bab 5 simpulan, diskusi, dan saran

advertisement
BAB 5
SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian berlangsung selama 2 minggu 4 hari, mulai dari tanggal 1 hingga
18 Januari 2015, diperoleh 83 responden yang merupakan student-athlete dari
berbagai institusi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
a. Kesadaran tentang perubahan diri tidak memiliki peran dalam memprediksi ke 3
dimensi kecemasan kompetitif (somatic, worry dan concentration disruption).
b. Respon dan persepsi terhadap peristiwa pengubah berperan dalam memprediksi
1 dari 3 dimensi kecemasan kompetitif (concentration disruption).
c. Perbandingan sosial berperan dalam memprediksi 2 dari 3 dimensi kecemasan
kompetitif (worry dan concentration disruption).
d. Kesadaran tentang perubahan dalam diri, respon dan persepsi terhadap peristiwa
pengubah, dan perbandingan sosial secara bersama-sama berperan dalam
memprediksikan 2 dari 3 dimensi kecemasan kompeitif (worry dan
concentration disruption).
5.2 Diskusi
Kesadaran perubahan diri, respon dan persepsi terhadap peristiwa
pengubah, dan perbandingan sosial secara bersama tidak memiliki peran
dalam memprediksikan dimensi somatic dari kecemasan kompetitif. Kesadaran
perubahan diri merupakan kemampuan untuk memusatkan perhatian ke dalam dan
mempelajari diri akan perubahan yang terjadi dalam penerimaan seseorang tentang
pandangannya (Ashley & Reiter-Palmon, 2012; Eibach, Libby, & Ehrlinger, 2012).
Sedangkan, respon dan persepsi terhadap peristiwa pengubah mengacu kepada
reaksi afektif dan perilaku yang melibatkan interpretasi serta estimasi dampak,
dalam peristiwa yang menimbulkan perubahan pada keadaan yang sudah ada dari
karir atletik individu (Samuel & Tenenbaum, 2011). Perbandingan sosial mengacu
kepada gagasan bahwa kita mempelajari kemampuan dan sikap kita sendiri dengan
membandingkannya terhadap orang lain (Aronson, Wilson, & Akert, 2014)
47
48
Ketiga variabel di atas tidak memiliki peranan secara langsung terhadap
variabel somatic anxiety, dikarenakan somatic anxiety dilihat dari kecemasan
kompetitif pada perubahan student-athlete dalam kondisi fisiologi atau fisik mereka,
seperti peningkatan keringat, kesulitan bernafas, detak jantung meningkat,
perubahan gelombang otak, tekanan darah tinggi, peningkatan buang air kecil, rasa
tidak nyaman diperut, lebih sedikit saliva di mulut dan ketegangan otot. Hal-hal
tersebut merupakan fungsi dari sistem saraf simpatetik. Sistem saraf simpatik
distimulus oleh persepsi ketakutan dalam serebral korteks, yang mendorong respon
stress (Parnabas, Mahamood, Parnabas, 2013). Dilihat dari proses terjadinya somatic
anxiety ketiga variabel di atas akan mempengaruhi segi kognitif yang akan
membentuk persepsi ketakutan yang akhirnya akan menstimulus saraf simpatik dan
berujung pada somatic anxiety, dari proses tersebut dapat disimpulkan bahwa baik,
kesadaran perubahan diri, respon dan persepsi terhadap peristiwa pengubah, maupun
perbandingan sosial berperan secara tidak langsung terhadap fungsi somatik seorang
student-athlete.
Kesadaran tentang perubahan diri, dan respon dan persepsi terhadap
peristiwa pengubah tidak dapat memprediksi dimensi worry dari kecemasan
kompetitif. Kesadaran perubahan diri merupakan kemampuan untuk memusatkan
perhatian ke dalam dan mempelajari diri akan perubahan yang terjadi dalam
penerimaan seseorang tentang pandangannya (Ashley & Reiter-Palmon, 2012;
Eibach, Libby, & Ehrlinger, 2012). Sedangkan, respon dan persepsi terhadap
peristiwa pengubah mengacu kepada reaksi afektif dan perilaku yang melibatkan
interpretasi serta estimasi dampak, dalam peristiwa yang menimbulkan perubahan
pada keadaan yang sudah ada dari karir atletik individu (Samuel & Tenenbaum,
2011).
Kedua variabel diatas baik kesadaran perubahan diri maupun respon dan
persepsi terhadap peristiwa pengubah, secara sendiri tidak memiliki peranan
terhadap dimensi worry. Hal ini dapat dikarenakan variabel kesadaran tentang
perubahan diri, serta respon dan persepsi terhadap peristiwa pengubah lebih bersifat
internal atau personal. Sedangkan dimensi worry secara signifikan dapat diprediksi
oleh aspek sosial yaitu Social probem-solving ability (Belzer, Zurilla, & MaydeuOlivares, 2002).
