PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DENGAN MEMBUAT MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Idha Zuly Astutik 4301411008 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Semarang, Juli 2015 Idha Zuly Astutik 4301411008 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada : Hari : Tanggal : Semarang, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dra. Saptorini, M.Pi Drs. Ersanghono Kusumo, M.S NIP 195109201976032001 NIP 195405101980121002 iii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan disusun oleh Idha Zuly Astutik 4301411008 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 11 Agustus 2015. Panitia Ketua Sekretaris Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP 196310121988031001 NIP 196507231993032001 Ketua Penguji Drs. Wisnu Sunarto, M.Si NIP 195207291984031001 Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing I Pembimbing II Dra. Saptorini, M.Pi Drs. Ersanghono Kusumo, M.S NIP 195109201976032001 NIP 195405101980121002 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Bertahanlah dan berjuanglah sampai sukses! Allah menilai usaha kita, bukan hasilnya. Jangan putus asa karena hasil. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat (HR Muslim). Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya (HR Muslim). PERSEMBAHAN Kedua orang tuaku, Bapak Sugiyono dan Ibu Nursih yang telah memberikan kasih sayang, do’a dan pengorbanannya dalam hidupku Kedua kakakku Antok dan Adib, ketiga adikku Titik, Rio dan Aurel tercinta yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam meraih cita-cita. Para guru peradaban yang telah memberikan banyak ilmunya Teman-teman rombel 2 pendidikan kimia 2011 yang aku cintai Teman-teman BEM KM UNNES 2013 dan 2014 yang aku sayangi. v PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi S1 untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Kimia. Atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Dra. Saptorini, M.Pi, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini, 5. Drs. Ersanghono Kusumo, M.S, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini, 6. Drs. Wisnu Sunarto, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberi banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini, 7. Kepala SMA Negeri 10 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Puji Ningrum, S.Pd guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 10 Semarang yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian, 9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya. Semarang, Juli 2015 Penulis vi ABSTRAK Astutik, Idha, Zuly. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Dengan Membuat Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Saptorini, M.Pi dan Pembimbing Pendamping Drs. Ersanghono Kusumo, M.S. Kata Kunci : Pengaruh, Mind Mapping, Two Stay Two Stray (TS-TS). Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis. Diperlukan metode yang tepat agar siswa menganggap mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang mudah dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen diberi metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol diberi metode konvensional. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain metode dokumentasi, observasi, tes dan angket. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai post-test kelas eksperimen dan kontrol sebesar 85,73 dan 76,49. Hasil uji perbedaan rata-rata menunjukan bahwa rata-rata nilai pos-test kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Analisis pengaruh terhadap hasil belajar siswa diperoleh koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,62 dengan koefisien determinasi (KD) sebesar 37,89 %. Hasil deskriptif hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar 37,89 %. vii ABSTRACT Astutik, Idha, Zuly. 2015. The Effect of Application of Learning Method Two Stay Two Stray (TS-TS) To Make Mind Mapping for Learning Outcomes In the Matter solubility and solubility product. Skripsi, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dra. Saptorini M.Pi and Assistant Supervisor Drs. Ersanghono Kusumo M.S. Keywords: Effect, Mind Mapping, Two Stay Two Stray (TS-TS). Chemistry is one of the subjects that are considered difficult by the student because of the concept and mathematical calculation in the chemistry learning. Required appropriate methods in order to change this mind so that chemistry is easy to be understood. This study aims to determine the influence of the learning method Two Stay Two Stray (TS-TS) by making mind mapping towards the student learning outcomes in solubility and solubility product issue. The population in this study were all students of class XI IPA SMA Negeri 10 Semarang. Samples were taken with a cluster random sampling technique, obtained is class XI IPA 1 as the experimental class were given method Two Stay Two Stray (TS-TS) by making mind mapping and class XI IPA 4 as the control class were given conventional leraning. The methods of data colecting are used are used of documentation, observation, tests and questionnaires. Based on the research results obtained by the average value of the posttest in the experimental and control class found that result are 85,73 and 76,49. The result of the average difference shows that the average value of the posttest in the experimental class are better than in the control class. The analysis of the effect on student learning outcomes resulting biserial correlation (rb) of 0,62 with a coefficient of determination (KD) of 37.89 %. The learning outcomes descriptive result of affective and psychomotor aspect shows that in the experimental class better than in the control class. The conclusions from this research is the application of learning methods Two Stay Two Stray (TS-TS) to by making mind mapping has a positive effect on the student learning outcomes in solubility and solubility product issue of 37.88 %. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………... iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….. v PRAKATA…………………………………………….…………………. vi ABSTRAK…………………………………………….…………………. vii DAFTAR ISI……………………………………………………………... ix DAFTAR TABEL…………………………………………….………….. xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………….………. xii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….……….. xiii BAB 1. 2. 3. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………....... 4 1.3 Pembatasan Masalah………........................................................ 5 1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………….. 5 1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………….... 5 1.6 Penegasan Istilah.......................................................................... 6 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Materi ....………. 9 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan...................................................... 21 2.3 Kerangka Berfikir……………………………………………..... 22 2.4 Hipotesis....................................................................................... 25 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian……………………………………………….. 26 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 26 3.3 Populasi dan Sampel.................................................................... 27 ix 4 5 3.4 Variabel Penelitian....................................................................... 28 3.5 Instrumen Penelitian..................................................................... 28 3.6 Metode Pengumpul Data.............................................................. 29 3.7 Teknik Analisis Data.................................................................... 29 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian.................................................... ....................... 43 4.2 Pembahasan.................................................... ............................. 57 PENUTUP 5.1 Simpulan.................................................... .................................. 68 5.2 Saran.................................................... ....................................... 68 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 67 LAMPIRAN................................................................................................ 70 x DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa........…………………………. 3 3.1 Desain Penelitian…………………………………………………... 26 3.2 Jumlah Kelas dan Siswa Kelas XI IPA........………………………. 27 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal........………………………………..... 31 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal........…………………………...... 31 3.5 Kriteria Soal Uji Coba........……………………………… .............. 32 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi........……………………………......... 39 3.7 Kriteria Rata-Rata Skor Ranah Afektif........………………………. 40 3.8 Kriteria Rata-Rata Skor Ranah Psikomotorik........……………….. 40 3.9 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik........ 41 3.10 Kriteria Angket Tanggapan Siswa........…………………………… 41 3.11 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Tanggapan Siswa........…….... 42 4.1 Data Awal Populasi...............................…….………………........... 43 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal..………...….………………......... 44 4.3 Hasil Analisis Validitas Soal............................................................. 45 4.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal………………………...... 46 4.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal............................................. 46 4.6 Data Nilai Posttest............................................................................. 47 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest......…………………........ 47 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian........…………………………....... 48 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata......................................………........ 49 4.10 Hasil Ketuntasan Belajar....... …….......……………........................ 49 4.11 Rata-rata Nilai RanahAfektif............................................................ 51 4.12 Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik........................………………. 53 4.13 Hasil Angket Tanggapan Siswa........…………………………….... 55 xi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berfikir………………………………………………... 24 4.1 Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif......................... 52 4.2 Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap AspekPsikomotorik................ 53 4.3 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa................................. 56 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Nilai UAS 3 Tahun Terakhir …………………………………...... 73 2. Daftar Nama Siswa......................................................................... 74 3. Daftar Kelompok TS-TS................................................................. 75 4. Silabus…………………………………………............................. 76 5. RPP Kelas Eksperimen.................................…………………...... 78 6 RPP Kelas Kontrol.................................…………………............. 97 7. Kisi-Kisi Soal Uji Coba...................................................………... 114 8. Soal Uji Coba………………………………………...................... 118 9. Analisis Soal Uji Coba………...………………………………..... 129 10. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba…...…………………........... 134 11. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba …………………....... 137 12. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ………………...... 138 13. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ….................................... 140 14. Daftar Nilai UAS Siswa …………………………….................... 141 15. Uji Normalitas Data Tahap Awal……........................................... 142 16. Uji Homogenitas...………………………….................................. 146 17. Soal Posttest…………..………….………...............……..…........ 147 18. Daftar Nilai Posttest…………....…………………........................ 152 19. Uji Normalitas Tahap Akhir..................……………...……...….. 153 20. Uji Kesamaan Dua Varian...…..................….……………............ 155 21. Uji Perbedaan Rata-Rata................................................................. 156 22. Hasil Ketuntasan Hasil Belajar...…..................….……………..... 157 23. Uji Pengaruh Antar Variabel dan Koefisien Determinasi............... 158 24. Pedoman Penilaian Ranah Afektif.................................................. 159 25. Reliabilitas Ranah Afektif……..……………............………….... 161 26. Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol....... 162 27. Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik........................................ 164 xiii 28. Reliabilitas Ranah Psikomotorik.........................................…….... 29. Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan 166 Kontrol............................................................................................ 167 30. Lembar Angket Tanggapan Siswa...…..................….…………… 169 31. Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa...…..................….……….. 170 32. Analisis Angket Tanggapan Siswa...…..................….…………... 171 33. Skema TS-TS...…...….…………….........…................................. 172 34. Dokumentasi...…..................….……………................................. 173 xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan sikap yang sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib, 2010: 34). Pendidikan memberikan kecakapan hidup agar siswa dapat memainkan perannya dimasa sekarang dan akan datang. Pendidikan dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia seperti yang diharapkan. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Secara keseluruhan inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran. Keefektifan dari proses pembelajaran harus diperhatikan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran dapat efektif apabila input pembelajaran berfungsi dengan baik, yaitu siswa, guru, kurikulum, metode, dan fasilitas pendukung proses pembelajaran. Keefektifan proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru yang dapat mempengaruhi hasil belajar sisw 1 2 Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 85). Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai tes maupun non tes. Nilai tes dapat diperoleh dari tes ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Nilai non tes diambil dari keaktifan siswa saat pembelajaran, tugas terstruktur, pengamatan kinerja dan sikap. Penilaian berdasarkan tes mempunyai standar kelulusan yang telah ditetapkan yang disebut dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Apabila perolehan nilai siswa sama dengan atau diatas KKM, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam belajar. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang cocok dengan materi bahan ajar akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran kimia. Pemilihan metode dan model mengajar tentunya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, hasil belajar yang rendah merupakan salah satu indikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari data rata-rata nilai hasil belajar siswa materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai berikut: 3 Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 10 Semarang Kelas Rata-Rata Nilai 2011/2012 2012/2013 2013/2014 XI IPA 1 67,92 70,34 72,12 XI IPA 2 78,21 69,95 69,78 XI IPA 3 66,36 77,15 70,24 XI IPA 4 70,54 72,56 71,62 KKM 75 77 77 Sumber : dokumentasi SMA N 10 Semarang Data di atas menunjukkan masih banyaknya siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Dengan demikian penguasaan materi oleh siswa belum maksimal. Penguasaaan materi yang belum maksimal dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dari siswa itu sendiri dan faktor eksternal yaitu dari lingkungan, sarana prasarana sekolah, suasana belajar, metode pembelajaran dan guru. Adanya hasil belajar yang rendah dapat dipengaruhi dari metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Pada kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang berminat saat mengikuti pembelajaran. Selain menggunakan metode ceramah guru juga menggunakan diskusi. Namun, saat diskusi berlangsung terlihat siswa masih pasif dan takut untuk mengemukakan pendapatnya, kerjasama dan tanggung jawab antar kelompok dalam mengerjakan tugas diskusi masih kurang. Maka dari itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan berani mengemukakan pendapatnya, dapat mendorong siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, 4 saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Pada saat pembelajaran dibantu dengan pembuatan mind mapping sehingga siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami konsep dan meteri yang diajarkan. Hasil penelitian Yusuf (2012: 8), metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Surianto, 2014: 207). Penelitian Imaduddin & Utomo (2012: 63), menunjukkan metode mind mapping sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Adakah pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan? 2. Berapa besar pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan? 5 1.3 PEMBATASAN MASALAH Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut : 1. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol. 3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2014/2015 SMA Negeri 10 Semarang 1.4 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan 1.5 MANFAAT PENELITIAN Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 6 1.5.1 Bagi Siswa 1. Sebagai sarana bertukar pikiran dan berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari, sehingga timbul sikap aktif dan kritis dengan teman sebaya 2. Menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa karena keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok 3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran 4. Siswa lebih termotivasi dalam belajar 1.5.2 Bagi Guru Memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar. 1.5.3 Bagi Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah agar lebih memperhatikan metode pengajaran yang lebih variatif sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan hasil belajarnya mencapai kriteria ketuntasan minimal, sehingga tujuan pendidikan mencerdaskan bangsa dapat tercapai. 1.5.4 Bagi Peneliti Memperoleh pengetahuan variasi model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. 1.6 PENEGASAN ISTILAH Agar memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka adanya 7 penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.6.1 Pengaruh Berdasarkan software Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) offline, pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Dalam penelitian ini pengaruh mengandung arti bahwa penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping yang diperbandingkan terhadap pembelajaran melalui metode konvensional akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. 1.6.2 Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Menurut Lie (2004: 61), Metode Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain. Saat diskusi siswa diharapkan lebih aktif, baik sebagai penerima tamu yang menyampaikan hasil diskusi maupun sebagai tamu yang bertanya informasi kepada kelompok lain. Pada metode Two Stay Two Stary (TS-TS) siswa diajarkan keterampilan–keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik didalam kelompok, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman dengan baik, dan berdiskusi. 1.6.3 Mind Mapping Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya 8 untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Pembutan mind mapping bertujuan untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi. 1.6.4 Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Membuat Mind Mapping Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, mendorong siswa untuk bertanya dan menjawab dan saling mendorong untuk berprestasi. Pada akhir proses diskusi dan pembagian informasi siswa membuat mind mapping untuk mempermudah dalam memahami konsep dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 1.6.5 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 85). Pada penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai kognitif, afektif dan psikomotorik siswa setelah penelitian dilaksanakan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang yang terjadi sebagai akibat dari interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Segala sesuatu yang dipelajari oleh seseorang dapat dilihat dari pola-pola perubahan perilakunya. Peranan penting belajar meliputi perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi orang (Rifai & Anni, 2011: 82-84). Menurut Hamdani (2011: 71), belajar merupakan tindakan dan perilaku seseorang yang kompleks. Seseorang adalah sebagai penentu terjadi atau tidaknya proses belajar, karena belajar hanya dialami oleh dirinya sendiri. Menurut Gage, sebagaimana dikutip oleh Dahar (1996: 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan menurut Dahar (1996: 12), bahwa belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, dimana terjadi hubungan-hubungan antara stimulus dan respons. Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). 9 10 Berdasarkan pengertian uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat proses pengalaman yang telah dilakukannya. Perubahan perilaku merupakan tanda bahwa seseorang telah mengalami belajar. Perubahan perilaku tersebut sebagai perbandingan antara perilaku sebelum dan sesudah mengalami belajar. Belajar membuat seseorang yang belum tahu menjadi tahu. Dalam belajar terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur dalam belajar adalah: 1. Peserta didik Peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan. Dalam proses belajar, rangsangan (stimulus) yang diterima oleh peserta didik diorganisir di dalam syaraf, dan beberapa rangsangan yang di simpan di dalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus. 2. Rangsangan (stimulus) Rangsangan (stimulus) adalah peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik. 3. Memori Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. 