Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil…. 1893 KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Idha Zuly Astutik*, Saptorini dan Ersanghono Kusumo Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035 Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi metode Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Desain penelitian yang digunakan yaitu posttest-only control design. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, tes dan angket. Hasil penelitian berupa hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Teknik analisis data menggunakan uji t dan uji ketuntasan belajar. Hasil uji t menujukkan thitung (4,22) lebih dari tkritis(1,99). Hasil uji ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar 86 dan 46 %. Hasil psikomotorik skor total 18,08 dan 17,51, sedangkan untuk hasil afektif skor total 24,08 dan 23,32 sehingga hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Simpulan dari penelitian ini adalah metode TS-TS mempunyai kontribusi sebesar 37,89 % terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kata Kunci: hasil belajar, kontribusi, two stay two stray ABSTRACT This experimental reseach aimed to determine the contribution method Two Stay Two Stray (TS-TS) on student learning outcomes in material solubility and solubility product. The research design used is the posttest-only control design. Sampling using cluster random sampling. Collecting data using the methods of documentation, observation, tests and questionnaires. Results of research in the form of the cognitive learning, affective and psychomotor. Data were analyzed using t-test and test mastery learning. T test results showed tcount (4.22) more than tcritical (1.99). The result of the experimental group learning completeness and control respectively by 86 and 46 %. Results psychomotor total score of 18.08 and 17.51, while the total score for affective outcomes 24.08 and 23.32 so that the experimental group students learn better than the control group. The conclusions of this research is the method of TS-TS has a contributions 0f 37,89% to the students learning outcomes in material solubility and solubility product. Keywords: learning outcomes, contributions, two stay two stray PENDAHULUAN dialami oleh siswa. Adanya hasil belajar Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari dianggap konsep sulit dan karena yang rendah dapat dipengaruhi dari metode pembelajaran yang digunakan kurang hitungan bervariasi. Pemilihan metode yang tepat matematis. Penggunaan metode dan model dalam pembelajaran agar siswa terhindar pembelajaran yang kurang cocok dengan dari kebosanan, dan tercipta kondisi belajar materi mengakibatkan siswa mengalami yang interaktif, efektif dan efisien sehingga kesulitan dalam mengikuti pembelajaran tujuan belajar dapat tercapai (Wijayati, et al., kimia. Hasil belajar yang rendah merupakan 2008). salah satu indikasi kesulitan belajar yang 1894 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900 masih Pada kegiatan pembelajaran guru proses menggunakan informasi dan hasil yang telah didapatkan metode ceramah, diskusi dilakukan sehingga siswa cenderung pasif dan kurang dari berminat Pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) saat mengikuti pembelajaran. kelompok asalnya pertukaran dapat juga menggunakan diskusi. Namun, saat mempelajari sebuah konsep melalui aktivitas diskusi berlangsung terlihat siswa masih pemecahan masalah, mengungkapkan ide, pasif mengemukakan melakukan diskusi serta presentasi dalam dan tanggung sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok jawab antar kelompok dalam mengerjakan memiliki peran dan tanggung jawabnya tugas diskusi masih kurang. Maka dari itu masing-masing, sehingga dalam kegiatan perlu diterapkan metode pembelajaran yang belajar pada masing-masing kelompok tidak dapat membuat siswa aktif dan berani ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi mengemukakan pendapatnya. Selain itu, (Asna, et al., 2014). takut pendapatnya, untuk kerjasama siswa untuk 2013). Selain menggunakan metode ceramah guru dan menuntut (Kagan, aktif dapat mendorong siswa untuk bekerjasama Masalah dalam penelitian ini, 1) dan bertanggung jawab, lebih mudah dalam adakah kontribusi metode pembelajaran mengingat dan memahami materi