BAWAL: Vol. 1 No. 1-Aptil 2006: 25-30 SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP IKAN PARI DI PERAIRAN LAUT JAWA ') Erfind Nurdin') dan Hufiadi') Pon€liti p.da Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta ABSTRAK Pengamatan di beberapa lokasi pendaratan ikan di pantai utara Jawa menunJukkan giTi nef dasar (lokal; jaring liongbun) dan rawai d6ar tanpa umpan (lokal: pancing senggol) merupakan alat tangkap utama bagi ikan pari, sedangkan pada alat langkap cantrang merupakan hasil tangkapan sampingan. secara teknis, gi4 nel yang digunakan lebih seleKif daripada cantrang, karena mempunyai ukuran mata jaring relatif besar (antara 40 sampai dengan 50 cm) dibandingkan dengan cantrang. Demikian pula hasil tangkapannya. Cantang tidak memiliki target hasil tangkapan yang lebih spesifik, baik terhadap jenis maupun ukuran ikan. Di perairan Cirebon, hasiltangkapan pancing senggol didominasi oleh ikan parijenb Himantura gsrardi dan H. bra6k6n dengan ukuran lebar cawan antara 43 sampai dengan 96 cm. KATA KUNCI: ahttangkap, lkan pari, L"aut Jawa PENDAHULUAN Dalam Code ot Conduct for Reeponsible Fis/reries (FAO, 1995) dihimbau agar penangkapan ikan oleh Indonesia diperkirakan merupakan negara yang paling tinggi dalam penangkapan menghasilkan ikan pari (ikan kelompok elasmobranchii). Pada umumnya setiap negara terus dikembangkan dan menggunakan nelayan memanfaatkan seluruh bagian Elasmobranchii, daging untuk dimakan, kulit untuk disamak, dan tulangnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan lem dan obat-obatan. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya permintaan akan bahan pangan berupa ikan, maka upaya peningkatan produksi ikan dari hasil tangkapan terus dipacu. Dari kondisi tersebut, maka jenis dan jumlah alat tangkap ikan yang digunakan semakin berkembang. Perkembangan alat tangkap tersebut antara lain alat tangkap yang seleKif dan ramah lingkungan untuk menjaga biodiversitas, struktur populasi, ekosistem akuatik, dan melindungi kualitas ikan. Sudah sejak lama banyak nelayan di pantai utara Jawa yang mengkhususkan usaha penangkapan dengan target utama ikan pari. Alat tangkap yang digunakan berupa gil/ nef dasar (lokal: jaring liongbun) dan rawai dasar tanpa umpan (lokal: pancing senggol), serta cantrang. Untuk mengetahui seleKivitas dari ke-3 alat tangkap tersebut terhadap ikan pari, dilakukan penelitian di 2lokasi yaitu Cirebon dan Tegal pada bulan April dan Juli 2003, dengan membandingkan komposisi hasil tangkapannya. meliputijumlah, dimensi, dan cara penangkapan ikan. SeleKivitas ald tangkap dapat diartikan sebagai kemampuan alat tangkap untuk memperoleh sasaran penangkapan ikan tertentu menurut jenis ikan, ukuran atau jenis kelamin (atau kombinasi ke-3) selama penangkapan berlangsung dan proses memungkinkan semua hasil tangkap sampingan (by catchl yang tidak diinginkan dapat diloloskan tanpa cidera (FAO, 1995). Alat tangkap ramah lingkungan merupakan alat tangkap yang tidak merusak habitat ikan (ekosistem akuatik) selama proses maupun sesudah kegiatan panangkapan ikan dilakukan. GILL NET DASAR 0e3kripsi Alat Tangkap Gil net dasat atau disebut juga jaring liongbun banyak ditemukan di daerah Cirebon dan Jakarta, pada umumnya mempunyai spesifikasi tertentu dengan ukuran mata jaring (mesf, slze) dan benang yang digunakan b€rukuran relatif lebih dibandingkan dengan gill besar nd lain pada umumnya. Hasil pengamatan menunjukkan deskripsi jaring SeleKivitas alat tangkap adalah penting dalam hal menyeleksi ukuran panjang ikan pertama kali tertangkap (/engfh at first capture) dan jenis ikan yang tidak menjadi target utama dalam penangkapan. Untuk tujuan pelestarian sumber daya ikan upaya penangkapan yang disarankan adalah menangkap ikan-ikan yang sudah pernah memijah. Oicerminkan oleh ukuran pertama kali tertangkap yang lebih besar dari ukuran pertama kali matang telur Uength at first maturel. sebagai berikut panjang jaring 100 sampai dengan 150 pis (panjang 80 m per pis) dengan lebar jaring 9 mata (i5 m). Bahan jaring terbuat dari nylon multifilament diameter 3 mm dengan besar mata jaring (mesh s,ze) antara 40 sampai dengan 50 cm. Tali ris dan tali pelampung menggunakan bahan PE diameter antara 7 sampai dengan I mm, dengan jarak antar pelampung 50 cm. Pemberat yang digunakan berupa timah yang dipasang pada ris bawah dengan jarak antar pemberat 56 cm (Gambar 1). zc Seleldivitas Nat Tmgkap lkdn Pai di Perairan Laut Jawa (Nurdin E. & Hufiadi) Pelampung O 30 cm Ris atas PEQ F 'pet,y3 Nilon 4-5 multifitament laAkY' g' m I Tali pemberat PE 6 mm Pemberat timah 1-3 kg (n=12-13 buah) Jarak antar pemberat 15 cm Konstruksi 9ll nef dasar (jaring liongbun) Gambar 1. Pengoperasian jaring liongbun pada prinsrpnya menghadang arah gerak ruaya ikan sehingga ikan akan menabrak dan terjerat pada bagian insang atau terpuntal. l\ilenurut (Baranov, 1914 dalam Sparre ef ai., 1989). Terdapat 3 cara ikan tertangkap dengan g// nef, yaitu terjerat di bagian insang, badan terjepit oleh selesai, tergantung banyak sedikitnya mata jaring dan terbelit akibat bagian tubuh yang dengan Kalimantan bagian selatan (Pulau Lad), menonjol (misal: rahang, gigi, dan sirip). Sumatera (Sibolga), dan Papua (Merauke). operasi Penangkapan hasil tangkapan. Pada umumnya jaring dioperasikan pada kedalaman antara 30 sampai dengan 60 m. Lama di laul dalam 1 trip berkisar antara 40 sampai dengan 90 hari. ABK berjumlah 10 sampai dengan 12 orang. Daerah operasi meliprjti perairan utara Jawa sampai Kompo3isi Hasil Tangkapan Kapal yang menggunakan jaring liongbun terbuat dari kayu berukuran antara 80 sampaa dengan 130 GT dengan ukuran: panjang=zs m, lebar=7 m, dan dalam =2,5 m. l\4esin induk merek Nissan berukuran 8 silinder berkekuatan 125 PK dan mesin bantu merek Dongfeng berkekuatan 25 PK. Satu hari penangkapan hanya melakukan 1 kah tawur (seqpg). drmulai antara pukul 16.* sampar dengan 18 * WIB Pena kan jaing (hauting) mulai pakul 06.@ sampai dengan Tabel 1. Observasi pada kapal jaring liongbun di Laut Jawa khususnya di sekitar perairan Cirebon pada bulan Juli 2003 diperoleh 3 famili ikan pari yang tertangkap, yaitu Dasyatldae, Myliobatidae, dan Rhinobatidae. Hasil tangkapan terbanyak (79,2o/o dari Iotal tangkapan) terdapat pada famili Dasyatidae dan paling sedikit (5,9%) pada famili Myliobatidae (Tabel Hasil tangkapan ikan pari dengan jaring liongbun di perairan Cirebon, bulan Juli 2003 Himantura genardi H. bleekeri Himantura jenkinsii Himantura undulda Himantura fai Dasyatis fluviorum Taeniura meyeni Urogymnus asperrimus 61 3 40-100 79-104 24 5 7 '14 23 6 