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
= jumlah kelas interval
Hipotesis yang diuji:
Ho : sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal
Ha : sebaran data populasi berbeda dengan sebaran data normal
Nilai x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan x2tabel dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. H0 diterima jika x2
hitung
<
x2tabel, maka data berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda
dengan sebaran data normal (Sudjana, 2005: 273).
3.7.2.2 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berada
pada homogenitas yang sama atau tidak. Uji Homogenitas dengan menggunakan
uji Bartlett, dengan rumus :
𝑥 2 = 𝑙𝑛 10 {𝐵 − ∑ 𝑛𝑖 log 𝑠𝑖 2
Dengan
𝑠2 =
Keterangan :
x2
si 2
s
ni
B
∑(𝑛 𝑖 −1)𝑠𝑖 2
∑(𝑛 𝑖 −1)
𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1)
= besar homogenitas
= varian masing-masing kelas
= varian gabungan
= jumlah siswa dalam kelas
= koefisien Bartlett
36
Harga x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga
x2tabel dengan taraf signifikan = 5% dan derajat kebebasan (dk)= k-1.
Hipotesis yang diuji:
H0 : populasi memiliki varian yang tidak berbeda (homogen)
Ha : populasi memiliki varian yang berbeda (tidak homogen)
Ho diterima jika nilai x2hitung<x2(1-α)(k-1). x2(1-α)(k-1) diperoleh dari distribusi chi
kuadrat dengan peluang (1- α) dan derajat kebebasan (dk) k-1 (Sudjana, 2005:
263).
3.7.3
Analisis Data Akhir
Analisis data tahap akhir untuk menguji kedua kelas setelah mendapat
perlakuan yang berbeda kemudian diberikan posttest yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini dengan rumus Chikuadrat.
𝑘
𝑥2
=
𝑖=1
Keterangan:
x2
Oi
Ei
k
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝐸𝑖
= chi kuadrat
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
= jumlah kelas interval
37
Hipotesis yang diuji:
H0 : sebaran data kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak berbeda dengan
sebaran data normal
Ha : sebaran data kelas eksperimen maupun kelas kontrol berbeda dengan sebaran
data normal
Nilai x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan x2tabel dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk)= k–3. H0 diterima jika x2 hitung < x2tabel,
maka data berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda dengan
sebaran data normal (Sudjana, 2005: 273).
3.7.3.2 Uji Kesamaan Dua Varian
Uji kesamaan dua varian untuk mengetahui kesamaan varian dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis yang diajukan yaitu:
H0 : varian kedua kelas sampel tidak berbeda
Ha : varian kedua kelas sampel berbeda
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Kriteria H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan kedua kelas
memiliki varian yang sama sehingga diuji dengan uji t. Jika Fhitung > Ftabel, maka
dapat dikatakan kedua kelas memiliki varian yang berbeda sehingga diuji dengan
uji t’ (Sudjana, 2005:250).
38
3.7.3.3 Uji Perbedaan Rata-Rata
Uji hipotesis dilakukan dengan statistik satu pihak, yaitu uji rata-rata pihak
kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan uji kesamaan dua varian :
1.
Jika dua kelas mempunyai varian tidak berbeda (S12 = S22) digunakan rumus
t.
x1  x 2
dengan 𝑠 2 =
1
1
s

