ksap jurnal penghapusan aset

advertisement
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PSAP NO. 07
ASET TETAP
RUANG LINGKUP PSAP 07
• PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang
menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan
mengatur tentang perlakuan akuntansiny, termasuk
pengakuan, penilaian, penyajian dan pengungkapan yang
diperlukan
• PSAP 07 tidak diterapkan untuk:
 Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(regenerative natural resources)
 Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral,
minyak, gas alam dan sumber daya alam serupa yang tidak
dapat diperbaharuhi (non-regenerative natural resources)
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
2
KLASIFIKASI ASET TETAP
Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
 Konstruksi dalam Pengerjaan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
3
PENGAKUAN ASET TETAP
Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal;
 Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap :
a) Berwujud;
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas; dan
e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan.
 Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau
pada saat penguasaannya berpindah.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
4
PENGUKURAN ASET TETAP
aset tetap dinilai dengan biaya
perolehan
 Aset tetap yang tidak diketahui harga
perolehannya disajikan dengan nilai
wajar pada saat perolehan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
5
PENILAIAN AWAL ASET TETAP
Penilaian awal aset tetap harus diukur
berdasarkan biaya perolehan
 Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa
nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar
nilai wajar pada saat aset tersebut
diperoleh
 Untuk penyusunan neraca awal suatu
entitas, biaya perolehan aset tetap adalah
nilai wajar pada saat neraca awal tersebut
disusun.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
6
KOMPONEN BIAYA
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari
harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea
impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung dalam membawa aset tersebut
ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
7
CONTOH BIAYA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN SECARA
LANGSUNG
Biaya persiapan tempat
Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan
biaya simpan dan bongkar muat (handling
cost)
Biaya pemasangan (instalation cost)
Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
Biaya konstruksi
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
8
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN TANAH
 Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan
 Biaya perolehan mencakup:
Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak
Biaya pematangan, penimbunan, dan
biaya lainnya yang dikeluarkan ,aupun yang masih harus
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai
Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak
pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
9
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN PERALATAN DAN MESIN
 Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan
untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap
pakai
 Biaya perolehan peralatan dan mesin antara lain meliputi:
Harga pembelian
Biaya pengangkutan
Biaya instalasi
Serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
untuk digunakan
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
10
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN GEDUNG DAN
BANGUNAN
Biaya perolehan gedung dan bangunan
menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan dan yang mas masih harus
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan
bangunan sampai siap pakai
Biaya perolehan gedung dan bangunan antara
lain meliputi:
Harga pembelian atau biaya konstruksi,
Biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
11
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN JALAN, IRIGASI
DAN JARINGAN
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan
masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung
dan bangunan sampai siap pakai.
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan antara lain
meliputi:
Biaya perolehan atau biaya konstruksi, dan
Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,
irigasi dan jaringan tersebut siap pakai
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
12
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP LAINNYA
Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih
harus dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut
sampai siap pakai
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
13
PENGECUALIAN KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
ASET TETAP
Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya
bukan merupakan suatu komponen biaya aset
tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat
diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan aset atau membawa aset ke kondisi
kerjanya.
Biaya permulaan (start-up cost) dan praproduksi serupa tidak merupakan bagian biaya
suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk
membawa aset ke kondisi kerjanya.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
14
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
Biaya perolehan dari masing-masing aset
tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
15
PERTUKARAN ASET
 Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang
tidak serupa atau aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar
aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset
yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas
atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.
 Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas
suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa
dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga
dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang
serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan
kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru
diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas
aset yang dilepas.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
16
ASET DONASI
 Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)
harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
 Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria
perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui
sebagai pendapatan operasional
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
17
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu
aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomi di masa yang
akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan pada nilai tercatat aset
yang bersangkutan
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
18
PENYUSUTAN



Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu
aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama
masa manfaat aset yang bersangkutan.
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset
tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik
aset tersebut
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
19
PRASYARAT PENYUSUTAN
(Bultek SAP No. 05)
 Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan
 Identifikasi aset yang nilainya menurun.
