IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPETWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDNEGERI 3 KRAKAL TAHUN 2013/2014 Ahmad Nur Ihsan1, Muh. Chamdani2, Tri SaptutiS.3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer Kebumen Email : [email protected] 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2 3 Dosen PGSD FKIP UNS Abstract: Implementation of Cooperative Model Type Two Stay Two Stray in Increasing Social Studies Learning 5th Grader Student State Elementary School 3 Krakal 2013/2014 Academic Year. The purpose of this research to describe the implementation of cooperative model Two Stay Two Stray in increasing Social Studies learning and found the problem with a solution. This research used Classroom Action Research technique and implemented in three cycles. The results showed that: Implementation model of cooperative two stay two stray can improve Social Studies Learning 5th Grader Student. Problems were: smart students more active and dominating, the seating arrangement is less. The solution are: to motivate, organize seating, emphasizing liveliness, cooperation, responsibility, sportifity and accuracy. Keywords: Two Stay Two Stray, Studies Learning Abstrak: Implementasi Model Kooperatif Tipe Two Stay Twostray Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN3 Krakal Tahun 2013/2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan model kooperatif Two Stay Two Stray dalam peningkatan pembelajaran IPS dan menemukan kendala serta solusi. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model Pelaksanaan koperasi Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kelas IPS V. Kendalanya yaitu: siswa cerdas lebih aktif dan mendominasi, dan pengaturan tempat duduk kurang. Solusinya adalah: memotivasi, mengatur tempat duduk, menekankan keaktifan, kerjasama, tanggung jawab, sportifitas dan ketepatan. Kata kunci: Two Stay Two Stray, Pembelajaran IPS PENDAHULUAN Mata Pelajaran IPS dirancang secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat.Hal ini bertujuan keabstrakan konsepkonsep materi pada IPS menjadi pemantik peserta diri untuk berfikir secara logis dan kritis. Berdasarkan hasil pengamatandi SD Negeri 3 Krakal khusunya pada hasil pengamatan siswa kelas V bahwa sebagian besar menemui kesulitan dan hasil pembelajaran yang diperoleh selama ini kurang optimal khususnya materi peristiwa sekitar proklamasi. Kendala lain yaitu pada sarana dan prasarana yang belum memadai seperti media pembelajaran, alat-alat kelas, dan keadaan ruang kelas. Menurut Suprijono (2012: 54) bahwa, “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Menurut Miftahul Huda (2013: 140) Two Stay Two Stray (TSTS) yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Two Stay Two Stray adalah model pembelajaran dengan membagi siswa kedalam kelompok-kelompom kecil yang membahas materi pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain. Menurut Miftahul Huda (2013: 141) adalah sebagai berikut: (1) siswa bekerja sama dengan kelompok berempat, (2) guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan, (3) 2 anggota dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain, (4) dua orang yang tinggal bertugas menerima tamu, (5) tamu kembali ke kelompok yang semula, (6) setiap kelompok membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua. Sedangkan menurut Suprijono (2012: 93-94) menyatakan langkah-langkah model pembelajaran tipe Two Stay Two Strayadalah sebagai berikut: (1) diawali pembagian kelompok, (2) memberikan tugas yang harus mereka diskusikan, (3) dua orang bertamu kepada kelompok lain, (4) duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok, (5) kembali ke kelompoknya masingmasing, (6) setelah kembali ke kelompok asal, bertugas mencocokkan dan membahas hasil hasil kerja yang telah mereka tunaikan. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran tipe Two Stay Two Strayadalah sebagi berikut: (1) pembelajaran diawali dengan membagi kelompok, (2) guru memberikan tugas untuk didiskusikan, (3) dua orang bertugas menjadi tamu ke kelompok lain, (4) yang tidak bertugas menjadi tamu berkewajiban menerima tamu dari kelompok lain, (5) tamu kembali ke kelompoknya dan membawa hasil dari bertamu ke semua kelompok, (6) hasil bertamu dan hasil diskusi dicocokkan serta dibahas untuk memperoleh kesimpulan akhir. Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut: (1) bagaimana implementasi Two Stay Two Stray (TSTS) dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Krakal tahun ajaran 2013/2014, (2) apakah implementasiTwo Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Krakal tahun ajaran 2013/2014, (3) apakah kendala dan solusi implementasiTwo Stay Two Stray (TSTS) dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Krakal tahun ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) untuk mendeskripsikan langkahlangkah implementasimodel kooperatifTwo Stay Two Stray (TSTS) dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SDNegeri 3 Krakal tahun ajaran 2013/2014. (2) untuk mendiskripsikan bahwa implementasi model kooperatif Two Stay Two Straydapat meningkatkan pembelajaranIPS siswa kelas V SDNegeri3 Krakal tahun ajaran 2013/2014, (3) untuk mengetahui kendala dan solusi model kooperatif Two Stay Two Stray dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SDNegeri3 Krakal tahun ajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitiandilaksanakan di kelas V SDNegeri3Krakal Kecamatan AlianKabupaten Kebumen. Waktu penelitiandilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni 2014 pada semester 2tahunajaran 2013/2014. Subjek penelitianberjumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuandan 14 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian inimenggunakanobservasi guru dan siswa, dokumentasi,sertates. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi guru dan siswa, daftar nilai dan lain-lain sebagai dokumentasi, lembar soal sebagai alat tes, dan camera digital untuk membuat video. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode/teknik dan sumber. Triangulasi metode/teknik yang dilakukan yaitu observasi, tes, dandokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan berdasarkan sudut pandang peneliti, observer, dan siswa. Analisis data dilakukan dengananalisiskualitatifdankuantitati f. Analisis data mengacu pendapat Miles dan Huberman (1984), yang terdiridari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan(Emzir, 2010: 129). Indikator kinerja penelitian digunakan untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian. Aspek yang diukur dari proses pembelajaran dan hasil tes siswa. Proses belajar diukur dari hasil pelaksanaan diskusi seperti kerjasama dan sportifitasdengan target keberhasilan sebanyak 80% sedangkanhasiltesdihitungdarijumlah siswa yang mencapai KKM 68 dengan target 80%. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitianinidilaksanakan selamatiga siklusdimana siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan, dan siklus III terdiri dari 2 kali pertemuan. Alokasi waktu 3x35 menituntuksetiappertemuan dan 2x35 menit khusus untuk pertemuan 2 siklus I.Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus III, implementasi langkah-langkah model kooperatif tipe Two Stay Two Straypada pembelajaran IPS sudah sesuai dengan RPP dan skenario pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dari siklus I sampai siklua III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel1. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I, II dan III siklus III selalu mengalami kenaikan dari setiap langkah pembelajaran model kooperatif tipeTwo Stay Two Stray. Hasil belajar diperoleh dari hasil nilai tessiswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran denganmodel kooperatif tipeTwo Stay Two Straypada setiap pertemuan. Hasil belajar siswa dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada pembelajaran IPS dari siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Siklus Siklus Siklus Rata I II III -rata Rata-rata 2,9 3,3 3,6 3,2 Prosentase 71% 81% 89% 81% Tabel 2.Hasil Belajar Siklus I, II, dan III Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa hasilobservasipembelajaran model kooperatif tipeTwo Stay Two Straypada siklus I mencapai 2,85 atau sebesar 71,25%, pada siklus II mencapai 3,25 atau sebesar 81,25%, dan pada siklus III mencapai 3,55 atau sebesar 88,75%. Hasilsiklus I dibandingsiklusII mengalamipeningkatansebanyak sebesar 10%sedangkandarisiklus II kesiklus III meningkatsebanyak sebesar6,5%. Skor rata-rata observasiyaitu3,3 atau sebesar 80,5% (baik). Hasil observasi siklus I belum dikategorikan belumtuntas karena baru mencapai 71,25%, sedangkan siklus II dan siklus III sudah tuntas karena sudahmelebihiatausamadengan 80%. Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III sudah masuk kategori baik. Perbandingan siklus I, siklus II, dan Rata-rata 69,4 77,1 78,9 75,1 Nilai Persentase Ketuntasan 53,8% 69,2% 92,3% 81,8% Aktivitas Kriteria Siklus Siklus Siklus RataI II III rata Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V semakin meningkat. Nilai siswa dikatakan tuntas jika mencapai KKM 68, sedangkan indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti adalah siswa yang tuntas belajar mencapai 80%. Hasil rata-rata nilai siklus I yaitu 69,4, siklus II yaitu 77,1, dan siklus III yaitu 78,9. Rata-rata prosentase siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 53,8% atau sebanyak 14 siswa, siklus II sebesar 69,2% atau sebanyak 14 siswa, dan siklus III sebesar 92,3% atau sebanyak 24 siswa.Jikadibandingkandengansiklus I, terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa darisiklus I kesiklus II sebesar 15,4%atau sebanyak 4 siswa. Begitu juga dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 23,1% atau sebanyak 6 siswa. Ratarata nilai siswa