sehingga Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil hasil belajar siswa dapat meningkat. belajar siswa pada materi kelarutan dan yang Salah satu metode pembelajaran hasil kali kelarutan 2) berapa besarnya dapat kontribusi metode pembelajaran Two Stay membantu memecahkan metode Two Stray (TS-TS) terhadap hasil belajar pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) siswa pada materi kelarutan dan hasil kali karena pembelajaran ini dapat membantu kelarutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) siswa untuk lebih mudah mengingat materi, untuk mengetahui adanya kontribusi metode meningkatkan tanggung Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil jawab siswa, serta membuat siswa lebih belajar siswa pada materi kelarutan dan aktif. Metode pembelajaran Two Stay Two hasil kali kelarutan, 2) untuk mengetahui Stary (TS-TS) merupakan metode belajar besarnya kontribusi metode pembelajaran mengajar dua tinggal dua tamu yang Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode terhadap hasil belajar siswa pada kelarutan pembelajaran dan hasil kali kelarutan. masalah tersebut kesempatan adalah kerjasama ini dan dapat kepada memberikan anggota kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain. METODE PENELITIAN Saat Penelitian sebagai yang kelarutan dan hasil kali kelarutan, pada maupun tanggal 25 Maret sampai 5 Mei 2015. menyampaikan sebagai hasil diskusi tamu yang bertanya informasi kepada kelompok lain (Lie, 2004). Pada Desain yang digunakan dengan SMA Negeri tamu Semarang di diskusi siswa diharapkan lebih aktif, baik penerima 10 dilaksanakan adalah materi True Experimental Design dengan pola posttest- 1895 Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil…. only control design. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster Teknik analisis data menggunakan random uji parametrik yaitu: 1) uji t, 2) uji ketuntasan sampling. Variabel bebas dalam penelitian belajar, 3) uji pengaruh antar variabel, 4) uji ini adalah metode pembelajaran. Kelas koefisien determinasi, 5) analisis deskriptif eksperimen diberi perlakuan dengan metode nilai pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) psikomotorik, dengan angket tanggapan siswa. sedangkan menggunakan kelas metode kontrol hasil belajar 6) analisis deskriptif nilai dan 7) analisis deskriptif pembelajaran ceramah dan diskusi. Variabel terikatnya adalah afektif, siswa, HASIL DAN PEMBAHASAN sedangkan Data hasil belajar dan angket variabel kontrolnya adalah kurikulum, materi, tanggapan siswa merupakan hasil dari guru, bahan ajar, dan jumlah jam pelajaran penelitian ini. yang sama. Metode yang digunakan untuk dilakukan pada pengumpulan metode Psikomotorik, 2) Afektif, dan 3) Kognitif. dokumentasi, tes, observasi, dan angket. Penilaian psikomotorik dilakukan dengan Metode dokumentasi, tes, observasi dan menilai keterampilan siswa selama kegiatan angket digunakan untuk mendapatkan data praktikum mengenai sekolah dan kondisi pelaksanaan psikomotorik terdiri dari lima aspek yaitu: a) proses kegiatan belajar mengajar, untuk Kesiapan siswa mengetahui hasil belajar siswa (kogntif), praktikum, b) untuk menggunakan alat dan bahan, c) Ketepatan data mengetahui psikomotorik, adalah nilai serta afektif untuk dan mengetahui dalam di Penilaian tiga hasil aspek yaitu: laboratorium. melakukan dalam belajar Penilaian melaksanakan Keterampilan cara 1) dalam kerja dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran pengamatan praktikum, d) Keterampilan yang menggunakan metode Two Stay Two dalam membuat laporan praktikum, dan e) Stray (TS-TS). Instrumen penelitian yang Kebersihan alat dan tempat praktikum. Hasil digunakan yaitu: 1) soal posttest, 2) lembar yang diperoleh dari observasi penilaian observasi psikomotorik disajikan pada Gambar 1. afektif, 3) lembar observasi psikomotrik dan 4) angket tanggapan siswa. Gambar 1. Perbandingan rata-rata skor tiap aspek penilaian psikomotorik 1896 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900 Berdasarkan analisis data analisis pembahasan dan kesimpulan psikomotorik, hasil perhitungan jumlah rata- diperoleh rata-rata nilai kelas eksperimen rata skor siswa kelas eksperimen dan dan kontrol masing masing sebesar 85,73 kontrol masing-masing sebesar 18,08 dan dan 82,91. Pembelajaran dengan metode 17,51. Pada