PENGANTAR AKUNTANSI I AKTIVA TETAP Disusun Oleh : Yanuar Ramadhan Dosen Universitas Esa Unggul KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP : AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS) MERUPAKAN AKTIVA JANGKA PANJANG ATAU AKTIVA YANG RELATIF PERMANEN PENGERTIAN AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah semua jenis aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk operasi dengan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi DISEBUT AKTIVA BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) KARENA : 1. 2. 3. ADA SECARA FISIK DIMILIKI DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN TIDAK UNTUK DIJUAL DISEBUT JUGA SEBAGAI AKTIVA PABRIK (PLANT ASSETS) / PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN (PROPERTY, PLANT, AND EQUIPMENT) BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP MELIPUTI SEMUA JUMLAH YANG DIKELUARKAN UNTUK MENDAPATKAN AKTIVA TETAP DAN SIAP UNTUK DIGUNAKAN CONTOH : PERALATAN: BIAYA PENGANGKUTAN DAN PEMASANGAN PERALATAN TERMASUK SEBAGAI BAGIAN DARI TOTAL BIAYA AKTIVA TETAP TANAH : HARGA BELI PAJAK PENJUALAN BIAYA PERIZINAN KOMISI PERANTARA BIAYA BALIK NAMA PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG TIDAK PERLU PENGRATAAN PENGASPALAN JALAN BATAS TANAH BANGUNAN : BIAYA ARSITEK BIAYA INSINYUR ASURANSI SELAMA KONSTRUKSI BUNGA ATAS PINJAMAN PAJAK PENJUALAN RENOVASI DAN MODIFIKASI PERIZINAN MESIN & PERALATAN : PAJAK PENJUALAN PENGANGKUTAN PEMASANGAN REPARASI ASURANSI PENGANGKUTAN PERAKITAN BIAYA PENGUJIAN PERIZINAN BIAYA-BIAYA YANG DIKELUARKAN, TETAPI TIDAK MEMBUAT AKTIVA TETAP SIAP-PAKAI, TIDAK MENAMBAH MANFAAT DARI AKTIVA TETAP YANG BERSANGKUTAN HARUS TETAP SEBAGAI BEBAN, MISALNYA KERUSAKAN YANG DISENGAJA, KESALAHAN PEMASANGAN, PENCURIAN, DENDA DARI PERIZINAN. PENYUSUTAN Penyusutan suatu aktiva tetap adalah berkurangnya suatu aktiva tetap yang disebabkan karena pemakaian, keuasangan, kemerosotan fisik, berlalunya suatu waktu. Akuntansi depresiasi bertujuan untuk mendistribusikan secara sistimatis nilai suatu aktiva tetap selama masa manfaatnya KARAKTERISTIK PENYUSUTAN : AKTIVA TETAP SEPERTI PERALATAN, BANGUNAN, DAN PENGEMBANGAN TANAH (LAND IMPROVEMENT) AKAN KEHILANGAN KEMAMPUAN SEIRING DENGAN BERLALUNYA WAKTU UNTUK MENYEDIAKAN MANFAAT KEPADA PERUSAHAAN. OLEH SEBAB ITU, BIAYA PERALATAN, BANGUNAN, DAN PENGEMBANGAN TANAH HARUS DITRANSFER KE ACCOUNT BEBAN DENGAN CARA SISTEMATIK SEPANJANG UMUR MANFAAT. TRANSFER PERIODIK INI DINAMAKAN PENYUSUTAN (DEPRECIATION). AKUNTANSI UNTUK PENYUSUTAN : TIGA FAKTOR DALAM MENENTUKAN JUMLAH BEBAN PENYUSUTAN : BIAYA AWAL AKTIVA TETAP PERKIRAAN UMUR MANFAAT (EXPECTED USEFUL LIFE) ESTIMASI NILAI PADA AKHIR UMUR MANFAAT (NILAI RESIDU/RESIDUAL VALUE)/(NILAI SISA/SALVAGE VALUE). EMPAT METODE PENYUSUTAN YANG UMUM DIGUNAKAN : GARIS LURUS (STRAIGHT LINE METHOD) UNIT PRODUKSI (UNIT OF PRODUCTION METHOD) SALDO MENURUN (DECLINING BALANCE METHOD) JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS METHOD) METODE GARIS LURUS : MENGHASILKAN JUMLAH BEBAN PENYUSUTAN YANG SAMA SETIAP TAHUN SEPANJANG UMUR MANFAAT SUATU AKTIVA TETAP CONTOH : BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP : Rp 24.000.000, ESTIMASI NILAI RESIDU : Rp 2.000.000, ESTIMASI UMUR : 5 TAHUN. PENYUSUTAN TAHUNAN : Rp 24.000.000 – Rp 2.000.000 5 TAHUN = Rp 4.400.000 ATAU : 100% / 5 TH = 20% METODE UNIT PRODUKSI : APABILA PEMANFAATAN AKTIVA TETAP BERVARIASI DARI TAHUN KE TAHUN, MAKA METODE INI DIGUNAKAN. DENGAN METODE INI AKAN MENGHASILKAN JUMLAH BEBAN PENYUSUTAN YANG SAMA BAGI SETIAP UNIT YANG DIPRODUKSI ATAU SETIAP UNIT KAPASITAS YANG DIGUNAKAN OLEH AKTIVA. UMUR MANFAAT AKTIVA DIEKSPRESIKAN DALAM ISTILAH UNIT KAPASITAS PRODUKTIF SEPERTI JAM ATAU MIL. CONTOH : SEBUAH MESIN DENGAN BIAYA Rp 24.000.000, ESTIMASI NILAI RESIDU Rp 2.000.000 DAN ESTIMASI UMUR MANFAAT 10.000 JAM OPERASI. PENYUSUTAN PER JAM : Rp 24.000.000 – Rp 2.000.000 10.000 = Rp 2.200 APABILA DIASUMSIKAN MESIN DIOPERASIKAN SELAMA 2.100 JAM SETAHUN, MAKA PENYUSUTAN UNTUK TAHUN TERSEBUT ADALAH Rp 2.200 x 2.100 = Rp 4.620.000 METODE SALDO MENURUN : DENGAN METODE INI AKAN MENGHASILKN BEBAN PERIODIK YANG TERUS MENURUN SEPANJANG ESTIMASI UMUR MANFAAT AKTIVA. CONTOH : TARIF PENYUSUTAN SALDO MENURUN ATAS SUATU AKTIVA YANG MEMILIKI ESTIMASI UMUR MANFAAT 5 TAHUN ADALAH DUA KALI TARIF GARIS LURUS, YAITU 20% x 2 = 40 % TAHUN PERTAMA BIAYA AKTIVA DIKALIKAN DENGAN TARIF SALDO MENURUN. SETELAH TH PERTAMA, NILAI BUKU (BOOK VALUE) YANG MENURUN (BIAYA DIKURANGI AKUMULASI PENYUSUTAN) DIKALIKAN DENGAN TARIF YANG DIMAKSUD. ILUSTRASI Word: Double Declining Balance Method DALAM METODE SALDO MENURUN, ESTIMASI NILAI RESIDU TIDAK DILIBATKAN KECUALI PADA AKHIR PERIODE CONTOH : TRUK DIBELI DENGAN HARGA RP 35.000.000, MEMILIKI NILAI RESIDU RP 5.000.000 DAN UMUR MANFAAT 12 TAHUN. BERAPA PENYUSUTAN SALDO MENURUN BAGI TAHUN KE DUA PEMAKAIAN ? JAWAB : 35.000.000 – {(35.000.000 X 16 2/3)} X 16 2/3 = 4.861.000 METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS METHOD) Metode penghitungan biaya penyusutan di mana harga perolehan aktiva tetap dialokasikan atas dasar berlalunya waktu, selama taksiran masa manfaat dan alokasi dilakukan sedemikian rupa, sehingga pembebanan pada tahun-tahun permulaan pemakaiannya lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun kemudian. Alokasi biaya dilakukan dengan mengalikan suatu tarif tertentu, yang makin lama makin menurun, terhadap harga perolehan dikurangi nilai sisa. Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Contoh : Tanggal 2 Januari 2005 dibeli sebuah kendaraan dengan harga Rp 125.000.000 (sudah termasuk bea balik nama dll.). Salvage value Rp 15.500.000. Umur manfaat diperkirakan 5 tahun. Biaya Penyusutan untuk tahun I dihitung sbb. : Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x (harga perolehan – nilai sisa) 5 = ---- x Rp (125.000.000 – 15.550.000) 15 = Rp 36.500.000 Biaya penyusutan untuk tahun ke II adalah sbb. : 4 = ---- x Rp (125.000.000 – 15.550.000) 15 = Rp 29.200.000 DALAM BENTUK TABEL: Metode Jumlah Angka Tahun Sum of the years digits method PENGELUARAN MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP YANG DITAMBAHKAN KE AKTIVA TETAP ITU SENDIRI YANG MENINGKATKAN NILAI TOTAL AKTIVA TETAP ATAU MEMPERPANJANG UMUR MANFAATNYA DINAMAKAN : PENGELUARAN MODAL (CAPITAL EXPENDITURE). BIAYA-BIAYA YANG HANYA MENYUMBANGKAN KEUNTUNGAN DALAM PERIODE BERJALAN ATAU BIAYA YANG MUNCUL SEBAGAI BAGIAN DARI PROSES REPARASI DAN PEMELIHARAAN NORMAL DINAMAKAN DENGAN PENGELUARAN PENDAPATAN (REVENUE EXPENDITURES). PENGELUARAN MODAL AKAN MEMPENGARUHI BEBAN PENYUSUTAN LEBIH DARI SATU PERIODE SEDANGKAN PENGELUARAN PENDAPATAN HANYA AKAN MEMPENGARUHI BEBAN PADA PERIODE BERJALAN JENIS-JENIS PENGELUARAN MODAL : PENAMBAHAN PADA AKTIVA TETAP CONTOH : BIAYA PENAMBAHAN RUANG BARU PADA SEBUAH BANGUNAN DIDEBET KE ACCOUNT BANGUNAN. BIAYA INI HARUS DISUSUTKAN SELAMA ESTIMASI UMUR MANFAAT ATAU UMUR MANFAAT TERSISA DARI BANGUNAN, MANA YANG LEBIH PENDEK PERBAIKAN PENGELUARAN YANG MENINGKATKAN EFISIENSI ATAU KAPASITAS OPERASI AKTIVA TETAP SELAMA SISA UMUR MANFAATNYA DISEBUT PERBAIKAN (BETTERMENTS) CONTOH : JIKA UNIT MOTOR PENGGERAK YANG DIHUBUNGKAN KE SEBUAH MESIN DIGANTI DENGAN UNIT LAIN YANG KAPASITASNYA LEBIH BESAR, MAKA BIAYANYA AKAN DIDEBET KE ACCOUNT MESIN. HARGA PEROLEHAN UNIT MOTOR BARU AKAN DISUSUTKAN SELAMA ESTIMASI UMUR MANFAAT ATAU SISA UMUR MANFAAT MESIN, MANA YANG LEBIH PENDEK. REPARASI BESAR PENGELUARAN YANG MENAMBAH UMUR MANFAAT AKTIVA DI ATAS ESTIMASI SEMULA DINAMAKAN DENGAN REPARASI BESARBESARAN (EXTRAORDINARY REPAIR) CONTOH : SEBUAH MESIN DENGAN HARGA POKOK ATAU BIAYA Rp 50.000.000 MEMILIKI UMUR MANFAAT 10 TAHUN DAN TANPA NILAI RESIDU. MESIN TELAH DISUSUTKAN SELAMA 6 TAHUN, METODE GARIS LURUS (PENYUSUTAN Rp 5.000.000). AWAL TAHUN KE 7 REPARASI BESAR DILAKUKAN DENGAN BIAYA Rp 11.500.000, MENINGKATKAN UMUR MANFAAT MESIN MENJADI 7 TAHUN. PENYUSUTAN TAHUN KE 7 SBB : BIAYA MESIN Rp 50.000.000 DIKURANGI SALDO AK. PENY. : PENY. 6 TAHUN Rp 30.000.000 REPARASI BESAR Rp 11.500.000 SALDO AK. PENYUSUTAN NILAI BUKU MESIN STL REPARASI PENYUSUTAN TH KE 7 DST : Rp 31.500.000 / 7 = Rp 4.500.000 Rp 18.500.000 Rp 31.500.000 PELEPASAN AKTIVA TETAP AKTIVA TETAP TIDAK BOLEH DIHAPUS DARI ACCOUNT HANYA KARENA TELAH DISUSUTKAN SECARA PENUH. JIKA AKTIVA MASIH DIGUNAKAN, MAKA BIAYA DAN AKUMULASI PENYUSUTAN HARUS TETAP TERCATAT DALAM BUKU BESAR. HAL INI DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN PERTANGGUNGGUGATAN AKTIVA DALAM BUKU BESAR. JIKA NILAI BUKU DARI AKTIVA DIHAPUS DARI BUKU BESAR, MAKA TIDAK AKAN ADA LAGI BUKTI MENGENAI EKSISTENSI DARI AKTIVA. SELAIN ITU, DATA BIAYA DAN AKUMULASI PENYUSUTAN AKTIVA BIASANYA DIBUTUHKAN UNTUK PELAPORAN PAJAK PROPERTI DAN PAJAK PENGHASILAN. PEMBUANGAN AKTIVA TETAP : JURNAL : AK. PENY – PERALATAN PERALATAN 25 jt 25 jt (U/ MENGHAPUS PERALATAN YANG DIBUANG) AKTIVA INI TELAH DISUSUTKAN SECARA PENUH JIKA AKTIVA BELUM DISUSUTKAN SEPENUHNYA, MAKA PENYUSUTAN HARUS TERLEBIH DAHULU DICATAT SEBELUM AKTIVA DIBUANG DAN DIHAPUS DARI CATATAN AKUNTANSI. CONTOH : PERALATAN BERHARGA Rp 6.000.000 TELAH DISUSUTKAN DENGAN METODE GARIS LURUS 10 % PER TAHUN. SALDO AKUMULASI PENYUSUTAN S/D TAHUN 2004 Rp 4.750.000. AKTIVA DIKELUARKAN TANGGAL 24 MARET 2005. JURNAL PENYUSUTAN SEBELUM DIKELUARKANNYA AKTIVA : BEBAN PENY. – PERALATAN 150.000 AK.PENY. – PERALATAN 150.000 (U/ MENCATAT PENY. TAHUN 2005 SEBELUM PERALATAN DIKELUARKAN : 600.000 x 3/12) JURNAL PENGELUARAN AKTIVA : AK. PENY. – PERALATAN KERUGIAN PELEPASAN A.T. PERALATAN 4.900.000 1.100.000 6.000.000 (U/ MENGHAPUS PERALATAN YANG DIBUANG) KERUGIAN Rp 1.100.000 DICATAT KARENA SALDO ACCOUNT AKUMULASI PENYUSUTAN Rp 4.900.000 LEBIH KECIL DARI PADA SALDO ACCOUNT PERALATAN Rp 6.000.000. KERUGIAN DARI PEMBUANGAN AKTIVA TETAP MERUPAKAN POS NON OPERASI DAN DIBEBANKAN PADA BEBAN LAINNYA. PENJUALAN AKTIVA TETAP : ILUSTRASI : PERALATAN DIAKUISISI SEHARGA Rp 10.000.000 DAN DISUSUTKAN DENGAN METODE STRAIGHT LINE SEBESAR 10 % SETIAP TAHUN. AKTIVA TERSEBUT DIJUAL TUNAI PADA 12 OKTOBER TAHUN KE 8. SALDO AKUMULASI PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER TAHUN SEBELUMNYA ADALAH Rp 7.000.000 JURNAL PENYUSUTAN SELAMA 9 BULAN DARI TAHUN BERJALAN : 12 OKTOBER : BEBAN PENY. – PERALATAN 750.000 AK. PENY. – PERALATAN 750.000 (PENYUSUTAN TAHUN BERJALAN SEBELUM DIJUAL : Rp 10.000.000 x ¾ x 10%) NILAI BUKU AKTIVA MENJADI : Rp 10.000.000 – Rp 7.750.000 = Rp 2.250.000 JURNAL APABILA PENJUALAN DENGAN ASUMSI TIGA HARGA JUAL BERBEDA : DIJUAL SEHARGA NILAI BUKU : Rp 2.250.000 KAS AK.PENY. – PERALTN PERALATAN Rp 2.250.000 Rp 7.750.000 Rp 10.000.000 DIJUAL DI BAWAH NILAI BUKU : RP 1.000.000 KAS AK.PENY. – PERALTN RUGI PELEP. AKT TTP PERALATAN Rp 1.000.000 Rp 7.750.000 Rp 1.250.000 Rp 10.000.000 DIJUAL DI ATAS NILAI BUKU : Rp 2.800.000 KAS AK.PENY. – PERALTN LABA PELEP. AT PERALATAN Rp 2.800.000 Rp 7.750.000 Rp 550.000 Rp 10.000.000 PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SERUPA (TRADE-IN ALLOWANCE) KEUNTUNGAN DARI PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SERUPA TIDAK DIAKUI UNTUK TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN. HAL INI BERDASAR PADA TEORI BAHWA PENDAPATAN BERASAL DARI PRODUKSI DAN PENJUALAN BARANG YANG DIBUAT DENGAN MEMANFAATKAN AKTIVA TETAP, BUKAN DARI PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SERUPA. JIKA NILAI TUKAR TAMBAH MELEBIHI NILAI BUKU AKTIVA LAMA YANG DITUKARKAN DAN TIDAK ADA KEUNTUNGAN YANG DIAKUI, MAKA BIAYA ATAU HARGA POKOK YANG DICATAT UNTUK AKTIVA BARU DAPAT DITENTUKAN DENGAN CARA : BI. AKTIVA BARU = HARGA AKTIVA BARU – KEUNTUNGAN YANG TIDAK DIAKUI ATAU BI. AKTIVA BARU = KAS YG DIBAYARKAN (KEWAJIBAN) + NILAI BUKU AKTIVA LAMA ILUSTRASI : PERALATAN SEJENIS YANG DIPEROLEH (BARU) : NILAI PERALATAN BARU Rp 5.000.000 NILAI TUKAR TAMBAH PERALT LAMA Rp 1.100.000 KAS YANG DIBAYAR Rp 3.900.000 PERALATAN YANG DITUKARKAN (LAMA) : BI. AKUISISI PERALATAN LAMA Rp 4.000.000 AK. PENY. PD TGL PERTUKARAN Rp 3.200.000 NILAI BUKU PD TGL PERTUKARAN Rp 800.000 BIAYA ATAU HARGA PEROLEHAN PERALATAN BARU YANG DICATAT : METODE 1 : HARGA PERALATAN BARU Rp 5.000.000 NILAI TUKAR TAMBAH Rp 1.100.000 NILAI BUKU PERALATAN LAMA Rp 800.000 KEUNT. PERTUKARAN YG BLM DIAKUI (Rp 300.000) BIAYA PERALATAN BARU Rp 4.700.000 METODE 2 : NILAI BUKU PERALATAN LAMA KAS YG DIBAYARKAN PD TGL PERTUKARAN BIAYA PERALATAN BARU JURNAL PERTUKARAN : AK. PENY. – PERALATAN PERALATAN (BARU) PERALATAN (LAMA) KAS Rp 800.000 Rp 3.900.000 Rp 4.700.000 Rp 3.200.000 Rp 4.700.000 Rp 4.000.000 Rp 3.900.000 KEUNTUNGAN Rp 300.000 (1.100.000 NILAI TUKAR TAMBAH – 800.000 NILAI BUKU ) YANG TIDAK DIAKUI PADA SAAT PERTUKARAN AKAN MENGURANGI BEBAN PENYUSUTAN DI MASA DEPAN, YAITU DIDASARKAN PADA BIAYA Rp 4.700.000 BUKAN PADA HARGA Rp 5.000.000 LEASING AKTIVA TETAP LEASE ADALAH SUATU KONTRAK PEMAKAIAN AKTIVA SELAMA PERIODE WAKTU YANG DITENTUKAN. LESSOR ADALAH PIHAK YANG MEMILIKI AKTIVA. LESSEE ADALAH PIHAK YANG MENDAPATKAN HAK UNTUK MENGGUNAKAN AKTIVA YANG DIALIHKAN OLEH LESSOR. LEASE DAPAT DIKLASIFIKASIKAN OLEH LESSEE SEBAGAI LEASE MODAL DAN LEASE OPERASI. LEASE MODAL (CAPITAL LEASE) : JIKA LESSE, PADA DASARNYA, DIANGGAP TELAH MEMBELI AKTIVA. LESSE MENDEBIT AKTIVA SEBESAR NILAI PASAR WAJAR DAN MENGKREDIT KEWAJIBAN LEASE JANGKA PANJANG. LEASE OPERASI (OPERATING LEASE) : LESSEE MENCATAT PEMBAYARAN MENURUT LEASE OPERASI DENGAN MENDEBIT BEBAN SEWA DAN MENGKREDIT KAS. BAIK KEWAJIBAN LEASE MAUPUN HAK UNTUK MENGGUNAKAN AKTIVA YANG DI-LEASE DI MASA DEPAN TIDAK DIAKUI DALAM ACCOUNT. NAMUN, LESSEE HARUS MENGUNGKAPKAN KOMITMEN LEASE DI MASA DEPAN DALAM CATATAN KAKI LAPORAN KEUANGAN SUMBER DAYA ALAM CONTOH : KAYU HUTAN, BIJIH BESI, MINERAL, MINYAK, DLL. PERUSAHAAN MELAKUKAN PENANAMAN ATAU PENAMBANGAN DAN MENJUAL SUMBER DAYA ALAM TERSEBUT. OLEH SEBAB ITU SEBAGIAN BIAYA YANG TIMBUL HARUS DIDEBIT KE ACCOUNT BIAYA. PROSES PEMINDAHAN BEBAN SDA KE ACCOUT BEBAN DINAMAKAN DENGAN DEPLESI (DEPLETION). JUMLAH DEPLESI : KUANTITAS YANG DITAMBANG SELAMA SUATU PERIODE DENGAN TARIF DEPLESI. TARIF INI DIHITUNG DENGAN MEMBAGI BIAYA BARANG TAMBANG DENGAN ESTIMASI CADANGANNYA. ILUSTRASI : PERUSAHAAN MEMBAYAR Rp 4 MILYAR UNTUK MENDAPATKAN HAK PENAMBANGAN BARANG TAMBANG YANG DIPERKIRAKAN MEMILIKI CADANGAN SATU JUTA TON. MAKA TARIF DEPLESI ADALAH Rp 4.000 PER TON (Rp 4 MILYAR / 1 JUTA TON). JIKA SELAMA SATU TAHUN DITAMBANG 90.000 TON, MAKA DEPLESI ADALAH Rp 360.000.000 (90.000 / Rp 4.000), DAN JURNAL : BEBAN DEPLESI Rp 360 JT AKUMULASI DEPLESI Rp 360 JT AKTIVA TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) MERUPAKAN AKTIVA JANGKA PANJANG YANG BERMANFAAT BAGI PERUSAHAAN (TIDAK EKSIS SECARA FISIK) DAN TIDAK UNTUK DIJUAL. CONTOH : PATEN, HAK CIPTA, MEREK DAGANG, GOODWILL PATEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAPAT MEMPEROLEH HAK KHUSUS UNTUK MEMPRODUKSI DAN MENJUAL BARANG YANG MEMILIKI SATU SPESIFIKASI TERTENTU ATAU LEBIH. HAK INI DISEBUT PATEN (PATENTS). MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 : PATEN ADALAH HAK EKSKLUSIF YANG DIBERIKAN OLEH NEGARA KEPADA INVENTOR ATAS HASIL INVENSINYA DI BIDANG TEKNOLOGI, YANG UNTUK SELAMA WAKTU TERTENTU MELAKSANAKAN SENDIRI INVENSINYA TERSEBUT ATAU MEMBERIKAN PERSETUJUANNYA KEPADA PIHAK LAIN UNTUK MELAKSANAKANNYA INVENSI ADALAH IDE INVENTOR YANG DITUANGKAN KE DALAM SUATU KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH YANG SPESIFIK DI BIDANG TEKNOLOGI DAPAT BERUPA PRODUK ATAU PROSES, ATAU PENYEMPURNAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ATAU PROSES INVENTOR ADALAH SEORANG YANG SECARA SENDIRI ATAU BEBERAPA ORANG YANG SECARA BERSAMA-SAMA MELAKSANAKAN IDE YANG DITUANGKAN KE DALAM KEGIATAN YANG MENGHASILKAN INVENSI JANGKA WAKTU PATEN : BERLAKU 20 TAHUN. BIAYA AWAL PATEN YANG DIBELI DAN BIAYA LEGAL HARUS DIDEBIT KE ACCOUNT AKTIVA. BIAYA INI HARUS DIAMORTISASI SELAMA TAHUN KEGUNAAN/ MANFAAT. BIASANYA DENGAN METODE GARIS LURUS. HAK CIPTA DAN MEREK DAGANG HAK CIPTA (COPYRIGHT) ADALAH HAK KHUSUS/EKSKLUSIF BAGI PENCIPTA MAUPUN PENERIMA HAK UNTUK MENGUMUMKAN ATAU MEMPERBANYAK CIPTAANNYA MAUPUN MEMBERI IZIN UNTUK ITU DENGAN TIDAK MENGURANGI PEMBATASAN-PEMBATASAN MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. HAK CIPTA BERLAKU SELAMA HIDUP PENCIPTA DAN TERUS BERLANGSUNG