pih 10 – perubahan hukum dan perubahan masyarakat

advertisement
PERUBAHAN HUKUM DAN
PERUBAHAN MASYARAKAT
PERTEMUAN - 10
PERUBAHAN HUKUM DAN PERUBAHAN
MASYARAKAT

Persoalan perubahan hukum dan perubahan
masyarakat pada intinya terdiri dari dua aspek
penting, yaitu:
1. Bagaimana hukum menyesuaikan diri dengan
perubahan masyarakat (Hukum berperan pasif).
2. Sejauh mana hukum berperan untuk menggerakkan
masyarakat menuju suatu perubahan yang terencana
(Hukum berperan aktif). Disini fungsi hukum
sebagai a tool of social engineering/alat rekayasa
masyarakat.
Hukum menyesuaikan diri dengan perubahan
masyarakat

Menurut Grossman, kaidah sosial yang dapat mengalami
perubahan, yaitu:
1.
Perubahan pada kaidah-kaidah individual.
Hal ini meliputi perubahan tingkah laku individual, tetapi belum
dapat dianggap sebagai kaidah tingkah laku.
2.
Perubahan pada kaidah-kaidah kelompok.
Hal ini terjadi pada perubahan yang berlangsung dalam
satuan-satuan yang tergolong subsistem politik.
3.
Perubahan pada kaidah-kaidah masyarakat.
Hal ini merupakan perubahan yang paling fundamental sifatnya,
karena meliputi perubahan-perubahan nilai atau kaidah-kaidah
dasar suatu masyarakat.


Hukum bertujuan untuk mengkoordinir aktivitas
masyarakat, di mana aktivitas itu senantiasa
berubah sesuai dengan perubahan masyarakat.
Contoh : penebangan hutan (hukum lingkungan)
Makna Perubahan Hukum menurut pandangan
para ahli

Daniel S. Lev
Hukum itu bukanlah hukum tertulis atau perundangundangan (sebab itu akan menyempitkan arti hukum).
Hukum yang mengalami perubahan adalah hukum
yang ada dalam praktek sehari-hari oleh para
pejabat hukum (Hakim, Jaksa, Polisi, Pengacara, dsb).
Apabila tingkah laku mereka berubah maka hukumpun
telah berubah, walaupun peraturan perundangundangannya masih tetap seperti dulu.

Sinzheimer
Ada beberapa makna yang dapat diberikan
mengenai pengertian perubahan hukum, antara
lain perubahan hukum dalam bentuk pemberian isi
konkret terhadap kaidah hukum yang abstrak. Teori
ini lebih lanjut dikembangkan Karl Renner.

Karl Renner
Konsep hukum dari masyarakat pra-kapitalisme, tanpa mengalami
perubahan secara formal, masih dapat menyesuaikan diri pada
masyarakat kapitalisme.
Misalnya Ketika Renner membahas tentang konsep kepemilikan. Semejak
dulu penguasaan atas objek pemilikan itu si pemilik hanya memiliki
hubungan pada objek pemilikan yaitu benda, namun dalam
perkembangannya ke arah kapitalisme telah mengubah secara de facto
hubungan tersebut.
Bukti perubahan itu misalnya, banyaknya arus perundang-undangan yang
mengalihkan barang milik menjadi barang umum, dengan demikian, makna
abstrak dari hak milik, yang sementara itu rumusannya tetap saja, telah
berubah isinya diakibatkan bergesernya hubungan-hubungan yang diatur
oleh kaidah itu menjadi bersifat publik.

Thomas C. Dienes
Perubahan hukum secara formal akan
mengakibatkan terlibatnya pula badan-badan
yang menggerakkan perubahan itu,.
Badan yang dimaksud itu terutama: badan
legislatif dan badan peradilan.

Robert Seidman
Bahwa hukum itu tidak demikian saja dapat
ditransfer dari suatu masyarakat ke masyarakat
yang lainnya, hal ini dikenal dengan istilah:The Law
of The Non Transferrability of Law
Hal ini terjadi disebabkan berbedanya perangkat
sosial, nilai-nilai sosial yang dianut, stratifikasi
sosialnya dan taraf pemikiran warga
masyarakatnya.

Grad
Teori Grad tentang Momen Perubahan:
Untuk menentukan kapan saat yang tepat hukum untuk mengatur
tidaklah mudah, sebab mungkin saja suatu kelompok masyarakat
membutuhkan pemecahannya, tetapi kelompok lain belum tentu
merasakan hal yang sama.
Kelebihan badan legislatif adalah keleluasaannya untuk berfikir
dan menimbang-menimbang untuk pembuatan hukum baru, tetapi
kelebihan ini sekaligus sebagai kelemahan, krn masa menilai itu tlh
ditinggalkan oleh perubahan masyarakat.

