BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat melakukan proses pendidikan, pendidik akan dihadapkan dengan berbagai macam karakteristik anak didik yang pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya, berbeda secara jasmani dan rohani. Adalah sangat penting seorang pendidik mengetahui bagaimana kepribadian dan tingkah laku anak didik agar saat melakukan kegiatan pendidikan, pendidik dapat menyesuaikan dengan pribadi anak didik sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan tercapai. Perolehan hasil pendidikan yang anak didik dapatkan dari kegiatan pendidikan akan berbeda, itu dipengaruhi oleh pengalaman yang berbeda dan kepribadian anak yang berbeda pula. Pola belajar anak didik yang satu dengan yang lainnya akan berbeda, begitu juga tingkah laku serta jasmani anak didik. Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan citacita bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya maupun arah perkembangannya. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih tepat. Karena itu pengetahuan Psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik. Kenyataan bahwa pada dewasa ini hanya para pendidik professional saja yang mempelajari psikologi pendidikan tidaklah dapat dipandang sebagai hal yang memang sudah selayaknya. Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu cepat dan beriringan dengan bermunculannya permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini,terutama tentang kenakalan remaja yang notabene adalah anak didik yang sedang melaksanakan proses pendidikan pada akhirnya perlu dilakukan pengkajian terhadap penyebab yang terjadi dan akibat yang akan muncul terhadap permasalahan tersebut. Dalam hal ini pengkajian secara Psikologi akan sangat diperlukan mengingat anak didik juga harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai kepribadian yang 1 berbeda-beda. Dalam makalah ini penulis berusaha memaparkan tentang ilmu Psikologi apa saja yang perlu diketahui pendidik saat melakukan proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan membawa manfaat dan diterapkan oleh anak didik untuk kehidupannya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: a) Pengertian landasan psikologis dalam pendidikan b) Implikasi landasan psikologi dalam pendidikan c) Peran dan Psikologi Pendidikan Dalam Proses Belajar-Mengajar 1.3 Tujuan Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar pendidik dapat memahami perkembangan peserta didiknya berdasarkan tahapan usia perkembangannya sehingga diharapkan tidak ada kekeliruan dalam mengenali dan menyikapi peserta didiknya. Dengan demikian proses pendidikan pun akan berjalan dengan lancar. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche berarti ”jiwa”, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Namun apabila mengacu pada salah satu syarat ilmu yaitu adanya objek yang dipelajari maka tidaklah tepat mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa karena jiwa bersifat abstrak. Oleh karena itu yang sangat mungkin dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yaitu dalam wujud perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan dasar ini maka psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Whiterington (1982:10) bahwa “Pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar”. Itu artinya bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan pembelajaran yang dilalui oleh individu itu sendiri melalui proses belajar-mengajar. Karena itu untuk mencapai hasil yang diharapkan, metode dan pendekatan yang benar dalam proses pendidikan sangat diperlukan. Kalau kita berbicara tentang individu yaitu manusia, maka kita akan bertemu dengan beberapa keunikan perilaku/jiwa (psyche), dan faktor ini akan berhubungan erat bahkan menentukan dalam keberhasilan proses belajar. Didasari pada begitu eratnya antara tugas psikologi (jiwa) dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin yaitu psikologi pendidikan (educational psychology). Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar. Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis 3 sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Misalnya pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan cirri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi. Individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo, dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Menurut Tirtarahardja (2005: 106) menarik kesimpulan sebagai berikut. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar. 2.2 Implikasi Landasan Psikologi dalam Pendidikan 2.2.1 Perkembangan Individu Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Sedangkan belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bias enjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan 4 terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa. Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai-nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda. Semua aspek perkembangan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya Arah perkembangan individu dapat diprediksi Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan mempunyai karakteristik tertentu. 2.2.2 Pengaruh Heriditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Individu Nativisme (pembawaan) Teori nativisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa faktorfaktor turunan dari orang tuanya dan faktor tersebut yang menjadi faktor penentu perkembangan individu. Tokoh teori ini adalah Schoupenhauer dan Arnold Gessel Implikasi teori nativisme terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk mengubah kepribadian peserta didik. 