10 11 4. Respon Respon adalah tindakan yang diaktualisasikan memori. Respon dalam peserta didik diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku. Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum ke setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku tersebut itu menjadikan indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 82-84). 2.1.2 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh seseorang setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari. Oleh karena itu apabila seseorang mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep (Rifa’i & Anni, 2011: 85). Menurut Fuad (2012: 14), hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan sikap yang diperoleh seseorang setelah mengalami kegiatan pembelajaran sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar. 12 Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2011: 86-89), menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar yaitu: 1. Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup (1) pengetahuan (knowlegde), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation). 2. Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori afektif tujuannya mencerminkan hirarkhi yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah (1) penerimaan (receiving), (2) penanggapan (responding), (3) penilaian (valuing), (4) pengorganisasian (organization), dan (5) pembentukan pola hidup (organization by a have value complex). 3. Ranah Psikomotorik: berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan psikomotorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori ranah psikomotorik meliputi (1) persepsi (perception), kesiapan (set), (2) gerakan terbimbing (guided response), (3) gerakan terbiasa (mechanism), (4) gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan (5) kreativitas (originality). 2.1.3 Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) Metode pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama siswa dalam 13 kelompok (Yusuf, 2012: 2). Menurut Lie (2004: 61), metode pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain. Menurut Kagan (2012: 1138), model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stary (TS-TS) adalah dua orang siswa tinggal dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Ini berfungsi sebagai pertukaran informasi dan hasil yang telah didapatkan untuk didiskusikan secara bersama. Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat menuntut siswa untuk aktif mempelajari sebuah konsep melalui aktivitas pemecahan masalah, mengungkapkan ide, melakukan diskusi serta presentasi dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam kegiatan belajar pada masing-masing kelompok tidak ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi (Asna et.al., 2014: 124). Menurut Huda (2014: 207), metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Adapun langkah langkah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menurut Lie (2004: 61), sebagai berikut: 1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa. 2. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. 14 3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 2.1.4 Mind Mapping Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Sedangkan menurut Buzan (2014: 5), mind mapping merupakan grafis representasi data atau pikiran. Mind mapping seperti diagram, sehingga cenderung untuk mengingat diagram lebih mudah daripada mengingat panjang teks. Mind mapping juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi. Menurut Windura, sebagaimana dikutip oleh Imaduddin & Utomo (2012: 66), mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind mapping melibatkan otak kanan sehingga proses pembuatannya menyenangkan. Mind mapping merupakan cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari otak kita. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mind mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik untuk mencatat pelajaran dan 15 menghasilkan ide-ide. Ide-ide yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk peta pemikiran memungkinkan peserta didik lebih mudah mengingat materi. Alamsyah (2009: 36), menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan mind mapping, antara lain: 1. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas 2. Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topik 3. Terdapat pengelompok informasi 4. Menarik perhatian mata dan tidak membosankan 5. Memudahkan berkonsentrasi 6. Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna, gambar-gambar dan lain-lain 7. 2.1.5 Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Misalnya, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L-1 dianggap mudah larut, sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu dianggap sukar larut. Pada umumnya kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu, hal ini berlaku untuk zat padat. Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi pH larutan. 1. Kelarutan Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Satuan kelarutan 16 umumnya dinyatakan dalam gram L-1 atau mol L-1. Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Jenis Pelarut Terdapat dua jenis pelarut, yaitu; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar. 2) Suhu Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air. (Purba, 2006: 138) 2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali 17 kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan sebagai hasil kali ion-ion (satuan Molar) dalam larutan jenuhnya, dengan masing-masing konsentrasi berpangkatkan bilangan koefisiennya. Secara umum persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah : x Ay+(aq) + y Bx-(aq) AxBy(s) Ksp AxBy = [ Ay+ ]x [ Bx+ ]y Contoh Ag+(aq) + I-(aq) …… (1) AgI(s) Pb2+ (aq) + 2 Cl-(aq) …. (2) PbCl2(s) 3. Ksp Agr = [Ag+ ] [I-] Ksp PbCl2 = [Pb2+ ] [Cl-]2 Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy, jumlah zat di dalam larutan sama dengan harga kelarutannya dalam satuan mol Lˉ1. Senyawa yang terlarut akan mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan. A x B y (s) x A y (aq) yBx (aq) Ksp [A y ] x [B x ] y Jika kelarutan PbCl2 = s mol Lˉ1, maka di dalam larutan terdapat s mol Lˉ1 Pb2+ dan 2s mol Lˉ1 Cl-seperti proses berikut : PbCl2(s) Kelarutan s Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq) s 2s 18 Maka : Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl- ]2 = (s) (2s)2 = 4 s3 sehingga, s 3 Ksp 4 Contoh lain : AgBr(s) Ag+(aq) + Br-(aq) Kelarutan s s s Ksp AgBr = [Ag+ ]([Br-] = (s) (s) = s2 s Ksp Maka : Secara umum : AxBy (s) Kelarutan x Ay+(aq) + y Bx- (aq) s x.s y.s Maka : Ksp AxBy = [Ay+ ]x [Bx- ]y = (x.s) (y.s)y = xx . yy s(x+y) s x y Ksp ( x) x ( y ) y x dan y adalah koefisien dari ion-ion. 4. Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan berkurang. Makin besar jumlah ion senama, makin kecil kelarutan senyawa tersebut. Kelarutan CaC2O4 dalam air = 4,8.10-5 mol L-1, sedangkan kelarutan 19 CaC2O4 dalam CaCl2 0,15 M = 1,5.10-8 mol L-1. Kelarutan CaC2O4 dalam CaCl2 lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air, sebab di dalam larutan terdapat ion Ca2+ yang berasal dari CaCl2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl2 adalah: CaC2O4(s) Ca2+(aq) + C2O42-(aq) CaCl2(aq) Ca2+(aq) + 2Cl-(aq) Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Dalam hal ini adanya ion Ca2+ dari CaCl2 akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke arah CaC2O4(s), maka kelarutan CaC2O4 berkurang. Adanya ion Cl– tidak mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi. Jadi dapat disimpulkan, bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan. Akan tetapi, sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan selama suhu tidak berubah. 5. Hubungan Kelarutan dengan pH Kelarutan senyawa elektrolit dapat diperbesar atau diperkecil dengan mengatur pH. Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam kuat. Kelarutan suatu zat dapat ditentukan dari harga Ksp zat tersebut. Sebaliknya, harga Ksp suatu zat dapat diperoleh dari kelarutan zat tersebut. Jika kelarutan suatu zat diketahui, maka sususna konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan 20 jenuhnya dapat ditentukan. Berarti, dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan. Dengan demikian, pH larutan jenuhnya dapat ditentukan. Demikian juga sebaliknya, dengan mengetahui pH larutan jenuh suatu zat maka harga Ksp zat tersebut dapat ditentukan. 6. Reaksi Pengendapan Ksp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat dalam larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membandingan Ksp dengan Qc (hasil kali konsentrasi awal ion-ion dalam larutan). Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu : a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh) b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap) c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan belum jenuh) (Sutresna, 2004: 274-281) 21 2.2 KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Pada penelitian Asna et al., (2014: 129-140), menunjukkan bahwa metode Two Stay Two Stray (TS-TS) menggunakan media LKS dilengkapi molymod, efektif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi siswa pada ranah kognitif dan ranah afektif untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Penelitian Surianto & Nurkamto (2014: 2008), menyimpulkan bahwa Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Yusuf (2012: 11), penerapan pembelajaran kooperatif model TS-TS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan untuk penerapan model TS-TS pada kompetensi dasar membangun komitmen bagi dirinya dan orang lain hasil angket yang menyatakan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran TS-TS terutama ketika bekerja sama dalam kelompok yang bervariasi karena dapat memupuk rasa saling menyayangi, pernyataan ini mendapatkan respon paling tinggi dari siswa. Terlihat ketika penerapan belajar berkelompok, siswa tampak lebih berminat mengikuti kegiatan belajar saat berdiskusi dengan temannya sendiri. Penelitian Imaduddin dan Utomo (2012: 63), menunjukkan metode mind mapping sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika. Tee T.K. et.al (2014: 30), menyimpulkan bahwa mind mapping membantu siswa mengingat informasi, membantu siswa untuk meningkatkan pemikiran inovatif dan kreatif. Selain itu mind mapping efektif untuk menciptakan lingkungan belajar dimana siswa merasa berkeinginan untuk belajar. Penelitian Adodo (2013: 170), mind 22 mapping membantu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam mengajar Basic Science and Technology (BST) dan harus digunakan di dalam kelas sebagai pendekatan yang lebih baik untuk mengajar. 2.3 KERANGKA BERPIKIR Proses pada pembelajaran kimia siswa dituntut untuk memahami konsep, materi dan penerapannya dalam soal-soal yang guru berikan. Jika siswa dapat memahami konsep dan materi yang guru ajarkan maka hasil belajar yang diperoleh akan baik. Namun, kenyataannya hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah dan di bawah kriteria ketuntasan minimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penggunaan variasi metode pembelajaran dalam penyampaian materi. Metode yang digunakan cenderung bersifat konvensional. Selain itu siswa cenderung belum berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran kimia mengggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, saling mendorong untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga mendorong untuk berprestasi. Pada saat pembelajaran dibantu dengan pembuatan mind mapping. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah mengingat dan memahami konsep dan materi. Konsep dan materi yang baru saja siswa peroleh langsung dibuat catatan berbentuk mind mapping sesuai kreativitas mereka masing-masing sehingga siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami rumus, konsep maupun materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan pemaparan diatas akan dilakukan penelitian 23 dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kerangka berpikir disajikan pada Gambar 2.1. 24 Pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Semarang Pembelajaran Pembelajaran berpusat pada Mata pelajaran kimia menggunakan metode guru, kerjasama siswa rendah, dianggap sulit dan rumit ceramah dan diskusi kurang berani bertanya oleh sebagian siswa Minat siswa dalam belajar rendah, sehingga hasil belajar kimia rendah Dilakukan penelitian Kelas eksperimen Kelas kontrol Pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping Pembelajaran menggunakan Pembelajaran metode konvensional berpusat pada siswa Hasil belajar Hasil belajar Dibandingkan Ada pengaruh positif penggunaan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dengan membuat mind mapping Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 25 2.4 HIPOTESIS Dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis bahwa: Penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, dengan desain true experimental design berpola posttest-only control design Berikut tabel desain penelitiannya: Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 3.1 Desain Penelitian Perlakuan Keadaan Akhir X T1 Y T1 Keterangan: X = Pembelajaran kimia menggunakan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dengan membuat mind mapping Y = Pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional T1 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest (Sugiyono, 2010: 113) 3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMA Negeri 10 Semarang dengan alamat di Jalan Padi Raya Nomer 16 Semarang. 26 27 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian di SMA Negeri 10 Semarang dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. 3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian yang dilakukan adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Semarang yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA 1 sampai XI IPA 4. Jumlah siswa kelas XI IPA antara lain sebagai berikut: No 1 2 3 4 3.3.2 Tabel 3.2 Jumlah Kelas dan Siswa Kelas XI IPA Kelas Jumlah siswa XI IPA 1 38 siswa XI IPA 2 36 siswa XI IPA 3 38 siswa XI IPA 4 37 siswa Sampel Teknik sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Sampel penelitian ini tidak menggunakan seluruh siswa kelas XI, tetapi hanya menggunakan sebagian siswa saja. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, dipastikan bahwa seluruh populasi berdistribusi normal dan homogen. Setelah populasi diketahui berdistribusi normal dan homogen, diambil dua kelas sebagai sampel. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu XI IPA 1 dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu XI IPA 4. 28 3.4 VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Sugiyono, 2012: 3). Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian adalah metode pembelajaran. Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping pada kelas eksperimen dan pembelajaram konvensional pada kelas kontrol. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI. 3.4.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian adalah kurikulum, materi, guru, bahan ajar, dan jumlah jam pelajaran yang sama. 3.5 INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 1. Lembar pengamatan ranah afektif 2. Lembar pengamatan ranah psikomotorik 3. Tes hasil belajar kognitif 4. Lembar angket 29 3.6 METODE PENGUMPUL DATA 3.6.1. Metode Observasi Metode observasi yang dilakukan mengenai pendataan gambaran umum lokasi penelitian dan kondisi pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. 3.6.2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama siswa yang akan menjadi sampel dan responden dalam uji coba instrumen penelitian, dan daftar nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA Negeri 10 semarang tahun ajaran 2014/2015. 3.6.3. Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yaitu melalui pelaksanaan posttest baik untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3.6.4. Metode Angket Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. 3.7 TEKNIK ANALISIS DATA 3.7.1 Analisis Instrumen Penelitian Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) validitas, (2) daya pembeda, (3) tingkat kesukaran, dan (4) reliabilitas. 30 3.7.1.1 Validitas butir Validitas butir dapat dihitung menggunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut: 𝑟𝑋𝑌 = 𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌 𝑁∑𝑋 2 − ∑𝑋 2 𝑁∑𝑌 2 − 𝑌 2 Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan variabel 𝑌 N = jumlah siswa X = skor butir soal (item) Y = skor total butir soal Kriteria untuk melihat valid atau tidaknya dibandingkan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%, suatu butir dikatakan valid jika harga rxy > rtabel (Arikunto, 2013: 87). Hasil analisis validitas butir soal disajikan pada Tabel 4.3 3.7.1.2 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item (daya beda) dapat digunakan rumus sebagai berikut : 𝐷𝐵 = Keterangan : DB BA BB JA JB 𝐵𝐴 𝐵𝐵 − 𝐽𝐴 𝐽𝐵 = daya pembeda soal = banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar = banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar = banyaknya siswa pada kelas atas = banyaknya siswa pada kelas bawah 31 Klasifikasi daya pembeda disajikan dalam tabel berikut. Interval 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00 Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat baik (Arikunto, 2013: 228) Hasil analisis daya beda butir soal disajikan pada Tabel 4.4 3.7.1.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari suatu soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut : 𝐼𝐾 = 𝐵 𝐽𝑠 Keterangan : IK = indeks kesukaran B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria IK = 0,00 Sangat sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK < 1,00 Mudah IK = 1,00 Sangat mudah (Arikunto, 2013: 223) Hasil analisis indeks kesukaran butir soal disajikan pada Tabel 4.5 3.7.1.4 Reliabilitas Reliabilitas merupakan suatu ketetapan hasil tes. Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen dengan ajeg memberikan data yang sesuai 32 dengan kenyataan (Arikunto, 2013: 100). Reliabilitas soal bentuk obyektif dihitung menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21. 𝑟11 = 𝑘 𝑀 𝑘−𝑀 (1 − ) 𝑘−1 𝑘𝑆𝑡 2 Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan M = mean atau rerata skor k = jumlah butir soal St2 = varian skor total Setelah r11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel yang disajikan pada tabel berikut: Interval r ≤ 0,20 0,20 < r ≤ 0,40 0,40 < r ≤ 0,70 0,70 < r ≤ 0,90 0,90 < r ≤ 1,00 Tabel 3.5 Kriteria Soal Uji Coba Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi (Arikunto, 2013: 117) Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r11 = 0,81. Nilai tersebut berada pada interval 0,70 < r ≤ 0,90 yaitu dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. 3.7.1.5 Analisis Lembar Observasi 3.7.1.5.1 Validitas lembar observasi Instrumen lembar observasi meliputi lembar observasi penilaian afektif dan psikomotorik. Isi dari instrumen penilaian disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensinya. Validitas instrumen penilaian lembar observasi dilakukan oleh ahli yaitu dosen dan guru. 33 3.7.1.5.2 Reliabilitas lembar observasi Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus inter raters reliability yaitu : Vp −Ve r11 = Vp + K−1 Ve Keterangan : 𝑟11 = reliabilitas instrumen Vp = varian person Ve = varian error K = jumlah observer Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 ≥ 0,7 (Mardapi, 2012: 88 – 89). Berdasarkan perhitungan reliabilitas lembar observasi afektif yang di muat pada Lampiran 25 diperoleh harga r11 = 0,89. Sedangkan reliabilitas lembar observasi psikomotorik pada Lampiran 28 diperoleh harga 0,70. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar observasi tersebut reliabel. 3.7.1.6 Analisis Lembar Angket 3.7.1.6.1 Validitas Lembar Angket Lembar angket diuji validitas isi dengan menggunakan expert validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli yaitu dosen dan guru. 34 3.7.1.6.2 Reliabilitas Angket Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach yaitu: 𝑟11 𝑘 = 𝑘−1 Σ𝑠𝑏2 1− 2 𝑠𝑡 Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan atau butir soal ∑Sb2 = jumlah varian skor butir St2 = varian total Instrumen angket tanggapan siswa dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0,7 (Arikunto, 2013: 122). Berdasarkan hasil perhitungan yang di maut pada Lampiran 31 diperoleh harga r11 = 0,89. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar angket tersebut reliabel. 3.7.2 Analisis Data Awal Analisis data tahap awal untuk mengetahui keadaan awal populasi. Pada analisis tahap awal digunakan uji normalitas dan uji homogenitas. 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan rumus Chi-kuadrat. 35 𝑘 𝑥2 = 𝑖=1 Keterangan : x2 Oi Ei k (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖 = chi kuadrat = frekuensi hasil pengamatan = frekuensi yang diharapkan = jumlah kelas interval Hipotesis yang diuji: Ho : sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal Ha : sebaran data populasi berbeda dengan sebaran data normal Nilai x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan x2tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. H0 diterima jika x2 hitung < x2tabel, maka data berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal (Sudjana, 2005: 273). 3.7.2.2 Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berada pada homogenitas yang sama atau tidak. Uji Homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett, dengan rumus : 𝑥 2 = 𝑙𝑛 10 {𝐵 − ∑ 𝑛𝑖 log 𝑠𝑖 2 Dengan 𝑠2 = Keterangan : x2 si 2 s ni B ∑(𝑛 𝑖 −1)𝑠𝑖 2 ∑(𝑛 𝑖 −1) 𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1) = besar homogenitas = varian masing-masing kelas = varian gabungan = jumlah siswa dalam kelas = koefisien Bartlett 36 Harga x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga x2tabel dengan taraf signifikan = 5% dan derajat kebebasan (dk)= k-1. Hipotesis yang diuji: H0 : populasi memiliki varian yang tidak berbeda (homogen) Ha : populasi memiliki varian yang berbeda (tidak homogen) Ho diterima jika nilai x2hitung<x2(1-α)(k-1). x2(1-α)(k-1) diperoleh dari distribusi chi kuadrat dengan peluang (1- α) dan derajat kebebasan (dk) k-1 (Sudjana, 2005: 263). 