 Harus diketahui masa manfaatnya
 Diketahui Kondisi yang menyebabkan
penurunan aset tetap (misalnya yang mudah
obsolet)
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
20
METODE PENYUSUTAN



Metode garis lurus (straight line method); atau
Metode saldo menurun ganda (double declining
method); atau
Metode unit produksi (unit of production method)
Metode penyusutan yang digunakan harus dapat
menggambarkan
manfaat
ekonomi
atau
kemungkinan jasa (service potential) yang akan
mengalir ke pemerintah
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
21
Penetapan Masa Manfaat Aset Tetap
• PSAP 07 Par 57 :
Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau
secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari
estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang
akan datang harus dilakukan penyesuaian
• Bultek SAP No. 05:
Untuk obyektifitas dalam penetapan masa manfaat aset tetap
(sebagai dasar menentukan metode penyusutan) disarankan
agar penetapannya diusulkan oleh instansi teknis terkait dan
selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
22
PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar
Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset
berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku
secara nasional.

Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat
dibukukan dalam akun ekuitas
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
23
ASET BERSEJARAH



Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki
atau dikuasai oleh pemerintah yang karena umur
dan kondisinya aset tetap tersebut harus dilindungi
oleh peraturan yang berlaku dari segala macam
tindakan yang dapat merusak aset tetap tersebut
Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai
Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi
manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai
sejarahnya, misalnya untuk ruang perkantoran.
Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan
prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
24
ASET INFRASTRUKTUR
 Karakteristik aset infrastruktur:
Merupakan bagian dari satu sistem atau jaringan
Sifatnya khusus dan tidak ada alternatof lain
penggunaannya
Tidak dapat dipindah-pindahkan, dan
Terdapat batasan-batasan untuk pelepasannya
 Aset infrastruktur memenuhi definisi aset tetap dan harus
diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada
PSAP No. 07
 Contoh dari aset infrastruktur adalah jaringan, jalan dan
jembatan, sistem pembuangan, dan jaringan komunikasi
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
25
ASET MILITER
 Peralatan militer baik Karakteristik aset infrastruktur:
Merupakan bagian dari satu sistem atau jaringan
Sifatnya khusus dan tidak ada alternatof lain
penggunaannya
Tidak dapat dipindah-pindahkan, dan
Terdapat batasan-batasan untuk pelepasannya
 Aset infrastruktur memenuhi definisi aset tetap dan harus
diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada
PSAP No. 07
 Contoh dari aset infrastruktur adalah jaringan, jalan dan
jembatan, sistem pembuangan, dan jaringan komunikasi
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
26
PENGHENTIAN/PELEPASAN
• Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika
dilepaskan atau bila aset secara permanen
dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat
ekonomi masa yang akan datang.
• Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau
dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
• Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
27
PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masingmasing jenis aset tetap sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1)
(2)
(3)
(4)
Penambahan;
Pelepasan;
Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1)
(2)
(3)
(4)
Nilai penyusutan;
Metode penyusutan yang digunakan;
Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
28
PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
(a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset
tetap;
(b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang
berkaitan dengan aset tetap;
(c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap
dalam konstruksi; dan
(d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
29
JURNAL PEROLEHAN ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dengan harga 850juta ditambah
biaya untuk pengurusan surat-surat kepemilikan sebesar 50juta, LS.
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dan bangunan dengan harga
1.000juta. Nilai tanah dan bangunan jika dijual terpisah nilai tanah 480juta
dan bangunan 720 juta, LS.
Tanggal
1 Juli
Finansial
Tanah
850.000.000
R/K PPKD
1 Juli
Anggaran
850.000.000
Tanah
400.000.000
Bangunan
600.000.000
Pendapatan bunga – LO
Belanja modal
Estimasi Perubahan SAL
Belanja modal
Estimasi Perubahan SAL
850.000.000
850.000.000
1.000.000.000
1.050.000.000
10.000.000
Nilai tanah 480 / (480+720) x 1.000 = 400juta
Nilai bangunan 720 / (480+720) x 1.000 = 600 juta
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
30
JURNAL DEPRESIASI ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC mengakui dan menghitung depresiasi.
Bangunan nilai perolehan 6.000 juta disusutkan 20 tahun.