n1 n 2
t
2.
𝑛 1 −1 𝑠1 2 +( 𝑛 2 −1 𝑠2 2
𝑛 1 +𝑛 2 −2
Jika dua kelas mempunyai varian yang berbeda (S12 ≠ S22) digunakan
Rumus t’.
𝑡 ′ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
x1  x2
𝑆12
𝑛1 +
𝑆22
𝑛2
Keterangan:
x1 = rata-rata nilai kelas eksperimen
x 2 = rata-rata nilai kelas kontrol
2
= varian data kelas eksperimen
s 2 = varian data kelas kontrol
s2 = varian gabungan
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
s1
2
(Sudjana, 2005: 238)
3.7.3.4 Ketuntasan Belajar
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Keberhasilan kelas dapat
dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
39
telah mencapai KKM (Mulyasa, 2007: 254). Nilai KKM untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah 77.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 % =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 77
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
3.7.3.5 Uji Pengaruh antar Variabel
Rumus yang digunakan untuk pengaruh analisis antar variabel adalah:
𝑟𝑏 =
x1 − x 2 𝑝. 𝑞
𝑢. 𝑆𝑦
Keterangan :
rb
= koefisien biserial
x1
= rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen
x2
= rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol
𝑛1
p
= proporsi pengamatan pada kelas eksperimen = 𝑛 +𝑛
1
q
u
Sy
2
= proporsi pengamatan pada kelas kontrol = 1-p
= tinggi ordinat luasan pada kurva normal yang luasnya = p
= simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelas
(Soeprodjo, 2014: 106)
Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sugiyono, 2010 : 216)
3.7.3.6 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah koefisisen yang menyatakan berapa persen
(%) besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
40
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar. Rumusnya secara umum
adalah:
KD = rb2 x 100%
Keterangan :
KD
= koefisien determinasi
rb
= indeks determinasi yang diperoleh dari harga rb koefisien
biserial.
(Soeprodjo, 2014: 137)
3.7.3.7 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik
Analisis data hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik bertujuan untuk
mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol.
Hasil pengamatan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis
secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100
Kriteria hasil pengamatan siswa yaitu:
Tabel 3.7 Kriteria Rata-Rata Skor Afektif Siswa
Rentang
Kriteria
23 – 28
Sangat baik
18 - 22
Baik
13 - 17
Cukup
7 – 12
Kurang
Tabel 3.8 Kriteria Rata-Rata Skor Psikomotorik Siswa
Rentang
Kriteria
17 – 20
Sangat baik
13 - 16
Baik
9 - 12
Cukup
5 - 8
Kurang
41
Tiap aspek dari afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas.
Rumus yang digunakan adalah:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
Rata-rata tiap aspek = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Skor rata-rata tiap aspek dalam penilaian afektif dan psikomotorik dapat dilihat
pada Tabel 3.9
Tabel 3.9 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik
Rata-Rata
Kriteria
3,28 – 4,00
Sangat baik
2,52 – 3,27
Baik
1,76 – 2,51
Cukup
1,00 - 1,75
Kurang
(Sugiyono, 2010: 137)
3.7.3.8 Analisis Data Angket
Angket yang digunakan untuk mengukur tanggapan siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan membuat mind mapping. Analisis data angket menggunakan skala
Likert, dengan pilihan tanggapan TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S
(setuju) dan SS (sangat setuju). Dengan skor untuk TS = 1, KS = 2, S = 3, dan SS
= 4. Kriteria hasil angket tanggapan siswa sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Lembar Angket Tanggapan Siswa
Rentang
Kriteria
43 – 52
Sangat baik
33 - 42
Baik
23 - 32
Cukup
13 – 22
Kurang
42
Tiap aspek dari angket tanggapan siswa baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas. Rumus
yang digunakan adalah:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
Rata-rata tiap aspek = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Skor rata-rata tiap aspek dalam penilaian angket tanggapan siswa dapat dilihat
pada Tabel 3.11
Tabel 3.11 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Angket Tanggapan Siswa
Rata-Rata
Kriteria
3,28 – 4,00
Sangat baik
2,52 – 3,27
Baik
1,76 – 2,51
Cukup
1,00 - 1,75
Kurang
(Sugiyono, 2010: 137)
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di SMA
Negeri 10 Semarang dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil penelitian.
Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data awal dan analisis data akhir. Hal
tersebut akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau
diterima.
4.1.1
Hasil Analisis Data Tahap Awal
Hasil analisis data tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal
populasi. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai
Ulangan Semester Gasal Kimia kelas XI IPA pada tahun ajaran 2014/2015. Pada
analisis tahap awal digunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
Tabel 4.1 Data Awal Populasi
Kelas
N
Rata-rata
SD
Skor
Skor
Tertinggi
Terendah
XI IPA 1
38
79,11
9,46
95
51
XI IPA 2
36
75,17
12,41
95
45
XI IPA 3
38
75,11
12,88
95
50
XI IPA 4
37
80,73
8,81
96
62
(Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 10 Semarang tahun pelajaran
2014/2015).
43
44
4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
terdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan uji selanjutnya memakai uji
statistik parametrik atau non parametrik. Jika data berdistribusi normal maka
perhitungan selanjutnya menggunakan uji parametrik, sedangkan apabila data
tidak berdistribusi normal maka perhitungan menggunakan uji non parametrik. Uji
normalitas menggunakan uji chi-kuadrat.
Kriteria pengujiannya jika x2
hitung
< x2tabel , maka data berdistribusi normal
(sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal). Hasil
perhitungan uji normalitas data tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal
No.
Kelas
χ2hitung
χ2tabel
Kriteria
1
XI IPA 1
3,88
7,81
Berdistribusi normal
2
XI IPA 2
4,11
7,81
Berdistribusi normal
3
XI IPA 3
6,03
7,81
Berdistribusi normal
4
XI IPA 4
6,08
7,81
Berdistribusi normal
(Sumber: olah data hasil penelitian)
Berdasarkan hasil analisis tersebut dipeoleh x2 hitung untuk tiap kelas kurang
dari x2tabel dengan dk dan α masing-masing sebesar 5% yaitu 7,81, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua kelas berdistribusi normal atau sebaran data populasi
tidak berbeda dengan sebaran data normal, uji statistika yang digunakan
selanjutnya adalah uji statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas data tahap
awal terdapat pada Lampiran 15.
4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berada
dalam homogenitas yang sama atau tidak, dan untuk mengetahui bagaimana cara
45
pengambilan sampel dari populasi yang dapat dilakukan secara cluster random
sampling atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh x2hitung dan x2tabel sebesar 7,76 dan 7,81 dengan dk dan
α sebsar 3 dan 5%, sehingga diperoleh x2hitung < x2tabel. Hal tersebut menunjukkan
bahwa populasi memiliki varian yang tidak berbeda, sehingga pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan uji
homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
4.1.1.3 Hasil Uji Coba Soal
4.1.1.3.1 Validitas Butir
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal
seperti pada Tabel 4.3.
Kriteria
Valid
Tidak Valid
Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal
Nomor Soal Uji Coba
1, 2, 5, 7, 9, 14, 15, 18, 21,22, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 34,
35, 37, 38, 40, 42, 43, 44, 45, 47, 49, 50
3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 24, 26, 28, 30,
32, 36, 39, 41, 46, 48
Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan
pada Lampiran 10.
4.1.1.3.2 Daya Pembeda
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk daya
pembeda soal seperti pada Tabel 4.4.
46
Interval
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Tabel 4.4 Hasil analisis daya beda butir soal
Kriteria
1, 4, 6, 8, 10, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 26, 28,
30, 36, 39, 40, 41, 45, 46, 48
2, 3, 5, 9, 11, 15, 21, 22, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 37,
42, 44, 47, 49, 50
7, 23, 24, 34, 38, 43
25
Perhitungan untuk daya pembeda soal uji coba selengkapnya
ditunjukkan pada Lampiran 11.
4.1.1.3.3 Tingkat Kesukaran
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk tingkat
kesukaran soal seperti pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil analisis indeks kesukaran butir soal
Interval
Kriteria
Sangat sukar
Sukar
3, 11, 21, 29, 30, 31, 42, 44
Sedang
2, 5, 7, 9, 17, 19, 23, 25, 26, 27, 28, 34, 38,
39, 40, 41, 49
Mudah
1, 4, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22,
24, 32, 33, 35, 36, 37, 43, 45, 46, 47, 48, 50
Sangat mudah
-
Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan
pada Lampiran 12.
4.1.1.3.4 Reliabilitas
Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r11 sebesar 0,81. Nilai tersebut
berada pada interval 0,70 < r ≤ 0,90 yaitu dalam kategori tinggi. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
47
4.1.2
Hasil Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah
diajukan. Data yang digunakan adalah data hasil belajar siswa, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
kesamaan dua varian, uji perbedaan rata-rata, uji ketuntasan belajar, uji pengaruh
antar variabel, penentuan koefisien determinasi, analisis nilai ranah afektif,
psikomotorik dan angket. Hasil analisis nilai posttest yaitu sebagai berikut:
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.6 Data Nilai Posttest
RataN
SD
rata
37
85,73
10,31
37
76,49
8,42
Nilai
Tertinggi
100
88
Nilai
Terendah
56
56
4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data nilai posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest
DK
Kriteria
𝝌𝟐 hitung
𝝌𝟐 tabel
6,99
3
7,81
Berdistribusi Normal
6,81
3
7,81
Berdistribusi Normal
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil x2
hitung
kurang dari untuk
setiap data x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
(sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal), oleh karena itu
analisis selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik. Perhitungan uji
normalitas data tahap akhir terdapat pada Lampiran 19.
48
4.1.2.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian
Uji kesamaan dua varian digunakan untuk mengetahui kesamaan varian
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis perhitungan uji kesamaan
dua varian data posttest data dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Data Nilai Posttest
Kelas
Eksperimen
Kontrol
N
37
37
Varian
106,26
Fhitung
Ftabel
Kriteria
1,497
1,940
Varian tidak
berbeda
70,98
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai
varian yang sama pada taraf signifikasi 5% dan diperoleh Fhitung sebesar 1,497
kurang dari Ftabel 1,940. Perhitungan uji kesamaan dua varian terdapat pada
Lampiran 20.
4.1.2.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata
Uji perbedaan rata-rata menggunakan satu pihak kanan, uji ini bertujuan
untuk mengetahui apakah rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol. Berdasarkan uji kesamaan dua varian menunjukkan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang tidak berbeda sehingga
menggunakan rumus t.
Hasil uji perbedaan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.9
49
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan
N
RataDK
thitung
ttabel
Kriteria
Rata
37
85,73
Rata-rata
nilai kelas
72
4,22
1,99
eksperimen
lebih
baik
dari
kelas
37
76,49
kontrol
Pada perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan diperoleh thitung
lebih dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 21.
4.1.2.4 Ketuntasan Belajar
Perhitungan ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Persentase ketuntasan
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10
Kelas
N
Eksperimen
Kontrol
37
37
Tabel 4.10 Hasil Ketuntasan Belajar
Rata- Siswa
Siswa
Persentase
Kriteria
Rata Tuntas
tidak
tuntas
85,73
32
5
86%
Tuntas
20
46%
Tidak Tuntas
76,49
17
Berdasarkan perhitungan tersebut, kelompok eksperimen sudah mencapai
ketuntasan belajar karena persentase keberhasilan kelas sebesar 86%, lebih dari
85% dari jumlah siswa yang ada di kelas. Sedangkan pada kelas kontrol
persentase keberhasilan kelas sebesar 46% yang berarti kelas belum mencapai
ketuntasan belajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.
50
4.1.2.5 Hasil Uji Pengaruh Antar Variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Two Stay
Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. Variabel terikatnya adalah
hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Untuk
menentukan besarnya pengaruh metode pembelajaran TS-TS dengan membuat
mind mapping terhadap hasil belajar digunakan koefisien korelasi biserial.
Berdasarkan data diperoleh besarnya x1 = 85,73; x 2 = 76,49; Sy = 10,44;
p = 0,50; q = 0,50 dan u = 0.3988, sehingga dari hasil perhitungan diperoleh
besarnya koefisien korelasi biserial sebesar 0,62 dengan dikategorikan kuat.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
4.1.2.6 Hasil Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah koefisisen yang menyatakan berapa persen
(%) besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar.
Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial
hasil belajar (rb) sebesar 0,62, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD)
adalah 37,89 %. Jadi, besarnya pengaruh penerapan metode pembelajaran Two
Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 37, 89 %.
51
4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Afektif, Ranah
Psikomotorik dan Angket
4.1.3.1 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Afektif
Penilaian dilakukan dengan menilai afektif (sikap) siswa selama kegiatan
belajar mengajar di kelas. Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama
pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi ranah
afektif, diperoleh hasil rata-rata skor ranah afektif siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol serta kategorinya yang tersaji pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Rata-Rata Nilai Ranah Afektif pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
No
Aspek
Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
rerata
rerata
1 Kehadiran di kelas
4
Sangat baik
4
Sangat baik
2a. Kedisiplinan waktu
3,89
Sangat baik
3,84
Sangat baik
3 Kerjasama
3,51
Sangat baik
3,11
Baik
4 Tanggung jawab
3,32
Sangat baik
3,22
Baik
5 Perhatian mengikuti
3,13
Baik
3,11
Baik
pelajaran
6 Keaktifan bertanya dan
3,13
Baik
3,00
Baik
menjawab pertanyaan
7 Menghargai pendapat
3,08
Baik
3,05
Baik
orang lain
Berdasarkan pada Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa dari tujuh aspek,
skor rata-rata tiap aspek ranah afektif kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol. Perbandingan skor rata-rata tiap aspek ranah afektif antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol tersaji dalam Gambar 4.1
52
Perbandingan Rata-Rata Skor tiap Aspek
Ranah Afektif
rata-rata skor
5
4
3
2
kelas eksperimen
1
kelas kontrol
0
1
2
3
4
5
6
7
aspek
Gambar 4.1 Perbandingan Rata-Rata skor tiap Aspek Ranah Afektif
Hasil perhitungan jumlah skor kelas juga menunjukkan bahwa jumlah skor
ranah afektif siswa kelas eksperimen (24,08) lebih baik daripada kelas kontrol
(23,32). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan kriteria sangat tinggi.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26.
4.1.3.2 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Penilaian dilakukan dengan menilai psikomotorik (keterampilan) siswa
selama kegiatan praktikum di laboratorium. Berdasarkan data dari observasi yang
dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar
observasi psikomotorik, diperoleh hasil rata-rata skor tiap aspek ranah
psikomotorik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta kategorinya yang
tersaji pada Tabel 4.12
53
Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik pada kelas eksperimen dan kontrol
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
No
Aspek
Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
rerata
rerata
1 Kesiapan siswa dalam
3,67
Sangat baik
3,65
Sangat baik
melaksanakan praktikum
2b. Keterampilan dalam
3,78
Sangat baik
3,67
Sangat baik
menggunakan alat dan
bahan
3 Ketepatan dalam
3,49
Sangat baik
3,32
Sangat baik
melakukan cara kerja
dan pengamatan
praktikum
4 Keterampilan dalam
3,43
Sangat baik
3,27
Baik
membuat laporan
praktikum
5 Kebersiahan alat dan
3,70
Sangat baik
3,65
Sangat Baik
tempat praktikum
Berdasarkan pada Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa dari lima aspek,
skor rata-rata tiap aspek ranah psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol. Perbandingan skor rata-rata tiap aspek ranah psikomotorik antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol tersaji dalam Gambar 4.2
Perbandingan Rata-Rata Skor tiap Aspek
Ranah Psikomotorik
4
3,8
3,6
kelas eksperimen
3,4
kelas kontrol
3,2
3
1
2
3
4
5
Gambar 4.2 Perbandingan Rata-Rata skor tiap Aspek Ranah Psikomotorik
54
Hasil perhitungan jumlah skor kelas juga menunjukkan bahwa jumlah skor
ranah psikomotorik siswa kelas eksperimen (18,08) lebih baik daripada kelas
kontrol (17,51). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan kriteria sangat
tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.
4.1.3.3 Hasil Analisis Deskriptif Angket Tanggapan Siswa
Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay – Two Stray
(TS-TS) dengan membuat mind mapping. Responden angket berasal dari kelas
eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil
angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.13.
55
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tabel 4.13 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Pernyataan
Jumlah Jawaban Responden
SS
S
KS
TS
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
9
28
0
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping
memberikan rasa suka terhadap pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
10
26
1
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping
menyenangkan
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
11
24
2
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping
memudahkan dalam memahami materi
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
9
23
5
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping
memudahkan mengingat materi
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
6
28
3
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping
membuat saya lebih aktif
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
6
27
4
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping
membuat saya berani berpendapat
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
9
27
1
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat
meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
9
28
0
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat
saling membantu dalam belajar
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
7
29
0
1
(TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat
melatih bertoleransi
Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray
6
27
4
0
(TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat
meningkatkan motivasi belajar
Setelah membuat catatan mind mapping lebih
12
21
4
0
mudah mengingat materi
Setelah membuat catatan mind mapping lebih
12
21
4
0
mudah memahami materi
Setelah membuat catatan mind mapping dapat
16
20
0
1
meningkatkan kreativitas
56
Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwas ecara umum siswa menjawab
setuju untuk setiap butir pernyataan. Rekapitulasi hasil angket tanggapan siswa
dapat dilihat pada Gambar 4.3
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa
35
Jumlah Siswa
30
25
20
Tidak Setuju
15
Kurang Setuju
10
Setuju
Sangat Setuju
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
Pertanyaan yang Dinilai
Gambar 4.3 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa
Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa siswa yang menjawab sangat setuju
berjumlah dibawah 20, jawaban setuju diatas 20 dan dibawah 5 untuk jawaban
kurang setuju dan tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping mendapat respon
positif dari siswa, dengan banyaknya siswa yang menjawab setuju. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32.
57
4.2 PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping
terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Semarang pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri
10 Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah
siswa sebanyak 148 siswa. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, terlebih
dahulu dilakukan analisis data tahap awal terhadap populasi. Data yang digunakan
adalah nilai ulangan semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA
Negeri 10 Semarang tahun ajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis data hasil populasi nilai ulangan semester gasal mata
pelajaran kimia diperoleh hasil untuk uji normalitas, bahwa sebaran data populasi
tidak berbeda dengan sebaran data normal karena pada seluruh data awal
didapatkan x2hitung < x2tabel, seperti yang tertera pada Tabel 4.2. Pada uji
homogenitas populasi dengan uji Bartlet didapatkan x2hitung < x2tabel, yaitu x2
hitung
sebesar 7,76 dan x2tabel sebesar 7,81, yang berarti populasi memiliki varian yang
tidak berbeda (homogen), seperti yang tertera pada Tabel 4.3. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel berawal dari kondisi awal yang sama, oleh karena itu
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Setelah
dilakukan pengambilan sampel didapatkan kelas XI IPA 1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Kelas XI IPA 1 dalam
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
58
dengan membuat mind mapping sedangkan kelas XI IPA 4 menggunakan metode
konvensional.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015 di
SMA Negeri 10 Semarang. Alokasi waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif
sama yaitu 12 jam pelajaran dalam 5 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas
termasuk praktikum, dan 1 kali pertemuan untuk posttest.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode Two Stay
Two Stray (TS-TS) dimana siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi
mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan serta diberikan tanggung jawab
untuk dapat membagi tugas masing-masing anggota kelompok sehingga masalah
atau soal yang diberikan dapat terselesaikan. Siswa kelas eksperimen terdiri dari
37 siswa sehingga dibagi ke dalam kelompok kecil secara heterogen yang
berjumlah 9 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian
kelompok berlaku dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan dengan anggota
kelompok yang sama. Tiap-tiap kelompok diberikan masalah atau soal untuk
didiskusikan dengan alokasi waktu 15-20 menit. Setelah itu dua siswa dari
kelompok tersebut berpindah tempat ke kelompok lain, dua siswa tersebut
membawa hasil diskusi kelompoknya. Dua siswa yang berpindah bertukar
informasi dengan kelompok yang mereka datangi, setelah selesai dua siswa
tersebut kembali ke kelompoknya dengan membawa informasi baru. Setiap
kelompok kembali berdiskusi untuk membuat kesimpulan atas informasi yang
mereka dapatkan, kemudian setiap siswa membuat catatan dengan teknik mind
59
mapping. Hasil diskusi dikumpulkan kepada guru untuk dinilai. Skema
perpindahan tempat selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional.
Siswa pada kelas kontrol lebih banyak menerima informasi dari guru. Sedangkan
guru menjelaskan sepenuhnya tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Adanya siswa yang mengantuk pada saat mengikuti pembelajaran beberapa kali
dijumpai dalam kelas kontrol. Dalam pembelajaran kelas kontrol tidak selalu
menggunakan metode ceramah, terkadang diselingi tanya jawab dan diskusi,
namun siswa merasa kurang tertarik sehingga siswa cenderung pasif.
Kedua kelas setelah diberi perlakuan kemudian dilakukan posttest pada
pertemuan terakhir pembelajaran. Hasil posttest digunakan untuk penilaian
kognitif siswa. Hasil posttest juga digunakan untuk membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan. Penilaian tidak hanya dilakukan pada ranah kognitif,
tetapi juga pada ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Sebelum membuktikan kebenaran hipotesis dilakukan uji normalitas dan uji
kesamaan dua varian dari nilai posttest. Hasil uji normalitas pada Tabel 4.4
diperoleh x2hitung < x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data populasi
tidak berbeda dengan sebaran data normal. Sehingga uji selanjutnya menggunakan
uji parametrik. Sedangkan uji kesamaan dua varian pada Tabel 4.5 diperoleh
Fhitung sebesar 1,497 kurang dari Ftabel 1,940 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varian
