3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dimulai dengan penyusunan proposal dan penelusuran literatur mengenai objek penelitian cantrang di Pulau Jawa dari bulan Maret 2009. Pelaksanaan pengumpulan data di lapangan dilakukan pada bulan Mei 2009 di perairan Pantai Utara Jawa dengan fishing base di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. 18 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 5 dan gambar alat penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 5 Alat yang digunakan dalam penelitian No Alat 1 2 3 4 5 6 7 8 Meteran & jangka sorong Tachometer Measuring board Timbangan Buku identifikasi Kamera Data sheet Stopwatch 9 10 11 GPS Peta laut Kuisioner Kegunaan Mengukur bagian-bagian alat tangkap Mengukur kecepatan rpm mesin Mengukur panjang hasil tangkapan Menimbang bobot hasil tangkapan Mengidentifikasi jenis hasil tangkapan Dokumentasi Dokumentasi tertulis masing-masing data Menghitung waktu masing- masing kegiatan operasi penangkapan Menentukan titik koordinat daerah penangkapan ikan Mengidentifikasi lokasi Mengumpulkan data dari responden Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa satu unit penangkapan cantrang dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) Kapal penangkap ikan Nama Kapal : KM. Semi Jaya Tanda Selar : LP. 1522 – 6 Nama Pemilik : Barli Jenis Kapal : Kapal Penangkap Ikan Dimensi Kapal (1) Panjang (LOA) : 10,00 meter (2) Lebar kapal (B) : 5,00 meter (3) Dalam kapal (D) : 1,25 meter Tempat dan Tahun Pembangunan : Paciran, 2005 Volume Kapal (GT) : 6,00 GT Motor penggerak : Yanmar 30 PK (2 buah) & Yanmar 23 PK (1 buah) Bahan Bakar : Solar Mesin bantu (gardan) : Donfeng 30 PK (Stationery diesel engine) 19 2) Alat tangkap Alat tangkap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari satu unit pukat tarik cantrang dengan spesifikasi sebagai berikut : (1) Panjang total jaring (b) : 52,09 meter (2) Bentuk konstruksi : 2 (dua) seam/panel (3) Tali ris atas : 51,30 Plastik (PL) diameter 19 mm : 2 Pelampung diameter @ 20 cm (4) Tali ris bawah : 51,30 mixed rope diameter 29 mm : Pemberat 15 kg timah (5) Pemberat : Batu, semen. Berat total = 26 kg (6) Jaring (webbing) Sayap atas : PE 380 d/18 – d/24 MS 165-190 mm = 25,96 m Sayap bawah : PE 380 d/18 – d/24 MS 190-165 mm = 25,96 m Badan jaring : PE 380d/12-d/18; PA 1,5 mm MS 134 mm = 23,03 m Kantong jaring : PE 380 d/15 MS 30 mm = 3,60 m (7) Kelengkapan cantrang Pelampung tanda : Gabus (40 x 40 x 30) cm Tali pelampung tanda : PE diameter 7 mm = 15 m Tali selambar : Mixed rope diameter 35 mm = 2 x 1000 m Pelampung mulut jaring : Plastik (PL) diameter 30 cm = 1 buah Danleno : Besi segitiga 2 buah bobot @ 5 Kg. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan kasus. Survei dilakukan terhadap kondisi perikanan cantrang yang terdapat di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Metode studi kasus diterapkan pada kajian operasional dan finansial unit penangkapan cantrang KM. Semi Jaya. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah: 20 1) Pengukuran alat tangkap cantrang yang mencakup semua aspek konstruksi meliputi: desain jaring, identifikasi bahan jaring dan tali temali, pengukuran mata jaring (mesh size) dan tali temali, penghitungan jumlah mata jaring pada setiap kisi, serta pengukuran terhadap pemberat dan pelampung. Pengukuran dilakukan pada alat tangkap cantrang yang digunakan oleh nelayan di PPN Brondong. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data spesifikasi teknis dari alat tangkap cantrang yang digunakan nelayan di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai kontruksi alat tangkap cantrang dilakukan wawancara kepada pengerajin alat tangkap cantrang di sekitar kawasan PPN Brondong. 2) Mengikuti operasi penangkapan ikan dengan cantrang selama satu trip operasi pada tanggal 5 – 10 Mei 2009 bersama kapal cantrang KM. Semi Jaya yang beroperasi di perairan Pulau Bawean, Jawa Timur. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data mengenai kegiatan operasional penangkapan ikan dengan cantrang berupa beberapa aspek, seperti: persiapan operasi, waktu operasi (setting, towing, hauling) dan jumlah operasi per trip, daerah penangkapan ikan (fishing ground), metode penangkapan ikan, tingkat keberhasilan operasi, dan aspek-aspek teknis lainnya. Selama trip operasi penangkapan ikan, dilakukan pendataan dengan menggunakan alat GPS untuk menentukan posisi dan kecepatan kapal pada berbagai tahapan pengoperasian (setting, towing, hauling). Selain itu, digunakan alat Tachometer untuk mengukur kecepatan rpm gardan untuk mengetahui kecepatan penarikan tali selambar. Untuk menghitung hasil tangkapan pada setiap hauling digunakan alat measuring board sedangkan bobot hasil tangkapan didapatkan dari data penjualan. Untuk mendapatkan dokumentasi dari berbagai aktivitas penagkapan ikan selama trip operasi digunakan kamera foto dan handycam. 3) Wawancara dilakukan dengan metode purposive sampling pada nelayan cantrang di PPN Brondong. Responden yang diwawancarai memiliki latar belakang pekerjaan sebagai nelayan cantrang baik sebagai pemilik, nahkoda, ABK, serta pengerajin alat tangkap cantrang di sekitar kawasan PPN Brondong dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Wawancara mendalam dilakukan kepada nelayan pemilik, nahkoda dan ABK KM. Semi 21 Jaya untuk mendapatkan informasi mengenai aspek teknis dan finansial. Untuk memudahkan proses wawancara, peneliti melengkapi diri dengan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai alat tangkap cantrang, pengoperasiannya, dan usaha perikanan cantrang KM. Semi Jaya di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan. 4) Data sekunder didapatkan dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lamongan dan Tempat Pelelangan Ikan Brondong. 3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Analisis hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) Perhitungan CPUE (catch per unit effort) bertujuan untuk mengetahui nilai laju tangkap upaya penangkapan ikan berdasarkan atas pembagian total hasil tangkapan (catch) terhadap upaya penangkapan (effort). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Gunawan, 2004): CPUEi = Ci , fi dimana: Ci = hasil tangkapan ke-i (ton) fi = upaya penangkapan ke-i (trip) CPUEi = jumlah hasil tangkapan penangkapan ke-i (ton/trip) 3.4.2 Kecepatan tarik gardan/winch Kecepatan tarik kapstan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus teoritis sebagai berikut (BBPPI, 2005): , dimana: V = kecepatan tarik kapstan (m/menit) = 3,14 n = putaran kapstan (rpm) d = diameter kapstan (0,22 m) 22 3.4.3 Pendapatan usaha Analisis pendapatan usaha merupakan selisih pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan (total revenue atau TR) dengan total biaya (total cost atau TC) yang dikeluarkan. Keuntungan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Kadariah et al., 1999): TR TC , dimana: π = keuntungan TR = total penerimaan TC = total biaya Dengan kriteria Jika total penerimaan (TR) > total biaya (TC) maka usaha tersebut mengalami keuntungan, sehingga dapat dilanjutkan; Jika total penerimaan (TR) < total biaya (TC) maka usaha tersebut mengalami kerugian, sehingga usaha tidak dapat dilanjutkan; dan Jika total penerimaan (TR) = total biaya (TC) maka usaha tersebut mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi. 3.4.4 Kriteria investasi 1) Net Present Value (NPV) Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima suatu usaha selama umur usaha pada tingkat discount factor tertentu (Kadariah et al., 1999). , dimana: NPV = nilai bersih sekarang Bt = penerimaan pada periode t Ct = biaya pada periode t i = tingkat suku bunga t = periode (0,1,2,3…) n = umur proyek (0,1,2,3…) 23 Jika: NPV > 0, maka proyek layak untuk dilanjutkan; NPV < 0, maka proyek supaya ditolak, artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek; dan NPV = 0, maka proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost of capital. 2) Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %). IRR merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0 (Kadariah et al., 1999). , dimana: i’ = tingkat discount rate yang menyebabkan nilai NPV > 0 i’’ = tingkat discount rate yang menyebabkan nilai NPV < 0 IRR = tingkat pengembalian internal NPV+ = NPV saat i’ NPV- = NPV saat i’’ Indikator IRR Jika IRR > tingkat discount rate yang berlaku maka rencana bisnis layak untuk dilaksanakan; dan Jika IRR > tingkat discount rate yang berlaku, maka rencana bisnis tidak layak untuk dilaksanakan. 