ASPEK-ASPEK PENGUBAH HUKUM

advertisement
Bahan Bacaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sudikno, Pengantar Ilmu Hukum
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian
Filosofis dan Sosiologis), Chandra Pratama, 1996
Sudikno, Penemuan Hukum
Ridwan Syahrani, Pengantar Ilmu Hukum
Lili Rasyidi, Filsafat Hukum & Teori Hukum
Suryono Soekanto, Sosiologi Hukum
Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum
Sunaryati Hartono, Perbandingan Hukum
W. Friedman, Teori & Filsafat Hukum
ASPEK-ASPEK
PENGUBAH HUKUM
Oleh:
Suhrawardi K Lubis, SH.,Sp.N.,MH
Farid Wajdi, SH.,M.Hum
Pengertian
Aspek-aspek Pengubah Hukum
Dilihat dari sudut gramatikalnya terdiri
dari tiga suku kata, yaitu:
1.
2.
3.
Aspek
Pengubah
Hukum
Kata “ASPEK” berarti
Kata aspek berarti:
1. “tanda” atau
2. “sudut pandang” atau
3. “dapat juga diartikan sebagai kategori
gramatikal verba (lingkungan kata kerja;
kata yang menggambarkan proses,
perbuatan atau keadaan) yang
menunjukkan lama dan jenis perbuatan”
(KBBI)
Kata “PENGUBAH” berarti:
Berasal dari kata “ubah”, yang berarti:
1. menjadi lain (berbeda) dari semula
2. bertukar (beralih, berganti menjadi
sesuatu yang lain.
Sedangkan pengubah berarti “ orang
atau sesuatu yang mengubah”
(KBBI)
Kata “HUKUM” berarti:
Kumpulan aturan, perundang-undangan
atau hukum kebiasaan, di mana suatu
negara atau masyarakat mengakuinya
sebagai sesuatu yang mempunya
kekuatan mengikat terhdap warganya.
(Oxford English Dictionary)
Dengan demikian “ASPEK
PENGUBAH HUKUM” dapat
diartikan sbb:
“Proses,
perbuatan atau
keadaan yang mengubah
Hukum”
Materi Bahasan:
I.
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Sistem Hukum Dunia
Sumber Hukum
Penemuan Hukum
Faktor-faktor Pengubah Hukum
Materi Bahasan:
VI. Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat
dalam melaksaanakan perubahan.
VII.Law Tool of Social Enginering
II. SISTEM HUKUM DUNIA
Yang dimaksud dengan Sistem Hukum;
Sistem merupakan tatanan atau kesatuan yang
utuh yag terdiri dari bagian-bagian atau unsurunsur yang saling berkaitan erat satu sama lain.
Dengan kata lain sistem hukum adalah suatu
kumpulan unsur-unsur yang ada dalam interaksi
satu sama lain yg merupakan satu kesatuan yg
terorganisasi dan kerjasama ke arah tujuan
kesatuan.
1.
2.
3.
4.
Prof. Rene David membagi sistem
hukum sebagai berikut:
Sistem Romawi Jerman (selalu
diistilahkan dengan Civil Law).
Sistem Common Law
Sistm Hukum Agama dan Filsafat
Sistem Hukum Sosialis
Civil Law
Seperti yang berlaku di negara-negara
Eropa yang lebih mementingkan
kodifikasi, ilmu hukum kontinental ini
sangat dipengaruhi oleh hukum
Romawi.
Common Law
Sistem ini berasal dari Inggris (dalam sistem
ini tidak ada sumber hukum, sumber hukum
hanya kebiasaan masyarakat yang
dikembangkan di pengadilan/keputusan
pengadilan). Hkm Inggris karena keadaan
geografis dan perkembang an politik serta
sosial yang terus menerus, dengan pesat
berkembang menurut garisnya sendiri, dan
pada waktunya menjadi dasar perkembangan
hukum Amerika.
Dalam perkembangannya Hkm Amerika
bertambah bebas dlm sistem hukum aktual
nya, yang lama kelamaan terdapat
perbedaan yang fundamental yaitu:
1. Di Amerika Hk yang tertinggi tertulis, yakni
konstitusi Amerika yang berada di atas tiaptiap undang-undang. Di Inggris kekuasaan
parlemen untuk membuat uu tdk terbatas.
2. Karena seringnya ada kebutuhan akan
penafsiran konstitusi, Hakim Amerika
(dibanding Inggris)lebih sering dihadapkan
pada persoalan kepenti umum.
