BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini proses komunikasi manusia telah mengalami perubahanperubahan yang signifikan. Komunikasi kini tidak sebatas kegiatan percakapan
antara dua orang secara bertatap muka, namun telah berubah menjadi suatu proses
komunikasi yang komplek yang mampu menghilangkan tapal batas ruang dan
waktu, kapasitas dan kecepatan. Hal tersebut semata sebagai dampak dari evolusi
teknologi dan peradaban. Perubahan cepat yang didorong oleh adanya berbagai
penemuan di bidang teknologi ini mengakibatkan apa yang dulu merupakan kendala
dalam kegiatan komunikasi, sekarang sudah terbuka lebar dengan adanya kemajuan
teknologi yang menawarkan berbagai sumber informasi dan komunikasi yang luas.
Pembaca media cetak khususnya koran pada era tahun 2000-an sudah mulai
bergeser kearah yang lebih digital sehingga mengancam kelangsungan hidup dari
media cetak. Masyarakat sekarang ini sudah mulai beralih dari media cetak
konvensional ke digital, yang kita kenal dengan istilah konvergensi media. Istilah
konvergensi sering digunakan untuk merujuk ke berbagai proses yang berbeda,
sehingga terkadang menimbulkan kerancuan tersendiri. Konvergensi media adalah
penggabungan atau menyatunya saluran-saluran keluar (outlet) komunikasi massa,
seperti media cetak, radio, televisi, internet, bersama dengan teknologi-teknologi
portabel dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.
Industri media cetak menghadapi masalah yang serius dalam oplah media
cetak. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, membuat media-media online
tumbuh pesat dan seolah mampu menggantikan fungsi media cetak. Masalah ini
sangat serius di mana oplah yang berujung pada tingkat penjualan media cetak
menjadi roda penggerak industri media cetak. Semakin rendah oplah media cetak
maka keberlangsungan industri media tersebut semakin terancam, karena salah satu
pemasukan industri ini adalah 80% dari penjualan iklan. Menyinggung soal iklan,
oplah juga sangat berpengaruh karena tentu pihak pengiklan akan berpikir ulang
memasang iklan di media cetak yang kini semakin meredup secara perlahan.1
No 1 2 3 4 Media Cetak (Koran) USA Today Los Angeles times Washington Post The New York Times Biro Audit Sirkulasi ABC 2010
Prosentase Jumlah Eksemplar perhari 13,58% 1,83 Juta Eksemplar 14,74% 616,606 eksemplar 13,06% 578,482 eksemplar 8,47% 951,063 eksemplar Data diatas menjelaskan dimana oplah koran di Amerika mengalami penurunan
yang signifikan.2 Banyak grup perusahaan media di Eropa dan Amerika serikat
mulai memikirkan penggabungan jaringan media yang mereka miliki. Muncullah
istilah konvergensi media, yang dimana penggabungan teknologi, produk dan tenaga
pengelola ke dalam sinergitas media. Definisi konvergensi media adalah
bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media yang sebelumnya
dianggap terpisah dan berbeda seperti komputer, televisi, radio, dan surat kabar ke
dalam sebuah media tunggal. Pesatnya perkembangan teknologi membuat media
harus terus bergerak mengimbangi pengetahuan masyarakat. Pola perilaku konsumsi
masyarakat dewasa ini telah berkembang dengan maraknya penggunakan gadget
yang lengkap dan canggih dalam mengolah dan mendapatkan informasi. Pembaca
pun memiliki pilihan informasi melalui sosial media seperti Twitter, Facebook dan
1
2
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/05/29/oplah-turun-matinya-media-cetak/
BPPM Balairung, Seminar ‘Matinya Media cetak
sebagainya. Hal inilah yang disebut multi-platform.3
Akibat konvergensi ini, banyak juga media cetak yang mengalami kematian
dikarenakan pergeseran perilaku konsumsi informasi tersebut, namun ada juga
media-media yang tetap bisa survive. Salah satu taktik pemasaran dalam menyikapi
pergeseran tersebut dengan penerapan konsep komunikasi pemasaran terpadu secara
terintegrasi. Ada beberapa media cetak yang menerapkan strategi melalui bundling
program, member get member, diskon, reward customer, direct selling dan
sebagainya. Ada juga dari industri media cetak majalah seperti TEMPO. Tempo
untuk menjaga hubungan komunikasi dengan pembacanya melalui pembentukan
komunitas. Membina hubungan baik antara Brand dengan customer dengan
memberikan nilai lebih kepada customer melalui penyelenggarakan beberapa eventevent yang ditujukan bagi para komunitasnya. Melalui event customer tersebut akan
merasa terhubung dan memberikan timbal balik berupa kesetiaan terhadap Brand
tersebut. Dalam membangun komunitas merek, sebagai produsen harus meliputi
produk, layanan dan beberapa pengetahuan atau pengalaman yang dibangun secara
bersama.4 Terlihat bahwa event menjadi salah satu taktik yang dapat digunakan juga
dalam menjaga komunikasi dengan pembaca. Tempo menerapkan hal tersebut
kepada pembaca setianya, sehingga tingkat loyalitas pembaca tetap terjaga.
