pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two staytwo stray

advertisement
Jurnal Bionatural, Volume 3 No. 1,Maret 2016
ISSN: 2355-3790
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAYTWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN
DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP
NEGERI 2 MEUREUBO
Ade Rizma Puspika
STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jurusan Pendidikan Biologi, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong
Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray terhadap prestasi belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem
dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Tes, test berupa pre-test dan post test sebanyak 20
soal choice, selain melalui tes informasi juga diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk foto
(dokumentasi) proses pembelajaran, hasil jawaban soal pre-test dan post-tes, dan analisis data dimulai
dengan menguji persyaratan analisis seperti uji normalitas, dan homogenitas, kemudian dilanjutkan
dengan pengujian uji T. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray secara signifikan lebih berhasil dibandingkan model konvensional kususnya
pada materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terdapat
pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Prestasi Belajar siswa pada
Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo dengan hasil uji
thitung sebesar 6,601 dan ttabel 2,168. Dengan demikian 6,601 > 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Kata-kata kunci: Pengaruh,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Prestasi
Belajar, Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem.
pendidikan harus diarahkan untuk manusia
PENDAHULUAN
yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki
Pendidikan
merupakan
upaya
budi pekerti yang luhur dan bermoral baik.
manusia untuk memperluas pengetahuan
Pendidikan adalah proses interaksi
dalam rangka membentuk nilai, sikap dan
antara guru dengan siswa, yang bertujuan
perilaku. Setiap manusia membutuhkan
meningkatkan
pendidikan
dan
sehingga menjadi mandiri dan utuh. Pada
dimanapun ia berada. Manusia akan sulit
keseluruhan proses pendidikan disekolah,
berkembang
tanpa
kegiatan belajar merupakan kegiatan paling
demikian
pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan
adanya
sampai
bahkan
pendidikan.
kapanpun
terbelakang
Dengan
perkembangan
mental
13
pendidikan
banyak
bergantung
pada
digunakan untuk meningkatkan prestasi
bagaimana proses belajar yang dialami oleh
belajar siswa adalah model pembelajaran
siswa sebagai anak didik
Two Stay Two Stray (TSTS) (Fitrianto,
Dalam setiap aktivitas pendidikan,
2013:57).
belajar merupakan istilah yang sangat
penting. Sehingga
tanpa belajar
maka
Surya
(2004:75)
menyatakan
“prestasi belajar merupakan hasil belajar
hakikatnya tidak ada pendidikan. Belajar
atau
merupakan suatu proses prubahan, yaitu
menyangkut
perubahan
hasil
keterampilan dan sikap setelah melalui
dalam
proses tertentu, sebagai hasil pengalaman
interaksi
tingkah
dengan
laku
sebagai
lingkungannya
perubahan
tingkah
ilmu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar
individu
dalam
tidak hanya mempelajari mata pelajaran,
lingkungannya”.
laku
yang
pengetahuan,
interaksi
dengan
tetapi juga menyusun, kebiasaan, perpepsi,
Pelajaran biologi sering dianggap oleh
kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,
sebagian siswa sebagai pelajaran hafalan dan
bermacam-macam keterampilan lain, dan
sulit untuk dipahami apalagi kebanyakan
cita-cita. Jika didalam proses belajar tidak
guru
mendapatkan
dan
pembelajaran konvensional seperti ceramah
dikatakan
dan penugasan dalam penyampaiannya,
kuantitas
peningkatan
kualitas
kemampuan,dapat
selalu
menggunakan
bahwa orang tersebut mengalami kegagalan
sehingga
didalam proses belajar dan perubahan
monoton dan siswa merasa jenuh dan bosan.
merupakan bukti hasil yang diproses.
bersifat
bahasan
saling
ketergantungan
dalam
adalah
ekosistem merupakan salah satu materi yang
sadar
diajarkan di kelas VII Semester genap.
silih asah
Materi ekosistem ini sangat penting untuk
sehingga sumber belajar bagi siswa bukan
dipelajari karena pada materi ini siswa dapat
hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama
mengetahui
siswa.