yang sama. Hasil posttest menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar kimia
kelas eksperimen (85,73) lebih baik daripada kelas kontrol (76,49).
60
Uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan bertujuan untuk mengetahui apakah
rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil
perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,22 dan ttabel sebesar 1,99, karena thitung lebih
besar daripada ttabel maka hipotesis yang menyatakan rata-rata nilai posttest kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol diterima. Sehinggga dapat
disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini
disebabkan karena kelas eksperimen diberikan metode yang inovatif, sehingga
menyebabkan siswa merasa senang dan tidak bosan dalam pembelajaran (Asna et
al., 2014: 130). Sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan metode
konvensional.
Pengujian selanjutnya adalah uji pengaruh antar variabel dengan koefisien
korelasi biserial. Uji ini dilakukan untuk menentukan besarnya pengaruh metode
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping
terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya
koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,62. Tanda positif pada harga rb
menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa terdapat hubungan
yang searah atau terjadi korelasi positif, sehingga penerapan metode ini membuat
siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik. Nilai rb sebesar 0,62 menyatakan
hubungan antara penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa adalah hubungan
yang sedang (Sugiyono, 2010: 206).
61
Harga koefisien korelasi biserial (rb) yang diperoleh selanjutnya digunakan
untuk menghitung koefisien determinasi (KD). Perhitungan menghasilkan KD
sebesar 37,89 %. Hal ini berarti penerapan metode pembelajaran Two Stay Two
Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar siswa sebesar 37,89 %. Sedangkan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 62,11%.
Berdasarkan perhitungan ketuntasan belajar nilai posttest, kelas eksperimen
telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan kelas kontrol belum mencapai
ketuntasan belajar. Batas nilai KKM sebesar 77. Nilai ketuntasan untuk kelas
eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar 86 % dengan dan 46 %. Pada
kelas eksperimen terdapat 32 siswa yang mencapai batas tuntas, sedangkan kelas
kontrol hanya 17 siswa dari setiap kelas yang berjumlah 37 siswa. Rerata nilai
hasil belajar ranah kognitif siswa pada kelas eksperimen dengan nilai 85,73 lebih
baik daripada kelas kontrol dengan nilai 76,49, sehingga dapat dikatakan bahwa
metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind
mapping efektif untuk diterapkan (Susantika, 2009: 180).
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) didesain untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi juga harus dapat
memberikan dan mengajarkan materi pada kelompok lain serta siap menerima
penjelasan dari teman dalam kelompok lain. Selain itu pembelajaran ini dapat
meningkatkan kerjasama dalam kelompok. Kerjasama dalam metode ini adalah
kerjasama dalam diskusi untuk menyelesaikan soal dan masalah yang diberikan,
62
dimana siswa dituntut aktif, saling berinteraksi dan berbagi hasil serta informasi.
Dari diskusi tersebut siswa belajar untuk memecahkan masalah dan menemukan
solusi bersama dengan teman sebayanya. Siswa menjadi mudah dalam mengingat
materi karena konsep yang mereka temukan bersama dari saling berbagi informasi
dan mendiskusikan sebuah temuan untuk mengetahui kebenarannya menghasilkan
jawaban yang akurat dan lebih lengkap dibanding hanya guru yang memberikan
jawabannya (Boyanton, 2014: 43).
Siswa yang diberi metode pembelajaran Two Stay Two Stray lebih
memiliki penguasaan materi, tanggung jawab dan kerjasama yang baik serta
keaktifan tiap siswa dalam melakukan diskusi. Oleh sebab itu, hasil belajar
kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil
belajar kognitif kelas eksperimen lebih baik karena siswa terbiasa berperan aktif
mengemukakan pendapat untuk menemukan suatu kesimpulan atau jawaban
sehingga terjadi peningkatan pemahaman (Rakhmawati et al., 2012: 159).
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat siswa dapat memahami
materi dengan lebih jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik (Wahyuni et al.,
2011: 834). Kerjasama dalam metode Two Stay Two Stray (TS-TS) yang
diterapkan pada kelas eksperimen dapat membangkitkan semangat untuk bekerja
secara kelompok dan saling berbagi informasi, serta mempermudah siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga siswa lebih menguasai konsep
yang sudah dipelajari. Penerapan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) akan
mengarahkan siswa untuk aktif baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari
63
jawaban bersama, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh
teman sebaya (Huda, 2011: 208).
Pembuatan mind mapping juga berpengaruh terhadap hasil belajar.
Pembuatan mind mapping berfungsi untuk meningkatkan kreativitas siswa
sehingga lebih mudah dalam mengingat dan memahami materi. Pembuatan mind
mapping membuat siswa dapat memahami konsep-konsep utama dan mengingat
detail-detail tentang poin kunci dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Selain itu mind mapping mampu meningkatkan kreativitas siswa melalui proses
pembelajaran yang dilakukan (Kurniawati & Saptorini, 2014: 152). Mind mapping
dapat
digunakan
untuk
mencatat,
memecahkan
masalah,
belajar,
dan
menghafalkan informasi karena disertai warna dan gambar visual untuk
meningkatkan pembelajaran (Adodo, 2013: 165).
Pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan
membuat mind mapping mendapat respon positif dari siswa. Siswa terlihat lebih
senang, lebih aktif, berani berpendapat, kerjasama dan tanggung jawab meningkat
dan memperhatikan guru pada saat pembelajaran, sehingga mereka lebih paham
pada materi yang dipelajari. Hal ini juga didukung dari hasil angket yang disebar
pada siswa, hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Penilaian juga dilakukan pada ranah afektif dan psikomotorik. Penilaian
ranah afektif terdiri dari tujuh aspek yang dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Berdasarkan data analisis ranah afektif, skor rata-rata tiap aspek ranah afektif
kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki
empat nilai dengan kriteria sangat baik yaitu pada aspek kehadiran di kelas,
64
kedisiplinan waktu, kerjasama, dan tanggung jawab. Sedangkan pada kelas
kontrol hanya memiliki dua nilai dengan kriteria sangat baik yaitu kehadiran di
kelas dan kedisiplinan waktu. Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat pada aspek
pertama yaitu kehadiran di kelas, kedua kelas memiliki hasil yang sama karena
pada setiap penelitian berlangsung siswa selalu berangkat. Pada aspek
kedisiplinan waktu, perhatian mengikuti pelajaran dan menghargai pendapat
orang lain menunjukkan angka yang hampir sama tinggi. Aspek kedisiplinan
waktu dan perhatian mengikuti pelajaran kedua kelas sama-sama disipilin pada
saat masuk kelas dan memperhatikan guru pada saat menjelaskan. Aspek
menghargai pendapat orang lain kedua kelas memiliki angka yang hampir sama
karena pada kelas kontrol juga dilakukan diskusi sehingga siswa pada kelas
kontrol menjadi terbiasa menghargai pendapat orang lain.
Aspek tanggung jawab, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan juga
memiliki nilai yang hampir sama tinggi. Karena kedua kelas dilakukan diskusi
dan tanya jawab sehingga tanggung jawab kedua kelas baik, siswa ikut aktif
bertanya maupun menjawab pertanyaan pada saat pembelajaran berlangsung.
Aspek kerjasama untuk kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol
karena kegiatan diskusi dan bertukar informasi membuat kerjasama siswa
meningkat. Untuk jumlah skor rata-rata dari semua aspek kedua kelas mempunyai
kriteria sangat baik dengan jumlah rata-rata kelas eksperimen sebesar 24,08 dan
kelas kontrol sebesar 23,32. Perbedaan hasil yang diperoleh dikarenakan
penerapan metode pembelajaran TS-TS dengan membuat mind mapping pada
kelas eksperimen. Adanya diskusi dan bertukar informasi membuat siswa merasa
65
tidak jenuh karena metode pembelajaran lebih bervariasi, tanggapan dan sikap
siswa terhadap pembelajaran positif sehingga kerjasama dan tanggung jawab
kelas eksperimen meningkat (Yusuf, 2012: 2).
Penilaian ranah psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.12. Penilaian ranah
psikomotorik terdiri dari lima aspek. Berdasarkan data analisis ranah
psikomotorik skor rata-rata tiap aspek ranah psikomotorik kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol. Untuk kriteria tiap aspek pada kedua kelas hampir sama
yaitu sangat baik. Namun untuk aspek keterampilan dalam membuat laporan
praktikum, kelas eksperimen mendapat kriteria sangat baik sedangkan kelas
kontrol mendapat kriteria baik.
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat pada aspek kesiapan siswa dalam
melaksanakan praktikum, kedua kelas memiliki kesiapan yang hampir sama
dikarenakan keduanya sudah mempelajari petunjuk praktikum yang telah
diberikan. Pada aspek keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan, dan
kebersihan alat serta tempat praktikum kedua kelas juga memiliki nilai yang
hampir sama tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa dari kedua kelas mampu
menggunakan alat dengan benar, memakai bahan praktikum sesuai kebutuhan,
dan membersihkan alat dan tempat setelah praktikum selesai. Pada aspek
ketepatan dalam melakukan prosedur dan pengamatan praktikum, kelas
eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal ini
dikarenakan kurang telitinya siswa kelas kontrol dalam mengamati endapan yang
terbentuk. Aspek keterampilan dalam membuat laporan praktikum kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dikarenakan kelas eksperimen pada
66
pembelajarannya dengan membuat mind mapping. Pembuatan mind mapping pada
siswa kelas eksperimen mengakibatkan siswa lebih mudah dalam memahami dan
mengingat konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga hasil laporan
praktikum kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Hasil perhitungan jumlah rata-rata skor juga menunjukkan bahwa jumlah
rata-rata skor ranah psikomotorik siswa kelas eksperimen (18,08) lebih baik
daripada kelas kontrol (17,51). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan
kriteria sangat baik. Hasil ranah afektif dan psikomotorik berbanding lurus dengan
hasil kognitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi
oleh kemampuan pengetahuan siswa, tetapi sikap dan keterampilan siswa juga
ikut berpengaruh.
Berdasarkan analisis deskriptif dari data angket yang dibagikan, siswa
memberikan tanggapan positif terhadap metode Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping. Secara umum siswa menjawab setuju dan sangat
setuju. Penerapan dari metode pembelajaran tersebut membuat siswa lebih aktif
dan senang dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui
bahwa siswa merasa penerapan metode ini menyenangkan selama pembelajaran di
kelas. Penerapan metode ini dapat membuat siswa lebih aktif dan berani
berpendapat dikarenakan adanya pertukaran informasi pada saat diskusi. Selain itu
dapat meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab, serta siswa lebih termotivasi
dalam belajar. Karena termotivasi siswa menjadi mudah dalam memahami,
mengingat dan menguasai materi serta mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan guru dengan baik.
67
Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind
mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa
dapat saling bekerjasama dan bertanggung jawab (Yusuf, 2012: 2). Pembuatan
mind mapping bertujuan agar siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami
rumus, konsep maupun materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama dan
bertanggung jawab serta memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami
materi sehingga tujuan belajar tercapai. Hasil yang diperoleh adalah tercapainya
ketuntasan belajar siswa dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik
serta tanggapan positif siswa terhadap metode yang diterapkan dalam
pembelajaran.
BAB 5
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1.
Penerapan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind
mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan
2.
Besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan harga rb sebesar 0,62 dan harga KD
sebesar 37,89 %.
5.2 SARAN
Simpulan yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah:
1.
Guru kimia dapat menerapkan metode pembelajaran Two Stay Two Stray
(TS-TS) dengan membuat mind mapping untuk materi lainnya.
2.
Guru kimia dapat menerapkan metode pembelajaran Two Stay Two Stray
(TS-TS) dengan membuat mind mapping dalam pembelajaran sebagai
alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
68
DAFTAR PUSTAKA
Adodo, S. O. 2013. Effect of Mind-Mapping as a Self-Regulated Learning
Strategy on Students’ Achievement in Basic Science and Technology.
Mediterranean Journal of Social Science. 4(6): 163-172.
Alamsyah, M.. 2009. Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Mind
Mapping. Yogyakarta: Mitra Pelajar.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi
Aksara.
Asna, L. S., Sugiharto, & E. Susanti. Efektivitas Metode Pembelajaran Two Stay
Two Stray (TSTS) Menggunakan Media LKS Dilengkapi Molymod
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014. 2014. Jurnal
Pendidikan Kimia. 3(1): 123-131.
Buzan,
T.
2014.
Mind-Maps.
Ebook
pdf.
Tersedia
di
http://www.wikihow.com/Make-a-Mind-Map [diakses 11-1-2015].
Boyanton, D., 2014. Redefine “Good” Discussion in Higher Education. The
International of Learning in Higher Education. 20(4): 39-49.
DePorter, B. & M. Hernacki. 2008. Quantum Learning. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Fuad. M. L. Z.. 2012. Penggunaan Media Film untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Service Engine dan Komponennya-Komponennya
(Engine Tune-Up). Skripsi. Semarang: FT Universitas Negeri Semarang.
Hamdani.
2010.
Strategi
Belajar
Mengajar.
69
Bandung:
Pustaka
Setia.
70
Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Imaduddin, M. C. & U. H. N. Utomo. Efektifitas Metode Mind Mapping untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII. 2012. Jurnal
Humanitas. 9(1):62-75.
Kagan, S. 2012. The Bridge to Foreign Language Learning in Third Millenium.
Theory and Pratice in Language Studies. 2(6):1134-1140.
Kurniawati, A. & Saptorini. 2014. Penerapan Mind Mapping Dan Catatan Tulis
Susun Terhadap Kreativitas Dan Ketuntasan Belajar. Chemistry in
Education. 3(2): 147-154.
Lie. A. 2004. Cooperatif Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.
Mardapi, D. 2012. Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munib, A. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rifa’i, A. & C.T. Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Rakhmawati, Z., Saptorini & Soeprodjo. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Three Stay Two Stay Berbasis Inquiry Terhadap Hasil Belajar. Chemistry in
Education. 1(1): 154-159.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
71
Soeprodjo. 2014. Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Semarang: FMIPA
UNNES.
Sudjana. 2005. Metoda Statistia. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010a. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
2010b. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surianto, M. A. & J. Nurkamto. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Dengan
Metode Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Pada Mata Diklat Teknik Mesin Di
SMK Muhammadiyah Sumowono. Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran. 2(2): 199-210.
Susantika, 2009. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Dua
Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray) Terhadap Hasil Belajar Geografi
Siswa Kelas VII SMP 1 Bandung. e-Journal pendidikan. 2(1): 178-185.
Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grafindo Media
Pratama.
Tee, T. K., M. N. A. Azman., S. Mohamed., M. Muhammad., M. M. Mohamad.,
J. Md. Yunos,. M. H. Yee, & W. Othman. 2014. Buzan Mind Mapping: An
Efficient Technique For Note-Taking. International Journal of Social,
Management, Economics and Business Engineering.8(1): 28-31.
Wahyuni, S., A.T. Widodo, & S. Fahmi. 2011. Pengaruh Pendekatan TS-TS
Dengan Perlakuan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Kimia
Materi Hasil Kali Kelarutan Kelas XI SMA N 1 Bandar. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia. 5(2): 827-836.
72
Yusuf. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray
(TS-TS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat
Kewirausahaan (Studi pada Kelas X SMK Ardjuna 2 Malang). Jurnal
Pendidikan. 3(1): 1-13.
73
Lampiran 1. Nilai UAS 3 tahun Terakhir
DAFTAR NILAI SISWA SMA NEGERI 10 SEMARANG
Mata Pelajaran : KIMIA
Materi pelajaran : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas
Nilai Rata-Rata / Tahun Ajaran
2011/2012
2012/2013
2013/2014
XI IPA 1
67,92
70,34
72,12
XI IPA 2
78,21
69,95
69,78
XI IPA 3
66,36
77,15
70,24
XI IPA 4
70,54
72,56
71,62
75
77
77
KKM
74
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa
DAFTAR NAMA SISWA
Kelas Eksperimen
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Kelas Kontrol
NAMA
Adelia Sandra S. P.
Almathea Anggi A.
Anggit Kartikaning I.
Anggit Pangesthi N.
Arini Sofiana
AsdikaYudistira
Aulia Diah Zamroni
Ayu Puspa Anggraini
Bangkit Hanareksa
Budiani Widarnawati
Christina Johan Gita
Christina Wulan K.
Desi Puspita sari
Diky Kurniawan A.
Dwi Kusumaningsih
Emelly Firdaus
Fhadila Liandini R.
Fiky Nurfadli
Fiqih Setya Wibowo
Ginda Elsa Arnidya
Ika Giovani
Khikmatul Isnaini
Khusnul Hayati T. P.
Kusuma Dewi W.
Linda Setyowati
Maliyah
Menik Indriastuti
Miranda Yoan R.
Natalina Nita K.
Oktarian Nisa W.
Ryan Dwi Oktaviar
Sandra
Syifaurrohmah
Vania Rheina Putri N
Widhia Intania I.
Yesika Arum Sari
Yosua Mahastra
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
NAMA
Ade Riskia Effendy
Andre Widya B.
Anggita Fatika Sari
Ayu Krismiati
Dian Nanda Pertiwi
Dinda Intan Gustiani
Ella Alferina
Ellen Surya Riwana
Ervian Risanda Putra
Ilham Dharmawan
Indria Mulyawati
Iqbal Oktavianto A.
Kintan Tria Radista
Luthfi Pradita
Mahendraldo Putra A
Maraya
Melinda Nur Aini
Miftakhul Naini
Muhammad Dzulfiqar J. A.
Muhammad Friananda N. F.
Muhammad Naufal A
Raga Hardika P.
Ricky Salam
Ronaldo Wisnu B.
Rossel Langgeng P.
Saniyya Audifa
Sari Fitri Fatimah
Satria Indra A.
Sri Soerya Ningsih
Tiara Dewi Nalurita
Umi Khulsum
Vismanathan Adnan
Yeyen Alfaris
Yuni Laras Sati
Yunisar Shafira Rizki
Zerlinda Febriana
Erlangga Yudian
75
Lampiran 3. Daftar Kelompok belajar TS-TS
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
1. Adelia
1. Fhadila
1. Arini
2. Ayu
2. Dwi K
2. Sandra
3. Asdika
3. Budiani
3. Diky
4. Ginda
4. Almathea
4. C.H. Johan
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Linda
1. Yesika
1. Maliyah
2. Khimkmatul
2. Aulia
2. Kusuma
3. Emelly
3. Khusnul
3. Menik
4. Fiqih
4. Anggit K.
4. Anggit P.
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
1. Vania
1. C.H. Wulan
1. Desi
2. Miranda
2. Natalina
2. Fiky
3. Oktarian
3. Syifa
3. Yosua
4. Ika
4. Ryan
4. Widhia
Kelompok 4
5. Bangkit
76
Lampiran 4. Silabus
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
: XI/2
Standar Kompetensi
: 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Alokasi Waktu
Kompetensi dasar
4.6 Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaksi
berdasarkan
prinsip
kelarutan dan
tetapan hasil
kali kelarutan.
: 12 jam ( 2 jam untuk UH)
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
 Menjelaskan
 Menjelaskan kesetimbangan
kesetimbangan
dalam larutan jenuh atau
dalam larutan jenuh
larutan garam yang sukar
atau larutan garam
larut melalui diskusi kelas.
yang sukar larut
 Menghubungkan
tetapan hasil kali
kelarutan dengan
tingkat kelarutan
atau
pengendapannya
 Menuliskan
ungkapan berbagai  Menghitung kelarutan suatu
Ksp elektrolit yang
elektrolit yang sukar larut
sukar larut dalam
melalui diskusi kelas
air
Materi
Pembelajaran
kelarutan dan
tetapan hasil kali
kelarutan
Penilaian
 Jenis
tagihan
- tugas
individu
- tugas
kelompok
- ulangan
 Bentuk
instrumen
- performans
(kinerja dan
sikap), laporan
tertulis
Alokasi
Waktu
12 jam
Sumber/
bahan/alat
Sumber
- buku
paket
kimia 2
- Michael
Purba,
Erlangga
2
- internet
Bahan
- lembar
kerja
siswa
- bahan/
alat
77
untuk
 Menghitung
kelarutan suatu
elektrolit yang
sukar larut
berdasarkan data
harga Ksp atau
sebaliknya
 Menjelaskan
pengaruh
penambahan ion
senama dalam
larutan
 Menentukan pH
larutan dari harga
Ksp-nya
 Memperkirakan
terbentuknya
endapan
berdasarkan harga
Ksp
percobaan
 Merancang dan melakukan
praktikum untuk
menentukan kelarutan
garam dan
membandingkannya dengan
tetapan hasil kali kelarutan
 Menyimpulkan kelarutan
suatu garam.
78
Lampiran 5. RPP Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA Negeri 10 Semarang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/II
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Tahun pelajaran
: 2014/2015
Pertemuan
:1
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami
sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan
terapannya.
B. KOMPETENSI DASAR
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam
yang sukar larut
2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan
atau pengendapannya
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam
air
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air
secara mandiri dan bertanggungjawab, siswa mampu menjelaskan
pengertian kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dengan benar dan
tepat.
2. Siswa mampu menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau
larutan garam yang sukar larut dengan benar dan tepat melalui
79
percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air secara
mandiri dan bertanggungjawab.
3. Melalui diskusi kelompok secara mandiri dan bertanggung jawab,
siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan
tingkat kelarutan atau pengendapannya dengan benar dan tepat.
4. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar
larut dalam air dengan cermat dan teliti melalui diskusi kelompok
secara mandiri dan bertanggungjawab.
E. MATERI AJAR
Kelarutan
Untuk menyatakan jumlah zat yang terlarut dalam larutan jenuh digunakan
istilah kelarutan dan diberi simbol s (solubility) jadi, kelarutan merupakan
jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu.
Satuan kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya
kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1)
Jenis Pelarut
Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai
kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut nonpolar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter.
Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa
non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar.
2)
Temperatur/Suhu
Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan.
Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat
padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul
zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga
mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air.
Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas
dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat
mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan
air.
Kelarutan Sebagai Sistem Kesetimbangan
Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan
menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya
berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan
padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali
kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi molar dari
ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. Secara umum persamaan
keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah:
AxBy(s) ⇄ XAy+(aq) + YBx-(aq)
Maka Ksp = [Ay+]x [Bx-]y karena [AxBy] konstan
80
Keterangan :
X dan Y adalah koefisien
x- dan y+ adalah muatan dari ion A dan B
Hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan
Jika harga kelarutan dari senyawa AxBy sebesar s mol L–1, maka di dalam
reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion Ax+ dan By– adalah:
AxBy(s)
xAy+(aq) + yBx-(aq)
-1
s mol L
xs mol L-1
ys mol L-1
sehingga harga hasil kali kelarutannya adalah:
Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx–]y
= (xs)x (ys)y
= xx.sx.yy.sy
= xy.yx.sx+y
𝐾𝑠𝑝
sx+y = 𝑥 𝑥 𝑦 𝑦
s
=
𝑥 +𝑦
𝐾𝑠𝑝
𝑥𝑥𝑦𝑦
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model
: Cooperatif Learning
Metode
: Two Stay Two Stray (TS-TS)
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
1.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu (menit)
Kegiatan Awal