3. Kebutuhan untuk mensistematisasikan
hukum, di Amerika dirasa lebih
mendesak, karena banyaknya bahan
hukum yang merupakan ancaman
karena tidak mudah untuk diatur
Khusus Indonesia
Selain sistem hukum yang disebutkan di
atas juga dikenal:
5. Sistem Hukum Adat
III. SUMBER-SUMBER
HUKUM
Pengertian;
Adalah segala sesuatu yang
menimbulkan aturan-aturan yang
mengikat dan memaksa, sehingga
apabila aturan-aturan itu dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan
nyata bagi pelanggarnya.
Menurut CIVIL LAW
1. Undang-undang
2. Kebiasaan
4 Sumber
3. Traktat
4. Doktrin
Menurut COMMON LAW
Putusan
Pengadilan
Ada 2
sumber
Produk
Parlemen
Menurut ISLAMIC LAW
Al-Qur’an
Al-Hadis
Ada 4
Ijma’ Ulama*
Ijtihad
Sumber Hukum Ijtihad dapat dilaku
kan dengan berbagai cara, yaitu ;
Ijtihad
Qias
Al-Istihsan
Sad Zariah
Istislah
Istishaq
Maslahah Mursalah
Urf
Keistimewaan Hukum Islam
1.Universal
(Internasional/menyeluruh)
2.Humanity
Ada 3
(Insaniah /Kemanusiaan
/penuh kasih)
3.Morality
(Akhlaq)
3 Karakteristik Hukum Islam
(Hasbi Ashsiddiqy)
 Harakah
(Utuh)
 Waqathah
(Harmoni)
 Takamul
(Sempurna)
3 Karakteristik
Menurut COSTEMER LAW
Kebiasaan
Ada 2
sumber
Tradisi
Menurut SOCIALIST LAW
Sumbernya adalah:
Keputusan Tertinggi para penguasa berupa produk
kebijaksanaan pemerintah atau negara.
Intinya: tidak ada sumber hukum yang resmi, yang
jelas:
1. Hukum adalah penguasa negara
2. Hukum membela Rakyat proletar
Sistem Hukum Sosialis
Ada dua teori yang mendasari hukum dalam
masyarakat sosialis, yaitu:
Pertama
Keseluruhan hubungan-hubungan dari produksi
membangun struktur ekonomi masyarakat,
dasar yang sebenarnya, yang di atasnya timbul
supra-struktur hukum dan politik, dan dengan
mana bentuk-bentuk kesadaran sosial
menyesuaikan diri.
Kedua;
Bahwa seluruh cita hukum berkaitan
dengan negara dan karena itu merupakan
sarana dengan mana mereka yang
mengawasi alat-alat produksi tetap
mengawasi mereka yang dicabut hak
miliknya. Dengan berpindahnya pemilikan
alat-alat produksi ketangan masyarakat,
individu akan dilibatkan, seperti halnya
negara dan hukum, yang dibenarkan
hanya oleh kebutuhan dengan paksaan.
Catatan:
Kedua teori ini tentunya sangat menyesatkan,
sebab dapat menjadi penyekat pemikiran
konstruktif mengenai fungsi hukum dalam
masyarakat sosialis.
IV. PENEMUAN HUKUM
Penemuan hukum ini dilakukan oleh Hakim,
dalam penemuan hukum ini ada perbedaan
pandangan antara Eropa Kontinental dengan
Anglo Saxon
Eropa Kontinental tidak memisahkan secara
tegas antara metode interpretasi dengan
metode konstruksi, sedangkan Anglo Saxon
memisahkannya secara tegas.
Kapan Penemuan Hukum
diperlukan ?
Untuk menjawab ini ada dua aliran pemikiran:
1. Penganut Doktrin “Sen-clair”
Aliran ini berpendapat penemuan hukum
dibutuhkan apabila:
a. Peraturannya belum ada untuk suatu
kasus in konkreto, atau
b. Perturan sudah ada tetapi belum jelas
Diluar keadaan ini penemuan hukum tidak
ada.
2. Penemuan Hukum harus selalu
dilakukan.
Hakim selalu dan tidak pernah tidak
melakukan penemuan hukum
2 Jenis Metode Penemuan
Hukum
Interpretasi
Metode
penemuan
Hukum
Konstruksi
Perbedaannya;
Interpretasi:
Penafsiran terhadap teks Undang-undang, dengan
masih tetap berpegang pada bunyi teks itu.
