1893 kontribusi metode two stay two stray terhadap

advertisement
Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil….
1893
KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Idha Zuly Astutik*, Saptorini dan Ersanghono Kusumo
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi metode Two
Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan. Desain penelitian yang digunakan yaitu posttest-only control design. Pengambilan
sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan
metode dokumentasi, observasi, tes dan angket. Hasil penelitian berupa hasil belajar kognitif,
afektif dan psikomotorik. Teknik analisis data menggunakan uji t dan uji ketuntasan belajar.
Hasil uji t menujukkan thitung (4,22) lebih dari tkritis(1,99). Hasil uji ketuntasan belajar kelas
eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar 86 dan 46 %. Hasil psikomotorik skor total
18,08 dan 17,51, sedangkan untuk hasil afektif skor total 24,08 dan 23,32 sehingga hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Simpulan dari penelitian ini
adalah metode TS-TS mempunyai kontribusi sebesar 37,89 % terhadap hasil belajar siswa
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Kata Kunci: hasil belajar, kontribusi, two stay two stray
ABSTRACT
This experimental reseach aimed to determine the contribution method Two Stay Two
Stray (TS-TS) on student learning outcomes in material solubility and solubility product. The
research design used is the posttest-only control design. Sampling using cluster random
sampling. Collecting data using the methods of documentation, observation, tests and
questionnaires. Results of research in the form of the cognitive learning, affective and
psychomotor. Data were analyzed using t-test and test mastery learning. T test results showed
tcount (4.22) more than tcritical (1.99). The result of the experimental group learning completeness
and control respectively by 86 and 46 %. Results psychomotor total score of 18.08 and 17.51,
while the total score for affective outcomes 24.08 and 23.32 so that the experimental group
students learn better than the control group. The conclusions of this research is the method of
TS-TS has a contributions 0f 37,89% to the students learning outcomes in material solubility
and solubility product.
Keywords: learning outcomes, contributions, two stay two stray
PENDAHULUAN
dialami oleh siswa. Adanya hasil belajar
Kimia merupakan salah satu mata
pelajaran
yang
mempelajari
dianggap
konsep
sulit
dan
karena
yang rendah dapat dipengaruhi dari metode
pembelajaran
yang
digunakan
kurang
hitungan
bervariasi. Pemilihan metode yang tepat
matematis. Penggunaan metode dan model
dalam pembelajaran agar siswa terhindar
pembelajaran yang kurang cocok dengan
dari kebosanan, dan tercipta kondisi belajar
materi mengakibatkan siswa mengalami
yang interaktif, efektif dan efisien sehingga
kesulitan dalam mengikuti pembelajaran
tujuan belajar dapat tercapai (Wijayati, et al.,
kimia. Hasil belajar yang rendah merupakan
2008).
salah satu indikasi kesulitan belajar yang
1894
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900
masih
Pada kegiatan pembelajaran guru
proses
menggunakan
informasi dan hasil yang telah didapatkan
metode
ceramah,
diskusi
dilakukan
sehingga siswa cenderung pasif dan kurang
dari
berminat
Pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS)
saat
mengikuti
pembelajaran.
kelompok asalnya
pertukaran
dapat
juga menggunakan diskusi. Namun, saat
mempelajari sebuah konsep melalui aktivitas
diskusi berlangsung terlihat siswa masih
pemecahan masalah, mengungkapkan ide,
pasif
mengemukakan
melakukan diskusi serta presentasi dalam
dan
tanggung
sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok
jawab antar kelompok dalam mengerjakan
memiliki peran dan tanggung jawabnya
tugas diskusi masih kurang. Maka dari itu
masing-masing, sehingga dalam kegiatan
perlu diterapkan metode pembelajaran yang
belajar pada masing-masing kelompok tidak
dapat membuat siswa aktif dan berani
ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi
mengemukakan pendapatnya. Selain itu,
(Asna, et al., 2014).
takut
pendapatnya,
untuk
kerjasama
siswa
untuk
2013).
