PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN, INSENTIF DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UGM YOGYAKARTA Maryami Nuryati1, Bevaola Kusumasari2 Latar belakang: Kondisi lingkungan perguruan tinggi terus berubah dan sarat dengan tantangan perubahan. Lingkungan perguruan tinggi, tidak lagi hanya mengharapkan mutu tetapi lebih dari itu lingkungan perguruan tinggi mengharapkan kepuasan atas pemenuhan berbagai pelayanan yang diberikan pendidikan tinggi. Untuk menyikapi perubahan tersebut, peningkatan kinerja pegawai harus dilakukan secara seimbang dengan mengacu pada visi, misi dan strategi organisasi. Tantangan internal yang masih dihadapi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM adalah kurangnya semangat kerja dan kurangnya tanggung jawab pegawai dalam bekerja, kemudian dampaknya kinerja pegawai belum optimal. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh status kepegawaian, insentif dan lingkungan kerja secara parsial dan simultan terhadap kinerja pegawai di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Metode penelitian: Jenis penelitian adalah penelitian survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Subyek dari penelitian ini adalah pegawai Program Pascasarjana Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden. Obyek dari penelitian ini adalah status kepegawaian, insentif, lingkungan kerja dan kinerja pegawai. Analisis data dilakukan meliputi: regresi linier berganda (Multiple Regrassion), Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel Y; Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel X1, X2 dan X3 terhadap variabel Y. Hasil penelitian: Analisis regresi diperoleh nilai Adjusted R2 = 0,389 atau 38,9 %, menunjukkan bahwa variasi kinerja pegawai (Y) yang dapat dijelaskan variabel status pegawai, insentif dan lingkungan kerja sebesar 38,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 61,1% dipengaruhi faktor lain. Nilai F hitung adalah 11,411. Dengan nilai signifikan sebesar 0,000, dan nilai F tabel (0,05:3;40) adalah 2,84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa F hitung > F-tabel dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 (p<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel status pegawai, insentif dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai. T-hitung variabel status pegawai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (1,697<2,021) dengan probabilitas (0,096) lebih besar dari taraf signifikan 0,05 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, artinya vvariabel status pegawai mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai; Variabel insentif t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,130>2,021) dengan probabilitas (0,039) lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel insentif mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai; Variabel lingkungan kerja t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,960>2,021) dengan probabilitas (0,005) lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai; Nilai sifnifikan dalam uji t, variabel paling dominan adalah pada variabel lingkungan kerja dengan nilai signifikan sebesar 0,005, karena nilai signifikan pada variabel lingkungan kerja memiliki nilai paling kecil bila dibandingkan dengan variabel lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja pegawai adalah lingkungan kerja. Kesimpulan: Status kepegawaian, insentif dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai; Status kepegawaian berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai; Insentif dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai; Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja pegawai Program tudi S2 IKM Fakultas Kedokteran UGM;Variasi kinerja pegawai (Y) yang dapat dijelaskan variabel status kepegawaian, insentif dan lingkungan kerja sebesar 38,9%. Sedangkan sisanya sebesar 61,1% dipengaruhi faktor lain. Kata kunci : status kepegawaian, insentif, lingkungan kerja, kinerja 1 Maryami Nuryati, Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM 2 Jurusan Kebijakan dan Manajemen Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM