Jurnal Bionatural, Volume 3 No. 1,Maret 2016 ISSN: 2355-3790 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2 MEUREUBO Ade Rizma Puspika STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jurusan Pendidikan Biologi, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap prestasi belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Tes, test berupa pre-test dan post test sebanyak 20 soal choice, selain melalui tes informasi juga diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk foto (dokumentasi) proses pembelajaran, hasil jawaban soal pre-test dan post-tes, dan analisis data dimulai dengan menguji persyaratan analisis seperti uji normalitas, dan homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan pengujian uji T. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray secara signifikan lebih berhasil dibandingkan model konvensional kususnya pada materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Prestasi Belajar siswa pada Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo dengan hasil uji thitung sebesar 6,601 dan ttabel 2,168. Dengan demikian 6,601 > 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kata-kata kunci: Pengaruh,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Prestasi Belajar, Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. pendidikan harus diarahkan untuk manusia PENDAHULUAN yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki Pendidikan merupakan upaya budi pekerti yang luhur dan bermoral baik. manusia untuk memperluas pengetahuan Pendidikan adalah proses interaksi dalam rangka membentuk nilai, sikap dan antara guru dengan siswa, yang bertujuan perilaku. Setiap manusia membutuhkan meningkatkan pendidikan dan sehingga menjadi mandiri dan utuh. Pada dimanapun ia berada. Manusia akan sulit keseluruhan proses pendidikan disekolah, berkembang tanpa kegiatan belajar merupakan kegiatan paling demikian pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan adanya sampai bahkan pendidikan. kapanpun terbelakang Dengan perkembangan mental 13 pendidikan banyak bergantung pada digunakan untuk meningkatkan prestasi bagaimana proses belajar yang dialami oleh belajar siswa adalah model pembelajaran siswa sebagai anak didik Two Stay Two Stray (TSTS) (Fitrianto, Dalam setiap aktivitas pendidikan, 2013:57). belajar merupakan istilah yang sangat penting. Sehingga tanpa belajar maka Surya (2004:75) menyatakan “prestasi belajar merupakan hasil belajar hakikatnya tidak ada pendidikan. Belajar atau merupakan suatu proses prubahan, yaitu menyangkut perubahan hasil keterampilan dan sikap setelah melalui dalam proses tertentu, sebagai hasil pengalaman interaksi tingkah dengan laku sebagai lingkungannya perubahan tingkah ilmu memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar individu dalam tidak hanya mempelajari mata pelajaran, lingkungannya”. laku yang pengetahuan, interaksi dengan tetapi juga menyusun, kebiasaan, perpepsi, Pelajaran biologi sering dianggap oleh kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, sebagian siswa sebagai pelajaran hafalan dan bermacam-macam keterampilan lain, dan sulit untuk dipahami apalagi kebanyakan cita-cita. Jika didalam proses belajar tidak guru mendapatkan dan pembelajaran konvensional seperti ceramah dikatakan dan penugasan dalam penyampaiannya, kuantitas peningkatan kualitas kemampuan,dapat selalu menggunakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan sehingga didalam proses belajar dan perubahan monoton dan siswa merasa jenuh dan bosan. merupakan bukti hasil yang diproses. bersifat bahasan saling ketergantungan dalam adalah ekosistem merupakan salah satu materi yang sadar diajarkan di kelas VII Semester genap. silih asah Materi ekosistem ini sangat penting untuk sehingga sumber belajar bagi siswa bukan dipelajari karena pada materi ini siswa dapat hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama mengetahui siswa. ketergantungan pembelajaran kooperatif pembelajaran Materi Ekosistem khususnya tentang Wena (2009:89) menyatakan, model pembelajaran proses model yang menciptakan interaksi Model secara yang pembelajaran kooperatif