Penilaian Aset Berbasis Akrual - dppka diy

advertisement
DISAMPAIKAN OLEH :
Nysa Heranamawanty, SE, Ak
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DIY
PENGADAAN
PENERIMAAN,
PENYIMPANAN &
PENYALURAN
PENGGUNAAN
PENATAUSAHAAN
PEMANFAATAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN
DAN PENGANGGARAN
PENGELOLAAN
PENGAMANAN &
PEMELIHARAAN
PENILAIAN
PENUNTUTAN GANTI
RUGI
PENGHAPUSAN
PEMBIAYAAN
PEMBINAAN,
PENGAWASAN,
PENGENDALIAN
PEMINDAHTANGANAN
LATAR BELAKANG
1.
2.
3.
4.
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007
• Pasal 50 :
“Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Daerah, pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik
daerah.”
• Pasal 51 :
“Penetapan nilai barang milik daerah dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).”
PP Nomor 71 Tahun 2010 (Lampiran I SAP Berbasis Akrual Pernyataan No.07,
Paragraf 52)
“Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan.”
Audit BPK atas LKPD Prov. DIY Tahun 2011
Dalam Paragraf Penjelasan, disebutkan :
“Aset Tetap belum dilakukan penyusutan sebagaimana diatur dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan.”
Audit BPK atas LKPD Pemda DIY Tahun 2012
Dalam Catatan Laporan atas Laporan Keuangan, disebutkan :
“Depresiasi/penyusutan atas Aset Tetap, sampai dengan 31 Desember 2012 belum
diberlakukan.”
BASIS AKUNTANSI

BASIS KAS : basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
kas diterima atau dibayar.

BASIS AKRUAL : basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar.
Entitas diperkenankan menggunakan BASIS AKRUAL
sepenuhnya, namun tetap menyajikan Laporan Realisasi
Anggaran berdasarkan BASIS KAS.
Tahapan implementasi
S a p berbasis akrual
(PP No.71/2010)
Di pemda diy
Tahun 2012
Penyusunan Peraturan Gubernur DIY Nomor 74
Tahun 2012 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah DIY
Tahun 2013 : Tahap Uji Coba di beberapa SKPD
belum termasuk penyusutan Aset Tetap
Tahun 2013
dan Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2014 :
• Penyusunan Pergub Penyusutan
• Tahap Uji Coba di semua SKPD termasuk
penyusutan Aset Tetap
Implementasi penuh di semua SKPD
DEFINISI ASET TETAP
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari dua belas bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Kriteria :
1. Berwujud;
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3. Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas; dan
5. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan.
Peran ASET TETAP