Selain menggunakan metode ceramah guru
dan
menuntut
(Kagan,
aktif
dapat mendorong siswa untuk bekerjasama
Masalah dalam penelitian ini, 1)
dan bertanggung jawab, lebih mudah dalam
adakah kontribusi metode pembelajaran
mengingat dan memahami materi sehingga
Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil
hasil belajar siswa dapat meningkat.
belajar siswa pada materi kelarutan dan
yang
Salah satu metode pembelajaran
hasil kali kelarutan 2) berapa besarnya
dapat
kontribusi metode pembelajaran Two Stay
membantu
memecahkan
metode
Two Stray (TS-TS) terhadap hasil belajar
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
karena pembelajaran ini dapat membantu
kelarutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1)
siswa untuk lebih mudah mengingat materi,
untuk mengetahui adanya kontribusi metode
meningkatkan
tanggung
Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil
jawab siswa, serta membuat siswa lebih
belajar siswa pada materi kelarutan dan
aktif. Metode pembelajaran Two Stay Two
hasil kali kelarutan, 2) untuk mengetahui
Stary (TS-TS) merupakan metode belajar
besarnya kontribusi metode pembelajaran
mengajar dua tinggal
dua tamu yang
Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan
dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode
terhadap hasil belajar siswa pada kelarutan
pembelajaran
dan hasil kali kelarutan.
masalah
tersebut
kesempatan
adalah
kerjasama
ini
dan
dapat
kepada
memberikan
anggota
kelompok
yang berdiskusi untuk membagi hasil dan
informasi
kepada
kelompok
lain.
METODE PENELITIAN
Saat
Penelitian
sebagai
yang
kelarutan dan hasil kali kelarutan, pada
maupun
tanggal 25 Maret sampai 5 Mei 2015.
menyampaikan
sebagai
hasil
diskusi
tamu yang bertanya informasi
kepada kelompok lain (Lie, 2004). Pada
Desain
yang
digunakan
dengan
SMA
Negeri
tamu
Semarang
di
diskusi siswa diharapkan lebih aktif, baik
penerima
10
dilaksanakan
adalah
materi
True
Experimental Design dengan pola posttest-
1895
Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil….
only control design. Sampel diambil dengan
menggunakan
teknik
cluster
Teknik analisis data menggunakan
random
uji parametrik yaitu: 1) uji t, 2) uji ketuntasan
sampling. Variabel bebas dalam penelitian
belajar, 3) uji pengaruh antar variabel, 4) uji
ini adalah metode pembelajaran. Kelas
koefisien determinasi, 5) analisis deskriptif
eksperimen diberi perlakuan dengan metode
nilai
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
psikomotorik,
dengan
angket tanggapan siswa.
sedangkan
menggunakan
kelas
metode
kontrol
hasil
belajar
6)
analisis deskriptif
nilai
dan 7) analisis deskriptif
pembelajaran
ceramah dan diskusi. Variabel terikatnya
adalah
afektif,
siswa,
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan
Data
hasil
belajar
dan
angket
variabel kontrolnya adalah kurikulum, materi,
tanggapan siswa merupakan hasil dari
guru, bahan ajar, dan jumlah jam pelajaran
penelitian
ini.
yang sama. Metode yang digunakan untuk
dilakukan
pada
pengumpulan
metode
Psikomotorik, 2) Afektif, dan 3) Kognitif.
dokumentasi, tes, observasi, dan angket.
Penilaian psikomotorik dilakukan dengan
Metode dokumentasi, tes, observasi dan
menilai keterampilan siswa selama kegiatan
angket digunakan untuk mendapatkan data
praktikum
mengenai sekolah dan kondisi pelaksanaan
psikomotorik terdiri dari lima aspek yaitu: a)
proses kegiatan belajar mengajar, untuk
Kesiapan
siswa
mengetahui hasil belajar siswa (kogntif),
praktikum,
b)
untuk
menggunakan alat dan bahan, c) Ketepatan
data
mengetahui
psikomotorik,
adalah
nilai
serta
afektif
untuk
dan
mengetahui
dalam
di
Penilaian
tiga
hasil
aspek
yaitu:
laboratorium.
melakukan
dalam
belajar
Penilaian
melaksanakan
Keterampilan
cara
1)
dalam
kerja
dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran
pengamatan praktikum, d) Keterampilan
yang menggunakan metode Two Stay Two
dalam membuat laporan praktikum, dan e)
Stray (TS-TS). Instrumen penelitian yang
Kebersihan alat dan tempat praktikum. Hasil
digunakan yaitu: 1) soal posttest, 2) lembar
yang diperoleh dari observasi penilaian
observasi
psikomotorik disajikan pada Gambar 1.
afektif,
3)
lembar
observasi
psikomotrik dan 4) angket tanggapan siswa.