bahwa adanya diantara saling komponen membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan ekosistem dan berkaitan dengan kehidupan belajar mengajar. Oleh karena itu perlu siswa sehari-hari. mengunakan model pembelajaran yang bisa Proses pembelajaran yang membuat siswa menjadi tertarik dan tidak berlangsung di SMP Negeri 2 Meureubo, bosan saat mengikuti pembelajaran. Salah guru biologi masih mengembangkan model satu pembelajaran konvensional dalam kegiatan model pembelajaran yang bisa 14 belajar mengajar, sehingga prestasi belajar Pada Materi Saling Ketergantungan Dalam siswa menurun. Pembelajaran konvensional Ekosistem Di Kelas VII SMP Negeri 2 masih Meureubo”. didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan dari pikiran Tujuan guru ke pikiran siswa. Oleh karena itu salah Tujuan penelitian ini adalah untuk satu cara untuk mengatasi masalah diatas mengetahui pengaruh model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap kooperatif tipe two stay two stray yang dapat prestasi belajar siswa pada materi saling meningkatkan prestasi belajar siswa, karena ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII dalam proses pembelajaran ini siswa yang SMP Negeri 2 Mereubo. biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan dimilikinya kemampuan pada materi METODE yang yang sedang dipelajari. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penggunaan Model pembelajaran Jenis penelitian yang digunakan adalah kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan siswa Penelitian dilaksanakan di SMP pembelajaran Negeri 2 Meureubo kecamatan meureubo dibanding prestasi dengan belajar model penelitian eksperimen. langsung, karena dalam proses pembelajaran kabupaten ini siswa yang biasa tidak aktif menjadi dilaksanakan di semester genap tahun ajaran lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk 2015 / 2016, mulai dari 27 Mei sampai menguasai mengembangkan dengan 02 Juni 2016. Penelitian ini sesuai kemampuan yang dimilikinya pada materi dengan kalender pendidikan dan proses yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa belajar dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan Meureubo. Kegiatan dimulai dengan uji bertanya pendapat coba intrumen pada kelas yang berbeda, sehingga suasana belajar menjadi lebih kemudian dilanjutkan dengan pemberian hidup dan menyenangkan (Sartika, 2013:7). perlakuan kepada kelas eksperimen dengan dan dan mengeluarkan Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk aceh mengajar barat. di Penelitian SMP Negeri ini 2 menggunakan model pembelajaran Two melaksanakan Stay Two Stray untuk mendapatkan skor penelitian dengan judul “Pengaruh Model hasil belajar terhadap materi yang diberikan. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Populasi dalam penelitian ini adalah Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 15 Meureubo sebanyak 2 kelas dengan jumlah menggunakan model pembelajaran Two Stay 40 orang. Sampel yang di ambil sebanyak 40 Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan orang siswa, kelas VII A berjumlah 20 orang diperoleh nilai tertinggi pada kelas kontrol siswa (kelas Eksperimen) dan kelas VII B pada tahap pre-test sebesar 65 dan nilai berjumlah 20 orang siswa (kelas Kontrol). terendah sebesar 40 dengan nilai rata-rata Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar ∓ 54,00 dan untuk nilai simpangan secara acak (random sampling). Teknik pengumpulan data berupa test yang terdiri baku pada tahap pre-test sebesar S = 6,805. 1.3 Hasil Post-test Kelas Kontrol dari pre-test (tes awal) dan post-test (tes Hasil post-tes, menunjukkan bahwa akhir) sebanyak 20 soal choice. Soal pre-test kemampuan awal siswa pada kelas yang diberikan pada saat sebelum dilakukan mengunakan model konvensional diperoleh model pembelajaran TSTS sedangkan post- nilai tertinggi kelas kontrol pada tahap post- test diberikan pada saat setelah dilakukannya test sebesar 75 dan nilai terendah sebesar 60 model dengan nilai rata-rata sebesar ∓69,00 dan pembelajaran TSTS (kelas eksperimen). Hal yang sama dilakukan pada untuk nilai simpangan baku pada tahap post- kelas kontrol tanpa pemberian eksperimen test sebesar S = 4,757. apapun dan dokumentasi. 