5 Empirisme (pengalaman) Teori empirisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang terlahir ke dunia adalah dalam keadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut adalah lingkungan dan pengalaman Tokoh teori ini adalah John Lock dan J.B.Watson Implikasinya teori empirisme terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik. Konvergensi Teori konvergensi adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan serta pengalaman, atau dengan kata lain teori ini adalah gabungan dari teori empirisme dan teori konvergensi. Tokoh teori ini adalah Wiliam Stern dan Robert J Havighurst Implikasinya teori konvergensi terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan kepada pendidik untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharapkan akan tetapi tetap memperhatikan faktor-faktor heriditas yang ada pada individu. Robert Havighurst (1953) membagi perkembangan individu sekaligus mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan-nya (development task) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan, sebagai berikut: 1. Tugas perkembangan masa bayi dan kanak-kanak kecil (0-6 tahun): Belajar berjalan, belajar makan makanan yang padat, belajar berbicara/berkata-kata, belajar mengontrol pembuangan kotoran tubuh, belajar tentang perbedaan kelamin dan kesopanan/kelakuan yang sesuai dengan jenis kelaminnya, mencapai stabilitas fisiologis/jasmaniah, pembentukan konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan kenyataan fisik, belajar berhubungan diri secara emosional dengan orang tua saudara-saudaranya, dan orang lain dan belajar membedakan yang benar dan yang salah dan pengembangan kesadaran diri/kata hati. 2. Tugas perkembangan masa kanak-kanak, usia sekolah dasar (6-12 tahun): belajar keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari, pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme yang tumbuh, belajar bermain dengan teman-teman mainnya, belajar memahami peranan-peranan kepriaan atau kewanitaan, pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis, dan 6 berhitung, pengembangn konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari, pengembangn kesadaran diri moralitas, dan suatu skala nilai-nilai, pengembangan kebebasan pribadi dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga. Sebagaimana perintah yang termaktub dalam sebuah hadits tentang pentingnya pendidikan anak Usia Dini, yang berbunyi: ُْ فَ لْ فَ فِ ِ جلِامض مَ ل َيلْجْ ل فُ ف ُ ل ٍِ ْ َ ف لاوف مِّ فِ مَ لْ ف و جِْج جَ فا لْوف مَ لْ فَِف ج ُِامض ف َ ف لاوف مِّ جَوجَْف ف َِِالْج َ ف لِالَّف مل لْ مْ م فِ مَ لْ جا د 247 ْ هححصِ ين بلَل يف "ِّ ِرإل " را "Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwa'u Ghalil, no. 247) 3. Tugas perkembangan masa Remaja / adoselen (12-18tahun): Mencapai peranan sosial dan hubungan yang lebih matang sebagai laki-laki/perempuan serta kebebasan emosional dari orang tua. Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi dengan memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan. Mempersiapkan diri untuk berkeluarga. Mengembangkan kecakapan intelektual serta tingkah laku yang bertanggungjawab dalam masyarakat. 4. Tugas perkembangan pada masa Dewasa (18…tahun) o Masa dewasa awal: Memilih pasangan hidup dan belajar hidup bersama Memulai berkeluarga. Mulai menduduki suatu jabatan/pekerjaan. o Masa dewasa tengah umur:Mencapai tanggung jawab social dan warga negara yang dewasa. Membantu anak belasan tahun menjadi dewasa Menghubungkan diri sendiri kepada suami/isteri sebagai suatu pribadi Menyesuaikan diri kepada orang tua yang semakin tua o Tugas perkembangan usia lanjut: Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani Menyesuaikan diri pada saat pensiun dan pendapatan yang semakin berkurang. Menyesuaikan diri terhadap kematian,terutama banyak beribadah. 7 2.3 Peran dan Fungsi Psikologi dalam Pendidikan Peranan psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu, pengetahuan tentang psikologis pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan para guru bahkan bagi setiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik. Oleh sebab itu, psikologis pendidikan berfungsi diantaranya : 1. Sebagai proses perkembangan siswa 2. Mengarahkan cara beajar siswa 3. Sebagai penghubung antara mengajar dengan belajar 4. Sebagai pengambilan keputusan untuk pengolahan proses belajar – mengajar. Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa inti permasalahan psikiologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Menurut Muhibbin Syah (2003), mengatakan bahwa “Diantara pengetahuanpengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat : 1. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai 8 Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya. 2. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya guru diharapkan dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban. 3. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya. 4. Menciptakan iklim belajar yang kondusif Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. 5. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. 6. Menilai hasil pembelajaran yang adil Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Landasan psikologis pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting dalam pelaksanan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasna sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda mulai dari bayi hingga dewasa. Guru sebagai pendidik/pengajar menjadi subjek yang mutlak harus memiliki pengetahuan psikologi sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, setidaknya dalam meminimalisir kegagalan dalam menyampaikan materi pelajaran. Sebagi objek sasaran dalam proses belajar mengajar adalah anak didik sebagai manusia individu yang memiliki perilaku, karakteristik dan kemampuan yang berbeda satu sama lain, maka dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memperhatikan faktor psikologi karena pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang diperolah melalui belajar mengajar, tidak dapat dipisahkan dari psikologi. 3.2 Saran Karena begitu pentingnya landasan psikologis dalam pendidikan maka seluruh calon pendidik dan para pendidik diharapkan mampu mempelajari serta mengaplikasikan landasan psikologis dalam pendidikan agar proses pendidikan berjalan dengan baik. 10 DAFTAR RUJUKAN Anggia. 2013. Pengertian Psikologi, (online), (http://www.zainalhakim.web.id/peranpsikologi-dalam-dunia-pendidikan.html), diakses 14 Nopember 2016. Damarik, Erikson. 2015. Pengertian Landsan Psikologi Menurut Ahli, (online), (http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-landasan-psikologimenurut.html) diakses 15 Nopember 2016. Ewintri, 2012. Tahap dan Tugas Perkembangan Individu, (http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/tahap-dan-tugas-perkembanganindividu.html), diakses 15 Nopember 2016. (online), Hadikusumo, Kunaryo dkk. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Mahmuda, 2014. Landasan Psikologi Pendidikan, (online), (http://mahmudakkgaipanji.blogspot.co.id/2014/05/landasan-psikologis-pendidikan.html) diakses 15 Nopember 2016. Nuzulia, Dian. 2011. Landsan Psikologi Pendidikan, (online), (https://arerariena.wordpress.com/2011/03/09/landasan-psikologi-pendidikan/) diakses 15 Nopember 2016. Satmoko, R.S. 1989. DasarDasar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press Sri Ningsih, Retno. 1999. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila).Semarang: IKIP Semarang Press Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta 11