PSAP 04 akrual 10102014

advertisement
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PSAP NO. 04
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
TUJUAN
Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas
Laporan Keuangan adalah mengatur penyajian
dan pengungkapan yang diperlukan pada
Catatan Atas Laporan Keuangan
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
2
TUJUAN PENYAJIAN CALK
Untuk meningkatkan transparansi
laporan keuangan dan penyediaan
pemahaman yang lebih baik atas
informasi keuangan pemerintah
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
3
RUANG LINGKUP
1.
2.
Laporan Keuangan untuk tujuan umum
untuk entitas pelaporan
Laporan Keuangan yang diharapkan
menjadi Laporan Keuangan untuk tujuan
umum oleh entitas yang bukan
merupakan entitas pelaporan
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
4
KETENTUAN UMUM
• Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
tujuan umum.
• Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat
dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca
tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan.
• Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai
potensi kesalahpahaman di antara pembacanya.
• Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan
keuangan.
• Perlunya pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan akan membantu pembaca menghindari kesalahpahaman dalam
memahami laporan keuangan
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
5
STRUKTUR DAN ISI
•
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan
dan Laporan Arus Kas harus dapat mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
• Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam seluruh komponen
laporan keuangan
• CaLK menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
6
STRUKTUR DAN ISI
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, mengenai:
a)
Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
b)
Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
c)
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
d)
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadiankejadian penting lainnya;
e)
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan
f)
Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
g)
informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
7
RINCIAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Bab V Kebijakan Akuntansi
5.1. Entitas pelaporan
5.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan
5.3 Basis pengukuran yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan
5.4. Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan
Rekening-rekening Akuntansi
Bab VI Penjelasan Rekening-rekening Laporan Keuangan
6.1 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Rekening
Laporan Keuangan
6.1.1 Pendapatan
6.1.2 Belanja
6.1.3 Pembiayaan
6.1.4 Aset
6.1.5 Kewajiban
6.1.6 Ekuitas Dana
6.1.7 Komponen-komponen Arus kas
6.2. Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban
yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis
Akrual atas Pendapatan dan Belanja dan
Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas, untuk
Entitas Pelaporan yang Menggunakan Akuntansi
Berbasis Akrual Penuh.
Bab VII Penjelasan atas Informasi non Keuangan
Bab VIII Penutup
lampiran I PP No.71
Tahun 2010
8
Lampiran
Bab I Pendahuluan
Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Sistematika penyajian Catatan atas Laporan
Keuangan
Bab II Ekonomi Makro
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter
2.4. Indikator Pencapaian Kinerja Program Entitas
Pelapor
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja
Fiskal dan Moneter
3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian
Kinerja
Bab IV Ikhtisar pencapaian kinerja program entitas
pelapor
4.1. Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja
program entitas pelapor
4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian
Kinerja
INFORMASI UMUM
• Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan
informasi yang merupakan gambaran entitas secara umum.
• Untuk membantu pemahaman para pembaca laporan keuangan,
perlu ada penjelasan awal mengenai baik entitas pelaporan
maupun entitas akuntansi yang meliputi:
– domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas
tersebut berada;
– penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; dan
– ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan
operasionalnya.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
9
INFORMASI KEBIJAKAN FISKAL & KEUANGAN
DAN EKONOMI MAKRO
• Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu
pembaca memahami realisasi dan posisi keuangan entitas
pelaporan secara keseluruhan, termasuk kebijakan
fiskal/keuangan dan kondisi ekonomi makro.
– Bagaimana perkembangan realisasi dan posisi keuangan/fiskal entitas
– perbedaan yang penting mengenai realisasi dan posisi keuangan/fiskal
periode berjalan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya,
dibandingkan dengan anggaran, dan dengan rencana lainnya.
– Penjelasan perbedaan adalah perbedaan asumsi ekonomi makro
– Kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efisiensi belanja dan
penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan. Misalnya penjabaran
rencana strategis dalam kebijakan penyusunan APBN/APBD, sasaran,
program dan prioritas anggaran, kebijakan intensifikasi/ekstensifikasi
perpajakan, pengembangan pasar surat utang negara.
– Ekonomi makro  asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan
dalam penyusunan APBN/APBD
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
10
IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET KEUANGAN SELAMA TAHUN
PELAPORAN BERIKUT KENDALA DAN HAMBATAN
• Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan
perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan
dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disetujui
oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam
pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya
yang dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk
diketahui pembaca laporan keuangan.
– Ikhtisar pencapaian target keuangan perbandingan target sebagaimana
yang tertuang dalam APBN/APBD dengan realisasinya.
– informasi keuangan lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui pembaca,
misalnya kewajiban yang memerlukan ketersediaan dana dalam anggaran
periode mendatang
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
11
DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN
• Entitas pelaporan mengungkapkan dasar penyajian laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
• Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu yang
mendasari penyusunan laporan keuangan, biasanya tidak perlu
diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan diperlukan jika
entitas pelaporan tidak mengikuti asumsi atau konsep tersebut
dan disertai alasan dan penjelasan.
• Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu
disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan. Sasaran pilihan
kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas
ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan
keuangan dan kegiatan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
12
DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN
• Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengidentifikasikan dan
menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan
dan metode-metode penerapannya yang secara material mempengaruhi
penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Ekuitas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbanganpertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang
sesuai.
• kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan:
–
–
–
–
Entitas pelaporan;
Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini diterapkan oleh suatu entitas
pelaporan pada masa transisi. Sebaliknya penerapan lebih dini disarankan
berdasarkan kesiapan entitas.
– setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
13
DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN
• Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan :
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Pengakuan pendapatan-LRA;
Pengakuan pendapatan-LO;
Pengakuan belanja;
Pengakuan beban;
Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;
Investasi;
Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud;
Kontrak-kontrak konstruksi;
Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
Kemitraan dengan pihak ketiga;
Biaya penelitian dan pengembangan;
Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;
Pembentukan dana cadangan;
Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.
Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
Kemitraan dengan pihak ketiga;
Biaya penelitian dan pengembangan;
Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;
Pembentukan dana cadangan;
Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
14
DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN
• Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai pospos yang disajikan dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak
material. Selain itu, perlu pula diungkapkan kebijakan akuntansi
yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Standar ini.
•
• Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh
material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika
berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan
datang.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
15
PENYAJIAN RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS
• Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan rincian dan penjelasan
atas masing-masing pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus
Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Anggaran;
Realisasi;
Prosentase pencapaian;
Penjelasan atas perbedaan antara anggaran dan realisasi;
Perbandingan dengan periode yang lalu;
Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode yang lalu;
Rincian lebih lanjut pendapatan-LRA menurut sumber pendapatan;
Rincian lebih lanjut belanja menurut klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi;
Rincian lebih lanjut pembiayaan; dan
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
16
KEJADIAN PENTING SELAMA PELAPORAN
Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian penting
selama tahun pelaporan, seperti:
(a) Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
(b) Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;
(c) Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca; dan
(d) Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
(e) Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus
ditanggulangi pemerintah.
Komitmen atau kejadian kontinjensi yang perlu disajikan adalah berbagai kejadian,
yang umumnya berkaitan dengan litigasi atau penuntutan atau penggugatan yang
menjadikan pemerintah sebagai pihak tergugat. Keberatan atas ketetapan pajak,
tuntutan restitusi pajak, atau aksi masal untuk menuntut ganti rugi, adalah contohcontoh populer untuk kejadian kontinjensi. Sepanjang tuntutan ini belum mampu
menghasilkan kemungkinan nilai restitusi atau ganti rugi yang harus dibayar oleh
negara secara meyakinkan maka kejadian ini cukup diungkapkan secara naratif
dengan atau tanpa menyebut potensi kerugian yang ditimbulkan.
Kejadian kontinjensi yang berkemungkinan mendatangkan keuntungan bagi
pemerintah, atas dasar kehati-hatian tidak perlu dicatatkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
17
PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
LAPORAN KEUANGAN MENGUNGKAPKAN:



Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan
Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang
atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan
masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang
masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat
Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak
atau usang
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
18
PENGUNGKAPAN INVESTASI
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah
berkaitan dengan investasi pemerintah, antara lain:
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang;
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan
tersebut;
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
f. Perubahan pos investasi.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
19
PENGUNGKAPAN ASET TETAP
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masingmasing jenis aset tetap sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1)
(2)
(3)
(4)
Penambahan;
Pelepasan;
Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1)
(2)
(3)
(4)
Nilai penyusutan;
Metode penyusutan yang digunakan;
Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
20
PENGUNGKAPAN ASET TETAP
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
(a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
(b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang
berkaitan dengan aset tetap;
(c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam
konstruksi; dan
(d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
21
PENGUNGKAPAN KDP
Entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP
pada akhir periode akuntansi:
 Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut
tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian
 Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya
 Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih
harus dibayar
 Uang muka kerja yang diberikan
 Retensi
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
22
PENGUNGKAPAN KEWAJIBAN
• Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk
daftar skedul utang
• Informasi yang harus disajikan dalam CaLK :
(a) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan
pemberi pinjaman
(b) Jumlah saldo kewajiban utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas dan
jatuh temponya
(c) Bunga pinjaman yang berlaku
(d) Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
(e) Perjanjian restrukturisasi utang (pengurangan pinjaman, modifikasi
persyaratan utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman, pengunduran jatuh
tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman, pengurangan
jumlah bunga terutang)
(f) Jumlah tunggakan pinjaman daftar umur utang berdasarkan kreditur
(g) Biaya pinjaman (perlakuan,jumlah yang dikapitalisasi,tingkat kapitalisasi)
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
23
TERIMA KASIH
Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan
(KSAP)
GedungPrijadiPraptosuhardjoIII, Lt. 2, KementerianKeuangan
Jl. Budi UtomoNo. 6, Jakarta
Telepon/Fax (021) 352 4551,
website : www.ksap.org
Email: [email protected]
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
24
Download