ketergantungan
pembelajaran
kooperatif
pembelajaran
Materi Ekosistem khususnya tentang
Wena (2009:89) menyatakan, model
pembelajaran
proses
model
yang
menciptakan interaksi
Model
secara
yang
pembelajaran
kooperatif
bahwa
adanya
diantara
saling
komponen
membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan
ekosistem dan berkaitan dengan kehidupan
belajar mengajar. Oleh karena itu perlu
siswa sehari-hari.
mengunakan model pembelajaran yang bisa
Proses
pembelajaran
yang
membuat siswa menjadi tertarik dan tidak
berlangsung di SMP Negeri 2 Meureubo,
bosan saat mengikuti pembelajaran. Salah
guru biologi masih mengembangkan model
satu
pembelajaran konvensional dalam kegiatan
model
pembelajaran
yang
bisa
14
belajar mengajar, sehingga prestasi belajar
Pada Materi Saling Ketergantungan Dalam
siswa menurun. Pembelajaran konvensional
Ekosistem Di Kelas VII SMP Negeri 2
masih
Meureubo”.
didasarkan
atas
asumsi
bahwa
pengetahuan dapat dipindahkan dari pikiran
Tujuan
guru ke pikiran siswa. Oleh karena itu salah
Tujuan penelitian ini adalah untuk
satu cara untuk mengatasi masalah diatas
mengetahui pengaruh model pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap
kooperatif tipe two stay two stray yang dapat
prestasi belajar siswa pada materi saling
meningkatkan prestasi belajar siswa, karena
ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII
dalam proses pembelajaran ini siswa yang
SMP Negeri 2 Mereubo.
biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab
siswa lebih dituntut untuk menguasai dan
mengembangkan
dimilikinya
kemampuan
pada
materi
METODE
yang
yang
sedang
dipelajari.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Penggunaan Model pembelajaran
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kooperatif tipe two stay two stray
dapat
meningkatkan
siswa
Penelitian dilaksanakan di SMP
pembelajaran
Negeri 2 Meureubo kecamatan meureubo
dibanding
prestasi
dengan
belajar
model
penelitian eksperimen.
langsung, karena dalam proses pembelajaran
kabupaten
ini siswa yang biasa tidak aktif menjadi
dilaksanakan di semester genap tahun ajaran
lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk
2015 / 2016, mulai dari 27 Mei sampai
menguasai
mengembangkan
dengan 02 Juni 2016. Penelitian ini sesuai
kemampuan yang dimilikinya pada materi
dengan kalender pendidikan dan proses
yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa
belajar
dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan
Meureubo. Kegiatan dimulai dengan uji
bertanya
pendapat
coba intrumen pada kelas yang berbeda,
sehingga suasana belajar menjadi lebih
kemudian dilanjutkan dengan pemberian
hidup dan menyenangkan (Sartika, 2013:7).
perlakuan kepada kelas eksperimen dengan
dan
dan
mengeluarkan
Berdasarkan uraian diatas peneliti
merasa
tertarik
untuk
aceh
mengajar
barat.
di
Penelitian
SMP
Negeri
ini
2
menggunakan model pembelajaran Two
melaksanakan
Stay Two Stray untuk mendapatkan skor
penelitian dengan judul “Pengaruh Model
hasil belajar terhadap materi yang diberikan.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Populasi dalam penelitian ini adalah
Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2
15
Meureubo sebanyak 2 kelas dengan jumlah
menggunakan model pembelajaran Two Stay
40 orang. Sampel yang di ambil sebanyak 40
Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan
orang siswa, kelas VII A berjumlah 20 orang
diperoleh nilai tertinggi pada kelas kontrol
siswa (kelas Eksperimen) dan kelas VII B
pada tahap pre-test sebesar 65 dan nilai
berjumlah 20 orang siswa (kelas Kontrol).
terendah sebesar 40 dengan nilai rata-rata
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
sebesar ∓ 54,00 dan untuk nilai simpangan
secara acak (random sampling). Teknik
pengumpulan data berupa test yang terdiri
baku pada tahap pre-test sebesar S = 6,805.
