Kebijakan moneter ekspansif

advertisement
TEORI MONETER
Teori Moneter menjadi sangat menarik untuk dipelajari dimana
uapaya untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan krisis. Dimana peran serta perbankan menjadi sangat
dominan dimana tarkait finansial.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan laju
pertumbuhan yang dibentuk dari bebagai macam sektor ekonomi
yang secara tidak langsung mengambarkan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang terjadi.
A.
Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda
apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di Masnyarakat dalam
proses pertukaran barang dan Jasa Dalam ilmu ekonomi modern, uang
didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima
sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.
B.
Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Kata
bank berasal dari bahasa italia banca berarti tempat penukaran
uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk Kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup
rakyat
banyak.
Kebijakan Moneter
A. Kebijakan Moneter yaitu suatu usaha dalam mengendalikan
keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian atau langkah pemerintah untuk
mengatur penawaran uang dan tingkat bunga.
B. Tujuan Kebijakan Moneter
Menjaga kestabilan ekonomi
Menjaga kestabilan harga
Meningkatkan kesempatan kerja
Memperbaiki neraca perdagangan
Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran
dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada
saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut
juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
2.
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar.Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy).
Kebijakan Moneter Yang Dapat Dilakukan
1. Operasi pasar terbuka (Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual
surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskon(Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami
kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah
menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku
ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih
ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada
perekonomian.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah
untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran
dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran
pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
 Permintaaan Agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
 Pola persebaran sumber daya
 Distribusi pendapatan
Tujuan Kebijakan Fiskal
Mencapai stabilitas perekonomian
Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
Memperluas dan menciptakan lapangan kerja
Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat
Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan
Mencegah pengangguran dan menstabilkan harga
Macam-Macam Kebijakan Fiskal
 Pembiayaan
Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah
kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari
berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam
peningkatan kesempatan kerja.
 Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran
adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam mencapai
ekonomi yang stabil.
 Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi anggaran adalah
kebijakan yang mengatur segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan
manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran dan program-program
pemerintah. tujuannya adalah penghematan anggaran pemerintah.
Macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah
Penerimaan dan Pengeluaran
2.
Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang
menyusun jumlah penerimaan dan pengeluaran sama besar, jadi penerimaan yang diterima
pemerintah harus sama dengan pengelurannya dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan
ini adalah tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan
kerugiannya adalah jika perekonomian negara dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan
ekonomi semakin memburuk.
 Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan yang disusun dengan
pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada pengeluaran atau pengeluaran dengan
sedikit tetapi pendapatan/penerimaan banyak. ini digunakan untuk mencegah inflasi.
 Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan yang disusun dengan
cara pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari
kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan
kelesungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan
anggaran.
 Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah kebijakan yang disusun
dengan cara jumlah pengeluaran dan penerimaan sama besar dan lama kelamaan jumlahnya
makin bertambah. kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah
sehingga dibutuhkan jumlah yang besar.
Kebijakan Moneter dan fiskal Menjaga Kesehatan Ekonomi
yang bisa dilakukan pemerintah, di antaranya:
Kebijakan pasar
terbuka (open
market policy);
Kebijakan
diskonto
(discount policy);
Kebijakan kredit
selektif dan kredit
longgar;
Kebijakan
devaluasi dan
revaluasi;
Kebijakan menarik
atau
memusnahkan
uang lama;
Kebijakan
dorongan moral.
Kebijakan
cadangan kas
(cash ratio
policy);
Kebijakan sanering
(memotong nilai mata
uang dalam negeri);
Download