Bagian utama aset pemerintah, dan
signifikan dalam penyajian Neraca

Pencatatan hasil terutama dari Belanja
Modal
ASET TETAP
BERBASIS AKRUAL
Neraca Berbasis
Akrual
Aset Tetap
Berbasis Akrual
Penilaian Awal Aset
Tetap
PENYUSUTAN ASET TETAP
Penilaian awal
aset tetap
D inilai dengan
BIAYA PEROLEHAN
Diperoleh Tanpa
Nilai
Dinilai dengan NILAI
WAJAR saat aset
tersebut diperoleh
Cara-cara perolehan
aset tetap
Perolehan Aset Tetap antara lain dengan :
1. PEMBELIAN
a. Pembayaran Sekaligus
b. Pembayaran Termin
c. Lumpsum (gabungan)
2. PERTUKARAN ASET
3.DONASI/SUMBANGAN
4.SWAKELOLA
Biaya perolehan
Komponen Biaya Perolehan
Terdiri dari harga belinya atau konstruksinya dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan langsung sehingga aset tersebut dalam kondisi siap untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
pembelian/konstruksi :
1. Tanah, a.l meliputi :
• Biaya Pembebasan Tanah
• Biaya Pengurusan Sertifikat Hak atas Tanah
• Biaya pematangan, pengukuran, penimbunan tanah
• Honor Panitia Pengadaan
• Belanja Barang /Jasa & Belanja perjalanan dinas
2. Peralatan dan Mesin, a.l meliputi :
• Biaya Pengangkutan
• Biaya Instalasi
• Honor Panitia Pengadaan
• Belanja Perjalanan Dinas
selain
harga
3. Gedung dan Bangunan, a.l meliputi :
• Biaya Pengurusan IMB
• Biaya Notaris
• Biaya Pajak
• Bila dibangun dengan cara swakelola :
- Biaya Tenaga Kerja, Biaya Bahan Baku, Biaya Perlengkapan, Biaya
Tenaga Listrik, Biaya Sewa Peralatan.
• Bila dibangun melalui kontrak konstruksi :
- Nilai kontrak, Biaya Perencanaan dan Pengawasan, Biaya Perizinan,
Jasa Konsultan.
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan, a.l meliputi :
• Bila dibangun melalui kontrak konstruksi :
- Biaya Perencanaan dan Pengawasan, Biaya Perizinan, Jasa
Konsultan, Biaya Pengosongan, Biaya Pajak, Nilai Kontrak
Konstruksi, Biaya Pembongkaran.
• Bila dibangun dengan cara swakelola :
- Biaya Tenaga Kerja, Biaya Bahan Baku, Biaya Perizinan, Biaya
Pengosongan, Biaya Sewa Peralatan, Biaya Pajak,
Biaya
Pembongkaran.
5. Aset Tetap Lainnya khususnya Aset Renovasi, a.l meliputi :
• Bila diadakandengan cara swakelola :
- Biaya Tenaga Kerja, Biaya Bahan Baku, Biaya Perizinan, Biaya
Pajak, Biaya Sewa Peralatan, Jasa Konsultan
• Bila dibangun melalui kontrak konstruksi :
- Nilai kontrak, Biaya Perencanaan dan Pengawasan, Biaya Perizinan,
Biaya Pajak.
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan, a.l meliputi :
• Cara swakelola :
- seluruh biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan,
meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya
perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran.
• Kontrak Konstruksi :
Komponen nilai perolehan meliputi :
a. termin tingkat penyelesaian pekerjaan yang telah dibayarkan kpd
kontraktor
b. kewajiban yang masih harus dibayar kpd kontraktor
c. pembayaran klaim kepada kontraktor
Perolehan Aset Tetap dengan cara Swakelola
SKPD A membangun tempat parkir secara swakelola. Biaya
tukang adalah sebesar Rp10 juta, biaya bahan bangunan
Rp25 juta, dan biaya-biaya penunjang seperti listrik dan
sewa peralatan Rp5 juta.
Harga Perolehan tempat parkir :
= Rp10 juta + Rp25juta + Rp5 juta
= Rp40 juta
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang
diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan
harga
gabungan
tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing
aset yang bersangkutan.
Perolehan Aset Tetap secara gabungan
SKPD B membeli secara gabungan sebidang tanah seluas 500m² beserta
gedung dua tingkat yang berada di atas tanah tersebut dengan biaya
perolehan sebesar Rp2.500.000.000,00. Nilai wajar (harga pasar) tanah di
daerah tersebut adalah Rp1.800.000,00/m². sementara itu gedung setipe itu
memiliki harga wajar sebesar Rp1.500.000.000,00.
Maka harga perolehan dari masing-masing aset yaitu :
500m² x Rp1.800.000
Tanah =
x Rp2.500.000.000
(500m² x Rp1.800.000) + Rp1.500.000.000
= Rp 937.500.000,00
Rp1.500.000.000
Gedung =
x Rp2.500.000.000
(500m² x Rp1.800.000) + Rp1.500.000.000
= Rp1.562.500.000,00
Nilai wajar
ASET TETAP YANG TIDAK
DIKETAHUI NILAINYA :
• Dokumen kurang/tidak
lengkap
• Aset Hasil Donasi
Menggunakan
NILAI WAJAR
PERGUB DIY NOMOR 52
TAHUN 2011
Tentang
Verifikasi, Klasifikasi, dan
Penilaian BMD
PERTUKARAN ASET
 Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang tidak
serupa atau aset lainnya, maka aset tetap yang baru
diperoleh tersebut dinilai berdasarkan nilai wajarnya, yang
terdiri atas nilai aset tetap yang lama ditambah jumlah uang
yang harus diserahkan untuk mendapatkan aset tetap baru
tersebut .
 Apabila suatu aset tetap ditukar dengan aset yang serupa,
yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar
yang serupa, atau kepemilikan aset yang serupa, maka tidak
ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi
ini.
Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat
(carrying amount) atas aset yang dilepas.
PENGELUARAN SETELAH
PEROLEHAN




Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan
dapat dibedakan menjadi dua:
Belanja
untuk
pemeliharaan