Max Weber
Perkembangan hukum itu melalui 4 tahapan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Pengadaan hukum melalui pewahyuan (revelation) secara
kharismatik (law prophets), (ini sangat berbeda dengan pakar yang
mendasarkan pembuatan hukum dari kaidah yang ada sebelumnya).
Penciptaan dan penemuan hukum secara empiris oleh para legal
honoratiores”.
Pembenahan (imposition) hukum oleh kekuatan-kekuatan sekuler atau
teokratis, bersifat “secular theocratic”.
Hukum digarap secara sistematis dan dilakukan secara profesional olh
yang memeperoleh pdd formal hukum.

Friedman
Ada 3 unsur hukum yang berubah:
1.
Struktur Hukum
Pola yang menunjukkan tentang bagaimana hukum itu dijalankan menurut
ketentuan-ketentuan formalnya, struktur ini menunjukkan bagaimana
pengadilan, pembuat hukum dan lain-lain badan serta proses hukum
itu berjalan dan dijalankan.
2.
Substansi Hukum
Adalah peraturan-peraturan yang dipakai oleh para pelaku hukum pada
waktu melaksanakan perbuatan-perbuatan serta hubungan-hubungan hukum.
Contoh: pada saat pedagang melaksanakan perjanjian antar sesamanya, pd
saat itu ia mendasarkan hubungannya pada peraturan perdagangan, dan
inilah yang disebut dengan substansi hukum.
3.
Kultur hukum
adalah penamaan untuk unsur tuntutan atau permintaan.
Tuntutan tersebut datangnya dari rakyat atau para
pemakai jasa hukum, seperti pengadilan.
Contoh : Jika seorang kreditur menghadapi kredit macet,
maka ia dapat menempuh berbagi alternatif:
– Kekeluargaan;
– Jasa tukang pukul;
– Arbitrase;
– Melimpahkan ke pengadilan.
Hukum membawa masyarakat berubah


Teori ini pertama sekali diperkenalkan oleh Roscoe
Pound, aliran ini berpendapat hukum muncul
sebagai alat untuk menciptakan perubaan.
Perubahan oleh hukum ini dapat saja didahului oleh
penemuan teknologi, kontrak, konflik kebudayaan,
gerakan-gerakan sosial, perubahan fisik, biologis
serta kependudukan. Setelah itu baru hukum
dipanggil untuk menyelesaiaknan persoalan yang
timbul akibat adanya perubahan tersebut.
PUTUSAN HAKIM SEBAGAI “a Tool of
Social Engineering”

Menurut Roscoe Pound, bahwa:
1. Fungsi “social engineering” dari hukum maupun
putusan hakim ditentukan dan dibatasi oleh
kebutuhan untuk menyeimbangkan antara stabilitas
hukum dan kepastian terhadap perkembangan
hukum sebagai alat evolusi sosial.
2. Kebebasan pengadilaan yang merupakan hal
esensial dalam masyarakat demokratis. Pembatasan
lebih lanjut jika pengadilan menjadi penerjemahpenerjemah yang tertinggi dari konstitusi.
3.
4.
5.
Dalam sistem-sistem hukum, di tangan organ-organ
politiklah terletak pengawasan yang tertinggi terhadap
kebijakan badan legislatif sehingga fungsi hakim relatif
lebih mudah.
Dalam penafsiran preseden dan undang-udang, fungsi
pengadilan dapat dan harus lebih positif dan konstruktif.
Semakin banyaknya penggunaan hukum sebagai alat
pengendalian sosial serta kebijakan dalam masyarakat
modern, secara bertahap akan mengurangi “hukumnya
pakar hukum”. Dengan demikian fungsi kreatif dari
hakimlah yang akan berkembang dalam sistem-sistem
hukum kebijaksanaan.
Alat Bantu bagi Hakim
1.
2.
Keterangan pakar
Sering terjadi kekeliruan yang meyebutkan
keterangan pakar sebagai saksi ahli, padahal
sesungguhnya ada perbedaan asasi antara
keterangan saksi dan keterangan pakar.
Komputerisasi
Lahirnya ilmu baru di bidang hukum yang disebut
dengan Jurimetrik.

Ciri khas Jurimetrik:
a. Berkaitan dgn analisis kuantitatif dari tingkah laku
hakim.
b. Penerapan teori komunikasi dan informasi terhadap
ekspressi hukum.
c. Penggunaan logika matematika dalam hukum.
d. Mencari kembali data hukum dengan pemanfaatan
elektronika dan mekanik.
e. Merumuskan suatu kalkulus dari prediktabilitas
hukum.


Sebelum Jurimetrik dikenal terlebih dahulu dikenal apa yang disebut dengan law
report, yang merupakan buku berkala yang memuat berbagai putusan pengadilan.
Law report itu memuat antara lain:
a.
Judul perkara,
b.
Nomor acara pengadilan,
c.
Tanggal putusan,
d.
Kata pengantar (jenis perkaranya)
e.
Ikhtisar,
f.
Nama pengacara,
g.
Ringkasan pledooi atau surat tuduhan
h.
Ringkasan kenyataan.
i.
Penjelasan pengadilan
j.
Putusan pengadilan
Download