Gambar 1. Perbandingan rata-rata skor tiap aspek penilaian psikomotorik
1896
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900
Berdasarkan
analisis
data
analisis
pembahasan
dan
kesimpulan
psikomotorik, hasil perhitungan jumlah rata-
diperoleh rata-rata nilai kelas eksperimen
rata skor siswa kelas eksperimen dan
dan kontrol masing masing sebesar 85,73
kontrol masing-masing sebesar 18,08 dan
dan 82,91. Pembelajaran dengan metode
17,51. Pada Gambar 2 dapat dilihat pada
Two Stay Two Stray (TS-TS) siswa akan
aspek kesiapan siswa dalam melaksanakan
lebih mudah menemukan dan memahami
praktikum, kedua kelas memiliki kesiapan
konsep
yang hampir sama dikarenakan keduanya
berdiskusi
sudah mempelajari petunjuk praktikum yang
2011).
telah diberikan. Pada aspek keterampilan
dalam
menggunakan
alat
dan
bahan,
yang
sulit
dengan
jika mereka
temannya
saling
(Indriyani,
Penilaian afektif dilakukan dengan
menilai sikap siswa selama kegiatan belajar
kebersihan alat serta tempat praktikum
mengajar
kedua kelas juga memiliki nilai yang hampir
dilakukan pada kelas eksperimen maupun
sama. Hal ini disebabkan karena siswa dari
kelas kontrol. Aspek yang dinilai pada
kedua kelas mampu dalam menggunakan
penilaian afektif terdiri dari 7 aspek yaitu: a)
alat
Kehadiran di kelas, b) Kedisiplinan waktu, c)
dan
pemakaian
bahan
sesuai
di
kelas.
Kerjasama,
kegiatan
yaitu
Perhatian mengikuti pelajaran, f) Keaktifan
membersihkan alat dan tempat kerja setelah
bertanya dan menjawab pertanyaan, dan g)
praktikum selesai dilaksanakan.
Menghargai pendapat orang lain. Hasil yang
praktikum
Aspek ketepatan dalam melakukan
prosedur dan pengamatan praktikum, kelas
Tanggung
afektif
kebutuhan. Kedua kelas juga melakukan
akhir
d)
Penilaian
jawab,
e)
diperoleh dari observasi penilaian afektif
disajikan pada Gambar 2.
eksperimen memperoleh nilai yang lebih
Gambar 2 memperlihatkan bahwa
baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
pada aspek pertama yaitu kehadiran di
dikarenakan kurang telitinya siswa kelas
kelas, kedua kelas memiliki hasil yang sama
kontrol dalam mengamati endapan yang
karena pada setiap penelitian berlangsung
terbentuk. Pada aspek keterampilan dalam
siswa
membuat
kedisiplinan
laporan
praktikum
kelas
selalu
berangkat.
waktu,
Pada
perhatian
aspek
mengikuti
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
pelajaran dan menghargai pendapat orang
kontrol, dikarenakan kelas eksperimen pada
lain menunjukkan angka yang hampir sama.
pembelajarannya
metode
Aspek kedisiplinan waktu dan perhatian
Two Stay Two Stray (TS-TS). Pembelajaran
mengikuti pelajaran kedua kelas sama-sama
Two Stay Two Stray (TS-TS) pada siswa
disipilin pada saat hadir di kelas dengan
kelas eksperimen mengakibatkan siswa
berada di kelas sebelum guru masuk dan
lebih
siswa
mudah
menggunakan
dalam
memahami
dan
pada
kedua
kelas
mengingat konsep materi kelarutan dan
memperhatikan
hasil kali kelarutan sehingga mereka mampu
menjelaskan, tidak berbicara sendiri maupun
membuat
kesimpulan
dengan teman. Aspek menghargai pendapat
lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil
orang lain kedua kelas memiliki angka yang
pembahasan
dan
guru
sama-sama
pada
saat
1897
Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil….
hampir sama karena pada kelas kontrol juga
kontrol juga menghargai pendapat orang
dilakukan diskusi sehingga siswa pada kelas
lain.