49
Perbandingan sosial dapat memprediksi dimensi worry dari kecemasan
kompetitif. Perbandingan sosial mengacu kepada merupakan gagasan bahwa kita
mempelajari kemampuan dan sikap kita sendiri dengan membandingkannya
terhadap orang lain (Aronson, Wilson, & Akert, 2014). Dimensi worry merupakan
upaya pemecahan masalah yang hasilnya tidak pasti atau tanpa ditemukannya solusi
(Borkovec, 1983; Mathews, 1990; dalam Khawaja, 2007). Social probem-solving
ability mengacu pada pemecahan masalah seperti yang terjadi pada lingkungan
(Belzer, Zurilla, Mydeu-Olivares, 2002). Seperti yang telah dijbarkan sebelumnya,
bahwa dimensi worry secara signifikan dapat diprediksi oleh Social probem-solving
ability. Dapat disimpulkan bahwa, dimensi worry cenderung dapat diprediksi
apabila terkait dengan pembandingan yang melibatkan lingkungan atau dunia sosial
individu.
Kesadaran tentang perubahan diri tidak dapat memprediksi dimensi
concentration disruption dari kecemasan kompetitif. Kesadaran perubahan diri
merupakan kemampuan untuk memusatkan perhatian ke dalam dan mempelajari diri
akan perubahan yang terjadi dalam penerimaan seseorang tentang pandangannya
(Ashley & Reiter-Palmon, 2012; Eibach, Libby, & Ehrlinger, 2012). Kesadaran
perubahan diri cenderung untuk terjadi perlahan-lahan, dan tidak terlihat, karena itu
pula keadaran perubahan diri lebih bersifat internal, karena bukan orang luarlah
yang menyadari adanya perubahan. Lain halnya dengan Concentrtion disruption,
dimensi ini cenderung untuk dapat diprediksi oleh tindakan dan pikiran yang
melibatkan lingkungan sekitar kita. Seperti impresi apa yang kita buat di hadapan
orang banyak, atau dapat disebut juga sebagai self-presentation. Karena keterlibatan
lingkungan (sosial) memiliki peranan dalam memprediksi concentration disruption
maka dari itu tidak heran apabila kesadaran perubahan diri tidak dapat memprediksi
concentration disruption (Podlog, Lochbaum, Kleinert, Dimmock, Newton, &
Schulte, 2013)
Respon dan persepsi terhadap peristiwa pengubah dan Perbandingan
sosial secara sendiri berperan dalam memprediksi dimensi concentration
disruption dari kecemasan kompetitif. Respon dan persepsi terhadap peristiwa
pengubah mengacu kepada reaksi afektif dan perilaku yang melibatkan interpretasi
serta estimasi dampak, dalam peristiwa yang menimbulkan perubahan pada keadaan
50
yang sudah ada dari karir atletik individu (Samuel & Tenenbaum 2011). Sedangkan
perbandingan sosial adalah gagasan bahwa kita mempelajari kemampuan dan sikap
kita sendiri dengan membandingkannya terhadap orang lain (Aronson, Wilson, &
Akert, 2014). Peristiwa pengubah sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekitar.
Dalam menghadapi suatu perubahan, kita tidak hanya akan memikirkan resiko apa
yang dapat terjadi pada diri sendiri, tapi juga apa yag akan orang lain lihat mengenai
peristiwa yang terjadi pada kita. Hal ini membuat kita berpikir bahwa pandangan
orang lain penting untuk dipertimbangkan
Ketika membandingkan diri dengan orang lain, kita tidak semata-mata
melihat perbedan antara diri sendiri dengan orang lain, akan tetapi juga apa yang
akan dipikirkan orang lain tentang diri kita. Hal ini disebabkan karena kita berusaha
untuk menjaga pandangan yang baik didalam diri kita dari apa yang orang lain lihat.
Tindakan-tindakan evaluatif seperti ini lah yang membuat variabel seperti respon
dan persepsi terhadap peristiwa pengubah dan perbandingan sosial dapat
memprediksi concentration disruption.
5.3 Saran
Setelah hasil penelitian telah didapat, ada beberapa saran yang ingin peneliti
berikan untuk perkembangan penelitian mengenai kecemasan kompetitif di masa
mendatang. Berikut saran akademis dan saran praktis yang ingin dipaparkan:
5.3.1. Saran Akademis
1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk memperingkas
jumlah item dan memodifikasi item-item yang terdapat pada alat ukur
Kesadaran Perubahan Diri. Hal ini dilakukan agar pengadministrasian
kuesioner dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
2. Dalam pemilihan subjek penelitian untuk ke depannya, peneliti
menyarankan agar jumlah subjek penelitian yang sesuai dengan
karakteristik dari populasi dapat diambil secara merata.
3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan penggunaan subjek
penelitian dengan memanfaatkan partisipasi aktif dari student-athlete
untuk program intervensi.
51
5.3.1. Saran Praktis
1. Baik pelatih maupun asisten dan jajaran kepengurusan tim dapat
memberikan pengetahuan dalam menghadapi pertandingan baik
mengatasi hal didalam pertandingan maupun diluar pertandingan bagi
pemainnya.
2. Para pemain baik dari tingkat senior dan junior dapat membuat waktu
bersama untuk saling berbagi pengetahuan dan belajar akan bagaimana
mengahadapi permasalahan di lapangan .
3. Tim dapat merancang banyak latihan bertanding dengan tim lain agar
dapat merasakan berkompetisi lebih seperti apa.
52
Download