Pada teori event brand community ada unsur Enggagement Activity yang
simultan bagi pembaca untuk menciptakan sebuah ikatan tersendiri. Selain media
Tempo yang bergerak sebagai bidang usaha yang bergerak pada media massa,
Bisnis Indonesia juga mengalami hal serupa yang terkena imbas dari pergeseran
perilaku tersebut. Berdasarkan pemaparan Direktur Pemasaran dan Pengembangan
3
Gatra news, konvergensi media terus diperdebatkan, 24 Febuari 2012
Westcott, Michael (2005) Building Brand Communities, How customer communities are transforming
the way successful companies build their brand and their business, pp 1.
4
harian Bisnis Indonesia mengemukakan, bahwa oplah penjualan yang terjadi pada
koran Bisnis Indonesia sejak tahun 2009 sama saja dengan kehilangan dua
pelanggan perhari5. Pernyataan tersebut, sesuai dengan data Global Research pada
tahun 2009, yang menyatakan terjadi penurunan konsumsi media konvensional
sebesar 30% di Indonesia. Hal senada juga muncul dari riset yang dilakukan AC
Nielsen terjadi penurunan jumlah pembaca:
No 1 2 3 Media Cetak Majalah Tabloid Koran Prosentase 24% 12% 4% Data diatas serupa seperti yang diramalkan oleh Prof. Philip Meyer pakar jurnalistik
University of North Carolina dalam buku The Vanishing Newspaper bahwa akan
terjadi kematian media cetak pada tahun 2040 benar-benar terjadi.
Pelaksanaan event seminar sebagai taktik dalam komunikasi pemasaran
terpadu (IMC) oleh Bisnis Indonesia yang ditujukan langsung kepada target
pembacanya mayoritas berasal dari kaum professional. Harian Bisnis Indonesia
merupakan harian cetak berupa koran yang memiliki segmentasi pemberitaan sektor
ekonomi dan bisnis. Menjadi sebuah pokok pembahasan juga bagi peneliti, mengapa
sebuah media cetak yang memiliki segmentasi terbatas untuk menerapkan sebuah
event
seminar
dalam
menjaga
komunikasi
dengan
pembaca,
bukan
mengoptimalisasikan strategi pengembangan infrastruktur, melainkan berjalan
secara bersamaan dengan takti event.
Sebagai contoh kasus di sini adalah event seminar “CORSEC MARCOMM
FORUM” di mana melalui event tersebut ditujukan bagi kalangan stakeholders
5
Pernyataan Bpk. Endy Subiantoro, Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT Jurnalindo Aksara
Grafika 27 Juli 2012
Bisnis indonesia yang memiliki latar belakang pekerjaan CORSEC, MARCOMM
ataupun kalangan creative agency. Bisnis Indonesia memiliki tujuan untuk membina
komunikasi dan hubungan baik dengan para pembaca agar lebih dekat. Bisnis
Indonesia menggunakan istilah CORSEC dan MARCOMM sebagai bentuk
partisipasi sebagi wadah edukasi dalam menerawang prediksi apa saja yang dapat
dijadikan CORPORATE ACTION dari beberapa corporate untuk di masa depan.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menetapkan masalah penelitian
“EVENT SEBAGAI TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM
MEMPERTAHANKAN PEMBACA” (Studi kasus event CORSEC MARCOMM
FORUM). Yang harus dikaji adalah menangkap dan menggambarkan apakah pesan
dari visi misi Bisnis Indonesia dapat tersampaikan melalui event tersebut dengan
pembaca, sehingga bisa menjadi salah satu alat dalam mempertahankan pembaca.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan dan
pembahasan dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah gambaran event
“CORSEC MARCOMM FORUM” Bisnis
Indonesia dapat menjadi salah satu taktik komunikasi pemasaran untuk
mempertahankan pembaca.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan event secara secara kualitatif.
Untuk melihat apakah event berhasil dapat lebih mendekatkan antara pembaca
dengan
harian Bisnis Indonesia. Dan melihat pesan yang digagas dapat
tersampaikan, melalui opini-opini dari pihak Internal Bisnis Indonesia dan pihak
external audience yang hadir pada event tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan dari hasil yang ada, dapat digunakan kepada
pihak-pihak berikut :
1.4.1
Signifikansi Akademis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambahkan kajian baru pada
perkembangan industri media cetak yang berguna bagi pengembangan taktik
marketing communication melalui pelaksanaan event untuk mempertahankan
pembaca pada media cetak.
1.4.2
Signifikansi Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi para pelaku atau pemilik industri media cetak agar lebih
memperhatikan dan memfasilitasi stake holders untuk keberlangsungan
hidup industri media cetak dewasa ini. Hal ini dapat dicapai melalui salah
satu alat dalam paham teori IMC.
Download