40 2 I 3 5 0 I 4 51,7 101 5 1q 48-92 92,8 64,5 33 4., a 56-143 132-160 82,1 145,6 50-'110 37 ,4 1a 4,4 37 13,7 9 4,8 53-64 196-220 203,8 4 13+160 146,9 '16 80-112') 65-132') aRo Famili Myliobatidae Aetomylaeus maculatus 3 Famili Rhinobatidae Rh y nc h ob at u s dj i dde n si s 5,6 BAWAL: Vol 1 I'lo. Ditinjau dari sex ratlo diperoleh rata-rata jumlah ikan betina lebih banyak dari ikan jantan. Lebar cawan terkecif 51,9 cm diperoleh untuk jenis Himantura gerddi dan tetbesar 203,8 cm pada jenis Urogymnus aspenimus (Tabel 1). Hasil tangkapan didominasa oleh ikan pati (83,4o/o\ dari total hasil tangkapan, diikuti oleh ienis ikan demersal lainnya seperti cucut (6,20/0l, layarcn (5,7016), manyung (2%), dan lainlain l-fu n46: 2'6-t0 Operasi Penangkapan Kapal yang digunakan berukuran panjar€ 10 m, lebar 2,7 m dan dalam 1,50 m, mesin dongfeng 30 PK dengan Jumlah ABK orang. PengoFErasian dilakukan pada malam_hari Setfing mular pukul 18.sampai dengan 19.* WIB dioperasikan pada kedalaman antara 3 sampai dengan 20 m pada 4 RAWAI DAAAR (PANCING SENGGOL} umumnya^7 sampai dengan 12 m. Haulng mulai pukul 03."" WlB, selama 2 sampar dengan 5 jam tergantung hasil tangkapan. Trip yang dilakukan skah harian dan hanya dilakukan 1 kali s€foing per trip. Deskrhsi Alat Tangkap Daerah operasi di sekitar perairan Cirebon dan T€gel dengan waKu tempuh antara 3 sampai dengan 4 jsr. (2,7Vo1. Rawai dasar untuk menangkap ikan pari yang digunakan nelayan di Cirebon, dikenal dengan nama pancing senggol. Desainnya sederhana di mana pada tali utama (main line) dipasang secara berderet dengan larak tertentu tali cabang (branch linel yang ujungnya diberi mata pancing. Ha3il Tangkapan Pengukuran individu ikan pari yang tertar€kap dengan pancing senggol di perairan Cirebon mempunyai kisaran lebar cawan (WD) antara 35 sampai dengan 110 cm (Tabel 2) Lebar cawan terkecil 43,8 cm terdapat pada jenis Himantura Alat ini dioperasikan tanpa menggunakan umpan yaitu dengan cara menghadang arah gerak renang gerrardi dan terbesar 96,25 cm pada jenis Himantura b|eekeri. Hasll tangkapan didominasi oleh Himantura tersangkut di bagian badan (cawan). Bedasarkan pada hasil pengamatan diperoleh spesifikasi pancing sebagai berikut jumlah mata pancing antara 7.000 sampai dengan 10.000 buah dengan ukuran mata CANTRANG ikan yang akan mengenai mata pancing atau Vo\. Observasi Pada kapal yang mengoperasikan pancing senggol di perairan cirebon menunjukkan 100o/o hasil tarEkapan berupa ikan pari. gerrardi l pancing No.4. Cantrang 3 mm, tali Tali utama lmain line\ PE diameter cahng (branch /lne) PE berdiameter 2,5 mm dengan panjang tali 32 crn. Jarak antar pancing 32 sampai dengan 34 cm. Pelampung spon (berukuran 2,5 cm x 3,5 cm) dengan jarak setiap mata pancing. Pemberat batu (@ 250 g) dapasang menggantung pada setiap 100 mata pancing. Pada setiap 1.500 mata pancing diberi bendera sebagai pelampung tanda. Agar pancing berada di dasar perairan selain digunakan pemberat dari batu digunakan pula jangkar 2 buah (Gambar 2). 