Kendaraan 800 juta disusutkan 8 tahun, peralatan A 400juta
disusutkan 8 tahun dan peralatan B 200 juta disusutkan 4 tahun.
Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus
Tanggal
1 Juli
Finansial
Beban depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Anggaran
140.000.000
Tidak ada jurnal
140.000.000
Bangunan 6.000 / 20 x 6/12 = 30juta
Kendaraan 800 / 8 x 6/12 = 50
Peralatan A 480 / 8 x 6/12 = 30
Peralatan B 240 / 4 x 6/12 = 30
TOTAL 140juta
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
31
JURNAL PENJUALAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual kendaraan
dengan harga 40 juta. Kendaraan tersebut dibeli 10 tahun
yang lalu dengan harga 200juta, telah disusutkan semua
sehingga nilai buku 0.
Tanggal
30 Des
Finansial
Anggaran
Kas
40.000.000
Estimasi Perubahan SAL
Akumulasi Depresiasi
200.000.000
Pendapatan lain-lain
Kendaraan
Surplus penjualan
kendaraan
40.000.000
40.000.000
200.000.000
40.000.000
Kendaraan nilai buku 0, 40 juta adalah surplus penjualan kendaraan.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
32
JURNAL PENJUALAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual peralatan
dengan harga 30 juta. Peralatan harga perolehan 80juta,
telah didepresiasikan 4 tahun (dari 8 tahun masa mafaat),
nilai buku tersisa 40 juta.
Tanggal
30 Des
Finansial
Anggaran
Kas
30.000.000
Estimasi Perubahan SAL
Akumulasi Depresiasi
40.000.000
Pendapatan lain-lain
Defisit penjualan
peralatan
10.000.000
Peralatan
10.000.000
10.000.000
80.000.000
Peralatan nilai buku 20 juta. Defisit penjualan peralatan 30 – 40 = (10)
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
33
JURNAL PENGHAPUSAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan
penghapusan peralatan yang hilang karena banjir besar
yang terjadi pada tahun tersebut. Nilai aset yang
dihapuskan sebesar 400juta dengan akumulasi depreasiasi
300juta. Penghapusan aset dilakukan dengan mengikuti
prosedur penghapusan sesuai dengan regulasi yang
berlaku.
Tanggal
30 Des
Finansial
Anggaran
Akumulasi Depresiasi
300.000.000
Defisit penghapusan
peralatan
100.0000.000
Peralatan
Tidak ada jurnal
400.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
34
JURNAL PENERIMAAN HIBAH ASET
Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menerima kendaraan senilai
200juta hibah dari sebuah perusahaan. Kendaraan tersebut
didepresiasikan selama 8 tahun.
Tanggal
30 Juni
Finansial
Kendaraan
Pendapatan hibah LO
31 Des
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Anggaran
200.000.000
Tidak ada jurnal
200.000.000
12.500.000
Tidak ada jurnal
12.500.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
35
JURNAL PENYELESAIAN KDP
Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menyelesaikan KDP berbentuk
gedung yang telah dibangun mulai tahun 20X0. Saldo KDP pada 1
Januari 20X2 sebesar 800juta. Penyelesaian KDP di tahun 20X2
sebesar 200juta. Gedung didepresiasikan 20 tahun.
Tanggal
30 Juni
Finansial
KDP
Kas
30 Juni
Bangunan
KDP
31 Des
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Anggaran
200.000.000
200.000.000
1.000.000.000
Belanja Modal
Estimasi Perubahan SAL
200.000.000
200.000.000
Tidak ada jurnal
1.000.000.000
25.000.000
Tidak ada jurnal
25.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
36
JURNAL REVALUASI ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan revaluasi bangunan
karena berdasarkan hasil pemeriksaan, bangunan tersebut nilainya
tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Nilai bangunan
tersebut saat ini 400juta dan akumulasi depresiasi 400juta. Hasil
penilaian menyatan nilai bangunan tersebut 200juta. Bangunan hasil
revaluasi diyakini masih memiliki masa manfaat 10 tahun ke depan
Tanggal
30 Des
Finansial
Akumulasi depresiasi
Ekuitas
Anggaran
200.000.000
Tidak ada jurnal
200.000.000
METODE Eliminasi
30 Des
Akumulasi depresiasi
Bangunan
Bangunan
Ekuitas
400.000.000
Tidak ada jurnal
400.000.000
200.000.000
200.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010
37
KLASIFIKASI ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
38
KASUS-KASUS KEPEMILIKAN TANAH
1
Dikuasai dan/atau digunakan
oleh pemerintah namun
belum ada bukti kepemilikan
yang sah
2
Tanah dimiliki oleh
pemerintah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh
pihak lain
3
Tanah dimiliki oleh suatu
entitas pemerintah, namun
dikuasai dan/atau digunakan
oleh entitas pemerintah yang
lain
4
Perlakuan tanah yang masih
dalam sengketa atau proses
pengadilan
 Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
disajikan sebagai aset tetap tanah pada
neraca pemerintah.