1.3
Hasil Post-test Kelas Kontrol
dari pre-test (tes awal) dan post-test (tes
Hasil post-tes, menunjukkan bahwa
akhir) sebanyak 20 soal choice. Soal pre-test
kemampuan awal siswa pada kelas yang
diberikan pada saat sebelum dilakukan
mengunakan model konvensional diperoleh
model pembelajaran TSTS sedangkan post-
nilai tertinggi kelas kontrol pada tahap post-
test diberikan pada saat setelah dilakukannya
test sebesar 75 dan nilai terendah sebesar 60
model
dengan nilai rata-rata sebesar ∓69,00 dan
pembelajaran
TSTS
(kelas
eksperimen). Hal yang sama dilakukan pada
untuk nilai simpangan baku pada tahap post-
kelas kontrol tanpa pemberian eksperimen
test sebesar S = 4,757.
apapun dan dokumentasi.
1.4
Hasil Post-test Kelas Pelakuan
(Eksperimen)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil post-tes, menunjukkan bahwa
kemampuan awal siswa pada kelas yang
1. Hasil Penelitian
1.1
Hasil Pre-test Kelas Kontrol
Hasil pre-tes, menunjukkan bahwa
kemampuan awal siswa pada kelas yang
menggunakan model konvensional diperoleh
nilai tertinggi sebesar 65 dan nilai terendah
mengunakan model pembelajaran Two Stay
Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan
diperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai
terendah sebesar 70 dengan nilai rata-rata
sebesar ∓ 78,00 dan untuk nilai simpangan
baku pada tahap pre-test sebesar S = 8,013.
2.
Uji Hipotesis
sebesar 50 dengan nilai rata-rata sebesar
Adapun untuk menguji hipotesis
∓58,75 dan untuk nilai simpangan baku
terlebih dahulu harus terpenuhi syarat-syarat
pada tahap pre-test sebesar S = 6,858.
analisis uji hipotesis yaitu :
1.2
2.1
Hasil Pre-test Kelas perlakuan
(Eksperimen)
Uji Normalitas
Pengujian
normalitas
dilakukan
Hasil pre-test, menunjukkan bahwa
dengan menggunakan uji liliefors. Pengujian
kemampuan awal siswa pada kelas yang
yaitu terima Ho untuk sampel berasal dari
16
populasi yang berdistribusi normal jika Lo
(0,930 ˃ 0,0025 dan 0,840
˃Ltabelpada taraf signifikan 5%. Untuk hasil
sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi
uji normalitas pada kelas kontrol dapat
belajar siswa yang menggunakan model
dilihat pada tabel dibawah ini.
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
Tabel
2.1
Ringkasan
Analisis
berasal dari populasi yang berdistribusi
Uji
normal.
Normalitas
2.2
No
Kelas
1.
Pre-test
kontrol
Post-test
Kontro
2.
˃ 0,0025 )
Lhitung
Uji Homogenitas
L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan
Untuk uji homogenitas suatu sampel
yang berasal dari populasi yang homogen
0,898
0,0025
0,670
0,0025
Normal
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Normal
Dengan demikian Fhitung ˂ Ftabel
Untuk kelas kontrol diperoleh nilai
(2,078 ˂ 2,168) maka dapat disimpulkan
pre-test adalah L0 = 0,898 dan pada post-test
bahwa sampel berasal dari populasi yang
adalah L0 = 0,670 dimana Ltabel = 0,0025 ,
homogen atau mempunyai varians yang
jadi diperoleh L0 ˃ Ltabel (0,898 ˃ 0,0025 dan
sama
0,670 ˃ 0,0025) sehingga dapat disimpulkan
bahwa
hasil
belajar
menggunakan
model
siswa
yang
Dengan demikian Fhitung < Ftabel
pembelajaran
(1,486 ˂ 2,168) maka dapat disimpulkan
Konvensional berasal dari populasi yang
bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
homogen atau mempunyai varians yang
No Kelas
1. Pre-test
diatas dapat dilihat pada kelas eksperimen
Eksperimen
2 Post-test
Eksperimen
No Data
Kelas
Varians Fhitung Ftabel Kesimp
sama.