Gambar 2. Perbandingan rata-rata skor tiap aspek penilaian afektif
Aspek
tanggung
kelas
baik dibandingkan kelas kontrol karena
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
kegiatan diskusi, bertukar informasi, dan
kontrol. Pada kedua kelas dilakukan diskusi
pembagian tugas yang merata pada kelas
dan tanya jawab, sehingga siswa pada kelas
eksperimen sehingga membuat kerjasama
eksperimen
siswa kelas eksperimen meningkat.
maupun
jawab,
kelas
kontrol
mempunyai tanggung jawab masing-masing
Jumlah
rata-rata
eksperimen
untuk
sebesar 24,08 dan 23,32, sehingga hasil
eksperimen
lebih
tepat
tugas,
waktu
kelas
dalam
afektif
kelas
kontrol
kelas
terhadap tugas yang diberikan. Namun
pengumpulan
dan
skor
masing-masing
eksperimen
lebih
baik
pengumpulannya, sedangkan kelas kontrol
dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan hasil
ada beberapa siswa yang telat dalam
yang
pengumpulan tugas. Pada aspek keaktifan
metode pembelajaran Two Stay Two Stray
bertanya dan menjawab pertanyaan, hasil
(TS-TS) pada kelas eksperimen. Adanya
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
diskusi dan kegiatan bertukar informasi
kelas kontrol. Kurangnya keaktifan bertanya
membuat siswa merasa tidak jenuh karena
dan
metode
menjawab
pada
kelas
kontrol
diperoleh
dikarenakan
pembelajaran
lebih
penerapan
bervariasi,
dikarenakan siswa hanya menerima materi
sehingga siswa lebih dapat bekerja sama
utuh dari guru, sedangkan pada kelas
dan bertanggung jawab (Rahmawati, et al.,
eksperimen dilakukan metode TS-TS yang
2014)
dapat
memacu
siswa
untuk
bertanya
Hasil penelitian selanjutnya adalah
sehingga pada saat pembelajaran muncul
hasil penilaian kognitif, yaitu nilai posttest.
banyak pertanyaan untuk diajukan. Aspek
Hasil posttest kedua kelas disajikan pada
kerjasama untuk kelas eksperimen lebih
Tabel 1.
1898
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900
Tabel 1. Data nilai posttest
Nilai
Simpangan
Rata-rata
Tertinggi
Baku
85,73
10,31
100
76,49
8,42
88
Banyak
sampel
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
37
37
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh ratarata nilai posttest siswa kelas eksperimen
Terendah
56
56
kelas kontrol hanya menggunakan metode
ceramah dan diskusi.
lebih baik dibandingkan kelas kontrol yaitu
Besarnya
kontribusi
metode
masing-masing sebesar 85,73 dan 76,49.
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
Hasil
pada
uji
normalitas
kelas
eksperimen
kelas
eksperimen
kontrol
dengan
korelasi
biserial,
ceramah
dan memiliki homogenitas yang sama. Hasil
menggunakan
uji t dilakukan dengan melihat satu pihak
diperoleh harga rb sebesar 0,62 dengan
kanan menunjukkan bahwa rata-rata nilai
kategori
siswa
menggunakan
eksperimen
dibandingkan
kelas
lebih
kontrol.
baik
kelas
metode
maupun kelas kontrol berdistribusi normal
kelas
pada
dan
rumus
kuat.
Selanjutnya
koefisien
dengan
determinasi
Hasil
diperoleh harga sebesar 37,89 %. Hal ini
perhitungan diperoleh thitung dan tkritis masing-
berarti metode Two Stay Two Stray (TS-TS)
masing sebesar 4,22 dan 1,99 dengan harga
memberikan kontribusi sebesar 37,89 %
sebesar 5%. Hal ini disebabkan karena
terhadap hasil belajar siswa.
