MAKALAH KELOMPOK III PERILAKU KEORGANISASIAN “PENGEMBANGAN ORGANISASI” Disusun Oleh : Vio Satria Revanzha 1810091510721 Suci Wahyuni Putri 1810091510717 Nursela Yuridayanti 1810091510700 Nurfitriani 1810091510715 Dibimbing Oleh : AZHARI,S,Sos,M.Si PRODI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANGKINANG 2018/2019 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat dari Allah SWT yang telah memberikan berkat kesehatan dan nikmat berfikir bagi penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengembangan Organisasi”Makalah ini disusun untuk memberikan atau menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pembacanya khususnya tentang hal pengertian organisasi dan pengembangan organisasi, model-model pengembangan organisasi serta agen-agen pengubah dalam pengembangan suatu organisasi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki dan menambah penulisan dan kelengkapan isi makalah ini.Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam penulisan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, teman-teman sependidikan dan bagi siapapun yang membacanya. Bangkinang,18 November 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pengembangan Organisasi B. Teknik Pengembangan Organisasi C. Model Pengembangan Organisasi D. Agen Pengubah dalam Pengembangan Organisasi KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengakhiri abad ke dua puluh dan memasuki abad ke dua puluh satu, berbagai jenis organisasi termasuk organisasi niaga, organisasi di lingkungan pemerintahan, organisasi sosial yang bersifat nirlaba akan menghadapi perubahan dengan variasi, intensitas dan cakupan yang belum pernah dialami sebelumnya. Di masa depan berbagai jenis organisasi tersebut hanya akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap terhadap perubahan yang pasti akan terjadi. Manajer masa kini dan masa depan akan dituntut untuk tidak sekadar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai bentuk perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang diperlukan. Memang benar bahwa organisasi tidak pernah statik dan tidak pula bergerak pada kondisi kekosongan. Tuntutan mewujudkan perubahan dapat timbul dari dua sumber, yaitu dari dalam organisasi sendiri dan dari lingkungannya. Dengan perkataan lain, setiap organisasi harus selalu peka terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi berbagai kelompok itu dikenal dengan istilah pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu para manajer, para karyawan, para pemegang saham, pemasok, pelanggan, serikat pekerja dan pemerintah. Para manajer sebagai salah satu pihak yang berkepentingan berada pada garis terdepan dalam mewujudkan perubahan karena mereka dituntut dan diberi tanggung jawab oleh berbagai pihak yang berkepentingan lainnya untuk mampu menjalankan roda organisasi sedemikian rupa sehingga produk yang, dihasilkan—yang bagi organisasi bisnis dapat berupa barang dan atau jasa— diminati oleh para pelanggan yang gaya, perilaku dan preferensinya selalu berubah. Keberhasilan para manajer menanggapi perubahan yang terjadi memerlukan gaya manajerial yang sesuai dengan tuntutan perubahan itu. Para karyawan sebagai pihak yang berkepentingan secara operasional dan mental harus pula dipersiapkan untuk menerima perubahan karena hanya dengan demikianlah produktivitas kerjanya dapat ditingkatkan, frekuensi kemangkirannya dapat dikurangi hingga menjadi seminimal mungkin, keinginan pindah ke organisasi atau perusahaan lain dapat dihilangkan atau paling sedikit ditekan dan kepuasan kerjanya dapat ditingkatkan pula. B.Rumusan Masalah Apakah definisi dari pengembangan organisasi? Apa sajakah teknik-teknik dalam pengembangan organisasi? Apa sajakah model pengembangan organisasi? Apa sajakah agen pengubah dalam pengembangan organisasi? C.Tujuan Penulisan Memahami makna pengembangan organisasi Memahami teknik pengembangan organisasi Memahami model pengembangan organisasi Mengetahui agen pengubah dalam pengembangan organisasi BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Pengembangan Organisasi Pengembangan Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi. (Indrawijaya, 1989:203) Makna pengembangan oraganisasi menurut beberapa ahli : (Indrawijaya, 1989:203) Robbins,pengembangan organisasi adalah sebuah metode yang bertujuan mengubah sikap, nilai dan keyakinan dari karyawan sehingga karyawan itu sendiri dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan perubahan teknis seperti reorganisasi, fasilitas yang dirancang ulang dan hal-hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan organisasi mereka. Christine S. Beckermendefinisikan pengembangan organisasi adalah suatu proses dari perubahan berencana terhadap orang – orang yang ada yang ada dalam organisasi secara keseluruhan. Pusat perhatiannya adalah perubahan organisasi dengan meneliti orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut, mengenai bagaimana mereka bekerja sama sebagai suatu kesatuan, bagaimana berfungsi dalam unit merek masing-masing, dan apa yang perlu diubah sehingga mereka dapat bekerja secara efektif. French dan Bell, pengembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjag untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif dengan tekanan khusus pada budaya tim kerja formal dengan bantuan agen perubahan (change agent), katalisator, dan pengguna teori