3.7.3 Analisis Data Akhir Analisis data tahap akhir untuk menguji kedua kelas setelah mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diberikan posttest yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. 3.7.3.1 Uji Normalitas Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini dengan rumus Chikuadrat. 𝑘 𝑥2 = 𝑖=1 Keterangan: x2 Oi Ei k (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖 = chi kuadrat = frekuensi hasil pengamatan = frekuensi yang diharapkan = jumlah kelas interval 37 Hipotesis yang diuji: H0 : sebaran data kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak berbeda dengan sebaran data normal Ha : sebaran data kelas eksperimen maupun kelas kontrol berbeda dengan sebaran data normal Nilai x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan x2tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk)= k–3. H0 diterima jika x2 hitung < x2tabel, maka data berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal (Sudjana, 2005: 273). 3.7.3.2 Uji Kesamaan Dua Varian Uji kesamaan dua varian untuk mengetahui kesamaan varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang diajukan yaitu: H0 : varian kedua kelas sampel tidak berbeda Ha : varian kedua kelas sampel berbeda Rumus yang digunakan sebagai berikut: 𝐹= 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 Kriteria H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan kedua kelas memiliki varian yang sama sehingga diuji dengan uji t. Jika Fhitung > Ftabel, maka dapat dikatakan kedua kelas memiliki varian yang berbeda sehingga diuji dengan uji t’ (Sudjana, 2005:250). 38 3.7.3.3 Uji Perbedaan Rata-Rata Uji hipotesis dilakukan dengan statistik satu pihak, yaitu uji rata-rata pihak kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan uji kesamaan dua varian : 1. Jika dua kelas mempunyai varian tidak berbeda (S12 = S22) digunakan rumus t. x1 x 2 dengan 𝑠 2 = 1 1 s n1 n 2 t 2. 𝑛 1 −1 𝑠1 2 +( 𝑛 2 −1 𝑠2 2 𝑛 1 +𝑛 2 −2 Jika dua kelas mempunyai varian yang berbeda (S12 ≠ S22) digunakan Rumus t’. 𝑡 ′ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = x1 x2 𝑆12 𝑛1 + 𝑆22 𝑛2 Keterangan: x1 = rata-rata nilai kelas eksperimen x 2 = rata-rata nilai kelas kontrol 2 = varian data kelas eksperimen s 2 = varian data kelas kontrol s2 = varian gabungan n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol s1 2 (Sudjana, 2005: 238) 3.7.3.4 Ketuntasan Belajar Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut 39 telah mencapai KKM (Mulyasa, 2007: 254). Nilai KKM untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 77. Rumus yang digunakan sebagai berikut: 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 % = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 77 𝑥100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 3.7.3.5 Uji Pengaruh antar Variabel Rumus yang digunakan untuk pengaruh analisis antar variabel adalah: 𝑟𝑏 = x1 − x 2 𝑝. 𝑞 𝑢. 𝑆𝑦 Keterangan : rb = koefisien biserial x1 = rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen x2 = rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol 𝑛1 p = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen = 𝑛 +𝑛 1 q u Sy 2 = proporsi pengamatan pada kelas kontrol = 1-p = tinggi ordinat luasan pada kurva normal yang luasnya = p = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelas (Soeprodjo, 2014: 106) Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2010 : 216) 3.7.3.6 Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah koefisisen yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) 40 dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar. Rumusnya secara umum adalah: KD = rb2 x 100% Keterangan : KD = koefisien determinasi rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga rb koefisien biserial. (Soeprodjo, 2014: 137) 3.7.3.7 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik Analisis data hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil pengamatan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut: 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100 Kriteria hasil pengamatan siswa yaitu: Tabel 3.7 Kriteria Rata-Rata Skor Afektif Siswa Rentang Kriteria 23 – 28 Sangat baik 18 - 22 Baik 13 - 17 Cukup 7 – 12 Kurang Tabel 3.8 Kriteria Rata-Rata Skor Psikomotorik Siswa Rentang Kriteria 17 – 20 Sangat baik 13 - 16 Baik 9 - 12 Cukup 5 - 8 Kurang 41 Tiap aspek dari afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas. Rumus yang digunakan adalah: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 Rata-rata tiap aspek = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 Skor rata-rata tiap aspek dalam penilaian afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.9 Tabel 3.9 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik Rata-Rata Kriteria 3,28 – 4,00 Sangat baik 2,52 – 3,27 Baik 1,76 – 2,51 Cukup 1,00 - 1,75 Kurang (Sugiyono, 2010: 137) 3.7.3.8 Analisis Data Angket Angket yang digunakan untuk mengukur tanggapan siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan membuat mind mapping. Analisis data angket menggunakan skala Likert, dengan pilihan tanggapan TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (setuju) dan SS (sangat setuju). Dengan skor untuk TS = 1, KS = 2, S = 3, dan SS = 4. Kriteria hasil angket tanggapan siswa sebagai berikut: Tabel 3.10 Kriteria Lembar Angket Tanggapan Siswa Rentang Kriteria 43 – 52 Sangat baik 33 - 42 Baik 23 - 32 Cukup 13 – 22 Kurang 42 Tiap aspek dari angket tanggapan siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas. Rumus yang digunakan adalah: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 Rata-rata tiap aspek = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 Skor rata-rata tiap aspek dalam penilaian angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.11 Tabel 3.11 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Angket Tanggapan Siswa Rata-Rata Kriteria 3,28 – 4,00 Sangat baik 2,52 – 3,27 Baik 1,76 – 2,51 Cukup 1,00 - 1,75 Kurang (Sugiyono, 2010: 137) BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 10 Semarang dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil penelitian. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data awal dan analisis data akhir. Hal tersebut akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. 4.1.1 Hasil Analisis Data Tahap Awal Hasil analisis data tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal populasi. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai Ulangan Semester Gasal Kimia kelas XI IPA pada tahun ajaran 2014/2015. Pada analisis tahap awal digunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas N Rata-rata SD Skor Skor Tertinggi Terendah XI IPA 1 38 79,11 9,46 95 51 XI IPA 2 36 75,17 12,41 95 45 XI IPA 3 38 75,11 12,88 95 50 XI IPA 4 37 80,73 8,81 96 62 (Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 10 Semarang tahun pelajaran 2014/2015). 43 44 4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan uji selanjutnya memakai uji statistik parametrik atau non parametrik. Jika data berdistribusi normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan uji parametrik, sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka perhitungan menggunakan uji non parametrik. Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat. Kriteria pengujiannya jika x2 hitung < x2tabel , maka data berdistribusi normal (sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal). Hasil perhitungan uji normalitas data tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal No. Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria 1 XI IPA 1 3,88 7,81 Berdistribusi normal 2 XI IPA 2 4,11 7,81 Berdistribusi normal 3 XI IPA 3 6,03 7,81 Berdistribusi normal 4 XI IPA 4 6,08 7,81 Berdistribusi normal (Sumber: olah data hasil penelitian) Berdasarkan hasil analisis tersebut dipeoleh x2 hitung untuk tiap kelas kurang dari x2tabel dengan dk dan α masing-masing sebesar 5% yaitu 7,81, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kelas berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal, uji statistika yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas data tahap awal terdapat pada Lampiran 15. 4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berada dalam homogenitas yang sama atau tidak, dan untuk mengetahui bagaimana cara 45 pengambilan sampel dari populasi yang dapat dilakukan secara cluster random sampling atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh x2hitung dan x2tabel sebesar 7,76 dan 7,81 dengan dk dan α sebsar 3 dan 5%, sehingga diperoleh x2hitung < x2tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa populasi memiliki varian yang tidak berbeda, sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. 4.1.1.3 Hasil Uji Coba Soal 4.1.1.3.1 Validitas Butir Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.3. Kriteria Valid Tidak Valid Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal Nomor Soal Uji Coba 1, 2, 5, 7, 9, 14, 15, 18, 21,22, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 40, 42, 43, 44, 45, 47, 49, 50 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 24, 26, 28, 30, 32, 36, 39, 41, 46, 48 Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 10. 4.1.1.3.2 Daya Pembeda Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk daya pembeda soal seperti pada Tabel 4.4. 46 Interval Jelek Cukup Baik Sangat baik Tabel 4.4 Hasil analisis daya beda butir soal Kriteria 1, 4, 6, 8, 10, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 30, 36, 39, 40, 41, 45, 46, 48 2, 3, 5, 9, 11, 15, 21, 22, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 37, 42, 44, 47, 49, 50 7, 23, 24, 34, 38, 43 25 Perhitungan untuk daya pembeda soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 11. 4.1.1.3.3 Tingkat Kesukaran Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk tingkat kesukaran soal seperti pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil analisis indeks kesukaran butir soal Interval Kriteria Sangat sukar Sukar 3, 11, 21, 29, 30, 31, 42, 44 Sedang 2, 5, 7, 9, 17, 19, 23, 25, 26, 27, 28, 34, 38, 39, 40, 41, 49 Mudah 1, 4, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 32, 33, 35, 36, 37, 43, 45, 46, 47, 48, 50 Sangat mudah - Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 12. 4.1.1.3.4 Reliabilitas Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r11 sebesar 0,81. Nilai tersebut berada pada interval 0,70 < r ≤ 0,90 yaitu dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. 47 4.1.2 Hasil Analisis Data Tahap Akhir Analisis data tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan. Data yang digunakan adalah data hasil belajar siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji kesamaan dua varian, uji perbedaan rata-rata, uji ketuntasan belajar, uji pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, analisis nilai ranah afektif, psikomotorik dan angket. Hasil analisis nilai posttest yaitu sebagai berikut: Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 4.6 Data Nilai Posttest RataN SD rata 37 85,73 10,31 37 76,49 8,42 Nilai Tertinggi 100 88 Nilai Terendah 56 56 4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas Hasil uji normalitas data nilai posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7 Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest DK Kriteria 𝝌𝟐 hitung 𝝌𝟐 tabel 6,99 3 7,81 Berdistribusi Normal 6,81 3 7,81 Berdistribusi Normal Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil x2 hitung kurang dari untuk setiap data x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal), oleh karena itu analisis selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas data tahap akhir terdapat pada Lampiran 19. 48 4.1.2.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Uji kesamaan dua varian digunakan untuk mengetahui kesamaan varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis perhitungan uji kesamaan dua varian data posttest data dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen Kontrol N 37 37 Varian 106,26 Fhitung Ftabel Kriteria 1,497 1,940 Varian tidak berbeda 70,98 Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varian yang sama pada taraf signifikasi 5% dan diperoleh Fhitung sebesar 1,497 kurang dari Ftabel 1,940. Perhitungan uji kesamaan dua varian terdapat pada Lampiran 20. 4.1.2.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Uji perbedaan rata-rata menggunakan satu pihak kanan, uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan uji kesamaan dua varian menunjukkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang tidak berbeda sehingga menggunakan rumus t. Hasil uji perbedaan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.9 49 Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan N RataDK thitung ttabel Kriteria Rata 37 85,73 Rata-rata nilai kelas 72 4,22 1,99 eksperimen lebih baik dari kelas 37 76,49 kontrol Pada perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan diperoleh thitung lebih dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21. 4.1.2.4 Ketuntasan Belajar Perhitungan ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Persentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10 Kelas N Eksperimen Kontrol 37 37 Tabel 4.10 Hasil Ketuntasan Belajar Rata- Siswa Siswa Persentase Kriteria Rata Tuntas tidak tuntas 85,73 32 5 86% Tuntas 20 46% Tidak Tuntas 76,49 17 Berdasarkan perhitungan tersebut, kelompok eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar karena persentase keberhasilan kelas sebesar 86%, lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas. Sedangkan pada kelas kontrol persentase keberhasilan kelas sebesar 46% yang berarti kelas belum mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22. 50 4.1.2.5 Hasil Uji Pengaruh Antar Variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Untuk menentukan besarnya pengaruh metode pembelajaran TS-TS dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar digunakan koefisien korelasi biserial. Berdasarkan data diperoleh besarnya x1 = 85,73; x 2 = 76,49; Sy = 10,44; p = 0,50; q = 0,50 dan u = 0.3988, sehingga dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial sebesar 0,62 dengan dikategorikan kuat. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23. 4.1.2.6 Hasil Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah koefisisen yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar. Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,62, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 37,89 %. Jadi, besarnya pengaruh penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 37, 89 %. 51 4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik dan Angket 4.1.3.1 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Afektif Penilaian dilakukan dengan menilai afektif (sikap) siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi ranah afektif, diperoleh hasil rata-rata skor ranah afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta kategorinya yang tersaji pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Rata-Rata Nilai Ranah Afektif pada Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas eksperimen Kelas kontrol No Aspek Nilai Kriteria Nilai Kriteria rerata rerata 1 Kehadiran di kelas 4 Sangat baik 4 Sangat baik 2a. Kedisiplinan waktu 3,89 Sangat baik 3,84 Sangat baik 3 Kerjasama 3,51 Sangat baik 3,11 Baik 4 Tanggung jawab 3,32 Sangat baik 3,22 Baik 5 Perhatian mengikuti 3,13 Baik 3,11 Baik pelajaran 6 Keaktifan bertanya dan 3,13 Baik 3,00 Baik menjawab pertanyaan 7 Menghargai pendapat 3,08 Baik 3,05 Baik orang lain Berdasarkan pada Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa dari tujuh aspek, skor rata-rata tiap aspek ranah afektif kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Perbandingan skor rata-rata tiap aspek ranah afektif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tersaji dalam Gambar 4.1 52 Perbandingan Rata-Rata Skor tiap Aspek Ranah Afektif rata-rata skor 5 4 3 2 kelas eksperimen 1 kelas kontrol 0 1 2 3 4 5 6 7 aspek Gambar 4.1 Perbandingan Rata-Rata skor tiap Aspek Ranah Afektif Hasil perhitungan jumlah skor kelas juga menunjukkan bahwa jumlah skor ranah afektif siswa kelas eksperimen (24,08) lebih baik daripada kelas kontrol (23,32). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan kriteria sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26. 4.1.3.2 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Penilaian dilakukan dengan menilai psikomotorik (keterampilan) siswa selama kegiatan praktikum di laboratorium. Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi psikomotorik, diperoleh hasil rata-rata skor tiap aspek ranah psikomotorik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta kategorinya yang tersaji pada Tabel 4.12 53 Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik pada kelas eksperimen dan kontrol Kelas eksperimen Kelas kontrol No Aspek Nilai Kriteria Nilai Kriteria rerata rerata 1 Kesiapan siswa dalam 3,67 Sangat baik 3,65 Sangat baik melaksanakan praktikum 2b. Keterampilan dalam 3,78 Sangat baik 3,67 Sangat baik menggunakan alat dan bahan 3 Ketepatan dalam 3,49 Sangat baik 3,32 Sangat baik melakukan cara kerja dan pengamatan praktikum 4 Keterampilan dalam 3,43 Sangat baik 3,27 Baik membuat laporan praktikum 5 Kebersiahan alat dan 3,70 Sangat baik 3,65 Sangat Baik tempat praktikum Berdasarkan pada Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa dari lima aspek, skor rata-rata tiap aspek ranah psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Perbandingan skor rata-rata tiap aspek ranah psikomotorik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tersaji dalam Gambar 4.2 Perbandingan Rata-Rata Skor tiap Aspek Ranah Psikomotorik 4 3,8 3,6 kelas eksperimen 3,4 kelas kontrol 3,2 3 1 2 3 4 5 Gambar 4.2 Perbandingan Rata-Rata skor tiap Aspek Ranah Psikomotorik 54 Hasil perhitungan jumlah skor kelas juga menunjukkan bahwa jumlah skor ranah psikomotorik siswa kelas eksperimen (18,08) lebih baik daripada kelas kontrol (17,51). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan kriteria sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. 4.1.3.3 Hasil Analisis Deskriptif Angket Tanggapan Siswa Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay – Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. Responden angket berasal dari kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.13. 55 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tabel 4.13 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Pernyataan Jumlah Jawaban Responden SS S KS TS Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 9 28 0 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping memberikan rasa suka terhadap pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 10 26 1 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping menyenangkan Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 11 24 2 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping memudahkan dalam memahami materi Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 9 23 5 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping memudahkan mengingat materi Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 6 28 3 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping membuat saya lebih aktif Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 6 27 4 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping membuat saya berani berpendapat Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 9 27 1 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 9 28 0 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat saling membantu dalam belajar Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 7 29 0 1 (TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat melatih bertoleransi Pelaksanaan pembelajaran Two Stay Two Stray 6 27 4 0 (TS-TS) dengan membuat mind mapping dapat meningkatkan motivasi belajar Setelah membuat catatan mind mapping lebih 12 21 4 0 mudah mengingat materi Setelah membuat catatan mind mapping lebih 12 21 4 0 mudah memahami materi Setelah membuat catatan mind mapping dapat 16 20 0 1 meningkatkan kreativitas 56 Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwas ecara umum siswa menjawab setuju untuk setiap butir pernyataan. Rekapitulasi hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.3 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa 35 Jumlah Siswa 30 25 20 Tidak Setuju 15 Kurang Setuju 10 Setuju Sangat Setuju 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pertanyaan yang Dinilai Gambar 4.3 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berjumlah dibawah 20, jawaban setuju diatas 20 dan dibawah 5 untuk jawaban kurang setuju dan tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping mendapat respon positif dari siswa, dengan banyaknya siswa yang menjawab setuju. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. 57 4.2 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Semarang pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa sebanyak 148 siswa. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan analisis data tahap awal terhadap populasi. Data yang digunakan adalah nilai ulangan semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA Negeri 10 Semarang tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data hasil populasi nilai ulangan semester gasal mata pelajaran kimia diperoleh hasil untuk uji normalitas, bahwa sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal karena pada seluruh data awal didapatkan x2hitung < x2tabel, seperti yang tertera pada Tabel 4.2. Pada uji homogenitas populasi dengan uji Bartlet didapatkan x2hitung < x2tabel, yaitu x2 hitung sebesar 7,76 dan x2tabel sebesar 7,81, yang berarti populasi memiliki varian yang tidak berbeda (homogen), seperti yang tertera pada Tabel 4.3. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berawal dari kondisi awal yang sama, oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Setelah dilakukan pengambilan sampel didapatkan kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Kelas XI IPA 1 dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) 58 dengan membuat mind mapping sedangkan kelas XI IPA 4 menggunakan metode konvensional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015 di SMA Negeri 10 Semarang. Alokasi waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif sama yaitu 12 jam pelajaran dalam 5 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas termasuk praktikum, dan 1 kali pertemuan untuk posttest. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dimana siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan serta diberikan tanggung jawab untuk dapat membagi tugas masing-masing anggota kelompok sehingga masalah atau soal yang diberikan dapat terselesaikan. Siswa kelas eksperimen terdiri dari 37 siswa sehingga dibagi ke dalam kelompok kecil secara heterogen yang berjumlah 9 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok berlaku dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan dengan anggota kelompok yang sama. Tiap-tiap kelompok diberikan masalah atau soal untuk didiskusikan dengan alokasi waktu 15-20 menit. Setelah itu dua siswa dari kelompok tersebut berpindah tempat ke kelompok lain, dua siswa tersebut membawa hasil diskusi kelompoknya. Dua siswa yang berpindah bertukar informasi dengan kelompok yang mereka datangi, setelah selesai dua siswa tersebut kembali ke kelompoknya dengan membawa informasi baru. Setiap kelompok kembali berdiskusi untuk membuat kesimpulan atas informasi yang mereka dapatkan, kemudian setiap siswa membuat catatan dengan teknik mind 59 mapping. Hasil diskusi dikumpulkan kepada guru untuk dinilai. Skema perpindahan tempat selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33. Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Siswa pada kelas kontrol lebih banyak menerima informasi dari guru. Sedangkan guru menjelaskan sepenuhnya tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Adanya siswa yang mengantuk pada saat mengikuti pembelajaran beberapa kali dijumpai dalam kelas kontrol. Dalam pembelajaran kelas kontrol tidak selalu menggunakan metode ceramah, terkadang diselingi tanya jawab dan diskusi, namun siswa merasa kurang tertarik sehingga siswa cenderung pasif. Kedua kelas setelah diberi perlakuan kemudian dilakukan posttest pada pertemuan terakhir pembelajaran. Hasil posttest digunakan untuk penilaian kognitif siswa. Hasil posttest juga digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Penilaian tidak hanya dilakukan pada ranah kognitif, tetapi juga pada ranah afektif dan ranah psikomotorik. Sebelum membuktikan kebenaran hipotesis dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varian dari nilai posttest. Hasil uji normalitas pada Tabel 4.4 diperoleh x2hitung < x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal. Sehingga uji selanjutnya menggunakan uji parametrik. Sedangkan uji kesamaan dua varian pada Tabel 4.5 diperoleh Fhitung sebesar 1,497 kurang dari Ftabel 1,940 sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Hasil posttest menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar kimia kelas eksperimen (85,73) lebih baik daripada kelas kontrol (76,49). 60 Uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,22 dan ttabel sebesar 1,99, karena thitung lebih besar daripada ttabel maka hipotesis yang menyatakan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol diterima. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen diberikan metode yang inovatif, sehingga menyebabkan siswa merasa senang dan tidak bosan dalam pembelajaran (Asna et al., 2014: 130). Sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan metode konvensional. Pengujian selanjutnya adalah uji pengaruh antar variabel dengan koefisien korelasi biserial. Uji ini dilakukan untuk menentukan besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,62. Tanda positif pada harga rb menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa terdapat hubungan yang searah atau terjadi korelasi positif, sehingga penerapan metode ini membuat siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik. Nilai rb sebesar 0,62 menyatakan hubungan antara penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa adalah hubungan yang sedang (Sugiyono, 2010: 206). 61 Harga koefisien korelasi biserial (rb) yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD). Perhitungan menghasilkan KD sebesar 37,89 %. Hal ini berarti penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 37,89 %. Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 62,11%. Berdasarkan perhitungan ketuntasan belajar nilai posttest, kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. Batas nilai KKM sebesar 77. Nilai ketuntasan untuk kelas eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar 86 % dengan dan 46 %. Pada kelas eksperimen terdapat 32 siswa yang mencapai batas tuntas, sedangkan kelas kontrol hanya 17 siswa dari setiap kelas yang berjumlah 37 siswa. Rerata nilai hasil belajar ranah kognitif siswa pada kelas eksperimen dengan nilai 85,73 lebih baik daripada kelas kontrol dengan nilai 76,49, sehingga dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping efektif untuk diterapkan (Susantika, 2009: 180). Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi juga harus dapat memberikan dan mengajarkan materi pada kelompok lain serta siap menerima penjelasan dari teman dalam kelompok lain. Selain itu pembelajaran ini dapat meningkatkan kerjasama dalam kelompok. Kerjasama dalam metode ini adalah kerjasama dalam diskusi untuk menyelesaikan soal dan masalah yang diberikan, 62 dimana siswa dituntut aktif, saling berinteraksi dan berbagi hasil serta informasi. Dari diskusi tersebut siswa belajar untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi bersama dengan teman sebayanya. Siswa menjadi mudah dalam mengingat materi karena konsep yang mereka temukan bersama dari saling berbagi informasi dan mendiskusikan sebuah temuan untuk mengetahui kebenarannya menghasilkan jawaban yang akurat dan lebih lengkap dibanding hanya guru yang memberikan jawabannya (Boyanton, 2014: 43). Siswa yang diberi metode pembelajaran Two Stay Two Stray lebih memiliki penguasaan materi, tanggung jawab dan kerjasama yang baik serta keaktifan tiap siswa dalam melakukan diskusi. Oleh sebab itu, hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih baik karena siswa terbiasa berperan aktif mengemukakan pendapat untuk menemukan suatu kesimpulan atau jawaban sehingga terjadi peningkatan pemahaman (Rakhmawati et al., 2012: 159). Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik (Wahyuni et al., 2011: 834). Kerjasama dalam metode Two Stay Two Stray (TS-TS) yang diterapkan pada kelas eksperimen dapat membangkitkan semangat untuk bekerja secara kelompok dan saling berbagi informasi, serta mempermudah siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga siswa lebih menguasai konsep yang sudah dipelajari. Penerapan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) akan mengarahkan siswa untuk aktif baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari 63 jawaban bersama, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman sebaya (Huda, 2011: 208). Pembuatan mind mapping juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Pembuatan mind mapping berfungsi untuk meningkatkan kreativitas siswa sehingga lebih mudah dalam mengingat dan memahami materi. Pembuatan mind mapping membuat siswa dapat memahami konsep-konsep utama dan mengingat detail-detail tentang poin kunci dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Selain itu mind mapping mampu meningkatkan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran yang dilakukan (Kurniawati & Saptorini, 2014: 152). Mind mapping dapat digunakan untuk mencatat, memecahkan masalah, belajar, dan menghafalkan informasi karena disertai warna dan gambar visual untuk meningkatkan pembelajaran (Adodo, 2013: 165). Pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping mendapat respon positif dari siswa. Siswa terlihat lebih senang, lebih aktif, berani berpendapat, kerjasama dan tanggung jawab meningkat dan memperhatikan guru pada saat pembelajaran, sehingga mereka lebih paham pada materi yang dipelajari. Hal ini juga didukung dari hasil angket yang disebar pada siswa, hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.13. Penilaian juga dilakukan pada ranah afektif dan psikomotorik. Penilaian ranah afektif terdiri dari tujuh aspek yang dapat dilihat pada Tabel 4.11. Berdasarkan data analisis ranah afektif, skor rata-rata tiap aspek ranah afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki empat nilai dengan kriteria sangat baik yaitu pada aspek kehadiran di kelas, 64 kedisiplinan waktu, kerjasama, dan tanggung jawab. Sedangkan pada kelas kontrol hanya memiliki dua nilai dengan kriteria sangat baik yaitu kehadiran di kelas dan kedisiplinan waktu. Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat pada aspek pertama yaitu kehadiran di kelas, kedua kelas memiliki hasil yang sama karena pada setiap penelitian berlangsung siswa selalu berangkat. Pada aspek kedisiplinan waktu, perhatian mengikuti pelajaran dan menghargai pendapat orang lain menunjukkan angka yang hampir sama tinggi. Aspek kedisiplinan waktu dan perhatian mengikuti pelajaran kedua kelas sama-sama disipilin pada saat masuk kelas dan memperhatikan guru pada saat menjelaskan. Aspek menghargai pendapat orang lain kedua kelas memiliki angka yang hampir sama karena pada kelas kontrol juga dilakukan diskusi sehingga siswa pada kelas kontrol menjadi terbiasa menghargai pendapat orang lain. Aspek tanggung jawab, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan juga memiliki nilai yang hampir sama tinggi. Karena kedua kelas dilakukan diskusi dan tanya jawab sehingga tanggung jawab kedua kelas baik, siswa ikut aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek kerjasama untuk kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol karena kegiatan diskusi dan bertukar informasi membuat kerjasama siswa meningkat. Untuk jumlah skor rata-rata dari semua aspek kedua kelas mempunyai kriteria sangat baik dengan jumlah rata-rata kelas eksperimen sebesar 24,08 dan kelas kontrol sebesar 23,32. Perbedaan hasil yang diperoleh dikarenakan penerapan metode pembelajaran TS-TS dengan membuat mind mapping pada kelas eksperimen. Adanya diskusi dan bertukar informasi membuat siswa merasa 65 tidak jenuh karena metode pembelajaran lebih bervariasi, tanggapan dan sikap siswa terhadap pembelajaran positif sehingga kerjasama dan tanggung jawab kelas eksperimen meningkat (Yusuf, 2012: 2). Penilaian ranah psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.12. Penilaian ranah psikomotorik terdiri dari lima aspek. Berdasarkan data analisis ranah psikomotorik skor rata-rata tiap aspek ranah psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Untuk kriteria tiap aspek pada kedua kelas hampir sama yaitu sangat baik. Namun untuk aspek keterampilan dalam membuat laporan praktikum, kelas eksperimen mendapat kriteria sangat baik sedangkan kelas kontrol mendapat kriteria baik. Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat pada aspek kesiapan siswa dalam melaksanakan praktikum, kedua kelas memiliki kesiapan yang hampir sama dikarenakan keduanya sudah mempelajari petunjuk praktikum yang telah diberikan. Pada aspek keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan, dan kebersihan alat serta tempat praktikum kedua kelas juga memiliki nilai yang hampir sama tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa dari kedua kelas mampu menggunakan alat dengan benar, memakai bahan praktikum sesuai kebutuhan, dan membersihkan alat dan tempat setelah praktikum selesai. Pada aspek ketepatan dalam melakukan prosedur dan pengamatan praktikum, kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan kurang telitinya siswa kelas kontrol dalam mengamati endapan yang terbentuk. Aspek keterampilan dalam membuat laporan praktikum kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dikarenakan kelas eksperimen pada 66 pembelajarannya dengan membuat mind mapping. Pembuatan mind mapping pada siswa kelas eksperimen mengakibatkan siswa lebih mudah dalam memahami dan mengingat konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga hasil laporan praktikum kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil perhitungan jumlah rata-rata skor juga menunjukkan bahwa jumlah rata-rata skor ranah psikomotorik siswa kelas eksperimen (18,08) lebih baik daripada kelas kontrol (17,51). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan kriteria sangat baik. Hasil ranah afektif dan psikomotorik berbanding lurus dengan hasil kognitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan pengetahuan siswa, tetapi sikap dan keterampilan siswa juga ikut berpengaruh. Berdasarkan analisis deskriptif dari data angket yang dibagikan, siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. Secara umum siswa menjawab setuju dan sangat setuju. Penerapan dari metode pembelajaran tersebut membuat siswa lebih aktif dan senang dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa merasa penerapan metode ini menyenangkan selama pembelajaran di kelas. Penerapan metode ini dapat membuat siswa lebih aktif dan berani berpendapat dikarenakan adanya pertukaran informasi pada saat diskusi. Selain itu dapat meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab, serta siswa lebih termotivasi dalam belajar. Karena termotivasi siswa menjadi mudah dalam memahami, mengingat dan menguasai materi serta mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik. 67 Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama dan bertanggung jawab (Yusuf, 2012: 2). Pembuatan mind mapping bertujuan agar siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami rumus, konsep maupun materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama dan bertanggung jawab serta memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami materi sehingga tujuan belajar tercapai. Hasil yang diperoleh adalah tercapainya ketuntasan belajar siswa dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tanggapan positif siswa terhadap metode yang diterapkan dalam pembelajaran. BAB 5 PENUTUP 5.1 SIMPULAN Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan harga rb sebesar 0,62 dan harga KD sebesar 37,89 %. 5.2 SARAN Simpulan yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Guru kimia dapat menerapkan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping untuk materi lainnya. 2. Guru kimia dapat menerapkan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping dalam pembelajaran sebagai alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 68 DAFTAR PUSTAKA Adodo, S. O. 2013. Effect of Mind-Mapping as a Self-Regulated Learning Strategy on Students’ Achievement in Basic Science and Technology. Mediterranean Journal of Social Science. 4(6): 163-172. Alamsyah, M.. 2009. Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Mind Mapping. Yogyakarta: Mitra Pelajar. Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara. Asna, L. S., Sugiharto, & E. Susanti. Efektivitas Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Menggunakan Media LKS Dilengkapi Molymod terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014. 2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3(1): 123-131. Buzan, T. 2014. Mind-Maps. Ebook pdf. Tersedia di http://www.wikihow.com/Make-a-Mind-Map [diakses 11-1-2015]. Boyanton, D., 2014. Redefine “Good” Discussion in Higher Education. The International of Learning in Higher Education. 20(4): 39-49. DePorter, B. & M. Hernacki. 2008. Quantum Learning. Bandung: PT Mizan Pustaka. Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Fuad. M. L. Z.. 2012. Penggunaan Media Film untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Service Engine dan Komponennya-Komponennya (Engine Tune-Up). Skripsi. Semarang: FT Universitas Negeri Semarang. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. 69 Bandung: Pustaka Setia. 70 Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Imaduddin, M. C. & U. H. N. Utomo. Efektifitas Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII. 2012. Jurnal Humanitas. 9(1):62-75. Kagan, S. 2012. The Bridge to Foreign Language Learning in Third Millenium. Theory and Pratice in Language Studies. 2(6):1134-1140. Kurniawati, A. & Saptorini. 2014. Penerapan Mind Mapping Dan Catatan Tulis Susun Terhadap Kreativitas Dan Ketuntasan Belajar. Chemistry in Education. 3(2): 147-154. Lie. A. 2004. Cooperatif Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Mardapi, D. 2012. Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Munib, A. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Rifa’i, A. & C.T. Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Rakhmawati, Z., Saptorini & Soeprodjo. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Three Stay Two Stay Berbasis Inquiry Terhadap Hasil Belajar. Chemistry in Education. 1(1): 154-159. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 71 Soeprodjo. 2014. Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Semarang: FMIPA UNNES. Sudjana. 2005. Metoda Statistia. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010a. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2010b. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Surianto, M. A. & J. Nurkamto. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Dengan Metode Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Pada Mata Diklat Teknik Mesin Di SMK Muhammadiyah Sumowono. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran. 2(2): 199-210. Susantika, 2009. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray) Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII SMP 1 Bandung. e-Journal pendidikan. 2(1): 178-185. Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Tee, T. K., M. N. A. Azman., S. Mohamed., M. Muhammad., M. M. Mohamad., J. Md. Yunos,. M. H. Yee, & W. Othman. 2014. Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique For Note-Taking. International Journal of Social, Management, Economics and Business Engineering.8(1): 28-31. Wahyuni, S., A.T. Widodo, & S. Fahmi. 2011. Pengaruh Pendekatan TS-TS Dengan Perlakuan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Hasil Kali Kelarutan Kelas XI SMA N 1 Bandar. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 5(2): 827-836. 72 Yusuf. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TS-TS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Kewirausahaan (Studi pada Kelas X SMK Ardjuna 2 Malang). Jurnal Pendidikan. 3(1): 1-13. 73 Lampiran 1. Nilai UAS 3 tahun Terakhir DAFTAR NILAI SISWA SMA NEGERI 10 SEMARANG Mata Pelajaran : KIMIA Materi pelajaran : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Nilai Rata-Rata / Tahun Ajaran 2011/2012 2012/2013 2013/2014 XI IPA 1 67,92 70,34 72,12 XI IPA 2 78,21 69,95 69,78 XI IPA 3 66,36 77,15 70,24 XI IPA 4 70,54 72,56 71,62 75 77 77 KKM 74 Lampiran 2. Daftar Nama Siswa DAFTAR NAMA SISWA Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Kelas Kontrol NAMA Adelia Sandra S. P. Almathea Anggi A. Anggit Kartikaning I. Anggit Pangesthi N. Arini Sofiana AsdikaYudistira Aulia Diah Zamroni Ayu Puspa Anggraini Bangkit Hanareksa Budiani Widarnawati Christina Johan Gita Christina Wulan K. Desi Puspita sari Diky Kurniawan A. Dwi Kusumaningsih Emelly Firdaus Fhadila Liandini R. Fiky Nurfadli Fiqih Setya Wibowo Ginda Elsa Arnidya Ika Giovani Khikmatul Isnaini Khusnul Hayati T. P. Kusuma Dewi W. Linda Setyowati Maliyah Menik Indriastuti Miranda Yoan R. Natalina Nita K. Oktarian Nisa W. Ryan Dwi Oktaviar Sandra Syifaurrohmah Vania Rheina Putri N Widhia Intania I. Yesika Arum Sari Yosua Mahastra No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 NAMA Ade Riskia Effendy Andre Widya B. Anggita Fatika Sari Ayu Krismiati Dian Nanda Pertiwi Dinda Intan Gustiani Ella Alferina Ellen Surya Riwana Ervian Risanda Putra Ilham Dharmawan Indria Mulyawati Iqbal Oktavianto A. Kintan Tria Radista Luthfi Pradita Mahendraldo Putra A Maraya Melinda Nur Aini Miftakhul Naini Muhammad Dzulfiqar J. A. Muhammad Friananda N. F. Muhammad Naufal A Raga Hardika P. Ricky Salam Ronaldo Wisnu B. Rossel Langgeng P. Saniyya Audifa Sari Fitri Fatimah Satria Indra A. Sri Soerya Ningsih Tiara Dewi Nalurita Umi Khulsum Vismanathan Adnan Yeyen Alfaris Yuni Laras Sati Yunisar Shafira Rizki Zerlinda Febriana Erlangga Yudian 75 Lampiran 3. Daftar Kelompok belajar TS-TS Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 1. Adelia 1. Fhadila 1. Arini 2. Ayu 2. Dwi K 2. Sandra 3. Asdika 3. Budiani 3. Diky 4. Ginda 4. Almathea 4. C.H. Johan Kelompok 5 Kelompok 6 1. Linda 1. Yesika 1. Maliyah 2. Khimkmatul 2. Aulia 2. Kusuma 3. Emelly 3. Khusnul 3. Menik 4. Fiqih 4. Anggit K. 4. Anggit P. Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 1. Vania 1. C.H. Wulan 1. Desi 2. Miranda 2. Natalina 2. Fiky 3. Oktarian 3. Syifa 3. Yosua 4. Ika 4. Ryan 4. Widhia Kelompok 4 5. Bangkit 76 Lampiran 4. Silabus SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/2 Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Alokasi Waktu Kompetensi dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. : 12 jam ( 2 jam untuk UH) Indikator Kegiatan Pembelajaran Menjelaskan Menjelaskan kesetimbangan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau dalam larutan jenuh larutan garam yang sukar atau larutan garam larut melalui diskusi kelas. yang sukar larut Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Menuliskan ungkapan berbagai Menghitung kelarutan suatu Ksp elektrolit yang elektrolit yang sukar larut sukar larut dalam melalui diskusi kelas air Materi Pembelajaran kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan Penilaian Jenis tagihan - tugas individu - tugas kelompok - ulangan Bentuk instrumen - performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis Alokasi Waktu 12 jam Sumber/ bahan/alat Sumber - buku paket kimia 2 - Michael Purba, Erlangga 2 - internet Bahan - lembar kerja siswa - bahan/ alat 77 untuk Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp percobaan Merancang dan melakukan praktikum untuk menentukan kelarutan garam dan membandingkannya dengan tetapan hasil kali kelarutan Menyimpulkan kelarutan suatu garam. 