Uji ketuntasan belajar bertujuan
kelas eksperimen diberikan metode yang
inovatif,
sehingga
menyebabkan
siswa
untuk
mengetahui
ketuntasan
belajar
merasa senang dan tidak bosan dalam
kognitif siswa baik kelas ekperimen maupun
pembelajaran (Setiawan, 2012). Sedangkan
kelas kontrol. Hasil ketuntasan belajar kedua
kelas disajikan pada Tabel 2.
Kelompok
Banyak
sampel
37
37
Eksperimen
Kontrol
Tabel
kelas
2
Tabel 2. Hasil Uji ketuntasan belajar
Nilai
Banyak Siswa
Rerata
Tuntas
Tidak tuntas
85,73
32
5
76,49
17
20
memperlihatkan
eksperimen
telah
bahwa
mencapai
Ketuntasan
86%
46%
sedangkan kelas kontrol hanya 17 siswa
yang tuntas dari 37 siswa.
ketuntasan belajar kognitif, sedangkan kelas
Pembelajaran Two Stay Two Stray
kontrol belum mencapai ketuntasan belajar
(TS-TS) didesain untuk meningkatkan rasa
dengan nilai ketuntasan minimal sebesar 77.
tanggung
Nilai
kelas
pembelajaran sendiri dan juga orang lain.
masing-masing
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
ketuntasan
eksperimen
sebesar
86
dan
dan
belajar
kontrol
46
%.
untuk
Pada
kelas
eksperimen terdapat 32 siswa yang tuntas,
diberikan
jawab
tetapi
siswa
juga
harus
terhadap
dapat
memberikan dan mengajarkan materi pada
1899
Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil….
kelompok
lain
serta
siap
menerima
metode
Two
Stay
Two
Stray
yang
penjelasan dari teman dalam kelompok lain.
diterapkan pada kelas eksperimen dapat
Selain itu pembelajaran ini juga dapat
membangkitkan semangat untuk bekerja
meningkatkan kerjasama dalam kelompok.
secara
Kerjasama
adalah
informasi, serta mempermudah siswa dalam
untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya
menyelesaikan soal dan masalah yang
sehingga siswa lebih menguasai konsep
diberikan, dimana siswa dituntut aktif, saling
yang sudah dipelajari. Penerapan metode
berinteraksi
serta
Two Stay Two Stray akan mengarahkan
informasi. Dari diskusi tersebut siswa belajar
siswa untuk aktif baik dalam berdiskusi,
untuk
dan
tanya jawab, mencari jawaban bersama,
menemukan solusi bersama dengan teman
menjelaskan dan juga menyimak materi
sebayanya. Siswa menjadi mudah dalam
yang dijelaskan oleh teman sebaya (Huda,
mengingat materi karena konsep yang
2011).
dalam
kerjasama
metode
dalam
dan
diskusi
berbagi
memecahkan
mereka
temukan
berbagi
informasi
sebuah
temuan
ini
hasil
masalah
bersama
dan
dari
saling
mendiskusikan
dan
saling
berbagi
Hasil analisis yang diperoleh dari
angket
tanggapan
siswa
adalah
siswa
mengetahui
memberikan respon yang positif terhadap
kebenarannya menghasilkan jawaban yang
peneapa metode Two Stay Two Stray (TS-
akurat dan lebih lengkap dibanding hanya
TS)
guru
tanggapan sangat setuju dan setuju. Siswa
yang
untuk
kelompok
memberikan
jawabannya
(Boyanton, 2014).
Siswa
pada
saat
merasa
yang
diberi
metode
pembelajaran
penerapan
metode
dengan
ini
menyenangkan selama pembelajaran di
pembelajaran Two Stay Two Stray lebih
kelas.
memiliki
membuat siswa lebih aktif dan berani
penguasaan
materi,
tanggung
Penerapan
metode
ini
jawab dan kerjasama yang baik serta
berpendapat
keaktifan
melakukan
pertukaran informasi pada saat diskusi.
diskusi. Oleh sebab itu, hasil belajar kognitif
Selain itu dapat meningkatkan kerjasama
siswa
baik
dan tanggung jawab, serta siswa lebih
dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar
termotivasi belajar. Karena termotivasi siswa
kognitif kelas eksperimen lebih baik karena
menjadi
siswa
aktif
mengingat dan menguasai materi serta
untuk
mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
tiap
kelas
siswa
eksperimen
terbiasa
mengemukakan
dalam
lebih
berperan
pendapat
dikarenakan
dapat
mudah
menemukan suatu kesimpulan atau jawaban
guru dengan baik.