Konstruksi:
Hakim menggunakan penalaran logisnya untuk
mengembangkan lebih lanjut suatu teks UU, dimana
hakim tidak lagi berpegang kepada bunyi teks, tetapi
tidak mengbaikan hukum sebagai suatu sistem
Jenis Interpretasi dewasa ini









Metode subsumptif
Interpretasi gramatikal
Intrpretasi historis
Interpretasi sistematis
Interpretasi sosiologis atau teleologis
Interpretasi komparatif
Interpretasi futuristis
Interpretasi restriktif
Interpretasi ekstensif
Jenis Metode Konstruksi
Sebelum membicarakan jenis konstruksi
terlebih dahulu dikemukakan syarat utama
untuk melakukan konstruksi:
1. Meliputi materi hukum positif
2. Tidak boleh membantah dirinya sendiri
3. Faktor estetis
Intinya harus mengandung materi, kesatuan
logis dan bentuk
Metode Konstruksi:
a. Metode Argumentum Per Analogiam,
dan
b. Metode Argumentum A’ Contrario
c. Rechtsvervijnings
(Pengkonkritan/penyempitan hukum)
d. Fiksi Hukum
Aliran-aliran Penemuan
Hukum
Aliran
Penemuan
Hukum
Legisme
Historis
Begriffsjurisprudenz
Interessenjurisprudenz
Freirechtbewegung
Aliran Legisme
Aliran ini lahir sbg reaksi atas ketidak seragaman
hukum kebiasaan pada abad 19 dengan jalan
kodifikasi dengan menuangkan hukum secara
lengkap dan sistemats dalam kitab undang-undang.
Aliran ini menegaskan bahwa satu-satunya sumber
hukum adalah undang-undang, yang dianggap
cukup jelas dan lengkap yang berisi semua jawaban
terhadap persoalan hukum sehingga hakim hanyalah
berkewajiban menerapkan peraturan hukum pada
peristiwa konkrit dengan bantuan penafsiran
gramatikal.
Pemecahannya melalui subsumptie,
dan untuk melaksanakan ini diperlu
kan syarat-syarat:
Undang-undang harus bersifat umum (berlaku bagi
setiap orang.
2. Ketentuan-ketentuan yang ada di dalamnya harus
dirumuskan secara abstrak (sehingga berlaku umum)
3. Sistem peraturannya harus lengkap, sehingga tidak
ada kekosongan-kekosongan.
Berdasarkan pendapat ini maka semua hukum
terdapat di dalam undang-undang, dan hanya
undang-undanglah yang menjadi sumber hukum.
1.
Mazhab Historis
Abad ke 20 disadari bahwa UU tidak lengkap, nilainilai yang dituangkan tidak sesuai lagi dengan
perkembangan masyarakat, kalau kondisi ini dipertahankan maka akan terjadi kekosongan hukum.
Akhirnya Von Savigny mempelopori pandangan yang
kemudian dinamai Mazhab Historis, yang inti
pandangannya adalah:
”Hukum tumbuh dari kesadaran hukum bangsa di
suatu tempat dan pada waktu tertentu”.
Begriffsjurisprudenz
Ketidak mampuan legislator meremajakan
undang-undang pada waktunya merupaka
alasan dasar untuk memberi peran yang lebih
aktif kepada hakim untuk menyesuaikan
undang pada keadaan yang baru.
Dalam posisi seperti ini jurisprudensi mulai
memperoleh peranan sebagai sumber hukum.
Dalam abad 19 lahirlah aliran yang dipelopori
oleh Rudolf von Jhering yang menekankan
pada sistematik hukum.
Inti ajaran ini menegaskan
bahwa;
Yang ideal adalah apabila sistem yang
ada berbentu suatu piramida, yang
mana dipuncak piramida terletak asas
utama, dan dari puncak piramida
dibuatlah pengertian-pengertia baru
(Begriff) dan selanjutnya dikembangkan
sistem asas-asas dan pengertianpengertian umum yg digunakan untuk
mengkaji undang-udang.
Piramida Begriff
asas
utama
pengertian-pengertian
Ciri khas aliran ini:
Lebih memberikan kebebasan kepada
hakim tinimbang aliran legisme, hakim
tidak perlu terikat pada bunyi undangundang, dia dapat mengambil
argumentasinya dari peraturanperaturan hukum yang tersirat dalam
undang-undang. Dengan demikian lebih
bersandar kepada ilmu hukum.