Gambar 2 dapat dilihat pada Two Stay Two Stray (TS-TS) siswa akan aspek kesiapan siswa dalam melaksanakan lebih mudah menemukan dan memahami praktikum, kedua kelas memiliki kesiapan konsep yang hampir sama dikarenakan keduanya berdiskusi sudah mempelajari petunjuk praktikum yang 2011). telah diberikan. Pada aspek keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan, yang sulit dengan jika mereka temannya saling (Indriyani, Penilaian afektif dilakukan dengan menilai sikap siswa selama kegiatan belajar kebersihan alat serta tempat praktikum mengajar kedua kelas juga memiliki nilai yang hampir dilakukan pada kelas eksperimen maupun sama. Hal ini disebabkan karena siswa dari kelas kontrol. Aspek yang dinilai pada kedua kelas mampu dalam menggunakan penilaian afektif terdiri dari 7 aspek yaitu: a) alat Kehadiran di kelas, b) Kedisiplinan waktu, c) dan pemakaian bahan sesuai di kelas. Kerjasama, kegiatan yaitu Perhatian mengikuti pelajaran, f) Keaktifan membersihkan alat dan tempat kerja setelah bertanya dan menjawab pertanyaan, dan g) praktikum selesai dilaksanakan. Menghargai pendapat orang lain. Hasil yang praktikum Aspek ketepatan dalam melakukan prosedur dan pengamatan praktikum, kelas Tanggung afektif kebutuhan. Kedua kelas juga melakukan akhir d) Penilaian jawab, e) diperoleh dari observasi penilaian afektif disajikan pada Gambar 2. eksperimen memperoleh nilai yang lebih Gambar 2 memperlihatkan bahwa baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini pada aspek pertama yaitu kehadiran di dikarenakan kurang telitinya siswa kelas kelas, kedua kelas memiliki hasil yang sama kontrol dalam mengamati endapan yang karena pada setiap penelitian berlangsung terbentuk. Pada aspek keterampilan dalam siswa membuat kedisiplinan laporan praktikum kelas selalu berangkat. waktu, Pada perhatian aspek mengikuti eksperimen lebih baik dibandingkan kelas pelajaran dan menghargai pendapat orang kontrol, dikarenakan kelas eksperimen pada lain menunjukkan angka yang hampir sama. pembelajarannya metode Aspek kedisiplinan waktu dan perhatian Two Stay Two Stray (TS-TS). Pembelajaran mengikuti pelajaran kedua kelas sama-sama Two Stay Two Stray (TS-TS) pada siswa disipilin pada saat hadir di kelas dengan kelas eksperimen mengakibatkan siswa berada di kelas sebelum guru masuk dan lebih siswa mudah menggunakan dalam memahami dan pada kedua kelas mengingat konsep materi kelarutan dan memperhatikan hasil kali kelarutan sehingga mereka mampu menjelaskan, tidak berbicara sendiri maupun membuat kesimpulan dengan teman. Aspek menghargai pendapat lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil orang lain kedua kelas memiliki angka yang pembahasan dan guru sama-sama pada saat 1897 Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil…. hampir sama karena pada kelas kontrol juga kontrol juga menghargai pendapat orang dilakukan diskusi sehingga siswa pada kelas lain. Gambar 2. Perbandingan rata-rata skor tiap aspek penilaian afektif Aspek tanggung kelas baik dibandingkan kelas kontrol karena eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kegiatan diskusi, bertukar informasi, dan kontrol. Pada kedua kelas dilakukan diskusi pembagian tugas yang merata pada kelas dan tanya jawab, sehingga siswa pada kelas eksperimen sehingga membuat kerjasama eksperimen siswa kelas eksperimen meningkat. maupun jawab, kelas kontrol mempunyai tanggung jawab masing-masing Jumlah rata-rata eksperimen untuk sebesar 24,08 dan 23,32, sehingga hasil eksperimen lebih tepat tugas, waktu kelas dalam afektif kelas kontrol kelas terhadap tugas yang diberikan. Namun pengumpulan dan skor masing-masing eksperimen lebih baik pengumpulannya, sedangkan kelas kontrol dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan hasil ada beberapa siswa yang telat dalam yang pengumpulan tugas. Pada aspek keaktifan metode pembelajaran Two Stay Two Stray bertanya dan menjawab pertanyaan, hasil (TS-TS) pada kelas eksperimen. Adanya kelas eksperimen lebih baik dibandingkan diskusi dan kegiatan bertukar informasi kelas kontrol. Kurangnya keaktifan bertanya membuat siswa merasa tidak jenuh karena dan metode menjawab pada kelas kontrol diperoleh dikarenakan pembelajaran lebih penerapan bervariasi, dikarenakan siswa hanya menerima materi sehingga siswa lebih dapat bekerja sama utuh dari guru, sedangkan pada kelas dan bertanggung jawab (Rahmawati, et al., eksperimen dilakukan metode TS-TS yang 2014) dapat memacu siswa untuk bertanya Hasil penelitian selanjutnya adalah sehingga pada saat pembelajaran muncul hasil penilaian kognitif, yaitu nilai posttest. banyak pertanyaan untuk diajukan. Aspek Hasil posttest kedua kelas disajikan pada kerjasama untuk kelas eksperimen lebih Tabel 1. 