siklus I, siklus II, dan siklus III sebesar 75,1 serta rata-rata prosentase siswa yang tuntas pada siklus I, siklus II, dan siklus III sebesar 81,8%. Dengan demikian rata-rata prosentase siklus I, siklus II, dan siklus III sudah dikatakan tuntas dimana hasilnya melebihi 80%. Kendala yang muncul selamaimplementasi model kooperatif tipeTwo Stay Two Stray dalam pembelajaran IPSsiswa kelas V SD Negeri 3 Krakal yaitu: (a) siswa yang tergolong pintar dan aktif lebih mendominasi, sedangkan siswa yang kemampuan dan rasa percaya dirinya kurang menjadi kurang aktif, (b) penataan tempat duduk kurang mendukung sehingga terlihat formal, (3) saat diskusi, siswa yang pandai lebih mendominasi diskusi dan ada beberapa siswa yang kurang menyumbangkan pemikirannya untuk mencocokkan hasil diskusi kelompoknya dengan hasil dari kelompok lain.Dari berbagaikendala yang muncul, solusipemecahanmasalahnyaadalah: (a) peneliti memotivasi siswa yang kurang aktif untuk lebih percaya diri, (b) peneliti menyiapkan penataan tempat duduk dengan baik, (c) peneliti menekankan berbagai aturan tentang pentingnya penilaian proses pembelajaran tentang keaktifan, kerjasama, tanggung jawab, spotifitas dan ketepatan pada kesimpulan akhir, (d) peneliti membantu kelompok saat berdiskusi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi model kooperatif tipeTwo Stay Two Stray dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 KrakalTahun Ajaran 2013/2014makadapatdisimpulkan: (1) Implementasi model kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dapat meningkatkan pembelajaran IPS tentang Peristiwa Sekitr Kemerdekaan siswa kelas V SD Negeri 3 Krakal, yaitu: (a) pembelajaran diawali dengan membagi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, (b) setelah dibagi kelompok, guru memberikan tugas untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama kelompoknya, (c) setelah diskusi masing-masing kelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok bertugas menjadi duta tamu kepada kelompok lain, (d) anggota kelompok yang tidak bertugas menjadi tamu berkewajiban menerima tamu dari kelompok laing yang datang bertamu menanyakan hasil diskusi dari kelompok tersebut, (e) jika sudah selesai bertamu, dua orang yang menjadi duta tamu kembali ke kelompoknya dan membawa hasil dari bertamu ke semua kelompok, (f) setelah itu hasil bertamu dan hasil diskusi kelompoknya dicocokkan serta dibahas untuk memperoleh kesimpulan akhir yang diminta oleh guru. (2) implementasi modelkooperatif tipe Two Stay Two Straydapat meningkatkan pembelajaran IPStentang Peristiwa Sekitar Proklamasi siswa kelas V SD Negeri 3 Krakal. Persentase ketuntasan siswa siklus I yaitu 53,8% (14 siswa), siklus II yaitu 69,2% (18 siswa), dan siklus III yaitu 92,7% (24 siswa). (3) kendala implementasi model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam peningkatan pembelajaran IPS tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi siswa kelas V SD Negeri 3 Krakal, yaitu: (a) siswa yang tergolong pintar dan aktif lebih mendominasi, sedangkan siswa yang kemampuan dan rasa percaya dirinya kurang menjadi kurang aktif, (b) penataan tempat duduk kurang mendukung sehingga terlihat formal, (c) saat diskusi, siswa yang pandai lebih mendominasi diskusi dan ada beberapa siswa yang kurang menyumbangkan pemikirannya untuk mencocokkan hasil diskusi kelompoknya dengan hasil dari kelompok lain. Adapun solusinya yaitu: (a) peneliti memotivasi siswa yang kurang aktif untuk lebih percaya diri, (b) peneliti menyiapkan penataan tempat duduk dengan baik, (c) peneliti menekankan berbagai tentang pentingnya penilaian proses pembelajaran tentang keaktifan, kerjasama, tanggung jawab, spotifitas dan ketepatan pada kesimpulan akhir, (d) peneliti membantu kelompok saat berdiskusi. Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti memberikan saran yaitu : (1) guru hendaknya mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut persiapan dan peralatan dengan lebih maksimal sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu, guru perlu mengatur waktu sebaik-baiknya agar waktu lebih efisien dan semua langkah dapat dilaksanakan sesuai yang direncanakan, (2) siswa diharapkan dapat membangun pengetahuannya sendiri dalam memahami konsepkonsep IPS. Siswa juga diharapkan berperan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dan bekerjasama dalam kelompok agar hasil belajar IPS yang dicapai maksimal dan suasana pembelajaran lebih hidup, (3) implementasi model kooperatif dengan tipe Two Stay Two Stray diharapkan juga dilaksanakan pada subjek dan tempat yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan implementasi Two Stay Two Stray dalam pembelajaran, (4) Hendaknya peneliti lebih mengoptimalkan implementasi model kooperatif tipe Two Stay Two Stray khususnya dalam pembelajaran IPS kelas V sehingga tercipta proses dan hasil belajar yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.