1.4 Hasil Post-test Kelas Pelakuan (Eksperimen) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil post-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang 1. Hasil Penelitian 1.1 Hasil Pre-test Kelas Kontrol Hasil pre-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model konvensional diperoleh nilai tertinggi sebesar 65 dan nilai terendah mengunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan diperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar ∓ 78,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 8,013. 2. Uji Hipotesis sebesar 50 dengan nilai rata-rata sebesar Adapun untuk menguji hipotesis ∓58,75 dan untuk nilai simpangan baku terlebih dahulu harus terpenuhi syarat-syarat pada tahap pre-test sebesar S = 6,858. analisis uji hipotesis yaitu : 1.2 2.1 Hasil Pre-test Kelas perlakuan (Eksperimen) Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan Hasil pre-test, menunjukkan bahwa dengan menggunakan uji liliefors. Pengujian kemampuan awal siswa pada kelas yang yaitu terima Ho untuk sampel berasal dari 16 populasi yang berdistribusi normal jika Lo (0,930 ˃ 0,0025 dan 0,840 ˃Ltabelpada taraf signifikan 5%. Untuk hasil sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi uji normalitas pada kelas kontrol dapat belajar siswa yang menggunakan model dilihat pada tabel dibawah ini. pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Tabel 2.1 Ringkasan Analisis berasal dari populasi yang berdistribusi Uji normal. Normalitas 2.2 No Kelas 1. Pre-test kontrol Post-test Kontro 2. ˃ 0,0025 ) Lhitung Uji Homogenitas L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan Untuk uji homogenitas suatu sampel yang berasal dari populasi yang homogen 0,898 0,0025 0,670 0,0025 Normal dapat dilihat pada tabel berikut ini : Normal Dengan demikian Fhitung ˂ Ftabel Untuk kelas kontrol diperoleh nilai (2,078 ˂ 2,168) maka dapat disimpulkan pre-test adalah L0 = 0,898 dan pada post-test bahwa sampel berasal dari populasi yang adalah L0 = 0,670 dimana Ltabel = 0,0025 , homogen atau mempunyai varians yang jadi diperoleh L0 ˃ Ltabel (0,898 ˃ 0,0025 dan sama 0,670 ˃ 0,0025) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menggunakan model siswa yang Dengan demikian Fhitung < Ftabel pembelajaran (1,486 ˂ 2,168) maka dapat disimpulkan Konvensional berasal dari populasi yang bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. homogen atau mempunyai varians yang No Kelas 1. Pre-test diatas dapat dilihat pada kelas eksperimen Eksperimen 2 Post-test Eksperimen No Data Kelas Varians Fhitung Ftabel Kesimp sama. Dari hasil uji normalitas dalam tabel ulan 1 PreTest 2 Eksperi 1,486 en 64,210 1,486 2,168 Homog men terbesar dari pre-test adalah L0 = 0,930 dan pada post-test adalah L0 = 0,8409 dimana Ltabel 0,0025 2.3. 2,168 Homog men Post- Eksperi Test 46,315 , jadi diperoleh L0 ˃ Ltabel en Lhitung L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan 0,930 0,0025 Normal 0,840 0,0025 Normal Uji t Persyaratan untuk uji hipotesis telah dipenuhi maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji-t. Hipotesis yang akan digunakan adalah : Ho : Ha : 1 ≤ 1 ≥ 2. 2 17 Ho : diterima apabila harga rhitung ≤ No Data Kelas Varians Fhitung Ftabel 38 = 43,420 Kesimp S = 6,589 ulan 1 2 Pre- Kon test trol Post- Kon Test 47,039 2,078 2,168 Homo Maka : gen 22,631 2,078 2,168 trol Homo (1) gen t= rtabel dan Ha ditolak. Ha : ditolak apabila harga 24 – 10,25 Statistik yang digunakan adalah : t= = (n1-1)S12 + + 6,589 (1) 13,75 + S + S rhitung ≥ rtabel dan Hoditolak. x1– 2 x1– 2 = (6,589) (0,3162) (n2-1)S22 = 6,601 S2= n1+n2-2 Selanjutnya mencari harga pada tabel dengan taraf signifikan Maka varians gabungan dari kedua kelompok adalah : ᵅ= 0,05 dimana ttabel = t(1-1/2ᵅ) (v1,v2) : v1 = n2 -1 dan n2 -1. Ttabel = 2,168 sedangkan thitung =6,601. Dengan (n1-1)S12 + (n2-1)S22 (1) 2 S= demikian thitung ˃ ttabel atau 6,601 ˃ 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga n1+n2-2 dapat disimpulkan Prestasi belajar biologi siswa (20-1) 64,210 + (20-1) 22,631 = yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) lebih efektif dibandingkan menggunakan 20 +20 – 2 model konvensional dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. 