serta teknologi ilmiah kepeilakuan terapan dan mencakup riset kegiatan. Bennis, pengembangan organisasi adalah suatu tanggapan terhadap perubahan, suaru strategi komplek yang bersifat pendidikan yang dimaksudkan untuk merubah berbagai pandangan, sikap, nilai dan struktur organisasi, agar organisasi dapat menyesuaikan secara lebih baik dengan teknologi, pasar dan tantangan-tantangan baru, serta tingkat kesulitan perubahan itu sendiri. Teori dan praktik pengembangan organisasi didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni : Manusia sebagai individu, Dua asumsi penting yang mendasari pengembangan organisasi adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya berpotensi , dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada organisasi. pengembangan organisasi bertujuan untuk menghilangkan faktor faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi. Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang menerapkan pengembangan organisasi harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif. Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat manajernya , koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi. Tahap-tahap Penerapan pengembangan organisasi Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi. Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak. Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. B.Teknik Pengembangan Organisasi a. Sensitivity Training; merupakan teknik pengembangan organisasi yang pertama diperkenalkan dan yang paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga Tgroupatau training group, group disini berarti peserta terdiri atas 6-10 orang, pemimpin kelompok membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain. b. Team Building; adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektifitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya. Teknik team buildingsangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek. c. Survey Feedback; dalam teknik survey ini tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang d. e. f. g. kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Transcational Analysis (TA); teknik ini berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar individu. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan. Oleh sebab itu, teknik ini mengajarkan cara penyampaian pesan yang jelas dan bertanggung jawab dengan wajar dan menyenangkan. Intergroup Activities; fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar kelompok. Dimana ketergantungan antar kelompok yang membentuk kesatuan organisasi dapat menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Process Consultation; dalam process consultation konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Third-part Peacemaking; dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar individu dan kelompok. C.Model Pengembangan Organisasi Model- model dalam pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari: -Sistem sosial Menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi. -Sistem teknik Menyangkut perubahan dan mencari nilai positif dari perubahan. -Sistem administrasi Berkaitan dengan informasi dari pemimpin ke staf/ karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak. -Sistem strategi Dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidak nya tujuan organisasi. Pembuatan model pengembangan organisasi sangat perlu untuk dapat mempermudahkan komunikasi antara agen pembaharu dengan mereka yang ada dalam organisasi. Model ini menggambarkan suatu program pengembangan organisasi harus dimulai dari pengenalan bahwa dalam organisasi terdapat persoalan. Maka dari persoalan tersebut dilakukan analisa organisasi, yaitu untuk meneliti kembali persoalan tersebut maupun untuk mencari sebabnya.Hasil analisa perlu di sampaikan kepada anggota organisasi dalam bentuk umpan balik, dan dapat digunakan untuk mengembangkan strategi perubahan.kemudian strategi ini dilaksanakan dalam bentuk intervensi nyata untuk dapat mengukur, menilai hasilnya. Manfaat model pengembangan organisasi adalah sebagai berikut: -Berguna untuk dapat memahami persoalan dalam sebuah organisasi -Dapat memahami factor- factor yang mempengaruhitimbulnya suatu persoalan dan usaha pemecahannya -Bermanfaat untuk menyusun langkah- langkah tindak dalam melakukan pengembangan organisasi. D.Agen Pengubah dalam Pengembangan Organisasi Usaha perubahan suatu organisasi selalu ditandai oleh adanya orang-orang yang mempelapori, menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen perubahan. Dalam rumusan Havelock (1973) agen perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan atau suatu inovasi berencana. Inovasi sendiri adalah pengenalan dan penerapan hal-hal, gagasan, ide-ide baru. Agen pengubah (change agents) dapat berasal dari : a. Agen Perubahan Eksternal : adalah individu dari luar organisasi yang diminta atau ditugasi untuk memberikan usulan tentang perubahan. b. Agen Perubahan Internal : adalah staf ahli dalam organisasi yang secara khusus dilatih untuk melakukan pengembangan organisasi c. Agen Perubahan eksternal-internal : adalah usaha memadukan orang-orang dari dalam dan luar organisasi dengan mengambil menfaat atau kelebihan dan mengurangi kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal. Agen-agen Perubahan dapat berupa : -Manajer -Karyawan -Konsultan luar Seorang agen perubahan