Dari hasil uji normalitas dalam tabel
ulan
1
PreTest
2
Eksperi
1,486
en
64,210
1,486
2,168 Homog
men
terbesar dari pre-test adalah L0 = 0,930 dan
pada post-test adalah L0 = 0,8409 dimana
Ltabel 0,0025
2.3.
2,168 Homog
men
Post- Eksperi
Test
46,315
, jadi diperoleh L0 ˃ Ltabel
en
Lhitung L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan
0,930
0,0025
Normal
0,840
0,0025
Normal
Uji t
Persyaratan untuk uji hipotesis
telah dipenuhi maka uji hipotesis dapat
dilakukan dengan uji-t. Hipotesis yang
akan digunakan adalah :
Ho :
Ha :
1 ≤
1 ≥
2.
2
17
Ho : diterima apabila harga rhitung ≤
No Data
Kelas
Varians
Fhitung Ftabel
38
= 43,420
Kesimp
S = 6,589
ulan
1
2
Pre-
Kon
test
trol
Post-
Kon
Test
47,039
2,078
2,168
Homo
Maka :
gen
22,631
2,078
2,168
trol
Homo
(1)
gen
t=
rtabel dan Ha ditolak.
Ha : ditolak apabila harga
24 – 10,25
Statistik yang digunakan adalah :
t=
=
(n1-1)S12 +
+
6,589
(1)
13,75
+
S
+
S
rhitung ≥ rtabel dan Hoditolak.
x1– 2
x1– 2
=
(6,589) (0,3162)
(n2-1)S22
= 6,601
S2=
n1+n2-2
Selanjutnya mencari harga pada
tabel dengan taraf signifikan
Maka varians gabungan dari kedua
kelompok adalah :
ᵅ=
0,05 dimana
ttabel = t(1-1/2ᵅ) (v1,v2) : v1 = n2 -1 dan n2 -1. Ttabel =
2,168 sedangkan thitung =6,601. Dengan
(n1-1)S12 +
(n2-1)S22
(1)
2
S=
demikian thitung ˃ ttabel atau 6,601 ˃ 2,168,
maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga
n1+n2-2
dapat disimpulkan Prestasi belajar biologi
siswa
(20-1) 64,210 + (20-1) 22,631
=
yang
menggunakan
model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
lebih efektif dibandingkan menggunakan
20 +20 – 2
model konvensional dikelas VII SMP Negeri
2 Meureubo.
1219,99 + 429,989
=
Peneliti
melakukan
penelitian
dengan cara tes. Tes yang diberikan berupa
18
pre-test dan post test sebanyak 20 soal “Pre-
27,81% lebih besar dibandingkan dengan
test diberikan pada saat belum dilakukan
nilai rata-rata yang menggunakan metode
pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling
lain yaitu 25,53%.
Ketergantungan Dalam Ekosistem yang
Selain melalui tes informasi juga
dilakukan sebelum menggunakan Model
dapat diperoleh lewat fakta yang tersimpan
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
dalam bentuk
sedangkan pada kelas eksperimen Pos-test
hasil jawaban soal pritest dan posttest, dan
diberikan pada saat telah dilakukannya
sebagainya. Data berupa dokumen
pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling
dipakai untuk menggali informasi yang
Ketergantungan Dalam Ekosistem
setelah
terjadi dimasa silam. Dan peneliti juga
menggunakan model pembelajaran Two Stay
melakukan analisis data dengan menguji
Two Stray (TSTS) . Hal yang sama dilakukan
analisis
pada
homogenitas kemudian dilanjutkan dengan
kelas
eksperimen
kontrol
tanpa
apapun”.
pemberian
Instrumen
yang
digunakan dalam kegiatan tes ini adalah soal
choice sebanyak 20 soal.
foto proses pembelajaran,
seperti
uji
normalitas
bisa
dan
uji T.
Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh model pembelajaran Two
Hal ini dibuktikan dalam penelitian
Stay Two Stray (TSTS) terhadap Prestasi
yang dilakukan oleh: Uswatun Khasanah
Belajar pada materi saling ketergantungan
dalam
berjudul
dalam ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2
Penggunaan Metode Two Stay Two Stray
Meureubo. Prestasi belajar siswa dapat
(TSTS) pada Pembelajaran Ketrampilan
dilihat dari pelaksanaan tes awal (pre-test)
Membaca Bahasa Indonesia Kelas IV di
dan pos-test. model Two Stay Two Stray
SDN 2 Bandung Tahun Ajaraan 2011/2012
(TSTS) secara signifikan lebih berhasil
“Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan
dibandingkan model konvensional kususnya
bahwa dengan penggunaan metode two
pada materi
stay two stray dalam mata pelajaran
ekosistem. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil
membaca pada bahasa indonesia dapat
belajar biologi kelas eksperimen pada tahap
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
pre-test dengan nilai rata-rata yang diperoleh
dan
hasil
54,00 dan pada post-test dengan nilai 78,00.
perbedaan
Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata
sebesar 9,04% antara menggunakan metode
dari tahap pre-test sebesar 58,75 dan pada
two stay two stay dengan menggunakan
post-test sebesar 69,00. Dari nilai rat-rata
metode yang lain. Menggunakan metode
dapat dilihat dengan menggunakan model
two stay two stray nilai rata-rata siswa yaitu
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
skripsinya
hasil
penelitianya
belajar
yang
siswa.
menunjukkan
Dari
saling ketergantungan dalam
19
dapat meningkatkan prestasi belajar biologi
eksperimen, nilainya dapat dilihat pada
dengan hasil uji thitung sebesar 6,601 dan ttabel
gambar diagram batang yang berwarna
2,168. Dengan demikian thitung ˃ ttabel atau
orange mendapatkan nilai rata-rata pre-
6,601 ˃ 2,168, maka Ha diterima dan Ho
testnya yang terletak didaerah ± 58,75 dan
ditolak. Berikut ini dapat dilihat pada
rata-rata post-test dengan gambar diagram
gambar diagram batang perbedaan antara
batang berwarna biru terletak didaerah
rata-rata prestasi belajar siswa kelas kontrol
±69,00. Sedangkan Pada kelas eksperimen
dan kelas eksperimen.
peneliti memberikan perlakuan khusus, dan
Chart Title
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
menggunakan model Two Stay Two Stray
yang dapat menjadikan siswa lebih aktif,
dimana pada tahap pre-testnya dapat dilihat
pada diagram batang berwarna orange yang
terletak didaerah ± 54,00 dan post-test
terletak didaerah ± 78,00.
Jika dilihat dengan menggunakan
grafik perbedaan hasil belajar kelas kontrol
pada tahap pre-test dan post-test sebagai
kelas
kontrol
kelas
eksperime
n
pre-test
58,75
54,00
post-test
69,00
78,00
berikut ini :
80
60
total skor
PRE-TEST
kelas
kontrol
40
20
S1
S4
S7
S10
S13
S16
S19
0
Gambar 4.3 Diagram batang
nilai rata-rata dikelas kontrol
Gambar 4.3. perbedaan Prestasi belajar
dan kelas eksperimen
pre-test dan post-test kelas kontrol.