HINGGA 50 TAHUN SETELAH PENCIPTA MENINGGAL. HARGA PEROLEHAN HAK CIPTA MELIPUTI BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MENCIPTAKAN KARYA TERSEBUT DITAMBAH BIAYA ADMINISTRASI ATAU HUKUM UNTUK MEMPEROLEH HAK CIPTA. HAK INI DIAMORTISIR SELAMA UMUR MANFAAT. MEREK DAGANG (TRADEMERK) MEREK : ADALAH TANDA YANG BERUPA GAMBAR, NAMA, KATA, HURUF-HURUF, ANGKA-ANGKA, SUSUNAN WARNA, ATAU KOMBINASI DARI UNSUR-UNSUR TERSEBUT YANG MEMILIKI DAYA PEMBEDA DAN DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN PERDAGANGAN BARANG ATAU JASA MEREK DAGANG : ADALAH MEREK YANG DIGUNAKAN PADA BARANG YANG DIPERDAGANGKAN OLEH SESEORANG ATAU BEBERAPA ORANG SECARA BERSAMA-SAMA ATAU BADAN HUKUM UNTUK MEMBEDAKAN DENGAN BARANG-BARANG SEJENIS LAINNYA. JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN MEREK TERDAFTAR : 10 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG SOAL NO. 1 : PERUSAHAAN MEMBELI TANAH Rp 20.000.000, BIAYA NOTARIS Rp 400.000, BIAYA BALIK NAMA Rp 300.000, KOMISI PERANTARA Rp 200.000. BUAT JURNALNYA ! SOAL NO. 2 : DIBELI TANAH DAN GEDUNG Rp 100.000.000, SUDAH TERMASUK BIAYA NOTARIS, BIAYA BALIK NAMA, KOMISI, DLL. DITAKSIR NILAI TANAH Rp 20.000.000 DAN GEDUNG Rp 60.000.000. BUAT JURNALNYA ! SOAL NO. 3 : APABILA TANAH DIBELI SEBESAR Rp 50.000.000 TANGGAL 2 MEI 2008 DENGAN JALAN MENGANGSUR 25 KALI DAN BUNGA 12 % P.A., MAKA BAGAIMANA JURNAL PADA TANGGAL 2 MEI 2008, 2 JUNI 2008, DAN 2 JULI 2008? JAWAB NO. 1 : TANAH KAS/BANK Rp 20.900.000 Rp 20.900.000 JAWAB NO. 2 : HRG TAKSIRAN TANAH 20 GEDUNG 60 80 TANAH GEDUNG KAS/BANK ALOKASI H.P. 20/80 x 100 = 25 JT 60/80 x 100 = 75 JT 100 JT Rp 25.000.000 Rp 75.000.000 Rp 100.000.000 JAWAB NO. 3 : 2 MEI 2008 TANAH UTANG ANGSURAN Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2 JUNI 2008 UTANG ANGSURAN BIAYA BUNGA BANK Rp 2.000.000 Rp 500.000 Rp 2.500.000 ANGSURAN BULANAN : Rp 50 JT : 25 = BUNGA 1/12 x 12 % x Rp 50 JT JUMLAH YANG HARUS DIBAYAR = Rp 2.000.000 Rp 500.000 Rp 2.500.000 ANGSURAN KE DUA : BUNGA : 1/12 x 12 % x Rp 48 JT = Rp 480.000 JURNAL : UTANG ANGSURAN Rp 2.000.000 BIAYA BUNGA Rp 480.000 BANK Rp 2.480.000 SOAL NO. 4 : KENDARAAN DIBELI DENGAN HARGA rp 125.000.000. NILAI SISA DIPERKIRAKAN Rp 15.500.000. UMUR KENDARAAN DIPERKIRAKAN 5 TAHUN. HITUNGLAH PENYUSUTAN DENGAN METODE : GARIS LURUS (STRAIGHT LINE) SALDO MENURUN (DECLINING BALANCE) JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS) JAWAB : 1. 125.000.000-15.500.000 x 20% = 21.900.000 2. 125.000.000-0 x 40 % = 50.000.000 125.000.000-50.000.000 x 40% = 30.000.000 3. 5/15 x 125.000.000-15.500.000 = 36.500.000 4/15 x 125.000.000-15.500.000 = 29.200.000 Akhir dari Modul Aktiva Tetap Berwujud dan Aktiva Tetap Tidak Berwujud