harus mampu menanamkan karakteristik dalam dirinya agar dapat menjadi panutan atau teladan bagi sekelompok orang yang menjadi target perubahannya. Menurut Havelock (1970) dalam Nasution, 1990:38, agen pengubah dalam pengembangan organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut : -Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental yang dapat mempertimbangkan manfaat inovasi atau perubahan bagi organisasinya maupun masyarakat sekitar. -Agen perubahan harus mengetahui bahwa individu, kelompok dan masyarakat dalam organisasi merupakan sistem-sistem terbuka yang saling berhubungan dimana agen perubahan harus mengetahui bagaimana orang lain memandang peranannya. Serta dapat memperkirakan konsep alternatif mengenai perubahan di masa sekarang dengan masa mendatang. -Agen perubahan harus memiliki keterampilan untuk menyampaikan kepada orang lain mengenai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang dimilikinya, mengembangkan dan memelihara hubungan proyek peubahan dengan orang lain, mengatasi kesalahpahaman dan konflik, membina tim kerja sama untuk perubahan, dan menyampaikan ke masyarakat akan potensi yang tersedia dari sumber-sumber mereka sendiri. Menurut Rogers dan Shoemaker, agen perubahan berfungsi sebagai mata rantai komunikasi antar dua sistem sosial. Yaitu menghubungkan antara sistem sosial yang mempelopori perubahan dengan sistem masyarakat yang dibinanya dalam usaha perubahan tersebut. Masyarakat disini berarti anggota organisasi. Peran utama seorang agen perubahan yaitu (Nasution, 2004:129) : -Sebagai katalisator yang menggerakkan anggota organisasi untuk melakukan perubahan -Sebagai pemberi pemecahan persoalan -Sebagai pembantu proses perubahan yaitu dalam proses pemecahan masalah dan penyebaran inovasi, serta memberi petunjuk mengenai : -Bagaimana mengenali dan merumuskan kebutuhan -Bagaimana mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan -Mendapatkan sumber-sumber yang relevan -Memilih atau menciptakan pemecahan masalah -Menyesuaikan dan merencanakan pentahapan pemecahan masalah KESIMPULAN Pengembangan Organisasi merupakan proses, pendekatan atau metode yang bertujuan untuk mengadakan sebuah perubahan dalam sebuah organisasi kearah yang lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai, ide dan gagasan-gagasan baru yang lebih signifikan agar organisasi semakin berkembang kearah yang positif dan maju. Beberapa ahli telah banyak mengemukakan pendapatnya mengenai pengembangan organisasi, diantaranya Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro dalam buku Modern Public Administration, yang mengemukakan bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas ilmu sosial terhadap analisis masalah-masalah organisasi dan pengefektifan perubahan yang diarahkan dengan menggunakan konsultan-konsultan yang terlatih atau ahliahli dalam perusahaan. Dalam proses pelaksanaannya, pengembangan organisasi memerlukan teknik-teknik yang digunakan sebagai alat atau upaya untuk pencapaian tujuan yang diinginkan dan sangat berpengaruh dalam proses pengembangan organisasi. Beberapa teknik yang digunakan dalam proses pengembangan organisasi yaitu : Latihan Kepekaan (Sensifity Training) Pembentukan Tim (Tim Building) Survei Umpan Balik (Survey Feedback) Transcational Analysis (TA) Intergroup Activities; Konsultasi Proses (Process Consultation) Third-part Peacemaking; Disamping itu, model pengembangan organisasi juga sangat dibutuhkan sebagai komunikasi antara agen pembaharu dengan anggota-anggtota yang ada dalam organisasi. Pembuatan model pengembangan organisasi sangatlah perlu untuk mempermudah komunikasi antara agen pembaharu dengan mereka yang berada dalam organisasi. Model pengembangan yang dijelaskan pada gambar yang terdapat dalam pembahasan model pengembangan organisasi, menggambarkan bahwa : Program pengembangan organisasi dimulai dari pengenalan bahwa dalam organisasi tersebut terdapat persoalan;Kemudian, persoalan didiskusikan sehingga tercapai suatu kesamaan pendapat;Berdasarkan persoalan tersebut, dilakukan analisa organisasi yang dimaksudkan untuk meneliti kembali persoalan tersebut serta untuk mencari sebabnya;Hasil analisa kemudian disampaikan kepada anggota organisasi dalam bentuk umpan balik;Tanggapan terhadap umpan balik tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan strategi perubahan;Strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk intervensi nyata untuk kemudian diukur dan dinilai hasilnya, dan pada akhirnya disampaikan berupa umpan balik. Dalam pengembangan organisasi, hal yang penting selanjutnya adalah agen perubahan dalam organisasi. Sebagai penentu perubahan apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan, baik tidaknya perubahan yang akan dihasilkan, sehingga para agen harus benar-benar mengetahui perannya masing-masing. Berwawasan luas dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat, karena akan berdampak langsung pada pelaksanaan organisasi dan masyarakat luas. DAFTAR PUSTAKA Amirullah, dkk. 2003. Perilaku Organisasi. Malang : Bayumedia. Indrawijaya, Adam. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung : Sinar Baru Moekijat. 2005. Pengembangan Organisasi. Bandung : Mandar Maju. Sigit, Soehardi. 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : BPFE UST. Siagian, Sondang. 2012. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara