PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes adalah satu dari beberapa penyakit yang jumlah penderitanya meningkat tajam setiap tahun. Diabetes secara umum dipicu oleh faktor hormonal dan faktor lain, tergantung jenis diabetesnya. Sekitar 90% dari kasus diabetes yang terjadi termasuk jenis diabetes tipe 2, yang dapat menyebabkan disfungsi dan kerusakan organ-organ vital seperti ginjal, mata, saraf, jantung dan pembuluh darah (CDA/Canadian Diabetes Association, 2010; WHO/World Health Organization, 2006). Pengoabatan menggunakan obat medis banyak dilakukan tetapi memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan pengonsumsinya. Selain menggunakan obat medis, pendekatan penyembuhan maupun pencegahan penyakit banyak dilakukan melalui pangan, yang dikenal sebagai pangan fungsional. Fakta saat ini menunjukkan adanya ketertarikan yang sangat tinggi dalam menggali berbagai peran zat xenobiotik (fitokimia) terhadap kesehatan manusia. Pemanfaatan zat xenobiotik ekstrak daun mint (Mentha piperita), dill (Anethum graveolence) dan kemangi (Ocimum basilicum) sebelumnya dilakukan dengan menambahkan ekstrak herbal pada susu fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis herbal tersebut berperan dalam regulasi penyerapan gula darah di usus dan tekanan darah (Amirdivani, 2008). Pemanfaatan zat xenobiotik melalui pangan fungsional harus mempertimbangkan aspek karakteristik organoleptik produk yang dipilih. Pertimbangan utamanya adalah memilih pangan yang banyak dikonsumsi dan disukai khalayak luas. Keju merupakan pangan yang banyak digemari oleh masyarakat. Sebanyak 30% dari jumlah keju saat ini dimanfaatkan sebagai ingredient dalam pangan (Gunasekaran dan Mehmet, 2003). Keju lunak tergolong jenis keju yang mudah dalam memproduksinya dan cara mengonsumsinya relatif lebih bervariatif. Keju diproduksi menggunakan bahan baku susu yang berasal dari ternak perah diantaranya sapi, kambing, domba dan kerbau. Pemilihan susu kambing sebagai bahan dasar pembuatan keju didasarkan pada kandungan asam lemak susu kambing yang sehat dan aman dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 2. Susu kambing memiliki manfaat terapeutik dan hipoalergenik. Namun demikian, daya terima susu kambing masih rendah karena aroma prengus yang kurang disukai konsumen. Kendala ini dapat 1 diatasi dengan melakukan pengolahan diantaranya melalui fermentasi menggunakan bakteri ataupun menambahkan flavor. Bakteri asam laktat mampu memperbaiki tekstur keju dan memberi flavor khas produk dari zat volatil yang dihasilkan. Bakteri probiotik berperan juga dalam pencernaan lemak. Kombinasi manfaat susu kambing bersama bakteri probiotik dan herbal diharapkan mampu memperbaiki karakteristik dan menambah nilai fungsi keju lunak. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik keju lunak probiotik dari susu kambing dengan penambahan ekstrak daun mint (Mentha arvensis), dill (Foeniculum vulgare Mill) atau kemangi (Ocimum basilicum). Penelitian juga mempelajari karakteristik fungsional tersebut, yaitu aktivitas antioksidan dan penghambatan aktivitas enzim αamilase. 2