1219,99 + 429,989 = Peneliti melakukan penelitian dengan cara tes. Tes yang diberikan berupa 18 pre-test dan post test sebanyak 20 soal “Pre- 27,81% lebih besar dibandingkan dengan test diberikan pada saat belum dilakukan nilai rata-rata yang menggunakan metode pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling lain yaitu 25,53%. Ketergantungan Dalam Ekosistem yang Selain melalui tes informasi juga dilakukan sebelum menggunakan Model dapat diperoleh lewat fakta yang tersimpan pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dalam bentuk sedangkan pada kelas eksperimen Pos-test hasil jawaban soal pritest dan posttest, dan diberikan pada saat telah dilakukannya sebagainya. Data berupa dokumen pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling dipakai untuk menggali informasi yang Ketergantungan Dalam Ekosistem setelah terjadi dimasa silam. Dan peneliti juga menggunakan model pembelajaran Two Stay melakukan analisis data dengan menguji Two Stray (TSTS) . Hal yang sama dilakukan analisis pada homogenitas kemudian dilanjutkan dengan kelas eksperimen kontrol tanpa apapun”. pemberian Instrumen yang digunakan dalam kegiatan tes ini adalah soal choice sebanyak 20 soal. foto proses pembelajaran, seperti uji normalitas bisa dan uji T. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran Two Hal ini dibuktikan dalam penelitian Stay Two Stray (TSTS) terhadap Prestasi yang dilakukan oleh: Uswatun Khasanah Belajar pada materi saling ketergantungan dalam berjudul dalam ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Penggunaan Metode Two Stay Two Stray Meureubo. Prestasi belajar siswa dapat (TSTS) pada Pembelajaran Ketrampilan dilihat dari pelaksanaan tes awal (pre-test) Membaca Bahasa Indonesia Kelas IV di dan pos-test. model Two Stay Two Stray SDN 2 Bandung Tahun Ajaraan 2011/2012 (TSTS) secara signifikan lebih berhasil “Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan dibandingkan model konvensional kususnya bahwa dengan penggunaan metode two pada materi stay two stray dalam mata pelajaran ekosistem. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil membaca pada bahasa indonesia dapat belajar biologi kelas eksperimen pada tahap meningkatkan hasil belajar dan keaktifan pre-test dengan nilai rata-rata yang diperoleh dan hasil 54,00 dan pada post-test dengan nilai 78,00. perbedaan Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata sebesar 9,04% antara menggunakan metode dari tahap pre-test sebesar 58,75 dan pada two stay two stay dengan menggunakan post-test sebesar 69,00. Dari nilai rat-rata metode yang lain. Menggunakan metode dapat dilihat dengan menggunakan model two stay two stray nilai rata-rata siswa yaitu pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) skripsinya hasil penelitianya belajar yang siswa. menunjukkan Dari saling ketergantungan dalam 19 dapat meningkatkan prestasi belajar biologi eksperimen, nilainya dapat dilihat pada dengan hasil uji thitung sebesar 6,601 dan ttabel gambar diagram batang yang berwarna 2,168. Dengan demikian thitung ˃ ttabel atau orange mendapatkan nilai rata-rata pre- 6,601 ˃ 2,168, maka Ha diterima dan Ho testnya yang terletak didaerah ± 58,75 dan ditolak. Berikut ini dapat dilihat pada rata-rata post-test dengan gambar diagram gambar diagram batang perbedaan antara batang berwarna biru terletak didaerah rata-rata prestasi belajar siswa kelas kontrol ±69,00. Sedangkan Pada kelas eksperimen dan kelas eksperimen. peneliti memberikan perlakuan khusus, dan Chart Title 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 menggunakan model Two Stay Two Stray yang dapat menjadikan siswa lebih aktif, dimana pada tahap pre-testnya dapat dilihat pada diagram batang berwarna orange yang terletak didaerah ± 54,00 dan post-test terletak didaerah ± 78,00. Jika dilihat dengan menggunakan grafik perbedaan hasil belajar kelas kontrol pada tahap pre-test dan post-test sebagai kelas kontrol