Materi-6 KELOMPOK RENTAN MASALAH GIZI DI MASYARAKAT OLEH Zuraidah Nasution, Dr. Ir. MKes Materi Kuliah bagi Mahasiswa (Kelas Reguler)Program Magister STIKES-HELVETIA, 2017 PENGERTIAN Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia KELOMPOK-KELOMPOK RENTAN GIZI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bayi (0-1 tahun) Balita (1-5 tahun) Anak sekolah (6-12 tahun) Remaja (13-20 tahun) Ibu hamil Ibu menyusui Usia lanjut (di atas 60 tahun) BAYI (0 – 1 TAHUN) Di dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Bayi (lanjut...!) Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah: 1. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan. 2. Calsium (Ca) 3. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi masalah. 4. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal. 5. Fe (zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang. Kelompok anak balita • Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP), dan jumlahnya dalam populasi besar. Balita (lanjut...1) Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut: 1. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa. 2. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang. Balita (lanjut...2) 3. Anak balita sudah mulai main di tanah, dan sudah dapat main di luar rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit. 4. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah dapat makan sendiri. Dengan adanya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang sasaran utamanya adalah anak balita adalah sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita. Kelompok anak sekolah • Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalah yang timbul pada kelompok ini antara lain: berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah), dan defisiensi vitamin E. Anak sekolah (lanjut...1) Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadangkadang nafsu makan mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan. Anak sekolah (lanjut...2) Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah sangat tepat untuk membina dan meningkatkan gizi dan kesehatan kelompok ini. Di samping anak sekolah adalah kelompok yang sudah terorganisasi sehingga mudah untuk dijangkau oleh program, juga karena kelompok ini merupakan kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan. Ahli pendidikan berpendapat bahwa kelompok umur ini sangat sensitif untuk menerima pendidikan, termasuk pendidikan gizi. Kelompok Remaja Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat, kemudian juga kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olah raga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Remaja (lanjut...1) Pada anak remaja putri mulai terjadi menarche (awal menstruasi), yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan khususnya Fe, maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia Kelompok Ibu Hamil • Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya kelenjar mamae. • Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-500 kalori per hari. Kelompok Ibu Menyusui Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bayi, oleh sebab itu, untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI ratarata 800-850 mililiter per hari, dan mengandung kalori 60-65 kalori, 1,0-1,2 gram, dan lemak 2,5 sampai 3,5 gram setiap 100 mililiter. Ibu Menyusui (lanjut...1) Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu, dan harus digantikan dengan suplai makanan ibu seharihari. Untuk itu, ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gram sehari, di atas kebutuhan bila ibu tidak menyusui. Kelompok Usia Lanjut (Usila/Lansia) Meskipun usila ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya, maka sering terjadi gangguan gizi. Contohnya: pada usila beberapa gigi-geligi, bahkan semuanya tanggal, sehingga terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu, apabila makanan tidak diolah sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pengunyahan, maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus. Usia Lanjut (lanjut-1) Oleh sebab itu, apabila makanan tidak diolah sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pengunyahan, maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus. Sekian dan terimakasih Materi-7 TELAAH MASALAH GIZI DAN RENCANA STRATEGIS (upaya dalam mengatasi masalah gizi masyarakat melalui tahapan managemen strategis) OLEH Zuraidah Nasution, Dr. Ir. MKes Materi Kuliah bagi Mahasiswa (Kelas Reguler)Program Magister STIKES-HELVETIA, 2017 KONDISI SAAT INI 1.Tantangan Pembangunan pangan dan gizi : Kapasitas sumberdaya alam untuk memproduksi pangan semakin terbatas karena adanya kompetisi pemanfaatan sumber daya lahan dan air dengan untuk kegiatan sektor lain Perubahan iklim global Pertumbuhan penduduk Faktor lainnya, yaitu peningkatan pendapatan masyarakat dan pengetahuan tentang pangan dan gizi meningkatkan permintaan pangan dari sisi keragaman, gizi, dan keamanannya kondisi saat ini (lanjut...1) 2. Kedaulatan pangan nasional menjadi salah satu kunci sukses pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional. oleh karena itu pengembangan sistem pangan dan gizi yang terintegratif menjadi hal yang sangat penting kondisi saat ini (lanjut...2) 3.Kecukupan penyediaan pangan