15 menit
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam

Guru menyiapkan siswa secara psikis dengan
menginstruksikan
untuk
berdoa
sebelum
pembelajaran dimulai

Guru memeriksa kehadiran siswa

Guru
menjelaskan
tujuan
dan
metode
pembelajaran

Guru
membagi
siswa
menjadi
beberapa
kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4 orang.

Guru memberi pertanyaan awal tentang kelarutan
garam dalam air
81

Siswa memperhatikan secara mandiri pertanyaan
yang disampaikan oleh guru dan berpatisipasi
aktif
dalam
menjawab
pertanyaan
yang
disampaikan oleh guru.
2.
Kegiatan Inti
110 menit
Eksplorasi

Siswa membaca sekilas tentang materi kelarutan
dan tetapan hasil kali kelarutan

Siswa bergabung dengan kelompoknya

Guru menjelaskan tentang larutan jenuh dan tak
jenuh.

Guru menjelaskan tentang kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut

Guru menjelaskan tentang hubungan tetapan
hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannya

Guru
menyampaikan
kepada
siswa
untuk
bekerjasama dalam pembagian tugas

Guru membagikan lembar kerja kepada tiap-tiap
kelompok untuk dikerjakan bersama-sama
Elaborasi

Siswa mengerjakan lembar kerja yang diberikan
guru

Guru membimbing siswa dalam menganalisis
hasil lembar kerja

Guru memantau aktivitas siswa dengan bantuan
lembar observasi

Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok dan
mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan

Siswa menjawab pertanyaan pada lembar kerja
dan mengkomunikasikan hasilnya dengan dua
82
orang bertamu ke kelompok lain dan dua orang
tetap tinggal dikelompoknya

Siswa yang tinggal di kelompok membagikan
hasil kerja kepada kelompok tamu dan saling
bertukar informasi

Kelompok tamu kembali ke kelompok asal dan
melaporkan hasil kerja dari kelompok yang di
datangi

Siswa diminta untuk membuat mind mapping
berdasar materi yang telah dipelajari

Guru
meminta
semua
kelompok
untuk
mengumpulkan hasil kerjanya
Konfirmasi

Guru dan siswa membahas lembar kerja bersama
untuk menyamakan persepsi

Siswa
diberi
kesempatan
untuk
bertanya
mengenai materi yang belum dimengerti
3.
Kegiatan akhir

10 menit
Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
belajar menghitung kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau
sebaliknya dan pengaruh penambahan ion senama
dalam larutan

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR
Media
: mind mapping, papan tulis, spidol, penghapus
Alat dan Bahan
: Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian, air,
garam, sendok, dan gelas
83
I. SUMBER BELAJAR
Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, P. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta:
Grafindo Media Pratama.
internet
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Tes dan Non tes
Bentuk instrumen
a. Tes
Lembar soal diskusi
b. Non tes
Lembar observasi penilaian afektif
Semarang, 26 Januari 2015
Guru Pamong,
Praktikan,
Puji Ningrum,SPd
Idha Zuly Astutik
NIP 198012242008012007
NIM 4301411008
84
LEMBAR DISKUSI
Materi : Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan
Petunjuk :
a. Semua soal dikerjakan pada lembar jawab yang telah disediakan,
tetapi untuk
Kelompok 1 s.d 4 soal yang utama untuk dikerjakan adalah soal
nomer 2-3
Kelompok 5 s.d 9 soal yang utama untuk dikerjakan adalah soal
nomer 4-5
b. Waktu masing-masing kelompok mengerjakan tugas adalah 20 menit
c. Waktu bertamu dan menerima tamu dengan kelompok lain adalah 15
menit
d. Waktu berdiskusi dan membuat kesimpulan dengan kelompok asal
adalah 15 menit
1.
Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut:
a. Kelarutan (s)
2.
b. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Tentukan
kelarutan maksimum Ag2CrO4 tersebut dalam mol L–1. (Ar = 16, Cr=52,
Ag=108).
3.
Tulislah persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam/basa berikut:
a. AgCl
b. Ca3(PO4)2
c. Al(OH)3
d. PbCl2
4.
Sebanyak 4,5 mg magnesium hidroksida Mg(OH)2 dapat larut dalam 500
mL air. Tentukan kelarutan maksimum Mg(OH)2 dalam mol L–1. (Ar
H=1, O=16, Mg=24)
5.
Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk
elektrolit berikut:
a. Al(OH)3
b. PbCl2
c. Ca3(PO4)2
d. AgCl
85
Nama Kelompok/no absen
Kelas :
1.
3.
2.
4
LEMBAR JAWAB
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
86
Kunci Jawaban
1. Pengertian dari
a. Kelarutan : jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut
dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga
membentuk kesetimbangan
b. Tetapan hasil kali kelarutan : hasil kali konsentrasi tiap ion
dipangkatkan dengan koefisien masing-masing dalam larutan jenuh
2. Jumlah mol Ag2CrO4 =
4,35 𝑥 10 −3 𝑔
332 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 1,31 x 10-5 mol
𝑠 =
𝑛
𝑣
𝑠 =
1,31 x 10−5 mol
= 1,31 x 10−4 mol L−1
0,1 𝐿
3. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan
Ag+(aq) + Cl-(aq)
a. AgCl(s)
Ksp = [Ag+] [Cl-]
3 Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq)
b. Ca3(PO4)2(s)
Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2
Al3+(aq) + 3OH-(aq)
c. Al(OH)3(s)
Ksp = [Al3+] [OH-]3
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
d. PbCl2
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2
4. Jumlah mol Mg(OH)2 =
4,5 𝑥 10 −3 𝑔
58 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,077 x 10-3 mol
𝑠 =
𝑛
𝑣
𝑠 =
0,077 x 10−3 mol
= 1,551 x 10−4 mol L−1
0,5 𝐿
87
5. hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan
a. Al(OH)3
Al(OH)3(s)
Al3+(aq) + 3OH-(aq)
s
s
3s
Ksp = [Al3+] [OH-]3
=
(3s)3
s
= 27 s4
b. PbCl2
PbCl2
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
s
s
2s
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2
(2s)2
= s
= 4 s3
c. Ca3(PO4)2
Ca3(PO4)2(s)
3Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq)
s
3s
2s
Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2
= (3s)3
(2s)2
= 108 s5
d. AgCl
AgCl(s)
Ag+(aq) +
s
s
Ksp = [Ag+] [Cl-]
=s
=s
s
2
Cl-(aq)
s
88
Penskoran
1. Soal nomer 1 : setiap poin bernilai 5, jika salah satu jawaban salah diberi
nilai 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10
2. Soal nomer 2 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika
benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total
nilai 10
3. Soal nomer 3 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp
benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin
adalah 40.
4. Soal nomer 4 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika
benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total
nilai 10
5. Soal nomer 5 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp
benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin
adalah 40.
Total skor = 110
NA=110 : 11 x 10 = 100
89
Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA Negeri 10 Semarang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Tahun pelajaran
: 2014/2015
Pertemuan
:3
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami
sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan
terapannya.
B. KOMPETENSI DASAR
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.
C. INDIKATOR
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan
membuktikannya melalui praktikum
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui percobaan sederhana reaksi pengendapan secara mandiri dan
bertanggungjawab, siswa mampu membuktikan terbentuk atau tidaknya
endapan berdasarkan harga Ksp dengan benar dan tepat.
E. MATERI AJAR
Reaksi Pengendapan
Ksp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat
dalam larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat
membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung
pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan
90
dengan cara membandingan Ksp dengan Qc (hasil kali konsentrasi awal ion-ion
dipangkatkan koefisiennya dalam larutan dimana zat terionisasi sempurna).
Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi
tiga kemungkinan, yaitu :
a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan
lewat jenuh)
b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)
c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan belum jenuh)
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Metode
: Two Stay Two Stray (TS-TS), Eksperimen
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
1.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal

2.
Waktu (menit)
10 menit
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
siswa.
 Guru memberi pertanyaan awal tentang hubungan
Ksp dan Qc
 Siswa sudah duduk sesuai kelompok praktikum
 Siswa berpatisipasi aktif dalam menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
Kegiatan Inti
70 menit
Eksplorasi



Siswa menanyakan cara kerja praktikum yang
belum dipahami
Guru menjelaskan cara kerja praktikum yang
ditanyakan oleh siswa
Guru menyampaikan kepada siswa untuk
bekerjasama dalam pembagian tugas praktikum
91
Elaborasi

Siswa melakukan praktikum secara berkelompok

Siswa dibimbing dalam menganalisis hasil lembar
kerja

Guru memantau aktivitas siswa dengan bantuan
lembar observasi

Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok

Siswa menganalisis data hasil percoban mengenai
reaksi pengendapan secara berkelompok

Guru
mengarahkan
siswa
yang
mengalami
kesulitan

Setiap kelompok mendiskusikan dan menjawab
pertanyaan lembar diskusi praktikum yang telah
guru bagikan

Siswa mencatat hasil praktikum pada lembar data
pengamatan

Siswa
mengerjakan
soal
pratikum
secara
berkelompok dengan berdiskusi

Hasil kerja yang dikerjakan setiap kelompok
dikomunikasikan dengan kelompok lain dengan
dua orang bertamu ke kelompok lain dan dua orang
tetap tinggal dikelompoknya

Siswa yang tinggal di kelompok membagikan hasil
kerja kepada kelompok tamu dan saling bertukar
informasi mengenai hasil praktikum dan lembar
kerja yang dikerjakan tiap-tiap kelompok

Kelompok tamu kembali ke kelompok asal dan
melaporkan hasil kerja dari kelompok yang di
datangi

Guru
meminta
semua
kelompok
untuk
mengumpulkan data pengamatan praktikum
sementara
92
Konfirmasi

Beberapa
kelompok
menyampaikan
hasil
praktikumnya di depan kelas untuk menyamakan
persepsi

Kelompok lain memberikan tanggapan..

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
praktikum yang dilaksanakan
3.
Kegiatan akhir

10 menit
Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
belajar sub bab selanjutnya

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan
praktikum paling lambat satu minggu setelah
praktikum

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR
Media
: papan tulis, spidol, penghapus
Alat dan Bahan
: Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian,
Lembar Kerja Praktikum, Alat dan Bahan
Praktikum
I. SUMBER BELAJAR
Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, P. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta:
Grafindo Media Pratama.
93
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Tes dan Non tes
Bentuk instrumen
a.
Tes
Laporan praktikum
b.
Non tes
1) Penilaian afektif
2) Penilaian psikomotorik
Semarang, 26 Januari 2015
Guru Pamong,
Praktikan,
Puji Ningrum,SPd
Idha Zuly Astutik
NIP 198012242008012007
NIM 4301411008
94
Lembar Petunjuk Praktikum
“Reaksi Pengendapan”
A. Tujuan
Memperkirakan terjadinya endapan melalui proses pencampuran dua
larutan yang sukar larut direaksikan.
B. Dasar Teori
Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk
endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada
konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam proses yang
kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan,
yaitu:
a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan
(larutan lewat jenuh)
b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)
c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan belum jenuh)
C. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
- tabung reaksi
- Larutan Pb(NO3)2 0,01 M
- pipet tetes
- Larutan CaCl2 0,01 M
- rak tabung reaksi
- Larutan CaCl2 0,005 M
- gelas ukur
- Larutan BaCl2 0,01 M
- gelas kimia
- Larutan KI 0,01 M
- Larutan H2SO4 0,01 M
- Aquades
D. Langkah Kerja
(1) Tambahkan masing-masing 1 ml larutan Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml
larutan Larutan CaCl2 0,01 M ke dalam tabung reaksi
(2) Amati perubahan yag terjadi.
(3) Ulangi langkah pertama dengan komposisi larutan sebagai berikut:
95
- Tabung reaksi B: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan KI 0,01 M.
- Tabung reaksi C: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01
M.
- Tabung reaksi D: 1 ml larutan CaCl2 0,005 M dan 1 ml larutan H2SO4
0,01 M.
- Tabung reaksi E: 1 ml larutan BaCl2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4
0,01 M.
-
Ksp PbCl2
= 2,0 x 10-5
-
Ksp PbI2
= 7,1 x 10-9
-
Ksp PbSO4
= 1,6 x 10-8
-
Ksp CaSO4
= 2,0 x 10-5
-
Ksp BaSO4
= 1,0 x 10-10
E. Data Pengamatan
Larutan yang
direaksikan
Menurut perhitungan
(terjadi/tidak terjadi
endapan)
Hasil pengamatan
(terjadi/tidak terjadi
endapan)
Pb(NO3)2 dan CaCl2
Pb(NO3)2 dan KI
Pb(NO3)2 dan H2SO4
CaCl2 dan H2SO4
BaCl2 dan H2SO4
F. Analisis Data dan Pembahasan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
G. Pertanyaan
1. Campuran larutan garam manakah yang terbentuk endapan?
2. Campuran larutan garam manakah yang tidak terbentuk endapan?
3. Tuliskan persamaan reaksi pada praktikum diatas!
96
H. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
I. Daftar Pustaka
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Semarang, ……………………2015
Diperiksa tgl. Paraf Guru
97
Lampiran 6. RPP Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA Negeri 10 Semarang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/II
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Tahun pelajaran
: 2014/2015
Pertemuan
:1
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami
sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan
terapannya.
B. KOMPETENSI DASAR
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam
yang sukar larut
2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan
atau pengendapannya
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam
air
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air
secara mandiri dan bertanggungjawab, siswa mampu menjelaskan
pengertian kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dengan benar dan
tepat.
2. Siswa mampu menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau
larutan garam yang sukar larut dengan benar dan tepat melalui
98
percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air secara
mandiri dan bertanggungjawab.
3. Melalui diskusi kelompok secara mandiri dan bertanggung jawab,
siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan
tingkat kelarutan atau pengendapannya dengan benar dan tepat.
4. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar
larut dalam air dengan cermat dan teliti melalui diskusi kelompok
secara mandiri dan bertanggungjawab.
E. MATERI AJAR
Kelarutan
Untuk menyatakan jumlah zat yang terlarut dalam larutan jenuh digunakan
istilah kelarutan dan diberi simbol s (solubility) jadi, kelarutan merupakan
jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu.
Satuan kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya
kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
3)
Jenis Pelarut
Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai
kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut nonpolar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter.
Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa
non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar.
4)
Temperatur/Suhu
Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan.
Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat
padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul
zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga
mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air.
Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas
dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat
mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan
air.
Kelarutan Sebagai Sistem Kesetimbangan
Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan
menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya
berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan
padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali
kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi molar dari
ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. Secara umum persamaan
keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah:
AxBy(s) ⇄ XAy+(aq) + YBx-(aq)
Maka Ksp = [Ay+]x [Bx-]y karena [AxBy] konstan
99
Keterangan :
X dan Y adalah koefisien
x- dan y+ adalah muatan dari ion A dan B
Hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan
Jika harga kelarutan dari senyawa AxBy sebesar s mol L–1, maka di dalam
reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion Ax+ dan By– adalah:
AxBy(s)
xAy+(aq) + yBx-(aq)
s mol L-1
xs mol L-1
ys mol L-1
sehingga harga hasil kali kelarutannya adalah:
Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx–]y
= (xs)x (ys)y
= xx.sx.yy.sy
= xy.yx.sx+y
𝐾𝑠𝑝
sx+y = 𝑥 𝑥 𝑦 𝑦
s
=
𝑥 +𝑦
𝐾𝑠𝑝
𝑥𝑥𝑦𝑦
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Model
: cooperatif learning
Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
1.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu (menit)
Kegiatan Awal

10 menit
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam

Guru menyiapkan siswa secara psikis dengan
menginstruksikan
untuk
berdoa
sebelum
pembelajaran dimulai

Guru memeriksa kehadiran siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran.
Guru memberi pertanyaan awal tentang kelarutan
garam dalam air
Siswa berpatisipasi aktif dalam menjawab


pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
100
2.
Kegiatan Inti
115 menit
Eksplorasi

Siswa membaca sekilas tentang materi kelarutan
dan tetapn hasil kali kelarutan

Guru menjelaskan tentang larutan jenuh dan tak
jenuh.

Guru menjelaskan tentang kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut

Guru
menjelaskan
tentang
menghubungkan
tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat
kelarutan atau pengendapannya

Guru membagikan lembar kerja kepada siswa
untuk dikerjakan secara mandiri
Elaborasi

Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru.

Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah guru
bagikan

Siswa menganalisis hasil lembar kerja dengan
bimbingan guru

Guru memantau aktivitas siswa dengan bantuan
lembar observasi

Siswa mengerjakan soal secara mandiri

Guru memantau kerja dan mengarahkan siswa
yang mengalami kesulitan

Lembar kerja yang telah dikerjakan dikumpulkan
untuk dikoreksi
Konfirmasi

Guru dan siswa membahas lembar kerja bersama
untuk menyamakan persepsi

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami
101
3.
Kegiatan akhir



10 menit
Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
belajar mengenai kelarutan suatu elektrolit yang
sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau
sebaliknya dan pengaruh penambahan ion senama
dalam larutan
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR
Media
: papan tulis, spidol, penghapus
Alat dan Bahan
: Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian, air,
garam, sendok, dan gelas
I. SUMBER BELAJAR
Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, P. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta:
Grafindo Media Pratama.
Internet
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Tes dan Non tes
Bentuk instrumen
a.
Tes
Lembar Kerja Siswa
b.
Non tes
Lembar observasi penilaian afektif
Semarang, 26 Januari 2015
Guru Pamong,
Praktikan,
Puji Ningrum,SPd
Idha Zuly Astutik
NIP 198012242008012007
NIM 4301411008
102
LEMBAR KERJA SISWA
Materi : Kelarutan dan Tetapan hasil kali kelarutan
1. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut :
a. Kelarutan (s)
b. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
2. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Tentukan
kelarutan maksimum Ag2CrO4 tersebut dalam mol L1- . (Ar = 16, Cr=52,
Ag=108).
3.
Tulislah persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam/basa berikut:
a. AgCl
b. Ca3(PO4)2
c. Al(OH)3
d. PbCl2
4. Sebanyak 4,5 mg magnesium hidroksida Mg(OH)2 dapat larut dalam 500
mL air. Tentukan kelarutan maksimum Mg(OH)2 dalam mol L1- (Ar H=1,
O=16, Mg=24)
5.
Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk
elektrolit berikut:
a. Al(OH)3
b. PbCl2
c. Ca3(PO4)2
d. AgCl
103
Nama
No absen
Kelas
LEMBAR JAWAB
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
104
Kunci Jawaban
1. Pengertian dari
a. Kelarutan : jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut
dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga
membentuk kesetimbangan
b. Tetapan hasil kali kelarutan : hasil kali konsentrasi tiap ion
dipangkatkan dengan koefisien masing-masing dalam larutan jenuh
2. Jumlah mol Ag2CrO4 =
4,35 𝑥 10 −3 𝑔
332 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 1,31 x 10-5 mol
𝑠 =
𝑛
𝑣
𝑠 =
1,31 x 10−5 mol
= 1,31 x 10−4 mol L−1
0,1 𝐿
3. Tetapan Ksp
Ag+(aq) + Cl-(aq)
a. AgCl(s)
Ksp = [Ag+] [Cl-]
3 Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq)
b. Ca3(PO4)2(s)
Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2
Al3+(aq) + 3OH-(aq)
c. Al(OH)3(s)
Ksp = [Al3+] [OH-]3
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
d. PbCl2
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2
4. Jumlah mol Mg(OH)2 =
4,5 𝑥 10 −3 𝑔
58 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,077 x 10-3 mol
𝑠 =
𝑛
𝑣
𝑠 =
0,077 x 10−3 mol
= 1,551 x 10−4 mol L−1
0,5 𝐿
105
5. hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan
a. Al(OH)3
Al(OH)3(s)
Al3+(aq) + 3OH-(aq)
s
s
3s
Ksp = [Al3+] [OH-]3
=
(3s)3
s
= 27 s4
b. PbCl2
PbCl2
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
s
s
2s
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2
(2s)2
= s
= 4 s3
c. Ca3(PO4)2
Ca3(PO4)2(s)
3Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq)
s
3s
2s
Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2
= (3s)3
(2s)2
= 108 s5
d. AgCl
AgCl(s)
Ag+(aq) +
s
s
Ksp = [Ag+] [Cl-]
=s
=s
s
2
Cl-(aq)
s
106
Penskoran
1. Soal nomer 1 : setiap poin bernilai 5, jika salah satu jawaban salah diberi
nilai 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10
2. Soal nomer 2 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika
benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total
nilai 10
3. Soal nomer 3 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp
benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin
adalah 40.
4. Soal nomer 4 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika
benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total
nilai 10
5. Soal nomer 5 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp
benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin
adalah 40.
Total skor = 100
Nilai 10 point hanya nilai tambahan ketika total skor rendah.
NA=100
107
Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA Negeri 10 Semarang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Tahun pelajaran
: 2014/2015
Pertemuan
:3
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami
sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan
terapannya.
B. KOMPETENSI DASAR
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.
C. INDIKATOR
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan
membuktikannya melalui praktikum
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui percobaan sederhana reaksi pengendapan secara mandiri dan
bertanggungjawab, siswa mampu membuktikan terbentuk atau tidaknya
endapan berdasarkan harga Ksp dengan benar dan tepat.
E. MATERI AJAR
Reaksi Pengendapan
Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk
endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada
konsentrasi
ion-ion
dipangkatkan
koefisiennya.
Dalam
proses
yang
kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan,
yaitu:
108
a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan
lewat jenuh)
b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)
c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(larutan belum jenuh)
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Metode
: eksperimen, diskusi
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu (menit)
1.
Kegiatan Awal

10 menit
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam

Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap
disiplin

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Guru memberi pertanyaan awal tentang hubungan
Ksp dan Qc

Siswa sudah duduk sesuai kelompok praktikum

Pertanyaan
yang
disampaikan
oleh
guru
diperhatikan secara seksama oleh siswa

Siswa
berpatisipasi
aktif
dalam
menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi

Siswa menanyakan cara kerja praktikum yang
belum dimengerti


Guru menjelaskan cara kerja praktikum yang
ditanyakan oleh siswa
Guru menyampaikan kepada siswa untuk
bekerjasama dalam pembagian tugas praktikum
70 menit
109
Elaborasi

Siswa melakukan praktikum secara berkelompok

Guru membimbing siswa dalam menganalisis hasil
lembar kerja

Aktivitas siswa dipantau oleh guru dengan bantuan
lembar observasi

Siswa menganalisis data hasil praktikum mengenai
reaksi pengendapan secara berkelompok

Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok dan
mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan

Setiap kelompok mendiskusikan dan menjawab
pertanyaan lembar diskusi praktikum yang telah
guru bagikan

Siswa mencatat hasil praktikum pada lembar data
pengamatan

Siswa menjawab pertanyaan praktikum dengan
berkelompok

Guru
meminta
mengumpulkan
semua
data
kelompok
pengamatan
untuk
praktikum
sementara
Konfirmasi

Beberapa
kelompok
menyampaikan
hasil
praktikumnya di depan kelas.

Kelompok lain memberikan pendapat

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
praktikum yang dilaksanakan
3.
Kegiatan akhir

Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
belajar materi selanjutnya
10 menit
110

Guru meminta siswa untu mengumpulkan laporan
praktikum paling lambat satu minggu setelah
praktikum dilaksanakan