kelas eksperime n pre-test 58,75 54,00 post-test 69,00 78,00 berikut ini : 80 60 total skor PRE-TEST kelas kontrol 40 20 S1 S4 S7 S10 S13 S16 S19 0 Gambar 4.3 Diagram batang nilai rata-rata dikelas kontrol Gambar 4.3. perbedaan Prestasi belajar dan kelas eksperimen pre-test dan post-test kelas kontrol. Dari gambar diagram batang diatas Berdasarkan grafik diatas dapat dapat dilihat perbedaan prestasi belajar dilihat pada garis yang berwarna biru signifikan antara kelas kontrol dan kelas menunjukan prestasi belajar pre-test kelas eksperimen. kontrol Pada kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan seperti pada kelas dan garis berwarna orange menunjukkan prestasi belajar kelas kontrol 20 pada post-test, sedangkan untuk S1-S20 mendapatkan nilai terendah dapat dilihat merupakan singkatan dari siswa satu sampai dari garis berwarna orange dengan skor nilai siswa kedua puluh. Pada tahap pre-test siswa 70, sedangkan untuk nilai tertingginya yang paling rendah mendapatkan skor nilai dengan skor nilai 95. sebesar 50, dan untuk nilai tertingginya Sesuai dengan hasil penelitian dan terdapat pada skor nilai 65, sedangkan pada analisis data penelitian. Secara umum tahap post-test yang mendapatkan nilai menunjukkan bahwa pembelajaran dengan tertiinggi dengan skor nilai sebesar 75 mengunakan model pembelajaran Two Stay sedangkan untuk nilai terendah dengan skor Two Stray (TSTS) secara signifikan lebih nilai 60. efektif dalam meningkatkan prestasi belajar Dan grafik pada kelas eksperimen pada tahap pre-test dan post-test sebagai biologi siswa dibandingkan dengan menggunakan model Konvensional. berikut ini : SIMPULAN 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 total skor PRE-TEST kelas eksperime n S1 S4 S7 S10 S13 S16 S19 total skor POST-TEST kelas eksperime n Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Prestasi menggunakan siswa model dengan pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari pada konvensional. Gambar 4.3.Perbedaan hasil belajar belajar menggunakan Pemilihan model strategi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pre-test dan post-test kelas yang ekperimen. akan dicapai dapat terealisasi. Tingginya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa yang mengunakan model Pada kelas eksperimen ditahap pre- pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two test siswa yang mendapatkan nilai terendah Stray dikarenakan siswa dapat melihat dapat dilihat dari garis yang berwarna biru sendiri dengan skor nilai 40 sedangkan nilai ekosistem tertingginya dengan skor nilai sebesar 65. peristiwa - peristiwa yang mereka amati dan Pada siswa lebih aktif, kreatif, mencari sendiri tahap post-test siswa yang saling ketergantungan membantu siswa dalam dengan 21 dengan kondisi pelajaran yang memerlukan sehingga suasana belajar menjadi lebih pemahaman hidup dan menyenangkan. tentang pengatahuan lingkungan sekitar. Guru bidang studi IPA khususnya pelajaran biologi Meureubo jarang di SMP Negeri menggunakan 2 model pembelajaran yang bersifat membangun keaktifkan siswa, namun lebih sering menggunakan model konvensional. Dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray karena dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, ini dikarenakan materi saling ketergantungan dalam ekosistem didalam kajiannya menyangkut proses pembelajaran yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan bertanya dan mengeluarkan DAFTAR RUJUKAN pendapat Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta Fitrianto, D.A.2013.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kalitengah Banjarnegara.[skripsi] Institut Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang. Sartika, I.2013.Penerapan Model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Konsep Ekosistem Di kelas vii SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. [Skripsi] FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Surya, M.2004.Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sukmadinata, N.S.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Wena, M.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi Aksara 22