78 Lampiran 5. RPP Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri 10 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/II Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun pelajaran : 2014/2015 Pertemuan :1 A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. KOMPETENSI DASAR Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. C. INDIKATOR 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya 3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air secara mandiri dan bertanggungjawab, siswa mampu menjelaskan pengertian kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dengan benar dan tepat. 2. Siswa mampu menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut dengan benar dan tepat melalui 79 percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air secara mandiri dan bertanggungjawab. 3. Melalui diskusi kelompok secara mandiri dan bertanggung jawab, siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya dengan benar dan tepat. 4. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air dengan cermat dan teliti melalui diskusi kelompok secara mandiri dan bertanggungjawab. E. MATERI AJAR Kelarutan Untuk menyatakan jumlah zat yang terlarut dalam larutan jenuh digunakan istilah kelarutan dan diberi simbol s (solubility) jadi, kelarutan merupakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu. Satuan kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Jenis Pelarut Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut nonpolar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar. 2) Temperatur/Suhu Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air. Kelarutan Sebagai Sistem Kesetimbangan Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. Secara umum persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah: AxBy(s) ⇄ XAy+(aq) + YBx-(aq) Maka Ksp = [Ay+]x [Bx-]y karena [AxBy] konstan 80 Keterangan : X dan Y adalah koefisien x- dan y+ adalah muatan dari ion A dan B Hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan Jika harga kelarutan dari senyawa AxBy sebesar s mol L–1, maka di dalam reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion Ax+ dan By– adalah: AxBy(s) xAy+(aq) + yBx-(aq) -1 s mol L xs mol L-1 ys mol L-1 sehingga harga hasil kali kelarutannya adalah: Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx–]y = (xs)x (ys)y = xx.sx.yy.sy = xy.yx.sx+y 𝐾𝑠𝑝 sx+y = 𝑥 𝑥 𝑦 𝑦 s = 𝑥 +𝑦 𝐾𝑠𝑝 𝑥𝑥𝑦𝑦 F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model : Cooperatif Learning Metode : Two Stay Two Stray (TS-TS) G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN No 1. Kegiatan Pembelajaran Waktu (menit) Kegiatan Awal 15 menit Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Guru menyiapkan siswa secara psikis dengan menginstruksikan untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai Guru memeriksa kehadiran siswa Guru menjelaskan tujuan dan metode pembelajaran Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4 orang. Guru memberi pertanyaan awal tentang kelarutan garam dalam air 81 Siswa memperhatikan secara mandiri pertanyaan yang disampaikan oleh guru dan berpatisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 2. Kegiatan Inti 110 menit Eksplorasi Siswa membaca sekilas tentang materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan Siswa bergabung dengan kelompoknya Guru menjelaskan tentang larutan jenuh dan tak jenuh. Guru menjelaskan tentang kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut Guru menjelaskan tentang hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Guru menyampaikan kepada siswa untuk bekerjasama dalam pembagian tugas Guru membagikan lembar kerja kepada tiap-tiap kelompok untuk dikerjakan bersama-sama Elaborasi Siswa mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru Guru membimbing siswa dalam menganalisis hasil lembar kerja Guru memantau aktivitas siswa dengan bantuan lembar observasi Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan Siswa menjawab pertanyaan pada lembar kerja dan mengkomunikasikan hasilnya dengan dua 82 orang bertamu ke kelompok lain dan dua orang tetap tinggal dikelompoknya Siswa yang tinggal di kelompok membagikan hasil kerja kepada kelompok tamu dan saling bertukar informasi Kelompok tamu kembali ke kelompok asal dan melaporkan hasil kerja dari kelompok yang di datangi Siswa diminta untuk membuat mind mapping berdasar materi yang telah dipelajari Guru meminta semua kelompok untuk mengumpulkan hasil kerjanya Konfirmasi Guru dan siswa membahas lembar kerja bersama untuk menyamakan persepsi Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti 3. Kegiatan akhir 10 menit Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya dan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR Media : mind mapping, papan tulis, spidol, penghapus Alat dan Bahan : Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian, air, garam, sendok, dan gelas 83 I. SUMBER BELAJAR Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Retnowati, P. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grafindo Media Pratama. internet J. PENILAIAN HASIL BELAJAR Teknik penilaian : Tes dan Non tes Bentuk instrumen a. Tes Lembar soal diskusi b. Non tes Lembar observasi penilaian afektif Semarang, 26 Januari 2015 Guru Pamong, Praktikan, Puji Ningrum,SPd Idha Zuly Astutik NIP 198012242008012007 NIM 4301411008 84 LEMBAR DISKUSI Materi : Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan Petunjuk : a. Semua soal dikerjakan pada lembar jawab yang telah disediakan, tetapi untuk Kelompok 1 s.d 4 soal yang utama untuk dikerjakan adalah soal nomer 2-3 Kelompok 5 s.d 9 soal yang utama untuk dikerjakan adalah soal nomer 4-5 b. Waktu masing-masing kelompok mengerjakan tugas adalah 20 menit c. Waktu bertamu dan menerima tamu dengan kelompok lain adalah 15 menit d. Waktu berdiskusi dan membuat kesimpulan dengan kelompok asal adalah 15 menit 1. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut: a. Kelarutan (s) 2. b. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Tentukan kelarutan maksimum Ag2CrO4 tersebut dalam mol L–1. (Ar = 16, Cr=52, Ag=108). 3. Tulislah persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam/basa berikut: a. AgCl b. Ca3(PO4)2 c. Al(OH)3 d. PbCl2 4. Sebanyak 4,5 mg magnesium hidroksida Mg(OH)2 dapat larut dalam 500 mL air. Tentukan kelarutan maksimum Mg(OH)2 dalam mol L–1. (Ar H=1, O=16, Mg=24) 5. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: a. Al(OH)3 b. PbCl2 c. Ca3(PO4)2 d. AgCl 85 Nama Kelompok/no absen Kelas : 1. 3. 2. 4 LEMBAR JAWAB .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 86 Kunci Jawaban 1. Pengertian dari a. Kelarutan : jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga membentuk kesetimbangan b. Tetapan hasil kali kelarutan : hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing-masing dalam larutan jenuh 2. Jumlah mol Ag2CrO4 = 4,35 𝑥 10 −3 𝑔 332 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1,31 x 10-5 mol 𝑠 = 𝑛 𝑣 𝑠 = 1,31 x 10−5 mol = 1,31 x 10−4 mol L−1 0,1 𝐿 3. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan Ag+(aq) + Cl-(aq) a. AgCl(s) Ksp = [Ag+] [Cl-] 3 Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq) b. Ca3(PO4)2(s) Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2 Al3+(aq) + 3OH-(aq) c. Al(OH)3(s) Ksp = [Al3+] [OH-]3 Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) d. PbCl2 Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 4. Jumlah mol Mg(OH)2 = 4,5 𝑥 10 −3 𝑔 58 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,077 x 10-3 mol 𝑠 = 𝑛 𝑣 𝑠 = 0,077 x 10−3 mol = 1,551 x 10−4 mol L−1 0,5 𝐿 87 5. hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan a. Al(OH)3 Al(OH)3(s) Al3+(aq) + 3OH-(aq) s s 3s Ksp = [Al3+] [OH-]3 = (3s)3 s = 27 s4 b. PbCl2 PbCl2 Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) s s 2s Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 (2s)2 = s = 4 s3 c. Ca3(PO4)2 Ca3(PO4)2(s) 3Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq) s 3s 2s Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2 = (3s)3 (2s)2 = 108 s5 d. AgCl AgCl(s) Ag+(aq) + s s Ksp = [Ag+] [Cl-] =s =s s 2 Cl-(aq) s 88 Penskoran 1. Soal nomer 1 : setiap poin bernilai 5, jika salah satu jawaban salah diberi nilai 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10 2. Soal nomer 2 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10 3. Soal nomer 3 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin adalah 40. 4. Soal nomer 4 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10 5. Soal nomer 5 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin adalah 40. Total skor = 110 NA=110 : 11 x 10 = 100 89 Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri 10 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/II Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Tahun pelajaran : 2014/2015 Pertemuan :3 A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. KOMPETENSI DASAR Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. C. INDIKATOR Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan membuktikannya melalui praktikum D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui percobaan sederhana reaksi pengendapan secara mandiri dan bertanggungjawab, siswa mampu membuktikan terbentuk atau tidaknya endapan berdasarkan harga Ksp dengan benar dan tepat. E. MATERI AJAR Reaksi Pengendapan Ksp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat dalam larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan 90 dengan cara membandingan Ksp dengan Qc (hasil kali konsentrasi awal ion-ion dipangkatkan koefisiennya dalam larutan dimana zat terionisasi sempurna). Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu : a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh) b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap) c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan belum jenuh) F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Metode : Two Stay Two Stray (TS-TS), Eksperimen G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN No 1. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 2. Waktu (menit) 10 menit Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Guru memeriksa kehadiran siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru memberi pertanyaan awal tentang hubungan Ksp dan Qc Siswa sudah duduk sesuai kelompok praktikum Siswa berpatisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Kegiatan Inti 70 menit Eksplorasi Siswa menanyakan cara kerja praktikum yang belum dipahami Guru menjelaskan cara kerja praktikum yang ditanyakan oleh siswa Guru menyampaikan kepada siswa untuk bekerjasama dalam pembagian tugas praktikum 91 Elaborasi Siswa melakukan praktikum secara berkelompok Siswa dibimbing dalam menganalisis hasil lembar kerja Guru memantau aktivitas siswa dengan bantuan lembar observasi Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok Siswa menganalisis data hasil percoban mengenai reaksi pengendapan secara berkelompok Guru mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan Setiap kelompok mendiskusikan dan menjawab pertanyaan lembar diskusi praktikum yang telah guru bagikan Siswa mencatat hasil praktikum pada lembar data pengamatan Siswa mengerjakan soal pratikum secara berkelompok dengan berdiskusi Hasil kerja yang dikerjakan setiap kelompok dikomunikasikan dengan kelompok lain dengan dua orang bertamu ke kelompok lain dan dua orang tetap tinggal dikelompoknya Siswa yang tinggal di kelompok membagikan hasil kerja kepada kelompok tamu dan saling bertukar informasi mengenai hasil praktikum dan lembar kerja yang dikerjakan tiap-tiap kelompok Kelompok tamu kembali ke kelompok asal dan melaporkan hasil kerja dari kelompok yang di datangi Guru meminta semua kelompok untuk mengumpulkan data pengamatan praktikum sementara 92 Konfirmasi Beberapa kelompok menyampaikan hasil praktikumnya di depan kelas untuk menyamakan persepsi Kelompok lain memberikan tanggapan.. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai praktikum yang dilaksanakan 3. Kegiatan akhir 10 menit Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar sub bab selanjutnya Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum paling lambat satu minggu setelah praktikum Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR Media : papan tulis, spidol, penghapus Alat dan Bahan : Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian, Lembar Kerja Praktikum, Alat dan Bahan Praktikum I. SUMBER BELAJAR Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Retnowati, P. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grafindo Media Pratama. 93 J. PENILAIAN HASIL BELAJAR Teknik penilaian : Tes dan Non tes Bentuk instrumen a. Tes Laporan praktikum b. Non tes 1) Penilaian afektif 2) Penilaian psikomotorik Semarang, 26 Januari 2015 Guru Pamong, Praktikan, Puji Ningrum,SPd Idha Zuly Astutik NIP 198012242008012007 NIM 4301411008 94 Lembar Petunjuk Praktikum “Reaksi Pengendapan” A. Tujuan Memperkirakan terjadinya endapan melalui proses pencampuran dua larutan yang sukar larut direaksikan. B. Dasar Teori Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu: a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh) b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap) c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan belum jenuh) C. Alat dan Bahan Alat : Bahan : - tabung reaksi - Larutan Pb(NO3)2 0,01 M - pipet tetes - Larutan CaCl2 0,01 M - rak tabung reaksi - Larutan CaCl2 0,005 M - gelas ukur - Larutan BaCl2 0,01 M - gelas kimia - Larutan KI 0,01 M - Larutan H2SO4 0,01 M - Aquades D. Langkah Kerja (1) Tambahkan masing-masing 1 ml larutan Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan Larutan CaCl2 0,01 M ke dalam tabung reaksi (2) Amati perubahan yag terjadi. (3) Ulangi langkah pertama dengan komposisi larutan sebagai berikut: 95 - Tabung reaksi B: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan KI 0,01 M. - Tabung reaksi C: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01 M. - Tabung reaksi D: 1 ml larutan CaCl2 0,005 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01 M. - Tabung reaksi E: 1 ml larutan BaCl2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01 M. - Ksp PbCl2 = 2,0 x 10-5 - Ksp PbI2 = 7,1 x 10-9 - Ksp PbSO4 = 1,6 x 10-8 - Ksp CaSO4 = 2,0 x 10-5 - Ksp BaSO4 = 1,0 x 10-10 E. Data Pengamatan Larutan yang direaksikan Menurut perhitungan (terjadi/tidak terjadi endapan) Hasil pengamatan (terjadi/tidak terjadi endapan) Pb(NO3)2 dan CaCl2 Pb(NO3)2 dan KI Pb(NO3)2 dan H2SO4 CaCl2 dan H2SO4 BaCl2 dan H2SO4 F. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ G. Pertanyaan 1. Campuran larutan garam manakah yang terbentuk endapan? 2. Campuran larutan garam manakah yang tidak terbentuk endapan? 3. Tuliskan persamaan reaksi pada praktikum diatas! 96 H. Kesimpulan ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ I. Daftar Pustaka ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Semarang, ……………………2015 Diperiksa tgl. Paraf Guru 97 Lampiran 6. RPP Kelas Kontrol Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri 10 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/II Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun pelajaran : 2014/2015 Pertemuan :1 A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. KOMPETENSI DASAR Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. C. INDIKATOR 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya 3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air secara mandiri dan bertanggungjawab, siswa mampu menjelaskan pengertian kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dengan benar dan tepat. 2. Siswa mampu menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut dengan benar dan tepat melalui 98 percobaan sederhana kelarutan garam sukar larut dalam air secara mandiri dan bertanggungjawab. 3. Melalui diskusi kelompok secara mandiri dan bertanggung jawab, siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya dengan benar dan tepat. 4. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air dengan cermat dan teliti melalui diskusi kelompok secara mandiri dan bertanggungjawab. E. MATERI AJAR Kelarutan Untuk menyatakan jumlah zat yang terlarut dalam larutan jenuh digunakan istilah kelarutan dan diberi simbol s (solubility) jadi, kelarutan merupakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu. Satuan kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 3) Jenis Pelarut Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut nonpolar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar. 4) Temperatur/Suhu Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air. Kelarutan Sebagai Sistem Kesetimbangan Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. Secara umum persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah: AxBy(s) ⇄ XAy+(aq) + YBx-(aq) Maka Ksp = [Ay+]x [Bx-]y karena [AxBy] konstan 99 Keterangan : X dan Y adalah koefisien x- dan y+ adalah muatan dari ion A dan B Hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan Jika harga kelarutan dari senyawa AxBy sebesar s mol L–1, maka di dalam reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion Ax+ dan By– adalah: AxBy(s) xAy+(aq) + yBx-(aq) s mol L-1 xs mol L-1 ys mol L-1 sehingga harga hasil kali kelarutannya adalah: Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx–]y = (xs)x (ys)y = xx.sx.yy.sy = xy.yx.sx+y 𝐾𝑠𝑝 sx+y = 𝑥 𝑥 𝑦 𝑦 s = 𝑥 +𝑦 𝐾𝑠𝑝 𝑥𝑥𝑦𝑦 F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Model : cooperatif learning Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN No 1. Kegiatan Pembelajaran Waktu (menit) Kegiatan Awal 10 menit Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Guru menyiapkan siswa secara psikis dengan menginstruksikan untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai Guru memeriksa kehadiran siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran. Guru memberi pertanyaan awal tentang kelarutan garam dalam air Siswa berpatisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 100 2. Kegiatan Inti 115 menit Eksplorasi Siswa membaca sekilas tentang materi kelarutan dan tetapn hasil kali kelarutan Guru menjelaskan tentang larutan jenuh dan tak jenuh. Guru menjelaskan tentang kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut Guru menjelaskan tentang menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri Elaborasi Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru. Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah guru bagikan Siswa menganalisis hasil lembar kerja dengan bimbingan guru Guru memantau aktivitas siswa dengan bantuan lembar observasi Siswa mengerjakan soal secara mandiri Guru memantau kerja dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan Lembar kerja yang telah dikerjakan dikumpulkan untuk dikoreksi Konfirmasi Guru dan siswa membahas lembar kerja bersama untuk menyamakan persepsi Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami 101 3. Kegiatan akhir 10 menit Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar mengenai kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya dan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR Media : papan tulis, spidol, penghapus Alat dan Bahan : Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian, air, garam, sendok, dan gelas I. SUMBER BELAJAR Purba, M. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Retnowati, P. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sutresna, N. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Internet J. PENILAIAN HASIL BELAJAR Teknik penilaian : Tes dan Non tes Bentuk instrumen a. Tes Lembar Kerja Siswa b. Non tes Lembar observasi penilaian afektif Semarang, 26 Januari 2015 Guru Pamong, Praktikan, Puji Ningrum,SPd Idha Zuly Astutik NIP 198012242008012007 NIM 4301411008 102 LEMBAR KERJA SISWA Materi : Kelarutan dan Tetapan hasil kali kelarutan 1. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut : a. Kelarutan (s) b. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 2. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Tentukan kelarutan maksimum Ag2CrO4 tersebut dalam mol L1- . (Ar = 16, Cr=52, Ag=108). 3. Tulislah persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam/basa berikut: a. AgCl b. Ca3(PO4)2 c. Al(OH)3 d. PbCl2 4. Sebanyak 4,5 mg magnesium hidroksida Mg(OH)2 dapat larut dalam 500 mL air. Tentukan kelarutan maksimum Mg(OH)2 dalam mol L1- (Ar H=1, O=16, Mg=24) 5. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: a. Al(OH)3 b. PbCl2 c. Ca3(PO4)2 d. AgCl 103 Nama No absen Kelas LEMBAR JAWAB .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 104 Kunci Jawaban 1. Pengertian dari a. Kelarutan : jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga membentuk kesetimbangan b. Tetapan hasil kali kelarutan : hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing-masing dalam larutan jenuh 2. Jumlah mol Ag2CrO4 = 4,35 𝑥 10 −3 𝑔 332 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1,31 x 10-5 mol 𝑠 = 𝑛 𝑣 𝑠 = 1,31 x 10−5 mol = 1,31 x 10−4 mol L−1 0,1 𝐿 3. Tetapan Ksp Ag+(aq) + Cl-(aq) a. AgCl(s) Ksp = [Ag+] [Cl-] 3 Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq) b. Ca3(PO4)2(s) Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2 Al3+(aq) + 3OH-(aq) c. Al(OH)3(s) Ksp = [Al3+] [OH-]3 Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) d. PbCl2 Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 4. Jumlah mol Mg(OH)2 = 4,5 𝑥 10 −3 𝑔 58 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,077 x 10-3 mol 𝑠 = 𝑛 𝑣 𝑠 = 0,077 x 10−3 mol = 1,551 x 10−4 mol L−1 0,5 𝐿 105 5. hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan a. Al(OH)3 Al(OH)3(s) Al3+(aq) + 3OH-(aq) s s 3s Ksp = [Al3+] [OH-]3 = (3s)3 s = 27 s4 b. PbCl2 PbCl2 Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) s s 2s Ksp = [Pb2+] [Cl-]2 (2s)2 = s = 4 s3 c. Ca3(PO4)2 Ca3(PO4)2(s) 3Ca2+(aq) + 2 PO43-(aq) s 3s 2s Ksp = [Ca2+]3 [PO43-]2 = (3s)3 (2s)2 = 108 s5 d. AgCl AgCl(s) Ag+(aq) + s s Ksp = [Ag+] [Cl-] =s =s s 2 Cl-(aq) s 106 Penskoran 1. Soal nomer 1 : setiap poin bernilai 5, jika salah satu jawaban salah diberi nilai 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10 2. Soal nomer 2 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10 3. Soal nomer 3 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin adalah 40. 