1898 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900 Tabel 1. Data nilai posttest Nilai Simpangan Rata-rata Tertinggi Baku 85,73 10,31 100 76,49 8,42 88 Banyak sampel Kelompok Eksperimen Kontrol 37 37 Berdasarkan Tabel 1 diperoleh ratarata nilai posttest siswa kelas eksperimen Terendah 56 56 kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi. lebih baik dibandingkan kelas kontrol yaitu Besarnya kontribusi metode masing-masing sebesar 85,73 dan 76,49. pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Hasil pada uji normalitas kelas eksperimen kelas eksperimen kontrol dengan korelasi biserial, ceramah dan memiliki homogenitas yang sama. Hasil menggunakan uji t dilakukan dengan melihat satu pihak diperoleh harga rb sebesar 0,62 dengan kanan menunjukkan bahwa rata-rata nilai kategori siswa menggunakan eksperimen dibandingkan kelas lebih kontrol. baik kelas metode maupun kelas kontrol berdistribusi normal kelas pada dan rumus kuat. Selanjutnya koefisien dengan determinasi Hasil diperoleh harga sebesar 37,89 %. Hal ini perhitungan diperoleh thitung dan tkritis masing- berarti metode Two Stay Two Stray (TS-TS) masing sebesar 4,22 dan 1,99 dengan harga memberikan kontribusi sebesar 37,89 % sebesar 5%. Hal ini disebabkan karena terhadap hasil belajar siswa. Uji ketuntasan belajar bertujuan kelas eksperimen diberikan metode yang inovatif, sehingga menyebabkan siswa untuk mengetahui ketuntasan belajar merasa senang dan tidak bosan dalam kognitif siswa baik kelas ekperimen maupun pembelajaran (Setiawan, 2012). Sedangkan kelas kontrol. Hasil ketuntasan belajar kedua kelas disajikan pada Tabel 2. Kelompok Banyak sampel 37 37 Eksperimen Kontrol Tabel kelas 2 Tabel 2. Hasil Uji ketuntasan belajar Nilai Banyak Siswa Rerata Tuntas Tidak tuntas 85,73 32 5 76,49 17 20 memperlihatkan eksperimen telah bahwa mencapai Ketuntasan 86% 46% sedangkan kelas kontrol hanya 17 siswa yang tuntas dari 37 siswa. ketuntasan belajar kognitif, sedangkan kelas Pembelajaran Two Stay Two Stray kontrol belum mencapai ketuntasan belajar (TS-TS) didesain untuk meningkatkan rasa dengan nilai ketuntasan minimal sebesar 77. tanggung Nilai kelas pembelajaran sendiri dan juga orang lain. masing-masing Siswa tidak hanya mempelajari materi yang ketuntasan eksperimen sebesar 86 dan dan belajar kontrol 46 %. untuk Pada kelas eksperimen terdapat 32 siswa yang tuntas, diberikan jawab tetapi siswa juga harus terhadap dapat memberikan dan mengajarkan materi pada 1899 Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil…. kelompok lain serta siap menerima metode Two Stay Two Stray yang penjelasan dari teman dalam kelompok lain. diterapkan pada kelas eksperimen dapat Selain itu pembelajaran ini juga dapat membangkitkan semangat untuk bekerja meningkatkan kerjasama dalam kelompok. secara Kerjasama adalah informasi, serta mempermudah siswa dalam untuk memecahkan masalah yang dihadapinya menyelesaikan soal dan masalah yang sehingga siswa lebih menguasai konsep diberikan, dimana siswa dituntut aktif, saling yang sudah dipelajari. Penerapan metode berinteraksi serta Two Stay Two Stray akan mengarahkan informasi. Dari diskusi tersebut siswa belajar siswa untuk aktif baik dalam berdiskusi, untuk dan tanya jawab, mencari jawaban bersama, menemukan solusi bersama dengan teman menjelaskan dan juga menyimak materi sebayanya. Siswa menjadi mudah dalam yang dijelaskan oleh teman sebaya (Huda, mengingat materi karena konsep yang 2011). dalam kerjasama metode dalam dan diskusi berbagi memecahkan mereka temukan berbagi informasi sebuah temuan ini hasil masalah bersama dan dari saling mendiskusikan dan saling berbagi Hasil analisis yang diperoleh dari angket tanggapan siswa adalah siswa mengetahui memberikan respon yang positif terhadap kebenarannya menghasilkan jawaban yang peneapa metode Two Stay Two Stray (TS- akurat dan lebih lengkap dibanding hanya TS) guru tanggapan