 Diungkapkan secara memadai dalam
CaLK
 Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
disajikan sebagai aset tetap tanah pada
neraca pemerintah
 Diungkapkan secara memadai dalam
CaLK bahwa tanah tersebut dikuasai
pihak lain
 Dicatat dan disajikan pada neraca
entitas pemerintah yang mempunyai
bukti kepemilikan, serta diungkapkan
di CaLK.
 Entitas pemerintah yang menguasai
dan/atau menggunakan tanah cukup
mengungkapkan tanah tersebut secara
memadai dalam CaLK
1
2
=
dan
TANAH WAKAF
• Tanah yang digunakan/dipakai oleh
instansi pemerintah yang berstatus tanah
wakaf tidak disajikan dan dilaporkan
sebagai aset tetap tanah pada neraca
pemerintah, melainkan cukup diungkapkan
secara memadai pada CaLK.
Renovasi
aset tetap
milik sendiri
• Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang
memenuhi syarat kapitalisasi.
• Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP
Renovasi aset
tetap bukan
milik-dalam
lingkup
entitas
pelaporan
• Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan
sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai
kelompok aset tetap.
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
• Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada
pemilik
Renovasi aset
tetap bukan
milik-di luar
lingkup
entitas
pelaporan
• Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan
dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca
sebagai kelompok aset tetap.
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
• Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini
seyogyanya diserahkan pada pemilik
REKLASIFIKASI ASET TETAP
 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
 Contoh: Aset Tetap yang rusak berat dan akan
dihapuskan
 Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dapat
dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung periode
laporan.
ASET TETAP KERJASAMA
• Aset tetap dapat dikerjasamakan dengan pihak lain.
• Dipengaruhi bentuk kontrak, aset diakui jika sudah
diserahterimakan, diberikan penjelasan jika aset
tersebut dalam kerjasama.
• Kerjasama dapat berbentuk pemakaian aset,
pengelolaan operasi bersama atau pengelolaan
entitas.
• Terkait aset  aset tetap,
pengelolaan entitas  investasi
ASET TETAP KERJASAMA
• Bentuk kerjasama:
– BTO  Built Transfer Operate, Bangun Serah Operasi
• Dibangun mitra, setelah selesai aset diserahkan,
• Mitra atau pemerintah mengoperasikan
• Aset diakui saat penyerahan, diberikan klasifikasi khusus aset kerjasama dan
dicatat utang sebesar nilai kini pembayaran di masa depan .
• Setelah kontrak selesai, dikembalikan menjadi aset tetap
– BOT  Built Operate Transfer, Bangun Operasi Serah
• Dibangun mitra, setelah selesai digunakan sampai akhir kontrak, baru
diserahkan
• Mitra mengoperasikan, pemerintah memperoleh pendapatan
• Aset diakui setelah penyerahan,, selama kontrak bangunan tidak diakui, tanah
diklasifikasikan aset kerjasama,.
• Setelah kontrak selesai tanah dan bangunan yang diserahkan akan
direklasifikasikan menjadi aset tetap.
TERIMA KASIH
Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan
(KSAP)
GedungPrijadiPraptosuhardjoIII, Lt. 2, KementerianKeuangan
Jl. Budi UtomoNo. 6, Jakarta
Telepon/Fax (021) 352 4551,
website : www.ksap.org
Email: [email protected]
Download