6 dan sejenisnya memegang peranan penting dalam perikanan tradisional di p€rairan utara Jawa. Di Tegal dikenal dengan nama cantrang besar. Pada prinsipnya cantrang terdiri atas kantong (cod end) badan, sayap, dan mulut (Subani & Barus, 1988). Deokripsi Alat Tangkap Spesifikasi umum cantrang yang dioperasikan di perairan Tegal sebagai berikut panjang sayap 15 m, tali ris atas diberi petampung 3 buah dari bahan tOre PE@3mm Pelampung spon ( 2,5x3,5 cm) Panjang 32-U cm 1.:J PEA2,5mm Panjang 32 cm Gambar 2. Paniang - Balu 250 I ' 5m0cm Konstruksi rawai dasar pan. 27 Selektivitas Alat Tangkap lkan Pan di Perauan Laut Jawa (Nurdin Tabel 2. 2 E & Hufiad) Hasil tangkapan ikan pari dengan rawai dasar di Cirebon, bulan Juli 2003 H. gerrardi H. bleekeri H jenkinsii H. undulata Dasyatis fluviorum 5 3 JC-OZ 2 2 2 89-104 66-80 60-110 40-70 1 Famili Myliobatidae narinai Jumlah 1 1 2 2 1 12 Aetobatus 0 10 pada bagian sayap sampai dengan kantong (Gambar 3) l 18,2 13,6 18,2 122 1 22 tangkap cantrang tjdak selektif dan cara pengoperasrannya bersifat aktif yaitu ditarik dari sebuah kapal yang bergerak sehingga daerah yang tersapu lebih luas. Hasil tangkapan pada umumnya sampai rf; \l"^ /t #5"500# \ # 4,5" 450 # \ Bagian bawah. A. Pemberat batu 5 kg, untuk membuka mulut Jaring Pemberat timah 1 kg Pemberat timah 1 kg D. Pemberat timah 1,5 kg E. Pemberat timah 3 kg #4"400# \ 20 # #3,5"350 \ *-30# \ # 3'300 # \ | Kelilins #2,5' 25o # #2',200 # #1 5"150 # #1','100 # \#1'50 q 28 4,5 100.0 Dari ke-3 alat tersebut yang komposisi jenis hasit tangkapannya bervariatif adalah cantrang. Alat dengan 25 hari. Gambar 3. ol 2 Pengukuran individu ikan pari yang tertangkap di perairan Tegal diperoleh kisaran lebar cawan (WD) rntara 12 sampai dengan 166 cm. Lebar cawan terkecil (17,9 cm) diperoleh pada jenis Dasyatis zugei dan terbesar (144,7) cm pada jenis Dasyatls therdis (Tabel 3) Cantrang dioperasikan dengan kapal berukuran 35 GT panjang 15 m, lebar 6,5 m, dan dalam 2 m yang dilengakapi mesin penggerak berkekuatan 160 pK serta mesin pembantu diesel 20 PK. Lama operasi di B C 36,4 4 3 cantrang inci pada Opelasi Penangkapan laut pada umumnya dilakukan antara 15 8 Hasil Tangkapan 6 inci 72,7 85,0 122 berdiameter 24 cm dan pada tali ris bawah diberi pemberat timah dan batu berbobot 11,5 kg. Semua bagian jaring terbuat dari benang nilon d/12 dengan besar mata jaring (mesh size) berturufturut 43,8 Konstruksl cantrang / I / 1-4D BAWAL: vol. 1No. Tabel 3. 2006: 25-30 Hasil tangkapan ikan pari dengan jaring cantrang di perairan Tegal, bulan April 2003 Famlll Dasyaddae '19 21 I ) 2 4 D. microps 0 'l 106-'t 06 144,7 17,9 't 06 Himantura bleekeri H. gererdi 12 18 27 -104 65,5 90 31 2 0 9 18-76 14-15 ,t6-91 80-146 45,7 14.5 7 4,9 4 46-140 91,7 63-93 78,5 22-27 58-58 24,3 H. H. imbicata jenkngi 13.r22 H. undulata 2 3 40 12 -32 108-166 Dasyatis kultii D. thdidis D. zugei PaginactxJs sephen Famiii Gymnurldae Aetodatea zonura 2 1 121 16,5 1,2 0,4 rt I 49,8 0,8 113 't,6 Famill Myllobatdae Aetomylaeus nicholii Aetobatus nainai 2 1 1 0 58,0 1 0,4 Famill Rhynchobatidae = panlang berupa ikan demersal. Pengamalan di daerah Tegal, ikan pari relatif sedikit 1,4% dari total hasil tangkaPan Hasil tangkapan tertinggi (20%) berupa ikan kurisi (famili Neriripteridae), pep€rek (famili Leioghnatidae) 12olo, beloso (famili Synodontidae) 11,3olo, kapasan (famili Gerreidae) 60/0, ikan sebelah (famili Psettodidae) 4,1%, layur (famili Trichyuridae) 4%' dan lainnya rata-rata ku rang datt 4vo. SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP Seleldivitas alat tangkap adalah fungsi alat tangkap untuk menangkap organisme (ikan) yang terbatas Dada spesies tertentu dan kisaran ukuran tertentu dalam suatu populasi yang ditemui di daerah penangkapan tertentu (Arimoto, 1999) Hasil tangkapan cantrang menunjukkan lenls maupun ukuran ikan yang tertangkap sangat beragam, dengan demikian cantrang tidak mempunyai target yang spesifik atau dapat disebut bahwa cantrang merupakan alat tangkap yang tidak seleKif baik terhadap jenis maupun ukuran hasil tangkapan Jaring lrongbun dan pancing senggol lebih selektif terhadap ukuran ikan dan hasil tangkapan sampingan (by catch). Dimensi pancing senggol menunrukkan jarak antar pancing antara 32 sampai dengan 34 cm dioperasikan tanPa umpan sehlngga yang tertangkap hanya pari yang bercawan relatif lebar' Demikian juga, jaring liongbun yang memiliki ukuran dan mata janng relatif besar yaitu antara 40 sampai dengan 50 cm sehingga ikan yang tertangkap berukuran relatif besar. DAERAH PENANGKAPAN Penangkapan pari di pantai utara Jawa dilakukan sepanjang tahun Pari sering tertangkap oleh ke-3 alat Ketercngan/Remaka: a. Kerawang, b. lndrcmayu, c. Circbon. cl. Ka mun Jawa, e- Bawean, f. Masalembu, g. Matasir4 h. Kangean. Gambar 5. Lokasi penangkapan pai di Laut Jawa (q ). Selekivitds Alat Tangkap lkan Pai di Peraircn Laut Jawa (Nurdin E. & Hufradt) tangkap tersebut di sekitar perairan dengan dasar berpasir, lumpur, atau dasar pasir berlumpur Berbagai jenis pari menempati habitat di dekat pantal dan paparan benua, teluk pantai berpasir, 3. Jaring liongbun dan pancing senggol merupakan alat tangkap yang selektif terhadap jenis ikan maupun ukuran ikan pari yang tertangkap. teluk berlumpur, dan muara sungai (Compagno, 1984). DAFTAR PUSTAKA Nelayan rawai dasar yang berbasis di cirebon beroFierasi di sekitar perairan Indramayu, Cirebon, sampai dengan perbatasan Tegal yaitu di p€rairan ,et dasar dan canlrang beroperasi di perairan Karimun Jawa, Karawang, Bawean, Matasirih, Masalembo, dan Kangean. Lokasi Losari. Nelayan gil/ penangkapan ikan pari dapat dilihat pada Gambar 5. KESIMPULAN '1. Jaring laongbun (botfom 9// nef) dan pancing senggol (bottom long line), merupakan alat tangkap utama untuk penangkapan ikan pari sedangkan cantrang (dmish sarine) target penangkapan berupa ikan demersal termasuk pari. 2. Cantrang tidak termasuk alat tangkap yang selektif terhadap ikan pari, dengan hasil tangkapan ikan pari berkisar antara 1 sampai dengan 5%. Pari yang tertangkap berukuran kecil sampai dengan besar (lebar cawan antata 12 sampai dengan 166 cm). 30 Arimoto T. 1999 F/sh Behaviour for improing frsh capture technology. Tokyo University of Fisheries. Japan. 55 p. Compagno, L. J. V. 1984. FAO Species catalogue. Vol.4. Sharks of the world. An annotated and illustrated catalogue of shark species known to date. Part 1. Hexanchiformes to Lamniformes: viii. 1-250. Part 2. Carcharhiniformes: 251€55. FAO Fi shenes Syropsis. 125 1-655. FAO. 1995 Code of conduct for responsible fisheries. FAO. Rome. 41p. Sparre, P., E. Ursin, & S. C. Venema. 1989. lntroductin to tropical fish stock assessment. Part L Manual FAD Fish. Tech. Pap. 306/l Rome. ltaly. Subani, W. & H. R.Barus. 1988. Alat penangkapan ikan dan udang laut di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jdkarta.