4. Soal nomer 4 : jika jawaban benar sampai jumlah mol di beri nilai 5, jika benar sampai kelarutan diberi skor 5, jika salah semua diberi nilai 2. Total nilai 10 5. Soal nomer 5 : setiap poin bernilai 10, jika ionisasi benar skor 5 dan ksp benar skor 5. jika salah semua diberi nilai 2 tiap poinnya. Total skor 4 poin adalah 40. Total skor = 100 Nilai 10 point hanya nilai tambahan ketika total skor rendah. NA=100 107 Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri 10 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/II Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Tahun pelajaran : 2014/2015 Pertemuan :3 A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. KOMPETENSI DASAR Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. C. INDIKATOR Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan membuktikannya melalui praktikum D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui percobaan sederhana reaksi pengendapan secara mandiri dan bertanggungjawab, siswa mampu membuktikan terbentuk atau tidaknya endapan berdasarkan harga Ksp dengan benar dan tepat. E. MATERI AJAR Reaksi Pengendapan Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu: 108 a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh) b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap) c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan belum jenuh) F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Metode : eksperimen, diskusi G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN No Kegiatan Pembelajaran Waktu (menit) 1. Kegiatan Awal 10 menit Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberi pertanyaan awal tentang hubungan Ksp dan Qc Siswa sudah duduk sesuai kelompok praktikum Pertanyaan yang disampaikan oleh guru diperhatikan secara seksama oleh siswa Siswa berpatisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa menanyakan cara kerja praktikum yang belum dimengerti Guru menjelaskan cara kerja praktikum yang ditanyakan oleh siswa Guru menyampaikan kepada siswa untuk bekerjasama dalam pembagian tugas praktikum 70 menit 109 Elaborasi Siswa melakukan praktikum secara berkelompok Guru membimbing siswa dalam menganalisis hasil lembar kerja Aktivitas siswa dipantau oleh guru dengan bantuan lembar observasi Siswa menganalisis data hasil praktikum mengenai reaksi pengendapan secara berkelompok Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan Setiap kelompok mendiskusikan dan menjawab pertanyaan lembar diskusi praktikum yang telah guru bagikan Siswa mencatat hasil praktikum pada lembar data pengamatan Siswa menjawab pertanyaan praktikum dengan berkelompok Guru meminta mengumpulkan semua data kelompok pengamatan untuk praktikum sementara Konfirmasi Beberapa kelompok menyampaikan hasil praktikumnya di depan kelas. Kelompok lain memberikan pendapat Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai praktikum yang dilaksanakan 3. Kegiatan akhir Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar materi selanjutnya 10 menit 110 Guru meminta siswa untu mengumpulkan laporan praktikum paling lambat satu minggu setelah praktikum dilaksanakan Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam H. MEDIA, ALAT DAN BAHAN BELAJAR Media : papan tulis, spidol, penghapus Alat dan Bahan : Lembar Diskusi Siswa, Lembar Penilaian, Lembar Kerja Praktikum, Alat dan Bahan Praktikum I. SUMBER BELAJAR Purba, Michael. 2006. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Retnowati, Priscilla. 2007. Seribu Pena Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sutresna, Nana. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grafindo Media Pratama. J. PENILAIAN HASIL BELAJAR Teknik penilaian : Tes dan Non tes Bentuk instrumen a. Tes 1) Laporan praktikum b. Non tes 1) Penilaian afektif 2) Penilaian psikomotorik Semarang, 26 Januari 2015 Guru Pamong, Praktikan, Puji Ningrum,SPd Idha Zuly Astutik NIP 198012242008012007 NIM 4301411008 111 Lembar Petunjuk Praktikum “ Reaksi Pengendapan” A. Tujuan Memperkirakan terjadinya endapan melalui proses pencampuran dua larutan yang sukar larut direaksikan. B. Dasar Teori Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu: a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh) b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap) c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan belum jenuh) C. Alat dan Bahan Alat : Bahan : - tabung reaksi - Larutan Pb(NO3)2 0,01 M - pipet tetes - Larutan CaCl2 0,01 M - rak tabung reaksi - Larutan BaCl2 0,01 M - gelas ukur - Larutan KI 0,01 M - gelas kimia - Larutan H2SO4 0,01 M - Aquades D. Langkah Kerja 1. Tambahkan masing-masing 1 ml larutan Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan Larutan CaCl2 0,01 M ke dalam tabung reaksi 2. Amati perubahan yag terjadi. 3. Ulangi langkah pertama dengan komposisi larutan sebagai berikut: - Tabung reaksi B: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan KI 0,01 M. 112 - Tabung reaksi C: 1 ml Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01 M. - Tabung reaksi D: 1 ml larutan CaCl2 0,005 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01 M. - Tabung reaksi E: 1 ml larutan BaCl2 0,01 M dan 1 ml larutan H2SO4 0,01 M. - Ksp PbCl2 = 2,0 x 10-5 - Ksp PbI2 = 7,1 x 10-9 - Ksp PbSO4 = 1,6 x 10-8 - Ksp CaSO4 = 2,0 x 10-5 - Ksp BaSO4 = 1,0 x 10-10 E. Data Pengamatan Larutan yang direaksikan Menurut perhitungan (terjadi/tidak terjadi endapan) Hasil pengamatan (terjadi/tidak terjadi endapan) Pb(NO3)2 dan CaCl2 Pb(NO3)2 dan KI Pb(NO3)2 dan H2SO4 CaCl2 dan H2SO4 BaCl2 dan H2SO4 F. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ G. Pertanyaan 1. Campuran larutan garam manakah yang terbentuk endapan? 2. Campuran larutan garam manakah yang tidak terbentuk endapan? 3. Tuliskan persamaan reaksi pada praktikum diatas! 113 H. Kesimpulan ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ I. Daftar Pustaka ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Semarang, ……………………2015 Diperiksa tgl. Paraf Guru Kisi-Kisi Soal Uji Coba Mata Pelajaran : Kimia Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Kompetensi Indikator Indikator pencapaian C1 C2 C3 C4 Jumlah 1. Siswa dapat menjelaskan 1, 2, 3 47 4 4, 17 31 3 Dasar Memprediksi Menjelaskan terbentuknya kesetimbangan dalam endapan dari larutan jenuh atau suatu reaksi larutan garam yang berdasarkan sukar larut prinsip kelarutan dan tetapan hasil pengertian kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan 2. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 3. Siswa dapat menentukan kali 8, 9 5, 6 4 10, 23,15, 19 50 7 harga kelarutan suatu garam kelarutan.(Ksp) Menghubungkan Siswa dapat tetapan hasil kali menghubungkan tetapan kelarutan dengan hasil kali kelarutan tingkat kelarutan atau dengan tingkat kelarutan pengendapannya atau pengendapannya 12, 22 Lampiran 7. Kisi-Kisi Soal 114 115 Menuliskan ungkapan Siswa dapat menuliskan berbagai Ksp elektrolit ungkapan berbagai Ksp yang sukar larut dalam elektrolit yang sukar air larut dalam air 7, 13, 16 Menghitung kelarutan 1. Siswa dapat menentukan harga Ksp suatu larutan suatu elektrolit yang 11, 26 sukar larut 2. Siswa dapat menentukan konsentrasi ion larutan berdasarkan data harga 3 20, 25 21, 30 24 6 1 Ksp atau sebaliknya Menjelaskan pengaruh 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian efek ion penambahan ion sejenis senama dalam larutan 2. Siswa dapat menentukan pH larutan yang ditambahkan ion sejenis 3. Siswa dapat menentukan kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dari penambahan ion sejenis 28 1 27 36 41 2 29, 37, 48 14 5 116 Menentukan pH 1. Siswa dapat menentukan hubungan antara larutan dari harga KspKelarutan dan pH suatu nya larutan 32 2. Siswa dapat menentukan kelarutan dan tetpan hasil kali kelarutan suatu larutan dari pH yang diketahui atau sebaliknya Memperkirakan 35 2 18, 34, 38 3 1. Siswa dapat menjelaskan syarat terbentuknya terbentuknya endapan endapan berdasarkan harga Ksp 2. Sisa dapat menentukan faktor yang menyebabkan terjadinya endapan 33 39, 40 3 Fungsi Ksp dalamn Siswa dapat menjelaskan 45 46 kehidupan sehari-hari hubungan kelarutan dan Jumlah 10 19 14 7 50 Presentase 20% 38% 28% 14% 100% 44 42, 43, 49 4 2 Ksp dalam kehidupan sehari-hari 117 Kunci Jawaban 1. E 11. C 21. A 31. A 41. B 2. C 12. B 22. E 32. A 42. D 3. E 13. D 23. B 33. E 43. E 4. A 14. D 24. A 34. B 44. A 5. D 15. A 25. E 35. A 45. E 6. E 16. E 26. C 36. D 46. B 7. A 17. B 27. C 37. C 47. B 8. E 18. D 28. E 38. B 48. C 9. C 19. D 29. A 39. B 49. A 10. E 20. A 30. A 40. B 50. D 118 Lampiran 8. Soal Uji Coba KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang (50229) Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas Semester Waktu : Kimia : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan : XI : Genap : 90 menit Petunjuk mengerjakan soal 1. Tulislah terlebih dahulu, nama nomer absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia 2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakannya. 3. Berikan tanda silang (X) pada huruf jawaban yang Anda anggap benar 4. Apabila ada jawabn yang Anda anggap salah dan ingin diperbaiki, maka coretlah dengan dua garis mendatar pada jawaban yang Anda anggap salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar Contoh : pilihan semula A B C D E X Menjadi A B C D X E X 5. Periksa kembali jawaban Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar soalnya 6. Lembar soal tetap bersih, jangan dicoret-coret 7. Berdoalah sebelum mengerjakan Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar ! 1. Banyaknya jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut disebut.... a. Zat terlarut b. Hubungan kelarutan c. Tetapan hasil kali kelarutan d. Satuan kelarutan e. Kelarutan 2. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut ... a. Zat terlarut b. Hubungan kelarutan c. Tetapan hasil kali kelarutan 119 d. Satuan kelarutan e. Kelarutan 3. Besarnya kelarutan suatu senyawa dipengaruhi oleh ... a. pH, suhu, dan kelembaban b. Jenis zat terlarut, pH dan tekanan c. Jenis zat terlarut, pH dan udara d. Jenis zat terlarut, jenis zat pelarut, dan udara e. Jenis zat pelarut, zat terlarut, suhu, pH dan udara 4. Pernyataan berikut yang benar mengenai suatu larutan jenuh dalam keadaan setimbang adalah ... a. Larutan mengendap b. Keadaan suhu larutan bertambah c. Jika ditambahkan zat lagi, maka masih bisa larut d. Terjadi kesetimbangan antara larutan dengan ion-ion hasil disosiasinya e. Terjadi kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya 5. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Kelarutan maksimal Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1. (Ar O= 16, Cr=52, Ag=108) adalah.... a. 1,31 x 10-5 mol L-1 d. 1,31 x 10-4 mol L-1 b. 13,1 x 10-5 mol L-1 e. 1,31 x 10-3 mol L-1 c. 13,1 x 10-4 mol L-1 6. Sebanyak 4,5 mg magnesium hidroksida dapat larut dalam 500 mL air. kelarutan maksimal magnesium hidroksida dalam mol L-1 (Ar H=1, O=16, Mg=24) adalah.... a. 0,077 x 10-3 mol L-1 d. 1,551 x 10-3 mol L-1 b. 0,77 x 10-3 mol L-1 e. 1,551 x 10-4 mol L-1 c. 0,7 x 10-3 mol L-1 7. Suatu garam memiliki Ksp 27s4, jika kelarutan garam tersebut s mol L-1 maka rumus garam yang mungkin adalah ... a. AB3 d. A2B b. AB e. A2B3 120 c. AB2 8. Diketahui garam X2Y3 sukar larut dalam air, Ksp X2Y3 adalah ... a. 2[X] . 3[Y] d. [X]2 . [Y]3 b. [2X]2 . [3Y]3 e. [X3+]2 . [Y-2]3 c. [X2+]. [Y-3]2 9. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah ... a. Ag3PO4, Ksp : 1,8 x 10-18 b. ZnS, Ksp : 2,5 x 10-21 c. Ag2S, Ksp : 5,5 x 10-51 d. Ba3(PO4)2, Ksp : 6 x 10-39 e. Bi2S3, Ksp : 1,6 x 10-32 10. Bila kelarutan kalium fosfat (Ca3(PO4)2) dalam air adalah a mol L-1maka harga Ksp dari zat itu adalah.... a. a2 d. 27a3 b. 4a2 e. 108a5 c. 27a4 11. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air sebesar 1 x 10–2 mol L–1, maka Ksp Mg(OH)2 adalah…. a. 1 x 10-6 d. 2 x 10-4 b. 1 x 10-6 e. 4 x 10-4 c. 4 x 10-6 12. Suatu garam dimasukkan kedalam air, setelah beberapa saat masih terdapat garam yang belum larut. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ... a. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam = Ksp garam b. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam < Ksp garam c. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam > Ksp garam d. Jumlah garam terlalu banyak e. Jumlah air terlalu banyak 13. Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al2(CO3)3 dalam air adalah ... a. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] b. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+] c. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] / Al2(CO3)3 121 d. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]2 [CO32-]3 e. Ksp Al2(CO3)3 = [Al32 -] / Al2(CO3)3 14. Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 0,1 M adalah... (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12) a. 0,245 x 10-5 d. 2,45 x 10-6 b. 2,45 x 10-5 e. 24,5 x 10-6 c. 24,5 x 10-5 15. Jika perak kromat ( Ag2CrO4) memiliki kelarutan x mol L-1, maka Ksp zat tersebut adalah ... a. 4x3 d. x3 b. 9x2 e. 27x3 c. 108x5 16. Hasil kali kelarutan timbal (II) Iodida adalah ... a. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-]2 b. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-] c. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-2] d. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-] e. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]2 17. Berikut pernyataan yang benar mengenai suatu larutan yang telah mencapai keadaan jenuh adalah ... a. Tepat terbentuk endapan b. Larutan telah mengendap c. Larutan melarut d. Suhu larutan mengalami peningkatan e. Proses melarut dan mengendap sama cepat 18. Ke dalam larutan MSO4 0,02 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk endapan dengan pH 10, maka Ksp M(OH)2 adalah... a. 2 x 10-12 d. 2 x 10-10 b. 4 x 10-10 e. 4 x 10-11 c. 4 x 10-12 19. Jika Ksp AgNO3 adalah 9x2 , maka kelarutan AgNO3 adalah ... a. x d. 3x 122 b. 2x e. 18x4 c. 3x2 20. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium florida (MgF2) pada 180C diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Ksp MgF2 adalah.... (Ar Mg = 24, F = 19) a. 6,9 x 10-9 d. 2,3 x 10-10 b. 6,9 x 10-10 e. 2,3 x 10-11 c. 0,69 x 10-9 21. Diketahui Ksp dari Ag2CrO4 pada 30 0C = 1,6 10-9 . (Ar Ag = 108, Cr = 52, O=16). berapa mg Ag2CrO4 padat maksimum yang dapat terlarut dalam 100 mL larutan adalah... a. 24,568 mg d. 245,68 mg b. 2,4568 mg e. 0,24568 mg c. 0,24568 mg 22. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah... a. Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis b. Ksp AgCl menyatakan jumlah maksimum garam AgCl yang larut c. Jika Ksp AgCl > [ Ag+] [Cl-] berarti larutan tepat jenuh d. Jika Ksp AgCl = [ Ag+] [Cl-] berarti larutan belum jenuh e. Jika Ksp AgCl < [ Ag+] [Cl-] berarti larutan lewat jenuh 23. Bila kelarutan PbCl2 dalam air adalah s mol/L maka harga Ksp dari zat itu adalah.... a. s2 d. 27s3 b. 4s3 e. 108s5 c. 27s4 24. Konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan jenuh Ba3(PO4)2 adalah a mol L-1, maka konsentrasi ion PO43- dalam larutan sebesar... mol L-1 a. 2a/3 d. 2a b. a e. 3a c. 3a/2 25. Diantara senyawa Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4, dan Fe(OH)3 masing-masing kelarutannya adalah s mol L-1. Yang memiliki harga Ksp = 27s4 adalah... 123 a. Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4 d. BaF2, Ag3PO4 b. Hg2Br2, Ag3PO4, BaF2 e. Fe(OH)3, Ag3PO4 c. BaF2, Fe(OH)3 26. Garam dengan kelarutan paling besar adalah... a. AgCl; Ksp = 10-10 d. AgI; Ksp = 10-16 b. Ag2CrO4; Ksp = 3,2 x10-12 e. Ag2S2 = 1,6 x 10-49 c. Ag2C2O4; Ksp = 1,1 x10-11 27. Kelarutan garam AgCl yang terkecil terdapat pada larutan.... a. HCl 0,1 M d. CuCl2 0,1 M b. NaCl 0,1 M e. BaCl2 0,1 M c. AlCl3 0,1 M 28. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut.. a. Pengaruh ion sejenis b. Larutan tepat jenuh c. Larutan lewat jenuh d. Kuosien reaksi e. Pengendapan 29. Diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10 . kelarutan AgCl dalam larutan CaCl2 0,1 M adalah.... mol L-1 a. 5 x 10-10 d. 5 x 10-13 b. 5 x 10-11 e. 5 x 10-14 c. 5 x 10-12 30. Diketahui harga Ksp sebagai berikut : 1. CaCO3 = 4,5 x 10-9 2. BaCO3 = 5 x 10-9 3. MgCO3 = 3,5 x 10-8 4. SrCO3 = 9,3 x 10-10 Urutan kelarutan dari yang terkecil adalah... a. 4,1,2,3 d. 3,2,1,4 b. 3,1,2,4 e. 4,2,1,3 c. 1,3,4,2 124 31. Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH)3 adalah ... a. Fe(OH)3 (s) Fe3+(aq) + 3OH-(aq) b. Fe(OH)3 (s) 3Fe+(aq) + OH3-(aq) c. Fe(OH)3 (s) Fe3+(aq) + OH3-(aq) d. Fe(OH)3 (s) Fe+(aq) + OH-(aq) e. Fe(OH)3 (s) 3Fe+(aq) + 3OH-(aq) 32. Ca(OH)2 mempunyai pOH = - log 2a, maka konsentrasi Ca2+ adalah... a. a d. 2a b. 1/2a e. 1/4a c. 4a 33. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan terjadinya endapan adalah ... a. Qc < Ksp, terjadi endapan b. Qc = Ksp, terjadi endapan c. Qc > Ksp, tidak terjadi endapan d. Qc ≥ Ksp, tidak terjadi endapan e. Qc > Ksp, terjadi endapan 34. Ksp L(OH)2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH)2 dalam air memiliki pH sebesar... a. 6 + log 2 d. 8 + log 2 b. 10 + log 2 e. 4 + log 2 c. 2 + log 2 35. Jika Ksp Fe(OH)3 = 5,4 x 10-35, maka kelarutan Fe(OH)3 dalam larutan yang pHnya 12 adalah... a. 5,4 x 10-29 d. 5 x 10-29 b. 10-29 e. 2x 10-29 c. 10-30 36. Ksp CaOH)2 = 5 x 10-6. pH larutan CaCl2 0,05 M saat mulai mengendap dengan dengan ditetesi larutan NaOH adalah.... a. 3 – log 5 d. 12 b. 11 – log 5 e. 2 c. 11 + log 5 125 37. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH 12 adalaha... a. 2 x 10-6 d. 2 x 10-9 b. 2 x 10-7 e. 2 x 10-10 c. 2 x 10-8 38. Kelarutan L(OH)2 dalam air adalah 5 x 10-4 mol L-1. pH larutan jenuh L(OH)2 adalah.... a. 12 d.9 b. 11 e. 8 c. 10 39. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali... a. Penambahan ion sejenis akan memperkecil kelarutan b. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi larutan c. Larutan melarut sempurna jika hasil kali ion-ionnya sama dengan harga Ksp d. Harga Ksp tetap pada suhu tetap e. Pembentukan endapan terjadi jika hasil kali ion-ionnya lebih besar dari Ksp 40. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung ion I- ternyata membentuk endapan AgI, ini berarti ... a. [Ag+] [I-] < Ksp b. [Ag+] [I-] > Ksp c. [Ag+] [I-] = Ksp d. [Ag+] < Ksp e. [I-] < Ksp 41. Pada suhu 25 °C, Ksp Mg(OH)2 =1 x 10–11. MgCl2 yang harus ditambahkan ke dalam 1 liter larutan NaOH dengan pH = 12 agar diperoleh larutan yang jenuh dengan Mg(OH)2 adalah …. a. 10–11 mol d. 10–10 mol b. 10–7 mol e. 10–8 mol c. 10–9 mol 126 42. Suatu larutan mengandung garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2 masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan ini dilarutkan sejumlah NaOH padat hingga pH larutan menjadi 8. Berdasar data Ksp: Pb(OH)2 = 2,8 x 10–16 ; Mn(OH)2 = 4,5 x 10–14 ; Zn(OH)2 = 4,5 x 10–17 . Hidroksida yang mengendap adalah …. a. Mn(OH)2 b. Zn(OH)2 c. Pb(OH)2 d. Zn(OH)2 dan Pb(OH)2 e. Pb(OH)2, Mn(OH)2, dan Zn(OH)2 43. Nilai Ksp untuk PbSO4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya dilarutkan 0,606 gram PbSO4 dalam 1 Liter air adalah...( Ar Pb=207, S=32, O=16) a. 1,8 x 10-4 d. 1,98 x 10-6 b. 1,98 x 10-8 e. 4,00 x 10-6 c. 2,30 x 10-6 44. Diketahui Ksp CaSO4 = 1 x 10-5. Campuran dibawah ini yang menghasilkan endapan CaSO4 adalah... a. 50 ml larutan CaCl2 0,1 M dengan 50ml larutan Na2SO4 0,1 M b. 500 ml larutan CaCl2 0,01 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,001 M c. 100 ml larutan CaCl2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001 M d. 100 ml larutan Ca(OH)2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001 M e. 500 ml larutan Ca(OH)2 0,00001 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,00001 M 45. Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali ... a. Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga b. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan c. Sabun menjadi kurang berbuih d. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak e. Sebagai tampat hidup beberapa ikan 127 46. Perhatikan aplikasi teknologi konsep kelarutan dan Ksp dibawah ini: 1. Pembuatan pasta gigi 2. Penghilang kesadahan air konsep yang mendasari aplikasi tersebut adalah... a. ion senama dan suhu b. pH dan reaksi pengendapan c. pH dan ion senama d. Tekanan dan pH e. suhu dan ion senama 47. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A+]2 [B2-] adalah 4s3, maka rumus garam tersebut adalah... a. AB d. AB2 b. A2B e. A2B3 c. A2B2 48. Kelarutan AgCl ( Ksp = 10-10) dalam larutan KCl 0,01 M adalah... a. 10-2 mol L-1 d. 10-3 mol L-1 b. 10-4 mol L-1 e. 10-6 mol L-1 c. 10-8 mol L-1 49. Suatu larutan mengandung ion Ca2+, Sn 2+, Hg2+, Ba2+ dan Pb2+ dengan konsentrasi yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na2SO4, maka zat yang mula-mula mengendap adalah... a. BaSO4, Ksp = 1,1 x 10-10 b. CaSO4, Ksp = 2,4 x 10-5 c. SnSO4, Ksp = 2,5 x 10-7 d. HgSO4, Ksp = 6,0 x 10-7 e. PbSO4, Ksp = 1,7 x 10-8 50. Diketahui Ksp PbCl2 = 3,2 x 10-5 , maka kelarutan PbCl2 dalam air adalah... mol L-1 a. 1 x 10-2 d. 2 x 10-2 b. 4 x 10-2 e. 2 x 10-3 c. 4 x 10-3 128 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang (50229) LEMBAR JAWABAN Nama : No Absen : Kelas : Tanggal : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B NILAI C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D ------------------------------SELAMAT MENGERJAKAN-----------------GOOD LUCK E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E 129 Lampiran 9. Analisis Soal Uji Coba ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL, DAYA BEDA, INDEKS KESUKARAN DAN RELIABILITAS No Validitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 KODE UC-20 UC-5 UC-10 UC-11 UC-19 UC-24 UC-22 UC-03 UC-13 UC-18 UC-04 UC-12 UC-16 UC-27 UC-29 UC-15 UC-07 UC-25 UC-02 UC-17 UC-23 UC-01 UC-09 UC-26 UC-28 UC-30 UC-06 UC-08 UC-21 UC-14 N∑XY - (∑X)(∑Y) {N∑X^2-(∑X)^2 } {N∑Y^2-(∑Y) )^2 } √({N∑X^2-(∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)^2 } ) rxy rtabel Tingkat Daya Pembeda Kesukaran kriteria BA BB JA JB D kriteria B Js P kriteria Reliabilitas Kriteria Soal k k-1 k/k-1 M k-M M(k-M) st2 kst2 m(k-M)/kst2 1-m(k-M)/kst2 r11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 612 56 38289 1464,3 0,41795 0,361 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1170 200 38289 2767,27 0,4228 0,361 valid 15 13 15 15 0,13333 Jelek 28 30 0,93333 mudah Dipakai 25 24 1,04 16 9 144 25,93 648,33 0,22 0,78 0,81 valid 12 8 15 15 0,26667 Cukup 20 30 0,66667 sedang Dipakai Nomor Soal 3 4 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 711 285 189 125 38289 38289 2690,1 2187,72 0,2643 0,13027 0,361 0,361 tidak tidak valid valid 7 13 2 12 15 15 15 15 0,33333 0,06667 Cukup Jelek 9 25 30 30 0,3 0,83333 sukar mudah Dibuang Dibuang 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1668 216 38289 2875,83 0,58001 0,361 valid 9 3 15 15 0,4 Cukup 12 30 0,4 sedang Dipakai 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 615 125 38289 2187,72 0,28111 0,361 tidak valid 14 11 15 15 0,2 Jelek 25 30 0,83333 mudah Dibuang 130 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1449 189 38289 2690,1 0,53864 0,361 valid 15 6 15 15 0,6 Baik 21 30 0,7 sedang Dipakai 8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 333 81 38289 1761,08 0,18909 0,361 tidak valid 14 13 15 15 0,06667 Jelek 27 30 0,9 mudah Dibuang 9 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1176 224 38289 2928,61 0,40156 0,361 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 291 29 38289 1053,7462 0,2761576 0,361 11 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 831 189 38289 2690,0968 0,3089108 0,361 Nomor Soal 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 483 81 38289 1761,0818 0,2742632 0,361 13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -198 56 38289 1464,303 -0,13522 0,361 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 612 56 37689 1452,78 0,42126 0,361 15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1038 176 38289 2595,93 0,39986 0,361 valid 10 4 15 15 0,4 Cukup 14 30 0,46667 sedang Dipakai tidak valid 15 14 15 15 0,0666667 Jelek 29 30 0,9666667 mudah Dibuang tidak valid 7 2 15 15 0,3333333 Cukup 9 30 0,3 sukar Dibuang tidak valid 15 12 15 15 0,2 Jelek 27 30 0,9 mudah Dibuang tidak valid 14 14 15 15 0 Jelek 28 30 0,933333 mudah Dibuang valid 15 13 15 15 0,13333 Jelek 28 30 0,93333 mudah Dipakai valid 13 9 15 15 0,26667 Cukup 22 30 0,73333 mudah Dipakai 16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 273 81 38289 1761,082 0,155018 0,361 tidak valid 14 13 15 15 0,066667 Jelek 27 30 0,9 mudah Dibuang 17 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 -471 630 38289 4911,4224 -0,095899 0,361 tidak valid 9 12 15 15 -0,2 Jelek 21 30 0,7 sedang Dibuang 131 21 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1443 161 38289 2482,85 0,58119 0,361 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 864 104 38289 1995,51 0,43297 0,361 Nomor Soal 23 24 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1347 474 221 104 38289 38289 2908,93 1995,509 0,46306 0,237533 0,361 0,361 tidak valid 9 12 15 15 -0,2 20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 765 125 38289 2187,721 0,349679 0,361 tidak valid 14 11 15 15 0,2 valid 6 1 15 15 0,33333 valid 15 11 15 15 0,26667 valid 10 3 15 15 0,46667 tidak valid 14 12 15 15 0,133333 Jelek 21 30 0,7 sedang Dibuang Jelek 25 30 0,833333 mudah Dibuang Cukup 7 30 0,23333 sukar Dipakai Cukup 26 30 0,86667 mudah Dipakai Baik 13 30 0,43333 sedang Dipakai Jelek 26 30 0,866667 mudah Dibuang 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 582 56 38289 1464,3 0,39746 0,361 19 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 -231 189 38289 2690,0968 -0,085871 0,361 valid 15 13 15 15 0,13333 Jelek 28 30 0,93333 mudah Dipakai 25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1917 221 38289 2908,929 0,659005 0,361 26 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 -1257 221 38289 2908,9292 -0,432118 0,361 27 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1500 200 38289 2767,27 0,54205 0,361 28 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 -54 224 38289 2928,6065 -0,018439 0,361 valid 12 1 15 15 0,733333 Sangat Baik 13 30 0,433333 sedang Dipakai tidak valid 6 11 15 15 -0,333333 valid 13 7 15 15 0,4 tidak valid 6 8 15 15 -0,133333 Jelek 17 30 0,5666667 sedang Dibuang Cukup 20 30 0,66667 sedang Dipakai Jelek 14 30 0,4666667 sedang Dibuang 132 29 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1194 144 38289 2348,11 0,50849 0,361 valid 5 1 15 15 0,26667 Cukup 6 30 0,2 sukar Dipakai 30 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 -96 144 38289 2348,109 0,040884 0,361 tidak valid 3 3 15 15 0 Jelek 6 30 0,2 sukar Dibuang 31 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 942 176 38289 2595,93 32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 867 161 38289 2482,847 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 894 104 38289 1995,51 Nomor Soal 34 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1782 216 38289 2875,834 35 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1218 176 38289 2595,93 36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 756 144 38289 2348,109 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1104 104 38289 1995,51 38 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1419 189 38289 2690,1 39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 705 125 38289 2187,721 0,36288 0,361 0,349196 0,361 tidak valid 14 9 15 15 0,333333 Cukup 23 30 0,766667 mudah Dibuang 0,44801 0,361 0,619646 0,361 0,4692 0,361 0,321961 0,361 0,55324 0,361 0,52749 0,361 0,322253 0,361 Valid 15 11 15 15 0,26667 Cukup 26 30 0,86667 Mudah Dipakai valid 14 4 15 15 0,666667 Baik 18 30 0,6 sedang Dipakai valid 13 9 15 15 0,26667 Cukup 22 30 0,73333 mudah Dipakai tidak valid 13 11 15 15 0,133333 Jelek 24 30 0,8 mudah Dibuang valid 15 11 15 15 0,26667 Cukup 26 30 0,86667 mudah Dipakai valid 14 7 15 15 0,46667 Baik 21 30 0,7 sedang Dipakai tidak valid 6 8 15 15 -0,133333 Jelek 14 30 0,4666667 sedang Dibuang valid 6 0 15 15 0,4 Cukup 6 30 0,2 sukar Dipakai 133 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 825 125 38289 2187,72 0,3771 0,361 41 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 42 56 38289 1464,3 0,02868 0,361 42 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1113 161 38289 2482,85 0,44828 0,361 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1467 161 38289 2482,85 0,59085 0,361 Nomor Soal 44 45 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 954 723 144 81 38289 38289 2348,11 1761,08 0,40628 0,41054 0,361 0,361 valid 5 1 15 15 0,26667 Cukup 6 30 0,2 sukar Dipakai tidak valid 3 3 15 15 0 Jelek 6 30 0,2 sukar Dibuang valid 6 0 15 15 0,4 Cukup 6 30 0,2 sukar Dipakai valid 14 9 15 15 0,333333 Cukup 23 30 0,766667 mudah Dipakai valid 15 11 15 15 0,26667 Cukup 26 30 0,86667 mudah Dipakai valid 14 4 15 15 0,666667 Baik 18 30 0,6 sedang Dipakai 46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 372 56 38289 1464,303 0,254046 0,361 tidak valid 15 13 15 15 0,133333 Jelek 28 30 0,933333 mudah Dibuang 47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1077 161 38289 2482,85 0,43378 0,361 valid 14 9 15 15 0,33333 Cukup 23 30 0,76667 mudah Dipakai 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 675 125 38289 2187,721 0,30854 0,361 tidak valid 14 11 15 15 0,2 Jelek 25 30 0,833333 mudah Dibuang 49 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1050 200 38289 2767,27 0,37943 0,361 50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 936 144 38289 2348,11 0,39862 0,361 valid 7 3 15 15 0,26667 Cukup 10 30 0,33333 sedang Dipakai valid 15 9 15 15 0,4 Cukup 24 30 0,8 mudah Dipakai 134 Lampiran 10. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba 135 No Kode 1 UC-20 2 UC-5 3 UC-10 4 UC-11 5 UC-19 6 UC-24 7 UC-22 8 UC-03 9 UC-13 10 UC-18 11 UC-04 12 UC-12 13 UC-16 14 UC-27 15 UC-29 16 UC-15 17 UC-07 18 UC-25 19 UC-02 20 UC-17 21 UC-23 22 UC-01 23 UC-09 24 UC-26 25 UC-28 26 UC-30 27 UC-06 28 UC-08 29 UC-21 30 UC-14 Jumlah Butir soal no 1 (X) 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 Skor Total (Y) 27 32 39 37 42 24 34 24 27 42 42 37 39 23 35 36 29 39 42 43 24 40 29 41 33 27 36 26 36 26 1011 Y2 XY 729 1024 1521 1369 1764 576 1156 576 729 1764 1764 1369 1521 529 1225 1296 841 1521 1764 1849 576 1600 841 1681 1089 729 1296 676 1296 676 35347 27 32 39 37 42 0 34 24 27 42 42 37 39 0 35 36 29 39 42 43 24 40 29 41 33 27 36 26 36 26 964 136 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh: N∑XY = 30 x 964 = 28920 (∑X)(∑Y) = 28 x 1011 = 28308 N∑XY - (∑X)(∑Y) = 28920 - 28308 = 612 {N∑X^2-(∑X) )^2 } = 840 - 784 = 56 {N∑Y^2-(∑Y) )^2 } = 1060410 √({N∑X^2-(∑X)^2}{N∑Y^2-(∑Y)^2 } ) = √(56 x 38289 rxy = = = Pada a = 5% diperoleh r tabel = 0,361 Karena rxy > r tabel, maka soal no 1 valid. 612 1464,303 0,417946 - 1022121 = 38289 = 1464,303 137 Lampiran 11. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Rumus Keterangan: DB : Daya pembeda soal BA : banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar BB : banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar JA JB : : banyaknya siswa pada kelas atas banyaknya siswa pada kelas bawah Kriteria Interval DP 0,00 < DP < 0,20 < DP < 0,40 < DP < 0,70 < DP < 0,20 0,40 0,70 1,00 Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat Baik Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kelompok Atas Kode Skor UC-20 1 UC-5 1 UC-10 1 UC-11 1 UC-19 0 UC-24 1 UC-22 1 UC-03 1 UC-13 0 UC-18 1 UC-04 1 UC-12 0 UC-16 1 UC-27 1 UC-29 1 Jumlah 12 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kelompok Bawah Kode Skor UC-15 1 UC-07 1 UC-25 1 UC-02 1 UC-17 0 UC-23 1 UC-01 0 UC-09 1 UC-26 0 UC-28 1 UC-30 0 UC-06 0 UC-08 1 UC-21 0 UC-14 0 Jumlah 8 138 Lampiran 12. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Rumus Keterangan: P : Indeks kesukaran B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria Interval IK IK = 0,00 < IK < 0,30 < IK < 0,70 < IK < IK = 0,00 0,30 0,70 1,00 1,00 Kriteria Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah 139 Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 IK Kelompok Atas Kode Skor UC-20 1 UC-5 1 UC-10 1 UC-11 1 UC-19 1 UC-24 1 UC-22 1 UC-03 1 UC-13 1 UC-18 1 UC-04 1 UC-12 1 UC-16 1 UC-27 1 UC-29 1 Jumlah 15 = 15 + 32 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kelompok Bawah Kode Skor UC-15 1 UC-07 1 UC-25 1 UC-02 1 UC-17 1 UC-23 1 UC-01 1 UC-09 1 UC-26 1 UC-28 1 UC-30 1 UC-06 0 UC-08 1 UC-21 1 UC-14 0 Jumlah 13 13 = 0,88 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah 140 Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba 141 Lampiran 14. Daftar Nilai UAS Siswa Daftar Nilai Ulangan Semester Ganjil Kelas XI SMA Negeri 10 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 jumlah X XI IPA 1 78 68 71 81 86 92 85 80 78 83 51 83 89 93 88 87 75 67 76 83 61 61 86 95 70 79 82 87 85 87 86 79 76 76 67 78 77 80 3006,00 79,11 XI IPA 2 83 85 79 60 72 79 81 73 55 62 77 84 78 95 45 47 80 81 71 86 93 67 69 63 91 56 77 87 80 88 87 79 79 75 60 82 XI IPA 4 88 65 74 92 86 90 94 89 65 83 73 82 92 62 84 75 87 96 82 75 92 78 78 88 90 83 80 64 78 76 82 70 86 79 80 74 75 2706,00 75,17 XI IPA 3 80 71 75 89 73 89 50 93 95 95 74 71 95 81 91 89 89 73 67 83 70 65 67 59 83 53 83 77 52 73 67 79 53 53 79 67 75 76 2854,00 75,11 s2 s N 89,50 9,46 38 154,03 12,41 36 165,99 12,88 38 77,65 8,81 37 2987,00 80,73 142 Lampiran 15. Uji Normalitas Data Awal Populasi Kelas Batas Kelas Rata- simpangan Z score rata baku 50,5 79,11 9,46 Luas Luas Antar Batas 9,46 9,46 9,46 9,46 9,46 0,0135 0,5112 1 0,4888 0,2389 0,4674 0,0767 2,9131 2 -0,9131 0,8338 0,2862 0,2218 8,4300 5 -3,4300 11,7649 1,3956 0,3269 12,4235 14 1,5765 2,4854 0,2001 0,2457 9,3348 13 3,6652 13,4337 1,4391 3 -0,5731 0,3284 0,0919 0,36 0,1401 83-90 90,5 79,11 1,20 0,3858 0,0940 3,5731 91-98 98,5 79,11 9,46 Jumlah (OiEi)^2/Ei -0,49 0,1868 75-82 82,5 79,11 (Oi-Ei)^2 -1,33 0,4086 67-74 74,5 79,11 Oi - Ei -2,18 0,4853 59-66 66,5 79,11 Oi -3,02 0,4988 51-58 58,5 79,11 Ei 2,05 0,4798 0,9786 38 2 Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81 Daerah Daerah penolakan Ho penerimaan Ho 3,88 7,81 Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal 3,8803 143 Kelas Batas Kelas Rata- simpangan Z score rata baku 44,5 75,17 12,41 Luas Antar Batas Luas 12,41 12,41 12,41 80,5 75,17 12,41 0,43 0,1663 89,5 75,17 12,41 1,15 0,3579 98,5 75,17 12,41 1,88 0,4700 83-90 0,0337 1,2127 2 0,7873 0,6198 0,5111 0,1133 4,0786 5 0,9214 0,8490 0,2082 0,2301 8,2840 4 -4,2840 18,3527 2,2154 0,2825 10,1691 12 1,8309 3,3522 0,3296 0,2096 7,5467 10 2,4533 6,0187 0,7975 3 -0,3846 0,1479 0,0437 0,9040 3,3846 91-98 1,7732 36 2 Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81 Daerah Daerah penolakan Ho penerimaan Ho 4,11 7,81 Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal (OiEi)^2/Ei -0,30 0,1162 75-82 Jumlah (Oi-Ei)^2 -1,02 0,3463 67-74 71,5 75,17 Oi - Ei -1,75 0,4596 59-66 62,5 75,17 Oi -2,47 0,4933 51-58 53,5 75,17 Ei 4,1056 144 Kelas Batas Kelas Rata- simpangan Z score rata baku 49,5 75,11 12,88 Luas Antar Batas Luas 12,88 12,88 5 2,6267 6,8996 2,9072 0,1421 5,3990 2 -3,3990 11,5532 2,1399 1,5470 2,3932 0,2831 0,2398 9,1106 9 -0,1106 0,0122 0,0013 12,88 0,1779 6,7598 7 0,2402 0,0577 0,0085 0,0909 3,4523 5 1,5477 2,3954 0,6938 0,50 0,1902 82-89 89,5 75,11 12,88 1,12 0,3681 97,5 75,11 12,88 1,74 0,4589 90-97 Jumlah 10 -0,13 0,0496 74-81 81,5 75,11 0,9356 38 2 Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81 Daerah Daerah penolakan Ho penerimaan Ho 6,03 7,81 Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal (OiEi)^2/Ei 0,0625 2,3733 0,2224 8,4530 12,88 (Oi-Ei)^2 -0,75 0,272 66-73 73,5 75,11 Oi - Ei -1,37 0,4141 58-65 65,5 75,11 Oi -1,99 0,4766 50-57 57,5 75,11 Ei 6,0339 145 Kelas Batas Kelas Rata- simpangan Z score rata baku 61,5 8,81 Luas Antar Batas Luas 67,5 8,81 73,5 8,81 79,5 8,81 85,5 8,81 91,5 8,81 97,5 2,0728 4,2965 2,2294 0,1394 5,1558 2 -3,1558 9,9591 1,9316 1,1175 1,2488 0,1406 0,2614 9,6704 8 -1,6704 2,7902 0,2885 0,1833 6,7831 8 1,2169 1,4808 0,2183 0,0823 3,0449 5 1,9551 3,8224 1,2554 8,81 Jumlah 10 0,54 0,2059 1,22 0,3892 80,73 92-97 4 -0,14 0,0555 80,73 86-91 1,90 0,4715 0,9570 37 2 Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81 Daerah Daerah penolakan Ho penerimaan Ho 6,0638 7,81 Karena x berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data populasi tidak berbeda 2 dengan sebaran data normal (OiEi)^2/Ei 0,0521 1,9272 0,2385 8,8825 80,73 80-85 (Oi-Ei)^2 -0,82 0,2940 80,73 74-79 Oi - Ei -1,50 0,4334 80,73 68-73 Oi -2,18 0,4855 80,73 62-67 Ei 6,0638, 146 Lampiran 16. Uji Homogeitas Populasi 147 Lampiran 17. Soal Posttest KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang (50229) Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas Semester Waktu : Kimia : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan : XI : Genap : 90 menit Petunjuk mengerjakan soal 1. Tulislah terlebih dahulu, nama nomer absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia 2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda mengerjakannya. 3. Berikan tanda silang (X) pada huruf jawaban yang Anda anggap benar 4. Apabila ada jawabn yang Anda anggap salah dan ingin diperbaiki, maka coretlah dengan dua garis mendatar pada jawaban yang Anda anggap salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar Contoh : pilihan semula A B C D E Menjadi A B C D X E X 5. Periksa kembali jawaban Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar soalnya 6. Lembar soal tetap bersih, jangan dicoret-coret 7. Berdoalah sebelum mengerjakan Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar ! 1. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut ... a. Zat terlarut b. Hubungan kelarutan c. Tetapan hasil kali kelarutan d. Satuan kelarutan e. Kelarutan 2. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A+]2 [B2-] adalah 4s3, maka rumus garam tersebut adalah... a. AB d. AB2 b. A2B e. A2B3 c. A2B2 148 3. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Kelarutan maksimum Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1. (Ar = 16, Cr=52, Ag=108) adalah.... a.1,31 x 10-5 mol L-1 d. 1,31 x 10-4 mol L-1 b.13,1 x 10-5 mol L-1 e. 1,31 x 10-3 mol L-1 c.13,1 x 10-4 mol L-1 4. Suatu garam memiliki Ksp 27s4, jika kelarutan garam tersebut s mol L-1 maka rumus garam yang mungkin adalah ... a. AB3 d. A2B b. AB e. A2B3 c. AB2 5. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah ... a.Ag3PO4, Ksp : 1,8 x 10-18 b.ZnS, Ksp : 2,5 x 10-21 c.Ag2S, Ksp : 5,5 x 10-51 d.Ba3(PO4)2, Ksp : 6 x 10-39 e.Bi2S3, Ksp : 1,6 x 10-32 6. Bila kelarutan PbCl2 dalam air adalah s mol/L maka harga Ksp dari zat itu adalah.... a. s2 d. 27s3 b.4s3 e. 108s5 c.27s4 7. Jika perak kromat ( Ag2CrO4) memiliki kelarutan x mol L-1, maka Ksp zat tersebut adalah ... a. 4x3 d. x3 b.9x2 e. 27x3 c.108x5 8. Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH)3 adalah ... a. Fe(OH)3 (s) Fe3+(aq) + 3OH-(aq) b.Fe(OH)3 (s) 3Fe+(aq) + OH3-(aq) c.Fe(OH)3 (s) Fe3+(aq) + OH3-(aq) d.Fe(OH)3 (s) Fe+(aq) + OH-(aq) e.Fe(OH)3 (s) 3Fe+(aq) + 3OH-(aq) 9. Diketahui Ksp dari Ag2CrO4 pada 30 0C = 1,6 10-9 . (Ar Ag = 108, Cr = 52, O=16). Berapa mg Ag2CrO4 padat maksimum yang dapat terlarut dalam 100 mL larutan adalah... 149 a.24,568 mg d. 245,68 mg b.2,4568 mg e. 0,24568 mg c.0,24568 mg 10. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah... a.Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis b.Ksp AgCl menyatakan jumlah maksimum garam AgCl yang larut c.Jika Ksp AgCl > [ Ag+] [Cl-] berarti larutan tepat jenuh d.Jika Ksp AgCl = [ Ag+] [Cl-] berarti larutan belum jenuh e.Jika Ksp AgCl < [ Ag+] [Cl-] berarti larutan lewat jenuh 11. Diantara senyawa Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4, dan Fe(OH)3 masing-masing kelarutannya adalah s mol L-1. Yang memiliki harga Ksp = 27s4 adalah... a.Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4 d. BaF2, Ag3PO4 b.Hg2Br2, Ag3PO4, BaF2 e. Fe(OH)3, Ag3PO4 c.BaF2, Fe(OH)3 12. Kelarutan garam AgCl yang terkecil terdapat pada larutan.... a.HCl 0,1 M d. CuCl2 0,1 M b.NaCl 0,1 M e. BaCl2 0,1 M c.AlCl3 0,1 M 13. Diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10 . Kelarutan AgCl dalam larutan CaCl2 0,1 M adalah....mol L-1 a.5 x 10-10 d. 5 x 10-13 b.5 x 10-11 e. 5 x 10-14 c.5 x 10-12 14. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan terjadinya endapan adalah ... a.Qc < Ksp, terjadi endapan b.Qc = Ksp, terjadi endapan c.Qc > Ksp, tidak terjadi endapan d.Qc ≥ Ksp, tidak terjadi endapan e.Qc > Ksp, terjadi endapan 15. Ksp L(OH)2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH)2 dalam air memiliki pH sebesar... a.6 + log 2 d. 8 + log 2 b.10 + log 2 e. 4 + log 2 c.2 + log 2 150 16. Jika Ksp Fe(OH)3 = 5,4 x 10-35, maka kelarutan Fe(OH)3 dalam larutan yang pHnya 12 adalah... a.5,4 x 10-29 b.10-29 d. 5 x 10-29 e. 2x 10-29 c.10-30 17. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH 12 adalaha... a.2 x 10-6 d. 2 x 10-9 b.2 x 10-7 e. 2 x 10-10 c.2 x 10-8 18. Kelarutan L(OH)2 dalam air adalah 5 x 10-4 mol L-1. pH larutan jenuh L(OH)2 adalah.... a.12 d.9 b.11 e. 8 c.10 19. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung ion I- ternyata membentuk endapan AgI, ini berarti ... a.[Ag+] [I-] < Ksp b.[Ag+] [I-] > Ksp c.[Ag+] [I-] = Ksp d.[Ag+] < Ksp e. [I-] < Ksp 20. Suatu larutan mengandung garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2 masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan ini dilarutkan sejumlah NaOH padat hingga pH larutan menjadi 8. Berdasar data Ksp: Pb(OH)2 = 2,8 x 10–16 ; Mn(OH)2 = 4,5 x 10–14 ; Zn(OH)2 = 4,5 x 10–17 . Hidroksida yang mengendap adalah …. a. Mn(OH)2 b. Zn(OH)2 c. Pb(OH)2 d.Zn(OH)2 dan Pb(OH)2 e.Pb(OH)2, Mn(OH)2, dan Zn(OH)2 21. Nilai Ksp untuk PbSO4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya dilarutkan 0,606 gram PbSO4 dalam 1 Liter air adalah...( Ar Pb=207, S=32, O=16) a.1,8 x 10-4 d. 1,98 x 10-6 151 b.1,98 x 10-8 e. 4,00 x 10-6 c.2,30 x 10-6 22. Diketahui Ksp CaSO4 = 1 x 10-5. Campuran dibawah ini yang menghasilkan endapan CaSO4 adalah... a.50 ml larutan CaCl2 0,1 M dengan 50ml larutan Na2SO4 0,1 M b.500 ml larutan CaCl2 0,01 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,001 M c.100 ml larutan CaCl2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001 M d.100 ml larutan Ca(OH)2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001 M e.500 ml larutan Ca(OH)2 0,00001 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,00001 M 23. Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali ... a.Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga b.Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan c.Sabun menjadi kurang berbuih d.Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak e.Sebagai tampat hidup beberapa ikan 24. Suatu larutan mengandung ion Ca2+, Sn 2+, Hg2+, Ba2+ dan Pb2+ dengan konsentrasi yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na2SO4, maka zat yang mula-mula mengendap adalah... a.BaSO4, Ksp = 1,1 x 10-10 b.CaSO4, Ksp = 2,4 x 10-5 c.SnSO4, Ksp = 2,5 x 10-7 d.HgSO4, Ksp = 6,0 x 10-7 e.PbSO4, Ksp = 1,7 x 10-8 25. Diketahui Ksp PbCl2 = 3,2 x 10-5 , maka kelarutan PbCl2 dalam air adalah... mol L-1 a.1 x 10-2 d. 2 x 10-2 b.4 x 10-2 e. 2 x 10-3 c.4 x 10-3 _______________SELAMAT MENGERJAKAN______________ 152 Lampiran 18. Daftar Nilai Posttest NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (POSTTEST) EKSPERIMEN NO KODE 1 KONTROL KRITERIA NO KODE E-01 NILAI 88 KRITERIA K-01 NILAI 84 Tuntas 1 2 E-02 56 Tidak Tuntas 2 K-02 68 Tidak Tuntas 3 E-03 80 Tuntas 3 K-03 72 Tidak Tuntas 4 E-04 92 Tuntas 4 K-04 80 Tuntas 5 E-05 80 Tuntas 5 K-05 68 Tidak Tuntas 6 E-06 80 Tuntas 6 K-06 76 Tidak Tuntas 7 E-07 92 Tuntas 7 K-07 88 Tuntas E-08 88 K-08 76 Tidak Tuntas E-09 80 K-09 72 Tidak Tuntas E-10 92 K-10 72 Tidak Tuntas E-11 80 K-11 56 Tidak Tuntas E-12 96 K-12 80 Tuntas E-13 92 K-13 80 Tuntas 14 E-14 100 Tuntas 14 K-14 76 Tidak Tuntas 15 E-15 96 Tuntas 15 K-15 62 Tidak Tuntas 16 E-16 80 Tuntas 16 K-16 88 Tuntas 17 E-17 80 Tuntas 17 K-17 56 Tidak Tuntas 18 E-18 76 Tidak Tuntas 18 K-18 76 Tidak Tuntas 19 E-19 92 Tuntas 19 K-19 72 Tidak Tuntas 20 E-20 80 Tuntas 20 K-20 84 Tuntas 21 E-21 84 Tuntas 21 K-21 88 Tuntas 22 E-22 96 Tuntas 22 K-22 72 Tidak Tuntas E-23 68 K-23 72 Tidak Tuntas E-24 80 K-24 72 Tidak Tuntas E-25 84 K-25 80 Tuntas E-26 88 K-26 72 Tidak Tuntas E-27 100 K-27 84 Tuntas E-28 88 K-28 76 Tidak Tuntas E-29 92 K-29 88 Tuntas 30 E-30 100 Tuntas 30 K-30 84 Tuntas 31 E-31 92 Tuntas 31 K-31 84 Tuntas 32 E-32 80 Tuntas 32 K-32 64 Tidak Tuntas 33 E-33 100 Tuntas 33 K-33 76 Tidak Tuntas 34 E-34 96 Tuntas 34 K-34 84 Tuntas 35 E-35 72 Tidak Tuntas 35 K-35 80 Tuntas 36 E-36 64 Tidak Tuntas 36 K-36 84 Tuntas 37 E-37 88 Tuntas 37 K-37 84 Tuntas 8 9 10 11 12 13 23 24 25 26 27 28 29 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 8 9 10 11 12 13 23 24 25 26 27 28 29 Tuntas 153 Lampiran 19. Uji Normalitas Tahap Akhir Kelas Batas Kelas Rata- simpangan Z score rata baku 55,5 85,73 10,31 Luas 10,31 10,31 10,31 10,31 10,31 0,4648 0,5121 1 0,4879 0,2380 0,5211 0,1086 2,5236 2 -0,5236 0,2742 0,0783 3,5677 6,9959 2 -4,9959 24,9590 3,3488 0,1050 10,9287 12 1,0713 1,1477 0,1978 0,5845 9,6278 12 2,3722 5,6273 0,7856 2,1652 4,7822 8 3,2178 10,3542 0,0390 0,95 0,3284 84-92 103,5 85,73 10,31 Jumlah (OiEi)^2/Ei 0,17 0,0682 75-83 95,5 85,73 (Oi-Ei)^2 -0,60 0,2272 66-74 87,5 85,73 Oi - Ei -1,38 0,4163 57-65 79,5 85,73 Oi -2,16 0,4845 48-56 71,5 85,73 Ei -2,93 0,4983 39-47 63,5 85,73 Luas Antar Batas 1,72 0,4576 0,9559 37 6,9958 Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81 Daerah Daerah penolakan Ho penerimaan Ho 6,99 7,81 Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda dengan sebaran data normal 154 Kelas Batas Kelas Rata- simpangan Z score rata baku Luas 55,5 76,49 8,42 -2,49 0,4936 61,5 76,49 8,42 -1,78 0,4624 67,5 76,49 8,42 -1,07 0,3569 73,5 76,49 8,42 -0,36 0,1385 79,5 76,49 8,421 0,36 0,1397 85,5 76,49 8,42 1,07 0,3577 91,5 76,49 8,42 1,78 0,4626 56-61 62-67 Luas Antar Batas Ei 80-85 86-91 Jumlah (Oi-Ei)^2 (OiEi)^2/Ei 2 0,8432 0,7110 0,6146 0,1055 3,9009 2 -1,9009 3,6134 0,9263 1,9183 3,6799 0,4553 6 -4,2943 18,4410 1,7914 10 0,2782 10,2943 74-79 Oi - Ei 0,0312 1,1568 0,2184 8,0817 68-73 Oi 0,2179 8,0641 13 4,9359 24,3631 3,0212 0,1050 3,8838 4 0,1162 0,0135 0,0035 0,9562 37 6,8123 Untuk 𝛼 = 5% dengan dk= 6-3 = 3 diperoleh χ2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81 Daerah Daerah penolakan Ho penerimaan Ho 6,81 7,81 Karena x2 berada pada daerah penerimaan H0, maka sebaran data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda dengan sebaran data normal 155 Lampiran 20. Uji Kesamaan Dua Varian 156 Lampiran 21. Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan 157 Lampiran 22. Perhitungan Ketuntasan Hasil Belajar Perhitungan Ketuntasan Hasil Belajar Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen Tuntas jika % ≥ 85% Tidak tuntas jika % < 85% % jumlah siswa dengan nilai ≥ 77 jumlah siswa seluruhnya = = 32 37 = 86% x x 100% 100% Karena persentase belajar 86% maka kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol Tuntas jika % Tidak tuntas jika % % ≥ < 85% 85% jumlah siswa dengan nilai ≥ 77 jumlah siswa seluruhnya = = 17 37 = 46% x 100% Karena persentase belajar 46% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar x 100% 158 Lampiran 23. Uji Pengaruh Antar Variabel dan Koefisien Determinasi Uji Pengaruh Antar Variabel Rumus rb = X1 - X2 uSy pq Keterangan = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen X1 X2 Sy p q u = = = = = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Simpangan baku dari kedua kelompok Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: X1 X2 Sy p q u rb = 85,73 = = = = = 76,49 9,41 0,50 0,50 0,3988 = = Y1 - Y2 uSy 85,73 = 0,616 KD = 0,616 = (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2002: 489) 37,89% pq 2 - 76,49 3,7542 x 100% 0,50 x 0,50 159 Lampiran 24. Pedoman Penilaian Ranah Afektif Indikator Penilaian Ranah Afektif Jenis penilaian : Afektif Mata pelajaran : Kimia Materi pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Tujuan : Mengamati dan menilai sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas No 1 Aspek yang diamati Kehadiran di kelas Skor 4 3 2 1 2 Kedisiplinan waktu 4 3 2 1 3 4 5 6 Kerjasama 4 Tanggung jawab 3 2 1 4 Perhatian mengikuti pelajaran Keaktifan bertanya dan 3 2 1 4 3 2 1 4 Kriteria Selalu hadir di kelas Tidak hadir, ada pemberitahuan dengan surat ijin Tidak hadir, ada pemberitahuan tetapi tanpa surat ijin Tidak hadir, tanpa pemberitahuan, tanpa surat ijin Hadir di kelas sebelum guru masuk Hadir di kelas setelah guru masuk < 5 menit Hadir di kelas setelah guru masuk > 510 menit Hadir di kelas setelah guru masuk > 10 menit Memberikan pendapat, ikut dalam mengerjakan tugas kelompok, mampu bersosialisasi dengan kelompoknya, dapat menerima perbedaan pendapat dalam kelompok Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, menyelesaikannya dengan tepat waktu, mengerjakan secara mandiri dan sebaik mungkin, mengumpulkan tepat waktu Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian, tidak berbicara sendiri dengan teman, pandangan fokus ke arah guru, mendengarkan penjelasan guru Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Mengajukan pertanyaan kepada guru 160 menjawab pertanyaan 7 Menghargai pendapat orang lain 3 2 1 4 3 2 1 dan teman, menjawab pertanyaan yang guru dan teman berikan, memberikan koreksi atas hal yang dianggap kurang benar, menyampaikan pendapatnya Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Mendengarkan pendapat orang lain, diam pada saat orang lain berpendapat, tidak langsung memotong pembicaraan orang lain, menambahkan pendapat diri sendiri Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Panduan Skoring Skor total Skor tertinggi Skor terendah Rentang : 28 : 28 :7 : 7 – 28 Kriteria Peilaian Ranah Afektif Rentang 23 – 28 18 - 22 13 - 17 7 - 12 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Rata-Rata Kriteria 3,28 – 4,00 Sangat baik 2,52 – 3,27 Baik 1,76 – 2,51 Cukup 1,00 - 1,75 Kurang 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100 161 Lampiran 25. Perhitungan Reliabilitas Lembar Observasi Ranah Afektif PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI RANAH AFEKTIF RATERS ∑Xp (∑xP)2 27 24 20 26 19 77 71 56 81 55 5929 5041 3136 6561 3025 25 25 76 5776 28 19 18 27 25 19 26 20 20 19 21 18 23 18 25 19 20 20 20 27 26 24 25 23 24 19 28 19 18 20 18 815 26 19 20 25 28 19 25 22 24 22 21 20 23 17 27 19 22 20 21 26 24 21 24 25 27 19 27 21 17 20 19 826 28 21 21 26 26 18 27 21 22 20 22 18 25 19 27 19 21 21 18 26 25 22 23 23 23 18 26 20 18 19 17 821 82 59 59 78 79 56 78 63 66 61 64 56 71 54 79 57 63 61 59 79 75 67 72 71 74 56 81 60 53 59 54 2462 6724 3481 3481 6084 6241 3136 6084 3969 4356 3721 4096 3136 5041 2916 6241 3249 3969 3721 3481 6241 5625 4489 5184 5041 5476 3136 6561 3600 2809 3481 2916 167154 664225 682276 674041 RESPONDEN A B C 1 2 3 4 5 25 24 18 28 18 25 23 18 27 18 6 26 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑Xp (∑xP)2 162 Lampiran 26. Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen Aspek yang dinilai Kode Siswa Nilai Kriteria 7 Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 1 A-P01 4 4 4 3 3 3 3 24 85,7 sangat baik 2 A-P02 4 4 4 4 3 3 3 25 89,3 sangat baik 3 A-P03 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 4 A-P04 4 3 4 3 4 4 3 25 89,3 sangat baik 5 A-P05 4 6 A-P06 4 4 3 3 3 2 2 21 75 4 4 3 3 3 3 24 85,7 sangat baik 7 8 9 A-P07 A-P08 A-P09 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 24 24 24 85,7 85,7 85,7 sangat baik sangat baik sangat baik 10 A-P10 4 4 4 3 3 3 3 24 85,7 sangat baik 11 A-P11 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 12 A-P12 4 4 2 4 2 3 3 22 78,6 baik 13 A-P13 4 4 4 4 3 3 3 25 89,3 sangat baik 14 A-P14 4 4 3 3 2 3 2 21 75 sangat baik No baik baik 15 A-P15 4 4 4 4 3 3 4 26 92,9 16 A-P16 4 4 4 3 4 3 3 25 89,3 sangat baik 17 A-P17 4 3 4 4 2 3 3 23 82,1 sangat baik 18 A-P18 4 4 4 4 3 3 3 25 89,3 sangat baik 19 A-P19 4 4 4 3 3 3 3 24 85,7 sangat baik 20 A-P20 4 4 3 2 3 3 3 22 78,6 baik 21 A-P21 4 4 4 3 3 4 2 24 85,7 sangat baik 22 A-P22 4 4 4 3 4 3 3 25 89,3 sangat baik 23 A-P23 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 24 A-P24 4 3 4 4 4 3 4 26 92,9 sangat baik 25 A-P25 4 3 3 3 3 3 3 22 78,6 baik 26 27 28 29 30 31 32 A-P26 A-P27 A-P28 A-P29 A-P30 A-P31 A-P32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 26 23 22 27 25 26 24 92,9 82,1 78,6 96,4 89,3 92,9 85,7 sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 33 34 35 36 37 A-P33 A-P34 A-P35 A-P36 A-P37 Jumlah ratarata 4 4 4 4 4 148 4 4 4 4 4 144 3 4 3 3 4 130 4 4 4 4 3 123 4 3 3 3 3 116 4 3 3 3 3 116 2 4 4 3 3 114 25 26 25 24 24 891 89,3 92,9 89,3 85,7 85,7 3182 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 4 sangat baik 3,892 sangat baik 3,5135 sangat baik 3,324 sangat baik 3,14 3,1351 3,08 baik baik baik Kriteria 163 Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Kontrol Aspek yang dinilai Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 1 A-K01 4 4 4 4 3 2 A-K02 4 4 3 4 3 A-K03 4 4 2 4 A-K04 4 4 5 A-K05 4 3 No Nilai Kriteria 7 Jumlah Skor 4 3 26 92,9 sangat baik 4 4 3 26 92,9 sangat baik 3 3 3 3 22 78,6 baik 3 4 4 3 4 26 92,9 sangat baik 3 3 3 3 3 22 78,6 baik sangat baik 6 A-K06 4 4 3 4 3 3 3 24 85,7 7 A-K07 4 4 3 4 4 3 3 25 89,3 sangat baik 8 A-K08 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 9 A-K09 4 4 3 2 3 3 3 22 78,6 baik 10 A-K10 4 4 3 3 3 4 3 24 85,7 sangat baik 11 A-K11 4 4 3 3 3 4 3 24 85,7 sangat baik 12 A-K12 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 13 A-K13 4 4 3 3 4 2 3 23 82,1 sangat baik 14 A-K14 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 15 A-K15 4 4 4 3 3 3 2 23 82,1 sangat baik 16 A-K16 4 4 3 3 2 2 3 21 75 17 A-K17 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 18 A-K18 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 19 A-K19 4 4 3 4 3 2 2 22 78,6 baik 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A-K20 A-K21 A-K22 A-K23 A-K24 A-K25 A-K26 A-K27 A-K28 A-K29 A-K30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 21 26 22 23 23 22 24 24 21 25 22 75 92,9 78,6 82,1 82,1 78,6 85,7 85,7 75 89,3 78,6 baik sangat baik baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik baik sangat baik baik 31 A-K31 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 sangat baik 32 A-K32 4 4 3 3 2 3 3 22 78,6 baik 33 A-K33 4 4 4 4 4 3 3 26 92,9 sangat baik 34 35 A-K34 A-K35 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 23 22 82,1 78,6 sangat baik baik 36 A-K36 4 4 3 4 3 3 4 25 89,3 sangat baik 37 A-K37 4 4 3 3 3 3 4 24 85,7 sangat baik Jumlah 148 142 115 119 115 111 113 863 3082 sangat baik rata-rata 4 sangat baik 3,84 sangat baik 3,11 3,22 3,108 3 3,05 baik baik baik baik baik Kriteria baik 164 Lampiran 27. Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik Indikator Penilaian Ranah Psikomotorik Jenis penilaian : Psikomotorik Mata pelajaran : Kimia Materi pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Tujuan : Mengamati dan menilai keterampilan siswa dalam kegiatan praktikum di laboratorium No ASPEK YANG DINILAI 1. Kesiapan siswa dalam melaksanakan praktikum 2. 3. 4. 5. Keterampilan menggunakan bahan alat dalam dan Ketepatan dalam melakukan cara kerja dan pengamatan praktikum Keterampilan dalam membuat laporan praktikum Kebersihan alat dan tempat praktikum SKOR 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 KRITERIA Mampu menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum, tidak melihat petunjuk praktikum, mengetahui cara kerja praktikum, hanya ada alat dan bahan dimeja praktikun Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Mampu menggunakan pipet dengan benar, mengukur volume larutan dengan tepat, pengambilan bahan tidak tumpah, mencuci gelas ukur sebelum digunakan untuk mengukur larutan lain Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Melakukan praktikum sesuai cara kerja, tidak melihat cara kerja praktikum, teliti dalam mengamati pembentukan endapan , teliti dalam melihat warna endapan yang terbentuk. Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Laporan praktikum lengkap terdiri dari 10 aspek, laporan praktikum sesuai format laporan praktikum, mampu membuat pembahasan dan kesimpulan dengan benar tanpa bantuan guru, dikumpulkan tepat waktu Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi Membersihkan tempat kerja, mencuci peralatan, membuang sampah bekas bahan ketempat sampah, mengambalikan alat ke tempat semula Jika hanya 3 indikator yang terpenuhi Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi 165 Panduan Skoring Skor total Skor tertinggi Skor terendah Rentang : 20 : 20 :5 : 5– 20 Kriteria Peilaian Ranah Afektif Rentang 23 – 28 18 - 22 13 - 17 7 - 12 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Rata-Rata Kriteria 3,28 – 4,00 Sangat baik 2,52 – 3,27 Baik 1,76 – 2,51 Cukup 1,00 - 1,75 Kurang 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100 166 Lampiran 28. Perhitungan Reliabilitas Lembar Observasi Ranah Psikomotorik PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK RATERS RESPONDEN ∑Xp A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑Xp (∑xP)2 15 20 16 15 20 17 20 20 15 20 15 18 18 17 16 19 18 15 16 20 20 14 16 15 20 14 14 20 15 20 20 15 20 20 15 19 19 646 417316 15 20 17 14 20 20 20 20 15 19 20 18 17 17 17 19 18 15 16 19 20 15 16 14 20 15 15 20 15 18 18 15 19 20 20 18 20 654 427716 15 17 17 15 20 20 16 18 15 19 20 19 16 18 17 20 20 16 15 20 20 14 16 15 18 16 15 20 20 19 20 14 18 20 15 18 18 649 421201 jumlah (∑xP)2 1266233 45 57 50 44 60 57 56 58 45 58 55 55 51 52 50 58 56 46 47 59 60 43 48 44 58 45 44 60 50 57 58 44 57 60 50 55 57 1949 (∑xP)2 2025 3249 2500 1936 3600 3249 3136 3364 2025 3364 3025 3025 2601 2704 2500 3364 3136 2116 2209 3481 3600 1849 2304 1936 3364 2025 1936 3600 2500 3249 3364 1936 3249 3600 2500 3025 3249 103895 167 Lampiran 29. Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen Aspek yang Dinilai Kode Siswa Nilai Kriteria 5 Jumlah Skor 1 2 3 4 1 P-E01 4 3 3 3 4 17 85 sangat baik 2 P-E02 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 3 P-E03 4 4 4 4 3 19 95 sangat baik 4 P-E04 4 4 4 3 3 18 90 sangat baik 5 P-E05 4 4 4 3 4 19 95 sangat baik 6 P-E06 4 3 3 4 4 18 90 sangat baik 7 P-E07 3 2 3 3 4 15 75 baik 8 P-E08 3 3 4 3 4 17 85 sangat baik 9 P-E09 4 4 3 4 4 19 95 sangat baik 10 P-E10 4 4 3 3 4 18 90 sangat baik 11 P-E11 3 4 4 3 4 18 90 sangat baik 12 P-E12 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 13 P-E13 4 4 4 3 4 19 95 sangat baik 14 P-E14 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 15 P-E15 3 4 3 4 4 18 90 sangat baik 16 P-E16 4 3 3 3 3 16 80 baik 17 P-E17 3 4 4 4 4 19 95 sangat baik 18 P-E18 4 4 3 3 4 18 90 sangat baik 19 P-E19 3 4 3 3 4 17 85 sangat baik 20 P-E20 3 4 3 2 4 16 80 baik 21 P-E21 3 3 3 3 4 16 80 baik 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 P-E22 P-E23 P-E24 P-E25 P-E26 P-E27 P-E28 P-E29 P-E30 P-E31 P-E32 P-E33 P-E34 P-E35 P-E36 P-E37 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 19 19 16 17 17 18 20 19 19 17 16 20 19 18 20 18 95 95 80 85 85 90 100 95 95 85 80 100 95 90 100 90 sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik Jumlah 136 140 129 127 137 669 rata-rata 3,676 sangat baik 3,784 sangat baik 3,486 sangat baik 3,43 sangat baik 3,7 sangat baik 18,08 NO Kriteria 168 Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol Aspek yang Dinilai Kode Siswa 1 2 3 4 5 1 P-K01 3 3 3 3 3 15 75 baik 2 P-K02 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 3 P-K03 4 4 3 2 3 16 80 baik 4 P-K04 3 3 3 2 3 14 70 baik 5 P-K05 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik sangat baik NO Jumlah Nilai Kriteria 6 P-K06 4 4 4 4 4 20 100 7 P-K07 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 8 P-K08 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 9 P-K09 3 3 3 3 3 15 75 baik 10 P-K10 4 4 4 4 3 19 95 sangat baik 11 P-K11 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 12 P-K12 4 4 3 3 4 18 90 sangat baik 13 P-K13 4 3 2 4 4 17 85 sangat baik 14 P-K14 4 4 2 3 4 17 85 sangat baik 15 P-K15 4 4 2 4 3 17 85 sangat baik 16 P-K16 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 17 P-K17 4 4 4 3 3 18 90 sangat baik 18 P-K18 3 3 2 3 4 15 75 baik 19 P-K19 4 3 3 2 4 16 80 baik 20 P-K20 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 21 P-K21 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 22 P-K22 3 4 2 3 3 15 75 baik 23 P-K23 4 3 3 2 4 16 80 Baik 24 P-K24 3 3 3 2 3 14 70 Baik 25 P-K25 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 26 P-K26 3 3 3 2 4 15 75 Baik 27 P-K27 3 3 2 3 3 14 70 Baik 28 P-K28 4 4 4 4 4 20 100 sangat baik 29 30 31 32 33 34 35 P-K29 P-K30 P-K31 P-K32 P-K33 P-K34 P-K35 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 15 19 20 14 19 20 15 75 95 100 70 95 100 75 Baik sangat baik sangat baik Baik sangat baik sangat baik Baik 36 P-K36 3 3 4 4 4 18 90 sangat baik 37 P-K37 4 4 4 3 4 19 95 sangat baik jumlah 135 136 123 121 135 650 rata-rata Kriteria 3,649 sangat baik 3,676 sangat baik 3,324 sangat baik 3,27 3,649 sangat baik 17,6 baik 169 Lampiran 30. Lembar Angket Tanggapan Siswa ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN Petunjuk pengisian : KIMIA 1. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda 3. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda alami, dengan cara memberi tanda (V) pada salah satu option 4. Tanyakan jika Anda mengalami kesulitan No Pernyataan Pendapat Anda SS S KS TS 1 Saya menyukai metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah dilaksanakan 2 Saya merasa metode pembelajaran yang diterapkan menyenangkan 3 Penerapan metode pembelajaran tersebut membuat saya lebih memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan 4 Materi yang dipelajari lebih mudah diingat setelah penerapan metode pembelajaran tersebut diterapkan 5 Saya merasa lebih aktif dalam pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran tersebut 6 Penerapan metode pembelajaran tersebut membuat saya berani berpendapat 7 Metode pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan kerjasama dan tanggungjawab saya terhadap kelompok 8 Menurut saya penerapan metode pembelajaran tersebut dapat saling membantu dalam belajar dengan sesama teman 9 Menurut saya penerapan metode pembelajaran tersebut melatih saya bertoleransi tinggi baik sesama anggota kelompok maupun dengan kelompok lain 10 Penerapan metode pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar saya 11 Menurut saya setelah membuat catatan dengan teknik mind mapping saya lebih mudah mengingat materi 12 Saya merasa lebih mudah memahami materi setelah membuat catatan dengan teknik mind mapping 13 Menurut saya setelah membuat catatan dengan teknik mind mapping membuat kreativitas saya bertambah Keterangan SS: sangat setuju; S: setuju; KS: kurang setuju, TS: tidak setuju 170 Lampiran 31. Perhitungan Reliabilitas Lembar Angket Tanggapan Siswa PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN Rumus: 2 k s b r11 1 2 st k 1 Keterangan: k : Banyaknya butir pertanyaan Σsb2 : Jumlah varian skor butir st 2 : Varian total Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: Σsb2 = 0,18 + 1535 64445 st 2 = r11 = … 0,24 = 37 13 1 1- 0,40 2 37 13 = 0,887 + 20,628 3,74 20,6282 Kriteria kriteria reliabilitas angket ditunjukkan pada Tabel Klasifikasi Reliabilitas berikut : Klasifikasi Reliabilitas Interval Reliabilitas Kriteria 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi 0,600 - 0,799 Tinggi 0,400 - 0,599 Cukup 0,200 - 0,399 Rendah 0,000 - 0,199 Sangat Rendah Kesimpulan Hasil perhitungan diperoleh reliabilitas (r11) = 0,910 Instrumen reliabel dengan kriteria tinggi = 3,74 171 Lampiran 32. Analisis Lembar Angket Tanggapan Siswa Analisis Lembar Angket Tanggapan Siswa terhadap Metode Pembelajaran Responden 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 114 3,1 Skor tiap pernyataan 7 8 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 113 120 120 117 3,054 3,24 3,24 3,16 10 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 113 3,054 11 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 119 3,22 12 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 119 3,216 Baik 114 360 0,2 Baik 113 355 0,267 Baik 113 355 0,267 Baik 119 397 0,39 Baik 119 397 0,386 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Jumlah Rerata 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 120 3,243 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 120 3,2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 120 3,24 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 115 3,108 Kriteria ∑x ∑x² ∑sb² Baik 120 396 0,184 Baik 120 398 0,2 Baik 120 400 0,29 Baik 115 371 0,367 6 Baik 120 398 0,24 Baik 120 396 0,18 Baik 117 381 0,3 Jumlah Skor(%) kriteria 13 3 3 3 1 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 125 3,378 Sangat Baik 125 437 0,397 42 39 37 31 39 39 46 42 41 46 36 41 43 35 40 37 43 40 39 36 39 42 43 49 40 45 50 44 45 39 39 47 50 44 52 38 37 1535 80,77 75 71,15 59,62 75 75 88,46 80,77 78,85 88,46 69,23 78,85 82,69 67,31 76,92 71,15 82,69 76,92 75 69,23 75 80,77 82,69 94,23 76,92 86,54 96,15 84,62 86,54 75 75 90,38 96,15 84,62 100 73,08 71,15 3,741 Baik Baik Baik cukup Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik 172 Lampiran 33. Skema TS-TS 173 Lampiran 34. Dokumentasi Kelas Eksperimen Suasana pembelajaran Suasana pembelajaran Suasana praktikum Suasana posttest 174 Kelas Kontrol Suasana pembelajaran Suasana praktikum Suasana posttest 175 Surat Keterangan Penelitian 176 Contoh Mind Mapping Buatan Siswa