sumber hukum internasional

advertisement
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
a. Pengertian Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum dibedakan menjadi dua yaitu sumber hukum formal dan sumber hukum
materiil. Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dapat dilihat bentuknya,
sedang sumber hukum materiil adalah segala sesuatu yang menentukan isi dan hukum.
Menurut Starke, sumber hukum materiil hukum internasional diartikan sebagai bahanbahan aktual yang digunakan oleh para ahli hukum intrenasional untuk menetapkan
hukum yang berlaku bagi suatu penistiwa atau situasi tertentu.
b. Macam-Macam Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum internasional dapat dibedakan berdasarkan penggolongannya. Berdasarkan
penggolongannya sumber hukum internasional dibedakan menjadi dua:
1) Penggolongan Menurut Pendapat Para sarjana Hukum Internasional
Sumber Internasional menggolongkan sumber hukum internasional yaitu, meliputi:
a) Kebiasaan
Hukum kebiasaan berasal dan praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan
yang diambil terhadap suatu kebijaksanaan dan kebijasanaan diikuti oleh negaranegara lain dan dilakukan berkali-kali serta tanpa adanya protes atau tantangan
dan pihak lain maka secara berangsur terbentuklah suatu kebiasaan.
Contoh hasil kodiikasi hukum kebiasaan :
Konvensi-konvensi hubungan diplomatik, konsuler, konvensi hukum laut tahun
1958 dan konvensi tentang Hukum perjanjian tahun 1969.
Hukum kebiasaan bersifat tidak tertulis dan diturunkan dan praktek-praktek nyata
negara-negara dalam jangka waktu lama. Untuk diterima sebagai hukum, suatu
kebiasaan haruslah dipraktekkan secara terus-menerus, meluas, dan seragam serta
konsisten di antara bangsa-bangsa. Contoh hukum kebiasaan internasional : hak
satu negara untuk memanfaatkan laut bebas (high seas) untuk penangkapan ikan,
navigasi, penerbangan, dan kapal selam.
b) Traktat
Sebelum tahun 1969 hukum traktat terdiri dan kaidah-kaidah hukum kebiasaan
internasional, kemudian dimodifikasikan dan disusun kembali dalam Konvensi Wina
tentang Hukum Traktat yang dibentuk pada tanggal 23 Mei 1969 dan mulai berlaku
pada tanggal 27 Januari 1980.
Traktat merupakan perjanjian tertulis yang dibentuk oleh dua atau lebih negara
berdaulat atau oleh satu negara dan satu organisasi internasional. Kekuasaan untuk
mengikuti hubungan dalam traktat merupakan atribut penting dari kedualatan.
Aturan utama (cardinal rule) dalam hukum internasional menyangkut traktat adalah
bahwa traktat yang dibentuk secara sah akan mengikat para pihak yang harus
melaksanakannya dengan itikad baik.
Berbagai Iangkah yang ditempuh dalam penciptaan kewajiban traktat adalah :
a. Menunjukan orang-orang yang melakukan negosiasi-negosiasi atas nama
negara-negara peserta perjanjian
b. Negosiasi-negosiasi dan pemerimaan
c. Pengesahan, penandatanganan dan pertukaran instrumen-instrumen
d. Ratifikasi
e. Aksesi dan adhesi
f. Pemberlakuan
g. Pendaftaran dan publikasi
h. Penerapan dan pelaksanaan
c) Keputusan Pengadilan atau Badan-Badan Arbitrase
Keputusan-keputusan peradilan memainkan peranan yang cukup penting dalam
membantu pembentukan norma-norma baru hukum internasional. Keputusankeputusan Mahkamah Internasional misalnya dalam sengketa-sengketa ganti rugi
dan penangkapan ikan yang telah memasukkan unsur-unsur baru ke dalam
hukum internasional yang selanjutnya mendapatkan persetujuan negara-negara
secara umum. Disamping itu karya dari tokoh-tokoh kenamaan dapat memainkan
peranan dalam proses pembentukan ketentuan-ketentuan hukum.
d) Karya-karya Hukum
Karya-karya hukum bukan merupakan “sumber” hukum yang berdiri sendiri,
walaupun kadang-kadang opini hukum mengarahkan pada pembentukan hukum
internasional. Menurut laporan sebuah badan ahli pada Liga Bangsa-Bangsa,
opini hukum hanya penting sebagai suatu sarana guna menjelaskan kaidah-kaidah
hukum internasional dan mempermudah pembentukan hukum internasional.
Fungsi utama dari karya-karya hukum adalah untuk memberikan bukti hukum
yang dapat dipercaya. Fungsi pembukti dan karya-karya hukum dikemukakan
dengan tepat oleh Gray J. Dan Mahkamah Agung Amerika Serikat:
”Apabila tidak ada traktat dan tidak ada pengawasan tindakan eksekutif atau
legislatif atau keputusan pengadilan. harus dilakukan upaya melihat kepada
kebiasaan dan adat istiadat bangsa-bangsa beradab dan sebagai bukti dan hal-hal
ini, kepada karya-karya para yuris dan komentator yang bekerja, melakukan
riset”
e) Keputusan atau Ketetapan Organ-organ/lembaga Internasional
Keputusan-keputusan atau ketetapan-ketetapan organ atau lembaga-lembaga
internasional atau konferensi-konferensi internasional dapat membawa ke arah
pembentukan kaidah-kaidah hukum internasional melalui berbagai cara yang
berlainan:
a.
