CAPITAL BUDGETING / Penganggaran Modal

advertisement
Arus Kas dalam CAPITAL
BUDGETING / Penganggaran
Modal
1. Memperkirakan Arus Kas
• Langka yg paling penting dan sulit dalam
penganggaran modal adalah memperkirakan
arus kas suatu proyek.
• Konsep penting yg digunakan dalam proses ini
adalah hanya mempertimbangkan arus kas
selisish ( incremental cash flows) yang
didefinisikan sebagai perbedaan antara arus
kas perusahaan jika proyek diambil dan arus
kas tanpa proyek
Dalam mengukur arus kas, kita hanya fokus pada
arus kas tambahan setelah pajak.
Arus Kas Proyek =
Arus Kas dg proyek – Arus Kas tanpa proyek
Arus kas suatu proyek di kelompokkan menjadi 3 :
a) Arus kas permulaan / pengeluaran awal (initial
cash flows )
b) Arus kas operasi (operation cash flows)
c) Arus kas terminal / arus kas akhir (terminal
cash flows)
a. Arus kas awal / Permulaan
• Umumnya negatif (pengeluaran) bisa berupa:
– Biaya Aktiva sd terpasang
– Tambahan pengeluaran non biaya yg terjadi (mis :
investasi modal kerja)
– Tambahan biaya setelah pajak (mis: biaya pelatihan)
– Dalam keputusan penggantian, arus kas masuk
setelah pajak sehubungan dengan penjualan mesin
lama
b. Arus kas Operasi
• Adalah : arus kas yg dihasilkan dari operasi
proyek.
• Arus kas ini dapat berupa :
– Pertambahan pendapatan diseimbangkan oleh biaya
yg meningkat
– Penghematan tenaga kerja dan bahan baku
– Terjadinya penambahan overhead
– Penghematan pajak dari penambahan biaya
penyusutan jika proyek baru diterima
– Jangan memasukkan beban bunga jika proyek
dinanai dengan hutang, kr beban ini dimasukkan
dalam tingkat pengembalian yg disyaratkan
• Arus kas = (R-C) (1-T) + Penyusutan
c. Arus kas Terminal / akhir
• Arus kas yang terjadi pada akhir proyek
Mis :
– Nilai Sisa pada tahun terakhir
– Net working capital yg terjadi pada awal pryek
harus dikembalikan krn begitu proyek berakhir
sudah tidak digunakan lagi.
2. Analisis Arus kas proyek
penggantian (Replacement)
Contoh :
Perusahaan ingin mengganti mesin lama dengan
mesin baru. Nilai buku mesin lama 90 juta dan
umur ekonomisnya masih 3 tahun lagi tanpa
nada nilai sisa. Harga mesin baru = Rp. 180 juta
dengan umur ekonomis 3 tahun tanpa nilai sisa.
Mesin baru dapat menghemat biaya operasi 50
juta per tahun. Mesin lama dapat dijual senilai
dengan nilai bukunya (90 juta) sekarang. Pajak
15%. Depreseasi dengan metoda garis lurus
Buatlah arus kas utk proyek diatas
Jawab :
1
2
Penghematan biaya
+an penyusutan :
Peny – msn baru 60 jt
Peny – msn lama 30 jt
Tambahan Laba sblm pjk
Tambahan pajak (15%)
Tambahan laba stl pajak17 jt
50 jt
30 jt
50 jt
30 jt
50 jt
30 jt
20 jt
3 jt
20 jt
3 jt
17 jt
20 jt
3 jt
Tambahan arus kas
47 jt
47 jt
47 jt
17 jt
3
Pd tahun ke 0 ada pengeluaran sebesar 180
juta untuk membeli mesin baru, tapi juga ada
pemasukan 90 jt dari penjualan mesin lama.
Maka arus kas pada t=0 adalah –
90(investasi)
Tahun
Arus Kas Bersih
0
- 90.000.000
1
47.000.000
2
47.000.000
3
47.000.000
Melanjutkan soal sebelumnya, tapi
diandaikan mesin baru memiliki usia
ekonomis 5 tahun. Problem yg muncul
adalah usia ekonomis mesin baru tidak
sama dengan usia ekonomis mesin
lama yg hanya 3 tahu. Pemecahannya
adalah mesin baru diasumsikan dapat
dijual pada akhir tahun ke 3 seharga
nilai bukunya.