sehingga terjadi peningkatan pemahaman
Kelebihan
dalam
adanya
memahami,
dari
metode
(Rakhmawati, et al., 2012). Pembelajaran
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)
Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat
adalah 1) dapat diterapkan pada mata
siswa dapat memahami materi dengan lebih
pelajaran
jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik
bekerjasama, bertanggung jawab dalam
(Wahyuni, et al., 2011). Kerjasama dalam
kelompok. Setiap siswa mempunyai tugas
lain,
karena
menuntut
siswa
1900
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900
dan tanggung jawab masing-masing. 2)
stay-two stray pada siswa kelas IV
SD Tambakaji 05 kecamatan
Ngaliyan kota Semarang. Jurnal
Kependidikan Dasar, Vol. 1, No. 2,
Hal. 180-93.
membuat suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan sehingga siswa termotivasi
untuk belajar. Sedangkan kekurangan dari
metode ini adalah 1) membutuhkan waktu
yang lama, 2) guru membutuhkan banyak
persiapan.
SIMPULAN
Lie,
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1)
terdapat kontribusi metode pembelajaran
Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil
belajar siswa pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan, 2) metode pembelajaran
Two Stay Two Stray (TS-TS) mempunyai
kontribusi sebesar 37,89 % terhadap hasil
belajar siswa SMA Negeri 10 Semarang
pada
materi
Kagan, S., 2013, Activity base learning or
joyfull
learning
in
commerce
education. Asia Pasific Journal of
Marketing and Management Review,
Vol. 2, No. 3, Hal: 79-81.
kelarutan
dan
hasil
kali
kelarutan.
DAFTAR PUSTAKA
Asna, L.S., Sugiharto dan Susanti, E., 2014,
Efektivitas metode pembelajaran
two stay two stray (TSTS)
menggunakan media LKS dilengkapi
molymod terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok ikatan
kimia kelas XI IPA SMA Negeri 1
Mojolaban tahun ajaran 2013/2014.
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 3, No.
1, Hal.: 123 - 131.
Boyanton, D., 2014, Redefine "good"
dicussion in higher education. The
International of Learning in Higher
Education, Vol. 20, No. 4, Hal. 3949.
Huda, M., 2011, Cooperatif Learning :
Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan, Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Indriyani, C., 2011, Peningkatan kualitas
pembelajaran IPS dengan model
pembelajaran kooperatif teknik two
A., 2004, Cooperatif Learning.
Mempraktekkan
Cooperative
Learning Di Ruang-Ruang Kelas.
Jakarta: PT Grasindo.
Rahmawati, W., Rismen, S. dan Husna,
2014, Pengaruh penerapan teknik
two stay two stray disertai kuis
terhadap
pemahaman
konsep
matematis siswa kelas VIII SMPN
15 Padang tahun pelajaran 20132014. Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No.
1, Hal. 1-5.
Rakhmawati, Z., Saptorini dan Soeprodjo,
2012,
Pengaruh
model
pembelajaran three stay two stray
berbasis inquiry terhadap hasil
belajar. Chemistry in Education, Vol.
2, No. 1, Hal. 154-59.
Setiawan,
A.T.,
2012,
Pengaruh
pembelajaran kooperatif two stay
two stray berpendekatan SETS
terhadap hasil belajar kimia siswa
SMA Negeri 1 Comal. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, Vol. 6, No.1, Hal.
845-51.
Wahyuni, S., Widodo, A.T. dan Fahmi, S.,
2011, Pengaruh pendekatan TSTS
dengan
perlakuan
group
investigation terhadap hasil belajar
kimia materi hasil kali kelarutan
kelas XI SMA N 1 Bandar, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 5,
No. 2, Hal. 827-38.
Wijayati,
N.,
Kusumawati,
I.
dan
Kushandayani,
T.,
2008,
Penggunaan model pembelajaran
numbered heads together untuk
meningkatkan hasil belajar kimia.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
Vol. 2, No. 2, Hal. 281-286.
Download