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR
Media
: papan tulis, spidol, penghapus
Alat dan Bahan
: Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian,
Lembar Kerja Praktikum, Alat dan Bahan
Praktikum
I. SUMBER BELAJAR
Purba, Michael. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
Sutresna, Nana. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta:
Grafindo Media Pratama.
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Tes dan Non tes
Bentuk instrumen
a. Tes
1) Laporan praktikum
b. Non tes
1) Penilaian afektif
2) Penilaian psikomotorik
Semarang, 26 Januari 2015
Guru Pamong,
Praktikan,
Puji Ningrum,SPd
Idha Zuly Astutik
NIP 198012242008012007
NIM 4301411008
111
Lembar Petunjuk Praktikum
“ Reaksi Pengendapan”
A. Tujuan
Memperkirakan terjadinya endapan melalui proses pencampuran dua
larutan yang sukar larut direaksikan.
B. Dasar Teori
Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk
endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada
konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam proses yang
kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan,
yaitu:
a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan
(larutan lewat jenuh)
b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan
endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)
c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan
endapan (larutan belum jenuh)
C. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
- tabung reaksi
- Larutan Pb(NO3)2 0,01 M
- pipet tetes
- Larutan CaCl2 0,01 M
- rak tabung reaksi
- Larutan BaCl2 0,01 M
- gelas ukur
- Larutan KI 0,01 M
- gelas kimia
- Larutan H2SO4 0,01 M
- Aquades
D. Langkah Kerja
1. Tambahkan masing-masing 1 ml larutan Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml
larutan Larutan CaCl2 0,01 M ke dalam tabung reaksi
2. Amati perubahan yag terjadi.
3. Ulangi langkah pertama dengan komposisi larutan sebagai berikut:
- Tabung reaksi B: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan KI 0,01 M.
112
- Tabung reaksi C: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01
M.
- Tabung reaksi D: 1 ml larutan CaCl2 0,005 M dan 1 ml larutan H2SO4
0,01 M.
- Tabung reaksi E: 1 ml larutan BaCl2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4
0,01 M.
-
Ksp PbCl2
= 2,0 x 10-5
-
Ksp PbI2
= 7,1 x 10-9
-
Ksp PbSO4
= 1,6 x 10-8
-
Ksp CaSO4
= 2,0 x 10-5
-
Ksp BaSO4
= 1,0 x 10-10
E. Data Pengamatan
Larutan yang
direaksikan
Menurut perhitungan
(terjadi/tidak terjadi
endapan)
Hasil pengamatan
(terjadi/tidak terjadi
endapan)
Pb(NO3)2 dan CaCl2
Pb(NO3)2 dan KI
Pb(NO3)2 dan H2SO4
CaCl2 dan H2SO4
BaCl2 dan H2SO4
F. Analisis Data dan Pembahasan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
G. Pertanyaan
1. Campuran larutan garam manakah yang terbentuk endapan?
2. Campuran larutan garam manakah yang tidak terbentuk endapan?
3. Tuliskan persamaan reaksi pada praktikum diatas!
113
H. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
I. Daftar Pustaka
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Semarang, ……………………2015
Diperiksa tgl. Paraf Guru
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi
: Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi
Indikator
Indikator pencapaian
C1
C2
C3
C4
Jumlah
1. Siswa dapat menjelaskan
1, 2, 3
47
4
4, 17
31
3
Dasar
Memprediksi
Menjelaskan
terbentuknya
kesetimbangan dalam
endapan dari
larutan jenuh atau
suatu reaksi
larutan garam yang
berdasarkan
sukar larut
prinsip
kelarutan dan
tetapan hasil
pengertian kelarutan dan
tetapan hasil kali
kelarutan
2. Siswa dapat menjelaskan
kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau
larutan garam yang sukar
larut
3. Siswa dapat menentukan
kali
8, 9
5, 6
4
10, 23,15, 19
50
7
harga kelarutan suatu
garam
kelarutan.(Ksp)
Menghubungkan
Siswa dapat
tetapan hasil kali
menghubungkan tetapan
kelarutan dengan
hasil kali kelarutan
tingkat kelarutan atau
dengan tingkat kelarutan
pengendapannya
atau pengendapannya
12, 22
Lampiran 7. Kisi-Kisi Soal
114
115
Menuliskan ungkapan
Siswa dapat menuliskan
berbagai Ksp elektrolit
ungkapan berbagai Ksp
yang sukar larut dalam
elektrolit yang sukar
air
larut dalam air
7, 13, 16
Menghitung kelarutan 1. Siswa dapat menentukan
harga Ksp suatu larutan
suatu elektrolit yang
11, 26
sukar larut
2. Siswa dapat menentukan
konsentrasi ion larutan
berdasarkan data harga
3
20, 25
21, 30
24
6
1
Ksp atau sebaliknya
Menjelaskan pengaruh 1. Siswa dapat menjelaskan
pengertian efek ion
penambahan ion
sejenis
senama dalam larutan
2. Siswa dapat menentukan
pH larutan yang
ditambahkan ion sejenis
3. Siswa dapat menentukan
kelarutan dan tetapan
hasil kali kelarutan dari
penambahan ion sejenis
28
1
27
36
41
2
29, 37, 48
14
5
116
Menentukan pH
1. Siswa dapat menentukan
hubungan antara
larutan dari harga KspKelarutan dan pH suatu
nya
larutan
32
2. Siswa dapat menentukan
kelarutan dan tetpan
hasil kali kelarutan suatu
larutan dari pH yang
diketahui atau sebaliknya
Memperkirakan
35
2
18, 34, 38
3
1. Siswa dapat menjelaskan
syarat terbentuknya
terbentuknya endapan
endapan
berdasarkan harga Ksp
2. Sisa dapat menentukan
faktor yang
menyebabkan terjadinya
endapan
33
39, 40
3
Fungsi Ksp dalamn
Siswa dapat menjelaskan
45
46
kehidupan sehari-hari
hubungan kelarutan dan
Jumlah
10
19
14
7
50
Presentase
20%
38%
28%
14%
100%
44
42, 43, 49
4
2
Ksp dalam kehidupan
sehari-hari
117
Kunci Jawaban
1. E
11. C
21. A
31. A
41. B
2. C
12. B
22. E
32. A
42. D
3. E
13. D
23. B
33. E
43. E
4. A
14. D
24. A
34. B
44. A
5. D
15. A
25. E
35. A
45. E
6. E
16. E
26. C
36. D
46. B
7. A
17. B
27. C
37. C
47. B
8. E
18. D
28. E
38. B
48. C
9. C
19. D
29. A
39. B
49. A
10. E
20. A
30. A
40. B
50. D
118
Lampiran 8. Soal Uji Coba
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang (50229)
Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Kelas
Semester
Waktu
: Kimia
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
: XI
: Genap
: 90 menit
Petunjuk mengerjakan soal
1. Tulislah terlebih dahulu, nama nomer absen dan kelas pada lembar
jawaban yang tersedia
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda
mengerjakannya.
3. Berikan tanda silang (X) pada huruf jawaban yang Anda anggap benar
4. Apabila ada jawabn yang Anda anggap salah dan ingin diperbaiki, maka
coretlah dengan dua garis mendatar pada jawaban yang Anda anggap
salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap
benar
Contoh : pilihan semula
A
B
C
D
E
X
Menjadi
A
B
C
D
X E
X
5. Periksa kembali jawaban Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta
lembar soalnya
6. Lembar soal tetap bersih, jangan dicoret-coret
7. Berdoalah sebelum mengerjakan
Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar !
1. Banyaknya jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut disebut....
a. Zat terlarut
b. Hubungan kelarutan
c. Tetapan hasil kali kelarutan
d. Satuan kelarutan
e. Kelarutan
2. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing
dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut ...
a. Zat terlarut
b. Hubungan kelarutan
c. Tetapan hasil kali kelarutan
119
d. Satuan kelarutan
e. Kelarutan
3. Besarnya kelarutan suatu senyawa dipengaruhi oleh ...
a. pH, suhu, dan kelembaban
b. Jenis zat terlarut, pH dan tekanan
c. Jenis zat terlarut, pH dan udara
d. Jenis zat terlarut, jenis zat pelarut, dan udara
e. Jenis zat pelarut, zat terlarut, suhu, pH dan udara
4. Pernyataan berikut
yang benar mengenai suatu larutan jenuh dalam
keadaan setimbang adalah ...
a. Larutan mengendap
b. Keadaan suhu larutan bertambah
c. Jika ditambahkan zat lagi, maka masih bisa larut
d. Terjadi kesetimbangan antara larutan dengan ion-ion hasil disosiasinya
e. Terjadi
kesetimbangan
antara
padatan
dengan
ion-ion
hasil
disosiasinya
5. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Kelarutan
maksimal Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1. (Ar O= 16, Cr=52, Ag=108)
adalah....
a. 1,31 x 10-5 mol L-1
d. 1,31 x 10-4 mol L-1
b. 13,1 x 10-5 mol L-1
e. 1,31 x 10-3 mol L-1
c. 13,1 x 10-4 mol L-1
6. Sebanyak 4,5 mg magnesium hidroksida dapat larut dalam 500 mL air.
kelarutan maksimal magnesium hidroksida dalam mol L-1 (Ar H=1, O=16,
Mg=24) adalah....
a. 0,077 x 10-3 mol L-1
d. 1,551 x 10-3 mol L-1
b. 0,77 x 10-3 mol L-1
e. 1,551 x 10-4 mol L-1
c. 0,7 x 10-3 mol L-1
7. Suatu garam memiliki Ksp 27s4, jika kelarutan garam tersebut s mol L-1
maka rumus garam yang mungkin adalah ...
a. AB3
d. A2B
b. AB
e. A2B3
120
c. AB2
8. Diketahui garam X2Y3 sukar larut dalam air, Ksp X2Y3 adalah ...
a. 2[X] . 3[Y]
d. [X]2 . [Y]3
b. [2X]2 . [3Y]3
e. [X3+]2 . [Y-2]3
c. [X2+]. [Y-3]2
9. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah ...
a. Ag3PO4, Ksp : 1,8 x 10-18
b. ZnS, Ksp : 2,5 x 10-21
c. Ag2S, Ksp : 5,5 x 10-51
d. Ba3(PO4)2, Ksp : 6 x 10-39
e. Bi2S3, Ksp : 1,6 x 10-32
10. Bila kelarutan kalium fosfat (Ca3(PO4)2) dalam air adalah a mol L-1maka
harga Ksp dari zat itu adalah....
a. a2
d. 27a3
b. 4a2
e. 108a5
c. 27a4
11. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air sebesar 1 x 10–2 mol L–1, maka Ksp
Mg(OH)2 adalah….
a. 1 x 10-6
d. 2 x 10-4
b. 1 x 10-6
e. 4 x 10-4
c. 4 x 10-6
12. Suatu garam dimasukkan kedalam air, setelah beberapa saat masih
terdapat garam yang belum larut. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ...
a. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam = Ksp garam
b. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam < Ksp garam
c. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam > Ksp garam
d. Jumlah garam terlalu banyak
e. Jumlah air terlalu banyak
13. Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al2(CO3)3 dalam air adalah ...
a. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-]
b. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]
c. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] / Al2(CO3)3
121
d. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]2 [CO32-]3
e. Ksp Al2(CO3)3 = [Al32 -] / Al2(CO3)3
14. Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 0,1 M adalah... (Ksp Ag2CrO4 =
2,4 x 10-12)
a. 0,245 x 10-5
d. 2,45 x 10-6
b. 2,45 x 10-5
e. 24,5 x 10-6
c. 24,5 x 10-5
15. Jika perak kromat ( Ag2CrO4) memiliki kelarutan x mol L-1, maka Ksp zat
tersebut adalah ...
a. 4x3
d. x3
b. 9x2
e. 27x3
c. 108x5
16. Hasil kali kelarutan timbal (II) Iodida adalah ...
a. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-]2
b. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-]
c. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-2]
d. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]
e. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]2
17. Berikut pernyataan yang benar mengenai suatu larutan yang telah
mencapai keadaan jenuh adalah ...
a. Tepat terbentuk endapan
b. Larutan telah mengendap
c. Larutan melarut
d. Suhu larutan mengalami peningkatan
e. Proses melarut dan mengendap sama cepat
18. Ke dalam larutan MSO4 0,02 M ditambahkan larutan NaOH sampai
terbentuk endapan dengan pH 10, maka Ksp M(OH)2 adalah...
a. 2 x 10-12
d. 2 x 10-10
b. 4 x 10-10
e. 4 x 10-11
c. 4 x 10-12
19. Jika Ksp AgNO3 adalah 9x2 , maka kelarutan AgNO3 adalah ...
a. x
d. 3x
122
b. 2x
e. 18x4
c. 3x2
20. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium florida (MgF2) pada 180C
diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Ksp MgF2 adalah....
(Ar Mg = 24, F = 19)
a. 6,9 x 10-9
d. 2,3 x 10-10
b. 6,9 x 10-10
e. 2,3 x 10-11
c. 0,69 x 10-9
21. Diketahui Ksp dari Ag2CrO4 pada 30 0C = 1,6 10-9 . (Ar Ag = 108, Cr =
52, O=16). berapa mg Ag2CrO4 padat maksimum yang dapat terlarut
dalam 100 mL larutan adalah...
a. 24,568 mg
d. 245,68 mg
b. 2,4568 mg
e. 0,24568 mg
c. 0,24568 mg
22. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah...
a. Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis
b. Ksp AgCl menyatakan jumlah maksimum garam AgCl yang larut
c. Jika Ksp AgCl > [ Ag+] [Cl-] berarti larutan tepat jenuh
d. Jika Ksp AgCl = [ Ag+] [Cl-] berarti larutan belum jenuh
e. Jika Ksp AgCl < [ Ag+] [Cl-] berarti larutan lewat jenuh
23. Bila kelarutan PbCl2 dalam air adalah s mol/L maka harga Ksp dari zat itu
adalah....
a. s2
d. 27s3
b. 4s3
e. 108s5
c. 27s4
24. Konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan jenuh Ba3(PO4)2 adalah a mol L-1,
maka konsentrasi ion PO43- dalam larutan sebesar... mol L-1
a. 2a/3
d. 2a
b. a
e. 3a
c. 3a/2
25. Diantara senyawa Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4, dan Fe(OH)3 masing-masing
kelarutannya adalah s mol L-1. Yang memiliki harga Ksp = 27s4 adalah...
123
a. Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4
d. BaF2, Ag3PO4
b. Hg2Br2, Ag3PO4, BaF2
e. Fe(OH)3, Ag3PO4
c. BaF2, Fe(OH)3
26. Garam dengan kelarutan paling besar adalah...
a. AgCl; Ksp = 10-10
d. AgI; Ksp = 10-16
b. Ag2CrO4; Ksp = 3,2 x10-12
e. Ag2S2 = 1,6 x 10-49
c. Ag2C2O4; Ksp = 1,1 x10-11
27. Kelarutan garam AgCl yang terkecil terdapat pada larutan....
a. HCl 0,1 M
d. CuCl2 0,1 M
b. NaCl 0,1 M
e. BaCl2 0,1 M
c. AlCl3 0,1 M
28. Berkurangnya kelarutan suatu
larutan akibat adanya penambahan ion
sejenis disebut..
a. Pengaruh ion sejenis
b. Larutan tepat jenuh
c. Larutan lewat jenuh
d. Kuosien reaksi
e. Pengendapan
29. Diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10 . kelarutan AgCl dalam larutan CaCl2 0,1
M adalah.... mol L-1
a. 5 x 10-10
d. 5 x 10-13
b. 5 x 10-11
e. 5 x 10-14
c. 5 x 10-12
30. Diketahui harga Ksp sebagai berikut :
1. CaCO3 = 4,5 x 10-9
2. BaCO3 = 5 x 10-9
3. MgCO3 = 3,5 x 10-8
4. SrCO3 = 9,3 x 10-10
Urutan kelarutan dari yang terkecil adalah...
a. 4,1,2,3
d. 3,2,1,4
b. 3,1,2,4
e. 4,2,1,3
c. 1,3,4,2
124
31. Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH)3
adalah ...
a.
Fe(OH)3 (s)
Fe3+(aq) + 3OH-(aq)
b.
Fe(OH)3 (s)
3Fe+(aq) + OH3-(aq)
c.
Fe(OH)3 (s)
Fe3+(aq) + OH3-(aq)
d.
Fe(OH)3 (s)
Fe+(aq) + OH-(aq)
e.
Fe(OH)3 (s)
3Fe+(aq) + 3OH-(aq)
32. Ca(OH)2 mempunyai pOH = - log 2a, maka konsentrasi Ca2+ adalah...
a. a
d. 2a
b. 1/2a
e. 1/4a
c. 4a
33. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan
terjadinya endapan adalah ...
a. Qc < Ksp, terjadi endapan
b. Qc = Ksp, terjadi endapan
c. Qc > Ksp, tidak terjadi endapan
d. Qc ≥ Ksp, tidak terjadi endapan
e. Qc > Ksp, terjadi endapan
34. Ksp L(OH)2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH)2 dalam air memiliki
pH sebesar...
a. 6 + log 2
d. 8 + log 2
b. 10 + log 2
e. 4 + log 2
c. 2 + log 2
35. Jika Ksp Fe(OH)3 = 5,4 x 10-35, maka kelarutan Fe(OH)3 dalam larutan
yang pHnya 12 adalah...
a. 5,4 x 10-29
d. 5 x 10-29
b. 10-29
e. 2x 10-29
c. 10-30
36. Ksp CaOH)2 = 5 x 10-6. pH larutan CaCl2 0,05 M saat mulai mengendap
dengan dengan ditetesi larutan NaOH adalah....
a. 3 – log 5
d. 12
b. 11 – log 5
e. 2
c. 11 + log 5
125
37. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. kelarutan
Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH 12 adalaha...
a. 2 x 10-6
d. 2 x 10-9
b. 2 x 10-7
e. 2 x 10-10
c. 2 x 10-8
38. Kelarutan L(OH)2 dalam air adalah 5 x 10-4 mol L-1. pH larutan jenuh
L(OH)2 adalah....
a. 12
d.9
b. 11
e. 8
c. 10
39. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali...
a. Penambahan ion sejenis akan memperkecil kelarutan
b. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi
larutan
c. Larutan melarut sempurna jika hasil kali ion-ionnya sama dengan
harga Ksp
d. Harga Ksp tetap pada suhu tetap
e. Pembentukan endapan terjadi jika hasil kali ion-ionnya lebih besar dari
Ksp
40. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung ion I- ternyata
membentuk endapan AgI, ini berarti ...
a. [Ag+] [I-] < Ksp
b. [Ag+] [I-] > Ksp
c. [Ag+] [I-] = Ksp
d. [Ag+] < Ksp
e.
[I-] < Ksp
41. Pada suhu 25 °C, Ksp Mg(OH)2 =1 x 10–11. MgCl2 yang harus
ditambahkan ke dalam 1 liter larutan NaOH dengan pH = 12 agar
diperoleh larutan yang jenuh dengan Mg(OH)2 adalah ….
a. 10–11 mol
d. 10–10 mol
b. 10–7 mol
e. 10–8 mol
c. 10–9 mol
126
42. Suatu larutan mengandung garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2
masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan ini dilarutkan
sejumlah NaOH padat hingga pH larutan menjadi 8. Berdasar data Ksp:
Pb(OH)2 = 2,8 x 10–16 ; Mn(OH)2 = 4,5 x 10–14 ; Zn(OH)2 = 4,5 x 10–17 .
Hidroksida yang mengendap adalah ….
a. Mn(OH)2
b.
Zn(OH)2
c.
Pb(OH)2
d. Zn(OH)2 dan Pb(OH)2
e. Pb(OH)2, Mn(OH)2, dan Zn(OH)2
43. Nilai Ksp untuk PbSO4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya
dilarutkan 0,606 gram PbSO4 dalam 1 Liter air adalah...( Ar Pb=207,
S=32, O=16)
a. 1,8 x 10-4
d. 1,98 x 10-6
b. 1,98 x 10-8
e. 4,00 x 10-6
c. 2,30 x 10-6
44. Diketahui Ksp CaSO4 = 1 x 10-5. Campuran dibawah ini yang
menghasilkan endapan CaSO4 adalah...
a. 50 ml larutan CaCl2 0,1 M dengan 50ml larutan Na2SO4 0,1 M
b. 500 ml larutan CaCl2 0,01 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,001 M
c. 100 ml larutan CaCl2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4
0,0001 M
d. 100 ml larutan Ca(OH)2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4
0,0001 M
e. 500 ml larutan Ca(OH)2 0,00001 M dengan 500ml larutan Na2SO4
0,00001 M
45. Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali ...
a. Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga
b. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan
c. Sabun menjadi kurang berbuih
d. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak
e. Sebagai tampat hidup beberapa ikan
127
46. Perhatikan aplikasi teknologi konsep kelarutan dan Ksp dibawah ini:
1. Pembuatan pasta gigi
2. Penghilang kesadahan air
konsep yang mendasari aplikasi tersebut adalah...
a. ion senama dan suhu
b.
pH dan reaksi pengendapan
c. pH dan ion senama
d. Tekanan dan pH
e. suhu dan ion senama
47. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A+]2 [B2-] adalah 4s3, maka
rumus garam tersebut adalah...
a. AB
d. AB2
b. A2B
e. A2B3
c. A2B2
48. Kelarutan AgCl ( Ksp = 10-10) dalam larutan KCl 0,01 M adalah...
a. 10-2 mol L-1
d. 10-3 mol L-1
b. 10-4 mol L-1
e. 10-6 mol L-1
c. 10-8 mol L-1
49. Suatu larutan mengandung ion Ca2+, Sn 2+, Hg2+, Ba2+ dan Pb2+ dengan
konsentrasi yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na2SO4, maka
zat yang mula-mula mengendap adalah...
a. BaSO4, Ksp = 1,1 x 10-10
b. CaSO4, Ksp = 2,4 x 10-5
c. SnSO4, Ksp = 2,5 x 10-7
d. HgSO4, Ksp = 6,0 x 10-7
e. PbSO4, Ksp = 1,7 x 10-8
50. Diketahui Ksp PbCl2 = 3,2 x 10-5 , maka kelarutan PbCl2 dalam air
adalah... mol L-1
a. 1 x 10-2
d. 2 x 10-2
b. 4 x 10-2
e. 2 x 10-3
c. 4 x 10-3
128
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang (50229)
LEMBAR JAWABAN
Nama
:
No Absen
:
Kelas
:
Tanggal
:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
NILAI
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
------------------------------SELAMAT MENGERJAKAN-----------------GOOD LUCK 
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
129
Lampiran 9. Analisis Soal Uji Coba
ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL, DAYA BEDA, INDEKS KESUKARAN DAN RELIABILITAS
No
Validitas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
KODE
UC-20
UC-5
UC-10
UC-11
UC-19
UC-24
UC-22
UC-03
UC-13
UC-18
UC-04
UC-12
UC-16
UC-27
UC-29
UC-15
UC-07
UC-25
UC-02
UC-17
UC-23
UC-01
UC-09
UC-26
UC-28
UC-30
UC-06
UC-08
UC-21
UC-14
N∑XY - (∑X)(∑Y)
{N∑X^2-(∑X)^2 }
{N∑Y^2-(∑Y) )^2 }
√({N∑X^2-(∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)^2 } )
rxy
rtabel
Tingkat
Daya Pembeda
Kesukaran
kriteria
BA
BB
JA
JB
D
kriteria
B
Js
P
kriteria
Reliabilitas
Kriteria Soal
k
k-1
k/k-1
M
k-M
M(k-M)
st2
kst2
m(k-M)/kst2
1-m(k-M)/kst2
r11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
612
56
38289
1464,3
0,41795
0,361
2
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1170
200
38289
2767,27
0,4228
0,361
valid
15
13
15
15
0,13333
Jelek
28
30
0,93333
mudah
Dipakai
25
24
1,04
16
9
144
25,93
648,33
0,22
0,78
0,81
valid
12
8
15
15
0,26667
Cukup
20
30
0,66667
sedang
Dipakai
Nomor Soal
3
4
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
711
285
189
125
38289
38289
2690,1
2187,72
0,2643
0,13027
0,361
0,361
tidak
tidak
valid
valid
7
13
2
12
15
15
15
15
0,33333
0,06667
Cukup
Jelek
9
25
30
30
0,3
0,83333
sukar
mudah
Dibuang
Dibuang
5
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1668
216
38289
2875,83
0,58001
0,361
valid
9
3
15
15
0,4
Cukup
12
30
0,4
sedang
Dipakai
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
615
125
38289
2187,72
0,28111
0,361
tidak
valid
14
11
15
15
0,2
Jelek
25
30
0,83333
mudah
Dibuang
130
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1449
189
38289
2690,1
0,53864
0,361
valid
15
6
15
15
0,6
Baik
21
30
0,7
sedang
Dipakai
8
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
333
81
38289
1761,08
0,18909
0,361
tidak
valid
14
13
15
15
0,06667
Jelek
27
30
0,9
mudah
Dibuang
9
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1176
224
38289
2928,61
0,40156
0,361
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
291
29
38289
1053,7462
0,2761576
0,361
11
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
831
189
38289
2690,0968
0,3089108
0,361
Nomor Soal
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
483
81
38289
1761,0818
0,2742632
0,361
13
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-198
56
38289
1464,303
-0,13522
0,361
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
612
56
37689
1452,78