Nilai buku mesin baru pada akhir tahun
ke-3
180 jt – ( 3 X (180 jt/5)) = 72 juta
1
50 jt
6 jt
2
50 jt
6 jt
3
50 jt
6 jt
Penghematan biaya
Tambahan peny :
Peny – msn baru
36 jt
Peny – msn lama 30 jt
Tambahan laba sblm pjk 44 jt
Tambahan pajak (15%)
6,6 jt
Tambahan laba stl pajak 37,4 jt
44 jt 44 jt
6,6 jt 6,6 jt
37,4 jt 37,4 jt
Tambahan arus kas
43,4 jt
Tambahan arus kas akhir 0
Tambahan arus kas
43,4 jt
43,4 jt 43,4 jt
0
72 jt
43,4 jt 115,4 jt
Tahun
0
1
2
3
1
-90 jt
43,4 jt
43,4 jt
115,4 jt
3. Analisis Arus kas proyek
Baru
Contoh :
Suatu proyek membutuhkan investasi pada tanah
sebesar 1,2 juta (pembayaran pada akhir 2003
dan pada gedung 8 juta ( 4 juta pada akhir 2004, 4
juta sisanya pada akhir 2005) serta mesin-mesin
10 juta (pada akhir 2005). Proyek ini memiliki usia
3 tahun. Usia ekonomis gedung dan mesin adalah
3 tahun tanpa nilai sisa. Pada akhir 2005, proyek
juga memerlukan tambahan net working capital
sebesar 2 juta.
Jadi arus kas awalnya adalah :
• Arus kas permulaan / awal
2003
2004
Tanah
1,2 jt
0
Gedung
0
4 jt
Mesin
0
0
Aktiva tetap
1,2 jt
4 jt
NWC
0
0
Investasi total 1,2 jt
4 jt
2005
0
4 jt
10 jt
14 jt
2 jt
16 jt
• Selama usia proyek ( 2006 – 2008), setiap
tahun proyek ini menghasilkan 25.000 unit
penjualan dengan harga jual 2.000 pada
tahun 2006. Harga jual ini naik 10% setiap
tahun krn faktor inflasi. Baya variabel adalah
50% dari penjualan. Biaya tetap (overhead)
konstan sebesar 8 juta per tahun. Pajak 15%
per tahun. Tambahan modal kerja bersih (net
working capital) 0,5 juta pada tahun 2006 &
2007.
• Pada 2008, modal kerja bersih dikembalikan
(recovery)
Buatlah arus kas Operasinya
– Terlebih dahulu kita menghitung depreiasi
gedung dan mesin dengan metode “double
declining balance method”
• Penyusutan :
Gedung :
Tahun
2006
2007
2008
Penyusutan
2/3 X 8 = 5,33 jt
2/3 X 2,67= 1,78 jt
sisa
= 0,89 jt
8 jt
Mesin :
Tahun
2006
2007
2008
Penyusutan
2/3 X 10 = 6,67 jt
2/3 X 3,33 = 2,22 jt
sisa
= 1,11 jt
8 jt
Operating Cash Flows
Unit Penjualan
Harga Jual
Penjualan bersih
jt
B. Variabel (50%)
Peny – gedung
Peny – Mesin
Laba sblm pajaj
Pajak (15%)
Arus kas opearsi
19,2125 jt
Investasi NWC
Total arus kas
22,2125 jt
2006
25.000
2.000
2007
25.000
2.200
2008
25.000
2.420
55 jt
60,5
27,5 jt
1,78 jt
2,22 jt
15,5 jt
2,325 jt
30,25 jt
0,89 jt
1,11 jt
20,25 jt
3,0375 jt
50 jt
25 jt
5,33 jt
6,67 jt
5 jt
0,75 jt
16,25 jt
0,5 jt
15,75 jt
17,175 jt
0,5 jt
16,675 jt
3
jt*
• Karena tidak ada nilai sisa maka arus kas
akhir tidak ada.
Tahun
Arus kas
2003
( 1,2jt)
2004
( 4 jt)
2005
(16 jt)
2006
15,75 jt
2007
16,675 jt
2008
22,2125 jt
Download