Keputusan-keputusan atau ketetapan itu dapat merupakan langkah-langkah
antara atau langkah akhir dalam evolusi kaidah-kaidah kebiasaan, khususnya
kaidah-kaidah yang mengatur fungsi-fungsi konstitusional dari lembagalembaga ini.
b.
Suatu Resolusi organ lembaga internasionat yang secara sah merumuskan
prinsip-prinsip atau pengaturan bagi tugas intern lembaga itu yang dapat
memiliki daya berlaku hukum secara penuh sebagai kaidah-kaidah yang
diterapkan yang mengikat anggota-anggota dan organ-organ lembaga
tersebut.
c.
Karena suatu organ lembaga internasional mempunyai kekuasaan yang
melekat, dalam hal-hal yang diragukan tercakup secara persis oleh
konstitusinya,
untuk
menentukan
batas-batas
kewenangannya,
maka
keputusan-keputusannya mengenai masalah-masalah yang yuridiksi dapat
memiliki daya berlaku sebagai pembentukan hukum.
d.
Kadang-kadang organ-organ lembaga internasional diberi kewenangan untuk
memberikan ketetapan yang mengikat mengenal interprestasi instrumeninstrumen konstitusi.
e.
Beberapa organ lembaga-lembaga internasional diberi kewenangan untuk
memberikan keputusan-keputusan umum atau perintah-perintah yang berdaya
laku kuasa-legislatif atau yang mengikat semua anggota yang dituju oleh
keputusan atau perintah.
f) Prinsip-prinsip umum hukum
Prinsip-prinsip umum hukum yang berlaku dalam seluruh atau sebagian besar
hukum nasional negara-negara. Walaupun hukum nasional berbeda antara satu
negara dengan negara lain. Namun prinsip-prinsip pokoknya sarna, prinsip-prinsip
umum yang diambil dai sistem-sistem nasional tidak dapat mengisi kekosongan
yang terjadi dalam hukum nasional. Prinsip-prinsip hukum administrasi dan
perdagangan, ganti rugi, dan kontrak kerja diambil dan sistem-sistem nasional
untuk mengatur kegiatan yang sama dengan kerangka hukum internasional.
2) Berdasarkan sifat daya ikatnya :
Sumber hukum Internasional jika dibedakan berdasarkan sifat daya ikatnya maka
dapat dibedakan menjadi sumber hukum primer dan sumber hukum subsider. Sumber
hukum primer adalah sumber hukum yang sifatnya paling utama artinya sumber
hukum ini dapat berdiri sendiri-sendiri meskipun tanpa keberadaan sumber hukum
yang lain. Sedangkan sumber hukum subsider merupakan sumber hukum tambahan
yang baru mempunyai daya ikat bagi hakim dalam memutuskan perkara apabila
didukung oleh sumber hukum primer. Hal ini berarti bahwa sumber hukum subsider
tidak dapat berdiri sendiri sebagaimana sumber hukum primer.
a) Sumber Hukum Primer Hukum Internasional
Sumber hukum Primer dan hukum internasional meliputi:
1. Perjanjian Internasional (International Conventions)
2. Kebiasaan International (International Custom)
3. Prinsip Hukum Umum (General Principles of Law) yang diakui oleh negaranegara beradab
Oleh karena sumber hukum internasional nomor 1, 2, 3 merupakan sumber
hukum primer maka Mahkamah Internasional dapat memutuskan suatu perkara
yang diajukan kepadanya dengan berdasarkan sumber hukum nomor 1 saja, 2
saja, atau 3 saja. Namun penlu diketahui bahwa pemberian nomor 1, 2, 3 tidak
menunjukan herarki dan sumber hukum tersebut. Artinya bahwa ketiga sumber
hukum tersebut mempunyai kedudukan yang sama tingginya atau yang satu tidak
lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya dan sumber hukum yang lain.
b) Sumber Hukum Subsider
Bahwa yang termasuk sumber hukum tambahan dalam hukum internasional
adalah:
a. Keputusan Pengadilan.
b. Pendapat Para Sarjana Hukum Internasional yang terkemuka.
Oleh karena sumber hukum internasional nomor 4 dan 5 merupakan sumber
hukum subsider maka Mahkamah Internasional tidak dapat memutuskan suatu
perkara yang diajukan kepadanya dengan hanya berdasarkan sumber hukum
nomor 4 saja, 5 saja, atau 4 dan 5 saja. Hal ini berarti bahwa kedua sumber
hukum tersebut hanya bersifat menambah sumber hukum primer sehingga tidak
dapat berdiri sendiri.
Download