0,42126
0,361
15
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1038
176
38289
2595,93
0,39986
0,361
valid
10
4
15
15
0,4
Cukup
14
30
0,46667
sedang
Dipakai
tidak valid
15
14
15
15
0,0666667
Jelek
29
30
0,9666667
mudah
Dibuang
tidak valid
7
2
15
15
0,3333333
Cukup
9
30
0,3
sukar
Dibuang
tidak valid
15
12
15
15
0,2
Jelek
27
30
0,9
mudah
Dibuang
tidak valid
14
14
15
15
0
Jelek
28
30
0,933333
mudah
Dibuang
valid
15
13
15
15
0,13333
Jelek
28
30
0,93333
mudah
Dipakai
valid
13
9
15
15
0,26667
Cukup
22
30
0,73333
mudah
Dipakai
16
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
273
81
38289
1761,082
0,155018
0,361
tidak
valid
14
13
15
15
0,066667
Jelek
27
30
0,9
mudah
Dibuang
17
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
-471
630
38289
4911,4224
-0,095899
0,361
tidak valid
9
12
15
15
-0,2
Jelek
21
30
0,7
sedang
Dibuang
131
21
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1443
161
38289
2482,85
0,58119
0,361
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
864
104
38289
1995,51
0,43297
0,361
Nomor Soal
23
24
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1347
474
221
104
38289
38289
2908,93
1995,509
0,46306
0,237533
0,361
0,361
tidak valid
9
12
15
15
-0,2
20
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
765
125
38289
2187,721
0,349679
0,361
tidak
valid
14
11
15
15
0,2
valid
6
1
15
15
0,33333
valid
15
11
15
15
0,26667
valid
10
3
15
15
0,46667
tidak valid
14
12
15
15
0,133333
Jelek
21
30
0,7
sedang
Dibuang
Jelek
25
30
0,833333
mudah
Dibuang
Cukup
7
30
0,23333
sukar
Dipakai
Cukup
26
30
0,86667
mudah
Dipakai
Baik
13
30
0,43333
sedang
Dipakai
Jelek
26
30
0,866667
mudah
Dibuang
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
582
56
38289
1464,3
0,39746
0,361
19
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
-231
189
38289
2690,0968
-0,085871
0,361
valid
15
13
15
15
0,13333
Jelek
28
30
0,93333
mudah
Dipakai
25
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1917
221
38289
2908,929
0,659005
0,361
26
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
-1257
221
38289
2908,9292
-0,432118
0,361
27
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1500
200
38289
2767,27
0,54205
0,361
28
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
-54
224
38289
2928,6065
-0,018439
0,361
valid
12
1
15
15
0,733333
Sangat
Baik
13
30
0,433333
sedang
Dipakai
tidak valid
6
11
15
15
-0,333333
valid
13
7
15
15
0,4
tidak valid
6
8
15
15
-0,133333
Jelek
17
30
0,5666667
sedang
Dibuang
Cukup
20
30
0,66667
sedang
Dipakai
Jelek
14
30
0,4666667
sedang
Dibuang
132
29
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1194
144
38289
2348,11
0,50849
0,361
valid
5
1
15
15
0,26667
Cukup
6
30
0,2
sukar
Dipakai
30
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
-96
144
38289
2348,109
0,040884
0,361
tidak
valid
3
3
15
15
0
Jelek
6
30
0,2
sukar
Dibuang
31
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
942
176
38289
2595,93
32
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
867
161
38289
2482,847
33
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
894
104
38289
1995,51
Nomor Soal
34
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1782
216
38289
2875,834
35
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1218
176
38289
2595,93
36
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
756
144
38289
2348,109
37
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1104
104
38289
1995,51
38
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1419
189
38289
2690,1
39
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
705
125
38289
2187,721
0,36288
0,361
0,349196
0,361
tidak
valid
14
9
15
15
0,333333
Cukup
23
30
0,766667
mudah
Dibuang
0,44801
0,361
0,619646
0,361
0,4692
0,361
0,321961
0,361
0,55324
0,361
0,52749
0,361
0,322253
0,361
Valid
15
11
15
15
0,26667
Cukup
26
30
0,86667
Mudah
Dipakai
valid
14
4
15
15
0,666667
Baik
18
30
0,6
sedang
Dipakai
valid
13
9
15
15
0,26667
Cukup
22
30
0,73333
mudah
Dipakai
tidak valid
13
11
15
15
0,133333
Jelek
24
30
0,8
mudah
Dibuang
valid
15
11
15
15
0,26667
Cukup
26
30
0,86667
mudah
Dipakai
valid
14
7
15
15
0,46667
Baik
21
30
0,7
sedang
Dipakai
tidak valid
6
8
15
15
-0,133333
Jelek
14
30
0,4666667
sedang
Dibuang
valid
6
0
15
15
0,4
Cukup
6
30
0,2
sukar
Dipakai
133
40
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
825
125
38289
2187,72
0,3771
0,361
41
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
42
56
38289
1464,3
0,02868
0,361
42
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1113
161
38289
2482,85
0,44828
0,361
43
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1467
161
38289
2482,85
0,59085
0,361
Nomor Soal
44
45
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
954
723
144
81
38289
38289
2348,11
1761,08
0,40628
0,41054
0,361
0,361
valid
5
1
15
15
0,26667
Cukup
6
30
0,2
sukar
Dipakai
tidak valid
3
3
15
15
0
Jelek
6
30
0,2
sukar
Dibuang
valid
6
0
15
15
0,4
Cukup
6
30
0,2
sukar
Dipakai
valid
14
9
15
15
0,333333
Cukup
23
30
0,766667
mudah
Dipakai
valid
15
11
15
15
0,26667
Cukup
26
30
0,86667
mudah
Dipakai
valid
14
4
15
15
0,666667
Baik
18
30
0,6
sedang
Dipakai
46
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
372
56
38289
1464,303
0,254046
0,361
tidak
valid
15
13
15
15
0,133333
Jelek
28
30
0,933333
mudah
Dibuang
47
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1077
161
38289
2482,85
0,43378
0,361
valid
14
9
15
15
0,33333
Cukup
23
30
0,76667
mudah
Dipakai
48
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
675
125
38289
2187,721
0,30854
0,361
tidak
valid
14
11
15
15
0,2
Jelek
25
30
0,833333
mudah
Dibuang
49
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1050
200
38289
2767,27
0,37943
0,361
50
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
936
144
38289
2348,11
0,39862
0,361
valid
7
3
15
15
0,26667
Cukup
10
30
0,33333
sedang
Dipakai
valid
15
9
15
15
0,4
Cukup
24
30
0,8
mudah
Dipakai
134
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
135
No
Kode
1
UC-20
2
UC-5
3
UC-10
4
UC-11
5
UC-19
6
UC-24
7
UC-22
8
UC-03
9
UC-13
10 UC-18
11 UC-04
12 UC-12
13 UC-16
14 UC-27
15 UC-29
16 UC-15
17 UC-07
18 UC-25
19 UC-02
20 UC-17
21 UC-23
22 UC-01
23 UC-09
24 UC-26
25 UC-28
26 UC-30
27 UC-06
28 UC-08
29 UC-21
30 UC-14
Jumlah
Butir soal
no 1 (X)
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
Skor Total
(Y)
27
32
39
37
42
24
34
24
27
42
42
37
39
23
35
36
29
39
42
43
24
40
29
41
33
27
36
26
36
26
1011
Y2
XY
729
1024
1521
1369
1764
576
1156
576
729
1764
1764
1369
1521
529
1225
1296
841
1521
1764
1849
576
1600
841
1681
1089
729
1296
676
1296
676
35347
27
32
39
37
42
0
34
24
27
42
42
37
39
0
35
36
29
39
42
43
24
40
29
41
33
27
36
26
36
26
964
136
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
N∑XY
=
30 x
964
= 28920
(∑X)(∑Y)
=
28 x
1011
= 28308
N∑XY - (∑X)(∑Y)
=
28920 -
28308
= 612
{N∑X^2-(∑X) )^2 }
=
840 -
784
= 56
{N∑Y^2-(∑Y) )^2 }
=
1060410
√({N∑X^2-(∑X)^2}{N∑Y^2-(∑Y)^2 } )
=
√(56 x 38289
rxy
=
=
=
Pada a = 5% diperoleh r tabel = 0,361
Karena rxy > r tabel, maka soal no 1 valid.
612
1464,303
0,417946
-
1022121
= 38289
= 1464,303
137
Lampiran 11. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
Rumus
Keterangan:
DB : Daya pembeda soal
BA : banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar
BB : banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar
JA
JB
:
:
banyaknya siswa pada kelas atas
banyaknya siswa pada kelas bawah
Kriteria
Interval DP
0,00 < DP <
0,20 < DP <
0,40 < DP <
0,70 < DP <
0,20
0,40
0,70
1,00
Kriteria
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kelompok Atas
Kode
Skor
UC-20
1
UC-5
1
UC-10
1
UC-11
1
UC-19
0
UC-24
1
UC-22
1
UC-03
1
UC-13
0
UC-18
1
UC-04
1
UC-12
0
UC-16
1
UC-27
1
UC-29
1
Jumlah
12
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kelompok Bawah
Kode
Skor
UC-15
1
UC-07
1
UC-25
1
UC-02
1
UC-17
0
UC-23
1
UC-01
0
UC-09
1
UC-26
0
UC-28
1
UC-30
0
UC-06
0
UC-08
1
UC-21
0
UC-14
0
Jumlah
8
138
Lampiran 12. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
Rumus
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria
Interval IK
IK =
0,00 < IK <
0,30 < IK <
0,70 < IK <
IK =
0,00
0,30
0,70
1,00
1,00
Kriteria
Sangat Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Sangat Mudah
139
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
IK
Kelompok Atas
Kode
Skor
UC-20
1
UC-5
1
UC-10
1
UC-11
1
UC-19
1
UC-24
1
UC-22
1
UC-03
1
UC-13
1
UC-18
1
UC-04
1
UC-12
1
UC-16
1
UC-27
1
UC-29
1
Jumlah
15
=
15
+
32
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kelompok Bawah
Kode
Skor
UC-15
1
UC-07
1
UC-25
1
UC-02
1
UC-17
1
UC-23
1
UC-01
1
UC-09
1
UC-26
1
UC-28
1
UC-30
1
UC-06
0
UC-08
1
UC-21
1
UC-14
0
Jumlah
13
13
= 0,88
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang mudah
140
Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
141
Lampiran 14. Daftar Nilai UAS Siswa
Daftar Nilai Ulangan Semester Ganjil Kelas XI SMA Negeri 10 Semarang
Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
jumlah
X
XI IPA 1
78
68
71
81
86
92
85
80
78
83
51
83
89
93
88
87
75
67
76
83
61
61
86
95
70
79
82
87
85
87
86
79
76
76
67
78
77
80
3006,00
79,11
XI IPA 2
83
85
79
60
72
79
81
73
55
62
77
84
78
95
45
47
80
81
71
86
93
67
69
63
91
56
77
87
80
88
87
79
79
75
60
82
XI IPA 4
88
65
74
92
86
90
94
89
65
83
73
82
92
62
84
75
87
96
82
75
92
78
78
88
90
83
80
64
78
76
82
70
86
79
80
74
75
2706,00
75,17
XI IPA 3
80
71
75
89
73
89
50
93
95
95
74
71
95
81
91
89
89
73
67
83
70
65
67
59
83
53
83
77
52
73
67
79
53
53
79
67
75
76
2854,00
75,11
s2
s
N
89,50
9,46
38
154,03
12,41
36
165,99
12,88
38
77,65
8,81
37
2987,00
80,73
142
Lampiran 15. Uji Normalitas Data Awal Populasi
Kelas
Batas
Kelas
Rata- simpangan
Z score
rata
baku
50,5 79,11
9,46
Luas
Luas
Antar
Batas
9,46
9,46
9,46
9,46
9,46
0,0135 0,5112
1
0,4888
0,2389
0,4674
0,0767 2,9131
2 -0,9131
0,8338
0,2862
0,2218 8,4300
5 -3,4300
11,7649
1,3956
0,3269 12,4235
14
1,5765
2,4854
0,2001
0,2457 9,3348
13
3,6652
13,4337
1,4391
3 -0,5731
0,3284
0,0919
0,36 0,1401
83-90
90,5 79,11
1,20 0,3858
0,0940 3,5731
91-98
98,5 79,11
9,46
Jumlah
(OiEi)^2/Ei
-0,49 0,1868
75-82
82,5 79,11
(Oi-Ei)^2
-1,33 0,4086
67-74
74,5 79,11
Oi - Ei
-2,18 0,4853
59-66
66,5 79,11
Oi
-3,02 0,4988
51-58
58,5 79,11
Ei
2,05 0,4798
0,9786
38
2
Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
3,88
7,81
Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda
dengan sebaran data normal
3,8803
143
Kelas
Batas
Kelas
Rata- simpangan
Z score
rata
baku
44,5 75,17
12,41
Luas
Antar
Batas
Luas
12,41
12,41
12,41
80,5 75,17
12,41
0,43 0,1663
89,5 75,17
12,41
1,15 0,3579
98,5 75,17
12,41
1,88 0,4700
83-90
0,0337 1,2127
2
0,7873
0,6198
0,5111
0,1133 4,0786
5
0,9214
0,8490
0,2082
0,2301 8,2840
4 -4,2840
18,3527
2,2154
0,2825 10,1691
12
1,8309
3,3522
0,3296
0,2096 7,5467
10
2,4533
6,0187
0,7975
3 -0,3846
0,1479
0,0437
0,9040 3,3846
91-98
1,7732
36
2
Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
4,11
7,81
Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda
dengan sebaran data normal
(OiEi)^2/Ei
-0,30 0,1162
75-82
Jumlah
(Oi-Ei)^2
-1,02 0,3463
67-74
71,5 75,17
Oi - Ei
-1,75 0,4596
59-66
62,5 75,17
Oi
-2,47 0,4933
51-58
53,5 75,17
Ei
4,1056
144
Kelas
Batas
Kelas
Rata- simpangan
Z score
rata
baku
49,5 75,11
12,88
Luas
Antar
Batas
Luas
12,88
12,88
5
2,6267
6,8996
2,9072
0,1421 5,3990
2 -3,3990
11,5532
2,1399
1,5470
2,3932
0,2831
0,2398 9,1106
9 -0,1106
0,0122
0,0013
12,88
0,1779 6,7598
7
0,2402
0,0577
0,0085
0,0909 3,4523
5
1,5477
2,3954
0,6938
0,50 0,1902
82-89
89,5 75,11
12,88
1,12 0,3681
97,5 75,11
12,88
1,74 0,4589
90-97
Jumlah
10
-0,13 0,0496
74-81
81,5 75,11
0,9356
38
2
Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
6,03
7,81
Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda
dengan sebaran data normal
(OiEi)^2/Ei
0,0625 2,3733
0,2224 8,4530
12,88
(Oi-Ei)^2
-0,75 0,272
66-73
73,5 75,11
Oi - Ei
-1,37 0,4141
58-65
65,5 75,11
Oi
-1,99 0,4766
50-57
57,5 75,11
Ei
6,0339
145
Kelas
Batas
Kelas
Rata- simpangan
Z score
rata
baku
61,5
8,81
Luas
Antar
Batas
Luas
67,5
8,81
73,5
8,81
79,5
8,81
85,5
8,81
91,5
8,81
97,5
2,0728
4,2965
2,2294
0,1394 5,1558
2 -3,1558
9,9591
1,9316
1,1175
1,2488
0,1406
0,2614 9,6704
8 -1,6704
2,7902
0,2885
0,1833 6,7831
8
1,2169
1,4808
0,2183
0,0823 3,0449
5
1,9551
3,8224
1,2554
8,81
Jumlah
10
0,54 0,2059
1,22 0,3892
80,73
92-97
4
-0,14 0,0555
80,73
86-91
1,90 0,4715
0,9570
37
2
Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
6,0638
7,81
Karena x berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda
2
dengan sebaran data normal
(OiEi)^2/Ei
0,0521 1,9272
0,2385 8,8825
80,73
80-85
(Oi-Ei)^2
-0,82 0,2940
80,73
74-79
Oi - Ei
-1,50 0,4334
80,73
68-73
Oi
-2,18 0,4855
80,73
62-67
Ei
6,0638,
146
Lampiran 16. Uji Homogeitas Populasi
147
Lampiran 17. Soal Posttest
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang (50229)
Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Kelas
Semester
Waktu
: Kimia
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
: XI
: Genap
: 90 menit
Petunjuk mengerjakan soal
1. Tulislah terlebih dahulu, nama nomer absen dan kelas pada lembar jawaban yang
tersedia
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakannya.
3. Berikan tanda silang (X) pada huruf jawaban yang Anda anggap benar
4. Apabila ada jawabn yang Anda anggap salah dan ingin diperbaiki, maka coretlah
dengan dua garis mendatar pada jawaban yang Anda anggap salah, kemudian berilah
tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar
Contoh : pilihan semula
A
B
C
D
E
Menjadi
A
B
C
D
X E
X
5. Periksa kembali jawaban Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar
soalnya
6. Lembar soal tetap bersih, jangan dicoret-coret
7. Berdoalah sebelum mengerjakan
Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar !
1. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing dipangkatkan
dengan koefisien ionisasinya disebut ...
a. Zat terlarut
b. Hubungan kelarutan
c. Tetapan hasil kali kelarutan
d. Satuan kelarutan
e. Kelarutan
2. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A+]2 [B2-] adalah 4s3, maka rumus
garam tersebut adalah...
a. AB
d. AB2
b. A2B
e. A2B3
c. A2B2
148
3. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Kelarutan maksimum
Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1. (Ar = 16, Cr=52, Ag=108) adalah....
a.1,31 x 10-5 mol L-1
d. 1,31 x 10-4 mol L-1
b.13,1 x 10-5 mol L-1
e. 1,31 x 10-3 mol L-1
c.13,1 x 10-4 mol L-1
4. Suatu garam memiliki Ksp 27s4, jika kelarutan garam tersebut s mol L-1 maka rumus
garam yang mungkin adalah ...
a. AB3
d. A2B
b. AB
e. A2B3
c. AB2
5. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah ...
a.Ag3PO4, Ksp : 1,8 x 10-18
b.ZnS, Ksp : 2,5 x 10-21
c.Ag2S, Ksp : 5,5 x 10-51
d.Ba3(PO4)2, Ksp : 6 x 10-39
e.Bi2S3, Ksp : 1,6 x 10-32
6. Bila kelarutan PbCl2 dalam air adalah s mol/L maka harga Ksp dari zat itu adalah....
a. s2
d. 27s3
b.4s3
e. 108s5
c.27s4
7. Jika perak kromat ( Ag2CrO4) memiliki kelarutan x mol L-1, maka Ksp zat tersebut
adalah ...
a. 4x3
d. x3
b.9x2
e. 27x3
c.108x5
8. Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH)3 adalah ...
a. Fe(OH)3 (s)
Fe3+(aq) + 3OH-(aq)
b.Fe(OH)3 (s)
3Fe+(aq) + OH3-(aq)
c.Fe(OH)3 (s)
Fe3+(aq) + OH3-(aq)
d.Fe(OH)3 (s)
Fe+(aq) + OH-(aq)
e.Fe(OH)3 (s)
3Fe+(aq) + 3OH-(aq)
9. Diketahui Ksp dari Ag2CrO4 pada 30 0C = 1,6 10-9 . (Ar Ag = 108, Cr = 52, O=16).
Berapa mg Ag2CrO4 padat maksimum yang dapat terlarut dalam 100 mL larutan
adalah...
149
a.24,568 mg
d. 245,68 mg
b.2,4568 mg
e. 0,24568 mg
c.0,24568 mg
10. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah...
a.Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis
b.Ksp AgCl menyatakan jumlah maksimum garam AgCl yang larut
c.Jika Ksp AgCl > [ Ag+] [Cl-] berarti larutan tepat jenuh
d.Jika Ksp AgCl = [ Ag+] [Cl-] berarti larutan belum jenuh
e.Jika Ksp AgCl < [ Ag+] [Cl-] berarti larutan lewat jenuh
11. Diantara senyawa Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4, dan Fe(OH)3 masing-masing kelarutannya
adalah s mol L-1. Yang memiliki harga Ksp = 27s4 adalah...
a.Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4
d. BaF2, Ag3PO4
b.Hg2Br2, Ag3PO4, BaF2
e. Fe(OH)3, Ag3PO4
c.BaF2, Fe(OH)3
12. Kelarutan garam AgCl yang terkecil terdapat pada larutan....
a.HCl 0,1 M
d. CuCl2 0,1 M
b.NaCl 0,1 M
e. BaCl2 0,1 M
c.AlCl3 0,1 M
13. Diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10 . Kelarutan AgCl dalam larutan CaCl2 0,1 M
adalah....mol L-1
a.5 x 10-10
d. 5 x 10-13
b.5 x 10-11
e. 5 x 10-14
c.5 x 10-12
14. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan terjadinya
endapan adalah ...
a.Qc < Ksp, terjadi endapan
b.Qc = Ksp, terjadi endapan
c.Qc > Ksp, tidak terjadi endapan
d.Qc ≥ Ksp, tidak terjadi endapan
e.Qc > Ksp, terjadi endapan
15. Ksp L(OH)2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH)2 dalam air memiliki pH sebesar...
a.6 + log 2
d. 8 + log 2
b.10 + log 2
e. 4 + log 2
c.2 + log 2
150
16. Jika Ksp Fe(OH)3 = 5,4 x 10-35, maka kelarutan Fe(OH)3 dalam larutan yang pHnya
12 adalah...
a.5,4 x 10-29
b.10-29
d. 5 x 10-29
e. 2x 10-29
c.10-30
17. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. kelarutan Mg(OH)2 dalam
larutan dengan pH 12 adalaha...
a.2 x 10-6
d. 2 x 10-9
b.2 x 10-7
e. 2 x 10-10
c.2 x 10-8
18. Kelarutan L(OH)2 dalam air adalah 5 x 10-4 mol L-1. pH larutan jenuh L(OH)2
adalah....
a.12
d.9
b.11
e. 8
c.10
19. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung ion I- ternyata membentuk
endapan AgI, ini berarti ...
a.[Ag+] [I-] < Ksp
b.[Ag+] [I-] > Ksp
c.[Ag+] [I-] = Ksp
d.[Ag+] < Ksp
e. [I-] < Ksp
20. Suatu larutan mengandung garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2 masing-masing
konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan ini dilarutkan sejumlah NaOH padat hingga pH
larutan menjadi 8. Berdasar data Ksp: Pb(OH)2 = 2,8 x 10–16 ; Mn(OH)2 = 4,5 x 10–14 ;
Zn(OH)2 = 4,5 x 10–17 . Hidroksida yang mengendap adalah ….
a. Mn(OH)2
b. Zn(OH)2
c. Pb(OH)2
d.Zn(OH)2 dan Pb(OH)2
e.Pb(OH)2, Mn(OH)2, dan Zn(OH)2
21. Nilai Ksp untuk PbSO4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya dilarutkan
0,606 gram PbSO4 dalam 1 Liter air adalah...( Ar Pb=207, S=32, O=16)
a.1,8 x 10-4
d. 1,98 x 10-6
151
b.1,98 x 10-8
e. 4,00 x 10-6
c.2,30 x 10-6
22. Diketahui Ksp CaSO4 = 1 x 10-5. Campuran dibawah ini yang menghasilkan endapan
CaSO4 adalah...
a.50 ml larutan CaCl2 0,1 M dengan 50ml larutan Na2SO4 0,1 M
b.500 ml larutan CaCl2 0,01 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,001 M
c.100 ml larutan CaCl2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4
0,0001 M
d.100 ml larutan Ca(OH)2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001 M
e.500 ml larutan Ca(OH)2 0,00001 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,00001 M
23. Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali ...
a.Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga
b.Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan
c.Sabun menjadi kurang berbuih
d.Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak
e.Sebagai tampat hidup beberapa ikan
24. Suatu larutan mengandung ion Ca2+, Sn 2+, Hg2+, Ba2+ dan Pb2+ dengan konsentrasi
yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na2SO4, maka zat yang mula-mula
mengendap adalah...
a.BaSO4, Ksp = 1,1 x 10-10
b.CaSO4, Ksp = 2,4 x 10-5
c.SnSO4, Ksp = 2,5 x 10-7
d.HgSO4, Ksp = 6,0 x 10-7
e.PbSO4, Ksp = 1,7 x 10-8
25. Diketahui Ksp PbCl2 = 3,2 x 10-5 , maka kelarutan PbCl2 dalam air adalah... mol L-1
a.1 x 10-2
d. 2 x 10-2
b.4 x 10-2
e. 2 x 10-3
c.4 x 10-3
_______________SELAMAT MENGERJAKAN______________
152
Lampiran 18. Daftar Nilai Posttest
NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (POSTTEST)
EKSPERIMEN
NO
KODE
1
KONTROL
KRITERIA
NO
KODE
E-01
NILAI
88
KRITERIA
K-01
NILAI
84
Tuntas
1
2
E-02
56
Tidak Tuntas
2
K-02
68
Tidak Tuntas
3
E-03
80
Tuntas
3
K-03
72
Tidak Tuntas
4
E-04
92
Tuntas
4
K-04
80
Tuntas
5
E-05
80
Tuntas
5
K-05
68
Tidak Tuntas
6
E-06
80
Tuntas
6
K-06
76
Tidak Tuntas
7
E-07
92
Tuntas
7
K-07
88
Tuntas
E-08
88
K-08
76
Tidak Tuntas
E-09
80
K-09
72
Tidak Tuntas
E-10
92
K-10
72
Tidak Tuntas
E-11
80
K-11
56
Tidak Tuntas
E-12
96
K-12
80
Tuntas
E-13
92
K-13
80
Tuntas
14
E-14
100
Tuntas
14
K-14
76
Tidak Tuntas
15
E-15
96
Tuntas
15
K-15
62
Tidak Tuntas
16
E-16
80
Tuntas
16
K-16
88
Tuntas
17
E-17
80
Tuntas
17
K-17
56
Tidak Tuntas
18
E-18
76
Tidak Tuntas
18
K-18
76
Tidak Tuntas
19
E-19
92
Tuntas
19
K-19
72
Tidak Tuntas
20
E-20
80
Tuntas
20
K-20
84
Tuntas
21
E-21
84
Tuntas
21
K-21
88
Tuntas
22
E-22
96
Tuntas
22
K-22
72
Tidak Tuntas
E-23
68
K-23
72
Tidak Tuntas
E-24
80
K-24
72
Tidak Tuntas
E-25
84
K-25
80
Tuntas
E-26
88
K-26
72
Tidak Tuntas
E-27
100
K-27
84
Tuntas
E-28
88
K-28
76
Tidak Tuntas
E-29
92
K-29
88
Tuntas
30
E-30
100
Tuntas
30
K-30
84
Tuntas
31
E-31
92
Tuntas
31
K-31
84
Tuntas
32
E-32
80
Tuntas
32
K-32
64
Tidak Tuntas
33
E-33
100
Tuntas
33
K-33
76
Tidak Tuntas
34
E-34
96
Tuntas
34
K-34
84
Tuntas
35
E-35
72
Tidak Tuntas
35
K-35
80
Tuntas
36
E-36
64
Tidak Tuntas
36
K-36
84
Tuntas
37
E-37
88
Tuntas
37
K-37
84
Tuntas
8
9
10
11
12
13
23
24
25
26
27
28
29
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
8
9
10
11
12
13
23
24
25
26
27
28
29
Tuntas
153
Lampiran 19. Uji Normalitas Tahap Akhir
Kelas
Batas
Kelas
Rata- simpangan
Z score
rata
baku
55,5 85,73
10,31