Dari gambar diagram batang diatas
Berdasarkan grafik diatas dapat
dapat dilihat perbedaan prestasi belajar
dilihat pada garis yang berwarna biru
signifikan antara kelas kontrol dan kelas
menunjukan prestasi belajar pre-test kelas
eksperimen.
kontrol
Pada
kelas
kontrol
tanpa
diberikan perlakuan seperti pada kelas
dan
garis
berwarna
orange
menunjukkan prestasi belajar kelas kontrol
20
pada post-test, sedangkan untuk S1-S20
mendapatkan nilai terendah dapat dilihat
merupakan singkatan dari siswa satu sampai
dari garis berwarna orange dengan skor nilai
siswa kedua puluh. Pada tahap pre-test siswa
70, sedangkan untuk nilai tertingginya
yang paling rendah mendapatkan skor nilai
dengan skor nilai 95.
sebesar 50, dan untuk nilai tertingginya
Sesuai dengan hasil penelitian dan
terdapat pada skor nilai 65, sedangkan pada
analisis data penelitian. Secara umum
tahap post-test yang mendapatkan nilai
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
tertiinggi dengan skor nilai sebesar 75
mengunakan model pembelajaran Two Stay
sedangkan untuk nilai terendah dengan skor
Two Stray (TSTS) secara signifikan lebih
nilai 60.
efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
Dan grafik pada kelas eksperimen
pada tahap pre-test dan post-test sebagai
biologi
siswa
dibandingkan
dengan
menggunakan model Konvensional.
berikut ini :
SIMPULAN
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
total skor
PRE-TEST
kelas
eksperime
n
S1
S4
S7
S10
S13
S16
S19
total skor
POST-TEST
kelas
eksperime
n
Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Prestasi
menggunakan
siswa
model
dengan
pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray lebih
tinggi
dari
pada
konvensional.
Gambar 4.3.Perbedaan hasil belajar
belajar
menggunakan
Pemilihan
model
strategi
pembelajaran disesuaikan dengan materi
yang akan disampaikan sehingga tujuan
pre-test dan post-test kelas
yang
ekperimen.
akan
dicapai
dapat
terealisasi.
Tingginya prestasi belajar yang dicapai oleh
siswa
yang
mengunakan
model
Pada kelas eksperimen ditahap pre-
pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
test siswa yang mendapatkan nilai terendah
Stray dikarenakan siswa dapat melihat
dapat dilihat dari garis yang berwarna biru
sendiri
dengan skor nilai 40 sedangkan nilai
ekosistem
tertingginya dengan skor nilai sebesar 65.
peristiwa - peristiwa yang mereka amati dan
Pada
siswa lebih aktif, kreatif, mencari sendiri
tahap
post-test
siswa
yang
saling
ketergantungan
membantu
siswa
dalam
dengan
21
dengan kondisi pelajaran yang memerlukan
sehingga suasana belajar menjadi lebih
pemahaman
hidup dan menyenangkan.
tentang
pengatahuan
lingkungan sekitar.
Guru bidang studi IPA khususnya
pelajaran
biologi
Meureubo
jarang
di
SMP
Negeri
menggunakan
2
model
pembelajaran yang bersifat membangun
keaktifkan
siswa,
namun
lebih
sering
menggunakan model konvensional.
Dalam mempelajari materi saling
ketergantungan dalam ekosistem hendaknya
guru
dapat
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray karena dengan menggunakan model
ini dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa,
ini
dikarenakan
materi
saling
ketergantungan dalam ekosistem didalam
kajiannya menyangkut proses pembelajaran
yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif
sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai
dan mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya
pada
materi
yang
sedang
dipelajari.
Selain
itu,
siswa
dapat
berinteraksi dengan siswa lain dengan
bertanya
dan
mengeluarkan
DAFTAR RUJUKAN
pendapat
Arikunto, Suharsimi
2006. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta
Fitrianto,
D.A.2013.Pengaruh
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray Terhadap Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas IV SD
Negeri
01
Kalitengah
Banjarnegara.[skripsi]
Institut
Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI
Semarang.
Sartika,
I.2013.Penerapan
Model
pembelajaran kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray Pada Konsep
Ekosistem Di kelas vii SMP Negeri
15 Kota Tasikmalaya. [Skripsi]
FKIP
Universitas
Siliwangi
Tasikmalaya.
Surya, M.2004.Psikologi Pembelajaran Dan
Pengajaran.Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Sukmadinata, N.S.2011.Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Wena,
M.2009.Strategi
Pembelajaran
Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi
Aksara
22
Download