secara nasional belum sepenuhnya diikuti dengan kecukupan konsumsi pada tingkat individu Hal ini disebabkan karena sistem distribusi pangan, pendapatan masyarakat meningkat, dan pengetahuan masyarakat tentang pola konsumsi pangan dan gizi belum optimal Masalah Gizi dan akibatnya di Indonesia Indonesia termasuk didalam 17 negara, diantara 117 negara, yg mempunyai prevalensi tinggi Stunting, Wasting, dan Overweight pd Balita 37.2% Stunting (pendek/sangat pendek) 12.1 % Wasting (kurus/sangat kurus) 11.9% Overweight Posisi Indonesia: prevalensi Stunting tinggi, tetapi kecepatan penurunan per-tahun rendah Indonesia merupakan kontributor terbesar ke 5 di dunia dalam jumlah Stunting pada Balita Artinya: Indonesia merupakan negara yg proporsi penduduknya yang berisiko mempunyai kemampuan kognitif rendah dan berisiko menderita Penyakit Tidak Menular adalah ke 5 terbesar di dunia Kualitas SDM?? Indonesia termasuk didalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah Stunting pd balita dan Anemia pada WUS 22. 7% WUS menderita Anemia (Riskesdas 2013) 10 Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia 2014 Mengapa terjadi Stunting? Stunting terjadi akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu lama atau kronis dan /atau berulang , karena makanan yg masuk tidak sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh baik karena asupan yg tidak cukup maupun karena penyakit infeksi Kekurangan Gizi dan Infeksi seringkali terjadi pada usia dini Kehidupan, terutama pada periode 1000 HPK Penyebab Mendasar Pendidikan Ibu Penghasilan rumah tangga Ketersediaan air bersih Lingkungan yang sehat Ketersediaan pangan dipasar terdekat Hargabahan pangan Keamanan pangan Budaya dll Penyebab langsung 1. Asupan gizi tidak adekuat jika asupan gizi kurang maka anak akan mengalami penurunan imunitas sehingga mudah terkena infeksi 2. Menderita penyakit infeksi berulang/kronis Akibat infeksi (panas) menyebabkan kebutuhan tubuh akan akan zat gizi meningkat, padahal selera makan tuyrun sehingga menyebabkan kurang gizi dengan demikian, penyakit infeksi dfan asupan gizi saling mempengaruhi dan berinteraksi Penyebab tidak langsung Tidak adekuat • Tidak tersedianya makanan yang adekuat di rumah, pengetahuan gizi ibu yang rendah (makanan yang baik, asi eksklusif, pemanfaatan pekarangan) • Tabu, tradisi Infeksi • Yankes (imunisasi) • Lingkungan (mck, limbah, budaya cuci tangan, air bersih) Mengapa Fokus pada Stunting? Stunting bukan semata Tinggi Badan, tetapi Stunting hanya merupakan salah satu tanda terjadinya masalah lain dalam tubuh, yaitu: Gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak, yg berakibat pada turunnya KECERDASAN Gangguan pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh lain (jantung, ginjal, hati, paru-paru, dll) sehingga meningkatkan RISIKO terjadinya PENYAKIT KHRONIS, seperti: STROKE; PENYAKIT JANTUNG;DIABETES; HIPERTENSI; dan OBESITAS Mengapa Fokus pada 1000 HPK? 1. 1000 HPK (270 hari kehamilan dan 730 hari pertama setelah lahir 2 tahun): • Periode kritis pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh • Kehamilan 8 minggu pertama:terbentuknya semua cikal bakal yang akan menjadi otak, hati, jantung, ginjal, tulang, dll • Kehamilan 9 minggu-lahir: pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut organ2tubuhsiap untuk hidup di dunia baru, di luar kandungan ibu Fokus pada 1000 HPK?...lanjut 1 2.Perubahan yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, 3. Berpengaruh ke dua generasi berikutnya (dari nenek ke cucu) 4. Dampaknya berjangka panjang DAMPAK STUNTING Stunting usia dewasa Indonesia: laki2 lebih pendek 13 .6 cm dan perempuan 10.4 cm dari rata2 Tinggi Badan/TB yg seharusnya Kecerdasan (kemampuan kognitif) rendah Risiko menderita Penyakit Kronis/PTM (Penyakit Tidak Menular) lebih tinggi: Arah Kebijakan sesuai Perpres PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS DAN RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (KSRAN-PG) TAHUN 2016-2019 A. Ketersediaan Pangan 1.Peningkatan produksi pangan domestik 2.Penguatan cadangan pangan 3.Perdagangan pangan 4.Penyediaan pangan berbasis sumberdaya lokal Arah Kebijakan (lanjut..1) B. Keterjangkauan (akses) Pangan 1.Efisiensi pemasaran pangan 2.Penguatan sistem logistik pangan 3.Stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok dan penting 4.Pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah 5.Penanganan kerawanan pangan dan gizi 6.Pemenuhan gizi masyarakat 7.Penyediaan bantuan pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah Arah Kebijakan (lanjut..2) C. Pemanfaatan (konsumsi) Pangan 1.Pengembangan pola konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal 2.Pengembangan jejaring dan informasi pangan 3.Peningkatan pengawasan kemananan pangan. Arah Kebijakan (lanjut..3) D. Perbaikan Gizi Mayarakat (pelayanan kesehatan) 1.Perbaikan pola konsumsi pangan perseorangan dan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal 2.Perbaikan atau pengayaan gizi pangan tertentu 3.Penegakan regulasi persyaratan khusus komposisi pangan 4.Pemenuhan kebutuhan gizi bagi remaja, ibu hamil, dan balita 5.Penguatan sistem surveilan pangan dan gizi 6.Penguatan program gizi lintas sektor (program sensitif gizi). Sekian dan terimakasih