Interessenjurisprudenz
Aliran ini sebagai reaksi terhadap aliran
Begriffjurisprudenz, aliran ini lebih
menitik beratkan kepada “kepentingankepentingan” (interessen) yang
difiksikan, dan oleh karena itu pulalah
aliran ini dinamai dengan
“Interesenjurisprudez” yang mengalami
masa kejayaan pada awal abad 20 di
Jerman.
Pendapat aliran ini:
Bahwa hukum tidak boleh dilihat oleh hakim
sebagai formil-logis belaka, akan tetapi harus
dinilai menurut tujuannya.
Adapun yang menjadi tujuan menurut van
Jhering adalah “idee keadilan dan kesusilaan
yang tak mengenal waktu”
Contoh: bahwa siapa yang dalam proses hak
milik benda tidak atas nama, dan dapat
menunjukkan penguasanya (bezit) atas benda
tersebut, maka ia dibebaskan dari pembuktian.
Freirechtbewegung
Reaksi yang tajam terhadap aliran
Legisme baru muncul pada sekitar
tahun 1900 di Jerman, reaksi ini dimulai
oleh Kantorowics dengan nama
samaran Gnaeus Flavius.
Aliran ini menantang keras pendapat
yang menyatakan bahwa kodifikasi itu
lengkap dan hakim dalam proses
penemuan hukum tidak memiliki
sumbangan kreatif.
Aliran ini berpendapat bahwa:
Hakim memang harus menghormati undangundang, tetapi ia dapat tidak hanya sekedar
tunduk dan mengikuti undang-undang,
melainkan menggunakan undang-undang
sebagai sarana untuk menemukan pemecahan
peristiwa konkrit yang dapat diterima. Dapat
diterima karena pemecahan yang diketemukan
dapat menjadi pedoman bagi peristiwa konkrit
serupa lainnya, di sini hakim tidak berperan
sebagai penafsir undang-undang, tetapi
sebagai pencipta hukum.
V. FAKTOR-FAKTOR PENGUBAH
HUKUM
ASPEK POLITIK
1. Penguasa
2. Orsospol
3. Ormas
4. LSM/NGO
5. Kelompok penekan
Aspek Budaya
1. Perubahan Nilai
2. Euporia Reformasi
BUDAYA
3. Anti kemapanan
4. Kontak Budaya
5. Stratifikasi
Aspek Ekonomi
ASPEK
EKONOMI
-Pengelompokan Negara
-Perdagangan bebas
-Perjanjian
-Traktat
-ADR
-Arbitrase
Tren Global
TREN GLOBAL
-Tidak ada batas negara
-Informasi yang cepat
-Komunikasi
-Komplek Industri militer
-Lawyer asing
-ADR
-Arbirase
IPTEK
Perobahan gaya hidup
IPTEK
Utiliti
Kejahatan tingkat tinggi
Pendidikan
SDM
PENDIDIKAN
Pengacara
Pengangguran tkt tinggi
Menurut Friedman ada 3 unsur
hukum yang berubah:
Struktur Hukum
Substansi Hukum
Kultur hukum
Struktur Hukum
Pola yang menunjukkan tentang
bagaimana hukum itu dijalankan
menurut ketentuan-ketentuan
formalnya, struktur ini menunjukkan
bagaimana pengadilan, pembuat hukum
dan lain-lain badan serta proses hukum
itu berjalan dan dijalankan.
Substansi Hukum
Adalah peraturan-peraturan yang
dipakai oleh para pelaku hukum pada
waktu melaksanakan perbuatanperbuatan serta hubungan-hubungan
hukum.
Contoh:
pada saat pedagang melaksanakan
perjanjian antar sesamanya, pd saat itu
ia mendasarkan hubungannya pada
peraturan perdagangan, dan inilah
yang disebut dengan substansi hukum.
Kultur Hukum:
adalah penamaan untuk unsur tuntutan atau
permintaan. Tuntutan tersebut datangnya dari
rakyat atau para pemakai jasa hukum, seperti
pengadilan.
Contoh:
Jika seorang kreditur menghadapi kredit macet,
maka ia dapat menempuh berbagi alternatif:
- kekeluargaan - jasa tukang pukul - arbitrase
- melimpahkan ke pengadilan.
PERUBAHAN HUKUM &
PERUBAHAN MASYARAKAT
1.
2.
Persoalan perubahan hukum dan perubahan
masyarakat ini dua hal penting, yaitu:
Bagaimana hukum menyesuaikan diri dengan
perubahan masyarakat (Hukum berperan
pasif).
Sejauhmana hukum berperan untuk
menggerakkan masyarakat menuju suatu
perubahan yang terencana (Hukum berperan
aktif). Disini fungsi hukum sebagai a tool of
social engineering/alat rekayasa masyarakat.
Hukum berperan pasif:
Menurut Grossman kaidah sosial yang dapat
mengalami perubahan
Perubahan pd kaidah
kaidah individual
perubahan pd kaidah
kaidah kelompok
perubahan pada kaidah
kaidah masyarakat
Hukum berperan aktif
Menurut pendapat ini Law is a tool of social
engineering.
Teori ini pertama sekali diperkenalkan oleh Roscoe
Pound, aliran ini berpendapat hukum muncul sbg alat
untuk menciptakan perubaan.
Perubahan oleh hukum ini dapat saja didahului oleh
penemuan teknologi, kontrak, konflik kebudayaan,
gerakan-gerakan sosial, fungsi perubahan fisik,
biologis serta kependudukan. Setelah itu baru hukum
dipanggil untuk menyelesaiaknan persoalan yang
timbul akibat adanya perobabahan tersebut.
Putusan Hakim sebagai a tool of
social engineering:
Menurut Roscoe Pound (Friedman, 1953: 350-35)
bahwa:
1. Fungsi “social engineering” dari hukum maupun
putusan hakim ditentukan dan dibatasi oleh
kebutuhan untuk menyeimangkan antara stabilitas
hukum dan kepastian thd perkembangan hukum
sebagai alat evolusi sosial.
2. Kebebasan pengadilaan yang merupakan hal
esensial dlm masyarakat demokratis, pembatasan
lebih lanjut jika pengadilan menjadi penerjemahpenerjemah yang tertinggi dari konstitusi.
3. Dalam sistem-sistem hukum, ditangan organ
organ politiklah terletak pengawasan yang
tertinggi terhadap kebijakan badan legislatif
sehingga fungsi hakim relatif lebih mudah.
4. Dalam penafsiran preseden dan undang-udang, fung
si pengadilan dapat dan harus harus lebih positif dan
konstruktif.
5. Semakin lebih banyak penggunaan hukum sbg alat
pengendalian sosial serta kebijakan dalam masyara
kat modern, secara bertahap mengurangi “hukum
nya pakar hukum”, dan dgn demikian fungsi kreatif
hakim dan sistem hukum kebiasaan berperan.
Alat Bantu bagi Hakim
1. Keterangan pakar
Sering terjadi kekeliruan yang meyebutkan
keterangan pakar sebagai saksi ahli, padahal
sesungguhnya ada perbadaan asasi antara
keterangan saksi dan keterangan pakar.
2. Komputerisasi
Lahirnya ilmu baru di bidang hukum yang
disebut dengan Jurimetrik
Ciri khas Jurimetrik:
1.
2.
3.
4.
5.
Berkaitan dgn analisis kuantitatif dari tingkah
laku hakim.
Penerapan teori komunikasi dan informasi
terhadap ekspressi hukum.
Penggunaan logika matematika dalam hukum.
Mencari kembali data hukum dengan
pemanfaatan elektronika dan mekanik.
Merumuskan suatu kalkulus dari prediktabilitas
hukum.
Sebelum Jurimetrik dikenal terlebih
dahulu dikenal apaa yang disebut
dengan law report
Law report itu memuat antara lain:
a. Judul perkara,
b. Nomor acara pengadilan,
c. Tanggal putusan,
d. Kata pengantar (jenis perkaranya)
e. Ikhtisar,
f. Nama pengacara,
g. Ringkasan pledooi atau surat tuduhan
h. Ringkasan kenyataan.
Beberapa Pandangan Tentang
Perubahan Hukum
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Daniel S. Lev
Sinzheimer
Karl Renner
Thomas C. Dienes
Grad
Robert Seidman
Max Weber
Pandangan Daniel S. Lev
tentang Perubahan Hukum
Hukum itu bukanlah hukum tertulis atau
perundang-undangan (sebab itu akan
menyempitkan arti hukum.
Hukum yang dimaksud dengan perubahan
hukum adalah hukum yang ada dalam praktek
sehari-hari oleh para pejabat hukum (Hakim,
Jaksa, Polisi, Pengacara, dsb) apabila tingkah
laku mereka berubah maka hukumpun telah
berubah, walaupun peraturan perundangundangannya masih tetap seperti dulu.
Teori Sinzheimer:
Ada beberapa makna yang dapat diberikan
mengenai pengertian perubahan hukum,
antaralain perubahan hukum dalam bentuk
pemberian isi konkret terhadapkaidah
hukum yang abstrak.
Teori ini lebih lanjut dikembangkan Karl
Renner.
Teori Karl Renner:
Konsep hukum dari masyarakat prakapitalisme, tanpa mengalami perubahan
secara formal, masih dapat menyesuaikan diri
pada masyarakat kapitalisme.
Misalnya Ketika Renner membahas tentang
konsep kepemilikan. Semejak dulu penguasaan
atas objek pemilikan itu si pemilik hanya
memiliki hubungan pada objek pemilikan yaitu
benda, namun dalam perkembangannya ke
arah kapitalisme telah mengubah secara de
facto hubungan tersebut
Bukti perubahan itu misalnya:
Banyaknya arus perundang-undangan yang
mengalihkan barang milik menjadi barang
umum, dengan demikian, makna abstrak
dari hak milik, yg sementara itu rumusannya
tetap saja, telah berubah isinya diakibatkan
bergesernya hubungan-hubungan yg diatur
oleh kaidah itu menjadi bersifat publik.
Teori Perubahan Thomas C.
Dienes
Perubahan hukum secara formal akan
mengakibatkan terlibatnya pula badanbadan yang menggerakkan perubahan itu,
dan badan yang dimaksud itu terutama:
badan legislatif dan badan peradilan.
Teori Grad ttg Momen
Perubahan:
Untuk menentukan kapan saat yang tepat hukum
untuk mengatur tidaklah mudah, sebab mungkin
saja suatu kelompok masyarakat membutuhkan
pemecahannya, tetapi kelompok lain belum tentu
merasakan hal yang sama.
Kelebihan badan legislatif adalah
keleluasaannya untuk berfikir dan menimbangmenimbang untuk pembuatan hukum baru, tetapi
kelebihan ini sekaligus sebagai kelemahan, krn
masa menilai itu tlh ditinggalkan oleh perubahan
masyarakat.
Teori Robert Seidman
Bahwa hukum itu tidak demikian saja dapat
ditransfer dari suatu masyarakat ke masyarakat
yang lainnya, hal ini dikenal dengan istilah;
The Law of The Non Transferrability of Law
Hal ini terjadi disebabkan berbedanya
perangkat sosial, nilai-nilai sosial yang dianut,
stratifikasi sosialnya dan taraf pemikiran warga
masyarakatnya.
Teori Max Weber
Perkembangan hukum itu melalui 4 tahapan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Pengadaan hukum melalui pewahyuan (revelation) scr
kharismatik (law prophets), (ini sangat berbeda dgn pakar
yang mendasarkan pembuatan hukum dari kaidah yg ada
sebelumnya)
Penciptaan dan penemuan hukum secara empiris oleh
para legal honoratiores”.
Pembenahan (imposition) hukum oleh kekuatan-kekuatan
sekuler atau teokratis, bersifat “secular theocratic”
Hukum digarap secara sistematis dan dilakukan secara
profesional olh yang memeperoleh pdd formal hukum.
VI. KESADARAN HUKUM
Secara ilmiah maupun melalui peng amatan
sangat sulit mengetahui adanya kesadaran
hukum masyarakat, akan lebih sulit lagi jika
ingin mengetahui tingkat kesadaran yang
dimiliki oleh mereka.
Untuk mengetahui secara kualitatif, tinggi
atau rendahnya kesadaran hukum adalah
dengan cara melakukan pengamatan,
adapun petunjuk-petunjuk yang perlu
diamati
4 indikator petunjuk
kesadaran hukum masyarakat
Pengetahuan Hukum
4
indikator
Pemahaman kaidah
kaidah hukum
Sikap terhadap
norma-norma
Prilaku Hukum
Motivasi mematuhi hukum
Jika dianalisis lebih lanjut ada bebarapa
faktor pendorong yang menjadikan norma
hukum lebih dipatuhi oleh masyarakat
1.
2.
Dorongan yang bersifat psikologis/
kejiwaan.
Dorongan untuk memelihara nilai-nilai
moral yang luhur di dalam masyarakat.
3. Dorongan dalam upaya untuk
memperoleh perlindungan hukum.
4. Dorongan untuk menghindar dari
sanksi hukum.
Download