Luas
10,31
10,31
10,31
10,31
10,31
0,4648 0,5121 1
0,4879
0,2380
0,5211
0,1086 2,5236 2
-0,5236
0,2742
0,0783
3,5677 6,9959 2
-4,9959
24,9590
3,3488
0,1050 10,9287 12
1,0713
1,1477
0,1978
0,5845 9,6278 12
2,3722
5,6273
0,7856
2,1652 4,7822 8
3,2178
10,3542
0,0390
0,95 0,3284
84-92
103,5 85,73
10,31
Jumlah
(OiEi)^2/Ei
0,17 0,0682
75-83
95,5 85,73
(Oi-Ei)^2
-0,60 0,2272
66-74
87,5 85,73
Oi - Ei
-1,38 0,4163
57-65
79,5 85,73
Oi
-2,16 0,4845
48-56
71,5 85,73
Ei
-2,93 0,4983
39-47
63,5 85,73
Luas
Antar
Batas
1,72 0,4576
0,9559
37
6,9958
Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
6,99
7,81
Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak berbeda dengan sebaran data normal
154
Kelas
Batas
Kelas
Rata- simpangan
Z score
rata
baku
Luas
55,5 76,49
8,42
-2,49 0,4936
61,5 76,49
8,42
-1,78 0,4624
67,5 76,49
8,42
-1,07 0,3569
73,5 76,49
8,42
-0,36 0,1385
79,5 76,49
8,421
0,36 0,1397
85,5 76,49
8,42
1,07 0,3577
91,5 76,49
8,42
1,78 0,4626
56-61
62-67
Luas
Antar
Batas
Ei
80-85
86-91
Jumlah
(Oi-Ei)^2
(OiEi)^2/Ei
2
0,8432
0,7110
0,6146
0,1055 3,9009
2 -1,9009
3,6134
0,9263
1,9183
3,6799
0,4553
6 -4,2943
18,4410
1,7914
10
0,2782 10,2943
74-79
Oi - Ei
0,0312 1,1568
0,2184 8,0817
68-73
Oi
0,2179 8,0641
13
4,9359
24,3631
3,0212
0,1050 3,8838
4
0,1162
0,0135
0,0035
0,9562
37
6,8123
Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
6,81
7,81
Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak berbeda dengan sebaran data normal
155
Lampiran 20. Uji Kesamaan Dua Varian
156
Lampiran 21. Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan
157
Lampiran 22. Perhitungan Ketuntasan Hasil Belajar
Perhitungan Ketuntasan Hasil Belajar
Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen
Tuntas jika
%
≥
85%
Tidak tuntas jika
%
<
85%
%
jumlah siswa dengan nilai ≥ 77
jumlah siswa seluruhnya
=
=
32
37
=
86%
x
x
100%
100%
Karena persentase belajar 86% maka kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar
Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol
Tuntas jika
%
Tidak tuntas jika
%
%
≥
<
85%
85%
jumlah siswa dengan nilai ≥ 77
jumlah siswa seluruhnya
=
=
17
37
=
46%
x
100%
Karena persentase belajar 46% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar
x
100%
158
Lampiran 23. Uji Pengaruh Antar Variabel dan Koefisien Determinasi
Uji Pengaruh Antar Variabel
Rumus
rb
=
X1
- X2
uSy
pq
Keterangan
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X1
X2
Sy
p
q
u
=
=
=
=
=
Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
Simpangan baku dari kedua kelompok
Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen
Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol
Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian
luas normal baku menjadi bagian p dan q
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh:
X1
X2
Sy
p
q
u
rb
=
85,73
=
=
=
=
=
76,49
9,41
0,50
0,50
0,3988
=
=
Y1 - Y2
uSy
85,73
=
0,616
KD =
0,616
=
(diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2002: 489)
37,89%
pq
2
-
76,49
3,7542
x
100%
0,50 x
0,50
159
Lampiran 24. Pedoman Penilaian Ranah Afektif
Indikator Penilaian Ranah Afektif
Jenis penilaian
: Afektif
Mata pelajaran
: Kimia
Materi pokok
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Tujuan
: Mengamati dan menilai sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran di
kelas
No
1
Aspek yang diamati
Kehadiran di kelas
Skor
4
3
2
1
2
Kedisiplinan waktu
4
3
2
1
3
4
5
6
Kerjasama
4
Tanggung jawab
3
2
1
4
Perhatian mengikuti
pelajaran
Keaktifan bertanya dan
3
2
1
4
3
2
1
4
Kriteria
Selalu hadir di kelas
Tidak hadir, ada pemberitahuan dengan
surat ijin
Tidak hadir, ada pemberitahuan tetapi
tanpa surat ijin
Tidak hadir, tanpa pemberitahuan, tanpa
surat ijin
Hadir di kelas sebelum guru masuk
Hadir di kelas setelah guru masuk < 5
menit
Hadir di kelas setelah guru masuk > 510 menit
Hadir di kelas setelah guru masuk > 10
menit
Memberikan pendapat, ikut dalam
mengerjakan tugas kelompok, mampu
bersosialisasi dengan kelompoknya,
dapat menerima perbedaan pendapat
dalam kelompok
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Berusaha menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh,
menyelesaikannya
dengan tepat waktu, mengerjakan secara
mandiri
dan
sebaik
mungkin,
mengumpulkan tepat waktu
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Mengikuti pelajaran dengan penuh
perhatian, tidak berbicara sendiri
dengan teman, pandangan fokus ke arah
guru, mendengarkan penjelasan guru
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Mengajukan pertanyaan kepada guru
160
menjawab pertanyaan
7
Menghargai pendapat
orang lain
3
2
1
4
3
2
1
dan teman, menjawab pertanyaan yang
guru dan teman berikan, memberikan
koreksi atas hal yang dianggap kurang
benar, menyampaikan pendapatnya
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Mendengarkan pendapat orang lain,
diam pada saat orang lain berpendapat,
tidak langsung memotong pembicaraan
orang lain, menambahkan pendapat diri
sendiri
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Panduan Skoring
Skor total
Skor tertinggi
Skor terendah
Rentang
: 28
: 28
:7
: 7 – 28
Kriteria Peilaian Ranah Afektif
Rentang
23 – 28
18 - 22
13 - 17
7 - 12
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif
Rata-Rata
Kriteria
3,28 – 4,00
Sangat baik
2,52 – 3,27
Baik
1,76 – 2,51
Cukup
1,00 - 1,75
Kurang
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100
161
Lampiran 25. Perhitungan Reliabilitas Lembar Observasi Ranah Afektif
PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI RANAH AFEKTIF
RATERS
∑Xp
(∑xP)2
27
24
20
26
19
77
71
56
81
55
5929
5041
3136
6561
3025
25
25
76
5776
28
19
18
27
25
19
26
20
20
19
21
18
23
18
25
19
20
20
20
27
26
24
25
23
24
19
28
19
18
20
18
815
26
19
20
25
28
19
25
22
24
22
21
20
23
17
27
19
22
20
21
26
24
21
24
25
27
19
27
21
17
20
19
826
28
21
21
26
26
18
27
21
22
20
22
18
25
19
27
19
21
21
18
26
25
22
23
23
23
18
26
20
18
19
17
821
82
59
59
78
79
56
78
63
66
61
64
56
71
54
79
57
63
61
59
79
75
67
72
71
74
56
81
60
53
59
54
2462
6724
3481
3481
6084
6241
3136
6084
3969
4356
3721
4096
3136
5041
2916
6241
3249
3969
3721
3481
6241
5625
4489
5184
5041
5476
3136
6561
3600
2809
3481
2916
167154
664225
682276
674041
RESPONDEN
A
B
C
1
2
3
4
5
25
24
18
28
18
25
23
18
27
18
6
26
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
∑Xp
(∑xP)2
162
Lampiran 26. Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol
Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen
Aspek yang dinilai
Kode
Siswa
Nilai
Kriteria
7
Jumlah
Skor
1
2
3
4
5
6
1
A-P01
4
4
4
3
3
3
3
24
85,7
sangat baik
2
A-P02
4
4
4
4
3
3
3
25
89,3
sangat baik
3
A-P03
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
4
A-P04
4
3
4
3
4
4
3
25
89,3
sangat baik
5
A-P05
4
6
A-P06
4
4
3
3
3
2
2
21
75
4
4
3
3
3
3
24
85,7
sangat baik
7
8
9
A-P07
A-P08
A-P09
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
24
24
24
85,7
85,7
85,7
sangat baik
sangat baik
sangat baik
10
A-P10
4
4
4
3
3
3
3
24
85,7
sangat baik
11
A-P11
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
12
A-P12
4
4
2
4
2
3
3
22
78,6
baik
13
A-P13
4
4
4
4
3
3
3
25
89,3
sangat baik
14
A-P14
4
4
3
3
2
3
2
21
75
sangat baik
No
baik
baik
15
A-P15
4
4
4
4
3
3
4
26
92,9
16
A-P16
4
4
4
3
4
3
3
25
89,3
sangat baik
17
A-P17
4
3
4
4
2
3
3
23
82,1
sangat baik
18
A-P18
4
4
4
4
3
3
3
25
89,3
sangat baik
19
A-P19
4
4
4
3
3
3
3
24
85,7
sangat baik
20
A-P20
4
4
3
2
3
3
3
22
78,6
baik
21
A-P21
4
4
4
3
3
4
2
24
85,7
sangat baik
22
A-P22
4
4
4
3
4
3
3
25
89,3
sangat baik
23
A-P23
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
24
A-P24
4
3
4
4
4
3
4
26
92,9
sangat baik
25
A-P25
4
3
3
3
3
3
3
22
78,6
baik
26
27
28
29
30
31
32
A-P26
A-P27
A-P28
A-P29
A-P30
A-P31
A-P32
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
2
3
4
4
3
3
3
4
3
4
2
4
4
4
3
2
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
26
23
22
27
25
26
24
92,9
82,1
78,6
96,4
89,3
92,9
85,7
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
33
34
35
36
37
A-P33
A-P34
A-P35
A-P36
A-P37
Jumlah
ratarata
4
4
4
4
4
148
4
4
4
4
4
144
3
4
3
3
4
130
4
4
4
4
3
123
4
3
3
3
3
116
4
3
3
3
3
116
2
4
4
3
3
114
25
26
25
24
24
891
89,3
92,9
89,3
85,7
85,7
3182
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
4
sangat
baik
3,892
sangat
baik
3,5135
sangat
baik
3,324
sangat
baik
3,14
3,1351
3,08
baik
baik
baik
Kriteria
163
Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Kontrol
Aspek yang dinilai
Kode
Siswa
1
2
3
4
5
6
1
A-K01
4
4
4
4
3
2
A-K02
4
4
3
4
3
A-K03
4
4
2
4
A-K04
4
4
5
A-K05
4
3
No
Nilai
Kriteria
7
Jumlah
Skor
4
3
26
92,9
sangat baik
4
4
3
26
92,9
sangat baik
3
3
3
3
22
78,6
baik
3
4
4
3
4
26
92,9
sangat baik
3
3
3
3
3
22
78,6
baik
sangat baik
6
A-K06
4
4
3
4
3
3
3
24
85,7
7
A-K07
4
4
3
4
4
3
3
25
89,3
sangat baik
8
A-K08
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
9
A-K09
4
4
3
2
3
3
3
22
78,6
baik
10
A-K10
4
4
3
3
3
4
3
24
85,7
sangat baik
11
A-K11
4
4
3
3
3
4
3
24
85,7
sangat baik
12
A-K12
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
13
A-K13
4
4
3
3
4
2
3
23
82,1
sangat baik
14
A-K14
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
15
A-K15
4
4
4
3
3
3
2
23
82,1
sangat baik
16
A-K16
4
4
3
3
2
2
3
21
75
17
A-K17
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
18
A-K18
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
19
A-K19
4
4
3
4
3
2
2
22
78,6
baik
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
A-K20
A-K21
A-K22
A-K23
A-K24
A-K25
A-K26
A-K27
A-K28
A-K29
A-K30
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
4
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
2
21
26
22
23
23
22
24
24
21
25
22
75
92,9
78,6
82,1
82,1
78,6
85,7
85,7
75
89,3
78,6
baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
31
A-K31
4
4
3
3
3
3
3
23
82,1
sangat baik
32
A-K32
4
4
3
3
2
3
3
22
78,6
baik
33
A-K33
4
4
4
4
4
3
3
26
92,9
sangat baik
34
35
A-K34
A-K35
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
23
22
82,1
78,6
sangat baik
baik
36
A-K36
4
4
3
4
3
3
4
25
89,3
sangat baik
37
A-K37
4
4
3
3
3
3
4
24
85,7
sangat baik
Jumlah
148
142
115
119
115
111
113
863
3082
sangat baik
rata-rata
4
sangat
baik
3,84
sangat
baik
3,11
3,22
3,108
3
3,05
baik
baik
baik
baik
baik
Kriteria
baik
164
Lampiran 27. Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik
Indikator Penilaian Ranah Psikomotorik
Jenis penilaian
: Psikomotorik
Mata pelajaran
: Kimia
Materi pokok
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Tujuan
: Mengamati dan menilai keterampilan siswa dalam kegiatan
praktikum di laboratorium
No ASPEK YANG DINILAI
1. Kesiapan
siswa
dalam
melaksanakan praktikum
2.
3.
4.
5.
Keterampilan
menggunakan
bahan
alat
dalam
dan
Ketepatan dalam melakukan
cara kerja dan pengamatan
praktikum
Keterampilan
dalam
membuat laporan praktikum
Kebersihan alat dan tempat
praktikum
SKOR
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
KRITERIA
Mampu menyiapkan alat dan bahan untuk
praktikum, tidak melihat petunjuk praktikum,
mengetahui cara kerja praktikum, hanya ada
alat dan bahan dimeja praktikun
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Mampu menggunakan pipet dengan benar,
mengukur volume larutan dengan tepat,
pengambilan bahan tidak tumpah, mencuci
gelas ukur sebelum digunakan untuk
mengukur larutan lain
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Melakukan praktikum sesuai cara kerja, tidak
melihat cara kerja praktikum, teliti dalam
mengamati pembentukan endapan , teliti
dalam melihat warna endapan yang terbentuk.
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Laporan praktikum lengkap terdiri dari 10
aspek, laporan praktikum sesuai format
laporan
praktikum,
mampu membuat
pembahasan dan kesimpulan dengan benar
tanpa bantuan guru, dikumpulkan tepat waktu
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Membersihkan tempat kerja, mencuci
peralatan, membuang sampah bekas bahan
ketempat sampah, mengambalikan alat ke
tempat semula
Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
165
Panduan Skoring
Skor total
Skor tertinggi
Skor terendah
Rentang
: 20
: 20
:5
: 5– 20
Kriteria Peilaian Ranah Afektif
Rentang
23 – 28
18 - 22
13 - 17
7 - 12
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif
Rata-Rata
Kriteria
3,28 – 4,00
Sangat baik
2,52 – 3,27
Baik
1,76 – 2,51
Cukup
1,00 - 1,75
Kurang
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100
166
Lampiran 28. Perhitungan Reliabilitas Lembar Observasi Ranah Psikomotorik
PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI
PSIKOMOTORIK
RATERS
RESPONDEN
∑Xp
A
B
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
∑Xp
(∑xP)2
15
20
16
15
20
17
20
20
15
20
15
18
18
17
16
19
18
15
16
20
20
14
16
15
20
14
14
20
15
20
20
15
20
20
15
19
19
646
417316
15
20
17
14
20
20
20
20
15
19
20
18
17
17
17
19
18
15
16
19
20
15
16
14
20
15
15
20
15
18
18
15
19
20
20
18
20
654
427716
15
17
17
15
20
20
16
18
15
19
20
19
16
18
17
20
20
16
15
20
20
14
16
15
18
16
15
20
20
19
20
14
18
20
15
18
18
649
421201
jumlah (∑xP)2
1266233
45
57
50
44
60
57
56
58
45
58
55
55
51
52
50
58
56
46
47
59
60
43
48
44
58
45
44
60
50
57
58
44
57
60
50
55
57
1949
(∑xP)2
2025
3249
2500
1936
3600
3249
3136
3364
2025
3364
3025
3025
2601
2704
2500
3364
3136
2116
2209
3481
3600
1849
2304
1936
3364
2025
1936
3600
2500
3249
3364
1936
3249
3600
2500
3025
3249
103895
167
Lampiran 29. Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol
Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen
Aspek yang Dinilai
Kode
Siswa
Nilai
Kriteria
5
Jumlah
Skor
1
2
3
4
1
P-E01
4
3
3
3
4
17
85
sangat baik
2
P-E02
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
3
P-E03
4
4
4
4
3
19
95
sangat baik
4
P-E04
4
4
4
3
3
18
90
sangat baik
5
P-E05
4
4
4
3
4
19
95
sangat baik
6
P-E06
4
3
3
4
4
18
90
sangat baik
7
P-E07
3
2
3
3
4
15
75
baik
8
P-E08
3
3
4
3
4
17
85
sangat baik
9
P-E09
4
4
3
4
4
19
95
sangat baik
10
P-E10
4
4
3
3
4
18
90
sangat baik
11
P-E11
3
4
4
3
4
18
90
sangat baik
12
P-E12
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
13
P-E13
4
4
4
3
4
19
95
sangat baik
14
P-E14
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
15
P-E15
3
4
3
4
4
18
90
sangat baik
16
P-E16
4
3
3
3
3
16
80
baik
17
P-E17
3
4
4
4
4
19
95
sangat baik
18
P-E18
4
4
3
3
4
18
90
sangat baik
19
P-E19
3
4
3
3
4
17
85
sangat baik
20
P-E20
3
4
3
2
4
16
80
baik
21
P-E21
3
3
3
3
4
16
80
baik
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
P-E22
P-E23
P-E24
P-E25
P-E26
P-E27
P-E28
P-E29
P-E30
P-E31
P-E32
P-E33
P-E34
P-E35
P-E36
P-E37
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
2
4
3
19
19
16
17
17
18
20
19
19
17
16
20
19
18
20
18
95
95
80
85
85
90
100
95
95
85
80
100
95
90
100
90
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
Jumlah
136
140
129
127
137
669
rata-rata
3,676
sangat
baik
3,784
sangat
baik
3,486
sangat
baik
3,43
sangat
baik
3,7
sangat
baik
18,08
NO
Kriteria
168
Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol
Aspek yang Dinilai
Kode
Siswa
1
2
3
4
5
1
P-K01
3
3
3
3
3
15
75
baik
2
P-K02
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
3
P-K03
4
4
3
2
3
16
80
baik
4
P-K04
3
3
3
2
3
14
70
baik
5
P-K05
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
sangat baik
NO
Jumlah
Nilai
Kriteria
6
P-K06
4
4
4
4
4
20
100
7
P-K07
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
8
P-K08
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
9
P-K09
3
3
3
3
3
15
75
baik
10
P-K10
4
4
4
4
3
19
95
sangat baik
11
P-K11
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
12
P-K12
4
4
3
3
4
18
90
sangat baik
13
P-K13
4
3
2
4
4
17
85
sangat baik
14
P-K14
4
4
2
3
4
17
85
sangat baik
15
P-K15
4
4
2
4
3
17
85
sangat baik
16
P-K16
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
17
P-K17
4
4
4
3
3
18
90
sangat baik
18
P-K18
3
3
2
3
4
15
75
baik
19
P-K19
4
3
3
2
4
16
80
baik
20
P-K20
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
21
P-K21
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
22
P-K22
3
4
2
3
3
15
75
baik
23
P-K23
4
3
3
2
4
16
80
Baik
24
P-K24
3
3
3
2
3
14
70
Baik
25
P-K25
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
26
P-K26
3
3
3
2
4
15
75
Baik
27
P-K27
3
3
2
3
3
14
70
Baik
28
P-K28
4
4
4
4
4
20
100
sangat baik
29
30
31
32
33
34
35
P-K29
P-K30
P-K31
P-K32
P-K33
P-K34
P-K35
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
2
4
4
3
2
4
4
3
3
4
2
3
4
4
3
4
4
3
15
19
20
14
19
20
15
75
95
100
70
95
100
75
Baik
sangat baik
sangat baik
Baik
sangat baik
sangat baik
Baik
36
P-K36
3
3
4
4
4
18
90
sangat baik
37
P-K37
4
4
4
3
4
19
95
sangat baik
jumlah
135
136
123
121
135
650
rata-rata
Kriteria
3,649
sangat
baik
3,676
sangat
baik
3,324
sangat
baik
3,27
3,649
sangat
baik
17,6
baik
169
Lampiran 30. Lembar Angket Tanggapan Siswa
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Petunjuk pengisian :
KIMIA
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda
3. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda alami, dengan cara
memberi tanda (V) pada salah satu option
4. Tanyakan jika Anda mengalami kesulitan
No
Pernyataan
Pendapat Anda
SS
S
KS
TS
1 Saya menyukai metode pembelajaran Two Stay Two
Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah
dilaksanakan
2 Saya merasa metode pembelajaran yang diterapkan
menyenangkan
3 Penerapan metode pembelajaran tersebut membuat
saya lebih memahami materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan
4 Materi yang dipelajari lebih mudah diingat setelah
penerapan metode pembelajaran tersebut diterapkan
5 Saya merasa lebih aktif dalam pembelajaran dengan
penerapan metode pembelajaran tersebut
6 Penerapan metode pembelajaran tersebut membuat
saya berani berpendapat
7 Metode pembelajaran yang digunakan dapat
meningkatkan kerjasama dan tanggungjawab saya
terhadap kelompok
8 Menurut saya penerapan metode pembelajaran
tersebut dapat saling membantu dalam belajar dengan
sesama teman
9 Menurut saya penerapan metode pembelajaran
tersebut melatih saya bertoleransi tinggi baik sesama
anggota kelompok maupun dengan kelompok lain
10 Penerapan metode pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan motivasi belajar saya
11 Menurut saya setelah membuat catatan dengan teknik
mind mapping saya lebih mudah mengingat materi
12 Saya merasa lebih mudah memahami materi setelah
membuat catatan dengan teknik mind mapping
13 Menurut saya setelah membuat catatan dengan teknik
mind mapping membuat kreativitas saya bertambah
Keterangan SS: sangat setuju; S: setuju; KS: kurang setuju, TS: tidak setuju
170
Lampiran 31. Perhitungan Reliabilitas Lembar Angket Tanggapan Siswa
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Rumus:
2
 k   s b 
r11  
 1 2 
st 
 k  1 
Keterangan:
k
: Banyaknya butir pertanyaan
Σsb2
: Jumlah varian skor butir
st 2
: Varian total
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
Σsb2
=
0,18
+
1535
64445
st 2
=
r11
=
…
0,24
=
37
13
1
1-
0,40
2
37
13
= 0,887
+
20,628
3,74
20,6282
Kriteria
kriteria reliabilitas angket ditunjukkan pada Tabel Klasifikasi Reliabilitas berikut :
Klasifikasi Reliabilitas
Interval Reliabilitas
Kriteria
0,800 - 1,000
Sangat Tinggi
0,600 - 0,799
Tinggi
0,400 - 0,599
Cukup
0,200 - 0,399
Rendah
0,000 - 0,199
Sangat Rendah
Kesimpulan
Hasil perhitungan diperoleh reliabilitas (r11) = 0,910
Instrumen reliabel dengan kriteria tinggi
=
3,74
171
Lampiran 32. Analisis Lembar Angket Tanggapan Siswa
Analisis Lembar Angket Tanggapan Siswa terhadap Metode Pembelajaran
Responden
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
2
3
114
3,1
Skor tiap pernyataan
7
8
9
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
113
120
120
117
3,054 3,24 3,24 3,16
10
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
2
4
3
4
3
3
113
3,054
11
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
3
2
3
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
119
3,22
12
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
119
3,216
Baik
114
360
0,2
Baik
113
355
0,267
Baik
113
355
0,267
Baik
119
397
0,39
Baik
119
397
0,386
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Jumlah
Rerata
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
120
3,243
4
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
120
3,2
4
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
120
3,24
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
2
115
3,108
Kriteria
∑x
∑x²
∑sb²
Baik
120
396
0,184
Baik
120
398
0,2
Baik
120
400
0,29
Baik
115
371
0,367
6
Baik
120
398
0,24
Baik
120
396
0,18
Baik
117
381
0,3
Jumlah
Skor(%)
kriteria
13
3
3
3
1
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
125
3,378
Sangat
Baik
125
437
0,397
42
39
37
31
39
39
46
42
41
46
36
41
43
35
40
37
43
40
39
36
39
42
43
49
40
45
50
44
45
39
39
47
50
44
52
38
37
1535
80,77
75
71,15
59,62
75
75
88,46
80,77
78,85
88,46
69,23
78,85
82,69
67,31
76,92
71,15
82,69
76,92
75
69,23
75
80,77
82,69
94,23
76,92
86,54
96,15
84,62
86,54
75
75
90,38
96,15
84,62
100
73,08
71,15
3,741
Baik
Baik
Baik
cukup
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
172
Lampiran 33. Skema TS-TS
173
Lampiran 34. Dokumentasi
Kelas Eksperimen
Suasana pembelajaran
Suasana pembelajaran
Suasana praktikum
Suasana posttest
174
Kelas Kontrol
Suasana pembelajaran
Suasana praktikum
Suasana posttest
175
Surat Keterangan Penelitian
176
Contoh Mind Mapping Buatan Siswa
Download