3) Net Benefit - Cost Ratio (Net B/C) Merupakan manfaat bersih tambahan yang diterima proyek dari setiap satuan biaya yang dikeluarkan (Kadariah et al., 1999). , 24 dengan kriteria: Jika Net B/C≥1, maka NPV>0 artinya proyek layak untuk dilanjutkan; dan Jika Net B/C< 1, maka proyek supaya ditolak, artinya proyek tidak layak untuk dilanjutkan. 4) Payback period (periode pengembalian) Jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal (Kadariah et al., 1999). , dimana: PP = payback period 3.5 Analisis Data 3.5.1 Analisis konstruksi Analisis data desain konstruksi cantrang dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan analisis perbandingan antara hasil pengukuran terhadap konstruksi cantrang di PPN Brondong dengan standar bentuk baku pukat tarik cantrang SNI 01-7236 - 2006. Kriteria perbandingan meliputi: 1) Perbandingan konstruksi secara memanjang Perbandingan konstruksi secara memanjang yaitu perbandingan bagianbagian pukat mulai dari bagian sayap hingga bagian kantong. Unsur-unsur perbandingan konstruksi secara memanjang ini ditunjukkan pada Tabel 6; Tabel 6 Unsur perbandingan konstruksi cantrang secara memanjang Unsur perbandingan memanjang l/m l/b m/b a/b c/b d/b Sqr/b e/b f/b Keterangan unsur Standar SNI Perbandingan tali ris atas dengan tali ris bawah Perbandingan tali ris atas dengan panjang total jaring Perbandingan tali ris bawah dengan panjang total jaring Perbandingan panjang mulut jaring dengan panjang total jaring Perbandingan panjang sayap atas dengan panjang total jaring Perbandingan panjang sayap bawah dengan panjang total jaring Perbandingan medan jaring dengan panjang total jaring Perbandingan panjang badan jaring dengan panjang total jaring Perbandingan panjang kantong dengan panjang total jaring 0,890 - 1,035 0,935 - 1,090 0,970 - 1,130 1,095 - 1,275 0,535 - 0,625 0,535 - 0,625 0,340 - 0,395 0,050 - 0,060 25 2) Perbadingan secara melintang Perbandingan konstruksi secara melintang yaitu perbandingan bagian-bagian pukat kearah horizontal (lebar) mulai dari bagian sayap hingga bagian kantong terhadap setengah keliling mulut jaring. Unsur-unsur perbandingan konstruksi secara melintang ini ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 Unsur perbandingan konstruksi cantrang secara melintang Unsur perbandingan melintang g2/h g1/h h2/h h1/h i/h i1/h j/h j1/h Keterangan unsur Perbandingan lebar ujung depan sayap atas dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung belakang sayap atas dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung depan sayap bawah dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung belakang sayap bawah dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung depan badan dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung belakang badan dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung depan kantong dengan setengah keliling mulut jaring Perbandingan lebar ujung belakang kantong dengan setengah keliling mulut jaring Standar SNI 0,535 - 0,625 0,935 - 0,840 0,535 - 0,625 0,725 - 0,840 1 0,160 - 0,185 0,070 - 0,080 0,070 - 0,080 Hasil analisis perbandingan konstruksi ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Grafik yang digunakan didapatkan melalui pengolahan data dengan Microsoft Excel 2007. Tampilan grafik yang digunakan adalah Chart Radar. 3.5.2 Analisis teknis operasional Analisis teknis operasional mencakup kajian mengenai metode operasional, mekanisme pembagian tugas ABK, dan daerah penangkapan ikan. Analisis operasional ini menggunakan analisis deskriptif. 3.5.3 Analisis finansial Analisis finansial dilakukan terhadap usaha perikanan cantrang KM. Semi Jaya. Analisis finansial ini dilakukan pada beberapa kriteria seperti pendapatan usaha dan kriteria investasi dengan metode perhitungan seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Analisis ini digunakan untuk menilai kelayakan usaha yang dijalankan oleh nelayan cantrang tersebut.