untuk
mempertahankan kondisi aset tetap tersebut sesuai dengan
kondisi awal
Belanja untuk peningkatan  memberi manfaat
ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu produksi,
atau peningkatan standar kinerja  harus dikapitalisasi
Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan
dilakukan dengan memperhatikan kebijakan nilai
satuan minimum kapitalisasi (capitalization thresholds)
yang ditetapkan oleh pemerintah.
PENYUSUTAN
ASET TETAP
PENYUSUTAN
penyesuaian
nilai
sehubungan dengan
penurunan kapasitas
dan manfaat dari
suatu aset  bukan
alokasi biaya
1. Menyajikan nilai Aset Tetap secara wajar sesuai dengan
manfaat ekonomi aset dalam LKPD;
2. Mengetahui potensi BMD dengan memperkirakan sisa
Masa Manfaat suatu BMD yang masih dapat diharapkan
dapat diperoleh dalam beberapa tahun ke depan;
3. Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis
dan logis dalam menganggarkan belanja pemeliharaan
atau belanja modal untuk mengganti atau menambah
Aset Tetap yang sudah dimiliki
Penyusutan dilakukan terhadap Aset Tetap berupa :
1. Peralatan dan Mesin
2. Gedung dan Bangunan
3. Jalan, Irigasi dan Jaringan
4. Aset Tetap lainnya berupa
Alat Olah Raga, Alat Musik/Band, dan Aset
Renovasi.
Aset Tetap yang direklas sebagai Aset Lainnya – Aset
Kemitraan dgn Pihak Ketiga disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap
Dikecualikan dari Penyusutan :
1. Tanah
2. Aset Tetap Lainnya : Buku Perpustakaan,
Pahatan, Lukisan, Tanda Penghargaan,
Maket dan Foto Dokumen, Benda-Benda
Bersejarah, Barang Kerajinan, serta Hewan
dan Ternak serta Tanaman
3. Konstruksi Dalam Pengerjaan
• Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan
dokumen yang sah dan telah diusulkan kepada
Pengelola
Barang
untuk
dilakukan
penghapusan.
>>> TIDAK DISUSUTKAN
• Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau
usang yang telah diusulkan kepada Pengelola
Barang untuk dilakukan penghapusan.
>>> TIDAK DISUSUTKAN
 Aset Tetap yang dinyatakan hilang dan telah diusulkan
penghapusannya, di kemudian hari ditemukan :
>>>> Aset Tetap tersebut DISUSUTKAN KEMBALI sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
 Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan penghapusannya, di kemudian hari
usulan
penghapusan dibatalkan :
>>>> Aset Tetap tersebut DISUSUTKAN KEMBALI sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
Aset Tetap yang
diperoleh sebelum 31
Desember 2013
Nilai yang dapat
Disusutkan
Nilai Buku per Tanggal
31 Desember 2013
Diketahui Nilai
Perolehannya :
Nilai Perolehan
Aset Tetap yang
diperoleh setelah 31
Desember 2013
Tidak Diketahui Nilai
Perolehannya :
Nilai Estimasi
Penentuan nilai yang dapat disusutkan dilakukan untuk setiap
unit Aset Tetap tanpa ada nilai sisa.
 Dalam hal terjadi perubahan nilai AT sebagai akibat
penambahan atau pengurangan kualitas dan/atau nilai AT
>>>> diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan
 Dalam hal perubahan nilai AT sebagai akibat koreksi nilai AT
yang disebabkan oleh kesalahan dalam pencantuman nilai
yang diketahui di kemudian hari
>>>> dilakukan penyesuaian atas :
a. nilai yang dapat disusutkan
b. nilai akumulasi penyusutan
MASA
MANFAAT
periode suatu AT yang
diharapkan
digunakan
untuk
aktivitas
pemerintahan
dan/atau
pelayanan
publik
atau
jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan
diperoleh dari aset untuk
aktivitas
pemerintahan
dan/atau pelayanan publik.
1. Dilakukan untuk setiap sub kelompok Aset Tetap
2. Perbaikan AT yang menambah Masa Manfaat
>>> nilai perbaikan sama dengan/melebihi
batasan minimum nilai Kapitalisasi AT
>>> Perbaikan AT , meliputi :
a. Rehabilitasi
b. Renovasi
c. Restorasi
PENYUSUTAN Aset Tetap
Harga sebuah printer adalah Rp4.000.000,00. Masa Manfaat adalah selama 5
tahun dengan kemampuan mencetak 100.000 lembar kertas.
Maka penyusutannya adalah :
1. Metode Garis Lurus
Penyusutan = Rp4.000.000 : 5 tahun
= Rp800.000 per tahun
2. Metode Saldo Menurun
Tarif Penyusutan = (1 : 5 tahun) x 100% x 2
= 40%
Besaran penyusutan :
Tahun
ke-
Nilai Buku
Tarif
Penyusutan
Penyusutan per tahun
Akumulasi Penyusutan
0
4.000.000
40%
0
0
1
4.000.000
40%
1.600.000
1.600.000
2
2.400.000
40%
960.000
2.560.000
3
1.440.000
40%
576.000
3..136.000
4
864.000
40%
345.600
3.481.600
5
518.400
PEMBULATAN
518.400
4.000.000
3. Metode Unit Produksi
Tambahan informasi kemampuan mencetak printer :
Tahun I
= 40.000 lembar
Tahun II
= 30.000 lembar
Tahun III = 15.000 lembar
Tahun IV
= 10.000 lembar
Tahun V
= 5.000 lembar
Tarif Penyusutan = Rp4.000.000 : 100.000 lembar
= 40
Besaran penyusutan :
Tahun
ke-
Produksi per
tahun
Tarif
Penyusutan
Penyusutan per tahun
Akumulasi Penyusutan
1
40.000
40
1.600.000
1.600.000
2
30.000
40
1.200.000
2.800.000
3
15.000
40
600.000
3.400.000
4
10.000
40
400.000
3.800.000
5
5.000
40
200.000
4.000.000
Total
100.000
PENILAIAN KEMBALI

Pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP
menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan
atau harga pertukaran. Penyimpangan dari
ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional

Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan,
pemerintah dapat melakukan penilaian kembali atas
aset tetap yang dimiliki agar nilai aset tetap
pemerintah yang ada saat ini mencerminkan nilai
wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah
dapat melakukan revaluasi sepanjang revaluasi
tersebut
dilakukan
berdasarkan
ketentuan
pemerintah yang berlaku secara nasional
Download