sangat setuju dan setuju. Siswa yang untuk kelompok memberikan jawabannya (Boyanton, 2014). Siswa pada saat merasa yang diberi metode pembelajaran penerapan metode dengan ini menyenangkan selama pembelajaran di pembelajaran Two Stay Two Stray lebih kelas. memiliki membuat siswa lebih aktif dan berani penguasaan materi, tanggung Penerapan metode ini jawab dan kerjasama yang baik serta berpendapat keaktifan melakukan pertukaran informasi pada saat diskusi. diskusi. Oleh sebab itu, hasil belajar kognitif Selain itu dapat meningkatkan kerjasama siswa baik dan tanggung jawab, serta siswa lebih dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar termotivasi belajar. Karena termotivasi siswa kognitif kelas eksperimen lebih baik karena menjadi siswa aktif mengingat dan menguasai materi serta untuk mampu menyelesaikan tugas yang diberikan tiap kelas siswa eksperimen terbiasa mengemukakan dalam lebih berperan pendapat dikarenakan dapat mudah menemukan suatu kesimpulan atau jawaban guru dengan baik. sehingga terjadi peningkatan pemahaman Kelebihan dalam adanya memahami, dari metode (Rakhmawati, et al., 2012). Pembelajaran pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat adalah 1) dapat diterapkan pada mata siswa dapat memahami materi dengan lebih pelajaran jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik bekerjasama, bertanggung jawab dalam (Wahyuni, et al., 2011). Kerjasama dalam kelompok. Setiap siswa mempunyai tugas lain, karena menuntut siswa 1900 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 1, 2017, halaman 1893 – 1900 dan tanggung jawab masing-masing. 2) stay-two stray pada siswa kelas IV SD Tambakaji 05 kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Jurnal Kependidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Hal. 180-93. membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah 1) membutuhkan waktu yang lama, 2) guru membutuhkan banyak persiapan. SIMPULAN Lie, Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1) terdapat kontribusi metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, 2) metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) mempunyai kontribusi sebesar 37,89 % terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Semarang pada materi Kagan, S., 2013, Activity base learning or joyfull learning in commerce education. Asia Pasific Journal of Marketing and Management Review, Vol. 2, No. 3, Hal: 79-81. kelarutan dan hasil kali kelarutan. DAFTAR PUSTAKA Asna, L.S., Sugiharto dan Susanti, E., 2014, Efektivitas metode pembelajaran two stay two stray (TSTS) menggunakan media LKS dilengkapi molymod terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban tahun ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 3, No. 1, Hal.: 123 - 131. Boyanton, D., 2014, Redefine "good" dicussion in higher education. The International of Learning in Higher Education, Vol. 20, No. 4, Hal. 3949. Huda, M., 2011, Cooperatif Learning : Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Indriyani, C., 2011, Peningkatan kualitas pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif teknik two A., 2004, Cooperatif Learning. Mempraktekkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Rahmawati, W., Rismen, S. dan Husna, 2014, Pengaruh penerapan teknik two stay two stray disertai kuis terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 15 Padang tahun pelajaran 20132014. Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 1, Hal. 1-5. Rakhmawati, Z., Saptorini dan Soeprodjo, 2012, Pengaruh model pembelajaran three stay two stray berbasis inquiry terhadap hasil belajar. Chemistry in Education, Vol. 2, No. 1, Hal. 154-59. Setiawan, A.T., 2012, Pengaruh pembelajaran kooperatif two stay two stray berpendekatan SETS terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Comal. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 6, No.1, Hal. 845-51. Wahyuni, S., Widodo, A.T. dan Fahmi, S., 2011, Pengaruh pendekatan TSTS dengan perlakuan group investigation terhadap hasil belajar kimia materi hasil kali kelarutan kelas XI SMA N 1 Bandar, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 5, No. 2, Hal. 827-38. Wijayati, N., Kusumawati, I. dan Kushandayani, T., 2008, Penggunaan model pembelajaran numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, Hal. 281-286.